Tugas 8 PROPASAL

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL

PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT SURYA WENANG INDAH


MANADO

Oleh:
Heinati Gabryella Militia Tarima
Nim: 21 043 71

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI MANADO-JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI D IV AKUNTANSI KEUANGAN
TAHUN 2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latara Belakang


Perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu. Perolehan laba yang maksimal adalah
tujuan utama suatu perusahaan. Salah satu cara untuk mengukur kemajuan suatu perusahaan
adalah dengan melihat seberapa efektif dan efisien perusahaan melakukan kegiatan
operasinya, seberapa baik sistem pengendalian mengawasi kegiatan perusahaan, seberapa
baik laba perusahaan meningkat, dan sumber daya manusia yang memiliki keahlian,
pengetahuan, dan standar yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya
Kieso, Weygandt, dan Warfield mendefinisikan bahwa perusahaan dagang adalah
Perusahaan yang aktivitas utamanya membeli barang untuk dijual kembali. Kegiatan
Perusahaan dagang secara teratur akan melakukan pencatatan persediaan untuk mengontrol
jumlah barang dagangan yang tersedia untuk dijual dan mencatat jumlah barang dagangan
yang sudah terjual. Dalam perusahaan dagang, persediaan merupakan sumber daya yang
krusial karena kegiatan intinya adalah membeli dan menjual barang dagangan atau persediaan
tersebut. Dalam konteks bisnis, barang dagangan merujuk pada produk yang dibeli dari
pemasok tanpa mengalami proses perubahan atau modifikasi. Tujuan utama perolehan barang
ini adalah untuk dijual kembali kepada konsumen sebagai bagian dari aktivitas rutin
perusahaan dalam mencari keuntungan.
Jika tingkat kecurangan (fraud) dan kesalahan (error) dalam operasi perusahaan
rendah, suatu perusahaan memiliki pengendalian internal yang baik. Pengendalian internal
yang efektif juga ditunjukkan oleh fakta bahwa informasi yang diberikan kepada manajemen
tentang situasi perusahaan tepat dan akurat. Data perseediaan adalah contohnya, yang tidak
hanya harus akurat tetapi juga harus sesuai kondisi fisik barang yang tersedia. Apabila terjadi
perbedaan antara data laporan persediaan dengan jumlah barang secara fisik, maka hal ini
mengindikasikan pengendalian internal persediaan dalam perusahaa tersebut tidak berjalan
efektif. Oleh karena itu, diperlukan investigasi lebih lanjut untuk mengatasi masalah
tersebut.
Suatu perusahaan memiliki transaksi-transaksi yang berbeda-beda dalam setiap
departemennya. Oleh karena itu sistem pencatatan dalam suatu perusahaan juga berbeda-beda
sesuai dengan jenis pencatatan transaksi yang dilakukannya. Dalam melakukan pencatatan
atas transaksitransaksi tersebut harus diawasi sedemikian rupa untuk menghindari adanya
kesalahan dalam kegiatan pencatatan. Selain itu, informasi yang dicatat juga harus sesuai
dengan kenyataan yang terjadi. Oleh karena itu dalam melakukan kegiatan perusahaan seperti
pencatatan informasi atau transaksitransaksi suatu perusahaan harus dipantau dan diawasi
dengan pengendalian internal yang ditujukan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak
diinginkan oleh manajemen perusahaan.
Sistem pengendalian internal barang dagang merupakan serangkaian prosedur dan
kebijakan yang dirancang untuk melindungi aset perusahaan, memastikan akurasi pencatatan,
dan meningkatkan efisiensi operasional. Tujuan utama sistem pengendalian internal barang
dagang adalah mencegah terjadinya penyimpangan, pencurian, atau kesalahan dalam
pengelolaan barang.
Persediaan rentan terhadap kerusakan, pencurian, dan kesalahan penginputan data
yang mungkin disebabkan oleh kelalaian karyawan. Dengan menerapkan pengendalian
internal secara ketat, diharapkan seluruh operasional perusahaan dapat berjalan efisien untuk
mencapai profit maksimal. Hal ini tidak hanya menjamin bahwa semua kegiatan operasional
berjalan sesuai prosedur dengan baik, tetapi juga memastikan bahwa aspek keuangan
perusahaan dapat termonitor dengan baik. Secara prinsip, tujuan dari penerapan pengendalian
intern adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas unit perusahaan. Jika pengendalian
intern tidak optimal, ada risiko terjadinya pemborosan sumber daya yang pada akhirnya dapat
mengurangi tingkat keuntungan perusahaan.
PT. Surya Wenang Indah Manado merupakan Perusahaan dagang yang bergerak
dalam bidang distributor makanan dan minuman. Perusahaan ini sering mengalami masalah
dalam persediaan barang dagang, dimana terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan,
kehilangan dan juga rentan terhadap kerusakan barang ataupun tindakan penyimpangan
lainnya. Tidak menutup kemungkinan dalam hal ini juga dapat menimbulkan fraud atau
kecurangan pada perusahaan. Maka dengan adanya pengendalian internal terhadap
persediaan, diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perusahaan. Karena dengan
adanya pengendalian internal tersebut tentunya akan menekan terjadinya kesalahan ataupun
penyelewengan yang dilakukan dari karyawan yang ada diperusahaan. juga disamping itu
dengan adanya pengendalian internal Perusahaan akan berjalan sesuai dengan prosedur yang
telah dirancang.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang pada PT. SURYA
WENANG INDAH MANADO
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini
yaitu :
1. Bagaimana efektivitas pengendalian internal persediaan barang dagang pada PT.
SURYA WENANG INDAH MANADO
2. Apakah pengendalian internal persediaan barang dagang pada PT. SURYA
WENANG INDAH MANADO sudah efektif?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dan maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas
pengendalian internal persediaan barang dagang pada PT MULTI NABATI SULAWESI-
BITUNG

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Perusahaan
 Penelitian ini dapat memberikan evaluasi dan masukan yang bermanfaat bagi
perusahaan mengenai pengendalian internal padapersediaan barang dagang
yang diterapkan oleh perusahaan.
 Hasil dari penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan
dalam melindungi aset persediaan.
2. Bagi Politeknik Negeri Manado
 Memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dibidang
akuntansi, auditing, dan manajemen operasional, dimana temuan dari
penelitian ini dapat memperkaya ilmu dan menjadi dasar untuk penelitian
lebih lanjut.
 hasil penelitian dapat digunakan untuk menyempurnakan kurikulum
pendidikan, terutama pada program studi akuntansi, manajemen, atau bidang
terkait lainnya, sehingga kurikulum dapat disesuaikan dengan perkembangan
terkini dalam praktik pengendalian internal persediaan barang dagang.
 Temuan penelitian juga dapat dimanfaatkan sebagai materi pembelajaran yang
aktual dan kontekstual bagi mahasiswa, dimana kasus-kasus nyata yang
ditemukan dalam penelitian dapat memperkaya pemahaman mahasiswa
tentang penerapan teori dalam dunia nyata.
3. Bagi Penulis
 memperdalam pengetahuan dan pemahamannya terkait topik pengendalian
internal persediaan barang dagang, karena proses penelitian, pengumpulan
data, analisis, dan penarikan kesimpulanakan memperkaya wawasan penulis.
 penelitian ini juga memberikan kesempatan bagi penulis untuk
mengembangkan keterampilan, seperti merancang metodologi,
mengumpulkan dan menganalisis data, serta menyajikan temuan secara
sistematis dan logis.
 Penelitian ini menjadi wadah bagi penulis untuk mengasah kemampuan dalam
menerapkan metode penelitian yang tepat dan menyelesaikan penelitian secara
mandiri. Pengalaman ini menjadi modal berharga bagi penulis untuk
melanjutkan studi atau membangun karir di bidang penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengendalian Internal


2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal merupakan serangkaian aturan dan langkah-langkah
yang bertujuan untuk mengamankan harta perusahaan dari berbagai bentukpenyalahgunaan,
Memastikan keakuratan data akuntansi perusahaan dan Menjamin kepatuhan seluruh personel
terhadap regulasi hukum dan kebijakan manajemen yang berlaku. Sistem ini dirancang untuk
melindungi kepentingan perusahaan, menjaga integritas informasi keuangan, dan memastikan
operasional berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan kata lain, pengendalian
internal adalah mekanisme yang diterapkan perusahaan untuk mencegah kerugian, menjamin
keandalan data keuangan, dan memastikan seluruh karyawan mematuhi aturan yang berlaku
dalam menjalankan operasional perusahaan (Hery 2015:159)
Pengendalian internal adalah serangkaian prosedur yang diimplementasikan oleh
manajemen dengan tujuan untuk memastikan bahwa pengendalian internal membantu
perusahaan mencapai sasaran-sasarannya. terutama dalam hal meningkatkan efisiensi dan
efektivitas operasional perusahaan, melindungi asset perusahaan dari tindakan
penyelewengan oleh karyawan seperti penggelapa atau penyalahgunaan aset untuk
kepentingan pribadi yang dapat merugikan perusahaan, menjamin tersedianya informasi yang
akurat dan sesuai fakta sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan, memastikan
keandalan pelaporan keuangan perusahaan, memastikan kepatuhan perusahaan terhadap
peraturan dan hukum yang berlaku, baik peraturan internal maupun hukum Negara
(TMBooks 2017).

2.1.2 Tujuan Pengendalian Internal


Menurut COSO (Committee Of Sponsoring Organization) pengendalian internal
memiliki 3 tujuan utama yaitu :
 Efektivitas dan Efisiensi Operasi
Dimana memastikan apakah operasi perusahaan berjalan secara efektif dan
efisien, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan kinerja operasional
serta melindungi aset dari kerugian atau penyalagunaan.
 Keandalan Pelaporan Keuangan (Financial Reporting)
Menjamin keakuratan dan keandalan dalam laporan keuangan, memastikan
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, memberikan
informasi keuangan yang dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan, serta
mencegah kesalahan dalam penyajian laporan keuangan.
 Kepatuhan terhadap Hukum dan Peraturan yang berlaku
Memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang relevan,
meminimalkan resiko sanksi hukum, menjaga reputasi organisasi serta mendorong
etika bisnis dan intergritas dalam operasi.

2.1.3 Unsur-Unsur Pengendalian Internal


Menurut Mulyadi (2018:130) unsur pokok sistem pengendalian internaada 4 unsur,
yaitu :
1. Struktur organisasi
yang memisahkan tanggung jawab dan wewenang secara tegas. Struktur organisasi
adalah kerangka kerja yang menetapkan pembagian tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk menjalankan aktivitas inti
perusahaan.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
Dalam struktur organisasi, setiap transaksi hanya terjadi setelah mendapatkan
persetujuan dari pejabat yang memiliki kewenangan untuk menyetujuinya. Oleh
karena itu, perlu diterapkan sistem yang mengatur pembagian kewenangan untuk
memberikan otorisasi atas pelaksanaan setiap transaksi dalam organisasi.
3. Praktik yang sehat
Jika tidak ada langkah-langkah yang memastikan praktik yang sehat dalam
pelaksanaannya, pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang serta
prosedur pencatatan yang sudah diterapkan tidak akan berjalan dengan efektif.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Unsur penting dalam pelaksanaan pengendalian internal yang efektif terletak pada
ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan integritas tinggi.
Karyawan yang terampil dan beretika akan meminimalkan kebutuhan penerapan
mekanisme pengawasan yang ketat, namun demikian perusahaan masih dapat
menghasilkan laporan keuangan yang terpercaya dan akurat.

2.2 Persediaan
2.2.1 Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar yang diperoleh perusahaan dengan tujuan untuk
dijual dalam kegiatan usaha normal, atau digunakan sebagai bahan baku dalam proses
produksi barang yang kemudian akan dijual, ataupun berbentuk bahan atau perlengkapan lain
yang akan dimanfaatkan dalam proses produksi atau penyediaan jasa. Informasi mengenai
persediaan, yang merupakan komponen asset lancar, sangat penting bagi pihak manajemen.
Data ini digunakan untuk mengoptimalkan perolehan laba dan membuat keputusan yang tepat
agar jumlah persediaan selalu berada pada tingkat yang ideal, tidak berlebih maupun kurang.
persediaan adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan yang diperuntukkan untuk
memenuhi kebutuhan penjualan maupun operasional dalam siklus usaha normal perusahaan
(PSAK No.14 (2015:14.2).

2.2.2 Metode Pencatatan Persediaan


Dalam pencatatan persediaan barang dagang, terdapat 4 metode pencatatan
persediaan. dimana ini digunakan sesuai dengan jenis usaha, karakteristik barang, dan
pertimbangan lainnya pada perusahaan seperti dampak pajak atau penyajian laba yang stabil.
Metode pencatatan persediaan terdiri atas :
1) Metode Identifikasi Khusus (Specific Identification Method)
Mengidentifikasi biaya aktual dari masing-masing unit barang yang terjual
atau dimanfaatkan dalam proses produksi. Metode ini tepat diterapkan untuk barang-
barang bernilai tinggi atau barang yang memiliki ciri khusus sehingga dapat
diidentifikasi secara spesifik.
2) Metode FIFO (First In First Out)
Pada metode ini, diasumsikan bahwa barang yang pertama kali dijual atau
digunakan dalam produksi adalah barang yang pertama kali dibeli atau diproduksi.
Dengan demikian, biaya persediaan akhir periode adalah biaya dari pembelian atau
produksi yang terakhir dilakukan. Metode ini searah dengan aliran fisik normal
persediaan, di mana barang yang lebih dulu masuk akan dikeluarkan terlebih dahulu.
Selain itu, metode FIFO juga menyajikan nilai persediaan akhir yang mendekati biaya
penggantian terkini di pasaran.
3) Metode LIFO (Last In First Out)
Pada metode ini, barang yang dijual atau digunakan dalam produksi adalah
barang yang terakhir dibeli atau diproduksi. Akibatnya, biaya persediaan akhir
periode adalah biaya dari pembelian atau produksi yang lebih dahulu dilakukan.
4) Metode Rata-Rata (Average Cost)
Dalam metode ini, biaya per unit dihitung dengan menjumlahkan seluruh
biaya untuk barang serupa yang tersedia, baik dari persediaan awal maupun
pembelian/produksi selama periode berjalan, kemudian membaginya dengan total unit
yang tersedia.

2.2.3 Pengendalian Internal Persediaan Barang


Melindungi persediaan dari kerusakan, pencurian, kehilangan dan memastikan catatan
atas persediaan akurat sesuai dengan kondisi fisik yang sebenarnya. Terdapat langkah-
langkah pengendalian internal atas persediaan barang dagang :
a. Melakukan pemisahan tugas pada bagian order barang dengan bagian penerimaan
barang.
b. Pada surat permohonan pembelian barang harus disetujui oleh atasan atau
pimpinan yang berwenang.
c. Perusahaan harus mengotorisasikan manajemen terhadap order penjualan yang
masuk.
d. Tempat penyimpanan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menyimpan persediaan
harus bersifat aman agar terhindar dari kehilangan, kebakaran ataupun kerusakan.
e. Pencatatan persediaan harus sesuai dengan jenis barang yang dijual dalam
perusahaan.
f. Proses pengiriman barang atau persediaan yang dilakukan oleh perusahaan kepada
konsumen harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
g. Perusahaan harus melakukan stock opname dimana untuk mengecek atau
membandingkan apakah persediaan sudah sesuai dengan pencatatan ataupun fisik
persediaan.
h. Perusahaan harus melakukan internal audit untuk mencocokkan setiap persedian
barang yang keluar apakah sesuai dengan kartu stok dokumen pengeluaran
persediaan lainnya.
i. Mengecek atau memastikan apakah barang yang diterima sesuai dengan order
pembelian barang.
j. Perusahaan harus memastikan pada bagian manajemen, apakah setiap persediaan
digudang sudah dicatat sebagaimana pada laporan neraca periode tertentu.
k. Manajemen juga harus memastikan apakah catatan pada laporan neraca
merupakan milik perusahaan atau bukan milik orang lain. Manajemen juga
bertugas untuk melakukan perencanaan persediaan stok barang, dimana untuk
menghindari kehabisan stok pada saat melakukan penjualan ke konsumen.

2.3 Efektivitas
2.3.1 Pengertian Efektivitas
Efektivitas adalah kemampuan suatu langkah atau program untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara efisien. Dalam dunia bisnis atau manajemen,efektivitas sering
dinilai dari sejauh mana suatu kegiatan atau strategi dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Selain itu, efektivitas juga mencerminkan tingkat keberhasilan dalam mencapai
hasil yang diinginkan.
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana kegiatan
manajemen dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan baik. Mengelola
persediaan barang jadi secara efektif merupakan kegiatan penting yang harus selalu
dilakukan, karena pengelolaan persediaan yang baik akan menghasilkan pendapatan
maksimum bagi perusahaan. Setiap usaha, khususnya perusahaan manufaktur, pasti memiliki
persediaan, baik itu bahan baku, barang setengah jadi, maupun barang akhir. Persediaan dapat
didefinisikan sebagai sejumlah barang yang harus disediakan perusahaan di lokasi tertentu
untuk memenuhi kebutuhan produksi atau penjualan (Kasmir, 2010:264).
Berdasarkan jurnal akuntansi, efektivitas diartikan sebagai Tingkat keberhasilan
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
secara maksimal. Dalam bidang akuntansi, efektivitas merujuk pada kemampuan sistem
akuntansi untuk menghasilkan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu guna
mendukung proses pengambilan Keputusan manajemen.
Efektivitas dapat didefinisikan berdasarkan :
1. Tingkat pencapaian tujuan, mengukur sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan
dapat tercapai.
2. Tingkat penggunaan sumber daya menunjukkan seberapa efisien sumber
daya dimanfaatkan untuk mencapai tujuan.
3. Kualitas hasil menggambarkan seberapa baik hasil yang diperoleh memenuho kriteria
yang diinginkan.

2.3.2 Faktor-Faktor Efektivitas


Banyak faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas, yaitu diantaranya :
1. Kepemimpinan
Pemimpin yang efektif mampu memotivasi dan menginspirasi timnya untuk bekerja sama
dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Komunikasi
Komunikasi yang baik sangat penting untuk memastikan seluruh pihak memiliki persepsi
yang sama dan bekerja dengan tujuan yang sama.
3. Kerja Sama
Tim yang efektif dapat bekerjasama dengan baik serta saling mendukung dalam mencaapai
tujuan bersama.
4. Sumber Daya
Organisasi yang efektif memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mewujudkan
tujuannya, termasuk keuangan, sumber daya manusia, dan teknologi.
5. Budaya Organisasi
Budaya organisasi yang positif dapat mendorong efektivitas dengan menciptakan lingkungan
kerja yang mendukung dan kolaboratif.

2.3.3 Tujuan Efektivitas


Efektivitas berfokus pada pencapaian hasil terbaik dengan memanfaatkan sumber
daya secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan :
1. Meningkatkan Kinerja
2. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

3. Meningkatkan Motivasi dan Semangat Kerja


4. Mengurangi Biaya
5. Meingkatkan Kualitas Produk dan Layanan
6. Meningaktkan reputasi dan citra organisasi

2.4 Penelitian terdahulu


Dalam melakukan penelitian, penulis mereferensikan beberapa penelitian terdahulu
sehingga dapat terselesaikannya proposal ini. Berikut beberapa penelitian terdahulu.

No Penelitian dan Judul Metode Analisis Hasil


Tahun Penelitian(Kesimpulan)

1 FannyAngkasa, Analisis Metode Secara


Edison Sagala Pengendalian deskriptif keseluruhan
dan Intern kualitatif dalam lingkungan
Elidawati(2019) Persediaan pengendalian
Barang berupa prosedur
Dagang Pada yang
Pt. Panca ditetapkan oleh
Kurnia Niaga perusahaan telah
Nusantara berjalan cukup
Medan efektif namun
masih
terdapat beberapa
karyawan masih
kurang teliti
dalam melakukan
pekerjaannya.
2. Penilaian
resiko pada
PT.Panca Kurnia
Niaga Nusantara
Medan belum
berjalan
dengan efektif
karena masih
terdapat
selisih stok pada
saat melakukan
stock opname.
3. Aktivitas
pengendalian
pada perusahaan
ini sudah cukup
baik namun
program
yang digunakan
dalam membantu
pengendalian
persediaan barang
dagangan masih
dapat mengalami
error
sewaktu-waktu
sehingga
diperlukan
pencatatan secara
manual di excel.
4. Aktivitas
pengendalian
pada perusahaan
ini sudah cukup
baik namun
program
yang digunakan
dalam membantu
pengendalian
persediaan barang
dagangan masih
dapat mengalami
error
sewaktu-waktu
sehingga
diperlukan
pencatatan secara
manual di excel.
5. Pemantuan
persediaan barang
dagangan
pada perusahaan
ini belum berjalan
cukup baik karena
karyawan masih
kesulitan dalam
memantau
persediaan yang dibagi
menjadi 2 lokasi
penyimpanan
barang.
Saran
Adapun saran
yang dapat
diberikan
berdasarkan
penelitian yang
dilakukan oleh
peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan
seharusnya
memberikan
pelatihan kepada
karyawan untuk
meningkatkan
ketelitian dan
kinerja
karyawan.
2. Perlu
dilakukannya
pemisahan tugas
antara karyawan
yang menerima
barang
dengan karyawan
yang melakukan
pengeluaran
barang untuk
menghindari
penyelewengan.
3. Perlu dilakukan
maintenance atau
upgrade program
untuk
meminimalisir
terjadinya error.
Apabila program
telah
berjalan lancar
tanpa terjadi error
maka pencatatan
persediaan secara
manual
kedalam excel
seharusnya
ditiadakan.
Hal ini
dikarenakan
pencatatan data secara
berulang-
ulang dapat memboros
sumber daya
manusia yang
seharusnya
dapat
dimanfaatkan
untuk hal yang
lain.
4. Perusahaan
sebaiknya tetap
mengontrol
penerimaan dan
pengeluaran
persediaan
barang dagangan
dengan
mencocokkan
bukti pendukung
atas transaksi
tersebut
meskipun
prosedur ini telah
dilakukan
dengan baik oleh
karyawan. Hal ini
bertujuan agar
pengendalian
internal ini
tetap berjalan
dengan baik.
2 Dearma Sariani Analisis Metode Pelaksanaan
Sinaga, Pengendalian deskriptif pengendalian
Julhendri Internal Atas kualitatif internal
Sinaga, Thetty Persediaan persediaan
Intan Maharani Barang Dagang dagangan yang
(2021) pada Pt. Kimia diterapkan oleh
Farma Medan PT.
Kimia Farma
telah efektif.
Kesimpulan ini
didukung oleh
hal-hal berikut ini: 1)
Unsur-unsur pengendalian
internal persediaan yang
efektif yaitu: a)
Lingkungan
pengendalian
telah
memadai dengan
adanya falsafah
manajemen,gaya operasi
sentralisasi,
struktur
organisasi
berbentuk lini
dengan uraian
tugas, wewenang
dan tanggung
jawab yang jelas,
terdapat komite
audit dipusat,
berlakunya
praktek dan
kebijakan
karyawan,
pertimbangan
pengaruh
eksternal
terhadap
competitor dan
peraturan
pemerintah.
Kelemahan yang
ada yaitu fungsi
auditor
internal yang
dirangkap oleh
supervisior
keuangan &
akuntansi dalam
keseharian
aktivitas
perusahaan
sehingga tidak
independen,
juga tidak adanya
pemisahan fungsi
antara
penerimaan dan
penyimpanan
barang; b)
Penilaian risiko
yang cukup
memadai dengan
dilakukannya
perubahan lingkungan
operasi,
sistem informasi
dan keputusan
akuntansi jika
diperlukan, terus
mengikuti
pertumbuhan
yang
pesat dengan
adanya focus
produk baru dan
pengusahaan
teknologi yang
baru. Adanya
rektuskturasi
perusahaan dan
prosedur
perekrutan
karyawan baru; c)
Informasi dan
komunikasi telah
memadai, dengan
adanya
komunikasi yang
baik antara atasan
dengan
bawahan, pihak
perusahaan
dengan pihak
lain.
Penyajian
informasi yang
cukup detail dan
segera mungkin
dikomunikasikan
untuk tindak
lanjut akan
penyelesaian
yang terbaik: d)
Aktivitas
pengendalian
telah memadai
denga
adanya
pemisahan tugas yang
memiliki
otorisasi
transaksi atas
wewenang
masing-masing:
e)Pemantauan
dilakukan
langsung oleh
manajer
bisnis apotek
mengenai
pelaksanaan
metode- metode dan
prosedur-prosedur
dalamperusahaan
juga auditor
internal terhadap
terpenuhinya
unsur-unsur
pengendalian
internal
dalam
perusahaan: 2)
Pengendalian
internal atas
persediaan yang
efektif.
3 Rika Regina Analisis Metode masih adanya
(2020) Pengendalian deskriptif karyawantoko
Internal Atas kualitatif yang
Persediaan tidak
Barang menjalankan
Dagang Pada tugasnya dengan
Toko Alfamart baik sehingga
dapat
menghambat pada
proses
pengendalian
internal atas
persediaan
barang. Solusi
yang dilakukan
toko terhadaphal
tersebut
yaitu dengan
dilakukannya
briefing setiap
pagi oleh pejabat
toko.

2.5 Kerangka Berpikir


Kerangka pemikiran yang peniliti kemukakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
bentuk bagan sebagai berikut.
Indikator Pengendalian Internal
X Y

Internal Control Efektivitas Pengelolaan


Persediaan

Lingkuangan Penelitian

Penilaian Resiko

Aktivitas Pengendalian
Informasi & Komunikasi

Pemantauan BAB III


METODOLOGI PENELITIAN

Metode perancangan yang akan digunakan untuk rencana penyusunan tugas akhir
tidak dibatasi tapi kurang lebih mencakup bagian-bagian berikut.

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian kualitatif merupakan metode yang bertujuan untuk memahami fenomena
secara mendalam dan menyeluruh, dan sudut pandang subjek penelitian (Moleong, 2017).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Kualitatif. Fokus penelitian ini
adalah analisis data, pemeriksaan menyeluruh terhadap pengendalian internal PT Multi
Nabati Sulawesi-Bitung terutama yang berkaitan dengan persediaan barang dagang, dan
penyimpulan hasil penelitian yang dilakukan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian in dilakukan di PT Multi Nabati Sulawesi Bitung yang beralamatkan di
Paceda, Kec. Madidir, Kota Bitung, Sulawesi Utara. untuk memperkuat proses penelitian
dengan berinteraksi langsung dengan karyawan kantor. Waktu penelitian dilakukan kurang
lebih 3 bulan.

3.3 Sumber Data


Dalam penelitian ini menggunakan metode
1. Data Primer yakni informasi yang diperoleh secara langsung melalui wawancara
kepada pihak pengelola gudang yang mengatur persediaan barang dagang. Serta data
yang diolah dari perusahaan seperti dokumen-dokumen PO, Picklist form dan DO
yang memperkuat penelitian di PT. Suya Wenang Indah Manado
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti, melalui
pengambilan langsung di lapangan yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti
(Putong & Tangon, 2022).
2. Data Sekunder dimana data yang dikumpulkan dari buku-buku dan jurnal penelitian
yang digunakan sebagai referensi saat menulis penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Peneliti menggunakan metode pengumpulan data untuk mendapatkan
sejumlah informasi yang mendukung proses penelitian tentang masalah yang akan diselidiki.
Dalam kasus ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan
data yang diperlukan untuk penelitian adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Dalam penelitian ini, penulis membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu dan
kemudian dilakukan wawancara langsung dengan pihak Perusahaan khususnya bagian
gudang, untuk mengetahui lebih jelas bagaimana proses persediaan barang dagangan
yang terjadi di PT Surya Wenang Indah Manado.
2. Metode Observasi
Menurut sugiono (2018:229) observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan Teknikyang lain. dalam
metode ini peneliti melakukan pengamatan langsung di lokasi atau perusahaan yang
dijadikan objek penelitian. Dalam kasus ini, PT. Surya Wenang Indah Manado adalah
lokasi pengamatan langsung. memperhatikan perilaku dan memantau apakah
persediaan barang dagang sudah dapat diandalkan atau tidak dan bagaimana cara
penerapannya. Hasil observasi dapat berupa teks, gambar, foto, video dan rekaman
suara.

3.5 Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini, Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif. Metode
deskriptif adalah metode mengolah dan menganalisis data dan informasi yang dikumpulkan
dalam proses wawancara mengenai efektivitas pengendalian nternal persediaan barang
dagang untuk menjawab pertanyaan penelitian dan memecahkan masalah yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. A., Beasly, A. A., & Hermanson, D. R. (2019). Auditing: An Integrated


Approach (16th ed.). Pearson Prentice Hall.

Dearma Sariani Sinaga, Julhendri Sinaga, Thetty Intan Maharani “Analisis


Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang Dagang Pada Pt. Kimia Farma Medan”

Fanny Angkasa, Edison Sagala dan Elidawati “Analisis Pengendalian Intern


Persediaan Barang Dagang Pada Pt. Panca Kurnia Niaga Nusantara Medan”

Kieso, D.E., Weygandt, J.J., & Warfield, T.D., 2018, Intermediate Accounting:
IFRS Edition, 3rd Edition, New Jersey: John Wiley & Sons

Moleong. (2017). Penelitian Kualitatif. Menurut Moleong, 2017(6),6.

Putong, G. J. T. I. H., & Tangon, J. N. (2022). Implementasi ISAK No. 35 Atas


Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba (Studi Kasus
pada GMIM Bethesda Tatelu) Jurnal Kewarganegaraan, 6(2).

Anda mungkin juga menyukai