LP Anc
LP Anc
LP Anc
N DENGAN DIAGNOSA
MEDIS NAUSEA DI RUANG KIA PUKESMAS
PANARUNG PALANGKA RAYA
Disusun Oleh :
Welsha
2022-01-14201-095
Nama : Welsha
NIM : 2022-01-14201-095
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul ”Asuhan Keperawatan antenatal care pada Ny. N
dengan diagnosa medis nausea di ruang KIA Pukesmas Panarung Palangka Raya”
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3
2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT……………………………………………3
2.1 Definisi…………….…………………………………………………..……..4
2..2 Etiologi………………………………………………………………..……..5
2.3 Klarifikasi………………………………………………………………....…6
2.4. Manifestasi Klinis………………………………………………………..….7
2.5 Patofisiologi(WOC)………………………………………………………….8
2.6. Penatalaksanaan Medis…………………………………………………..….9
2.7. Pemeriksaan Penunjang………………………………………………….…10
2.8 Komplikasi……………………………………………………...……….….11
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN TEORI……………………………………..12
2.1 Pengkajian……………………………………………………………………13
2.2 Diagnosa Keperawatan………………………………………………………14
2.3 Intervensi…………………………………………………………………….15
2.4 Implementasi…………………………………………………………………16
2.5 Evaluasi………………………………………………………………………17
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN………………………………………….18
3.1 Pengkajian……………………………………………………………………19
3.2 Diagnosa Keperawatan………………………………………………………20
3.3 Intervensi……………………………………………………………………..21
3.4 Implementasi Dan Evaluasi…………………………………………….…….22
BAB 4 PENUTUP………………………………………………………………..23
4.1 Kesimpulan
…………………………………………………………………..24
4.2 Saran……………………………..…………………………………………..18
DAFTAR FUSTAKA
Lampiran ……………………………………………………………………….20
Sap……………………………………………………………………………….21
Leflet……………………………………………………………………………..22
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1.2 Etiologi
Mual muntah dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
a. Gangguan GI track
Adanya agen yang menyerang atau mengiritasi lapisan lambung,
seperti infeksi bakteri H. Pylori, gastroentritis, keracunan makanan,
agen iritan lambung (alkohol, rokok, dan obat NSAID). Penyakit
peptic ulcer dan GERD juga dapat menyebabkan mual muntah.
2.1.3 Klasifikasi
a. Regurgitasi sifatnya pasif, aliran retrograde isi esofagus ke dalam
mulut.
Regurgitasi terjadi dengan gastroesophageal reflux atau penyumbatan
esofagus.
b. Ruminasi gangguan makan yang sering dibingungkan dengan kondisi
muntah. Ruminasi terjadi berulang-ulang setelah makan, tidak diawali dengan
mual, dan tidak terkait dengan fenomena fisik biasanya yang menyertai muntah.
c. Dispepsia nyeri kronis atau berulang atau ketidaknyamanan yang
berpusat di perut bagian atas. Dispepsia dapat diklasifikasikan menjadi dispepsia
struktural (berhubungan dengan asam) dan fungsional (terkait dismotilitas).
Dispepsia fungsional pada pasien kanker disebut sindrom dispepsia yang terkait
kanker (cancer-associated dyspepsia syndrome), ditandai dengan mual, cepat
kenyang, merasa penuh post-prandial, dan nyeri.
2.1.4 Manifestasi Klinis
Muntah umumnya didahului oleh rasa mual (nausea) dan memiliki tanda-
tanda seperti: pucat, berkeringat, air liur berlebihan, takikardi, pernafasan tidak
teratur, rasa tidak nyaman, sakit kepala. Jika mual muntah berlangsung terus-
menerus maka akan mengakibatkan berat badan menurun, demam, dehidrasi.
Gejala muntah juga tergantung pada beratnya penyakit pasien mulai dari muntah
ringan sampai parah.
Tanda dan gejala nausea dan vomiting antara lain:
1. Keringat dingin
2. Suhu tubuh yang meningkat
3. Nyeri perut
4. Akral teraba dingin
5. Wajah pucat
6. Terasa tekanan yang kuat pada abdomen dan dada
7. Pengeluaran saliva yang meningkat
8. Bisa disertai dengan pusing
2.1.5 Patofisiologi(WOC)
2.1.6 Penatalaksanaan medis
Antisipasi mual atau muntah pada pasien terapi kanker dengan memberi
profilaksis antiemetik.
Terapi farmakologi
a. Antasida
Dapat diberikan dalam dosis tunggal atau kombinasi, terutama yang mengandung
magnesium hydroxide, aluminum hydroxide, calcium carbonate Kerjanya yaitu
dengan membantu menetralisasi asam lambung. Dosis untuk membantu
memulihkan mual dan muntah akut atau intermitten yaitu 15 sampai 30 mL dari
produk dengan dosis tunggal atau kombinasi.
b. Antihistamine-Antikolinergik
c. Butyrophenones
d. Kortikosteroid
Tapi farmakologis muntah pada bayi dan anak adalah sebagai berikut:
1. Antagonis dopamin
a) Pemeriksaan laboratorium
b) Darah lengkap
Hemoglobin (HB)
Hematrokrit (Ht)
Trombosit
Pemeriksaan darah lengkap tentu saja juga melibatkan pemeriksaan sel darah
merah. Fungsi sel darah merah adalah membawa oksigen dan nutrisi lain ke
seluruh tubuh. Tingkat sel darah merah yang tidak normal, terlalu sedikit atau
terlalu banyak, adalah pertanda penyakit tertentu. Misalnya, anemia, perdarahan,
kekurangan cairan atau dehidrasi, dan penyakit lain.
Tingkat sel darah putih yang tidak normal, kemungkinan adalah gejala terjadinya
infeksi, gangguan sistem kekebalan tubuh, bahkan mungkin kanker darah
(leukemia). Untuk memastikan, umumnya akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui jenis sel darah putih yang abnormal.
2.1.8 Komplikasi
1. Dehidrasi. Pada saat muntah, maka isi perut yang kebanyakan adalah cairan
akan keluar, sehingga membuat tubuh kehilangan cairan yang tadinya penting
untuk berperan dalam homeostasis. Dehidrasi ini akan berimplikasi hipovolemik
pada tubuh, kulit kering, rasa haus, lemas, anak gelisah. Bila berat dapat terjadi
napas cepat, tekanan darah turun, gangguan jantung, kejang, penurunan
kesadaran, bahkan dapat mengancam jiwa.
b. Istirahat tidur
Klien dapat tidur terlentang, miring ke kanan/kiri tergantung pada letak
punggung janin, klien sulit tidur terutama kala I-IV.
c. Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas
ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak membuat klien cepat lelah atau
capek.
d. Eliminasi
Adanya perasaan sering/ susah kencing selama kehamilan dan proses
persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
e. Personal hygiene
Menjaga kebersihan tubuh. Baju hendaknya yang longgar dan mudah
dipakai, sepatu/alas kaki tidak menggunakan yang tinggi.
f. Seksual
terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual/fungsi
dari sex yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
2.2.4 Implementasi
Pemantauan Kondisi Pasien
1. Mencatat intensitas, frekuensi, dan faktor pemicu mual (misalnya,
setelah makan atau pemberian obat).
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas tindakan yang
diberikan. Hal-hal yang dievaluasi antara lain:
1. Apakah mual berkurang atau hilang setelah dilakukan intervensi?
2. Apakah pasien dapat makan dan minum dengan nyaman?
3. Adakah tanda-tanda dehidrasi atau komplikasi lain yang muncul?
Jika mual masih berlanjut atau memburuk, intervensi akan disesuaikan atau tim
medis akan dilibatkan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
BAB 4
Penutup
4.1 kesimpulan
Mual (nausea) adalah masalah umum yang sering dialami pasien dalam
berbagai kondisi klinis, seperti pasca-operasi, kehamilan, atau akibat pengobatan
tertentu seperti kemoterapi. Penanganan yang tepat sangat penting untuk
mencegah komplikasi seperti dehidrasi, gangguan nutrisi, dan penurunan kualitas
hidup.
Keperawatan memiliki peran penting dalam mengatasi mual melalui pendekatan
komprehensif, mulai dari pemantauan kondisi pasien, penerapan intervensi non-
farmakologis, hingga kolaborasi dalam pemberian obat antiemetik. Selain itu,
edukasi tentang pola makan dan hidrasi serta dukungan psikologis juga
berkontribusi dalam meningkatkan kenyamanan dan pemulihan pasien.
Dengan implementasi intervensi yang efektif dan evaluasi berkala, diharapkan
keluhan mual dapat ditangani dengan baik, sehingga pasien dapat kembali
menjalani aktivitas dengan lebih nyaman dan optimal.
4.2 Saran
1.Untuk Puskesmas
Menyediakan layanan edukasi bagi masyarakat tentang cara menangani mual
secara mandiri, terutama bagi ibu hamil dan pasien dengan penyakit kronis.
2..Untuk Tenaga Medis
Melakukan asesmen komprehensif untuk mengetahui penyebab mual dan
merencanakan intervensi yang tepat.
3. Untuk Mahasiswa Keperawatan dan Kedokteran
Mengembangkan pemahaman teoretis dan klinis terkait penanganan mual melalui
praktik langsung di lapangan.
DAFTAR FUSTAKA
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.