Kreativitas Guru Dalam Inovasi Pendidikan Di Indonesia
Kreativitas Guru Dalam Inovasi Pendidikan Di Indonesia
Kreativitas Guru Dalam Inovasi Pendidikan Di Indonesia
Nadia Oktaviani
Email: [email protected]
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Abstrak
Tujuan inovasi pendidikan adalah efisiensi, relevansi dan efektivitas mengenai sasaran
jumlah siswa sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya.
Menghargai kebudayaan nasional, lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan,
mengokohkan identitas dan kesadaran nasional, menumbuhkan masyarakat gemar belajar,
menarik minat peserta didik dan banyak menghasilkan lulusan yang benar-benar diperlukan
untuk berbagai bidang pekerjaan yang ada di kehidupan masyarakat. kreativitas yang sudah
bagus apalagi apabila guru sering memberikan motivasi kepada anak didiknya supaya lebih
sungguh-sungguh dalam belajarnya dan berprestasi. Disamping itu juga seorang guru harus
bisa menerima ide-ide siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan keilmuan yang
diajarkannya. Inovasi dalam pendidikan dibagi menjadi dua model, yaitu : (1) Top-down,
yaitu model inovasi pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai
pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan; seperti halnya inovasi pendidikan yang
dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional selama ini. (2) Bottom-up, yaitu model
inovasi yang berasal dan bersumber dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk
meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan arena yang tepat untuk mewujudkan cita-cita dan impian
masa depan, sehingga berbagai inovasi pendidikan perlu dilakukan. Inovasi pendidikan di
Indonesia perlu terus dilakukan, terutama dari segi proses pembelajaran, agar tercipta dunia
pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman. Pembelajaran pada dasarnya
merupakan upaya untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat
memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan kemajuan
teknologi yang sangat cepat, berbagai bidang kehidupan berubah dengan cepat pula. Maka
dari itu, guru yang kreatif dan inovatif di era digital seperti sekarang ini dapat mendidik,
membimbing siswa, sebagai teladan, inspirator, motivator bagi siswa dan sebagai fasilitator
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas (Supriadi, 2017: 128).
1
Kreativitas seorang guru dalam proses pembelajaran dikelas sangat diperlukan guna
menunjang pembelajaran yang menarik bagi anak didiknya. Keberhasilan siswa dalam
belajar ditentukan oleh seberapa kreatif seorang guru yang mengajarnya. Guru yang kreatif
akan senantiasa memberikan pengajaran yang membuat anak didiknya tertarik dan ingin
mendalami pada ilmu yang sedang diajarkan kepadanya. Sebagai seorang guru, tentunya
kita ingin mengatasi masalah-masalah yang ditemukan di kelas yang mana tujuannya
adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang kita lakukan yang pada akhirnya
mampu mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Guru yang inovatif, kreatif dan
produktif adalah guru yang selalu mencari dan menemukan hal-hal baru dan mutakhir
untuk kepentingan kualitas pembelajaran di kelas (Jannah, 2015: 28).
INOVASI PENDIDIKAN
Inovasi pendidikan adalah inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah
dalam pendidikan. Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar dalam memperbaiki aspek-
aspek pendidikan dalam praktiknya. Inovasi pendidikan dapat dilakukan dari berbagai
komponen, salah satunya melalui komponen sistem pembelajaran. Dalam inovasi
pembelajaran, tidak seluruhnya harus baru, namun harus ada bukti bahwa hasil inovasi
tersebut memiliki kelebihan dengan model sebelumnya. Jadi disini dibutuhkan kreativitas
guru, yang mana dalam hal ini guru memiliki kemampuan untuk membuat kombinasi-
kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data atau hal-hal yang
sudah ada sebelumnya. Kreativitas dapat pula kita lihat sebagai suatu proses dan hal ini
mungkin akan lebih esensial, yang memiliki ciri khas tertentu yang berbeda dengan model
pembelajaran sebelumnya (Jannah, 2015: 28).
Inovasi merupakan suatu hal atau suatu hasil karya pemikiran yang cemerlang
dengan bercirikan hal-hal baru. Inovasi dalam pendidikan misalnya untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi telah dikemukakan antara lain dengan usaha pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu, upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi, serta relevansi
pendidikan. Ada beberapa prinsip dalam melakukan inovasi pendidikan, yaitu (1) Inovasi
hanya dapat terjadi apabila mempunyai kemampuan analisis; (2) Inovasi dimulai dari hal
yang kecil; (3) Bersifat konseptual dan perseptual (bermula dari keinginan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang dapat diterima masyarakat); (4) Inovasi diarahkan
untuk menjadi pelopor dari suatu perubahan yang diperlukan (Rusdiana, 2014:48).
Tujuan inovasi pendidikan adalah efisiensi, relevansi dan efektivitas mengenai
sasaran jumlah siswa sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya.
Menghargai kebudayaan nasional, lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan,
mengokohkan identitas dan kesadaran nasional, menumbuhkan masyarakat gemar belajar,
menarik minat peserta didik dan banyak menghasilkan lulusan yang benar-benar diperlukan
untuk berbagai bidang pekerjaan yang ada di kehidupan masyarakat. Jika dikaitkan dengan
tujuan pendidikan Indonesia, maka inovasi dilakukan untuk mengejar ketertinggalan ilmu
2
pengetahuan dan teknologi secara global yang berjalan sangat cepat. Tujuan jangka panjang
yang hendak dicapai ialah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mencapai
berbagai tujuan pendidikan tersebut, harus dilakukan inovasi dari berbagai aspek.
Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, yaitu melalui
peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan pelatihan dan pendidikan (Jannah,
2015: 28).
Adapun masalah-masalah pendidikan yang secara sistematis dapat dipecahkan
dengan cara inovasi antara lain sebagai berikut: (1) kurang meratanya dalam akses
pendidikan; (2) kurang serasinya antara kegiatan belajar dengan tujuan; (3) belum efisien
dan ekonomisnya pendidikan; (4) belum efektif dan efisiennya sistem penyampaian; (5)
kurang lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan; (6) kurang dihargainya unsur
kebudayaan nasional; (7) belum kokohnya kesadaran, identitas, dan kebangsaan nasional;
(8) belum tumbuhnya minat belajar bagi masyarakat; (9) belum tersebarnya paket
pendidikan, yang memungkinkan mudah dicerna dan mudah diperoleh; (10) belum
meluasnya kesempatan kerja (pembuatan dan pemanfaatan teknologi komunikasi, software
dan hardware) (Hasbullah, 2015:250).
Berinovasi memerlukan manajemen sebagai bagian untuk melakukan proses
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi tujuan dan pencapaian tujuan
secara efisien, efektif termasuk di sini adalah melakukannya dengan cara etis dan melihat
inovasi dalam perspektif sistem bahwa setiap bagian dan elemen inovasi baik yang ada di
dalam maupun di luar organisasi saling bergantung. Inovasi dalam pendidikan dibagi
menjadi dua model, yaitu : (1) Top-down, yaitu model inovasi pendidikan yang diciptakan
oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan; seperti
halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional selama
ini. (2) Bottom-up, yaitu model inovasi yang berasal dan bersumber dari bawah dan
dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan
(Kadi, 2017: 149).
3
Inovasi yang dilakukan oleh guru dapat meningkatkan produktivitas sekolah dalam
menghasilkan siswa yang berkualitas. Semakin banyak inovasi yang dilakukan oleh guru,
maka semakin banyak pula hal-hal yang produktif yang dilakukan guru seperti persiapan
mengajar yang matang, persiapan ruangan belajar yang menarik serta mendukung
pembelajaran siswa, media yang menarik siswa untuk belajar lebih aktif, berkembangnya
kebijakan sekolah berkaitan dengan pembelajaran baik didalam kelas maupun diluar kelas
dan sebagainya. Kreativitas seorang guru dibutuhkan selama proses belajar mengajar
dikelas. Pembelajaran yang kreatif akan membuat siswa lebih tertarik dan bisa lebih
mengembangakan materinya dengan baik. Menstimulus siswa dalam pembelajaran supaya
lebih aktif merupakan suatu kreativitas yang sudah bagus, apalagi apabila guru sering
memberikan motivasi kepada anak didiknya supaya lebih sungguh-sungguh dalam
belajarnya dan berprestasi. Disamping itu juga seorang guru harus bisa menerima ide-ide
siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan keilmuan yang diajarkannya (Supriadi,
2017: 129).
Di era digital seperti ini guru dituntut untuk bisa mengembangkan teknik mengajar
pada dirinya dengan kreatif, inovatif dan menarik agar tidak monoton sehingga dalam
kegiatan belajar mengajar siswa dapat lebih cepat memahami materi yang telah dipelajari,
siswa tidak cepat bosan, siswa dapat mengembangkan kemampuan pada dirinya dengan
baik. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Selain itu guru
juga harus bisa memahami terlebih dahulu materi yang akan diajarkan ke siswa dan
menentukan metode yang sesuai dengan materi. Guru dapat memanfaatkan fasilitas sarana
dan prasarana sekolah untuk penunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Menciptakan media pembelajaran yang menarik dan mudah diakses siswa untuk
mengembangkan kreativitas dan keterampilan dapat dilakukan guru. Setelah menerapkan
media pembelajaran yang telah dibuat, guru dapat menganalisis permasalahan dan
pemahaman pada siswa apakah sudah mencapai titik minimal dan maksimal dalam sebuah
pembelajaran (Kadi, 2017: 150).
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia di Indonesia, guru
dapat mengakses dan memanfaatkan teknologi digital maupun aplikasi pendidikan berbasis
internet pada saat pembelajaran. Namun sebelum memanfaatkan sistem pembelajaran
digital terlebih dahulu guru dapat memahami, menguasai dan mengakses teknologi digital.
Pembelajaran menggunakan teknologi digital siswa dapat belajar dan mengembangkan
kemampuannya dalam mengakses dan memanfaatkan teknologi.
Upaya guru dalam menerapkan manajemen inovasi dan kreativitas guru untuk
meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan cara sering mengupdate informasi
pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajarannya masing-masing baik itu dimedia cetak,
buku, maupun dari internet, disamping itu mereka akan meningkatkan jenjang sekolah
mereka ke yang lebih tinggi lagi supaya pemikiran mereka juga bertambah luas yang
dampaknya akan berpengaruh terhadap peningkatan inovasi serta kreativitas mereka dalam
4
mengajar. Upaya lainnya bisa dilakukan pembelajaran secara e-learning dan Total Quality
service untuk meningkatkan pelayanan kepada peserta didik. Dengan cara seperti ini, maka
inovasi dan kreativitas guru dapat meningkat sehingga mereka dapat melakukan proses
belajar mengajar dengan baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan semangat siswa
dalam belajar serta meningkatkan prestasi mereka yang akhirnya dapat meningkatkan mutu
sekolah (Supriadi, 2017: 130).
Maka dari itu dapat dikatakan guru yang kreatif dan inovatif di era digital seperti ini
dapat mendidik, membimbing siswa, sebagai teladan, inspirator, motivator bagi siswa dan
sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar di kelas serta mengajarkan dan
menanamkan nilai karakter pada anak didiknya, mengembangkan teknik mengajar yang
kreatif, inovatif dan menarik, dapat memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana sekolah
dengan baik, menciptakan media pembelajaran yang menarik dan mudah diakses siswa
untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan, dapat mengakses dan memanfaatkan
teknologi digital maupun aplikasi pendidikan berbasis internet pada saat pembelajaran dan
menciptakan suasana kelas yang tenang, kondusif dan menyenangkan juga harus bisa
dilakukan guru agar siswa nyaman mengikuti pembelajaran. Selain itu masih banyak lagi
cara yang dilakukan guru untuk meningkatkan profesionalitas pada dirinya sehingga dapat
menciptakan generasi emas yang dapat membanggakan bangsa dan negara.
SIMPULAN
Inovasi merupakan suatu hal atau suatu hasil karya pemikiran yang cemerlang
dengan bercirikan hal-hal baru. Inovasi dalam pendidikan misalnya untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi telah dikemukakan antara lain dengan usaha pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu, upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi serta relevansi
pendidikan. Ada beberapa prinsip dalam melakukan inovasi pendidikan, yaitu (1) Inovasi
hanya dapat terjadi apabila mempunyai kemampuan analisis; (2) Inovasi dimulai dari hal
yang kecil; (3) Bersifat konseptual dan perseptual (bermula dari keinginan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang dapat diterima masyarakat); (4) Inovasi diarahkan
untuk menjadi pelopor dari suatu perubahan yang diperlukan. Untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan sumber daya manusia di Indonesia guru dapat mengakses dan
memanfaatkan teknologi digital maupun aplikasi pendidikan berbasis internet pada saat
pembelajaran. Namun sebelum memanfaatkan sistem pembelajaran digital terlebih dahulu
guru dapat memahami, menguasai dan mengakses teknologi digital.
Upaya guru dalam menerapkan manajemen inovasi dan kreativitas guru untuk
meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan cara sering mengupdate informasi
pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajarannya masing-masing baik itu dimedia cetak,
buku, maupun dari internet, disamping itu mereka akan meningkatkan jenjang sekolah
mereka ke yang lebih tinggi lagi supaya pemikiran mereka juga bertambah luas yang
dampaknya akan berpengaruh terhadap peningkatan inovasi serta kreativitas mereka dalam
5
mengajar. Upaya lainnya bisa dilakukan pembelajaran secara e-learning dan Total Quality
service untuk meningkatkan pelayanan kepada peserta didik. Dengan cara seperti ini, maka
inovasi dan kreativitas guru dapat meningkat sehingga mereka dapat melakukan proses
belajar mengajar dengan baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan semangat siswa
dalam belajar serta meningkatkan prestasi mereka yang akhirnya meningkatkan mutu
sekolah.
Pembelajaran menggunakan teknologi digital siswa dapat belajar dan
mengembangkan kemampuannya dalam mengakses dan memanfaatkan teknologi.
Berinovasi memerlukan manajemen sebagai bagian untuk melakukan proses
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi tujuan dan pencapaian tujuan
secara efisien, efektif termasuk di sini adalah melakukannya dengan cara etis dan melihat
inovasi dalam perspektif sistem bahwa setiap bagian dan elemen inovasi baik yang ada di
dalam maupun di luar organisasi saling bergantung. Inovasi dalam pendidikan dibagi
menjadi dua model, yaitu : (1) Top-down, yaitu model inovasi pendidikan yang diciptakan
oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan; seperti
halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional selama
ini. (2) Bottom-up, yaitu model inovasi yang berasal dan bersumber dari bawah dan
dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan
REFERENSI
Fathurrahman, F., Kumasalari, D., Susanto, H., Nurholipah, N., & Saliman, S. (2022).
Implementasi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Program
Adiwiyata. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 13038-13044.
Fathurrahman, F., Susanto, H., Yuliantri, R. D. A., & Abbas, E. W. (2022). Analisis
Pembelajaran Kooperatif dalam Penerapan Blended Learning Masa Pandemi Covid-
19. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(3), 733-739.
Fauziyah, N., Susanto, H., Rochgiyanti, R., & Syaharuddin, S. (2022). Interaksi Sosial
Santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Nurul Amin Alabio Tahun 1997-
2020. Prabayaksa: Journal of History Education, 2(1), 23-32.
Hasbullah, M. (2015). Kebijakan Pendidikan dalam Perspektif teori, aplikasi dan kondisi
objektif di Indonesia. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
6
Kadi, T,. & Awwaliyah, R. (2017). Inovasi Pendidikan: Upaya Penyelesaian Problematika
Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Islam Nusantara, 1(2), 144-155.
Prawitasari, M., Imanuel, K., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2022). Analisis Perilaku
Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Sejarah Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Educhild: Pendidikan Dan Sosial, 11(1), 27-31.
Prawitasari, M., Sawitri, R., & Susanto, H. (2022). Nilai-nilai Karakter dalam Buku Teks
Sejarah SMA Kelas XI di SMAN 7 Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 22(3), 2287-2291.
Susanto, H., & Purwanta, H. (2022). Analisis Pola Narasi Reflektif Buku Teks Sejarah
SMA Untuk Pencapaian Empati Sejarah. Yupa: Historical Studies Journal, 6(1), 45-
62.
Susanto, H., Fatmawati, S., & Fathurrahman, F. (2022). Analisis Pola Narasi Sejarah dalam
Buku Teks Lintas Kurikulum di Indonesia. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan
Pendidikan, 6(2), 228-243.
Susanto, H., Irmanita, W., Syurbakti, M. M., & Fathurrahman, F. (2022). Analisis
Penggunaan Media Digital Dalam Pembelajaran Sejarah Daring Masa Pandemi
Covid-19. Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 8(1), 13-24.
Susanto, H., Prawitasari, M., Akmal, H., Syurbakti, M. M., & Fathurrahman, F. (2023).
Efektivitas Penggunaan Buku Ajar Mata Kuliah Media Pembelajaran Sejarah. Jurnal
PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia), 8(1), 1-10.
Susanto, H., Sariyatun, S., & Djono, D. (2022). Analisis Konteks Historis Film Sejarah
Perang Banjar Sebagai Media Edutainment. Jurnal Humanitas: Katalisator
Perubahan dan Inovator Pendidikan, 9(1), 16-27.