Pert 13 - Medikasi - Oral & Parenteral 2024

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 29

PRINSIP & KONSEP MEDIKASI :

ORAL DAN PARENTERAL

Oleh :
Raihany S. M, S.Kep., Ners., M.Kep

Fakultas Ilmu Keperawatan


Universitas Bhakti Kencana Bandung
MEDIKASI
Pemberian obat medikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk pemberian zat/obat yang bertujuan untuk diagnosis,
pengobatan, terapi atau pereda gejala atau untuk pencegahan
penyakit.

Obat : Zat atau substansi yang diberikan kepada manusia atau


binatang dengan tujuan :
Menentukan diagnosa
Mengobati/menyembuhkan
Mengurangi penderitaan
Pencegahan penyakit
HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM
PEMBERIAN OBAT (7 BENAR)
1. Pasien :
- Pastikan pasien yg akan menerima obat
- Papan nama
- Medical record number
- Tanya nama klien
2. Obat : pastikan obat yang akan diberikan (nama obat, label obat)
3. Dosis : pastikan dosis yang harus diterima
HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM PEMBERIAN
OBAT (7 BENAR)
5. Metode pemberian/route
- Oral 7. Dokumentasi (nama pasien,
- Parenteral : IM, IV, SC,IC nama pemberi obat, ttd,
- Topikal : kulit dosis dan nama obat)
- Suppositoria 8. Benar indikasi ( lihat di
6. Waktu Pemberian brosur obat)
- 3 x 24 jam
- 2 x 24 jam
- 1 x 24 jam
OBAT
ORAL
Pemberian obat yang
dimasukkan melalui mulut
OBAT ORAL
Jenis pemberian obat melalui oral selain dengan ditelan
langsung dapat juga secara sublingual (dibawah lidah) dan
secara buccal (gusi dan selaput mukosa pipi)
Tujuan : memudahkan pemberian, proses reabsorbsi lebih
lambat, menghindari obat yang menyebabkan nyeri,
menghindari obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan
Contoh : tablet, pil, kapsul, bubuk, sirup
Prinsip : Selama pasien mampu menelan dan
mempertahankan obat dalam perut maka pemberian obat per
oral menjadi pilihan.
OBAT ORAL
Keuntungan :
1. Rute ini cocok Kerugian :
1. Rute ini dihindari bila klien mengalami perubahan fungsi
dan nyaman saluran cerna, motilitas menurun & reaksi bedah bagian
bagi klien saluran cerna
2. Ekonomis 2. Beberapa obat dihancurkan oleh sekresi lambung
3. Rute oral dikontraindikasikan pada klien yang tidak mampu
3. Menimbulkan menelan (mis, klien yang mengalami gangguan
efek local atau neuromuscular, striktur (penyempitan) esophagus, lesi pada
mulut.
sistemik 4. Obat oral tidak dapat diberikan kepada klien yang
4. Jarang terpasang pengisap lambung dan dikontraindikasikan pada
klien yang akan menjalani pembedahan atau tes tertentu\
membuat klien 5. Klien tidak sadar atau bingung, sehingga tidak mampu
cemas menelan atau mempertahankan dibawah lidah
6. Obat oral dapat mengiritasi lapisan saluran cerna,
mengubah warna gigi atau mengecup rasa yang tidak enak.
Prosedur pemberian obat oral :
1. Bawa obat ke pasien sesuai dengan waktu yang tepat.
2. Jaga privasi pasien
3. Indentifikasi pasien dengan cara membandingkan
nama pada kartu, formulir, atau
4. Instruksi tertulis dengan nama pada gelang pasien.
Minta pasien untuk menyebutkan namanya.
5. Jelaskan tujuan obat dan reaksinya pada pasien.
6. Bantu pasien untuk duduk atau posisi miring.
7. Berikan obat dengan tepat.
Prosedur pemberian obat oral :
• Jika pasien tidak mampu memegang obat, letakkan
dengan perlahan obat di bibirnya dan dengan perlahan
masukkan kedalam mulutnya.
• Jika tablet atau kapsul jatuh ke lantai, buang dan ulangi
persiapan dari awal.
• Tetap bersama pasien sampai ia telah selesai menelan setiap
obat yang didapatnya. Jika merasa tidak pasti apakah obat
telah ditelan, minta pasien untuk membuka mulutnya.
Tablet
Siapkan air putih, pasien mungkin berkeinginan untuk
memegang obat padat ditangan atau cangkir obat sebelum
meminumnya Beberapa klien ingin memegang obat padat
terlebih dahulu.
Sublingual
- Minta klien untuk menempatkan obat dibawah lidah dan
biarkan larut sempurna. Ingatkan klien untuk tidak
menelan tablet.
- Ex. ISDN untuk mengurangi nyeri angina
Bukal
Minta klien menempatkan obat di membrane mukosa pipi sampai
larut sempurna. Hindari pemberian cairan sampai obat larut sempurna

Bubuk
Campur dengan cairan dan berikan kepada klien untuk diminum.
PEMBERIAN OBAT ORAL PADA BAYI/ANAK
a. Pilih sarana yang tepat untuk mengukur dan memberikan obat
pada bayi dan anak-anak. (mangkuk plastic sekali pakai, pipet
tetes, sendok, spuit plastic tanpa jarum, atau spuit tuberkulin).
b. Cairkan obat oral dengan sedikit air, Agar mudah ditelan. Jika
menggunakan air yang banyak, anak mungkin akan menolak
untuk meminum seluruh obat yang dibeikan dan meminum
hanya sebagian.
c. Gerus obat yang berbentuk padat/tablet dan campurkan dengna zat
lain yang dapat mengubah rasa pahit, misalnya madu, pemanis
buatan.
d. Posisikan bayi setengah duduk dan berikan obat pelan- pelan,
untuk mencegah aspirasi.
e. Jika menggunakan spuit, letakkan spuit sepanjang sisi lidah bayi, Posisi
ini mencegah gagging (reflex muntah) dan mengeluarkan kembali obat
yang diberikan.
f. Dapatkan informasi yang bermanfaat dari orang tua anak
mengenai bagiamana memberiakn obat yang paling baik pada
anak yang bersangkutan.
g. Jika anak tidak kooperatif selama pemberian obat, lakukan langkah-
langkah berikut.
1) Letakan anak di atas pangkuan anda dengna tangan kanan di belakang
tubuh anda.
2) Pegang erat tangan kiri anak dengan tangan kiri anda.
3) Amankan kepala anak dengan lengan kiri dan tubuh anda.
PERTIMBANGAN UMUM

a. Jika pasien mulai batuk saat pemberian obat, hentikan


dengan segera. Aspirasi obat atau cairan dapat terjadi
dengan mudah.
b. Pasien mungkin membutuhkan intruksi yang lengkap
tentang bagaimana minum obat yang diresepkannya
dengan tepat, meliputi tujuan, dosis dan kapan obat itu
harus diminum ( sebelum atau sesudah makan)
c. Pada pasien lansia, libatkan keluarga saat memberikan
penyuluhan.
OBAT PARENTERAL
● Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat yang
dilakukan dengan menyuntikkan obat ke jaringan tubuh atau pembuluh
darah melalui injeksi atau infus.
● Sediaan parenteral ini merupakan sediaan steril.
● Obat yang diberikan secara parenteral akan di absorbsi lebih banyak dan
bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan obat yang diberikan secara
topical atau oral.
● Prinsip : steril dan harus hati-hati sehingga dapat menghindari terjadinya
tertusuk.
● Meliputi pemberian secara: intracutan (IC), Subcutan (SC), intramuscular
(IM) dan intavena (IV)
Tujuan pemberian obat secara parenteral :

1. Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat


dibandingkan dengan cara yanglain
2. Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
3. Membantu menegakkan diagnosa (penyuntikan zat
kontras)
4. Memberikan zat imunologi
Keuntungan & Kerugian
pemberian obat secara parenteral :

Keuntungan :
1. Reaksi obat yang cepat
2. Dapat diberikan kepada pasien yang mengalami
penurunan kesadaran atau tidak sadar

Kerugian atau kontraindikasi :


1. Membutuhkan keterampilan khusus
2. Hindari kulit yang mengalami reaksi alergi atau
lesi
LOKASI PEMBERIAN
1. Dilengan atas, yaitu tiga jari di bawah sendi
bahu tepat di tengah daerah muskulus INTRACUTAN (IC)
deltoideus.
2. Dilengan bawah, yaitu bagian depan lengan
bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3 dari
pergelangan tangan pada kulit yang sehat,
jauh dari peredaran darah.
3. Di bawah dermis atau epidermis, secara umum
dilakukan pada daerah lengan tangan bagian
ventral.

Digunakan untuk : mengetahui sensitivitas tubuh


terhadap obat yang disuntikan agar
menghindarkan pasien dari efek alergi obat
(dengan skin test), menentukan diagnosa terhadap
penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes).
SUBCUTAN (SC)
 Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat
melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan
konektif atau lemak di bawah dermis
 Jenis obat yang lazim diberikan secara SC : Vaksin,
Narkotik , Heparin, Obat-obatan pre operasi, Insulin
 Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang
lama, maka injeksi perlu direncanakan untuk diberikan
secara rotasi pada area yang berbeda.
 Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif
terhadap jaringan.
LOKASI PEMBERIAN:
● Daerah paha bagian
depan dan samping
● Daerah lengan atas
(otot deltoid)
● Daerah abdomen
bagian depan (area
disekitar umbilkal)
INTRAMUSCULER (IM)
 Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.
 Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan
subcutan
 Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal
(dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas
(deltoid), daerah ini digunakan dalam penyuntikan dikarenakan massa otot yang
besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf.
 Pemberian obat secara Intramusculer sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat
dalam air yang menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi obat .
 Obat yang sukar larut seperti diazepam dan penitoin akan mengendap di tempat
suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur.
LOKASI PEMBERIAN
● Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan
cara anjurkan klien untuk berbaring telentang
dengan lutut sedikit fieksi.
● Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan klien
untuk miring, tengkurap atau telentang dengan
lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan
penyuntikan dalam keadaan fieksi.
● Pada daerah dorsogluteal dengan cara
anjurkan klien untuk tengkurap dengan lutut di
putar ke arah dalam atau miring dengan lutut
bagian atas dan pinggul fieksi dan diletakkan di
depan tiungkai bawah.
● Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara
anjurkan klien untuk duduk atau bcrbaring
mendatar lengan atas fleksi.
INTRAVENA (IV)
 Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah
vena waktu cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem
sirkulasi darah.
 Tujuan : Memasukkan obat secara cepat, Mempercepat
penyerapan obat
 Lokasi yang digunakan untuk penyuntikan :
1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )
2. Pada tungkai (vena saphenosus)
3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus
pada anak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai