Method Groud

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 31

METHOD OF WORK

REPAIR CONCRETE GROUT

STRUCTURE OF GLOBAL INSAN MULIA

1
2
1. Pekerjaan perbaikan dan concrete grout ini sesuai
STANDARD PBI 71, SNI dan ACI (American Concrete
Institure ) No. 224.1 R 07 tentang causes evaluation and
repair of cracks in concrete structures dengan gambar
rencana untuk menghindari karat dan perlemahan
struktur pada struktur bangunan dan gedung.
2. Pekerjaan perbaikan dan concrete grout termasuk
pekerjaan perencanaan, pelaksananaan, penutupan
kembali kembali struktur lantai jembatan yang
mengalami retakan akibat terkena gaya dan benturan.
3. Grouting dan penutupan kembali dengan dengan
material grout dengan tekanan min 5 kg/cm2 dengan
menggunakan Grout Pump sehingga dapat menyusup ke
segala retakan dan celah yang ada.

3
1. Ukuran pemilihan Splite yang tidak sesuai dengan jarak
pembesian ( 0,5 s/d 1,5 cm) .
2. Tekanan Concrete yang kurang – biasanya pada
pengecoran manual.
3. Adanya – penambahan besi begel, stek tambahan
(bukan besi struktur) yang melebihi perencanaan -
karena asumsi yang salah dari pengawas pada saat
pengecekan.

1. Keretakan hasil pada structure concrete .


2. Lubang atau pori pada structure concrete.
3. Struktur menggantung, lubang dan lain-lain pada
structure concrete.

4
5
Retakan – lantai jembatan yang parah yang dapat
mengakibat mempercepat fatique – nya struktur lantai
jembatan karena karat yang menyebar.

Lokasi Retakan – lantai jembatan


yang parah yang dapat mengakibat-
kan karat akan menyebar ke struktur
jembatan.

6
7
Terjadi retak-retak pada gedung akibat KESALAHAN PELAKSANAAN dan ASUMSI
YANG SALAH perlu dilakukan perbaikan konstruksi dengan jalan memberikan
perkuatan pada struktur konstruksi tersebut. Dengan kemajuan teknologi yang
ada saat ini perbaikan dapat dilakukan dengan cara memberikan perkuatan
dengan memperbesar kolom atau balok yang ada atau memberikan tambahan
dengan profil baja ataupun dengan memberikan pemasukan bahan adixtiv
kedalam concrete baik berupa injeksi ataupun grouting. Perkuatan dilakukan
dengan metode grouting dengan menyuntikan bahan perekat pada retak
concrete yang retaknya antara 0,2mm sampai dengan 5,00mm agar menjadi
satu kesatuan kembali (homogen) dan metode perkuatan pada struktur
concrete adalah dengan reinforcing atau dengan menambah baja tulangan dengan
menggunakan bahan serat delas/ glass fiber, sehingga retak concrete dapat
diperbaiki dan komponen concrete dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.

Kata kunci : Retak-retak, Grouting, Glass Fiber


Pekerjaan konstruksi bangunan cukup kompleks, setelah konstruksi selesai di laksanakan
maka perlu dilakukan pengecekan ulang jika tidak ada cacat akan dimanfaatkan oleh pemilik
sehubungan dengan proses pemakaian konstruksi - seiring dengan waktu atau perkiraan
umur rencana maka konstruksi akan mengalami kerusakan akibat beberapa faktor antara
lain pengaruh lingkungan yang disebabkan karena cuaca dan suhu, salah dalam
perencanaan , adanya perubahan fungsi bangunan dari rencana semula (disain) dan akibat
beban yang berlebihan dari kapasitas yang direncanakan serta akibat beban sementara
seperti gempa.
Tetapi jika pada saat pengecekan ditemukan cacat maka perlu dilakukan perbaikan terhadap
struktur tersebut.
Concrete merupakan material konstruksi yang mempunyai kemampuaan durabilitas,
perilaku serta kinerja dengan ketahanan yang baik terhadap lingkungan luar serta
mempunyai kekhasan berupa unggul dalam kekuatan tekan, akan tetapi lemah terhadap
kekuatan tarik. Dalam aplikasinya, lemahnya kemampuan concrete terhadap tarik, akan
ditangani dengan menambahkan tulangan / baja atau sejenis metal agar kemampuan
kekuatan tariknya bertambah dan berperilaku sebagai material komposit. Jika tulangan baja
atau metal pada material komposit tidak dilindungi pada keadaan normal sesuai
persyaratan, cenderung akan kehilangan kontak yang disebabkan dengan turunnya sifat-sifat
pasif / alkali yang dimiliki concrete akibat lingkungan luar yang ektrim misal air laut, kimia,
dan sesuatu hal, sehingga tidak lagi dapat melindungi tulangan baja dari kemungkinan
korosi. Proses mekanisme tersebut tidak hanya berakibat kepada penurunan kinerja
material tetapi juga akan ditandai dengan penurunan kinerja struktur secara keseluruhan
sehingga masa waktu layan rencana akan berkurang pula.

10
Agar tingkat umur masa layan sesuai rencana sehingga kualitas, kinerja serta durabilitas
dari struktur concrete tetap terjaga, sudah sewajarnya mendapat perhatian dalam
penanganan yang meliputi; pemeliharaan (maintenance), perawatan (service) dan
pemeriksaan (inspeksi) berkala/rutin, dimulai dengan identifikasi kerusakan struktur, dianogsa
dan berlanjut kepada rekomendasi pekerjaan perbaikan dengan maksud mengeliminir
kerusakan suatu struktur sehingga kemampuan dapat dipertahankan.

Gravitasi Grout Pumping Grout

11
Gejala Dan Penyebab Menurunnya Kinerja Struktur concrete

Struktur Concrete tidak selalu dapat sepenuhnya berprilaku seperti yang kita inginkan,
beberapa bentuk gejala dasar yang bisa berakibat buruk pada concrete yang diharapkan
tidak terjadi, akibatnya tidak saja penurunan kinerja material, tetapi juga berkurangnya kinerja
struktur secara keseluruhan sehingga masa waktu layan rencana akan berkurang, misalnya
retak / crack, spalling dan disintegration (yang dapat mendefinisikan rusaknya kesatuan
unsur-unsur pembentuk concrete sehingga kesatuaan concrete menjadi melemah).
Cacat/defects atau kerusakan yang terjadi pada struktur concrete dapat dibagi dalam 2
katagori yaitu :

 Tidak struktural ( non structural).


 Struktural ( structural)

12
Retak struktural pada umumnya terjadi pada concrete dimana tegangan tarik
(tensile stress) melebihi kekuatan tarik (tensile strength) yang tersedia, demikian
pula akibat pengaruh beban yang bekerja atau pengaruh lingkungan, retak dapat
terjadi walaupun kondisi rencana tidak retak. concrete dapat retak dalam setiap
atau masing-masing pada 3 tahapan saat concrete dalam masa layan yaitu :

1. Tahap plastis ( plastic phase ), yang terjadi setelah 2 jam pertama,


2. Tahap pengerasan ( hardening phase ), yang terjadi setelah 24 hari,
3. Tahap pasca-pengerasan/layan (service life phase ), yang terjadi setelah 28 hari,

Retak lentur Retak geser Retak kombinasi

13
Berdasarkan klasifikasi dengan maksud dan tujuan untuk perbaikan, retakan concrete
dapat dibagi kedalam 2 jenis, yaitu :
 Retak tidak aktif ( dormant cracks ). Retak ini tidak berkembang / stabil atau yang lebih
dikenal dengan dead-craks.
 Retak aktif (active cracks ). Retak ini masih berlanjut baik lebar maupun panjang retakan
atau yang lebih dikenal dengan live cracks. Untuk kemudahan dalam menilai cracks.
Untuk kemudahan dalam menilai jenis retakan yang terjadi, lekatkan kaca tipis pada
jalur retakan, yang sekaligus monitoring perkembangan retakan.

Selama pelaksanaan inpeksi lapangan, sebagai acuan inspeksi dapat digunakan rule of
thumb sebagai berikut :
 Retak lentur (flexural cracks), biasanya vertikal, aktif/hidup, terjadi dalam daerah
momen maksimum pada joint engsel.
 Retak geser dan torsi, cenderung miring, aktif/ hidup, terjadi dalam daerah geser atau
torsi maksimum – pada joint jepit.
 Kelebihan beban sementara atau tetap yang dapat menyebabkan retak seperti pada
kasus point (a) atau (b) diatas atau kombinasi keduanya – pada joint gabungan.

14
Spalling Pada concrete
Spalling dapat diartikan tertekan dengan penampakan bagian permukaan concrete yang
keluar/ lepas/ terpisah. Berbeda dengan lepasnya sebagian mortar/agregat dari permukaan
concrete (scaling) yang lebih sering terjadi pada concrete usia-muda, spalling lebih banyak
terjadi pada struktur concrete yang relatif sudah tua. Sebelum berkembang menjadi
tertekan, spalling mungkin sudah ada dari bentukan concrete yang tidak masif ( unsound
concrete ), atau yang disebut juga delaminasi/ delamination, yang dapat dideteksi dengan
alat sederhana palu. Berbagai macam penyebab terjadinya spalling diantaranya :

 Selimut concrete tipis,


 Concrete keropos dan kualitas concrete buruk,
 Tulangan/ reinforcement kurang ( tidak cukup ),
 Suhu tinggi akibat kebakaran,
 Pengaruh dari proses kimiawi, seperti konsentrasi klorida dan sulfat,
 Pengaruh dari beban / gaya baik Torsi, Moment maupun gaya lainnya.

15
Dalam standard, ACI 318-95, mensyaratkan batas konsentrasi kandungan ion klorida
(threshold level) untuk concrete prategang maupun concrete bertulang tergantung
fungsi struktur, sebagai fungsi kontrol keamanan selama masa layan akibat penetrasi ion
klorida. Ketika nilai konsentrasi ion klorida mencapai batas seperti yang dipersyaratkan
oleh ACI 318-95 dan telah mencapai kedalaman cover concrete, diasumsikan proses
korosi tulangan dimulai. Dengan demikian sisa umur layan akibat penetrasi ion klorida
pada struktur concrete dapat diestimasi/prediksi. Hal yang sama dapat dilakukan untuk
kerusakan concrete (korosi tulangan) akibat proses karbonasi.

16
17
Penentuan Keberhasilan Grout dan Repair
Struktur Gedung :
1. Mengembalikan fungsi teknis Gedung kembali kepada
keadaan semula untuk – retak struktur,
2. Menutup retak struktur agar tidak ada bahan kimia atau
lainnya yang menyebatkan kerusakan berlanjut, karat yang
menyebar ke dalam struktur jembatan.

18
Peralatan :
1. Kompresor/sapu untuk membersihkan permukaan,
2. Nipel, sebagai saluran penyambung,
3. Selang Plastic, sebagai hose material,
4. Tabung Injeksi / Injection pump Grout, pemberi tekanan grout.
5. Gerinda Tangan/Chipping, membersihkan mateial sisa.

Persiapan Kerja :
1. Koordinasi dengan pihak terkait, OWNER atau Konsultan,
2. Merencanakan methode,
3. Menyiapkan Peralatan dan Material.

19
20
DESIGNER  CAKAP PENGAWAS  CAKAP PELAKSANA  CAKAP
DESIGN BUILD  BENAR PENGAWASAN  BENAR PEKERJAAN  BENAR

21
22
STRUKTUR YANG DIDUGA
MENGGANTUNG

23
24
25
15 CM
15 CM
15 CM
15 CM
Sunyoto,
Telp. : 0813-88955450
Web. : www.globalintigroup.com
Channel : www.youtube.com/user/globalinti3
E mail : [email protected]

31

Anda mungkin juga menyukai