JL - Arjuno Pagi 06.00-08.00
JL - Arjuno Pagi 06.00-08.00
JL - Arjuno Pagi 06.00-08.00
Dosen Pengampu :
Ita Suhermin Ingsih, S.T., M.T.
Disusun Oleh :
A Muh Ridho R 21801051203
Putera Racha z 22101051002
Nijal at 22101051004
Candra andi s 22101051050
Nandika Rahmat H 22101051070
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2022
i
KATA PENGANTAR
Pertama, puji syukur yang kami ucapkan kepada Allah SWT, yang selalu
memberikan kesehatan serta kesempatan untuk berusaha dan berkarya, sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini dengan semestinya dan merupakan salah satu anugerah-Nya.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari tanpa bantuan dari semua pihak
dan sahabat kami tidak akan pernah bisa menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga atas segala
bantuan, penyemangatnya serta bimbingannya kepada yang terhormat Ita Suhermin
Ingsih, ST., MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas.
Sebagai penulis, kami juga menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangannya, tetapi pada dasarnya kami selalu berusaha untuk melengkapi kekurangan
yang ada pada tugas ini hingga mendekati sempurna. Untuk itu keritik dan saran sangat
kami harapkan demi kemajuan kita bersama.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
TINJAUAN
1.1 Karakteristik Jalan
1
Jalan kolektor sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
Jalan lokal sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan,kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dengan
perumahan dan seterusnya.
Kinerja Ruas Jalan merupakan ukuran kondisi lalu lintas pada suatu ruas jalan yang biasa
digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah suatu ruas jalan sudah bermasalah atau belum
bermasalah (Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah Propinsi Lampung). Menurut
MKJI (1997), ukuran kinerja ruas jalan ditunjukan oleh nilai derajat kejenuhan (DS – Degree of
Saturation) dan kecepatan. Derajat kejenuhan merupakan nilai perbandingan antara volume lalu
lintas dan kapasitas jalan, dimana:
3. Jika nilai derajat kejenuhan ≥ 0.8 menunjukkan kondisi lalu lintas padat.
4. Jika nilai derajat kejenuhan < 0.8 menunjukkan kondisi lalu lintas normal
Kondisi tingkat pelayanan ruas jalan yang ditinjau dapat diketahui dari perbandingan antara
2
volume kendaraan (V) yang lewat dengan kapasitas (C) ruas jalan. Dari hasil hitungan kapasitas,
dapat diidentifikasi derajat kejenuhan (DS = degree of saturation) yang terjadi, yaitu perbandingan
antara volume arus lalu lintas kendaraan yang lewat dengan kapasitas ruas jalan. Derajat kejenuhan
merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kinerja ruas jalan, dengan rumus sebagai
berikut:
DS = V/C
Dengan:
V = volume arus lalu lintas (smp/jam) C = kapasitas (smp/jam)
Arus lalu lintas adalah gerak kendaraan sepanjang jalan (Wells. 1993). Arus lalu lintas
(volume) pada suatu ruas jalan diukur berdasarkan jumlah kendaraan yang melewati titik tertentu
selama selang waktu tertentu. Dalam beberapa hal lalu lintas dinyatakan dengan Average Annual
Daily Traffic (AADT) atau Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR), bila periode pengamatannya kurang
dari satu tahun (Oglesby, 1998). Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), definisi dari arus
lalu lintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik jalan persatuan waktu,
dinyatakan dalam kendaraan/jam (Q kend), smp/jam (Q smp), atau Lalu lintas Harian Rata-rata
tahunan (Q LHRT).
1.5 Kapasitas
Menurut (MKJI, 1997) kapasitas dapat di definisikan sebagai arus maksimum yang dapat
dipertahankan persatuan jam yang melewati suatu titik di jalan dalam kondisi yang ada. Untuk jalan
dua-lajur dua-arah, kapasitas di definisikan untuk arus dua-arah (kedua arah kombinasi), tetapi
untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan setiap arah perjalanan dan kapasitas di definisikan
per lajur. Nilai kapasitas telah diamati melalui pengumpulan data lapangan. Oleh karena kurangnya
lokasi yang arusnya mendekati kapasitas segmen jalan sendiri (sebagaimana ternyata dari kapasitas
simpang sepanjang jalan), kapasitas juga telah diperkirakan secara teoritis dengan menganggap
suatu hubungan matematik antara kerapatan, kecepatan, dan arus, Persamaan dasar untuk penentuan
kapasitas adalah sebagai berikut :
C = C0 x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
dimana:
3
C = kapasitas (smp/jam)
C0 = kapasitas dasar (smp/jam)
Volume lalu lintas memiliki beberapa pengertian. Menurut Hobbs, (1995) volume
merupakan jumlah kendaraan yang terdapat dalam ruang yang diukur dalam satu interval waktu
tertentu, namun menurut Wells, (1993) gerak sepanjang jalan, berbeda dengan Oglesby, Heks,
(1993) yang beranggapan bahwa volume suatu jalan raya yang dalam beberapa hal dinyatakan
dalam Average Annual Daily Traffic (AADT) atau lalu lintas harian rerata (LHR) bila periode
pengamatannya kurang dari satu tahun.
Sedangkan menurut pandangan Silvia Sukirman, (1994) volume lalu lintas menunjukkan
jumlah kendaraan yang melewati suatu titik dalam satuan waktu hari, jam, menit. Volume lalu lintas
juga dapat didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melalui suatu titik pada jalan raya untuk
suatu satuan waktu. (Morlok, 1985) tetapi bila kita merujuk analisis dari (MKJI, 1997) disampaikan
bahwa volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan
per satuan waktu, yang dapat dinyatakan dalam kendaraan/jam (Q kend), smp/jam (Q smp) atau
LHRT (Lalu lintas Harian Rerata Tahunan). Namun peneliti lain menambahkan bahwa volume lalu
lintas merupakan sebuah variabel yang menentukan tingkat kinerja jalan, dan pada dasarnya
merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan jumlah gerakan persatuan waktu pada
lokasi tertentu (Hobbs, 1995). Volume jenis kendaraan penumpang, bus, truk, dan sepeda motor.
Tujuan dari penentuan volume lalu lintas antara lain adalah :
a. Menentukan fluktuasi arus lalu lintas pada suatu ruas jalan
b. Kecenderungan pemakaian jalan
c. Distribusi lalu lintas pada sebuah sistem jalan
5
BAB II
METODE PENELITIAN
6
2.2 Jadwal Waktu Pelaksanaan
Survey dilaksanakan pada :
- Rabu, 21 Juni 2023
Pagi : Pukul 06.00 – 08.00 WIB
2.2.1 Tenaga Pelaksana
Tenaga Pelaksana dalam Pengumpulan data di uraikan dalam tabel berikut :
2.2.2 Peralatan
Yang perlu dipersiapkan untuk 1 orang pengamat dalam pelaksanaan survey
ini antara lain:
A. Handphone
B. Kertas Data Laporan
C. Alat Tulis
7
e. Pengamatan dilakukan dengan pencatatan 2 jam sepanjang waktu
pengumpulan data dalam hal ini dilakukan sebanyak 1 hari dengan waktu
8 kali.setiap 15 menit di hari rabu dan sabtu.
Jumlah Kendaraan
Jumlah
Jumlah
Kendaraan
PUKUL Kendaraan
LV HV MC (per 15
(per jam)
menit)
8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS
TIPE JALAN Primer Sekunder Pelayanan ITP Tingkat pelayanan
Arteri B C Minimum 0,35-0,54 B
Kolektor B C Exsisting 0,52 B
Local C D
Lingkungan - D
Tol B -
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan survey yang dilakukan berpedoman pada Manual Kapasitas
Jalan Indonesia 1997, ruas jalan Arjuno masih bisadibilang layak pakai dimana fingkat
pelayanan yang diberikam adalahTingkat Pelayanan B dengan nilai ITP adalah sebesar
0.52. sehingga ruas jalan ini tidak memerlukan tindakan lebih lanjut. Namun perlu diingat
bahwa kedepannya perkembangan akan terjadi, jadi perlu dilakukan survey lalulintas
kembali untuk dilakukan perencanaan lalu lintas dan juga pengukuran kinerja jalan.
10
REFERENSI
11
LAMPIRAN
12
Kondisi jalan pada hari rabu di Jalan Arjuno
13
Kondisi jalan saat mulai ramai
14