TUGAS Sayid

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BENGKEL

PROSES PEMBUATAN CONNECTING ROD

Dosen Pengampu:Romi Wirza, S.T.,M.Eng.Sci


Disusun Oleh.
Sayyid Mahmud Yususf Karim
4MN

D-III TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2023/2024
A. PEMBUATAN CONNECTING ROD (Batang Torak)
1. Fungsi Utama
Connecting Rod merupakan suatu komponen penting dalam sebuah mesin yang
berfungsi sebagai penerus daya dari piston ke poros engkol dan bekerja pada suhu tinggi
dalam ruang bakar. Ditinjau dari kondisi system kerja yang demikian maka pemilihan
material dan proses pembentukan dalam proses produksi connecting rod sangatlah
penting, dimana material harus dapat memenuhi syarat-syarat diantaranya tahan terhadap
suhu tinggi, kekuatan tahan aus dimana proses pembentukan yang dipilih adalah proses
penempaan.
Batang torak atau connecting rod atau adalah bagian utama mesin berupa batang
yang menghubungkan komponen torak dan poros engkol.
Batang piston menjadi komponen penting karena berfungsi sebagaimana berikut:
a. Menghubungkan piston dan poros engkol (crankshaft).
b. Mengubah gerak lurus (naik turun) piston menjadi gerak putar pada poros engkol.
c. Meneruskan gaya dan tenaga piston hasil pembakaran menuju ke poros engkol dan
membangkitkan momen putar pada poros engkol (crankshaft).
2. Kekuatan
Dalam menjalankan fungsinya, tugas batang torak sangatlah berat. Hal tersebut
dikarenakan selain mendapatkan tekanan hasil pembakaran yang berasal dari piston,
batang torak juga mendapatkan pembebanan regangan pada saat langkah hisap dan
pembebanan tekukkan/bengkokkan pada saat mengubah gerak lurus menjadi gerak putar.
Oleh karena itu batang piston perlu dibuat dengan kuat dan tahan dari pembebanan
tersebut.
3. Kesesuaian terhadap lingkungan
Korosi adalah penurunan mutu dari peralatan logam. Secara umum korosi dapat
digolongkan berdasarkan rupanya, keseragamannya atau keanekaragamanya. Dua jenis
mekanisme utama dari korosi adalah berdasarkan reaksi kimia secara langsung dan reaksi
elektrokimia. Korosi bisa disebut sebagai kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi
dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang
merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
Korosi adalah perusakan material secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan. Selain itu korosi juga di definisikan sebagai degradasi material (logam dan
paduannya) akibat reaksi kimia dengan lingkungan. Contoh perusakan kimia adalah
pengkaratan yang terjadi akibat gas pada temperature tinggi, sedangkan reaksi
elektrokimia dapat di lihat pada sel galvanik.
Adapun syarat terjadinya korosi adalah :
• Adanya katoda
• Adanya anoda
• Adanya lingkungan
4. Harga
Harga Batang Torak yang sudah jadi dan sudah siap dipakai adalah Rp. 170.000,-
5. Ketersediaan Bahan Baku
Tuntutan akan kebutuhan paduan aluminium yang terus meningkat dan
keterbatasan biji aluminium yang ada, merupakan masalah yang harus dicari
solusinya. Karena masalah ketersediaan bahan baku biji aluminium ini akan
menyababkan terganggunya proses produksi pada industri-industri pengguna logam
aluminium, termasuk industri pembuatan piston. Untuk mengatasi masalah keterbatasan
bahan baku batang torak tersebut salah satu usaha yang dimungkinkan adalah dengan
melakukan daur ulang limbah batang piston bekas. Agar batang torak hasil daur ulang
bisa digunakan dengan baik, aman dan handal, maka perlu dilakukan studi lebih lanjut
tentang daur ulang limbah batang torak bekas menjadi material batang piston baru. Pada
penelitian ini fokus masalah yang ingin dipelajari adalah tentang studi karakterisasi
material batang piston original dan bagaimana membuat batang piston baru berbasis
material limbah batang piston bekas dengan kualitas yang sama atau mendekati dengan
kualitas batang piston original, khususnya untuk alat transportasi massal.
B. Desain Rancangan CONNECTING ROD (Batang Torak)

C. Diagram Alur pembuatan CONNECTING ROD (Batang Torak)


CC
Gambar 1. Diagram Alur Pembuatan Batang Torak

D. Proses Produksi CONNECTING ROD (Batang Torak)


1. Alat dan Bahan yang digunakan
Tabel 1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
• Drop Hammer • Baja dengan standart SAE 4140 yang mempunyai
• Hidraulic kekuatan tarik δ = 100 Kg/mm serta mengandung
• Sekrup penekan. unsure paduan antara lain : Carbon = ( 0,38 ? 0,43%),
Mangan (0,75 ? 1,0%), Phosfor (<0,040%), Sulphur
(<0,040%), Silikon (0,20 ? 0,35%), Chromium (0,80 ?
1,10%).

Material bahan yang dibutuhkan untuk membuat batang piston harus memenuhi
syarat kuat, tahan terhadap suhu tinggi, tahan terhadap pembebanan tertentu dan kekuatan
tahan aus. Bahan pembuatan batang piston terbuat dari baja dengan perbaikan mutu,
contoh 34 CR MO 4 atau besi tuang. Untuk motor balap batang piston biasanya terbuat
dari titanium, karena bersifat ringan dan memiliki kekuatan lebih, meskipun dengan harga
yang lebih mahal. Sedangkan untuk motor-motor kecil, batang piston terbuat dari paduan
baja-alumunium untuk memperingan bobot batang piston. Batang piston yang dibuat
diusahakan ringan karena akan dapat mengurangi bobot, menghasilkan sedikit getaran
dan efisiensi penyaluran tenaga yang teratur.
2. Proses Produksi
Batang torak dibuat dengan proses penempaan (forging) dari bahan baja atau duralumin.
a. Proses forging
Penekan dan cetakan dipanaskan, sementara bahan (billet) dipanaskan didalam oven,
Temperatur pemanasan sama dengan temperatur penekan dan cetakan yaitu sekitar
11000C – 12500C. Kemudian bahan alloy steel (billet) dikeluarkan dari oven dan
diletakkan di atas penekan. Proses penekanan dilakukan dengan besar tekanan 2000
ton sehingga membentuk bentuk dasar dari connecting rod.
b. Oven
Setelah proses pendinginan, connecting rod dimasukkan kedalam oven lagi sebanyak
dua kali. Proses yang pertama bertujuan untuk memperkuat logam dengan temperatur
yangtinggi. Proses yang kedua dilakukan untuk menstabilkan logam dengan
temperature rendah.
c. Proses pembubutan
Kemudian digunakan mesin bubut untuk memotong kelebihan ukuran dari bentuk
dasar dari connecting rod. Menjadikannya lebih dekat ke ukuran akhir proses.
d. Proses Milling
Mesin milling digunakan untuk mengurangi sampai beberapa mm pada setiap sisi
dari connecting rod. Ini bertujuan untuk mengurangi berat keseluruhan dari
connecting rod itu sendiri. Proses milling lainnya mengurangi beberapa logam pada
awal proses, menjadikan bentuknya satu tahap lebih dekat ke bentuk akhir.
e. Finishing
Proses finishing digunakan untuk memperhalus dan merapikan bentuk connecting
rod, bertujuan agar bentuk presisi saat digunakan. Kemudian mesin menuliskan
model dan informasi produk. Kemudian seorang pekerja memperhalus sudut-sudut
tajam dari connecting rod yang terbentuk selama proses pembuatan. Lubang yang
ada kemudian dihaluskan dengan sebuah mesin agar connecting rod lebih presisi.
Akhirnya, connecting rod di semprot panas, deionisasi air, menghilangkan pelumas
yang tersisa atau oli yang tertinggal pada saat proses pembuatan. Setelah kering,
connecting rod siap digunakan.

Anda mungkin juga menyukai