Bryan Satthavana Oktavianus - 185060207111021
Bryan Satthavana Oktavianus - 185060207111021
Bryan Satthavana Oktavianus - 185060207111021
NIM : 185060207111021
Mata Kuliah : Pemilihan Bahan dan Proses (Semester Antara)
Dosen : Prof. Dr. Ir. Wahyono Suprapto, MT.Met.
• Komposit
Komposit adalah suatu material yang dibentuk dari kombinasi dua atau lebih
material yang sifat mekanik dari material pembentuknya berbeda-beda dimana satu
material sebagai pengisi (Matrix) dan lainnya sebagai fasa penguat (Reinforcement).
Komposit biasanya tersusun dari dua bahan dasar yaitu serat danmatrik. Serat biasanya
bersifat lentur, mempunyai kekuatan tarik yang baik, namun tidak dapat digunakan
pada temperatur yang tinggi sedangkan matrik biasanya bersifat ulet, lunak, elastis dan
bersifat mengikat jika sudah mencapai titik bekunya. Kedua bahan yang berbeda sifat
ini digabungkan untuk mendapatkan satu bahan baru (komposit) yang mempunyai
sifat yang berbeda dari sifat partikel penyusunnya.
b. Logam komposit dan logam paduan
• Logam Komposit
Logam komposit adalah bahan komposit dengan setidaknya dua bagian
penyusunnya, salah satunya adalah logam, bahan lainnya mungkin logam yang
berbeda atau bahan lain, seperti keramik atau senyawa organik.
• Logam Paduan
Logam paduan adalah merupakan Campuran berupa zat padat atau zat cair dari dua
macam logam atau lebih dapat juga dikatakan suatu campuran dari satu macam
logam atau lebih dengan unsur non logam tertentu, yang dihasilkan dari peleburan
komponennya sehingga mempunyai sifat menguntungkan dibandingkan dengan
sifat masing-masing logamnya
2. Gambar dan jelaskan diagram tegangan dan regangan untuk baja carbon rendah, sedang,
dan tinggi.
Dari diagram dapat dilihat hubungan kadar karbon dari suatu baja dengan diagaram
tegangan – regangan. Hubungan yang dapat disimpulkan yaitu :
• Baja Karbon Tinggi
Pada baja karbon tinggi memiliki keunggulan sifat mekanik disbanding jenis baja
karbon yang lain yaitu kekuatan. Dimana pada baja karbon tinggi merupakan jenis baja
yang paling kuat dibanding dengan jenis baja karbon lainnya. Baja karbon tinggi
memiliki kandungan karbon 0.55% - 1.5%,Sehingga lebih kuat dalam menerima
beban dari pada low dan medium carbon steel. Akan tetepai tingkatn keuletannya lebih
rendah dari low dan medium carbon steel. Baja jenis ini diaplikasikan pada kontruksi
meisn yang memerlukan kekuatan lebih tinggi dan untuk perkakas dengan sifat yang
tahan aus.
4. Berikut ini merupakan sifat pabrikasi dari suatu material: machinability, fluidity,
forgeability, hardenability, dan weldability. Saudara diminta merumuskan terminology
(min. lima kalimat) dan unit satuan sifat pabrikasi tersebut
a. Machinability
Machinability (sifat mampu mesin) adalah sifat yang dimiliki oleh bahan logam yang
menunjukkan kemampuan untuk dibentuk dengan proses permesinan. Proses
permesinan merupakan proses untuk membentuk suatu produk dengan cara melakukan
pemotongan-pemotongan. Contoh proses permesinan adalah pengerjaan pembubutan,
bor, freis, atau milling, penggerindaan, skrap, dan lainnya. Pada proses permesinan
selalu ada bagian bahan yang terbuang berbentuk geram atau serpihan yang berukuran
relative kecil. Machinability (sifat mampu mesin) adalah suatu sifat yang menunjukkan
kemudahan suatu bahan logam untuk dikerjakan dengan pemesinan. Adapun faktor-
faktor yang menjadi ukuran dari sifat mampu mesin adalah umur pahat, gaya atau
energi yang dipakai, biaya operasi, dan kondisi permukaan hasil pemesinan. Jika suatu
produk yang dihasilkan memiliki permukaan yang sangat halus, dengan biaya murah,
dan selama pemesinan menggunakan energi yang rendah, dan tingkat keausan dari
pisau pahat sangat rendah, maka bahan logam tersebut dinyatakan memiliki sifat
mampu bentuk yang baik. Baja dengan kandungan karbon rendah mempunyai sifat
mampu mesin yang lebih baik dibandingkan denan baja karbon tinggi. Karbon yang
lebih tinggi menyebabkan bahan atau baja menjadi sangat keras dan hal ini
mengakibatkan sulit untuk dilakukan proses permesinan jika pahat yang digunakan
adalah pahat umum seperti pahat HSS.
Satuan Machineability : Persen (%)
b. Fluidity
Fluiditas logam menggambarkan kemampuan alir logam cair dalam cetakan sampai
akhirnya berhenti karena terjadi solidifikasi, terutama pada bagian-bagian tipis dan
logam cair mengikuti bentuk dari cetakan. Suatu aliran logam cair dapat berhenti
mengalir akibat terjadinya proses solidifikasi dendrit yang tebal pada bagian ujung
aliran dan menghambat aliran logam dibelakangnya. Biasanya fluidity dinyatakan
dengan satuan panjang (fluiditas spiral) atau dengan bilangan faktor komposisi unsur
kimia dalam logam cair tersebut. Fluidity erat kaitannya terhadap sifat mampu cor
(castability) dari suatu logam. Semakin rendah tekanan penuangan logam cair maka
fluiditas semakin tinggi atau viskositasnya semakin rendah. Hal ini terjadi karena dua
peristiwa, pertama tekanan cetakan yang rendah akan mempercepat aliran logam cair
mengisi rongga cetakan, artinya logam cair ditarik masuk kedalam cetakan. Kedua,
tekanan sekeliling logam cair dalam cetakan lebih rendah dari tekanan parsiel gas-gas
terlarut (hidrogen, oksigen, dan nitrogen) sehingga gas-gas tersebut akan keluar dari
logam cair akibatnya pembentukan segragasi (senyawa oksida) dapat dikurangi.
Segragasi dapat menurunkan fluiditas logam cair karena logam akan mengalami
solidifikasi pada temperatur tinggi sehingga waktu alirnya menjadi singkat. Nilai
fluiditas logam cair dipengaruhi oleh temperatur, komposisi, kebersihan logam cair,
viskositas dan tegangan permukaan. Bertambahnya derajat ke vakuman mengakibatkan
gaya logam cair meningkat, sehingga ketebalan homogenitas permukaan lapisan
infiltrasi meningkat. Peningkatan temperatur akan menurunkan viskositas logam cair
sehingga logam cair akan mudah mengalir dalam saluran atau cavity yang berarti nilai
fluiditas logam cair tersebut akan semakin tinggi.
Satuan Fluidity : (Pa s)−1
c. Forgeability
Sifat mampu tempa (atau dalam Bahasa Inggris disebut forgeability) secara umum
adalah kemampuan sebuah material untuk berubah bentuk tanpa mengalami
retak/perpatahan. Jika suatu logam bisa berubah bentuk tanpa mengalami retak dengan
energi yang rendah, maka bahan logam tersebut dinyatakan memiliki sifat mampu
tempa yang baik. Forgeability meningkat dengan suhu hingga mencapai titik di mana
fase kedua, misalnya, dari ferit ke austenit dalam baja, atau jika pertumbuhan butir
menjadi berlebihan. Struktur kisi dasar dari logam dan paduannya nampaknya menjadi
indeks yang baik yang mempengaruhi kemamputempaannya. Sifat mekanis tertentu
juga dipengaruhi oleh kemampuan forgeability. Logam yang memiliki keuletan rendah
telah mengurangi forgeability pada tingkat regangan tinggi dimana logam dengan
keuletan yang tinggi tidak begitu terpengaruh peningkatan tingkat regangan. Logam-
logam murni itu memiliki kelenturan yang bagus dan karenanya sifat tempa menjadi
baik. Logam-logam tersebut memiliki keuletan yang tinggi saat bekerja pada suhu
rendah (dingin) sehingga memiliki kemampuan forgeability yang baik.
Satuan Forgeability : MPa
d. Hardenability
Hardenability adalah kemampuan untuk mengeras sampai kekerasan tertentu pada
suatu bahan. Bila bahan tersebut dikenakan suatu perlakuan panas.
Hardenability adalah ukuran kemampuan suatu material untuk membentuk fasa
martensite. Hardenability merupakan suatu sifat yang dimiliki oleh suatu material untuk
dapat dikeraskan baik untuk memperoleh kekerasan yang maksimum ataupun
minimum yang dapat dicapai oleh material tersebut. Kekerasan baja sangat ditentukan
oleh jumlah relatif martersite didalam struktur mikro dan juga ditentukan oleh
kekerasan martensite. Hardenability suatu metal juga bergantung pada pengaruh ukuran
butir austenit. Hardenability biasanya ditentukan oleh tes end-quench Jominy. Metode
ini melibatkan permesinan sepotong baja ke dimensi tertentu, memanaskan baja ke suhu
yang tepat untuk digunakan kembali diikuti dengan menyemprotkan volume air ke
wajah akhir bar. Ini akan mendinginkan wajah dengan cepat dan lebih lambat, semakin
mendinginkan panjang bar. Bar ditandai pada interval 1/16 inci.
Satuan Hardenability : HRC (bila menggunakan metode rockwell), HB (bila
menggunakan Brinell)
e. Weldability
Weldability adalah kemampuan material untuk dapat dilas dan diperoleh hasil
sambungan yang baik tanpa mengalami penurunan sifat-sifat yang dimilikinya secara
berlebihan. Salah satu factor yang mempengaruhi weldability adalah kadar karbon.
Semakin banyak kadar karbon, maka makin mudah terbentuknya martensit yang
bersifat keras dan getas. Oleh karena itu weldability makin rend ah karena material
rentan terhadap kemungkinan terjadinya retak.
Satuan Weldability : J/m