Stase 7 KEBIDANAN ASKEB IMPLAN

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA NY “N” UMUR 24


TAHUN P1001 DENGAN KONTRASEPSI KB IMPLANT
DI PUSKESMAS GEDUNG REJO SAKTI
KABUPATEN TULANG BAWANG

Oleh:

DWI WULANDARI
NIM. 20230811

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2024

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK

PADA NY “N” UMUR 24 TAHUN P1001 DENGAN KONTRASEPSI KB

IMPLANT DI PUSKESMAS GEDUNG REJO SAKTI KABUPATEN TULANG

BAWANG” telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan pada :

Hari/Tanggal :

Tulang Bawang,

Mahasiswa

Dwi Wulandari

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Brivian Florentis Yustanta, SST, M.Kes . Dwi Fatmawati, S.Keb,Bdn

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan ini dengan judul

“ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA NY “N” UMUR 24 TAHUN

P1001 DENGAN KONTRASEPSI KB IMPLANT DI PUSKESMAS GEDUNG

REJO SAKTI KABUPATEN TULANG BAWANG”.

Penulis menyadari bahwa penulis tidak mampu menyelesaikan Asuhan

ini tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara spiritual, moral

dan material

2. Para Dosen pembimbing yang telah memberi arahan dan bimbingan selama

pembuatan laporan praktik

3. Kepala Puskesmas Gedung Rejo Sakti Kabupaten Tulang Bawang yang telah

memberi izin kepada penulis untuk mendapatkan data-data dalam penyusunan

laporan praktik

4. Petugas perpustakaan yang telah menyediakan buku-buku referensi untuk

penyusunan karya tulis ilmiah

5. Teman-teman Prodi Pendidikan Profesi Bidan yang telah memberikan

semangat, yang tidak bisa penulis ungkapkan satu persatu. Serta berbagai

pihak yang telah membantu selama proses penyusunan laporan praktik ini.

Penulis menyadari, bahwa Asuhan ini masih jauh dari sempurna. Untuk

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhirnya

3
penulis berharap semoga Asuhan ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya

dan khususnya bagi penulis. Amin.

Tulang Bawang, Mei 2024

Penulis

4
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 4
1.3 Manfaat....................................................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Teori Kontrasepsi KB Implant............................................ 8
2.2 Jurnal Kontrasepsi KB Implant.................................................................. 16
2.3 Tinjauan Manajemen Askeb....................................................................... 18

BAB 3 TINJAUAN KASUS


3.1 Data Subjektif............................................................................................. 23
3.2 Data Objektif.............................................................................................. 26
3.3 Analisa / Diagnosa...................................................................................... 29
3.4 Implementasi............................................................................................... 29
3.5 Evaluasi....................................................................................................... 31

BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan................................................................................................ 32

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan................................................................................................. 35
5.2 Saran........................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 37
LAMPIRAN..................................................................................................... 38

5
DAFTAR SINGKATAN

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim


KB : Keluarga Berencana
MAL : Metode Amenore Laktasi
MOP : Metode Operatif Pria
MOW : Metode Operatif Wanita

6
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Persetujuan Asuhan Klien....................................................... 38


Lampiran 2. Dokumentasi........................................................................... 39
Lampiran 3. Leaflet..................................................................................... 40
Lampiran 4. Jurnal....................................................................................... 41

7
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk di Indonesia cukup tinggi yaitu 1,38%

pertahun. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah

tingginya angka kelahiran yang berkaitan erat dengan usia perkawinan

pertama. Keadaan ini merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia

sehingga memerlukan kebijakan kependudukan. Kebijakan kependudukan

tersebut dilakukan dengan menurunkan tingkat pertumbuhan

serendahrendahnya. Cara efektif untuk menurunkan angka pertumbuhan

penduduk dengan jalan mengikuti program Keluarga Berencana (Arum &

Sujiyatini, 2012).

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan

preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Program keluarga

berencana nasional merupakan salah satu komponen pembangunan nasional

terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesehatan,

dan kesejahteraan keluarga. Secara umum, tujuan keluarga berencana adalah

untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan keluarga berencana dan

kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu, bayi

dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka

membangun keluarga kecil berkualitas (Noviawati, 2011).

Pertumbuhan penduduk di Indonesia cukup tinggi yaitu 1,38%

pertahun. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah

tingginya angka kelahiran yang berkaitan erat dengan usia perkawinan

1
2

pertama. Keadaan ini merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia

sehingga memerlukan kebijakan kependudukan. Kebijakan kependudukan

tersebut dilakukan dengan menurunkan tingkat pertumbuhan

serendahrendahnya. Cara efektif untuk menurunkan angka pertumbuhan

penduduk dengan jalan mengikuti program Keluarga Berencana (Arum &

Sujiyatini, 2011).

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan

preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Program keluarga

berencana nasional merupakan salah satu komponen pembangunan nasional

terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesehatan,

dan kesejahteraan keluarga. Secara umum, tujuan keluarga berencana adalah

untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan keluarga berencana dan

kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu, bayi

dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka

membangun keluarga kecil berkualitas (Noviawati, 2011).

Peningkatan dan perluasan pelayanan kesehatan keluarga berencana

(KB) merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan

kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan. Sebagian besar wanita

harus menentukan pilihan kontrasepsi yang beraneka ragam. Ragam metode

yang ditawarkan oleh program keluarga berencana (KB) didasarkan pada

banyak faktor, misalnya kebijakan program nasional, ketersediaan fasilitas dan

petugas kesehatan, biaya, kecenderungan penyedia layanan, analisis pilihan

pemakai, lama program dan ketersediaan kontrasepsi yang diberikan secara

cuma-cuma (Brahm, 2011).


3

Saat ini tersedia berbagai metode atau alat kontrasepsi seperti IUD,

suntik, pil, implant, kontrasepsi mantap (kontap), dan kondom. Salah satu

metode kontrasepsi yang menjadi pilihan akseptor adalah KB Implant. Implant

adalah bentuk kontrasepsi yang efektif, hampir 100% mencegah kehamilan.

Akseptor KB Implant menunjukkan bahwa pada tahun pertama dan kedua

terjadi kehamilan sebanyak 0,2 kehamilan per 100 akseptor KB Implant. Pada

tahun ke-3, angka kehamilan pada akseptor implant adalah 0,9 per 100 wanita,

pada tahun ke-4 angka kehamilan 0,5 per 100 wanita, dan pada tahun ke-5

sebanyak 1,1 per 100 wanita selama tahun pemakaian (Everett, 2010).

Menurut Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016, jumlah

akseptor KB aktif sebanyak 36.306.662 peserta (74,80%). Dengan rincian

pengguna kontrasepsi Kondom1.171.509 peserta (3,23%), Pil 8.280.823

peserta (22,81%), Suntik 17.414.144 peserta (47,96%), IUD 3.852.561 peserta

(10,61%), Implant 4.067.699 peserta (11,20%), MOW 1.285.991 peserta

(3,54%) dan MOP 233.935 peserta (0,64%).

Berdasarkan beberapa permasalahan di atas maka penulis mengambil

judul “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA NY “N” UMUR 24

TAHUN P1001 DENGAN KONTRASEPSI KB IMPLANT DI PUSKESMAS

GEDUNG REJO SAKTI KABUPATEN TULANG BAWANG”.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil “N” dengan

Kontrasepsi KB Implant di Puskesmas Gedung Rejo Sakti Kabupaten

Tulang Bawang.
4

1.2.2 Tujuan Khusus

1) Melaksanakan pengkajian ibu Ny “N” dengan Kontrasepsi KB

Implant di Puskesmas Gedung Rejo Sakti Kabupaten Tulang Bawang.

2) Menentukan diagnosa dari asuhan kebidanan sesuai prioritas pada

Ny “N” dengan Kontrasepsi KB Implant di Puskesmas Gedung

Rejo Sakti Kabupaten Tulang Bawang.

3) Menyusun perencanaan asuhan kebidanan secara kontinue, pada

Ny “N” dengan Kontrasepsi KB Implant di Puskesmas Gedung

Rejo Sakti Kabupaten Tulang Bawang.

4) Mengevalusi asuhan kebidanan yang telah dilakukan secara

sistematis pada Ny “N” dengan Kontrasepsi KB Implant di

Puskesmas Gedung Rejo Sakti Kabupaten Tulang Bawang.

5) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah di lakukan

pada Ny “N” dengan Kontrasepsi KB Implant di Puskesmas

Gedung Rejo Sakti Kabupaten Tulang Bawang.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

1) Manfaat Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan, menambah pemahaman dan

pengalaman secara nyata tentang asuhan kebidanan pada ibu yang

menggunakan kb sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam

meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.

2) Manfaat Bagi Profesi

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk


5

menambah pengetahuan pada ibu yang menggunakan kb

3) Manfaat Bagi Institusi

Diharapkan dapat menjadi bahan materi kuliah asuhan

kebidanan ini dapat memberikan pemahaman dan menambah

pengetahuan bagi mahasiswa profesi kebidanan STIKes Karya

Husada Kediri mengenai asuhan kebidanan secara

berkesinambungan.

4) Manfaat Bagi Bidan

Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan

memberikan kontribusi bagi Bidan dengan membantu

pelaksanaan asuhan kebidanan untuk meningkatkan cakupan dan

kualitas pelayanan.

5) Manfaat Bagi Pasien

Meningkatkan pengetahuan serta wawasan pasien akan

pentingnya pengetahuan tentang kontrasepsi, serta pencegahan

dan penanganan secara mandiri ketika mengalami masalah.

1.3.2 Manfaat Praktis

1) Manfaat Bagi Penulis

Memberikan pengalaman secara nyata tentang asuhan

kebidanan pada ibu yang menggunakan kb sehingga dapat

meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan praktik

kebidanan guna meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.

2) Manfaat Bagi Profesi

Dapat menjadi bahan materi kuliah asuhan kebidanan ini

dapat memberikan pemahaman bagi mahasiswa profesi kebidanan


6

STIKES Karya Husada Kediri mengenai asuhan kebidanan secara

berkesinambungan.

3) Manfaat Bagi Institusi

Memberikan masukan tentang metode penelitian secara

“STUDI KASUS” bagi mahasiswa profesi kebidanan Karya

Husada Kediri mengenai asuhan kebidanan.

4) Manfaat Bagi Bidan

Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan memberikan

kontribusi bagi Bidan dengan membantu pelaksanaan asuhan

kebidanan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan.

5) Manfaat Bagi Pasien

Mendapatkan pendampingan secara berkala sehingga ibu

yang menggunakan kb bisa mengikuti perkembangan pada

tahapannya.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori KB Implant

2.1.1 Konsep Dasar KB

2.1.1.1 Keluarga Berencana

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur

jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka

dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk

mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).

Kontrasepsi menurut Saifuddin (2011), merupakan

bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan

kehamilan, dan merupakan hak setiap individu sebagai

makhluk sosial.

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk

membentuk keluarga kecil bahagia sesuai dengan kekuatan

sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan

kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan

sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

(Sulistyawati, 2013).

2.1.1.2 Metode Kontrasepsi

Macam-macam metode kontrasepsi yang ada dalam

program KB di Indonesia menurut Handayani (2010), adalah

sebagai berikut:

7
8

1) Metode Kontrasepsi Sederhana

Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 macam,

yaitu:

a. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat antara lain :

Metode Amenore Laktasi (MAL), Coitus Interuptus,

metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB),

Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu

perpaduan antara suhu basal dan lendir serviks.

b. Metode kontrasepsi dengan alat yaitu kondom,

diafragma, cup serviks dan spermisida.

2) Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi

menjadi 2, yaitu:

a. Metode Kontrasepsi Hormonal Kombinasi yaitu

mengandung hormon progesteron dan estrogen

sintetik. Contohnya: pil dan suntikan/injeksi.

b. Metode Kontrasepsi Hormonal Progesteron yaitu

metode kontrasepsi hormonal yang hanya berisi

progesteron saja. Contohnya: pil, suntik dan implan.

3) Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi

menjadi 2 yaitu:

a. AKDR yang mengandung hormon (sintetik

progesteron), dan
9

b. Yang tidak mengandung hormon.

4) Metode Kontrasepsi Mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu:

a. Metode Operatif Wanita (MOW).

MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip

metode ini adalah memotong atau mengikat saluran

tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara

ovum dan sperma.

b. Metode Operatif Pria (MOP).

MOP Sering dikenal dengan Vasektomi yaitu

memotong atau mengikat saluran vas deferens

sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan,

5) Metode Kontrasepsi Darurat

Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat

ada 2 macam yaitu pil dan AKDR.

2.1.1.3 Mekanisme kerja

Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan

balik, terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga

terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses

ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat

menghambat pengeluaran Folicle Stimulating Hormone (FSH)

sehingga perkembanagan dan kematangan Folicle De Graaf

tidak terjadi. Di samping itu progesteron dapat menghambat

pengeluaran Hormone Luteinizing (LH). Estrogen


10

mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai

uterus endometrium yang belum siap untuk menerima

implantasi Manuaba, 2010).

2.1.1.4 Pengertian KB Implant

Menurut Anggraini & Martini (2012), Implan

merupakan kontrasepsi jenis lain yang bersifat hormonal, dan

dimasukkan kebawah kulit. Menurut Wulansari & Huriawati

(2010), Norplant adalah suatu sistem implan subdermis yang

memberikan proteksi kontrasepsi hingga lima tahun, terdiri

dari enam kapsul karet silikon (masing-masing mengandung

levonorgestrel 36 mg) yang dimasukkan ke bawah kulit lengan

wanita.

Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang

berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi

hormon, dipasang pada lengan atas (Handayani, 2010:116).

2.1.1.5 Jenis implant

Jenis Implant menurut Dewi dkk ( 2011), ada 3 macam, yaitu:

1) Norplant Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga

dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang

diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5

tahun.

2) Implanon Terdiri dari satu batang putih lentur dengan

panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi


11

dengan 68 mg 3-Ketodesogestrel dan lama kerjanya 3

tahun.

3) Jadena atau indoplant Terdiri dari 2 batang, yang berisi

dengan 75 mg levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.

2.1.1.6 Mekanisme Kerja Implant

Cara kerja kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010)

yaitu:

1) Lendir serviks menjadi kental

2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga

sulit terjadi implantasi

3) Mengurangi transportasi sperma

4) Menekan ovulasi.

2.1.1.7 Efektivitas Implant

Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5-

99,9% dan 97% (Handayani, 2010).

2.1.1.8 Keuntungan

1) Daya guna tinggi

2) Perlindungan jangka Panjang

3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5) Tidak mengganggu dari kegiatan senggama

6) Tidak mengganggu ASI

7) Klien hanya kembali jika ada keluhan


12

8) Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan

9) Mengurangi nyeri haid

10) Mengurangi jumlah darah haid

11) Mengurangi dan memperbaiki anemia

12) Melindungi terjadinya kanker endometrium

13) Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara 24

14) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang

panggul

15) Menurunkan kejadian endometriosis.

2.1.1.9 Keterbatasan

Keterbatasan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010)

yaitu:

1) Dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa

perdarahan bercak (spooting), hipermenorea atau

meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorrhea.

2) Tidak memberikan efek protektif terhadap penyakit

Menular Seksual, termasuk AIDS.

3) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan

pencabutan.

4) Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian

kontrasepsi ini sesuai keinginan, akan tetapi harus pergi ke

klinik untuk pencabutan.


13

2.1.1.10 Waktu Memulai Menggunakan Implant

Waktu memulai menggunakan implant menurut Saifudin

(2010):

1) Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke – 7.

Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.

2) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak

terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke – 7

siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual

atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari

saja.

3) Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat,

asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan

melakukan hubungan seksual atau gunakan metode

kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

4) Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca

persalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila

menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode

kontrasepsi lain.

5) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid

kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan

melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.


14

6) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin

menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan

setiap saat.

7) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin

menggantinya dengan implant, implant dapat

diinsersikan pada saat haid dari hari ke – 7 dan klien

jangan melakukan hubungan seksual selam 7 hari atau

gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR

segera dicabut.

2.1.1.11 Prosedur pemasangan

Prosedur pemasangan menurut Handayani (2010 ) yaitu :

1) Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE

yang selengkap mungkin mengenal norplant ini sehingga

calon akseptor benar – benar mengerti dan menerimanya

sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakainya dan

diberikan informed consent untuk ditanda tangani oleh

suami isteri.

2) Persiapan alat – alat yang diperlukan :

a. Sabun antiseptic

b. Kasa steril

c. Cara aseptic

d. Kain steril yang mempunyai lubang

e. Obat anestesi local

f. Semprit dan jarum suntik


15

g. Trokar no. 10

h. Sepasang sarung tangan steril

i. Satu set kapsul norplant (2 buah)

j. Scapel yang tajam

2.2 Jurnal Kontrasepsi KB Implant

2.2.1 Hasil penelitian berdasarkan jurnal ilmiah menurut Netti Meilani

tahun 2019 dengan judul “Pemasangan Kontrasepsi Implan dan Alat

Kontrasepsi dalam Rahim di Dusun XVIII Kecamatan Percut Sei

Tuan”.

Pemasangan kontrasepsi implan dan alat kontrasepsi dalam

rahim dilakukan untuk membantu pemerintah dalam mencanangkan

program keluarga berencana agar terwujud keluarga berkualitas.

Menurut data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana (BPPKB) tahun 2014 bahwa peserta KB AKDR sebanyak

29.292 (7,7%), implant sebanyak 32.383 (8,5%).

Data menunjukkan bahwa kontrasepsi metode jangka panjang

kurang diminati oleh wanita usia subur. Hal ini terbukti dari

prevalensi kontrasepsi suntik sebanyak 74.024 (20,2%). Hasil

wawancara singkat yang dilakukan kepada wanita usia subur di Dusun

XVIII Kecamatan Percut Sei Tuan, menjelaskan bahwa ibu – ibu

tersebut takut sakit, jarak yang jauh untuk mengakses pelayanan

kesehatan. Dari hasil pendataan yang dilakukan bahwa masih banyak

wanita usia subur yang sudah memiliki > 2 anak akan tetapi enggan

untuk dilakukan pemasangan kontrasepsi.


16

Hal ini juga dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang

kontrasepsi jangka panjang. Oleh karena itu penting untuk dilakukan

pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan edukasi tentang

kontrasepsi jangka panjang serta p1emasangan AKDR dan Implant

pada wanita usia subur di Dusun XVIII Kampung KB Kecamatan

Percut Sei Tuan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat

ini berupa pemberian pendidikan kesehatan dan pemasangan AKDR

dan Implan. Lokasi kegiatan di Kampung KB Desa Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang. Diadakan pada tanggal 8-9 Juli 2019,

dim2ana pemberian pendidikan kontrasepsi pada tanggal 8 Juli 2019

dan pemasangan Implan dan AKDR pada tanggal 9 Juli 2019.

2.2.2 Hasil penelitian berdasarkan jurnal ilmiah menurut Husna Farianti

Amran tahun 2019 dengan judul “Analisis Efek Samping Penggunaan

Metode Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan

Raya Pekanbaru”.

Upaya pemerintah untuk menurunkan laju pertumbuhan

penduduk adalah dengan program Keluarga Berencana (KB). Implant

merupakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang efektif,

aman, dan nyaman bagi wanita. Salah satu yang mempengaruhi

kepuasan penggunaan implant antara lain amenore (29,5%),

perdarahan haid yang berlebihan (18,5%), flek (29,5%), kenaikan

berat badan (40,5%), jerawat (16,5%), depresi (12%). Tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk menganalisis efek samping kontrasepsi

implant yang meliputi gangguan siklus haid, perubahan berat badan,


17

nyeri payudara, gangguan jerawat, dan gangguan depresi.

Hasil penelitian diperoleh efek samping penggunaan

kontrasepsi Implant yang dirasakan oleh responden antara lain

gangguan siklus haid yaitu amenore sebanyak 76 responden (82,6%),

spotting yaitu 81 responden (88,1%), menoragia yaitu 16 responden

(17,4%). Efek samping gangguan berat badan yaitu 81 responden

(89,1%), efek samping gangguan nyeri payudara yaitu 47 responden

(51,1%), efek samping timbulnya jerawat yaitu 61 responden (66,3%),

dan efek samping gangguan psikologis berupa gelisah atau gangguan

emosi yaitu 87 responden (94,6%).

Efek samping yang banyak timbul dari pemakaian Implant

yaitu gangguan menstruasi, gangguan berat badan, jerawat dan

depresi. Untuk itu diharapkan bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan harus memperhatikan efek samping penggunaan

kontrasepsi implat dan dapat memberikan konseling dan

penatalaksanaan yang sesuai dengan efek samping yang dirasakan

oleh akseptor sehingga akseptor mendapatkan asuhan lebih terfokus

dan terarah.

2.3 Tinjauan Manajemen Askeb

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang

dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Berikut

adalah asuhan kebidanan menurut Kepmenkes RI No. 938/Menkes/SK/

VIII/2007:
18

2.3.1 Standar I: Pengkajian

2.3.1.1 Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan

dam lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi pasien. Kriteria Pengkajian :

1. Data tepat, akurat, dan lengkap

2. Terdiri dari Data Subjektif (hasil anamnesa; biodata,

keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan

latar belakang sosial budaya)

3. Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang)

2.3.2 Standar II: Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

2.3.2.1 Pernyataan Standar

Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk

menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah

1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara

mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

2.3.3 Standar III: Perencanaan

2.3.3.1 Pernyataan Standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan


19

diagnosa dan masalah yang ditegakkan. Kriteria Perencanaan

1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah

dan kondisi klien; tindakan segera, tindakan antisipasi dan

asuhan secara komprehensif.

2. Melibatkan klien/ pasien dan atau keluarga

3. Mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial budaya

klien/ keluarga.

4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan

kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan

memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat

untuk klien.

5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku

sumberdaya serta fasilitas yang ada.

2.3.4 Standar IV: Implementasi

2.3.4.1 Pernyataan Standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence

based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan. Kriteria

1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-

psiko-sosial-spiritual-kultural.

2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan

dari klien dan atau keluarganya (inform consent).

3. Melaksankan tindakan asuhan berdasarkan evidence


20

based.

4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

5. Menjaga privasi klien/pasien.

6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan.

8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada

dan sesuai.

9. Melakukan tindakan tindakan sesuai standar.

10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

2.3.5 Standar V: Evaluasi

2.3.5.1 Pernyataan Standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan

kebidanan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien. Kriteria Evaluasi

1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan

asuhan sesuai kondisi klien.

2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada

klien dan atau keluarga.

3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi

klien/pasien
21

2.3.6 Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

2.3.6.1 Pernyataan Standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,

singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan

dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan. Kriteria

Pencatatan Asuhan Kebidanan

1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/Status

Pasien/Buku KIA).

2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan

P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan

dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti

tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara

komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi

evaluasi/follow up dan rujukan.


BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 DATA SUBJEKTIF

Anamnesa dilakukan oleh : Bidan

Di : Puskesmas Gedung Rejo Sakti Kabupaten Tulang Bawang

Pada hari/tanggal : Rabu 18 Mei 2024 Pukul : 09.30 WIB

3.1.1 IDENTITAS KLIEN No. Register : -

Nama Klien : Ny. N Nama Suami : Tn. W

Umur : 24 th Umur : 25 th

Suku/ Bangsa : Jawa/Indo Suku/ Bangsa : Jawa/Indo

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Tulang Bawang

3.1.2 Alasan kunjungan saat ini

Kunjungan pertama

3.1.3 Keluhan utama

Ibu ingin melakukan pemasangan KB implant

3.1.4 Riwayat menstruasi

Menarche : 12 tahun

Siklus menstruasi : 28 hari (teratur)

Lama : 7 hari

Banyaknya darah : 2-3 kali ganti pembalut (± 80 cc)

22
23

Konsistensi : Cair

Dysmenorhoe : Ya (sebelum menstruasi)

Flour albus : Ya (sebelum dan sesudah menstruasi)

Warna: Putih Bau: - Gatal: -

3.1.5 Status perkawinan

Kawin : 1 Kali

Lama kawin : tidak dikaji

3.1.6 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas Anak


No Suam K Ke
. i ke Umu penyu peno Jeni tem penyu penyu L/ BB/PB menyusu H/ B t
r l l s p l l P i M

1. 1 38- - Bida Spt PM - - P 2600gr/ Ya H -


39 n B 46cm

3.1.7 Riwayat KB

No. Jenis Tempat Alasan Efek Samping Upaya yang dilakukan Ket
kontrasepsi Pelayanan Pemakaian

1 Belum Pernah KB

3.1.8 Riwayat Kesehatan keluarga

a. Keturunan kembar : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

b. Penyakit keturunan : Tidak ada

Jenis penyakit : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

c. Penyakit lain dalam keluarga : Tidak ada


24

Jenis penyakit : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

3.1.9 Riwayat kesehatan yang lalu

Penyakit menahun : Tidak ada

Penyakit menurun : Tidak ada

Penyakit menular : Tidak ada

3.1.10 Keadaan Psikososial dan dukungan keluarga

a. Alasan ibu menjadi akseptor KB :Untuk mencegah kehamilan

b. Motivasi ibu untuk menjadi akseptor berasal dari : Suami

c. Dukungan dari suami : Ya

d. Dukungan dari keluarga yang lain : Ya

3.1.11 Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

- Makan nasi, lauk, sayur dan buah-buahan 3 x sehari porsi 1

piring

- Minum air putih ± 6-7 gelas perhari

- Masalah yang dirasakan : Tidak ada

b. Pola Eliminasi

- BAK : ± 4-5 kali perhari Warna : Kuning jernih Bau: Pesing

- BAB : ± 1-2 kali perhari Warna : Kuning kecoklatan Bau:

khas feses

- Masalah yang dirasakan : Tidak ada

c. Pola istirahat tidur

- Tidur siang ± 1 jam


25

- Tidur Malam ± 5-6 jam

- Masalah yang dirasakan : Ibu memiliki anak bayi dan

sekarang berusia 4 bulan. Sehingga waktu istirahat dan tidur

Ibu agak terganggu karena harus merawat dan memberikan

ASI pada bayinya.

d. Pola Aktivitas

Ibu melakukan aktivitas seperti biasa memasak, mencuci piring,

menyapu, ngepel dan lain sebagainya.

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

e. Pola seksualitas

Sesuai kebutuhan

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

f. Perilaku Kesehatan

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll : Tidak ada

3.2 DATA OBYEKTIF

3.2.1 Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : 140/80 mmHg

Suhu : 36,4 ° C

Nadi : 82x/m

RR : 23x/m

BB : 44 kg

TB : 152 cm

3.2.2 Pemeriksaan Khusus


26

a. Inspeksi

- Kepala : Rambut hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe, dan

tidak ada benjolan abnormal

- Muka : Kelopak mata : Simetris

Conjungtiva : Tidak anemis

Sklera : Tidak ikterik

- Mulut dan gigi : Bibir : Lembab

Gigi : Tidak berlubang dan tidak ada karies

- Hidung : Simetris, Tidak ada pembesaran polip, tidak ada

pernafasan cuping hidung

Sekret : Tidak ada pengeluaran

Kebersihan : Bersih

- Leher : Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening :Tidak ada

- Dada : Simetris

Pembesaran payudara : Simetris, tidak ada benjolan abnormal

Kebersihan : Bersih

- Perut : Pembesaran : Tidak ada pembengkakan abnormal di

perut

Bekas luka operasi : Tidak ada

Linea : Tidak ada

Striae : Tidak ada

Pembesaran lien/ liver : Tidak ada


27

- Anogenetalia : Vulva vagina warna : Normal

Luka parut : Tidak ada

Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

- Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Kekakuan sendi : Tidak ada

b. Palpasi

- Leher : Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

- Dada : Benjolan/ Tumor : Tidak ada

- Perut : Pembesaran lien/ liver : Tidak ada

Kandung kemih : Kosong

- Ekstremitas atas dan bawah : Oedema :. Tidak ada

3.2.3 Pemeriksaan Laboratorium

Sekret : cairan vagina : Tidak ada pengeluaran cairan di vagina

IVA : Tidak dilakukan

PAP Smear : Tidak dilakukan

Darah : HB : Tidak dilakukan

WR : Tidak dilakukan

VDRL : Tidak dilakukan

Urine : Albumin : Tidak dilakukan


28

Reduksi : Tidak dilakukan

3.2.4 Pemeriksaan penunjang yang lain

USG : Tidak dilakukan

NST : Tidak dilakukan

Rotgen Foto : Tidak dilakukan

3.3 ANALISA/ DIAGNOSA

- Ny. N umur 24 tahun P10001 dengan kontrasepsi implant

3.4 INTERVENSI

1. Melakukan pemeriksaan fisik

2. Menjelaskan pada ibu apa yang dimaksud dengan kb implant

3. Menjelaskan efek samping kb implant

4. Menjelaskan keuntungan kb implant

5. Lakukan tindakan prosedur pemasangan implant

6. Berikan terapi obat

7. Anjurkan untuk kontrol ulang

3.5 PENATALAKSANAAN

1. Melakukan pemeriksaan fisik keadaan umum ibu baik, TD : 140/80

mmHg, N: 82 x/m Suhu : 36,4 ° C, RR: 23x/m, BB: 44 kg dan ibu sedang

tidak hamil

2. Menjelaskan pada ibu maksud dari KB implant yaitu kontrasepsi Implant

merupakan kontrasepsi jenis lain yang bersifat hormonal, dan

dimasukkan kebawah kulit dengan lama pemakaian 3 tahun.


29

3. Menjelaskan efek samping atau keterbatasan KB implant dimana

kebanyakan pasien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa

perdarahan, bercak (spooting), hipermenorea atau meningkatnya jumlah

darah haid, serta amenorrhea (Tidak haid).

4. Menjelaskan keuntungan kb implant yaitu antara lain :

- Daya guna tinggi

- Perlindungan jangka Panjang

- Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

- Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

- Tidak mengganggu dari kegiatan senggama

- Tidak mengganggu ASI

- Klien hanya kembali jika ada keluhan

- Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan

- Mengurangi nyeri haid

- Mengurangi jumlah darah haid

- Mengurangi dan memperbaiki anemia

- Melindungi terjadinya kanker endometrium

- Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara 24

- Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul

5. Melakukan prosedur pemasangan implant yaitu :

- Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang

selengkap mungkin mengenal norplant ini sehingga calon akseptor

benar – benar mengerti dan menerimanya sebagai cara kontrasepsi

yang akan dipakainya dan diberikan informed consent untuk


30

ditanda tangani oleh suami isteri.

- Persiapan alat – alat yang diperlukan :

a. Sabun antiseptic

b. Kasa steril

c. Cairan aseptic

d. Kain steril yang mempunyai lubang

e. Obat anestesi local

f. Semprit dan jarum suntik

g. Trokar no. 10

h. Sepasang sarung tangan steril

i. Satu set kapsul norplant (2 buah)

j. Scapel yang tajam

6. Pemberian terapi obat

Amoxilin 3x1 (Anti biotik), Asam Mefenamat 3x1 (Anti nyeri)

7. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari setelah pemasangan dan

jika ada keluhan segera datang ketenaga Kesehatan

3.6 EVALUASI

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Ibu mengerti dan sudah paham apa yang dimaksud dengan kb implant

3. Ibu mengerti tentang efek samping atau keterbatasan dari kb implant

4. Ibu mengerti tentang keuntungan dari kb implant

5. Pemasangan kb implant telah dilakukan

6. Terapi obat sudah diberikan

7. Ibu bersedia untuk melakukan kontrol ulang


31
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Kontrasepsi KB Implant

Menurut Anggraini & Martini (2012), Implan merupakan kontrasepsi

jenis lain yang bersifat hormonal, dan dimasukkan kebawah kulit. Menurut

Wulansari & Huriawati (2010), Norplant adalah suatu sistem implan

subdermis yang memberikan proteksi kontrasepsi hingga lima tahun, terdiri

dari enam kapsul karet silikon (masing-masing mengandung levonorgestrel

36 mg) yang dimasukkan ke bawah kulit lengan wanita.

Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk

yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada

lengan atas (Handayani, 2010:116). Implant adalah salah satu jenis

kontrasepsi yang pemakaiannya yaitu dengan cara memasukkan tabung kecil

dibawah kulit pada bagian tangan yang dapat dilakukan oleh petugas

kesehatan. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-

sedikit, sehingga mencegah kehamilan (Proverawati, 2010:51).

Pada saat melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. “N” umur 24 tahun

P10001 pemasangan kb implant dan membandingkan dengan teori maka

didapatkan kesenjangan antara teori dan praktik. Adapun identifikasi masalah

disesuaikan dengan masalah yang muncul serta intervensi yang dicantumkan

secara rasional serta implementasinya sesuai dengan masalah yang ada.

Sedangkan, evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan yang telah dilakukan

dengan kriteria hasil.

32
33

Dari hasil penelitian Radicha widya (2012) dengan teori tidak ada

kesenjangan karena kebanyakan ibu yang menggunakan kb implant

mengalami efek samping bercak / flek.

4.1.1 Pembahasan

Pembahasan ini dikelompokkan sesuai langkah manajemen kebidanan

yang meliputi : Pengkajian, Diagnosa masalah, Identifikasi kebutuhan

segera, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.

4.1.1.1 Pengkajian

Penulis tidak mengalami masalah karena klien mudah diajak

berkomunikasi.

4.1.1.2 Diagnosa Masalah

Penulis menemukan diagnosa dalam kasus tersebut yaitu Ny.

“N” P10001 dengan pemasangan KB implant.

4.1.1.3 dentifikasi kebutuhan segera

Saat ini Ny. N tidak membutuhkan kebutuhan segera

4.1.1.4 Intervensi

Menganjurkn Ny. N untuk beristirahat dan jangan terlalu

mengangkat beban yang berat-berat dan menganjurkan ibu

untuk kontrol ulang dan atau jika ada keluhan.

4.1.1.5 Implementasi

Pada pelaksanaan penulis tidak mengalami kesulitan yang

berarti hal ini dikarenakan adanya kerja sama dengan klien

yang cukup antusias mendengarkan konseling yang

disampaikan.
34

4.1.1.6 Evaluasi

Setelah mendapat penjelasan dari tenaga kesehatan Ny. N

mengatakan sudah mengerti mengenai penjelasan dan sudah

dapat mengulangi penjelasan yang telah diberikan bidan serta

bersedia datang ketenaga kesehatan.


35

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah

anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah

mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda

kehamilan. (Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk

keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga

dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga

bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi penulis

Diharapkan lebih meningkatkan wawasan, pengetahuan,

pemahaman, dan dapat mempraktikan teori yang didapat secara

langsung melalui asuhan kebidanan pada ibu yang memakai

kontrasepsi KB Implant dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan dan dokumentasi SOAP.

5.2.2 Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswanya

dengan penerapan pendidikan asuhan kebidanan dengan tepat dalam

proses belajar mengajar dan meningkatkan praktik pembelajaran

menjadi lebih efektif dan efisien, agar mahasiswa dapat memiliki

pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan secara continuity


36

of care, serta dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa dalam

memahami pelaksanaan asuhan kebidanan dari ibu yang memakai

kontrasepsi KB Implant

5.2.3 Bagi Lahan Praktek

Diharapkan dapat sebagai masukan agar dapat meningkatkan

mutu pelayanan kebidanan melalui pendekatan menejemen asuhan

kebidanan pada ibu yang memakai kontrasepsi KB Implant secara

komprehensif sehingga bila ditemukan masalah dalam proses tersebut

dapat segera mendapatkan penanganan yang lebih baik sesuai dengan

standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu.

5.2.4 Bagi Klien

Diharapkan klien memiliki kesadaran untuk selalu

memeriksakan keadaan kesehatannya secara teratur sehingga dapat

memiliki gambaran tentang pentingnya pengawasan pada ibu yang

memakai kontrasepsi KB Implant yang mengalami masalah serta klien

mau untuk koperatif melakukan anjuran bidan. Sehingga faktor resiko

dapat dideteksi secara dini dan mendapat penanganan yang tepat.

Memotivasi klien untuk berkunjung dan berkonsultasi PMB atau

Puskesmas.
37

DAFTAR PUSTAKA

Amran, Husna Farianti. 2019. Analisis Efek Samping Penggunaan Metode


Kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya
Pekanbaru. Diakses pada 31 Maret 2021

Arum & Sujiyatini. 2012. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta :


Nuha Medika.

Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :


Pustaka Rihama.
Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Meilani, Netti. 2019. Pemasangan Kontrasepsi Implant dan Alat Kontrasepsi


dalam Rahim di Dusun XVIII Kecamatan Percut Sei Tuan. Diakses pada
31 Maret 2021

Noviawati, Setya Arum Dyah. 2011. Buku Panduan Lengkap Pelayanan KB


Terkini Cetakan Keempat. Yogyakarta : Nuha Offset.

Saiffudin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba


Medika.
38

Lampiran Jurnal

Anda mungkin juga menyukai