1 Petrus 1,22

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

1 PETRUS 1 : 22

KEKUDUSAN & KASIH PERSAUDARAAN

Panggilan untuk Kasih yang Disucikan


Ayat 22 mengatakan, “Mensucikan jiwamu dengan ketaatanmu pada
kebenaran demi kasih persaudaraan yang tulus.” Klausa rumit ini
menggambarkan keselamatan. Penegasan akan keselamatan mendahului
desakan untuk mengasihi.
 Kami tidak saling mengasihi untuk diselamatkan.
 Kami saling mengasihi karena kami diselamatkan.
Kasih satu sama lain adalah bagian penting dari kehidupan Kristen yang
disucikan. Kalimat pembuka ayat 22 memberikan tiga tanda pertobatan sejati.
Pemurnian Jiwa Anda. Ayat 23 mengatakan, “Mensucikan jiwamu. Dosa
mengotori jiwa. Keselamatan memurnikan jiwa. Dalam Perjanjian Lama,
penyucian mengacu pada tindakan seremonial membersihkan diri dari
kecemaran agar dapat diterima oleh Tuhan. Dalam Perjanjian Baru, penyucian
bersifat moral, bukan seremonial. Ini adalah transformasi rohani yang terjadi
pada mereka yang diselamatkan oleh iman di dalam Kristus.
Yohanes 15:3 berkata, “Kamu memang sudah bersih karena Firman
yang telah Kukatakan kepadamu.”
Inilah yang terjadi ketika Kristus menyelamatkan Anda. Hidup Anda
berubah. Hatimu sudah dibersihkan. Semangatmu diperbarui. Pikiran Anda
diubah. Jiwamu dimurnikan. Kata kerja “dimurnikan” menunjukkan tindakan
masa lalu dengan implikasi masa kini. Ini adalah tindakan menjadi tersucikan
dan keadaan tersucikan. Jiwa yang diselamatkan adalah jiwa yang disucikan.
Taat pada Kebenaran. ayat 2 menyebut para pembaca Petrus memilih
orang-orang buangan “untuk taat kepada Yesus Kristus.” Ayat 14 menyebut
mereka “anak-anak yang taat.” Ayat 22 mengatakan, “Mensucikan jiwamu
dengan ketaatanmu pada kebenaran.”
Pada akhirnya, Tuhan menyucikan jiwa kita. 2 Tesalonika 2:13
mengatakan, “Tetapi kami hendaknya mengucap syukur kepada Allah karena
kamu, saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan, karena Allah telah memilih
kamu sebagai buah sulung untuk diselamatkan, melalui pengudusan Roh dan
kepercayaan kepada kebenaran.” Namun ada arti nyata di mana kita
memurnikan jiwa kita melalui iman yang menyelamatkan.”
Petrus menggambarkan iman yang menyelamatkan sebagai “ketaatan pada
kebenaran.” Injil bukan sekedar janji untuk diklaim; itu adalah perintah untuk
dipatuhi. Galatia 5:7 mengatakan, “Kamu berlari dengan baik. Siapa yang
menghalangi kamu untuk menaati kebenaran?” Iman yang menyelamatkan
adalah iman yang taat. Bukti keimanan adalah ketaatan pada kebenaran.
Kami telah menyucikan jiwa kami untuk ketaatan pada kebenaran, bukan
ajaran palsu, agama kafir, dan kebohongan setan. Budaya kita telah membuang
gagasan tentang kebenaran obyektif. Kebenaran tidak didahului oleh kata ganti
orang. Didahului dengan artikel pasti. Yohanes 17:17 mengatakan,
“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; perkataanmu adalah kebenaran.”
Ayat 22 mengatakan, “Mensucikan jiwamu dengan ketaatanmu pada
kebenaran demi cinta persaudaraan yang tulus.” “Cinta persaudaraan” adalah
satu kata dalam bahasa Yunani. Dari kata itulah kita mendapatkan nama
“Philadelphia. Istilah tersebut menggambarkan kasih sayang yang penuh kasih
dari sebuah ikatan keluarga. Kata ini diterjemahkan sebagai “cinta
persaudaraan”. Seharusnya diterjemahkan menjadi “cinta persaudaraan.” Bukan
berarti kita harus mengasihi seolah-olah kita adalah saudara. Kita harus
mencintai karena kita bersaudara.
 Kelahiran secara fisik menjadikan kita bersaudara sedarah.
 Kelahiran rohani menjadikan kita bersaudara karena anugerah.
Petrus tidak memerintahkan kasih persaudaraan. Itu adalah bukti
pertobatan. 1 Yohanes 3:14 mengatakan, “Kita tahu, bahwa kita sudah
berpindah dari maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara
kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.”
Pengakuan iman yang sejati memupuk kasih persaudaraan yang tulus.
“Tulus” berarti “tanpa kemunafikan.” Orang-orang munafik adalah aktor
yang mengenakan topeng untuk memainkan sebuah peran. 1 Yohanes 3:18
mengatakan, “Anak-anakku, janganlah kita mengasihi dengan perkataan atau
perkataan, tetapi dengan perbuatan dan kebenaran.”

Anda mungkin juga menyukai