Teori Kepribadian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Pada abad ke-21 ini terdapat empat psikologi yang
menonjol, salah satu diantaranya yaitu psikoanalisis. Keberjayaan
psikoanalisis antara lain disebabkan oleh para tokohnya yaitu
Freud, Jung, dan Lacan, yang benar-benar menguasai baik
psikologi dan psikiatri.
Psikoanalisis dianggap sebagai salah satu gerakan
revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode
penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi
sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok
psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian
besar ditentukan oleh motif-motif tidak sadar, sehingga Freud
dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta
ketidaksadaran manusia.

B. Rumusan Masalah.
1. Siapa tokoh Psikoanalisis?
2. Apa yang dimaksud dengan psikoanalisis?
3. Bagaimana tingkat kehidupan mental menurut Sigmund Freud?
4. Bagaimana pembagian wilayah pikiran menurut Sigmund
Freud?
5. Bagaimana dinamika kepribadian menurut Sigmund Freud?
6. Bagaimana cara bertahan menurut Sigmund Freud?
7. Apa bentuk-bentuk pertahanan yang dikemukakan oleh
Sigmund Freud?
8. Apa saja tahap perkembangan menurut Sigmund Freud?
9. Bagaimana tanggapan terhadap teori Psikoanalisis Sigmund
Freud?
10. Apa saja aspek positif dari teori Sigmund Freud

C. Tujuan.
1. Untuk menjelaskan tentang tokoh Psikoanalisis.
2. Untuk menjelaskan pengertian psikoanalisis.
3. Untuk menjelaskan tingkat kehidupan mental menurut Sigmund
Freud.
4. Untuk menjelaskan pembagian wilayah pikiran menurut
Sigmund Freud.
5. Untuk menjelaskan dinamika kehidupan menurut Sigmund
Freud.
6. Untuk menjelaskan tentang cara pertahanan diri menurut Freud.
7. Untuk menjelaskan bentuk-bentuk pertahanan yang
dikemukakan oleh Freud.
8. Untuk menjelaskan tahap perkembangan menurut Freud.
9. Untuk menjelaskan tanggapan terhadap teori Psikoanalisis
Sigmund Freud.
10. Untuk menjelaskan aspek positif dari teori Sigmund Freud.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Sigmund Freud.
Sigmund Freud yang terkenal dengan Teori Psikoanalisis
dilahirkan di Morovia, pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di
London pada tanggal 23 September 1939. Gerald Corey dalam
“Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy”
menjelaskan bahwa Sigmund Freud adalah anak sulung dari
keluarga Viena yang terdiri dari tiga laki-laki dan lima orang wanita.
Dalam hidupnya ia ditempa oleh seorang ayah yang sangat otoriter
dan dengan uang yang sangat terbatas, sehingga keluarganya
terpaksa hidup berdesakan di sebuah aparterment yang sempit,
namun demikian orang tuanya tetap berusaha untuk memberikan
motivasi terhadap kapasitas intelektual yang tampak jelas dimiliki
oleh anak-anaknya.
Sebagian besar hidup Freud diabdikan untuk
memformulasikan dan mengembangkan tentang teori
psikoanalisisnya. Uniknya, saat ia sedang mengalami problema
emosional yang sangat berat adalah saat kreativitasnya muncul.
Pada umur paruh pertama empat puluhan ia banyak mengalami
bermacam psikomatik, juga rasa nyeri akan datangnya maut dan
fobi-fobi lain. Dengan mengeksplorasi makna mimpi-mimpinya
sendiri ia mendapat pemahaman tentang dinamika perkembangan
kepribadian seseorang.
Sigmund Freud dikenal juga sebagai tokoh yang kreatif dan
produktif. Ia sering menghabiskan waktunya 18 jam sehari untuk
menulis karya-karyanya, dan karya tersebut terkumpul sampai 24
jilid. Bahkan ia tetap produktif pada usia senja. Karena karya dan
produktifitasnya itu, Freud dikenal bukan hanya sebagai pencetus
psikoanalisis yang mencuatkan namanya sebagai intelektual, tapi
juga telah meletakkan teknik baru untuk bisa memahami perilaku
manusia. Hasil usahanya itu adalah sebuah teori kepribadian dan
psikoterapi yang sangat komprehenshif dibandingkan dengan teori
serupa yang pernah dikembangkan.
Psikoanalisa dianggap sebagai salah satu gerakan
revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode
penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi
sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok
psikoanalisa menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian
besar ditentukan oleh motif-motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki
sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran
manusia.
Lima karya Freud yang sangat terkenal dari beberapa
karyanya adalah:
1. The Interpretation of dreams (1900).
2. The Psichopathology of Everiday Life (1901).
3. General Introductory Lectures on Psichoanalysis (1917).
4. New Introductory Lectures on Psichoanalysis (1933) dan
5. An Outline of Psichoanalysis (1940).
Dalam dunia pendidikan pada masa itu, Sigmund Freud
belum seberapa populer. Menurut A. Supratika, nama Freud baru
dikenal pertama kalinya dalam kalangan psikologi akademis pada
tahun 1909, ketika ia diundang oleh G. Stanley Hall, seorang
sarjana psikologi Amerika, untuk memberikan serangkaian kuliah di
universitas Clark di Worcester, Massachusetts. Pengaruh Freud di
lingkungan psikologi baru terasa sekitar tahun 1930-an. Akan tetapi
Asosiasi Psikoanalisis Internasional sudah terbentuk tahun 1910,
begitu juga dengan lembaga pendidikan psikoanalisis sudah
didirikan di banyak negara.

B. Pengertian Psikoanalisis.
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund
Freud. Psikoanalisis merupakan salah satu aliran di dalam disiplin
ilmu psikologi yang memilik beberapa definisi dan sebutan,
Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian,
sebagai teknik penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan
psikologi.
Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu:
1. Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang
menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang
menentukan perilaku manusia, serta pentingnya
pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk
kepribadian masa dewasa,
2. Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas
ketidaksadaran (bawah sadar),
3. Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan
gangguan mental.
Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992)
yaitu:

1. Teori mengenai kepribadian & psikopatologi,


2. Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki
pikiran & perasaan individu yang tidak disadari.

Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu:


1. Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab neurosis adalah
gangguan jiwa yang tidak dapat disadari, pengaruhnya lebih besar
dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk menyelidikinya,
diperlukan upaya lebih dalam,
2. Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai
sistem dinamik yang tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat
berubah dan dapat saling bertukar energi.

Adapun contoh dari Psikoanalisis adalah Hipnotis, analisis


mimpi, mekanisme pertahanan diri.

C. Tingkat Kehidupan Mental.


Freud mengemukakan bahwa kehidupan mental terbagi
menjadi dua tingkat, alam sadar dan alam tidak sadar. Alam tidak
sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam
bawah sadar.
1. Alam Tidak Sadar.
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala
dorongan, desakan, maupun insting yang tidak kita sadari tetapi
ternyata ,mendorong perkataan, perasaan, dan tindakan kita.
Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita
tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut.
Misalnya, seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada
seorang wanita tapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik
ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
2. Alam Bawah Sadar.
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua
elemen yang tidak disadari, tetapi bisa muncul dalam kesadaran
dengan cepat atau agak sukar (Freud,1933/1964).

Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber yaitu:

a. Persepsi sadar (conscious perception).


b. Gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar.
3. Alam Sadar.
Alam sadar (conscious) didefinisikan sebagai elemen-
elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini
adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung
kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bias
masuk kea lam sadar.
a. Melalui system kesadaran perceptual (perceptual conscious),
yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara
bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
b. Melalui struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak
mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun
gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung
dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.

D. Wilayah Pikiran (Id, Ego, dan Superego)


1. Id.
Psikologi Freud bertitik tolak dari dunia nyata, dunia yang
penuh dengan benda-benda. Diantara ada objek yang sangat
khusus yaitu organisme. Salah satu bagian terpenting dari suatu
organisme adalah sistem saraf yang memiliki karakter sangat
peka terhadap apa yang dibutuhkan.
Contohnya bayi yang baru lahir akan tetap mengisap
terlepas dari ada atau tidaknya puting susu, karena ia akan
memperoleh kepuasan ketika melakukannya. Karena id tidak
mempunyai kontak dengan kenyataan maka bayi itu tidak
menyadari bahwa sebenarnya dengan mengisap jempol tidak
akan membantunya bertahan hidup
2. .Ego.
Ego atau saya adalah satu-satunya wilayah pikiran yang
memiliki kontak dengan realita. Kebutuhan lambat laun akan
semakin kuat dan bertambah banyak, sedang keinginan-
keinginan lain akan datang silih berganti.
Contohnya, ego seorang wanita secara sadar,
memotivasinya untuk memilih pakaian yang dijahit rapi dan
sangat licin karena ia merasa nyaman berbusana seperti itu.
Pada saat yang sama ia mungkin ingat samar-samar (secara
bawah sadar) bahwa sebelumnya ia pernah dipuji karena
memilih pakaian yang bagus. Selain itu, barangkali termotivasi
secara tidak sadar untuk berperilaku rapi dan teratur. Jadi
keputusan untuk mengenakan pakaian rapi nan licin bisa terjadi
di tiga tingkat kehidupan mental.

3. Superego.
Dalam psikologi Freudian, superego mewakili aspek-aspek
moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-
prinsip moralistis dan idealis yang berbeda dengan prinsip
kesenangan dari Id dan prinsip realistis dari ego.
Ketika ego berusaha membuat id tetap senang, di sisi lain
dia juga mengalami hambatan yang ada di dunia nyata. Segala
objek dunia nyata yang menghalangi dan mendukungnya inilah
yang kemudian menjadi superego. Superego memiliki dua sisi:
1. Nurani merupakan internalisasi dari hukuman dan
peringatan.
2. Ego ideal yaitu berasal dari pujian dan contoh-contoh positif
yang diberikan kepada anak-anak

Hubungan antara id, ego, dan superego.

Hubungan antara Id, Ego dan Superego pada tiga individu


secara hipotesis:

1. Pada individu pertama, id mendominasi ego yang lemah


dan superego yang plin-plan sehingga ego tidak mampu
menyeimbangkan antara gigihnya tuntutan id. Akibatnya
individu ini terus-menerus memuaskan kesenangannya
tanpa memandang apa yang mungkin atau layak.
2. Individu kedua, memiliki rasa bersalah serta perasaan
inferior dan ego yang lemah, akan mengalami sederetan
konflik karena ego tidak bias mengendalikan tuntutan
antara superego dan id yang saling bertentangan, tetapi
sama kuat.
3. Individu ketiga, yang memiliki ego kuat dan mampu
memenuhi tuntutan, baik dari id,maupun superego
sehingga secara psikologis mampu menenangkan
kendali atas prinsip kesenangan dan prinsip moralitas.

E. Dinamika Kepribadian.
Freud mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip
motivasional untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang
mendorong tindakan manusia. Dorongan-dorongan itu antara lain.
1. Seks.
Libido (hasrat seksual) adalah istilah yang biasa digunakan
oleh pendiri psikoanalis, Sigmund Freud, untuk menamakan
hasrat atau dorongan seksual. Ia mengatakan bahwa dorongan
ini dikarakteristikkan dengan bertumbuhnya secara bertahap
sampai puncak intensitas, diikuti dengan penurunan tiba-tiba
dari rangsangan. Waktu dia mempelajari proses ini pada
pasien-pasiennya, Freud menyimpulkan bahwa berbagai
kegiatan seperti makan dan minum, dan juga kencing serta
buang hajat juga memiliki pola yang sama. Konsekuensinya, ia
menyimpulkan bahwa tindakan ini juga memiliki hasrat seksual
juga. Freud juga tertarik pada perkembangan libido, yang ia lihat
sebagai dorongan manusia yang paling dasar dan paling kuat.
Ia percaya bahwa perkembangan libido dapat dibagi dalam
beberapa tahap yang berbeda dan bisa dikenali.
Dalam keadaan sadar, ada batas yang kuat memisahkan
ketiga daerah ini, tapi waktu tidur atau berfantasi, batas ini
melemah, memungkinkan kebangkitan ekspresi dari hasrat
libido yang biasanya terkendali. Kesadaran akan dorongan dan
fantasi yang tidak terkendali bisa membuat seseorang merasa
malu atau rasa bersalah secara seksual. Freud percaya bahwa
kepribadian seseorang terbentuk di awal kehidupan dan
ditentukan bagaimana dorongan dasarnya seperti libido
dipuaskan.
Kegagalan untuk memuaskan dorongan ini berakibat pada
perkembangan pribadi dan kesehatan psikologis
seseorang.Generasi berikut dari psikoanalis mempertanyakan
karya Freud tentang libido. Beberapa menekankan titik dimana
Freud terlalu menekankan perkembangan biologis dan kurang
menekankan akibat dari faktor budaya dan sosial dalam perilaku
dan praktek seksual.
Carl Jung, seorang psikiatris dan psikoanalis dari Swiss,
menolak pandangan Freud tentang libido dengan menolak
pandangan bahwa pengalaman seksual waktu bayi adalah
penentu penting dalam masalah emosi orang dewasa. Jung
membuat teori lain tentang libido yang memandang keinginan
untuk hidup dan bukan libido adalah merupakan dorongan
terkuat. Jung menekankan perbedaan antara kepribadian
introvert dan ekstrovert. Ekstrovert adalah individu yang
keinginannya mengarah kuat (tapi tidak semuanya) keluar ke
orang lain dan dunia sekelilingnya. Mereka merasa nyaman di
keadaan sosial dimana mereka berada dan sangat bisa
berteman. Introvert adalah karakteristik kebalikannya, termasuk
mengarahkan perhatian terhadap proses diri dan pikirannya.
Mereka biasanya mengandalkan diri sendiri, introspektif, pemikir
dan biasanya tidak terlalu nyaman dalam kelompok sosial yang
besar.

2. Insting Kehidupan Dan Insting Kematian.


Freud berpendapat bahwa seluruh perilaku manusia
didorong oleh nafsu atau instingnya, dimana instingnya
merupakan representasi neurologis dari kebutuhan-kebutuhan
fisik-biologis. Freud mengemukakan insting kehidupan
mencakup:
a. Kehidupan individual, dengan mendorong seorang individu
memenuhi kebutuhan makan dan minum.
b. Kehidupan spesies, dengan mendorongnya untuk
melakukan hubungan seks.

Freud menyakini dibalik insting kehidupan terdapat insting


kematian. Freud merujuk pada prinsip nirwana. Prinsip ini
merujuk pada ketiadaan, non-eksistensi, kekosongan yang jadi
tujuan hidup dalam filsafat orang-orang Budha. Bukti tentang
adanya insting kematian dan prinsip nirwana adalah saat kita
benar-benar menginginkan kedamaian, ketenangan, jauh dari
segala bentuk dorongan dan rangsangan, yang dapat dilihat
dari tindakan kita meminum alkohol atau memakai narkoba.

3. Kecemasan.
Kecemasan merupakan perasaan terjepit dan terancam.
Menurut Freud ada tiga jenis kecemasan:
a. Kecemasan realistik.
Kecemasan jenis ini disebut sebagai rasa takut.
Contohnya: Ketika ada seorang yang melempar seekor ular
berbisa di depan kita, maka kita akan mengalami
kecemasan realistik.
b. Kecemasan moral.
Kecemasan moral ini merupakan kata lain dari rasa
malu, rasa bersalah atau rasa takut mendapat sanksi.
Kecemasan ini bisa muncul karena kegagalan bersikap
konsisten dengan apa yang mereka yakini benar secara
moral, misal tidak mampu mengurus orang tua yang
memasuki usia lanjut.
c. Kecemasan neurotik.
Kecemasan akibat bahaya yang tidak diketahui.
Misalnya kita pernah merasakan gugup, tidak mampu
mengendalikan diri, perilaku, akal, dan mikiran kita maka kita
sedang mengalami kecemasan neurotik.

F. Cara-Cara Bertahan.
Ego menurut Freud memiliki suatu mekanisme pertahanan/
defense mechanisms yang disebut repression untuk mengatasi
konflik antara tuntutan realitas, hasrat id, dan hambatan superego.
Namun ketika kecemasan begitu menguasai, ego harus berusaha
mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan
dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan menjadi wujud
yang lebih diterima dan tidak telalu mengancam. Cara ini disebut
mekanisme pertahanan ego.
Selain penekanan/ represi, menurut Freud, mekanisme
pertahanan ego yaitu :
 Proyeksi, yaitu proses pertahanan ego dengan mengganti
objek dengan objek lain yang kurang berbahaya dengan
tujuan mengurangi tekanan.
 Pembentukan Reaksi, yaitu penggantian impuls/ perasaan
yang menimbulkan kecemasan dengan lawannya didalam
kesadaran.
 Fiksasi, yaitu keadaan menggantungkan kondisi untuk
mengurangi ketegangan.
 Regresi, yaitu keadaan dimana seseorang mengalami
penurunan fase perkembangan.

G. Bentuk- Bentuk Pertahanan.


1. Penolakan.
Penolakan dilakukan dengan cara memblokir. Peristiwa-
peristiwa yang datang dari luar kesadaran. Jika dalam situasi
tertentu peristiwa ini terlalu banyak untuk ditanggulangi,
seseorang hanya perlu menolaknya. Sebagaimana yang anda
kira , cara ini adalah cara yang paling primitif dan berbahaya,
karena tidak ada orang yang selamanya mampu dari kenyataan.
Penolakan dapat kerja sendiri atau, biasanya, dikombinasikan
dengan bentuk mekanisme pertahanan lain yang lebih kukuh.

2. Represi.
Atau disebut oleh Anna Freud dengan “ melupakan yang
bermotivasi “ , adalah ketidakmampuan untuk mengingat
kembali situasi, orang atau peristiwa yangmenakutkan. Represi
juga merupakan mekanisme pertahanan ego yang berbahaya
sekaligus menjadi bentuk yang paling umumnya.
Berikut ini adalah contoh yang diberikan Anna Freud yang
akan memperjelas pengertian represi ini. Seorang wanita
muda,yang merasa selalu bersalah karena memliki hasrat
seksual tinggi, cenderung berusaha melupakan nama-nama
pacarnya,bahkan ketika akan memperkenalkan pacar itu pada
keluarganya. Atau seorang pecandu alkohol yang tidak bisa
mengingat beberapa kali dia berusaha bunuh diri tetapi hanya
menyatakan bahwa dia berhasil “ Selamat”. Atau seorang yang
waktu kanak-kanak pernah tenggelam, namun dia tidak mampu
mengingat kapan dan di mana kejadiannya, walaupun orang
lain sudah memberitahukan padanya saat dewasa dia tidak lagi
takut dengan air.
Perlu diingat bahwa mekanisme pertahanan ego ini
berfungsi secara tidak sadar. Sebagai cntoh,saudara saya
sangat takut dengan anjing,tapi tidak ada mekanisme
pertahanan ego yang terlibat dalam perasaannya ini. Dia
memang pernah digigit anjing . Biasanya yang kita sebut
dengan fobia adalah rasa takut yang tidak rasional dan berasal
dari represi terhadap trauma.

3. Asketisisme atau menolak segala kebutuhan.


Ini adalah mekanisme pertahanan ego yang paling jarang
dikenal orang, tapi menjadi sangat relevan seklai di zaman
sekarang dengan begitu banyaknya gangguan mental yang
disebut anorexia. Anak-anak praremaja , ketia merasa “tersiksa”
oleh munculnya dorongan seksual, bisa jadi secara tidak
langsung mencoba melindungi diri dengan menolak, bukan
hanya dorongan seksual, tapi seluruh bentuk dorongan napsu.
Mereka menempuh gaya hidup “Asketik”(cara hidup pendeta)
guna menolak apa-apa yang dinikmati orang lain.
Remaja laki-laki zaman sekarang sangat tertarik pada
disiplin diri yang diajarkan dalam seni bela diri. Untungya, seni
bela diri bukan hanya tidak akan menyakiti Anda, tapi juga
dapat menbantu Anda dalam menjaga diri. Sayangya, remaja
putri dalam masyarakat kita sekarang malah sangat tertarik
memperoleh standar kecantikan tertinggi , walaupun bersifat
artifisial dan berdampak buruk. Dalam teori Freudian ,
penolakan remaja putri untuk makan banyak (diet) sebenarnya
adalah bentuk permukaaan dari penolakan mereka terhadap
pertumbuhan seksual yang sedang mereka alami. Parahnya lagi
masyarakat sekarang turut membantu mereka. Lihat saja,
Sebagian masyarakat mematok berat badan ideal wanita 10 kg
lebih rendah dari apa yang ideal menurut kesehatan.
Anna Freud menambahkan bentuk askietisisme yang agak
longgar yang dia sebut sebagai “Pengendalian Ego”. Disini
orang kehilangan minat dan ketertarikannya pada salah satu
aspek kehidupan dan memfokuskan perhatian pada aspek lain.
Ini dilakukan demi mengelak dari kenyataan. Seorang remaja
yang ingin menolak hasratnya mungkin akan berpaling kepada
hal-hal feminim dan menjadi “pemikir tak bernafsu”, atau
seorang remaja pria yang takut dipermalukan dalam tim sepak
bolanya akan memaksakan diri untuk menyukai puisi.

4. Isolasi (disebut juga intelektualisasi).


Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan emosi deri
kenangan yang menakutkan. Contohnya adalah orang yang
merasa dirinya dianggap sebagai anak kecil , atau orang yang
selalu mengedapankan aspek intelektual ketika pertama kali di
kenal dengan urusan seksual. Di sini yang terancam bukan
persoalan kecil sebagaimana kelihatannya.

5. Penggantian.
Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan arah
dorongan ke target pengganti.Jika anda mersa nyaman dengan
dorongan,hasrat,dan nafsuyang anda rasakan,tapi orang lain
yang akan dijadikan sasaran semua perasaan itu malah merasa
terancam, maka anda dapat mengganti dia dengan orang lain
atau benda lain yang dijadikan target simbolik.
6. Melawan Diri Sendiri.
Merupakan bentuk penggantian paling khusus, di mana
seseorang menjadikannya dirinya sendiri sebagai target
pengganti.Biasanya diri sendiri dijadikan sebagai target
pengganti untuk pelampiasan rasa benci,marah, dan
keberingasan, ketimbang pelampiasan terhadap dorongan-
dorongan positif.Menurut Freud, mekanisme ini dapat
menjelaskan perasaan minder, bersalah, dan depresi yang kita
alami.Ide bahwa depresi sering muncul akibat kemarahan yang
di tahan dapat diterima setiap teoretikus, baik Freudian maupun
non-Freudian.

H. Tahap-Tahap Perkembangan.
Dalam teori Freud menyinggung hasrat seksual, bahwa
hasrat seksual merupakan motivasi paling penting. Menurut freud
hasrat seksual adalah motivasi paling dasar bukan saja bagi orang
dewasa, tapi juga bagi anak-anak dan bayi. Saat dia
mempernalkan gagasan tentang seksualitas bayi ke public Wina,
public menanggapi lebih sebagai seksualitas orang dewasa. Freud
mencatat bahwa usia-usia tertentu, bagian-bagian kulit kita dapat
menimbulkan kenikmatan yang lebih besar disbanding bagian kulit
yang lain. misal: seorang bayi mendapat kenikmatan tertinggi ketika
menghisap, khususnya ketika menyusu pada ibunya. Di usia 3 atau
4 tahun, dia akan menemukan kenikmatan ketika menyentuh alat
kelaminnya. Barulah kemudian di saat perkembangan seksual
sudah mencapai kematangan, kita menemukan kenikmatan paling
tinggi di dalam hubungan seksual. Berdasarkan pengamatan inilah
Freud membuat teori perkembangan psikoseksual. Tahap
perkembangan Psikoseksual itu adalah:
1. Tahap Oral.
2. Tahap Anal.
3. Tahap Phallic.
4. Tahap laten.
5. Tahap Genital.
Tahap-tahap perkembangan seksual:

1. Krisis Oedipal.
Setiap tahap perkembangan di atas memiiki kesulitannya
masing- masing yang kemudian menimbulkan masalah
seksualitas. Dalam tahap oral, yang jadi persolan adalah
penyapihan (penghentian pemberian ASI), sedangkan di tahap
anal adalah pelajaran buang air di toilet. Di tahap phallic yang
jadi masalah adalah Krisis Oedipal.
Cara kerja krisis Oedipal adalah sebagai berikut: objek cinta
kita yang pertama adalah ibu kita. Kita butuh perhatian, kasih
sayang, dan belainnya. Namun, kita menginginkan itu semua
dalam pengertian seksual secara luas. Seorang bocah laki-laki
punya saingan dalam mendapatkan keinginannya ini, yaitu
ayahnya sendiri. Dia juga akan mengidentifikasi diri dengan
penaklukannya, agar bisa menjadi seorang laki-laki jantan.
Setelah beberapa tahun berjalan, tahap laten ini jadi matang
dan dia masuk ke usia remaja, ke dunia heterokseksual orang
dewasa.
Anak perempuam memulai hidupnya dengan cinta terhadap
ibu. Di sini yang akan lihat adalah bagaimana proses peralihan
cinta dan kasih sayangnya dari ibu ke ayah sebelum krisis
oedipal. Proses ini dinamakan Kecemburuaan terhadap penis
(penis envy). Maka dari itu bocah perempuan mengalihkan
perhatiannya dari ayahnya dengan mengagumi bocah laki-laki
atau pria dewasa.

2. Karakter.
Pengalaman yang anda peroleh dimasa -masa pertumbuhan
sangat mempengaruhi kepribadian dan karakter anda setelah
dewasa. Menurut freud, pengalaman-pengalaman traumatis
adalah yang paling berpengaruh. Setiap trauma pasti memiliki
dampak yang unik pada diri seseorang., yang hanya bisa
dipahami berdasarkan latar belakang individual. Namun trauma
yang menyangkut tahap-tahap perkembangan memiliki dampak
yang hamper sama pada setiap orang, sebab setiap saat kita
pasti melewati tahap-tahap ini.
Fiksasi adalah di mana kendala yang ditemukan pada suatu
tahap tetap bertahan dan memepengaruhi kepribadian atau
karakter anda di tahap-tahap berikutnya. Kalau usia 8 bulan
pertama anda mendapat hambatan dalam mendapatkan
keinginan, dalam hal ini menyusu mungkin karena ibu anda
sakit atau tidak bisa menjaga anda setiap saat, atau menyapih
terlalu cepat, maka kepribadian anda akan berkembang menjadi
karakter oral-pasif. Karakter orang ini cenderung bergantung
kepada orang lain. Mereka cenderung menginginkan hal-hal
yang berhubungan dengan mulut, seperti makan, minum,
merokok, dan sebagainya.
Pada saat usia 5 sampaikan 8 bulan, pekerjaan yang paling
menyenagkan pada usia ini adalah menggigit sesuatu. Kalau
tahap ini mengalami kendala dan sampai pada saat disapih,
kepribadian yang akan dibentuk adalah kepribadian oral-agresif.
Kepribadian orang ini memiliki hasrat utuk selalu menggit,
seperti pensil, gagang kaca mata , permen karet, atau orang
lain. Mereka cenderung agresif, argumentative, sarkatis, dan
sebagainya.
Sebagian orang tua tidak terlalu ngotot mengajari anak-anak
buang air sendiri ke toilet. Mereka akan gembira sekali kalau
anak berhasil melakukannya. Di usia ini, anak adalah raja di
rumah dan dia mengetahuinya. Kepribadian anak akan
berkembang menjadi kepribadian anal-agresif. Orang dengan
kepribadian ini cenderung tidak rapi,sembarangan dan ceroboh.
Bahkan ada yang sampai pada tahap kejam dan destruktif.
Orang tua dengan sikap keras ini mungkin akan menggunakan
hukuman atau cemooh. Anak yang di didik dengan cara ini akan
tumbuh dengan kepribadian anal-retentif. Dia cenderung
menjadi orang gila akan kebersihan, perfeksionis, keras kepala
dan agak dictator. Dengan kata lain, kepribadian anal-retentif
sangat kaku dalam segala hal.
Masih ada lagi kepribadian phallic yang tidak memiliki nama
khusus. Kalau seseorang anak laki-laki merasa tidak diacuhkan
ibunya dan terancam dengan kemaskulinan ayahnya, dia tidak
akan memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuannya
sendiri, terutama dalam persoalan seksualitas. Dia mungkin
akan merasa teranam dan tersiksa ketika berinteraksi dengan
lawan jenisnya, beralih jadi kutu buku, tidak menyenangi hal-hal
yang bersifat laki-laki yang bersifat laki-laki dan lebih suka hidup
seperti wanita (banci). Betu pula dengan sebaliknya seorang
anak perempuan yang tidak diacuhkan ayahnya dan merasa
teracam oleh kefemininan ibunya, juga tidak akan peka
terhadap potensi dirinya sediri, sehingga kepribadiannya
berkembang menjadi kelaikan-lakian (tomboy).

3. Terapi.
Terapi Freud lebih berpengaruh bila dibandingkan dengan
terapi-terapi teoritikus lainnya dan jika dibandingkan dengan
aspek lain dari teori-teorinya sendiri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika sedang menjalani
terapi adalah sebagai berikut:
a. Suasana Rileks.
b. Pembebasan Asosiasi.
c. Resistensi.
d. Parapraksis.

4. Transferensi, Katarsis, dan Ingatan.


a. Tranferensi,
b. Katarsis.
c. Ingatan.

I. Kritik Terhadap Teori Freud.


Diantara konsep dalam teori Freud ada yang kurang diterima
oleh khalayak luas yaitu Oedipal Kompleks, Kecenderungan
pengebirian dan kecemburuan terhadap penis.
Memang ada anak yang lebih dekat dengan orangtua yang
berbeda jenis kelamin dengannya, dan dia akan berkompetisi
dengan orangtua yang jenis kelaminnya sama dengannya. Juga
ada anak yang heran kenapa ada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan, atau takut penisnya akan dipotong. Begitu pula dengan
anak perempuan, memang ada diantara mereka yang ingin punya
penis dan tidak ada pula yang membantah bahwa diantara anak-
anak ini ada yang tetap mempertahankan rasa takt mereka hingga
dewasa.
Hampir seluruh teoritikus kepribadian menganggap contoh-
contoh tadi sebagai pengecualian ketimbang hukum yang
universal. Anak-anak yang merasakan hal-hal di atas umunya
tinggal di lingkungan keluarga yang kurang harmonis, dimana
orangtua mereka saling bertengkar dan mereka dimanfaatkan
sebagai senjata atau tameng oleh orangtua. Mungkin mereka besar
di tengah keluarga yang suka menakut-nakuti anak laki-laki dan
mengatakan sksn memotong penisnya.
Kalau konsep krisis Oedipal, kecemasan pengebirian atau
kecemburuan penis diartikan secara metaforis, mungkin konsep ini
akan lebih berguna. Kita mencintai ayah-ibu kita dan pada saat
yang sama juga berkompetensi dengan mereka. Anak-anak
mungkin mempelajari standar perilaku heteroseksual dengan
meniru perilaku orangtua yang berjenis kelamin sama dengannya
dan mempraktikkannya kepada orangtua yang berjenis kelamin
sama dengannya dan mempraktikkannya kepada orangtua yang
berjenis kelamin berbeda darinya.
1. Seksualitas.
Kritik paling keras terhadap Freud paling banyak ditujukan
pada konsep seksualitasnya. Dalam teori Freud, segala
sesuatunya entah itu baik atau buruk, dikembalikan pada soal
ekspresi nafsu seks. Akibatnya banyak orang bertanya apakah
tidak ada kekuatan lain yang bekerja dalam diri manusia selain
dorongan seksual. Menjelang akhir hayatnya, Freud memang
menambahkan konsep insting kematian, tapi ternyata konsep ini
tidak terlalu berpengaruh.
Masalah ini dapat dijelaskan dengan cara melihat sabagian
besar aktivitas kita yang memang dimotivasi oleh seks. Dalam
kenyataan masyarakat modern, banyak sekali iklan-iklan yang
menggunakan citra seksual. Film dan acara televisi tidak akan
laku jika tidak dibumbui dengan seks, industri mode, pakaian,
dan setiap hari kita selalu disibukkan dengan acara”cari
pasangan”. Namun begitu, kita tetap saja merasa bahwa hidup
tidak melulu berisi persoalan seks.
Dalam teori Freud terlalu menitikbertatkan pada seksualitas
yang tidak didasarkan pada fenomena seksualitas yang kasat
mata dalam masyarakatnya. Teorinya didasarkan pada
intensnya usaha mengingkari seksualitas itu sendiri, khususnya
di kalangan wanita kelas atas dan menengah. Yang sering kita
lupakan adalah perubahan dunia yang terjadi semenjak dua
abad ini.
Freud berjasa karena dia mampu melampaui sikap budaya
seksual zamannya. Bahkan gurunya, Breur dan charcot, tidak
mampu menyadari persoalan seksual yang sedang dihadapi
klien mereka. Kesalahan Freud terjadi karena dia membuat
generalisasi yang terlalu dan tidak sempat memperhitungkan
soal perubahan budaya. Ironisnya, sebagian besar perubahan
budaya seksual, bertitik tolak dari karya-karya freud sendiri.
2. Alam Bawah Sadar.
Salah satu konsep Freud yang juga sering dikritik adalah
alam bawah sadar. Kita tidak akan mempermasalahkan bahwa
alam bawah sadar memang dapat menjelaskan sebagian
perilaku kita, namun soalnya adalah seperti apakah dan
seberapa luaskah alam bawah sadar ini.
Kalangan behavioris, humanis dan eksistensialis percaya
bahwa:
a. Dorongan-dorongan dan persoalan-persoalan yang dikaitkan
dengan alam bawah sadar ternyata lebih sedikit dari
perkiraan Freud.
b. Bahwa alam bawah sadar ternyata tidak serumit dan
sekompleks yang dibayangkan Freud.
Sebagian psikolog masa kini mengartikan alam sadar
dengan apa pun yang tidak perlu atau tidak ingin kita lihat.
Bahkan ada pula teoritikus yang tidak memakai konsep alam
bawah sadar sama sekali.
Namun ada satu orang teoritikus, carl Jung yang
begitu memanfaatkan alam bawah sadar dalam teorinya,
sehingga jasa Freud terlihat sangat besar dalam
pemikirannya.

J. Aspek-aspek positif.
Orang memang cenderung terburu-buru. Jika mereka tidak
sepakat dengan gagasan a,b, dan c, mereka dengan segera
menyimpulkan bahwa x,y, dan z juga salah. Dalam kasus Freud,
kita harus mengakui bahwa dia tetap memiliki gagasan-gagasan
yang patut diterima, sehingga dapat digabungkan dengan teori lain.
1. Yang pertama, Freud telah menyadarkan kta tentang dua
dorongan dan bagaimana kuatnya pengaruh itu pada kita.
2. Yang kedua, teori dasar Freud, yang kembali pada Breur yaitu
adanya gejala neurotik tertentu yang disebabkan oleh trauma-
trauma psikologis.
3. Yang ketiga adalah ide tentang pertahanan ego.
4. Yang terakhir adalah pola terapi yang dicetuskan Freud.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
1. Sigmund Freud yang terkenal dengan Teori Psikoanalisis
dilahirkan di Morovia, pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal
di London pada tanggal 23 September 1939. Sebagian besar
hidup Freud diabdikan untuk memformulasikan dan
mengembangkan tentang teori psikoanalisisnya.
2. Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud.
Psikoanalisis merupakan salah satu aliran di dalam disiplin ilmu
psikologi yang memilik beberapa definisi dan sebutan,
Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode
penelitian, sebagai teknik penyembuhan dan juga sebagai
pengetahuan psikologi.
3. Sigmund Freud mengidentifikasi tiga tingkatan dalam kehidupan
mental yaitu :
a. Alam Tidak Sadar,
b. Alam Bawah Sadar,
c. Alam Sadar.
4. Sigmund Freud membagi Wilayah Pikiran menjadi tiga bagian :
a. Id tidak disadari, kacau, tidak berhubungan dengan
realitas, dan mengikuti prinsip kepuasan.
b. Ego adalah bagian eksekutif dari kepribadian,
berhubungan dengan dunia nyata, dan mengikuti prinsip
realitas.
c. Superego mengikuti prinsip moral dan idealistis yang
mulai terbentuk setelah masalah Oedipus complex(hasrat
seksual pada ibu/kebencian pada ayah) terselesaikan.
5. Freud mengusulkan sebuah dinamika kepribadian atau prinsip
motivasional untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang
mendorong tindakan manusia. Dorongan-dorongan itu antara
lain:
a. Seks,
b. Insting Kehidupan Dan Insting Kematian
c. Kecemasan
6. Cara-Cara Bertahan menurut sigmund Freud.
Ego berusaha sekuat mugkin menjaga kestabilan
hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun ketika
kecemasan begitu menguasai, ego harus berusaha
mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan
dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan menjadi
wujud yang lebih diterima dan tidak telalu mengancam. Cara ini
disebut mekanisme pertahanan ego.
Selain penekanan/ represi, menurut Freud, mekanisme
pertahanan ego yaitu :
 Proyeksi, yaitu proses pertahanan ego dengan
mengganti objek dengan objek lain yang kurang
berbahaya dengan tujuan mengurangi tekanan.
 Pembentukan Reaksi, yaitu penggantian impuls/
perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan
lawannya didalam kesadaran.
 Fiksasi, yaitu keadaan menggantungkan kondisi untuk
mengurangi ketegangan.
 Regresi, yaitu keadaan dimana seseorang mengalami
penurunan fase perkembangan.

7. Bentuk- Bentuk Pertahanan yang dikemukakan oleh Sigmund


Freud antara lain:
a. Penolakan.
b. Represi,
c. Asketisisme
d. Isolasi.
e. Penggantian,
f. Melawan Diri Sendiri

8. Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Freud adalah:


a. Tahap Oral
b. Tahap Anal
c. Tahap Phallic
d. Tahap laten
e. Tahap Genital

9. Tahap-tahap perkembangan seksual:


a. Krisis Oedipal
b. Karakter
c. Terapi
d. Transferensi, Katarsis, dan Ingatan
B. Saran.
Dalam makalah ini, kami menyadari masih terdapat
kelemahan-kelemahan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan
saran dan masukan dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini dikemudian hari. Atas saran dan masukannya, kami
selaku penulis makalah mengucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai