Penelitian Skripsi
Penelitian Skripsi
Penelitian Skripsi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebuah aset dan kebutuhan bagi bangsa Indonesia untuk
bermartabat. Hal ini sejalan dengan pendapat kompri dalam buku manajemen
Guru mrupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan
tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh sebab itu guru
akan menentukan masa depan anak didik, terutama bagi anak didik yang masi
kecil (tingkat Sekolah Dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan
kepribadian guru dari segi terpadu (integrated). Kepribadian terpadu seperti guru
dapat menghadapi segala persoalan dengan wajar dan sehat, artinya segala unsur
1
Kompri, Manajemen Pendidikan: Komponen-Komponen Elemen Kemajuan Sekolah,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015). 17
2
Ahmad Sopian, Tugas, Peran dan Fungsi Guru Dalam Pendidikan, Jurnal Tarbiyah
Islamiyah. Vol. 1. No. 1 (2016)
1
2
dalam pribadinya bekerja secara seimbang dan serasi, pikirannya mampu bekerja
demikian sebagai guru, dapat memahami kelakuan anak didik sesuai dengan
Menjadi seorang guru harus memiliki kepribadian yang kuat dan terpuji.
Kepribadian yang wajib dimiliki seorang guru adalah kepribadian yang mantap
dan stabil, dewasa, arif dan berwibawa. Kepribadian guru akan berpengaruh besar
terhadap proses belajar peserta didik guru tidak terbatas hanya memecahkan
perubahan dalam diri peserta didik dengan melihat dari segi bakat, minat, mental,
yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Sumber daya manusia yang
berkualitas hanya dapat diperoleh melalui pendidikan yang bermutu unggul. Dari
sistem pendidikan yang unggul inilah muncul generasi dan budaya yang unggul.
Namun demikian, munculnya globalisasi juga telah menambah masalah baru bagi
penyalahgunaan teknologi, peserta didik akan meniru perilaku yang buruk dan
mudah terpengaruh oleh budaya luar. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa era
3
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru (Jakarta: Bulan Bintang, 2013), 10
4
Munawar Sholeh. Politik pendidikan. (Jakarta: Institute For Public Education (IPE).
2005. 11
3
nilai akhlak masyarakat. Jika hal ini tidak dilakukan akan menimbulkan dampak
buruk bagi masyarakat yaitu terjadinya kriminal sosial, faktor yang melatar
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas
dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya
perhatian dari orang tua minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari
lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman
6
sebaya dan tempat pendidikan. Kemerosotan moral banyak dipengaruhi oleh
perubahan sosial yang negatif. Oleh karena itu salah satu kegiatan dalam
pembentukan akhlak yang ada di SDIT Insan Gemilang Sigi adalah kegiatan
Malam Bina Iman dan Taqwa yang merupakan suatu program untuk membentuk
yang terprogram dan dilaksakan secara konsisten, dalam Kamus Besar Bahasa
5
Herimanto. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar.(Jakarta: Bumi Aksara 2014)
6
Sumara, et al., Kenakalan Remaja dan Penanganannya. Prosiding Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2).2017
7
Dep. P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2017), 204
4
terpenting yang harus ada pada diri manusia, karena dengan akhlak yang baik kita
mempunyai pondasi yang kuat serta bagian dari solusi dalam menyelesaikan
setiap permasalahan yang ada di masyarakat terutama untuk menangkal arus era
globalisasi yang semakin maju. Agenda pendidikan akhlak dianggap sangat urgent
akhlak. Akhlak adalah suatu keadaan jiwa, dari keadaan ini menyebabkan jiwa
membagi asal kedaan jiwa ini menjadi dua jenis. Pertama, alamiah dan bertolak
dengan akhlak seseorang akan diridhoi oleh Allah Swt, dicintai oleh keluarga dan
manusia pada umumnya. Ketentraman dan kerukunan akan diraih apabila setiap
manusia agar mampu memilih dan menentukan suatu perbuatan mana yang baik
dan buruk.
8
Ahmad Bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal Juz II, (Beirot Lebanon : Darul
Kitab Alimiyah, 2015). 504
5
peserta didik tidak mampu mengontrol diri dalam bersikap dan berprilaku
pelanggaran peraturan sekolah. Masa sekolah dasar secara ilmiah memiliki rasa
keingintahuan yang tinggi dan tertarik akan kehidupan dunia sekitar yang ada
bahasa yang pesat. Pada anak usia dasar inilah sangat tepat dilakukan pembinaan
dan penanaman akhlakul karimah sebagai bekal yang akan mereka bawa untuk
membangun suatu bangsa yang cerdas menguasai ilmu pengetahuan yang tinggi
Terkhusus bagi peserta didik Sekolah Dasar (SD) yang usianya berada
pada rentang 7-13 tahun, merupakan masa tumbuh kembang yang paling baik,
masa ini juga dikenal dengan masa keemasan (golden age). Pada masa tersebut
anak akan lebih mudah terbentuk akhlaknya, sebab kapasitas memori yang jauh
lebih baik dan pembentukan perilakunya masi berada pada tahap berkembang
dengan belajar dan meniru gejala-gejala yang terjadi disekitarnya. Bagi guru
pembentukan akhlak di usia tersebut adalah peluang potensial, hanya saja peluang
tersebut tidak hanya dimiliki oleh guru untuk membentuk akhlak peserta didik ke
arah yang positif. Berbagai variabel juga memiliki potensi yang sama untuk
perlu adanya suatu pembinaan yang secara terus menerus dilakukan. Tidak hanya
dalam ruang lingkup keluarga saja namun sekolah berperan penting dalam
akhlak sangat penting dilakukan sejak dini pada setiap jenjang pendidikan
6
peserta didik bahkan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kesuksesan
Terpadu (SDIT) Insan Gemilang adalah salah satu Sekolah Islam Swasta yang
dan kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT). Adapun yang akan peneliti
teliti yaitu kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) terhadap pembinaan
akhlak. Kegiatan ini dilaksanakan sebulan sekali pada pekan kedua dan hasil
observasi awal peneliti bahwasannya perilaku peserta didik masi dikatakan kurang
kebiasaan peserta didik seperti berkelahi antar sesama teman, tidak mentaati
perintah guru, menggangu teman yang lagi belajar, tidak disiplin dan lain
sebagainya. Oleh karena itu salah satu solusi yang diberikan oleh sekolah untuk
bisa membina, membimbing dan mendidik akhlak peserta didik yaitu melalui
kegiatan MABIT dan peserta didik yang mengikuti kegiatan ini yaitu kelas 5 dan
6 dengan adanya kegiatan MABIT ini peserta didik akan membiasakan diri dalam
penelitian dengan judul “ Implementasi Kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa
Terhadap Pembinaan Akhlak peseerta didik di SDIT Insan Gemilang Lolu, Kec.
Sigi Biromaru”
7
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan paparan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini:
terhadap pembinaan akhlak peserta didik di SDIT Insan Gemilang Lolu, Kec.
Sigi Biromaru
Bina Iman dan Taqwa (MABIT) terhadap pembinaan akhlak peserta didik di
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan penelitian yang ada, maka tujuan penelitian yang hendak
dicapai adalah :
terhadap pembinaan akhlak peserta didik di SDIT Insan Gemilang Lolu, Kec.
Sigi Biromaru
kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) terhadap pembinaan akhlak
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
1. Siswa
2. Guru
Iman dan Taqwa (MABIT) yang baik sehingga dapat menangani kerusakan
3. Peneliti
yang lebih baik dan sebagai syarat untuk mendapat gelar sarjana (Strata I) Pada
D. Penegasan Istilah
menjadi fokus perhatian peneliti dalam judul penelitian. Tujuannya yaitu untuk
oleh peneliti. Adapun beberapa penegasan istilah yang perlu diuraikan sebagai
berikut.
Kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) merupakan salah satu
kegiatan rutin yang dilaksanakan sebulan sekali pada pekan kedua di SD IT Insan
Gemilang Lolu Kec. Sigi Biromaru oleh peserta didik pada kelas 5 dan 6. Istilah
Mabit merupakan akronim dari Malam Bina Iman dan Taqwa, sesuai dengan
namanya Islam Terpadu, maka Mabit merupakan salah satu kegiatan rutin dalam
2. Pembinaan Akhlak
metode pembinaan akhlak yang sejalan dengan semua keperluan atau kebutuhan
yang dapat membina diri, serta memberikan semangat dan membuka hati manusia
BAB I adalah bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, yang
pada rumusan masalah sebagai landasan berpijak dalam pembahasan skripsi ini,
tentang tujuan dan manfaat penelitian baik dari segi ilmiah maupun dari segi
praktisnya.
selanjutnya pembahasan pada bab ini adalah memuat garis-garis besar isi.
sebagai kerangka acuan teoritis dalam uraian skripsi ini dalam pembahasan
10
implementasi kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa terhadap pembinaan akhlak
sub bab : pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran penelitian,
data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
BAB IV, merupakan bab yang memuat tentang penyajian data dan analisis
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
yang berjudul “Peran Guru Dalam Pembinaan Akhlak Siswa di Madrasah Aliyah
masih ada beberapa siswa yang akhlaknya kurang baik dan itu akan mendapat
Kedua, penelitan yang dilakukan oleh Lusi Widiastuti dalam skripsi yang
9
Azhar Ade Wahyuni. Menulis Laporan Penelitian Bagi Peneliti Pemula. PT Insan
Cendekia Mandiri, 2021
10
Kalsum Pasapangan, Peran Guru Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di Madrasah
Aliyah Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja. Skripsi tidak diterbitkan Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makasar, Makasar 2019
11
12
kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) terhadap kesadaran beribadah
beribadah sedangkan 59% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak sedang
dan Taqwa (MABIT) di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Kota Palopo”
yakni nilai religius, integritas, mandiri dan gotong royong. Kegiatan Malam Bina
Iman dan Taqwa (MABIT) memberi dampak yang positif terhadap karakter
peserta didik di sekolah. Serta mendapat dukungan yang baik dari para orang tua.
12
penelitian yang menyangkut judul “Implementasi Kegiatan Malam Bina Iman dan
Gemilang Lolu, Kec. Sigi Biromaru. Untuk lebih jelasnya persamaan dan
11
Lusi Widiastuti, pengaruh lingkungan keluarga dan keaktifan mengikuti kegiatan
Malam Bina Iman dan Taqwa terhadap kesadaran beribadah siswa di MA Muhammadiyah
Bandar Pacitan. Skripsi Tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo.
2018
12
Halmawati, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Malam Bina Iman
dan Taqwa (MABIT) di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Kota Palopo. Skripsi tidak
diterbitkan, Institut Agama Islam Negri (IAIN) Palopo 2020
13
B. Kajian Teori
MABIT merupakan singkatan dari Malam Bina Iman dan Taqwa. Bina
adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana teratur, dan terarah
mencapai tujuan yang diharapkan.13 Menurut Abu Hayan dalam Tafsir al-Bahr al-
Muhith bahwa
Iman dari segi bahasa diartikan sebagai pembenaran hati. Iman diambil dari
kata “amn” atau amanah yang berarti “keamanan/ketentraman”, sebagai
antonim dari “khawatir/takut” dari akar kata (amn) terbentuk sekian banyak
kosa kata yang walaupun mempunyai arti yang berbeda-beda namun pada
akhirnya kesemuanya bermuara pada makna “tidak mengkhawatirkan/aman
dan tentram.14
Ada dua pengertian iman, pertama iman sebagai intuisi yaitu iman yang
merupakan bagian (paling pokok) dari pada agama sendiri. Itulah sebagai bentuk
kepercayaan tertinggi dalam arti sesuatu yang diakui sebagai kebenaran, seperti
rukun iman dalam agama Islam. Kedua dalam arti sikap jiwa. Iman yang
merupakan anak kunci pembuka pintu pustaka kebenaran tersebut ialah iman
dalam arti yang kedua ini. Yaitu sikap jiwa sami’na wa atha’na: mendengar dan
memusatkan segala pengabdian hanya kepada nya, menyerahkan hidup dan mati
13
Buana Sari & Santi Eka Ambaryani, Pembinaan Akhlak Pada Remaja, (Bogor:
Guepedia, 2021), 9-10.
14
Abu Hayan, Tafsir al-Bahr al-Muhith, Jilid 1. (Mesir : Dar al Fikr, 2011),38.
15
Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama. (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 2014), 143
15
ـٰۤيَاُّيَه ا اَّلِذۡي َن ٰاَم ُنۡو ا اَّتُقوا الّٰل َه َح َّق ُتٰق ِته َو اَل ُمَتۡو ُتَّنِااَّل َو َاۡن ـُتۡم ُّم ۡس ِلُم ۡو َن
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepadanya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
muslim”16
Takwa lahir sebagai konsekuensi logis dari keimanan yang kokoh,
keimanan yang selalu dipupuk dengan Muroqabatullah, merasa takut akan murka
dari azabnya Allah dan selalu mengharap limpahan karunia dan magfirah-nya atau
sebagaimana didefinisikan oleh para alim ulama. Taqwa berarti Allah tidak ingin
dari azab Allah dengan membuat amal shalih. Dan takut kepada-nya dikala sepi
ataupun ramai.17
Dapat disimpulkan dari pengertian iman dan taqwa di atas adalah dua sisi
mata uang yang tak bisa dipisahkan, iman merupakan kendaraan bagi sesorang
untuk mencapai ketaqwaan. Tanpa iman tak mungkin seorang akan mencapai
tuhan dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh Allah. Bagaimana mungkin
perintah dan larangan Allah akan dijalankan sementara ia tak memiliki iman?.
Oleh karena itu inti iman pada dasarnya adalah bukan hanya terletak pada lisan
saja, akan tetapi diimplementasikan dalam perbuatan. Untuk itu diperlukan suatu
pembinaan yang mendalam bagi peserta didik agar terbentuknya akhlakul karimah
16
Kementrian Agama RI. Al-Quran dan Terjemahan. (Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi)
17
Abdullah Nasih Ulwah, Tarbiyah Ruhiyah : Petunjuk Praktis Mencapai Derajat Taqwa.
(Jakarta: Gema Insani Press. 2001),7.
16
sebagaimana yang di ungkapkan oleh Andriyani yang mengutip dari Idrus Abidin
Malam bina iman dan taqwa (MABIT) adalah suatu kegiatan yang
dilakukan selama bermalam dengan tujuan untuk membentuk keyakinan dan
kepercayaan seseorang secara mendalam dan membentuk keteguhan hati
agar menjadi lebih dekat kepada Allah Swt dengan selalu berusaha
melaksanakan apa yang diperintahkan-nya dan menjauhi larangan-nya.18
dan tafakkur. Adapun dengan pesantren kilat yaitu sebuah kegiatan pendidikan
dan pelatihan dalam bidang penguasaan dan kemampuan serta ketrampilan dalam
kegiatan pesantren kilat ini termasuk dalam kegiatan pelatihan dimana titik tekan
kegiatan pada upaya pembinaan kemampuan khusus para remaja diluar kegiatan
persekolahan.
keyakinan dan keimanan serta ketaqwaannya sesuai dengan ajaran agama Islam
melalui kegiatan Mabit serta pengarahan dan stimulus yang diberikan oleh guru,
18
Andriyadi, Pelaksanaan Kegiatan Malam Bina Iman Dan Taqwa (MABIT) pada kelas
atas ( III, IV dan V ) di SDIT Darul Ihsan Pontianak Tahun Pelajaran 2019/2020. Jurnal
pendidikan Islam: Tarbiya Khatulistiwa Volume 6 No 2, 2022, 54.
17
peserta didik dalam beribadah dengan adanya kegiatan ini diharapkan peserta
nilai-nilai Islam yang telah diajarakan dalam kegiatan Mabit sehingga dengan
begitu dapat membentuk kepribadian yang baik dan berakhlakul karimah dan
tidak terpengaruh oleh hal-hal yang buruk. Sekolah merupakan tempat proses
program kegamaan yang diharapkan dapat membentuk generasi yang taqwa dan
19
cendekia, keagamaan, juga memiliki moral yang baik. Untuk itu peran seorang
guru agama sangat penting dalam mencapai tujuan yang dimaksud. Kemampuan
guru agama selain mengajarkan juga menunjukan nilai-nilai dari guru kepada
peserta didik. Jika orang tua dan guru bekerja sama dalam mendidik, melatih dan
menunjukan contoh teladan yang baik, maka anak akan tumbuh dan berkembang
mengenal batas yang tercermin dalam penyimpangan ajaran agama. Oleh karena
itu keimanan yang dimaksud disini adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam
berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Orang mukmin atau yang bertaqwa akan
perbuatan dan tingkah laku sehari-hari. Hal ini adalah salah satu tujuan dalam
diadakan di sekolah para peserta didik nantinya dapat membiasakan diri agar
menjadi individu yang baik dan cerdas secara intelektual, memiliki jiwa yang juga
cerdas secara spiritual dengan mempunyai keimanan yang kuat kepada Allah Swt.
Hal ini sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh Koesmarwati dan Nugroho
Widiantoro bahawa:
Dakwa sekolah Mabit tujuannya untuk mewujudkan barisan pelajar yang
mendukung dan mempelopori tegaknya nilai-nilai kebenaran, dan mampu
menghadapi tantangan masa depan. Kegiatan Mabit mewujudkan generasi
muda yang kuat, bertaqwa sekaligus cerdas, memiliki kesamaan cara
pandang, visi, akidah, sehingga memiliki kepribadian yang sama, serta
harmoni dalam gerak langkahnya menyerupai barisan yang kokoh, barisan
ini harus pandai memadukan aspek iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan
dan teknologi. Kecerdasan, kemampuan intelektual, giat belajar dan berlatih
serta kedisiplinan adalah bekal dasar agar dapat menjadi manusia yang
kompetetif dalam menghadapi masa depan di era globalisasi. 21
dan bertaqwa kepada Allah, kita akan selalu merasa dekat kepada-Nya, kita
20
kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi, 2011.
21
Koesmarwanti dan Nugroho Widiantoro, Dakwah Sekolah di Era Baru, (Solo: Era Inter
Media, 2018). 139-140.
19
3. Untuk mampu membedakan antara halal dan haram, baik dan buruk serta
suatu kegiatan sadar yang dilakukan individu terhadap gaya atau perilaku
orang lain sehingga terlihat sama dengan orang tersebut. Metode ini dapat
digunakan sebagai pembinaan dan ketaqwaan. Dengan metode ini individu akan
belajar berbahasa yang baik, belajar akhlak, adat istiadat, etika dan moral
kebiasaan pada fase awal kehidupannya dengan cara meniru kedua orang tua
maupun lingkungan keluarga atau masyarakat. Secara biologis fase awal manusia
mencoba meniru kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya saat mereka belajar
ayat tentang bagaimana manusia belajar meniru. Misalnya dalam kisah Qabil
mayat saudaranya itu, lalu Allah mengirim burung gagak yang menggali tanah
untuk mengubur gagak yang sudah mati. Dari situlah, Qabil tahu bagaimana
22
Nashruddin, Akhlak: Ciri Manusia Paripurna, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), 307
20
seseorang untuk ditiru perilakunya sedangkan yang ditiru tersebut adalah orang
yang buruk perilakunya maka ia akan ikut melakukan perilaku yang buruk.
Sebaliknya, jika seseorang yang ditiru tersebut adalah baik perilakunya maka ia
2. Metode Amtsal,
dipahami materi ajar dengan baik dan mudah dicerna oleh individu.
maupun Hadis yang akan membuat setiap individu intropeksi diri dan meneladani
sifat maupun sikap yang telah diberikan untuk diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Metode Observasi
dimasa sekarang.23 Dalam membina iman dan taqwa seseorang, metode observasi
akalnya untuk menggali secara mendalam ilmu yang dipelajarinya. Misal dalam
permasalahan makanan halal dan haram. Manusia yang berakal tentu akan
diri, mengaktifkan anak dalam berbuat baik, pelatihan dan pembiaasaan, memberi
penjelasan dan gambaran yang buruk tentang akhlak tercela dan menunjukan
Bentuk dari kegiatan Mabit ini tidak hanya materi fisik melainkan akhlak
dan spiritual yang harus dicapai seorang santri atau peserta didik. Adapun bentuk-
bentuk kegiatan mabit menurut Azhar Ghofur salah satu tokoh Islam yang
1. Sholat berjamaah
2. Tadarus Al-Qur’an
3. Ceramah Agama
4. Olahraga jasmani
6. Sholat tahajjud 24
membutuhkan usaha yaitu dengan melakukan secara kontinyu dan terus menerus
berupa suatu kegiatan positif. Dengan ini bisa mengubah mental untuk dapat
kegiatan-kegiatan positif ini, mereka bisa menjadi peserta didik yang tangguh dan
bijaksana.
2. Pembinaan Akhlak
Istilah pembinaan menurut etimologi berasal dari kata dasar “bina”, yang
berasal dari bahasa arab “bana” yang berarti membina, membangun, mendirikan,
dan mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” sehingga menjadi kata pembinaan
24
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai
(Jakarta:LP3ES, 2019), 42.
22
25
yang mempunyai arti usaha, tindakan, dan kegiatan. Pendapat serupa juga
diartikan sebagai suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah
dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki, dengan tujuan
pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mencapai tujuan hidup yang
sehari- hari dengan peserta didik. Pola pembinaan disertai tindakan dari lembaga
atau pengasuh untuk membentuk peserta didik dengan cara atau teknik yang
dipakai oleh lembaga atau pengasuh di dalam mendidik dan membimbing peserta
didik agar kelak menjadi orang yang berguna. Menurut Ibnu Maskawaih di dalam
Pola pembinaan juga merupakan suatu peran orang tua, cara orang tua
dapat menghadapi kehidupan yang akan datang dengan sukses, sebab di dalam
keluarga yang merupakan kelompok sosial dalam kehidupan individu, anak akan
belajar dan menyatakan dirinya sebagai manusia sosial dalam hubungan dan
25
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2020), 152
26
A. Mangunhardjana, Pembinaan: Arti dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanisius, 2011)12.
27
Ibnu Maskawaih, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013),148
23
mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik tersebut sehingga
mereka bisa berperilaku lebih baik lagi. Oleh karena itu dalam melakukan
pembinaan ada beberapa pendekatan yang harus dilakukan seperti yang dijelaskan
Secara etimologi “akhlaq” berasal dari bahasa arab atau “akhlak” yang
terserap kedalam bahasa Indonesia, bentuk jamak dari kata akhlak “khuluq”.
Artinya, moral, budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut
kejadian, serta erat hubungannya dengan “khaliq” yang berarti pencipta dan
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
akhlak diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain akhlak dan budi pekerti, tabiat,
28
Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2015) 199.
29
Zahruddin AR, dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2017) 1
30
IAIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: Sunan Ampel Press, 2012) 66
24
31
kelakuan, watak. Kata akhlak sama dengan karakter dalam terminilogi Islam
nilai perilaku manusia yang universal meliputi seluruh aktivitas manusia, baik
dalam rangka hubungan dengan Tuhan, dengan dirinya, dengan sesama manusia,
dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan
adat istiadat. 32
berhubungan kuat dengan ruh, akal, qalbu dan badan. mendefinisikan akhlak
sebagai suatu perangai (watak/tabi’at) yang menetap dalam jiwa seseorang dan
Individu yang dikatakan memiliki akhlak baik adalah individu yang siap
pun dapat dimaknai sebagai pendidikan yang mengedepankan nilai, budi pekerti,
akhlak, moral, maupun watak, yang pada akhirnya memiliki tujuan untuk
baik-buruk, memelihara apa yang baik menghindari dan menjauhi apa yang
31
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Departemen Pendidikan Nasional, cet. 3, 2017.
20
32
Saktiandi Supaat. Model Kebijakan Pendidikan Karakter di Madrasah. (Jurnal
Pendidikan Islam, 3(1),2017). 203
33
Akhlak, K., & Lubis, A. S. Konsep Akhlak dalam Pemikiran al-Ghazali. Hikmah, VINo
1,2012) 58–67.
25
dari dasar kesadaran dan keiklasan. Salah satu dasar pemikirannya adalah
mengetahui hikmah atau definisi dari pendidikan dan Akhlak tersebut. Menurut
yang tertanam kuat dalam jiwa yang darinya muncul beragam perbuatan dengan
34
mudah dan ringan, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Pendidikan akhlak Seorang anak atau peserta didik perlu dilatih dan ditanamkan
sampai dewasa.
dasar sebagai suatu pendidikan nilai, dimana ia tidak mendasarkan konsep al-
maruf (yang baik) dan al-munkar (yang jelek) semata-mata pada rasio, nafsu,
intuisi, dan pengalaman yang muncul dari panca indera yang selalu mengalami
perubahan. Tetapi Islam telah memberikan sumber yang menentukan tingkah laku
moral yang tetap dan universal yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Dasar hidup itu
bangsa.
dasar, sedangkan dasar pendidikan akhlak menurut Ibn Khaldun tidak lepas dari
dasar pendidikan Islam, pendidikan Islam itu didasarkan pada kaidah hukum
34
Ibrahim Bafadhol, Pendidikan Akhlak dalam Persfektif Islam.(Jurnal Edukasi Islami
Jurnal Pendidikan Islam, 0612, 2017) 45–61.
35
Ibnu Maskawaih, Tahdzib al-Akhlaq wa Tathhir al-A‟raq, (Mesir: tp, tt). 25
26
dalam Al-Qur’an dan Hadist, yaitu bahwa pendidikan Iskam dibangun atau
didasarkan atas kaidah hukum yang ditulis dalam Al-Qur’an dan atas sabda
Rasulullah Saw.36
sikap yang disertai dengan niat dari dalam hati yang berlandaskan pada Al-Qur’an
37
dan Hadist. Dapat diketahui bahwa pendidikan akhlak adalah suatu kegiatan
yang dikerjakan secara sadar dan sengaja untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan, baik itu secara jasmani maupun rohani. Melalui pembimbingan akhlak
dari diri sendiri dan keluarga maka akan tercipta peradaban masyarakat yang
Adapun menurut Prof. Dr. Ahmad Amin dalam bukunya yang berjudul
Buku Ajar Akhlak Tasawuf, bahwa akhlak itu ialah kehendak yang dibiasakan.
Artinya kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itulah yang
tidak temporer dan tidak memerlukan pikiran dan pertimbangan serta dorongan
dari luar. Akhlak juga dapat dianggap sebagai pembungkus bagi seluruh cabang
36
Yani Darma, “Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Ibn Khaldun” ( UIN AR-RANIRY,
2020), 42.
37
Krida Salsabila, “Pendidikan Akhlak Menurut Syekh Kholil Bangkalan,” Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam Vol. 06, No. 1 (2018), 40-56
38
Ahmad Amin, Akhlak Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia, ( Surabaya:
Amelia, 2015), 7.
27
keimanan dan menjadi pegangan bagi seseorang yang hendak menjadi seorang
muslim yang sejati. Bisa juga dikatakan bahwa akhlak itu bersumber dari dalam
diri seseorang dan dapat berasal dari lingkungan. Maka, secara umum akhlak
bersumber dari dua hal yaitu dapat berbentuk akhlak baik dan akhlak buruk.
dilakukan dalam hal pendidikkan akhlak ini dapat berupa latihan, tanya jawab
serta mencontoh dan bisa juga dilakukan melalui pengetahuan (kognitif) seperti
b. Macam-Macam Akhlak
Dalam kaitan pembagian akhlak ini, Ulil Amri Syafri mengutip pendapat
difahami, bahwa akhlak yang terpuji adalah merupakan sikap yang melekat pada
diri seseorang berupa ketaatan pada aturan dan ajaran syariat Islam yang
diwujudkan dalam tingkah laku untuk beramal baik dalam bentuk amalan batin
seperti zikir dan doa, maupun dalam bentuk amalan lahir seperti ibadah dan
akhlak yang tercela adalah merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang
39
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada 2014). 74-75.
28
dalam tingkah laku tercela, baik dalam bentuk perbuatan batin seperti hasad,
dengki, sombong, takabur, dan riya, maupun perbuatan lahir seperti berzina,
jujur, tepat janji, istiqamah, berkemaan, berani, sabar, syukur, lemah lembut
dan lain-lain.
dilarang dan dibenci oleh Allah Swt yang merupakan segala perbuatan yang
amanah (jujur), al-alifah (disenangi), pemaaf, manis muka, pemaaf dan malu,
kesimpulan bahwa akhlak mahmudah adalah akhlak terpuji yang harus dimiliki
oleh semua orang. Sedangkan akhlak mazmumah adalah akhlak tercelah atau
buruk. Akhlak terpuji akan membuat sang pemilik disukai banyak orang dan
akhlak tercelah membuat tidak disukai oleh orang lain oleh karena itu perlunya
pembinaan akhlak pada seorang anak untuk menanamkan pembiasaan yang baik.
40
Aminuddin, dkk, Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Graha Ilmu 2006) 96
41
Tita Rostiawati, “Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Al-Ghazali” Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam Vol 4, No. 1 (2016), 44-54.
29
untuk membentuk pondasi akhlak yang baik bagi peserta didik. Hal tersebut
kebaikan dan mempunyai komitmen untuk selalu melakukan perbuatan yang baik
akhlak dalam beberapa bentuk, yaitu; keteladan dalam ibadah, keteladan bermurah
Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad Saw
yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Islam memberi
perhatian besar terhadap pembinaan akhlak, oleh karena itu dilakukan dengan
negara yang luar biasa. Oleh karena itu pendidikan tidak semata-mata mentransfer
ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga mentransfer nilai-nilai akhlak
42
Abdullah Nasih Ulwah. Akhlak. (Jakarta: Rajawali Press) 2016.
30
tercermin dalam tingkah laku serta aktualisasi diri, semenjak peserta didik berada
di bangku SD hingga kelak dewasa menjadi menjadi warga negara yang baik.
kebaikan individu, masyarakat dan peradaban manusia. Serta perlu diingat dalam
kemudian diterapkan dan perlu disesuaikan dengan kekhasan yang dimiliki oleh
anak. Sebab metode pembinaan yang diterapkan oleh pendidik akan sangat
anak pada umumnya, yaitu dengan menggunakan metode teladan, pembiasaan dan
Dapat disimpulkan bahwa orang tua dan guru bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak dengan membiasakan dan melatih anak melakukan hal-hal yang
baik dan sesuai dengan jiwa zaman yang sedang dihadapi saat ini, agar kelak
peserta didik (siswa-siswa SD) bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya
METODE PENELITIAN
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
bidang pendidikan.43
objek yang terkait langsung dengan konteks yang menjadi perhatian peneliti.
yang ada yaitu “Implementasi Kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT)
Terhadap Pembinaan Akhlak Peserta Didik di SDIT Insan Gemilang Lolu, Kec.
variabel. Serta data-data yang dikumpulkan adalah berupa perkataan, gambar atau
dokumen lain dan juga peneliti bertatap muka langsung dengan informan,
sehingga dalam uraian hasil penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk
Bina Iman dan Taqwa (MABIT) Terhadap Pembinaan Akhlak peserta didik di
43
Nusa Putra, Metode Penelitian (Cet, 1; Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2012), 75
31
32
B. Lokasi Penelitian
dengan melihat fakta-fakta atau permasalahan yang terjadi. Disamping itu objek
yang akan diteliti tepat karena sekolah tersebut sudah menerapkan kegiatan
Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT). Sehingga mampu memberikan nuansa
dalam menambah wawasan. SDIT Insan Gemilang salah satu lembaga pendidikan
lokasi penelitian tersebut, selain itu lokasinya sangat mudah dijangkau. Sehingga
sangat berharap agar dapat memperoleh nilai tambah dalam melakukan penelitian
dan sebagai langkah awal bentuk pengabdian dan aplikasi keilmuan selama
mengikuti studi.
C. Kehadiran Peneliti
sekaligus pengumpul data. Oleh karena itu kehadiran peneliti di lapangan untuk
yakni dengan cara mendapatkan terlebih dahulu surat izin penelitian dari Dekan
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negri (UIN)
diterima oleh kepala SDIT Insan Gemilang Lolu, Kec. Sigi Biromaru untuk
yang mengamati secara teliti dan intens segala sesuatu yang berkaitan dengan
kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa terhadap pembinaan akhlak peserta didik.
sebagai berikut:
membaca jurnal atau artikel yang berhubuangan dengan kegiatan Mabit dan
yang ada di Sigi dengan tema judul penelitian yang diinginkan peneliti.
Peneliti bertindak sebagai pengamat penuh terhadap data yang dapat dilihat
Hal yang akan dilakukan oleh peneliti setelah di lapangan dalam penelitian ini
melakukan penelitian. Suatu penelitian tidak dapat dikatakan bersifat ilmiah bila
tidak ada data yang dipercaya. Karena jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif.
Kita harus mengetahui bahwa data dan sumber data itu berbeda, data
disampaikan berupa kata-kata, sedangkan sumber data adalah informan atau objek
Dalam survey penelitian, tidaklah harus diteliti semua individu yang ada
pada populasi objek tersebut. Dalam hal ini hanya diperlukan sampel atau contoh
sebagai representif objek penelitian. Oleh karena itu persoalan penting dalam
atau diyakini bahwa sampel yang ditetapkan adalah representif. 44 Data yang
1. Data Primer
pengamatan langsung dari lapangan. Dan yang menjadi responden utama dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, pendidik, pembina kegiatan Mabit serta
orang tua peserta didik yang anaknya telah mengikuti kegiatan Mabit. Serta data
dokumentasi .
2. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang diambil dari dokumen resmi sekolah,
lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian yang akan peneliti teliti. Jenis
data ini dihimpun melalui teknik membaca dan dokumentasi yang menunjukan
gambaran umum SD IT Insan Gemilang Sigi. Dalam hal ini peneliti menggunakan
buku-buku yang ada di perpustakaan UIN Datokarama Palu dan mencari referensi
buku-buku atupun jurnal yang berhubungan dengan judul skripsi melalui website
online.
dari sumber (subyek maupun sampel penelitian). Teknik pengumpulan data ini
pengamatan yang dilakukan oleh observer tanpa terjun langsung kedalam anggota
Dengan begitu peneliti dapat menggali informasi lebih leluasa dengan mengamati
45
Risky Kawasati, Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif, Sekolah tinggi Agama
Islam Negri (STAIN) Sorong, 2.
46
Ibid, 59-60.
36
Instrument penelitian yang digunakan dalam observasi langsung adalah alat tulis
Dalam hal ini juga peneliti observasi/amati adalah guru atau panitia
pelaksana kegiatan Mabit dalam membina akhlak peserta didik melalui kegiatan
digunakan dalam wawancara adalah alat tulis menulis untuk transkip wawancara
dan telepon genggam untuk dijadikan alat perekam suara. Mengingat hal ini
Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara dengan kepala sekolah,
pembina kegiatan Mabit, panitia pelaksana kegiatan Mabit, serta orang tua peserta
didik yang anaknya mengikuti kegiatan Mabit dengan cara bertatap muka dan
dibutuhkan.
3. Teknik Dokumentasi
sebagainya.
bukti dan informasi selama penelitian. Peneliti menggunakan alat tulis dan
47
Sudaryono, Metodologi Penelitian. Cet 1; (Jakarta : Rajawali Pers, 2017) 216
37
dan tenaga kependidikan, peserta didik, serta keadan sarana dan prasarana,
Teknik analisis data adalah upaya mencari dan menata secara sistematis
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan orang lain.
1. Reduksi Data
tabel tentang jumlah keadaan pendidik dan tenaga kependidikan di SDIT Insan
Gemilang Sigi.
48
Neong Muhadjir. “Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positifistik,
Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian
Agama”. 2016
49
Miles Mattew B. & Michael Huberman. Qualitive Data Analysis: A Sourcebook Of New
Method. Terjemahan Tjeptjep Rohendi Rohidi. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang
Metode-Metode Baru. (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. UI-PRESS). 2012
38
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan
skripsi ini akan diseleksi kebenaran dan validitasnya, sehingga data yang masuk
Jelas bahwa uraian-uraian dari teknik analisis data ini adalah deskriptif
kualitatif, yaitu menjabarkan uraian-uraian analisis data dan bukan dalam bentuk
hal yang diperoleh selama penelitian dan tidak dijabarkan dalam bentuk statistik.
data yang benar agar data yang diperoleh terjamin validitas dan kredibilitasnya.
menggunakan metode triangulasi data. Data yang diperoleh akan dicek kembali
melalui sumber yang sama dalam waktu yang berbeda, atau dicek dengan
50
J Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 171
39
data dengan melakukan wawancara dengan pembina kegiatan Mabit, data tersebut
dari sumber yang sama. Triangulasi sumber artinya peneliti dapat menggunakan
akhir penelitian yang berupa rumusan informasi dengan perpektif teori yang
HASIL PENELITIAN
1. Sejarah Singkat Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Gemilang Sigi
jalan Tambuli, Lolu Kec. Sigi Biromaru Kab. Sigi Provinsi Sulawesi
Tengah berdiri pada tahun 2016 yang didirikan oleh yayasan Banua Ilmu.
pengetahuan umum. 51
sekolah baru (USB) yang didirikan oleh yayasan Banua Ilmu pada tahun
2016 yang di bangun di atas tanah kelurahan Lolu, jl. Tambuli Kec. Sigi
Biromaru, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah. Dari awal tahun 2016 berdirinya
51
Nur Hasanah, Kepsek SDIT Insan Gemilang Sigi, “wawancara” Ruang Kepsek,
tanggal 22 januari 2024
40
41
sekolah belum diganti masi di pimpin oleh ustazah Nur Hasanah, S.Pd.
Profil Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Gemilang Sigi
sebagai berikut:
b. NUPTK : 43427666672230413
Tabel 1.2 profil Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Gemilang Sigi
No Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah SD IT Insan Gemilang Sigi
2 N.P.S.N 69944199
3 Jenjang Pendidikan SD
5 Status Sekolah Swasta
6 Alamat Desa Lolu jl. Tambuli
7 Kelurahan Lolu
8 Kecamatan Sigi Biromaru
9 Kota Sigi
10 Provinsi Sulawesi Tengah
11 Kode Pos 94364
12 SK Pendirian Sekolah 610/HK.5 DIKPORA
13 Tanggal SK Pendirian 2016-05-04
14 Status Kepemilikan Yayasan Banua Ilmu
15 Akreditasi C
16 Luas Tanah Milik 6000 M
17 Nomor Telpon 081354877501
18 Email [email protected]
19 Waktu Penyelenggaraan Pagi/5 hari
Sumber data, arsip Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Gemilang 2023-2024
42
a. Visi
b. Misi
pencinta qur’an
a. Keadaan Kurikulum
Kurikulum memiliki kedudukan yang penting dalam dunia pendidikan.
keluasan untuk memberikan isi pendidikan yang tidak hanya nilai moral saja yang
memberikan pengetahuan dan ketrampilan lebih luas dan mendalam oleh karena
itu kurikulum yang digunakan saat ini di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)
sarana dan prasarana yang memadai maka timbul berbagai kendala dalam
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Gemilang Sigi sebagai berikut.
Tabel 1.3 sarana dan prasarana Sekolah Dasar Islam Terpadu SDIT Insan
Gemilang Sigi
No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
.
1 Kelas 6 Cukup baik
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Wc 2 Baik
5 Ruang Ibadah 1 Cukup baik
6 UKS 1 Cukup baik
7 Ruang Perpustakaan 1 Cukup baik
8 Kantor 1 Cukup baik
9 Lapangan 1 Baik
10 Parkir 1 Baik
11 Kantin 1 Baik
12 Gudang 1 Cukup baik
13 Meja siswa 226 Baik
14 Kursi siswa 226 Baik
15 Meja guru 32 Baik
16 Kursi guru 32 Baik
17 Kursi dan meja tamu 2 Baik
18 Papan tulis 6 Baik
19 Lemari 18 Cukup baik
20 Rak hasil karya peserta didik 1 Cukup baik
21 Tempat sampah 9 Baik
22 Tempat cuci tangan 3 Baik
23 Papan statistic 6 Baik
24 Penanda waktu (bel sekolah) 1 Baik
25 Alat peraga 1 Baik
26 Papan panjang 6 Baik
27 Soket listrik 1 Baik
28 Jam dinding 8 Baik
Sumber: arsip Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Gemilang Sigi
44
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa keadaan sarana dan prasarana
yang ada di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Gemilang Sigi masih
terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Kedua hal tersebut adalah
pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohani agar
sebagai hamba Allah Swt. Serta mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk
sosial dan individu yang mandiri. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan pendidik
dan kependidikan yang ada di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan
ada di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Gemilang Sigi dapat
diketahui bahwa:
Sigi berjumlah 5 orang yang terdiri dari pegawai tata usaha berjumlah 2
jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Yang mana peserta didik
jelas tentang keadaan peserta didik yang ada di SD IT Insan Gemilang Sigi
Tabel 1.4
Tingkat Pendidikan L P Total
Tingkat 1 24 16 40
Tingkat 2 24 25 49
Tingkat 3 19 17 36
Tingkat 4 18 13 31
Tingkat 5 17 16 33
Tingkat 6 14 16 30
Total 116 103 219
Sumber data: arsip Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Gemilang Sigi 2023
kategori yang cukup banyak peserta didiknya. Jumlah peserta didik yang
46
apalagi guru tidak dapat mengelola kelas secara baik, tentunya hasil
belajar yang akan dicapai tidak bisa maksimal kondisi seperti ini dituntut
B. Hasil Penelitian
Pada tahapan ini peneliti akan menyajikan beberapa hasil data yang
yang diambil oleh peneliti. Data tersebut akan dipaparkan secara rinci
sesuai dengan temuan dari lokasi penelitian, baik berupa data hasil
Sigi Biromaru.
47
kehidupan yang dapat kita rasakan setiap saat. Kemajuan informasi dari berbagai
lembaga pendidikan berciri khas Islam tentulah tidak terlepas dari pendidikan
Insan Gemilang Lolu Kec. Sigi Biromaru. Kegiatan ini merupakan kegiatan
pembinaan Islam di luar jam sekolah yang memuat pendidikan akhlak guna men-
sejak tahun 2019. Kegiatan Mabit bertujuan untuk membiasakan diri dari
dikalangan peserta didik SD IT Insan Gemilang Lolu Kec. Sigi Biromaru sebagai
silahturahmi antara peserta didik, mempersiapkan mental peserta didik untuk taat
kegiatan ini telah direncanakan dan telah dimasukkan dalam program kerja
sekolah yang di muat dalam kalender akademik sekolah setiap tahunnya. Kegiatan
Mabit dilakukan di malam hari dimana peserta didik diwajibkan untuk menginap
di sekolah, kegiatan ini dimulai pada pukul 16.00 WITA dengan ditandai
datangnya peserta Mabit di lokasi kegiatan. Adapun susunan acara atau jadwal
a. Al-ma’tsurat yakni dzikir pagi dan petang dilaksanakan sebelum sholat magrib
b. Materi: materi yang diberikan dalam kegiatan ini yakni adab kepada orang tua
dan guru
c. Shalat: pada saat melaksanakan kegiatan sudah pasti shalat fardhu berjamaah,
selain sholat fardhu sholat Sunnah dhuha dan sholat Sunnah tahajjud.
d. Tilawah: para peserta Mabit dibagi menjadi beberapa kelompok dan menyetor
e. Qiyamul lail: para peserta Mabit bangun sekitar jam 03-30 untuk melaksanakan
berjamaah, guru memberikan contoh bagaimana menjadi imam pada saat sholat
berjamaah. Selain itu ketika makan bersama, guru memberikan contoh yang baik
tentang bagaimana adab makan, dengan begitu peserta didik bisa meniru apa yang
keadaan yang selaras dan serupa dengan yang dicontohkan lalu menampakkan
kebaikan dan keburukan yang tersamar agar peserta didik dapat mengambil
Gemilang yakni:
a. Religius
dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut,
melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, taat kepada perintah Allah Swt
penanaman nilai-nilai akhlak yang baik sesuai dengan tuntunan agama Islam,
seperti halnya menegakkan kedisipinan, berani berkata apa adanya, mandiri dan
kebersamaan. Semua itu tidak akan terlaksana dan tercipta jika tidak ada kerja
sama yang baik dalam pelaksanaan pembinaan akhlak melalui kegiatan Mabit itu
51
sendiri. Maka pentinya kerjasama dan kekompakan dari semua warga sekolah
baik dari Orang Tua, Siswa dan Guru di SD IT Insan Gemilang Lolu Kec. Sigi
Biromaru untuk mensukseskan kegiatan ini agar terselenggara dengan baik dan
lancara sesuai dengan yang diharapkan. Ini berdasarkan hasil wawancara dengan
ustazah Susi Susanti, S.E sebagai panitia kegiatan Mabit mengatakan bahwa:
Program kegiatan Mabit yang diselenggarakan oleh sekolah dan peserta
didik yaitu kelas V dan VI terlibat di dalam agenda Mabit sudah berjalan
dengan baik dan sesuai dengan harapan dilaksanakannya kegiatan Mabit.
Program kegiatan MABIT adalah singkatan dari Malam Bina Iman dan
Taqwa (MABIT). Kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa atau yang disebut
dengan MABIT adalah sebuah kegiatan rutinan yang dilakukan sebulan
sekali di pekan kedua dengan kurun waktu 2 hari satu malam. Dalam
pembinaannya, kegiatan ini dimaksudkan untuk membangun budaya cinta
Alkuran, karena salah satu tujuan kami mengadakan kegiatan Mabit ini
yaitu untuk meningkatkan hafalan atau bacaan Alkuran peserta didik, dalam
implementasi nilai-nilai pendidikan kahlak religius dalam kegiatan Mabit ini
dapat dilihat dari kebiasaan para peserta didik melaksanakan ibadah yang
hukumnya wajib maupun Sunnah. Dengan adanya kegiatan mabit peserta
didik dilatih untuk membiasakan diri dalam beribadah kepada Allah Swt.52
religius suda diterapkan oleh peserta didik pada kegiatan MABIT. Hal ini dapat
bertemu dengan para guru maupun selesai shalat fardhu maupun shalat Sunnah
mereka selalu bersalaman. Dan para guru juga memberikan contoh yang baik
terhadap para peserta didik melalui pencerahan atau bimbingan shalat berjamaah
yang langsung dibimbing oleh para guru dan panitia kegiatan. Serta tak terkecuali
akhlak yang religius kedalam diri peserta didik sehingga para peserta didik
shalat berjamaah.
52
Susi Susanti, Panitia Kegiatan MABIT “wawancara” Ruang Kepsek, Tanggal 16
Januari 2024
52
b. Disiplin
pribadi dengan rapi. Hal tersebut dijelaskan oleh kepala sekolah yakni
peserta didik lebih mudah disiplin, dapat menjaga dan memelihara dirinya
c. Mandiri
pekerti dan mental manusia yang tidak bergantung pada bantuan orang lain. Pada
kegiatan Mabit peserta didik diajarkan untuk lebih mandiri dalam melakukan
sesuatu yang bisa dilakukan sendiri. Dan diperkuat dengan pernyatan hasil
53
Nur Hasanah. Kepsek SD IT Insan Gemilang. “Wawancara” Ruang Kepsek. Tangal 22
Januari 2024.
53
wawancara dari pembina kegiatan MABIT Ustadz Alan Rifan, S.Pd menyatakan
bahwa:
Dalam pelaksanaan kegiatan MABIT nilai-nilai pendidikan akhlak yaitu
mandiri dimana segala sesuatu yang biasanya memerlukan bantuan orang
tua tetapi dalam kegiatan ini peserta didik harus bisa mandiri mulai dari
merapikan barang pribadinya sendiri dan mencuci pring setelah makan.54
Berdasarkan pernyatan di atas kegiatan MABIT sangat membantu
d. Tanggung Jawab
kegiatan MABIT yaitu tanggung jawab yang mana merupakan sikap dan
Insan Gemilang Lolu Kec. Sigi Biromaru berjalan dengan baik sehingga
yag dijelaskan oleh Ustadz Alan Rifan, S.Pd selaku pembina kegiatan MABIT
menyatakan bahwa:
54
Alan Rifan, Pembina Kegiatan MABIT “wawancara” Ruang Kepsek, Tanggal 16
Januari 2024
55
Susi Susanti, Panitia Pelaksana “Wawancara” Ruang Kepsek. Tanggal 16 Januari 2024
54
tahun 2019, kegiatan ini diharapkan dapat memberi warna dan suasana
mampu memberikan dampak positif bagi perilaku peserta didik lebih baik
Dari jadwal dan daftar hadir siswa yang telah dipaparkan dapat
Biromaru sudah terencana dan tersusun dengan cukup baik sehingga acara
oleh para guru. Ini didukung oleh Ustazah Nur Hasanah, S.Pd selaku
56
Alan Rifan, Pembina Kegiatan MABIT “wawancara” Ruang Kepsek, Tanggal 16
Januari 2024
57
Nur Hasanah, Kepala SD IT Insan Gemilang, “wawancara” Ruang Kepsek. Tanggal
22 Januari 2024
55
kecil, melatih peserta didik untuk berani jujur dalam berkata serta
wawancara dari kepala sekolah, guru, pembina kegiatan Mabit namun juga
wawancara dengan orang tua peserta didik yang mengikuti kegiatan Mabit.
Yakni diungkapkan oleh orang tua peserta didik kelas V yang bernama Ibu
Lisdayanti mengatakan:
Kegiatan Mabit yang suda diselenggarakan oleh pihak sekolah itu sangat
membantu bagi kami sebagai orang tua dalam mendidik dan membina anak
kami, dan sebagai orang tua, saya sangat mendukung dengan adanya
kegiatan mabit sehingga perilaku anak dapat terbentuk dengan baik sedari
mereka kecil sehingga saat mereka dewasa kebiasaan-kebiasaan yang suda
dilakukan sejak kecil itu akan terbawa sampai mereka beranjak dewasa.
Kemudian setelah pelaksanaan kegiatan Mabit tentunya perubahan pada
anak saya itu sangat nampak seperti halnya jika tiba waktu shalat tanpa
diperintah ia akan melaksanakannya sendiri, taddarus Al-kur’an, sopan
terhadap orang tua58
Hal senada yang diungkapkan oleh Ibu Risnawati bahwa:
Sebagai orang tua, saya sangat mendukung dengan adanya kegiatan Mabit
ini, sebab setiap kali Mabit ini dilaksanakan ada perubahan perilaku yang
sangat baik seperti sopan santun, rajin melaksanakan shalat walau tanpa di
perintah, rajin taddarus Al-kur’an, suka berbagi pada yang lain, saling
menyayangi. Saya selalu mengizinkan anak saya untuk mengikuti kegiatan
Mabit ini dengan harapan dapat membantu memperbaiki perilaku anak.59
58
Lisdayanti, Orang Tua Peserta Didik. “Wawancara” Sekretariat PPI Kab. Sigi.
Tanggal 27 Januari 2024.
56
atas, dapat dipahami bahwa setiap orang tua akan mendukung penuh
kebijakan sekolah untuk membina peserta didik menjadi lebih baik lagi
Gemilang Lolu Kec. Sigi Biromaru, hal ini disebabkan karena suda
dijalankan oleh pihak sekolah dan seluruh anggota sekolah dari guru
hingga siswa sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang
didik dan sudah diketahui oleh masyarakat sekitar hal ini dibuktikan
Mabit.
pelaksanaan kegiatan MABIT para panitia, peserta didik serta para orang
59
Risnawati, Orang Tua Peserta Didik, “Wawancara” Rumah Informan. Tanggal 28
Januari 2024
57
tua peserta didik masyarakat sekitar harus saling bahu membahu dan
1. Faktor Pendukung
terletak pada sikap dan komitmen para panitia dalam menjalankan tugas dan
ditunjukan dengan tindakan dalam memberikan pelayanan dengan baik dan ramah
kepada peserta didik yang didukung oleh fasilitas yang cukup memadai. Faktor
pendukung yang lainnya adanya dukungan positif dari berbagai pihak baik dari
orang tua maupun masyarakat sekitar. Disamping itu semangat antusias dari para
peserta didik juga menjadi faktor pendukungnya sehingga para orang tua
wawancara dari pembina kegiatan MABIT Ustadz Alan Rifan, S.Pd menyatakan:
Kami sangat senang melihat antusias anak-anak mengikuti kegiatan mabit,
ketika melihat anak-anak semangat meskipun tempat atau fasilitas nya
cukup baik kami juga ikut senang mengikuti kegiatannya. Dan kegiatan ini
berhasil terlaksana karena dukungan dari pihak sekolah dan juga dari orang
tua peserta didik yang memberikan kontribusi dalam mensukseskan
kegiatan Mabit. Walau tidak dipungkiri bahwa ada sebagian orang tua
peserta didik yang kurang setuju jika kegiatan ini diadakan bermalam.60
60
Alan Rifan. Pembina Kegiatan MABIT “Wawancara” Ruang Kepsek Tanggal 16
Januari 2024
58
melakukan hal positif membuat para orang tua berharap mereka senantiasa
dan peserta yang membuat kegiatan mabit berjalan dengan baik, antusias
2. Faktor Penghambat
hasil wawancara dari pembina kegiatan MABIT Ustadz Alan Rifan, S.Pd
menyatakan:
Faktor penghambat kegiatan Mabit yaitu sebagian orang tua peserta didik
kurang sepakat jika kegiatan ini diadakan bermalam sehingga tidak
mengizinkan peserta didik untuk ikut bermalam, karena mereka khawatir
anak-anak mereka akan sakit demam selesai kegiatan diadakan.61
Kendala yang kedua yaitu ketika peserta didik baru datang di lokasi
kegiatan mereka susah untuk diatur, namun ketika suda dikumpulkan dan sudah
diberi peraturan selama kegiatan Mabit maka peserta didik sudah mulai bisa
diatur.
61
Alan Rifan. Pembina Kegiatan MABIT “Wawancara” Ruang Kepsek Tanggal 16
Januari 2024
59
kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) Terhadap Pembinaan Akhlak
Peserta Didik di SD IT Insan Gemilang yaitu sebagian orang tua peserta didik
kurang sepakat jika kegiatan ini diadakan bermalam karena mereka merasa
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang dipaparkan di bab IV, maka
Akhlak Peserta Didik, kegiatan Mabit dilaksanakan pada tahun 2019 dan
sudah berjalan dengan baik serta rutin dilaksanakan sebulan sekali dipekan
kedua, sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat oleh pihak sekolah.
2. Kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) memiliki beberapa faktor
semangat para peserta didik dan panitia pelaksana dan juga dukungan serta
kontribusi orang tua peserta didik dalam melaksanakan kegiatan Mabit,
sehingga bisa berjalan dengan baik dan memberikan dampak yang positif
tua peserta didik kurang sepakat jika kegiatan ini diadakan bermalam
diadakan.
60
61
B. Implikasi Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah terlaksana, terdapat beberapa saran dari
peneliti:
dibuat inovasi-inovasi baru agar lebih baik lagi dalam pembinaan akhlak
peserta didik.
kegiatan jam siang agar peserta didik dapat menambah materi dan juga
program yang akan dilaksanakan agar anak dapat menambah wawasan dalam
oleh anak adalah di lingkungan informal yang mana anak-anak akan belajar
sedari mereka kecil untuk itu orang tua harus memperhatikan mengenai