I Putu Gede Eri.S

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 147

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU MULTIPARA


DENGAN POST PARTUM SPONTAN BELAKANG KEPALA
DI RUANG DARA RSUD WANGAYA

Studi kasus ini di susun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) BALI

Diajukan Oleh:

I PUTU GEDE ERI.S


NIM :16E11560

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI


PROGRAM STUDI DIPLOMA DIII KEPERAWATAN
DENPASAR

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Na m a : I Putu Gede Eri.S

NIM : 16E11560

Program Studi : DIII Keperawatan

1
Institusi : STIKES BALI

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Studi Kasus yang saya tulis ini adalah
benar-benar mnerupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Studi Kasus ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Denpasar, 13 Mei 2019

Pembuat Pernyataan

I PutuGede Eri.S

Mengetahui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Putu Noviana Sagitarini, S.Kep.,M.Kes Made Ayu Wahyuni Pasek, SST

NIDN.0819128705 NIP.197102097992022001

MOTTO

Sukses Adalah Berdamai Dengan Diri Sendiri

2
LEMBAR PERSETUJUAN

Studi Kasus oleh I Putu Gede Eri.S NIM 16E11560 dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Multipara Dengan Post Partum Spontan Belakang
Kepala” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

3
Denpasar, 13 Mei 2019

Pembimbing utama Pembimbing Pendamping

Ns. Putu Noviana Sagitarini, S.Kep.,M.Kes Made Ayu Wahyuni Pasek, SST

NIDN.0819128705 NIP.197102097992022001

LEMBAR PENGESAHAN

Studi Kasus oleh I Putu Gede Eri.S dengan judul “Asuhan Keperawatan
Pada Ibu Multipara Dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala” telah
dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 16 Mei 2019

Dewan Penguji Studi Kasus

1. NL Adi Satriani, S.Kp.,M.Kep. Sp. Mat ................................


....

4
NIDN.

2. Made Ayu Wahyuni Pasek, SST


................................
NIP. 197102091992022001 ........

3. Ns. Putu Noviana Sagitarini,S.kep., M.Kes ...............................


NIDN.0819128705 ...........

Mengetahui
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali
Ketua

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D.

NIDN. 0823067802

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat menusun laporan kasus yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN POST PARTUM SPONTAN
BELAKANG KEPALA”, yang terselesaikan tepat pada waktunya.
Studi Kasus ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaiakan
pendidikan pada Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Bali (STIKES BALI)
Dalam menyusun Studi kasus ini banyak mendapat bimbingan dan masukan
baik materi maupun teknik penulisan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih kepada kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Dewa Pt Alit Parwita,M.Kes., selaku Direktur Utama RSUD


Wangaya Kota Denpasar yang telah bersedia memberikan ijin
menggunakan Ruang Dara sebagai lahan untuk melaksanakn praktik dan
sebagai tempat pengambilan kasus dan pembuatan kasus ini.
2. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, SKp.,MNg.,PhD., selaku ketua
STIKES Bali Denpasar yang telah memeberI ijin dan petunjuk kepada
penulis dalam menyelesaikan kasus ini.
3. Bapak Ns. I Gede Satria Astawa S.Kep.,M.Kes selaku ketua program studi
DIII Keperawatan STIKES Bali Denpasar atas segala fasilitas dan
bimbingan yang telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan.
4. Ibu NL Adi Satriani,S.Kp.,M.Kep.,M.Kes selaku penguji utama yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyajikan Studi Kasus
Ini
5. Ns. Putu Noviana Sagitarini, S. Kep., M.Kes. Selaku pembimbing
penyusun laporan kasus yang telah banyak memberikan bimbingan,
petunjuk materi, teknik dan motivasi dalam menyusun laporan kasus ini.

6
6. Ibu Made Wahyuni Pasek, SST selaku pembimbing ruangan yang telah
banyak membantu dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Studi
Kasus ini
7. Bapak, Ibu dan Teman tercinta yang telah memberikan bantuan baik
moral, material maupun spiritual dan motivasi dalam penyusunan laporan
ini .
8. Seluruh rekan mahasiswa STIKES Bali Denpasar yang telah memberikan
dorongan moril maupun material dam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kasus ini jauh dari
sempurna, baik dari materi maupun susunan kata – katanya. Untuk itu dengan
hati yang terbuka penulis menerima kritik dan saran guna kesempurnaan
laporan kasus ini. Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan imbalan yang sepantasnya dari Tuhan Yang Maha Esa, dan
laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya.

Denpasar, 13 Mei 2019

penulis

7
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN POST

PARTUM SPONTAN BELAKANG KEPALA DI RUANG DARA

RSUD WANGAYA

(I Putu Gede Eri.S)

[email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang : Menurut Icemi, S & Wahyu, P, (2013) mengatakan bahwa


persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu). Berdasarkan
data rekam medik RSUD Wangaya Denpasar tentang ibu melahirkan diperoleh
data tiga bulan terakhir (November, Desember 2018 dan Januari 2019) ibu
dengan partus spontan pada bulan November 2018 sebanyak 46 kasus,
Desember 2018 sebanyak 66 kasus dan bulan Januari 2019 sebanyak 70 kasus.
Tujuan : Membandingkan asuhan keperawatan pada Ibu E.L dan Ibu K.A
dengan post partum spontan belakang kepala di Ruang Dara RSUD wangaya
yaitu: pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi
keperawatan.
Metode : metode yang digunakan adalah metode studi kasus dimana sampel
yang digunakan mengguanakan 2 responden dengan diagnose yang sama yaitu
ibu multipara dengan post partum spontan belakang kepala.
Hasil : Asuhan keperawatan pada Ibu E.L dan Ibu K.A dengan post partum
spontan belakang kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya ditemukan 2 diagnosa
pada Ibu E.L dan 3 diagnosa pada Ibu K.A. Pemberian asuhan keperawatan
berlangsung selama 1 x 24 jam di Rumah Sakit kemudian dilanjutkan 2 kali
kunjungan rumah untuk setiap Ibu dengan hasil semua masalah keperawatan
pada Ibu E.L dan Ibu K.A dapat teratasi sesuai rencana.
Kesimpulan : Masalah keperawatan pada Ibu E.L dan Ibu K.A dengan poat
partum spontan belakang kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya dapat teratasi.

Kata Kunci : Post Partum (PP)

8
BUKTI FIKSIK
BIMBINGAN PENYUSUNAN PROPOSAL

Nama Mahasiswa : I Putu Gede Eri.S


Nim : 16E11560
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ibu Multipara Dengan
..Post Partum Spontan Belakang Kepala Di Ruang
..Dara RSUD Wangaya Kota Denpasar
Pembimbing : Ns. Putu Noviana Sagitarini, S.Kep., M.Kes.

No Hari/Tang Bim Materi Masukan/ TT


gal/ b. Bimbingan Revisi Pembimb
Waktu Ke
1 2 3 4 5 6
Pembimbing Proposal

Ns. Putu Noviana Sagitarini, S.Kep., M.Kes.


NIR : 12104
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis Ilmiah I Putu Gede Eri.S NIM 16E11560 dengan judul

“Asuhan Keperawatan Pada Ibu Multipara Dengan Post Partum Spontan

Belakang Kepala Di Ruang Dara RSUD Wangaya” telah diperiksa dan

disetujui untuk diujikan.

Denpasar, 12 Maret 2019


Pembimbing
(Ns. Putu Noviana Sagitarini,Kep., M. Kes)
NIR: 12104

PERNYATAAN GESAHAN

Proposal studi kasus oleh I Putu Gede Eri.S Nim 16E11560 Dengan Judul

“Asuhan Keperawatan Pada Ibu Multipara Dengan Post Partum Spontan

Belakang Kepala Di Ruang Dara RSUD Wangaya” Telah dipertahankan di

depan dewan penguji pada tanggal 14 Maret 2019.

Denpasar, 14 Maret 2019-03-16

Disahkan Oleh :
Dewan Penguji Proposal

NL Adi Satriani, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat ...............................................

NIDN :

Ns. Putu Noviana Sagitarini,Kep., M. Kes...........................................


NIR: 12104

Mengetahui

Ketua Jurusan/Dekan

Ketua STIKES/Direktur Akademi

I Gede Putu Darma Suyasa,S.Kp.,M.Ng.,Ph.D

NIDN : 0823067802
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM DAN PRASYARAT GELAR................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................ii
MOTTO.................................................................................................................iii
PERSETUJUAN....................................................................................................iv
PENGESAHAN PENGUJI...................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
ABSTRAK ...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C. Tujuan Studi Kasus......................................................................................... 4
D. ManfaatStudiKasus........................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Kasus ..................................................................................... 8
1. Anatomi Sistem ReproduksiWanita........................................................ 8
a. Organ Reproduksi Eksterna ............................................................ 8

b. Organ Reproduksi Interna ............................................................... 9


2. Fisiologi Sistem ReproduksiWanita .......................................................12
3. KonsepDasar Persalinan normal.............................................................13
a. Definisi.............................................................................................13
b. Penyebab Terjadinya Persalinan ......................................................13
c. Teori persalinan................................................................................14
d. Tanda Persalinan .............................................................................15
e. Tahap Persalinan..............................................................................18
f. Faktor Mempengaruhi Persalinan....................................................20
4. KonsepDasarNifas...................................................................................31
a. Definisi.............................................................................................31
b. Tahapan MasaNifas..........................................................................32
c. PerubahanFisiologis MasaNifas.......................................................32
d. Perubahan Psikologis MasaNifas.....................................................38
e. Manifestasi Klinis............................................................................42
f. Komplikasi ......................................................................................43
g. Peemeriksaan....................................................................................44
h. Penatalaksanaan...............................................................................44
B. KonsepDasarAsuhanKeperawatan.................................................................47
1. Pengkajian ..............................................................................................47
2. DiagnosaKeperawatan ...........................................................................60
3. Perencanaan.............................................................................................62
4. Pelaksanaan.............................................................................................72
5. Evaluasi ..............................................................................................72

10
6. Web Of Caution (WOC)..........................................................................74
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................76
A. Desain Studi Kasus.........................................................................................76
B. Subyek Studi Kasus........................................................................................76
C. Fokus Studi.....................................................................................................76
D. Definisi Operasional Fokus Studi...................................................................77
E. Instrument StudiKasus ..................................................................................78
F. Metode Pengumpulan Data ...........................................................................78
G. Lokasidan Waktu Studi Kasus ......................................................................80
H. Analisis Data dan Penyajian Data ..................................................................80
I. Etika Studi Kasus...........................................................................................82
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus...........................................................................................86
1. Gambaran Lokasi Studi Kasus.................................................................86
2. Karakteristik Partisipan............................................................................87
3. Data AsuhanKeperawatan........................................................................87
B. Pembahasan....................................................................................................115
1. Pengkajian...............................................................................................115
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................116
3. Perencanaan.............................................................................................118
4. Pelaksanaan.............................................................................................119
5. Evaluasi...................................................................................................121
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................123
B. Saran......................................................................................................................125
DAFTAR PUSTAKA

11
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1. Tinggi Fundus Uteri .............................................................................33


Tabel II.2. APGAR SCORE....................................................................................57
Tabel IV.1 Identitas Ibu...........................................................................................87
Tabel IV.2 Keluhan Utama......................................................................................88
Tabel IV.3 Riwayat obstetric...................................................................................88
Tabel IV.4 Data bayi...............................................................................................93
Tabel IV.5 Riwayat Kesehatan Masalalu Ibu.........................................................93
Tabel IV.6 Riwayat penyakit keluarga....................................................................93
Tabel IV.7 Bio-psiko-sosial-spiritual......................................................................94
Tabel IV.8 Pemeriksaan fisik (head to toe).............................................................98
Tabel IV.9 Pemeriksaan penunjang.........................................................................101
Tabel IV.10 Analisa Data........................................................................................102
Tabel IV.11 Diagnosa Keperawatan........................................................................104
Tabel IV.12 Perencanaan Keperawatan .................................................................106
Tabel IV.13 Pelaksanaan Keperawatan...................................................................109

12
Tabel IV.14 Evaluasi Keperawatan.........................................................................113

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. WOC POST PARTUM


.......................................................................................................
.......................................................................................................

74
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................

13
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Information Sheet

Lampiran 2. Inform Consent

Lampiran 3. Laporan Kunjungan Rumah

Lampiran 4. Sap

Lampiran 5. Lembar Bimbingan

14
DAFTAR ARTI SINGKATAN

AKI : ANGKA KEMATIAN IBU


ASI : AIR SUSU IBU
WHO : WORLD HEALTH ORGANIZATION
SDGS : SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
SUPAS : SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS
PONED : PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI
DASAR
PONEK :.PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI .
.KOMPREHENSIF
FSH : FOLICLE STIMULATING HORMON
PAP : PINTU ATAS PANGGUL
RTP : RUANG TENGAH PANGGUL
PBP : PINTU BAWAH PANGGUL
DS : DISTANSIA SPINARUM
CE : CONJUGATA EKSTERNA
LP : LINGKAR PANGGUL
TFU : TINGGI FUNDUS UTERI
BAK : BUANG AIR KECIL
BAB : BUANG AIR BESAR

15
HPHT : HARI PERTAMA HAID TERAKHIR
KB : KELUARGA BERENCANA
TBC : TUBERCULOSIS
PMS : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
TTV : TANDA-TANDA VITAL
WBC : WHITE BLOOD CELL

16
STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN POST PARTUM

SPONTAN BELAKANG KEPALA DI RUANG DARA RSUD WANGAYA

OLEH

I PUTU GEDE ERI.S

16E11560

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
DENPASAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator penilaian

tentang tercapainya program pembangunan kesehatan suatu negara.

Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih

lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya

terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun

kualitas. Badan kesehatan dunia (WHO) telah mencanangkan suatu target

capaian angka kematian ibu dalam Sustainable Development Goals (SDGs)

yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030(Ermalena. 2017).

Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong jauh dari target

yang dicanangkan, berdasarkan survei penduduk antar sensus (SUPAS)

tahun 2015 indonesia secara keseluruhan hanya berhasil mencapai target

305 per 100.000 kelahiran hidup yang tentunya masih jauh dari target yang

dicanangkan (Kemenkes,2016). Sedangkan di Provinsi Bali sendiri angka

kematian ibu pada tahun 2017 memunculkan angka 68,6 per 100.000

kelahiran hidup yang tentunya angka yang muncul tersebut sudah

melampaui dari target yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas

Kesehatan Provinsi Bali, 2018). Angka kematian ibu tentunya sangat

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu yang mempengaruhi angka

kematian ibu adalah proses persalinan.

1
2

Menurut Icemi, S & Wahyu, P, (2013) mengatakan bahwa

persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun

ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42

minggu). Dalam persalinan itu sendiri juga sering ditemukan istilah istilah

untuk menandai seberapa banyak seorang ibu telah melahirkan, salah satu

istilah tersebut adalah persalinan multipara. Multipara adalah persalinan

dimana seorang ibu telah melahirkan bayi lebih dari satu kali dan tidak lebih

dari 5 kali. (Walyani, S. E & Purwoastuti, E. 2016).

Berdasarkan data rekam medik RSUD Wangaya Denpasar tentang

ibu melahirkan diperoleh data tiga bulan terakhir (November, Desember

2018 dan Januari 2019) dapat diketahui bahwa partus sebanyak 368 kasus

yaitu kasus spontan sebanyak 182 kasus dengan persentase 49,5% dan kasus

sectio sectio caesarea sebanyak 186 kasus dengan dengan persentase rincian

sebagai berikut : ibu dengan partus spontan pada bulan November 2018

sebanyak 46 kasus, Desember 2018 sebanyak 66 kasus dan bulan Januari

2019 sebanyak 70 kasus.

Dari banyaknya jumlah persalinan normal tentunya akan banyak

terjadi resiko komplikasi yang mungkin dihadapi seorang ibu pasca

melahirkan (Nifas) seperti perdarahan, terjadinya infeksi masa nifas, pre

eklampsia post partum dan tromboflebitis.Perdarahan post partum

merupakan perdarahan yang mencapai 500 ml setelah kelahiran pervagina

normal, perdarahan ini dapat terjadi karana proses pemisahan plasenta yang
3

tidak lengkap, manipulasi fundus yang tidak tidak tepat atau perdarahan

pada luka episiotomi akibat proses pembekuan darah yang lambat.

(Lowdermilk dkk., 2013).


Infeksi masa nifas adalah infeksi bakteri yang berasal dari saluran

reproduksi selama persalinan. Infeksi post partum terbanyak adalah

endometritis, yang jauh lebih umum terjadi setelah kelahiran sesar daripada

kelahiran pervagina, Pre-eklampsia dengan menggunakan kombinasi

tekanan darah diatas 140/90 mmHg dengan proteinuria yang melebihi 300

mg dalam 24 jam atau tekanan diastolik yang lebih besar dari 90 mmHg

pada dua kali pengukuran yang terpisah setelah kehamilan 20 minggu tanpa

adanya hipertensi pra-kehamilan dan Tromboflebitis terjadi karena

perluasan infeksi atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran

darah di sepanjang vena dan cabang – cabangnya.(Nurliana M & Kasrida D,

2014). Oleh karana berbahayanya komplikasi pasa masa nifas maka

diperlukan juga suatu tindakan yang komprehensip dalam penanganannya.

Penanganan pada suatu kasus tidak hanya dilakukan pada saat

terjadi namun dapat dicegah faktor resiko penyebab terjadinya komplikasi

dengan Menerapkan program perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi pada semua ibu hamil, Memantapkan pelaksanaan PONED dan

PONEK, Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan yang kompeten dan

berkualitas, selain pencegahan faktor resiko komplikasi peran perawat juga

sangat dibutuhkan dalam menangani komplikasi pada masa nifas ini, dalam

hal ini perawat berperan sebagai pengkaji masalah-masalah yang dapat

mencetus terjadinya komplikasi kemudian merencanakan perawatan yang


4

tepat untuk setiap kebutuhan ibu dan melaksanaan asuhan keperawatan guna

menanggulangi faktor resiko yang dapat menyebabkan komplikasi serta

perawat berperan sebagai tim dalam perawatan yang dapat memberikan

informasi tentang keadaan pasien pada petugas kesehatan lain dalam rangka

melakukan kolaborasi dalam perawatan ibu nifas.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat studi

kasus dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Ibu Multipara Dengan Post

Partum Spontan belakang kepala di Ruang Dara (Nifas) RSUD Wangaya

Kota Denpasar”. Dengan harapan semoga hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan perbandingan dari satu pasien dengan pasien lain

yang memiliki permasalahan yang sama sehingga dapat bermanfaat dalam

peningkatan perawatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

membandingan bagaimana asuhan keperawatan pada dua ibu multipara

dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala Di Ruang Dara RSUD

Wangaya.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
mampu membandingkan asuhan keperawatan pada dua ibu Multipara

dengan post partum spontan belakang kepala di Ruang Dara RSUD

Wangaya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan studi kasus ini dapat di uraikan

sebagai berikut :
5

a. Membandingkan pengkajian keperawatan pada dua ibu

multipara dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala Di

Ruang Dara RSUD Wangaya.


b. Membandingkan diagnosa keperawatan pada dua ibu multipara

dengan post partum spontan belakang kepala di Ruang Dara

RSUD Wangaya.
c. Membandingkan perencanaan keperawatan pada dua ibu

multipara dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala Di

Ruang Dara RSUD Wangaya.


d. Membandingkan pelaksanaan keperawatan pada dua ibu

multipara dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala Di

Ruang Dara RSUD Wangaya.


e. Membandingkan evaluasi keperawatan pada dua ibu multipara

dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala Di Ruang Dara

RSUD Wangaya.
f. Membandingkan pendokumentasian keperawatan pada dua ibu

multipara dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala Di

Ruang Dara RSUD Wangaya.

D. Manfaat Studi Kasus


1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini diharapkan bisa membawa wawasan dalam ilmu

keperawatan mengenai peran perawat dalam upaya memberikan

asuhan keperawatan pada dua ibu multipara dengan post partum

spontan belakang kepala


2. Manfaat Praktis
a. Masyarakat
6

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi klien,

keluarga dan masyarakat agar lebih mengetahui dan mampu

merawat serta menjaga ibu multipara dengan post partum

spontan belakang kepala sehingga dapat diminimalisir

kemungkinan terjadinya komplikasi.


b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

keperawatan :
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi informasi yang

berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama pada

bagian keperawatan maternitas dan diharapkan dapat menjadi

sumber informasi atau masukan bagi perawat dalam bidang

keperawatan maternitas khususnya tentang asuhan keperawatan

pada ibu multipara dengan post partum spontan belakang kepala

sehingga dapat menjadi masukan untuk melakukan intervensi

yang lebih baik.


c. Penulis
Dalam penelitian ini diharapkan penulis mendapatkan

`pengalaman dan mengaplikasikan hasil studi kasus khususnya

tentang perawatan pada ibu multiipara dengan Post Partum

Spontan Belakang Kepala.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Anatomi Fisiologi Reproduksi Wanita
a. Anatomi
Organ reproduksi perempuan terdiri dari organ reproduksi luar

(Eksterna) dan organ reproduksi dalam (Interna). Organ reproduksi

luar dapat dilihat langsung dan organ reproduksi dalam tidak dapat

dilihat (Citrawathi, D.M. 2014 Hal 30 - 33).


1) Bagian Eksternal
a) Labia Mayora

Berupa lipatan kulit bagian luar, tebal berisi jaringan lemak

dan pada orang dewasa tertutup rambut. Tumbuhnya rambut

pada labia mayora dimulai pada saat memasuki usia remaja.

b) Labia Minora

Sepasang lipatan kulit halus dan tipis dan tidak berisi

jaringa lemak.

c) Mons Pubis

Pertemuan antara kedua bibir vagina yang menonjol ke

bagian depan menutup tulang kemaluan.

d) Klitoris

Tonjolan kecil merupakan bagian yang sensitif pada daerah

kemaluan wanita saat berhubungan seks dan mengandung

banyak pembuluh darah dan saraf.


8
9

e) Vestibulum

Bagian ini dibatasi oleh labia kanan – kiri dan bagian atas

oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora.

Pada bagian vestibulum terdapat muara vagina atau liang

senggama, saluran kencing, kelenjar bartholini, dan kelenjar

skene (kelenjar-kelenjar ini akan megeluarkan cairan jika

ada rangsangan seksual sehingga memudahkan penetrasi

penis ke dalam vagina).

f) Selaput Dara (Hymen)

Selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar.

Pada umumnya hymen berlubang sehingga menjadi saluran

aliran darah saat menstruasi atau cairan yang dikeluarkan

oleh kelenjar rahim dan kelenjar pada lapisan endometrium

(lapisan dalam rahim).


2) Bagian Internal

Genetalia interna terdiri dari vagina dan organ yang terletak di

dalam rongga panggul (pelvis), yaitu uterus, tuba fallopi dan

ovarium

a) Saluran Senggama (Vagina)

Saluran antara rahim (uterus) dengan bagian luar tubuh

perempuan. Saluran ini memiliki dinding yang berlipat –

lipat dan lapisan otot yang tebal. Bagian rahim yang

menonjol ke vagina disebut “ porsio “ (leher rahim).


10

Vagina mempunyai fungsi, selain sebagai sarana hubungan

seksual (jalur masuknya sel sperma pria), juga memiliki

fungsi lain seperti saluran untuk mengalirkan darah

menstruasi dan lendir, serta jalan keluarnya bayi saat

proses melahirkan (partus).

b) Rahim (Uterus)

Bentuknya seperti buah pir, dengan berat sekita 30 gram,

terletak di ruang panggul, di belakangnya terletak poros

usus (rektum) dan di depannya terletak kandung kemih

(vesika urinaria). Dinding rahim tersusun 3 lapisan, yaitu :

laapisan serosa (peritonium), lapisan otot rahim

(miometrium), dan selaput lendir rahim (endometrium).

Setelah melahirkan, rahim mengecil kembali seperti

semula dalam waktu 42 hari (Masa Nifas). Ruangan rahim

berbentuk segitiga, dengan lebar terletak dibagian atas.

Rahim terbagi menjadi 3 bagian, yaitu puncak rahim

(fundus), badan rahim (corpus uteri), dan mulut rahim

(serviks). Bagian atas rahim (fundus) terdapat ligamen

menuju lipatan paha (canalis inguinalis), sehingga posisi

rahim menjadi ke arah depan.

c) Tuba Fallopi

Jumlahnya sepasang, pada bagian ujung yang dekat

ovarium mempunyai rumbai – rumbai yang disebut


11

fimbrae sehingga dapat menangkap ovum pada saat

terjadinya ovulasi dan meneruskannya ke dalam tuba

fallopi.

d) Ovarium

Genetalia interna yang menghasilkan sel telur (ovum) dan

hormon seks perempuan (estrogen dan progesteron).

Setiap perempuan normal memiliki sepasang ovarium

yang berada pada bagian sisi kanan dan kiri rahim. Proses

terlepasnya sel telur dari indung telur disebut dengan

ovulasi. Pada ovulasi folikel de Graaf merupakan

perkembangan dari folikel – folikel dalam indung telur, di

dalam folikel terdapat oosit yang akan berkembang

menjadi ovum. Proses pertumbuhan folikel dipengaruhi

oleh FSH (Folicle Stimulating Hormon) yang dihasilkan

oleh kelenjar hipofise anterior.

b. Fisiologi
Sistem reproduksi dipengaruhi oleh sistem hormonal yang

sangat kompleks. Fungsi sistem reproduksi perempuan yaitu untuk

menghasilkam ovum, hormon estrogen dan progesteron,

perempuan juga mengalami proses menstruasi (haid), gestasi

(hamil), partus (persalinan) dan menopause (mati haid). Organ

reproduksi perempuan berfungsi sejak mengalami menstruasi

pertama (menarche) yaitu pada usia 11 – 14 tahun sampai tidak


12

mengalami menstruasi lagi (menopause) sekitar usia 40 – 50 tahun.

Ada kecenderungan umum menarche semakin muda dan umur

menopause semakin tua (Citrawathi, D.M., 2014 Hal 33 – 34).


Sistem reproduksi wanita menunjukkan perubahan yang siklik

dan teratur dalam mempersiapkan fertilitas dan kehamilan.

Pubertas dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim, dan

lingkungan. Mekanisme perjalanan faktor yang mempengaruhi

pubertas diawali dari panca indera yang mendapatkan rangsangan

dari lingkungan dimana ia berada dialurkan ke sistem saraf pusat

lalu disalurkan ke sistem saraf pusat lalu ditangkap oleh

hipotalamus (Icemi, S. K.& Wahyu, P, 2013 Hal 12).

2. Konsep Persalinan Normal


a. Definisi
Persalinan adalah proses keluarnya janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu). Persalinanadalah proses

dimanabayi, plasentadanselaputketubankeluardari uterus ibu.

(Icemi, S. K.& Wahyu, P, 2013 Hal 187)


Persalinan normal disebut dengan partus spontan, yaitu proses

lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu, tanpa

komplikasi dan bantuan alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi

yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai

(inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan

perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir

dengan lahirnya plasenta (Walyani, E.S. & Endang, P, 2016 Hal 4).
13

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

persalinan adalah proses keluarnya janinyang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu) lahir secara spontan

belakang kepala tanpa komplikasi dan bantuan alat – alat serta

tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang

dari 24 jam.
b. Penyebab

Selama kehamilan, dalam tubuh wanita hamil terdapat 2 hormon

yang dominan yaitu :

1) Estrogen
Merupakan hormon yang berfungsi meningkatkan sensitivitas

otot rahim, sehingga memudahkan penerimaan rangsangan dari

laur seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan

rangsangan mekanis.
2) Progesteron
Hormon ini berfungsi menurunkan sensitivitas otot rahim,

sehingga menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, prostaglandin dan rangsangan mekanis

yang menyebabkan otot rahim dan otot polos mengalami

relaksasi. Pada kehamilan, hormon estrogen dan progesteron

berada dalam keadaan seimbang, sehingga kehamilan dapat

dipertahankan. Perubahan keseimbangan hormon estrogen dan

progesteron menyebabkan hormon oksitosin yang dikeluarkan


14

oleh hipofisis pars posterior memicu timbulnya kontraksi yang

disebut dengan Braxton Hicks (Widiastini, L.P. 2014)


c. Teori Persalinan
MenurutWidiastini tahun (2014). Teori persalinan dijelaskan dalam

empat teori yaitu :


1) Teori keregangan menyatakan bahwa otot-otot ada rahim

mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Saat

melewati batas keregangan akibat perkembangan janin, maka

akan terjadi kontraksi sehingga terjadilah proses persalinan.


2) Teori penurunan progesteron menyatakan penurunan

progesterone terjadi karena penuaan umur kehamilan sehingga

jaringan ikat akan tertimbun dan menyebabkan penyempitan

pembuluh darah. Hal ini menyebabkan otot rahim lebih sensitif

terhadap oksitosin sehingga terjadilah kontraksi.


3) Teori oksitosin internal menyatakan penurunan progesterone

penyebabkan peningkatan oksitosin. Peningkatan oksitosin ini

akan meningkatkan aktivitas sehingga terjadi persalinan.


4) Teori prostaglandin menyatakan konsentrasi prostaglandin yang

meningkat sejak umur kehamilan 1 minggu dan pemberian

prostaglandin dari luar tubuh saat hamil dapat menimbulkan

kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan


d. Tanda Persalinan

1) Tanda Awal Persalinan Sudah Dekat

Menurut Yuni, F & Widy, N, 2018 Hal 10, dalam buku Konsep

Persalinan Secara Komprehensif dalam Asuhan Keperawatan :

a) Lightening
15

Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa

bahwa keadaanya lebih ringan, merasa sesaknya berkurang,

tetapi sebaliknya merasa bahwa kesulitan berjalan,, sering

berkemih, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada

bagian bawah.

b) Pollakisuria

Kehamilan di usia akhir bulan ke 9, didapatkan epigastrium

kendor, fundus uteri lebih rendah dari tempatnya, dan kepala

janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.

Biasanya keadaan ini menyebabkan kandung kemih tertekan

sehingga merangsang ibu untuk sering kencing.

c) False Labor

Masa ke 3 atau 4 minggu sebelum persalinan, calon ibu

diganggu oleh his permulaan yang hanya merupakan

peningkatan dari kontaksi Barxton Hicks yang kadang

irasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang ditimbulkan.

His permulaan bersifat :

(1) Rasa nyeri dibagian bawah perut.

(2) Datangnya tidak teratur.

(3) Durasinya pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya

waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang.

(4) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-

tanda kemajuan persalinan.


16

d) Perubahan Serviks

Kehamilan di usia akhir bulan ke 9, didapatkan dari hasil

pemeriksaan bahwa serviks menunjukkan yang tadinya

tertutup, panjang dan kurang lunak. Tetapi kondisinya

berubah menjadi lebih lembut, beberapa menunjukkan

terjadinya pembukaan dan penipisan.

2) Tanda Awal Persalinan

Menurut Yuni, F & Widy, N, 2018 Hal 12, dalam buku Konsep

Persalinan Secara Komprehensif dalam Asuhan Keperawatan :

a) Timbulnya His Persalinan

(1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut

bagian depan.

(2) Sifat his teratur, interval makin pendek, kekuatan makin

kuat.

(3) Jika dibawa berjalan maka bertambah kuat rasa sakitnya.

(4) Terjadi perubahan pada serviks.

b) Bloody Show

Merupakan lendir disertai darah dari jalan lahir dengan

pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis

keluar disertai dengan sedikit darah yang disebabkan karena

lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah

rahim hingga beebrapa capillair darah terputusnya.

c) Premature Rupture of Membrane


17

Adalah keluarnya cairan dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat

ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya

pecah kalau pembukaan lengkap dan hampir lengkap dan

keluarnya cairan merupakan tanda yang lambal sekali.

Kadang–kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, tetapi

kadang–kadang selaput janin robek sebelum persalinan.

Walaupun demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam

24 jam setelah air ketuban keluar.

e. Tahap Persalinan
Menurut Icemi, S.K. & Wahyu P. Tahun 2013 mengatakan bahwa

proses persalinan dapat dibagi menjadi 4 kala yaitu Kala I

(pembukaan serviks), kala II (pengeluaran janin), kala III (kala

uri/plasenta), kala IV (hingga 2 jam post partum).

1) Kala I dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10

cm). Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu :

a) Fase Laten, dimulai sejak awal kontraksi yang

menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara

bertahap, pembukaan serviks kurang dari 4 cm, biasanya

berlangsung hingga di bawah 8 jam.

b) Fase Aktif, frekuensi dan lama uterus umumnya

meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika

terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan

berlangsung 40 detik atau lebih), serviks membuka dari 4


18

ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per

jam hingga pembukaan lengkap (10 cm), terjadi

penurunan bagian terbawah janin. Fase aktif dibagi

menjadi 3 yaitu :

(1) Fase Akselerasi yaitu fase dalam wakt 2 jam

pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

(2) Fase Dilatasi yaitu fase dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm

sampai 9 cm.

(3) Fase Deselarasi yaitu fase pembukaan menjadi lebih

lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9

cm menjadi lengkap.

2) Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi

lahir. Perubahan fisiologis secara umum yang terjadi pada

persalinan kala II :

a) His menjadi lebih kuat dan lebih sering.

b) Timbul tenaga untuk mengejan.

c) Perubahan dalam dasar panggul.

d) Lahirnya fetus.

3) Kala III yaitu periode dari kelahiran bayi sampai kelahiran

plasenta dan membran 5–30 menit. Adapun tanda–tanda pada

kala III :
19

a) His pelepasan plasenta

b) Tanda pelepasan plasenta : uterus menjadi bundar,

perdarahan, tali pusat yang lahir memanjang, fundus uteri

naik.

c) Perdarahan dianggap patologis bila melebihi 500 cc terdiri

dari : pelepasan plasenta dan pengeluaran plasenta.

d) Sebab – sebab pelepasan plasenta :

(1) Pengecilan rahim akibat retraksi dan kontraksi otot –

otot rahim, perlekatan plasenta sangat mengecil.

(2) Di tempat plasenta lepas hematoma maka plasenta

terangkat dari dasarnya.

4) Kala IV yaitu periode kelahiran plasenta dan sampai 4 jam

pertama post partum, uterus keras pada 2 jari diatas umbilikus


f. Faktor Yang Mempengaruhi

1) Power ( Kekuatan )

Power adalah kekuatan atau tenaga dari ibu yang mendorong

janin keluar. Kekuatan tersebut meliputi :

a) His ( Kontraksi Uterus )

His adalah kekuatan kontraksi pada uterus karena otot –

otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat

his yang baik adalah bersifat simetris, dominan pada

fundus, terkoordinasi, dan terjadi relaksasi. Fungsi


20

terjadinya relaksasi yaitu mengistirahatkan otot uterus,

memberi kesempatan istirahat bagi ibu, dan

mempertahankan kesejahteraan janin karena kontraksi

uterus menyebabkan kontriksi pembuluh darah plasenta

( Widiastini, L. P. 2014 Hal 9 - 10 ). Sifat lain dari His

yaitu involuntir, intermitten, terasa sakit, terkoordinasi dan

simetris, serta kadang – kadang dapat dipengaruhi dari

luar secara fisis, chemis, dan psikis. (Yuni, F & Widy, N,

2018 Hal 22).

(1) Ada beberapa pembagian His dan sifatnya menurut

Widiastini, L. P. 2014 Hal 10 :

(a) His pendahuluan atau His palsu

His ini bersifat tidak teratur dan menyebabkan

nyeri di perut bagian bawah dan pada lipatan

paha. Lama kontraksi masih pendek dan tidak

bertambah kuat bila ibu berjalan, bahkan sering

berkurang. His ini juga tidak mempengaruhi

perubahan pada serviks.

(b) His pembukaan ( Kala I )

His ini dapat menyebabkan terjadinya pembukaan

dan penipisan serviks, semakin lama semakin

kuat, teratur dan sakit.


21

(c) His pengeluaran ( Kala II )

His ini sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi

yang berfungsi ntuk mengeluarkan janin.

(d) His pelepasan plasenta ( Kala III )

Kontraksinya sedang, berfungsi untuk

melepaskan dan mengeluarkan plasenta.

(e) His pengiring

His ini terjadi pada persalinan kala IV , kontraksi

lemah, masih sedikit nyeri dan membantu

terjadinya involusi uterus.

(2) Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Dari His menurut

Yuni F. & Widy N, 2018 Hal 22 :

(a) Frekuensi His, yaitu jumlah his dalam waktu

tertentu biasaya permenit atau per 10 menit.

(b) Intensitas His, yaitu kekuatan his (adekuat atau

lemah).

(c) Durasi (Lama His), yaitu lamanya setiap his

berlangsung dan ditentukan dengan detik,

misalnya 50 detik.

(d) Interval His yaitu jarak antara his satu dengan his

berikutnya. Misalnya his datang tiap 2-3 menit.

(e) Datangnya his, apakah sering, teratur atau tidak.


22

(3) Perubahan – Perubahan His menurut Yuni F. & Widy

N, 2018 Hal 22 - 23 :

(a) Pada uterus dan serviks : Uterus teraba keras atau

paat karena kontraksi. Serviks tidak mempunyai

otot-otot yang banyak sehingga setiap muncul his

maka terjadi pendataran (Effacement) dan

pembukaan (dilatasi) dari serviks.

(b) Pada ibu : Rasa nyeri karena iskemia rahim dan

kontraksi rahim, terdapat pada kenaikan nadi dan

tekanan darah.

(c) Pada janin : Pertukaran oksigen pada sirkulasi

utero-plasenter kurang sehingga timbul hipoksia

janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang

jelas terdengar karena adanya iksemia fisiologis.

Bila terjadi hipoksia yang agak lama, misalnya

pada kontraksi tetanik, maka terjadi gawat janin

asfiksia dengan denyut jantung janin diatas 160

permenit dan tidak teratur.

b) Tenaga Mengedan

Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban

pecah tenaga yang mendorong anak keluar selain his,

terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding

perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra


23

abdominal. Tenaga ini disebut dengan tenaga

mengejan. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil,

bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif

sewaktu ada his, serta tenaga mengejan ini juga

melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari

dinding rahim (Yuni, F & Widy, N, 2018 Hal 24).

2) Passage (Jalan Lahir)

Faktor jalan lahir biasa disebut panggul ibu. Passage terdiri

dari jalan lahir keras ( pelvis atau panggul ) dan jalan lahir

lunak (Yuni, F & Widy, N, 2018 Hal 17)

a) Bagian Keras

Bagian keras terdiri dari tulang – tulang panggul

(rangka panggul). Jalan lahir bagian keras yaitu :

(1) Tulang Panggul

(a) Os ilium (tulang usus), os ischium (tulang

duduk), os pubis (tulang kemaluan).

(b) Os Sacrum (Tulang Kelangkang) :

promontorium.

(c) Os Koksigis (Tulang Tungging)

(2) Artikulasi

(a) Artikulasi simfisis pubis, di depan pertemuan

os pubis.
24

(b) Artikulasi sakro-iliaka yang menghubungkan

os sacrum dan os ilium.

(c) Artikulasi sakro-koksigium yang

menghubungkan os sacrum dan koksigium.

(3) Ruang Panggul

(a) Pelvis Mayor ( False Pelvis ), terletak di atas

linea terminalis yang dibawahnya terdapat

pelvis minor.

(b) Pelvis Minor ( True Pelvis ), dibatasi oleh

pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.

(4) Pintu Panggul

(a) Pintu Atas Panggul ( PAP ) atau inlet, dbatasi

oleh linea terminalis ( linea inominata ).

(b) Ruang Tengah Panggul ( RTP ), kira-kira pada

spina ischiadika disebut midlet.

(c) Pintu Bawah Panggul ( PBP ), dibatasi simfisis

dan arkus pubis disebut outlet.

(d) Ruang panggul yang sebenarnya berada antara

inlet dan outlet.

(5) Bidang Hodge

Adalah bidang yang dipakai dalam obstreti untuk

mengetahui seberapa jauh turunnya bagian bawah

anak ke dalam panggul. Ada 4 bidang hodge yaitu :


25

(a) Bidang Hodge I : jarak antara promontorium

dan pinggir atas simfisis, sejajar dengan PAP

atau bidang yang terbentuk dari

promontorium, linea inominata kiri, simfisis

pubis, linea inominata kanan kembali ke

promontorium.

(b) Bidang Hodge II : bidang yang sejajar dengan

PAP, melewati pinggir ( tepi ) bawah simfisis.

(c) Bidang Hodge III : bidang yang sejajar dengan

PAP, melewati spina ischiadika.

(d) Bidang Hodge IV : bidang yang sejajar dengan

PAP, melewati ujung tulang coccyangeus.

(6) Alat Pengukur Panggul

Alat pengukur panggul yaitu menggunakan pita

meter, jangka panggul, pelvimeter klinis dengan

periksa dalam, dan pelvimetri rontenologis.

(7) Ukuran - Ukuran Panggul

(a) Distansia Spinarum (DS), yaitu jarak antara

kedua spina iliaka anterior superior (23-26

cm).

(b) Distansia Cristarum ( DC ), yaitu jarak yang

terletak antara kedua crista iliaka kanan dan

kiri ( 26-29 cm ).
26

(c) Conjugata Eksterna ( CE ), yaitu jarak dari tepi

atas simfisis dan ujung processus spinosus

tulang lumbal 5 ( 18-20 cm ).

(d) Lingkar Panggul ( LP ), yaitu jarak dari tepi

atas simfisis ke pertengahan antara spina iliaka

anterior superior dengan trochantor mayor

sebelah kanan, ke pertengahan antara spina

iliaka anterior superior dan trohantor mayor

sebelah kiri kembali ke tepi atas simfisis ( 80-

90 cm ).

b) Bagian Lunak

Bagian lunak terdiri dari otot – otot, jaringan, dan

ligament. Jalan lahir lunak yang berperan dalam

persalinan adalah SBR, serviks uteri dan vagina.

Bagian lunak ( otot–otot dasar panggul ) ada 2 macam

yaitu:

(1) Musculus Levator Ani

(2) Musculus Ischio Coccyangeus

3) Passanger

Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan selain faktor

janin, meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin,

bagian terbawah, serta posisi janin, juga aa plasenta dan air

ketuban ( Yuni, F & Widy, N, 2018 Hal 25 )


27

a) Janin

(1) Sikap

Menunjukkan hubungan bagian – bagian janin

dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang

punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi

dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam

keadaan fleksi, engan bersilang di dada.

(2) Letak

Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap

sumbu ibu. Misalnya letak lintang dimana sumbu

janin tegak lurus pad sumbu ibu. Letak membujur

dimana sumbu janin sejajar degan sumbu ibu, ini

bisa letak kepala atau letak sungsang.

(3) Presentasi

Presentasi dipakai untuk menentukan bagian

janin yang ada di bagian bawah rahim yang

dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan

dalam. Misalnya, presentasi kepala, presentasi

bokong, prsentasi bahu dan lain – lain.

(4) Bagian Terbawah Janin

Pada bagian ini sama dengan presentasi hanya

lebih diperjelas istilahnya.


28

(5) Posisi Janin dan Penyebutnya

Posisi menunjukkan hubungan bagian janin

tertentu ( penyebut, misalnya ubun-ubun kecil,

dagu atau sakrum ) dengan bagian kiri, kanan,

depan lintang ( lateral ), dan belakang dari jalan

lahir. Penyebutan persalinan akan diketahui

melalui pemeriksaan vagina dan dinyatakan

dalam arah jarum jam ( Sulistyawati, A &

Nugraheny, E, 2013 Hal 33 )

b) Plasenta ( Uri )

Adalah produk kehamilan yang akan lahir mengiringi

kelahiran janin, yang berbentuk bundar atau oval. Plasenta

berbentuk sempurna pada minggu ke 16 dimana desidua

parietalis dan desidua kapsilaris telah menjadi satu. Letak

plasenta yang normal pada korpus uteri bagian depan atau

bagian belakang agak ke arah fundus uteri. Plasenta

berbentuk bundar, ukuran sekitar 15 cm x 20 cm, tebalnya

kurang lebih 2,5 – 3 cm, beratnya kurang lebih antara 500 –

600 gram. Sedangkan tali pusatnya memiliki panjang rata –

rata 25 – 60 cm, panjang terpendek tali pusat plasenta yang

pernah ada adalah 2,5 cm, sedangkan terpanjangnya kurang

lebih 200 cm.( Yuni, F & Widy, N, 2018 Hal 28 ).


29

Fungsi plasenta sebagai berikut (Yuni, F & Widy, N, 2018

Hal 29) :

(1) Memberi makan kepada janin

(2) Eksresi hormon

(3) Respirasi janin : tempat pertukaran O2 dan CO2 antara

janin dan ibu

(4) Membentuk hormon estrogen

(5) Menyalurkan berbagai antibodi dari ibu

(6) Sebagai barier ( pertahanan ) terhadap janin dari

kemungkinan masuknya mikroorganisme / kuman.

c) Air Ketuban

Adalah elemen penting dalam proses persalinan dan

dapat dijadikan acuan dalam menentukan diagnosa

kesejahteraan janin. Air ketuban terletak di dalam ruangan

yang dilapisi oleh selaput janin ( amnion dan korion ).

Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira – kira

1000 – 1500 cc. Ciri air ketuban berwarna putih keruh, bau

amis, dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis dan netral

dengan berat jenis 1,008. Komposisi air ketuban terdiri dari

98% air, sisanya albumin, urea, asam uric, kreatinin, sel-sel

epitel, rambut lanugo, verniks caseosa, dan garam organik.

Kadar protein yang terkandung didalamnya kira-kira 2,6%

gram/liter ( Yuni, F & Widy, N, 2018 Hal 32 ).


30

Fungsi air ketuban adalah untuk melindungi janin dari

trauma/benturan, mencegah perlekatan janin dengan

amnion, memberi ruang apad janin agar dapat bergerak

bebas, menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat,

pembersih jalan lahir, menambah suplai cairan janin dengan

cara ditelan/diminum, dan untuk melindungi plasenta dan

tali pusat dari tekanan uterus (Yuni, F & Widy, N, 2018).

3. Konsep Masa Nifas


a. Definisi
Masa nifas adalah dimana masa sesudah kelahiran bayi dan

plasenta dan kondisi organ kandungan kembali seperti sebelum

hamil. Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah beberapa jam

lahirnya plasenta dan alat – alat kandungan kembali ke keadaan

sebelum hamil, masa ini berlangsung kurang lebih 6 – 12 minggu

yang diperuntukan sebagai waktu pemulihan kondisi ibu seperti

sebelum hamil (Warnalisa, D.dkk, 2014 Hal 1 ). Masa Nifas

merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu maupun

bayi, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan

terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi

dalam 24 jam pertama ( Evi Nur A, 2012 Hal 49 )

b. Tahap Masa Nifas

Menurut Desi Warnalisa, dkk tahun 2014 mengatakan masa nifas

dibagi menjadi 3 periode, yaitu :


31

1) Puerperium Dini yaitu masa kepulihan ketika ibu

diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan – jalan.

2) Puerperium Intermedial yaitu masa kepulihan dari organ –

organ reproduksi selama kurang lebih 6 minggu.

3) Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk

pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama

bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu yang dibutuhkan untuk sehat sempurna

mungkin beberapa minggu, bulan, ataupun tahun.


c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1) Involusi Uteri ( Pengerutan Uterus )

Merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi

sebelum hamil. Ukuran uterus pada nifas akan mengecil seperti

sebelum hamil. Perubahan–perubahan normal pada uterus

selama masa nifas berhubungan erat dengan perubahan

miometrium yang bersifat proteolisis.

Tabel II.1 Proses involusi uterus


Involusi Tinggi Fundus Diameter
Berat Uterus
Uteri Uteri Uterus
Plasenta lahir Setinggi Pusat 1.000 gram 12,5 cm
7 hari Pertengahan
( Minggu 1 ) pusat dan 500 gam 7,5 cm
32

simfisis
14 hari Tidak teraba
( Minggu 2 ) 350 gram 5 cm
6 Minggu Normal 60 gram 2,5 cm

Sumber : Yefi M. & Puspita N., 2015 Hal 10

Proses involusi uterus terjadi melalui 4 proses yaitu ( Yefi M. &

Puspita N., 2015 Hal 10 ) :

a) Iskemia Miometrium. Hal ini disebabkan oleh kontraksi

dan retraksi uterus yang terus – menerus setelah

pengeluaran plasenta sehingga memuat uterus menjadi

relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.

b) Atrofi Jaringan. Terjadi sebagai reaksi penghentian

hormon estrogen saat pelepasan plasenta.

c) Autolysis. Proses penghancuran diri sendiri yang terjadi

di dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan

memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga

panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5

kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan.

Hal ini disebabkan karena penuunan hormon estrogen dan

progesteron.

d) Efek Oksitosin. Oksitosin menyebabkan terjadinya

kontraksi dan retraksi otot uterus sehingga akan menekan

pmebuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya


33

suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk

mengurangi perdarahan.

2) Lochea

Pengeluaran lochea diarikan sebagai peluruhan jaringan

desidua yang menyebabkan kelaurnya sekret / cairan dari

vagina dalam masa nifas. Lechea mempunyai bau yang amis

meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda –

beda pada setiap wanita. Secara mikroskopis lochea terdiri dari

eritrosit, serpihan desidua, sel – sel epitel dan bakteri. Lochea

mengalami perubahan karena proses involusi ( Yefi M. &

Puspita N., 2015 Hal 11 ) . Pengeluaran lochea dapat dibagi

berdasarkan waktu dan warna menurut Desi Warnalisa, dkk

tahun 2014 Hal 98 :

(1) Lochea Rubra. Timbul pada hari ke 1 – 3 hari pasca

persalinan, warna merah kehitaman, berisi darah segar

bercampur sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo,

sisa mekonium, sisa darah dan sisa selaput ketuban.

(2) Lochea Sanguinoleta. Timbul pada hari ke 3 – 7 hari pasca

persalinan, warna putih bercampur darah, keluar darah

yang bercampur dengan lendir.

(3) Lochea Serosa. Timbul pada hari ke 7 – 14 hari pasca

persalinan, warna kekuningan, lebih sedikit darah dan


34

lebih banyak serum, dan terdiri dari leukosit dan robekan

laserasi plasenta.

(4) Lochea Alba. Timbul lebih dari 14 hari pasca persalinan,

warna putih, mengandung leukosit, selaput lendir serviks

dan serabut jaringan yang mati.

(5) Lochea Purulenta. Terjadi infeksi dengan keluarnya cairan

seperti nanah yang berbau busuk.

Umumnya jumlah lochea lebih sedikitbila wanita post

partum dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini

terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas

saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan

mengalir keluar saat berdiri. Total jumalah rata – rata

pengeluaran lochea sekitar 240 - 270 ml. ( Desi, W. dkk,

2014 Hal 98 )

3) Laktasi

Laktasi dapat diartikan dengan pembentukn dan

pengeluaran ASI, yang merupakan makanan pokok terbaik

bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu yang

melahirkan akan tersedia makanan bagi bayinya, dan bagi si

anak akan merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa aman,

terntram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan

faktor yang penting bagi perkembangan anak selanjutnya.


35

Produksi ASI masih sangat dipengaruhi oleh faktor

kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih,

kurang percaya diri dan berbagai ketegangan emosional akan

menurunkan volume ASI bahkan tidak terjadi produksi ASI.

Ibu yang sedang menyusui juga jangan terlalu banyak dibebani

urusan pekerjaan rumah tangga, urusan kantor dan lainnya

karena hal ini juga dapat mempengaruhi produksi ASI. Untuk

memproduksi ASI yang baik harus dlam keadaan tenang. Ada

2 refleks yang sangat dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu,

yakni:

(1) Refleks Prolaktin

Pada waktu bayi menghisap payudara ibu, ibu menerima

rangsangan neurohormonal pada puting dan aerola,

rangsangan ini melalui nervus vagus diteruskan ke

hypophysa lalu ke lobus anterior, lobus anterior akan

mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk melalui

peredaran darah sampai pada kelenjar – kelenjar pembuat

ASI dan merangsang untuk meproduksi ASI.

(2) Refleks Let Down

Refleks ini mengakibatkan memancarkan ASI keluar,

isapan bayi akan merangsang puting susu dan aerola yang

dikirim lobus posterior melalui nervus vagus, dari

glandula pituitary posterior dikeluarkan hormon oxytosin


36

ke dalam peredaran darah yang menyebabkan adanya

kontraksi otot – otot myoepitel dari saluran air susu,

karena adanya kontraksi ini maka ASI akan terperas ke

arah ampula. (Nurliana M & Kasrida D, 2014 Hal 59)

Keluarnya ASI dibedakan menjadi 3 yaitu :

(1) Colostrum. Dihasilkan pada hari pertama sampai

dengan hari ketiga setelah bayi lahir setelah bayi lahir

berwarna kekuning – kuningan kental dari pada air

susu, mengandung banyak protein, albumin, globulin

yang mengandung antibody menambah kekebalan anak

terhadap penyakit.

(2) ASI masa Transisi. Dihasilkan mulai hari ke 4 sampai

dengan hari ke 10, berwarna putih bening dengan

susunan yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

(3) ASI Mature. Dihasilkan mulai hari 10 sampai

seterusnya, pengeluaran ASI penuh sesuai dengan

perkembangan usus bayi.

d. Perubahan Psikologis Masa Nifas


Menurut Nurliana & Kasrida tahun 2014 dalam Buku Ajar Masa

Nifas & Menyusui. Fase–fase adaptasi ibu terdiri dari 3 fase yaitu
37

taking in, taking hold, letting go yang merupakan perubahan

perasaan sebagai respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan

dan akan kembali secara perlahan setelah ibu dapat menyesuaikan

diri dengan peran barunya dan tumbuh kembali pada keadaan

normal
1) Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
a) Fase Taking In

Yaitu fase ketergantungan yang berlangsung dari hari

pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat

ini fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.

Pengalaman selama proses persalinan sering berulang

diceritakannya. Kelelahannya membuat ibu perlu cukup

istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti

mudah tersinggung. Hal ini mebuat ibu cenderung menjadi

pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu kondisi ini

perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik.

Pada fase ini, perlu diperhatikan pemberian ekstra

makanan untuk proses pemulihannya, disamping nafsu

makan ibu yang memang sedang meningkat.

b) Fase Taking Hold

Yaitu periode yang berlangsung 3 - 10 hari setelah

melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam


38

merawat bayinya. Selain itu perasaan yang sangat sensitif

sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang

hati – hai. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan

karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk

menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan

bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.

c) Fase Letting Go

Fase ini adalah periode menerima tanggung jawab untuk

perawatan bayi baru lahir dan berlangsung 10 hari setelah

melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan

ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri

dan bayinya meningkat pada fase ini.


2) Post Partum Blues
Post partum blues adalah suatu fenomena pasca persalinan

yang biasanya dimulai beberapa hari setelah melahirkan dan

berakhir 10-14 hari dimna seorang ibu merasa ragu terhadap

peran yang akan ia hadapi oleh karana kurangnya dari keluarga

serta faktor fisik yakni kurang tidur pada awal masa menjadi

seorang ibu. karakteristik pada post partum blues meliputi

menangis, merasa letih karana melahirkan,gelisah, perubahan

alami alam perasaan, menarik diri serta reaksi negatif terhadap

bayi dan keluarga. Kunci untuk mendukung wanita dalam

melalui periode ini adalah memberikan perhatian dan

dukungan yang baik dan yakinkan bahwa ia adalah orang yang


39

berarti bagii bayinya, suami serta keluarganya. selain

dukungan psikis pada periode ini seorang ibu juga

membutuhkan dukungan secara fisik misalnya memberikan

istirahat dan membantu dalam proses merawat bayi sehingga

seorang ibu tidak terlalu letih sehingga kondisi ibu tetap prima

mengingan seorang ibu yg mengalami periode ini juga masih

dalam masa pemulihan kondisi pasca persalinan.


3) Kesedihan Dan Duka Cita
pada periode ini seorang ibu mungkin mengalami gangguan

psikisnya, hal yang berkaitan pada masa ini adalah

kemampuan seorang ibu untuk menerima kondisi yang iya

alami, seberapa besar tingkat kesedihaan yang ia alami dan

seberapa kuat seorang ibu mereduksi kesedihan yang ia alami.


kesedihan dan duka cita yang seorang ibu alami dapat

bersumber dari kesedihan terhadap konsisi bayi yang ia

lahirkan (meninggal,prematur,cacat) dan pada beberapa ibu

sumber dari kesedihan yang dialami adalah berkurangnya

kualitas hubungan intim ia dan suami menjadi seorang ibu,

ayah dan anggota keluarga baru yakni anak yang iya lahirkan.
Dalama hal ini, tahapan yang dialami seorang ibu dapat

dijelaskan menjadi 3 tahap yakni :


a) Tahap syok
syok merupakan tahap awal yang dialami seorang ibu,

biasanya berupa penyangkalan, ketidakpercayaan terhadap

realita, marah, jengkel, ketakutan, kecemasan serta rasa

bersalah. pada masa ini ibu sangat membutuhkan dukungan


40

emosional oleh suami atau keluarga terdekat yang ia miliki

agar seorang ibu dapat melewati fase ini dengan cepat.


b) Tahap penderitaan (fase realitas)
pada tahap ini seorang ibu mulai menerima segala sesuati

yang telah dialaminya dengan lapang dada, pada masa ini

hal yang biasanya terjadi adalah kesedihan yang di

uangkapkan dengan menangis untuk melepaskan emosi

yang dirasakan tetapi tetap melakukan dan

emenuhitugasnya sebagai seorang intri dan anggota dalam

sebuah keluarga.
c) Tahap resolusi (fase menemukan hubungan yang

bermakna)
pada tahap ini seorang ibu sudah bisa mengambil

keputusan akan dirinya, serta pada masa ini seorang ibu

telah mampu memahami bahwa seseorang yang

meninggalkannya (bayi) sudah pergi dengan benar dan

bukan berti posisi (bayi) yang dimiliki sudah tergantikan

tetapi ibu sudah dapat menjalankan kehidupannya dan

menerima serta mempunyai pikiran yang positif terhadap

realitas dirinya.
e. Manifestasi Klinis

1) Tanda Vital

a) Suhu meningkat antara 37 – 38oC.

b) Nadi meningkat dalam kisaran 60 – 100 x/menit.

c) Tekanan darah menurun dengan kisaran 90/60 – 120/90

mmHg.
41

d) Pernafasan antara 16 – 24 x/menit.

2) Uterus

a) Kontraksi : kuat, mules/afterpain.

b) TFU (tinggi fundus uteri) : hari pertama setinggi pusat,

setiap hari turun 1 cm.

c) Lochea : hari pertama rubra, kemudian berubah menjadi

serosa, selanjutnya alba.

3) Anogenital : luka jahitan kering tertutup, tidak ada kemerahan,

tanda Reeda (Red, Echymosis, Edema, Discharge,

Approximasi) tidak ada, perdarahan.

4) Perkemihan : BAK spontan < 6 jam.

5) Pencernaan : BAB spontan < 3 jam.

6) Kardiovaskuler : pusing, fatique.

7) Muskuloskeletal : sakit pada betis.

8) Payudara : ASI tidak keluar, laktasi hari 2 – 3 kolostrum

meningkat, ukuran besar, bengkak merah, panas. Puting

menonjol. (Anik Maryunani, 2012)


f. Komplikasi
1) Perdarahan Post Partum

Perdarahan post partum adalah kehilangan darah secara

abnormal dengan kehilangan darah sebanyak 500 ml atau lebih

(Nurliana M & Kasrida D, 2014 Hal 115).

2) Infeksi Masa Nifas


42

Infeksi masa nifas adalah infeksi bakteri yang berasal dari

saluran reproduksi selama persalinan. Infeksi post partum

terbanyak adalah endometritis, yang jauh lebih umum terjadi

setelah kelahiran sesar daripada kelahiran pervagina, adanya

laserasi atau trauma jaringan dalam saluran genetalia dapat

menjadi terinfeksi setelah melahirkan. (Nurliana M & Kasrida

D, 2014 Hal 119)

3) Pre Eklampsia Post Partum

Pre-eklampsia dengan menggunakan kombinasi tekanan darah

diatas 140/90 mmHg dengan proteinuria yang melebihi 300 mg

dalam 24 jam atau tekanan diastolik yang lebih besar dari 90

mmHg pada dua kali pengukuran yang terpisah setelah

kehamilan 20 minggu tanpa adanya hipertensi pra-kehamilan.

Pre-eklampsia dan eklampsia dapat terjadi setiap saat antara

kehamilan 20 minggu dan 6 minggu postpartum. (Nurliana M

& Kasrida D, 2014 Hal 122)

4) Tromboflebitis

Tromboflebitis terjadi karena perluasan infeksi atau invasi

mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah di

sepanjang vena dan cabang – cabangnya. (Nurliana M &

Kasrida D, 2014 Hal 123)

g. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu post partum

(Kumalasari, I. 2015) yaitu pemeriksaan darah meliputi


43

hemoglobin, hematokrit 12-2 jam post partum, eritrosit, leukosit

dan trombosit. Untuk ibu dengan dower kateter diperlukan kultur

urine
h. Penatalaksanaan
1) Medis
Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan pada ibu dengan

post partum yaitu pemberian antibiotika, zat besi, vitamin dan

analgetik

2) Keperawatan
Menurut Nurliana M & Kasrida D (2014). Penatalaksanaan

keperawatan yang bisa diberikan pada ibu nifas terdiri dari :


a) Nutrisi dan Cairan
Ibu yang berada pada masa nifas dan menyusui

membutuhkan kalori yang sama dengan wanita dewasa,

ditambah 700 kalori pada 6 bulan pertama pasca

persalinan untuk memberikan ASI eksklusif dan 500 kalori

pada tujuh bulan dan seterusnya.


Selain makanan, ibu juga sangat dianjurkan untuk minum

setiap kali menyusui, sedikitnya 3 liter setiap hari untuk

menjaga tubuh agar tidak dehidrasi.


b) Ambulasi
Mobilisasi dianjurkan kepada ibu untuk mempercepat

pemulihan pasca persalinan.Mobilisasi yang dilakukan

harus bertahap, tidak terburu-buru dan tidak berlebihan.


c) Eliminasi
Ibu dapat dianjurkan berkemih, tetapi dengan pengawasan

terhadap faktor infeksi berkaitan luka episiotomi, maka

anjurkan ibu untuk mengeringkan daerah vagina setelah


44

berkemih. Keinginan defekasi akan muncul pada hari

pertama hingga hari ketiga post partum. Ibu yang masih

takut untuk defekasi dianjurkan mengkonsumsi makanan

berserat dan cukup cairan untuk mencegah konstipasi.Bila

ibu tidak mampu melakukan defekasi hingga hari ketiga,

maka ibu perlu diberikan obat pencahar.


d) Personal Hygiene
Ibu harus diajarkan bagaimana cara membersihkan vagina

setelah BAK dan BAB yang benar, mengganti pembalut

setiap selesai membasuh vagina, mengeringkan vagina

setelah dibersihkan dan juga bisa mengoleskan salep

antiseptik pada luka episiotomi untuk mencegah infeksi.


e) Istirahat dan Tidur
Kebutuhan istirahat ini tidak terpenuhi akan menimbulkan

frustasi, depresi, penurunan produksi ASI dan

memperlambat proses involusi uterus sehingga

menimbulkan resiko perdarahan.


f) Aktivitas Seksual
Aktivitas seksual boleh dilakukan oleh ibu nifas setelah 6

minggu pasca persalinan karena pada masa ini luka

episiotomi tela sembuh dan hubungan seksual dapat

dilakukan ketika sistem reproduksi kembali normal yang

ditandai kembali menstruasinya seorang ibu.


g) Latihan dan Senam Nifas
Senam nifas adalah latihan yang dilakukan untuk

memulihkan kembali kondisi dan keadaan ibu baik secara


45

fisiologis maupun psikologis.Senam nifas dianjurkan

dilakukan setelah keadaan ibu pulih kembali.


B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Post Partum
1. Pengkajian
pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber

untuk mengefaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.

(Nursalam, 2013)

Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data yang akurat

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien

secara keseluruhan ( Sulistyawati A, 2009 ).

Hal – hal yang perlu dikaji :

a. Identitas pasien dan penanggung jawab.

b. Keluhan Utama

Keluhan utama yang menyatakan alasan ibu datang ke fasilitas

pelayanan kesehatan, misalnya pada ibu post partum normal yang

ingin memeriksakan kesehatannya setelah persalinan. Contoh “

Ibu mengatakan nyeri pada alat kelaminnya, karena bekas luka

episiotomy “.

c. Riwayat Menstruasi

Data ini tidak secara langsung berhubungan dengan masa nifas,

namun dari data ini dapat mengetahui bagaimana keadaan dari

organ reproduksinya. Data yang harus diperoleh antara lain :

1) Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Pada

wanita Indonesia umumnya sekitar 12 – 16 tahun.


46

2) Siklus menstruasi adalah jarak menstruasi yang dialami dengan

menstruasi berikutnya dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 –

32 hari.

3) Volume yaitu seberapa banyak darah menstruasi yang keluar.

Terkadang sulit untuk mendapatkan data yang valid, sebagai

acuan biasanya menggunakan kriteria banyak, sedang atau

sedikit.

4) Keluhan yang dirasakan ketika mesntruasi misalnya nyeri pada

simfisis karena terjadi kontraksi galus pada otot dinding rahim

yang umumnya tidak terasa, kontraksi ini menjadi kencang

sebagai bagian dari peluruhan dinding rahim saar haid, kontraksi

tersebut menekan pembuluh darah dan oksigen ke rahim.

Ketiadaan oksigen inilah yang menyebabkan jaringan rahim

melepaskan bahan kimia yang menciptakan rasa nyeri. Rasa

nyeri semakin buruk karena tubuh juga mengeluarkan bahan

kimia bernama prostaglandin yang memicu otot rahim terus

berkontraksi. Selain itu, prostaglandin juga memicu kondisi lain

seperti mual, diare, lemas, dan sakit kepala sampai pingsan atau

jumlah darah yang keluar banyak. Ada keluhan ibu saat

menstruasi misalnya dapat merujuk kepada diagnosa tertentu.

5) BAK adalah pertama menstruasi datang pada bulan terakhir

sebelum tidak menstruasi lagi. Dari HPHT dapat mengetahui

tafsiran kehamilan.
47

d. Riwayat Perkawinan

Data yang dikaji adalah berapa kali menikah, lama pernikahan, status

pernikahan sah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang

jelas erat kaitannya dengan psikologi sehingga akan mempengaruhi

proses masa nifas.

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas

Data yang perlu diperoleh jumlah kehamilan, jumlah kelahiran, umur

kehamilan terkahir, tempat persalinan, jalannya persalinan, berat

badan bayi saat lahir, umur anak, jenis kelamin, apakah anak hidup

atau mati dan bagaimana keadaan ibu.

f. Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi

Untuk mengetahui apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi

( KB ), jika ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi pentingnya

mengkaji jenis kontrasepsi, sudah berapa lama menggunakan,

kendala yang dirasakan selama menggunakan, dan rencana akan

menggunakan kontrasepsi jenis apa.

g. Riwayat Penyakt yang Pernah Diderita

Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit yang dapat

mempengaruhi kehamilannya.

h. Riwayat Penyakit Keluarga

Untuk mengetahui keluarga yang menderita penyakit seperti : TBC,

AIDS/HIV, Diabetes Mellitus, Asma, PMS ( Gonorhea, Sifilis ).


48

i. Data Biologis

1) Bernafas

Pada ibu nifas umumnya tidak ada mengalami kesulitan dalam

bernafas baik menarik maupun menghembuskan nafas.

2) Makan dan Minum

Pada ibu nifas dalam pemberian makan dan minum dapat

diberikan sesuai dengan terapi. Yang biasa ditanyakan pada

pasien tentang pola makan yaitu menu, frekuensi ( seberapa

banyak asupan makanan yang dimakan ), banyaknya ( berapa

kali makan sehari ), pantangan ( harus dikaji karena ada

kemungkinan pasien berpantangan mmakanan yang justru

mendukung pemulihannya ). Dan yang biasa ditanyakan tentang

pola minum yaitu frekuensi, jumlah per hari, jenis minuman.

3) Eliminasi

Pada ibu nifas tidak ada mengalami kesulitan atau masalah dalam

BAB dan BAK.

4) Istirahat dan Tidur

Istirahat sangat diperlukan oleh ibu post partum. Oleh karena itu,

perawat perlu menggali informasi mengenai kebiasaan istirahat

pad ibu supaya perawat mengetahui hambatan yang mungkin

muncul tentang kebutuhan istirahat. Pada ibu nifas umumnya

cenderung mengalami gangguan pola istirahat an tidak

dikarenakan adanya nyeri.


49

5) Gerak dan Aktivitas

Pada ibu nifas akan mengalami gangguan gerak dan aktivitasnya

sebab nyeri paa daerah kemaluan atau luka bekas jahitan. Namun

ibu tetap dianjurkan untuk ambulasi sedini mungkin.

6) Kebersihan Diri

Pada ibu nifas kebersihan diri sangat penting dijaga terutama

pada daerah vulva dan payudara.

7) Berpakaian

Ibu harus tetap menjaga kebersihan diri dengan mengganti baju

setiap hari.

8) Pengaturan Suhu Tubuh

Pada ibu nifas selama hamil dan pasca persalinan cenderung akan

mengalami peningkatan dan penurunan suhu tubuh.

9) Seksualitas

Pada ibu nifas yang terjadi adalah ibu belum dapat melakukan

hubungan seksual oleh karena luka pasca persalinan.

j. Data Psikologis

1) Rasa Nyaman

Pada ibu nifas akan lebih banyak mengeluh nyeri pada daerah

kemaluan karena bekas luka episiotomy.

2) Rasa Aman

Pada ibu nifas lebih cenderung mengalami kecemasan –

kecemasan.
50

3) Konsep Diri

Pada masa nifas, seorang ibu merasa senang atau tidak percaya

diri dengn kelahiran anaknya, ibu akan berusaha untuk merawat

anaknya.

k. Data Sosial

1) Sosial

Ibu akan lebih banyak berinteraksi dengan perawat dan tingkat

ketergantungan ibu terhadap orang lain akan meningkat.

2) Prestasi

Kaji hal – hal yang membanggakan dari pasien yang ada

hubungan dengan kondisinya.

3) Belajar

Ibu akan lebih banyak bertanya tentang perawatan payudara,

kebersihan vulva atau cara cebok yang benar, nutrisi KB, seksual

serta hal – hal yang perlu ditanyakan tentang perawatan bayi

diantaranya memandikan bayi, merawat tali puat dan cara

menyusui yang benar.

4) Rekreasi

Pada ibu nifas, ibu belum dapat berekreasi.

l. Data Spiritual

Kaji kepercayaan pasien terhadap Tuhan.

m. Pemeriksaan Fisik
51

1) Keadaan Umum

Untuk mengetahui data ini, perawat perlu mengamati keadaan

pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan akan perawat

lapokan dengan kriteria :

a) Baik

Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika pasien

memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan

orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami

keetrgantungan dalam berjalan.

b) Lemah

Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika pasien kurang atau

tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan

orang lain, serta pasien sudah tidak mampu lagi untuk

berjalan sendiri.

2) Kesadaran

Perawat dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien

dari keadaan composmentis ( kesadarn maksimal ) sampai

dengan coma ( pasien tidak dalam keadaan sadar ).

3) Tanda Vital

Observasi tekaanan darah ( < 140/90 mmHg ), Suhu ( 36,5-

37,5oC ), Nadi ( 60–80 x/menit ), Pernafasan ( 16–24 x/menit ).


52

4) Ukuran – Ukuran lain

Kaji berat badan sebelum, saat hamil, saat pengkajian dan tinggi

badan.

5) Pemeriksaan Fisik

Menurut Mansyur N & Kasrida D, 2014 dalam Buku Ajar

Asuhan Kebidanan Masa Nifas Hal 131, pemeriksaan fisik yang

dilakukan yaitu :

(1) Melakukan pemeriksaan pada kepala dan rambut

(a) Inspeksi : bentuk, simetris, adanya benjolan atau

tidak, ada lesi atau tidak, adanya ketombe dan kutu

atau tidak.

(b) Palpasi : ada atau tidak nyeri tekan, benjolan dan

tekstur rambut.

(2) Melakukan pemeriksaan pada mata

(a) Inspeksi : menilai kesimetrisan mata, alis, kelopak

mata, konjungiva pucat atau tidak, dan sklera ikterik

atau tidak, sekret ada tau tidak, pupil isokor atau

anisokor.

(b) Palpasi : ada nyeri tekan atau tidak.

(c) Melakukan pemeriksaan ketajaman penglihatan

dengan pen light

(3) Melakukan pemeriksaan pada hidung


53

(a) Inspeksi : kesimetrisan hidung, ada sekret atau tidak,

ada pembengkakan atau tidak .

(b) Palpasi : adanya sinus (maksilaris, sphenoid) atau

tidak, ada benjolan atau tidak.

(4) Melakukan pemeriksaan pada telinga

(a) Inspeksi : kesimetrisan daun telinga, ada inflasi atau

tidak, ada serumen atau tidak, ada lesi atau tidak.

(b) Palpasi : adanya benjolan atau tidak, ada nyeri tekan

atau tidak.

(5) Melakukan pemeriksaan pada mulut

(a) Inpeksi : mukosa bibir, kesimetrisan bibir, gigi

(kelengkapan, karies, karang gigi ada atau tidak), gusi

, tonsil.

(b) Palpasi : ada massa atau benjolan atau tidak.

(6) Melakukan pemeriksaan pada leher

(a) Inspeksi : bentuk simetris atau tidak, ada tidak

distensi vena jugularis, ada pergeseran trakea atau

tidak

(b) Palpasi : ada tidak pembengkakan vena jugularis,

kelenjar tiroid.

(7) Melakukan pemeriksaan pada payudara

(a) Inspeksi : kesimetrisan payudara, ada lesi atau tidak,

kebersihan payudara, puting susu menonjol atau tidak,


54

hiperpigmentasi aerola mammae, ada tidak lecet atau

luka, ada nanah atau tidak, keluar kolostrum atau

tidak, bagaimana produksi ASI.

(b) Palpasi : ada benjolan atau tidak, ada tidak

pembengkakan di daerah payudara.

(8) Melakukan pemeriksaan pada abdomen

(a) Inspeksi : kesimetrian abdomen, relaksasi otot perut,

dinding perut kendor atau tidak.

(b) Palpasi : kontraksi uterus, tinggi fundus uteri.

(9) Melakukan pemeriksaan pada genetalia dan anus

(a) Inspeksi : pengeluaran lochea (bau, warna, dan

volume), mengkaji luka jahitan episiotomidan

perineum (tanda – tanda infeksi, proses penyemuhan

luka dan keadaan benang jahitan), ada Haemoroid.

n. Data Bayi
Tabel II.2 APGAR SCORE

Tanda 0 1 2
Appearance Biru pucat Badat pucat, Semua merah
merah muda
55

Pulse Tidak teraba <100 >100


Grimace Tidak ada lambat Menangis kuat
Activity Lemas/lumpuh Gerak sedikit aktif
Respiratory Tidak ada Lamat, tidak Baik, menangis
teratur kuat
Sumber : Walyani, E.S. & Endang, P, 2016 Hal : 143
penjelasan nilai : 7-10 bayi keadaan baik, 4-6 bayi mengalami

depresi sedang dan membutuhkan resusitasi, 0-3 bayi mengalami

depresi serius dan membutuhkan resusitasi segeran dan ventilasi


Pengkajian pada bayi menurut Lowdermilk, D.L. (2013) sebagai

berikut :
1) Tanda Vital
periksa denyut nadi, ukur suhutubuh, observasi dan monitoring

laju pernafasan.
2) Antropometri

Berat badan berkisar antara 2.500 gr sampai 3.500 gr, Panjang

badan berkisar antara 45-55 cm, Lingkar kepala normal berkisar

antara 32-36.8 cm, lingkar dada 30-33 cm

3) Kepala
Palpasi kulit, inspeksi bentuk, ukuran, sutura, ubun - ubun dan

rambut.

4) Mata
Periksa letak pada wajah, kesimetrisan, ukuran mata, bola mata

dan bentuknya
5) Hidung
Periksa bentuk, letak, presentasi konfigurasi.
6) Telinga
Ukuran, kesimetrisan, dan letak pada kepala
7) Wajah
Periksa penampilan wajah menyeluruh dan kesimetrisan.
8) Mulut
Inspeksi dan palpasi mukosa pipi, gerak bibir, kesimetrisan dan

dan warna mukosa.


56

9) Leher
Kaji posisi trakea dan tiroid, kaji kesimetrisan.
10) dada
Inspeksi kesimetrisan, perhatikan gerakan dada, auskultasi suara

jantung dan paru, periksa tulang iga.


11) Abdomen
Inspeksi tali pusat, dan kesimetrisan abdomen, palpasi kontur

abdomen. auskultasi bising usus.


12) Genetalia
Jenis kelamin, kelengkapan organ, penampilan umum.

13) Estemitas
Insfeksi derajat fleksibilitas, rentang pergerakan simetris, hitung

jumlah jari kaki dan tangan, evaluasi ssendi dan tulang.


14) Punggung
Inspeksi dan palpasi tulang belakang, bahu, skapula dan krista

iliaka.
15) Anus
Inspeksi bentuk, letak, patensi dan periksa respon spingter ani.
16) Tinja
Kaji pengeluaran mekonium konsistensi bentuk dan jumlah.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik mengenai respon

individu ( klien dan masyarakat ) tentang masalah kesehatan aktual

atau potensial sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kewenangan

perawat ( Nursalam, 2013 )


Sebuh diagnosa dapat ditetapkanberdasarkan penyebab (Etilogi) yang

ada kemudian didukung oleh adanya tanda gejala (sign/symptom)

yang bersifat relevan sebagai akibat adanya masalah (problem).


57

Menurut NANDA tahun 2015 Diagnosa yang mungkin muncul pada

ibu post partum normal adalah :


a. Risiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri, sekunder

akibat trauma selama proses persalinan, kelahiran, dan episiotomi.


b. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan

masukan atau pergantian tidak adekuat, peningkatan haluaran urin

dan kehilangan tidak kasat mata meningkat misalnya perdarahan.


c. Nyeri akut berhubungan dengan trauma perineum selama

persalinan dan pelahiran, hemoroid, payudara membesar, dan

involusi uterus.
d. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan kelemahan otot

dasar panggul akibat kelahiran anak.


e. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan

penghentian sekunder akibat payudara bengkak dan lecet, serta

kurangnya pengetahuan.
f. Risiko konstipasi berhubungan kegagalan sfingter anal untuk

rileks atau tekanan akhir tinggi di kanal anal sekunder akibat

kelahiran pervagina.
g. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

mengenai cara perawatan payudara dan cara perawatan perineum.


h. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri atau

status peran sekunder akibat menjadi orang tua.


3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk

mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah – masalah yang

telah diidentifikasi pada diagnosis keperawatan dan sebagai metode

komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien. Tahap ini


58

dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan

memprioritaskan diagnosa keperawatan. ( Nursalam, 2013 )


a. Prioritas diagnosa keperawatan disusun berdasarkan berat

ringannya masalah dan keluhan yang paling dirasakan Ibu yaitu :


1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma perineum selama

persalinan dan pelahiran, hemoroid, payudara membesar, dan

involusi uterus.
2) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan

masukan atau pergantian tidak adekuat, peningkatan haluaran urin dan

kehilangan tidak kasat mata meningkat misalnya perdarahan.


3) Risiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri, sekunder

akibat trauma selama proses persalinan, kelahiran, dan

episiotomi.
4) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan kelemahan otot

dasar panggul akibat kelahiran anak.


5) Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan

penghentian sekunder akibat payudara bengkak dan lecet, serta

kurangnya pengetahuan.
6) Risiko konstipasi berhubungan kegagalan sfingter anal untuk

rileks atau tekanan akhir tinggi di kanal anal sekunder akibat

kelahiran pervagina.
7) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

mengenai cara perawatan payudara dan cara perawatan

perineum.
8) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri

atau status peran sekunder akibat menjadi orang tua.


59

b. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan dilaksanakan dari diagnosa prioritas hingga ke

diagnosa terakhir.
1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma perineum selama

persalinan dan pelahiran, hemoroid, payudara membesar, dan

involusi uterus.
Tujuan : nyeri yang dirasakan ibu berkurang.
Kriteria Hasil : ibu mengatakan nyeri berkurang saat menggerakan

tubuhnya, skala nyeri 3 dari 10 skala nyeri yang

diberikan, ibu tidak terlihat meringis saat

menggerakan tubuhnya, tanda vital terutama nadi

dalam batas normal (60-100x/menit).


Intervensi :
a) Observasi tanda vital setiap 8 jam.
Rasional : peningkatan tanda vital terutama nadi bisa terjadi

oleh karena rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu.


b) Kaji tingkat nyeri dengan teknik PQRST.
Rasional : untuk mengidentifikasi derajat nyeri yang dirasakan

ibu.
c) Beri ibu posisi yang nyaman.
Rasional : posisi yang nyaman bagi ibu dapat membantu untuk

mengurangi rasa nyeri.

d) Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.


Rasional : teknik ini dapat membantu merilekskan otot-otot ibu

yang tegang dan dapat mengalihkan perhatian ibu

dari rasa nyeri.


e) Delegatif dalam pemberian analgetik.
Rasionalnya : untuk menurunkan/mengontrol nyeri.
60

2) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan

masukan atau pergantian tidak adekuat, peningkatan haluaran urin

dan kehilangan tidak kasat mata meningkat misalnya perdarahan.


Tujuan : cairan adekuat
Kriteria Hasil : intake cairan ± 2500 cc/hari, mukosa bibir lembab,

turgor kulit elastis.


Intervensi :
a) Observasi tanda vital khususnya suhu setiap 8 jam.
Rasional : suhu merupakan salah satu indikator untuk

mengetahui keadaan kekurangan cairan.


b) Observasi kontraksi uterus, jumlah lochea setelah 2 jam pada 8

jam pertama kemudian 8 jam untuk waktu selanjutnya.


Rasional : kontraksi uterus yang abnormal menyebabkan

resiko terjadi pendarahan. Selain itu peningkatan

jumlah lochea harus diimbangi dengan konsumsi

cairan yang adekuat sehingga tidak terjadi

kekurangan cairan tubuh.


c) Kaji masukan cairan dan haluaran urin.
Rasional : untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
d) Kaji turgor kulit, kelembaban membrane mukosa bibir.
Rasional : turgor kulit dan mukosa bibir adalah salah satu

bagian tubuh yang sensitif terhadap perubahan

keseimbangan cairan dalam tubuh.


e) Anjurkan ibu untuk minum ±2500 cc/hari.
Rasional : intake cairan yang adekuat dapat mengimbangi

output cairan yang meningkat sehingga tidak

menimbulkan ketidakseimbangan cairan dalam

tubuh.
3) Risiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri, sekunder akibat

trauma selama proses persalinan, pelahiran, dan episiotomi.


Tujuan : tidak terjadinya infeksi.
61

Kriteria Hasil : ibu mengatakan rutin mengganti pembalut 2-3 kali

per hari, infeksi tidak terjadi, pengeluaran lochea

sesuai dengan keadaan fisiologisnya, TTV dalam

batas normal terutama suhu tubuh (S: 36,5°C, WBC

:4,0-10,0 10ˆ3/uL).
Intervensi :
a) Observasi tanda-tanda vital setiap 8 jam.
Rasional : peningkatan tanda vital menunjukkan terjadinya

infeksi.
b) Observasi pengeluaran lochea beserta karakteristiknya.
Rasional: lochea normal mempunyai bau yang tidak terlalu

amis, namun apabila terjadi infeksi maka pada

lochia akan terdapat purulent dan berbau busuk.


c) Observasi tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, tumor, dolor,

fungsiolaesa dan pus) dan peningkatan WBC dari hasil

pemeriksaan darah.
Rasional : dengan mengobservasi tanda infeksi, maka dapat

diketahui secara dini sehingga dapat segera

dilakukan pencegahan, selain itu peningkatan

WBC juga termasuk indikator untuk menentukan

terjadinya infeksi.
d) Lakukan rawat luka dengan teknik septik.
Rasional : merawat luka dengan teknik septik dapat menjaga

kebersihan luka sehingga mencegah kuman

penyebab infeksi.
e) Jelaskan pada ibu tanda-tanda infeksi.
Rasional : diharapkan ibu mengetahui tanda infeksi sejak dini

sehingga dapat segera melaporkan apabila terjadi

tanda-tanda infeksi tersebut.


62

f) Delegatif dalam pemberian antibiotik.


Rasional : pemberian obat antibiotik dapat mencegah terjadinya

infeksi.
4) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan kelemahan otot

dasar panggul akibat kelahiran anak.


Tujuan : ibu dapat melakukan BAK dengan lancar.
Kriteria Hasil : ibu tidak mengeluh nyeri ketika berkemih, ibu

dapat berkemih dengan lancar, tidak terjadi distensi

kandung kemih.
Intervensi :
a) Observasi masukkan cairan dan haluaran urin.
Rasional : pergantian cairan yang tidak efektif dapat

menyebabkan dehidrasi dan menurunkan

haluaran urine.
b) Observasi adanya edema pada pada luka episiotomi.
Rasional : adanya trauma kandung kemih dan juga edema

pada luka episiotomi dapat mengganggu

kenyamanan proses berkemih.


c) Anjurkan berkemih dalam 6-8 jam setelah melahirkan dan

setiap 4 jam setelahnya.


Rasional : kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan

distensi kandung kemih sehingga mengganggu

motilitas dan proses involusi uterus.


d) Anjurkan mengkonsumsi air putih 6-8 gelas per hari.
Rasional : untuk mencegah dehidrasi dan mengganti cairan

yang hilang sewaktu melahirkan.


e) Ajarkan ibu teknik kegel exsercise setiap hari, caranya ibu

diajarkan menahan nafas seperti menahan BAK, nafas ditahan

selama beberapa detik kemudian dihembuskan pelan-pelan.


63

Rasional : kegel exsercise adalah teknik yang mampu

meningkatkan sirkulasi pada perineum dan

membantu memulihkan tonus otot pubokoksigeal.


5) Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan penghentian

sekunder akibat payudara bengkak dan lecet, serta kurangnya

pengetahuan.
Tujuan : ibu dapat menyusui dengan efektif.
Kriteria Hasil : ibu mengerti tentang pentingnya laktasi, ibu

mampu memberi ASI secara efektif, payudara ibu

tidak bengkak dan lecet pada puting susu ibu

berkurang.
Intervensi :
a) Kaji pengetahuan ibu tentang laktasi.
Rasional : untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu

tentang laktasi.
b) Ajarkan pada Ibu teknik perawatan payudara yang tepat agar

ASI mampu keluar dengan lancar.


c) Anjurkan ibu mengompres payudara yang bengkak dengan air

hangat.
Rasional : kompres air hangat dapat membantu pelebaran

pembuluh darah pada payudara yang bengkak,

termasuk untuk melebarkan pembuluh ASI.


d) Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya.
Rasional : ketika bayi menyusu, maka hisapan bayi akan

merangsang pengeluaran ASI sehingga tidak

terjadi bendungan ASI pada payudara.


e) Beri penjelasan tentang pentingnya laktasi.
Rasional : laktasi bermanfaat untuk meningkatkan asupan

nutrisi adekuat.
64

6) Risiko konstipasi berhubungan kegagalan sfingter anal untuk rileks

atau tekanan akhir tinggi di kanal anal sekunder akibat kelahiran

pervagina.
Tujuan : tidak terjadi konstipasi.
Kriteria Hasil : ibu dapat BAB setelah 1 hari postpartum, tidak

terjadi distensi pada abdomen.


Intervensi :
a) Observasi bising usus dengan teknik auskultasi, perhatikan

kebiasaan pengosongan normal.


Rasional : untuk mengetahui abnormalitas pada usus.
b) Observasi distensi abdomen dengan teknik palpasi.
Rasional : untuk mengetahui adanya pembentukkan gas pada

abdomen dan kemungkinan illeus paralitik.


c) Anjurkan latihan kaki dan pencegahan abdominal, tindakan

ambulasi dini.
Rasional : latihan kaki dapat mengencangkan otot abdomen

dan ambulasi setelah 24 jam dapat meningkatkan

peristaltik usus dan membantu mengeluarkan gas

berlebih dalam abdomen.


d) Anjurkan pemberian cairan per oral adekuat dan makanan

berserat.
Rasional : intake cairan yang adekuat dan makanan berserat

dapat mencegah terjadinya konstipasi.


e) Kolaborasi pemberian pelunak feses.
Rasional : untuk melunakkan feses yang sudah mengeras,

merangsang peristaltik usus dan mengembalikan

fungsi usus.
7) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

mengenai cara perawatan payudara dan cara perawatan perineum.


Tujuan : pengetahuan ibu bertambah.
65

Kriteria Hasil : ibu dapat menjelaskan cara perawatan payudara

dan perineum, ibu mampu mendemonstrasikan

kembali cara yang benar dalam merawat payudara

dan perineum, ibu tidak bingung tentang cara

merawat payudara dan perineum yang benar.


Intervensi :
a) Kaji tingkat kesiapan ibu dan motivasi ibu untuk belajar.
Rasional : kesiapan dan motivasi ibu sangat berpengaruh

dalam menentukan waktu yang tepat dalam

pemberian penjelasan sehingga penjelasan

tersebut efektif diberikan kepada ibu.


b) Beri informasi mengenai cara perawatan payudara dan cara

cebok yang benar.


Rasional : ibu dapat memahami dengan jelas cara perawatan

payudara dan cara cebok yang benar untuk

merawat perineum.
c) Anjurkan ibu untuk mendemonstrasikan kembali cara

perawatan payudara dan cara cebok yang benar.


Rasional : mendemonstrasikan kembali dapat menggambarkan

seberapa jauh pemahaman ibu tentang penjelasan

yang telah diberikan.


8) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri atau

status peran sekunder akibat menjadi orang tua.


Tujuan : ansietas berkurang sampai hilang.
Kriteria Hasil : ibu mengatakan tidak cemas lagi, ekspresi wajah

tidak tegang, ibu mempu mengambil keputusan

dalam perawatan dirinya dan bayinya.

Intervensi :
a) Kaji tingkat ansietas ibu dan sumber masalah.
66

Rasional : setelah mengetahui sumber masalah, dapat

mengidentifikasi tingkat ansietas yang dirasakan

ibu.
b) Beri ibu bantuan dalam mengidentifikasi mekanisme koping

yang efektif.
Rasional : adaptasi positif terhadap peran baru dapat

mengurangi ansietas.
c) Beri informasi yang akurat tentang keadaan ibu dan bayi.
b. Rasional : informasi yang akurat tentang keadaan ibu dan bayi

dapat mengurangi kesalahpahaman yang dapat meningkatkan

ansietas.
4. Pelaksanaan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah

rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk

membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Implementasi

bertujuan untuk membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan yang mencakup pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan,

dan peningkatan kesehatan ( Nursalam, 2013 ).


5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan keberhasilan dari doagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, dan implementasi keperawatan.

Evaluasi bertujuan untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai

tujuan dan dapat dilakukandengan melihat respon klien terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan ( Nursalam, 2013 ).


67

Setelah dilakukan perencanaan dan pengimplementasian asuhan

keperawatan, evaluasi yang diharapkan berdasarkan tujuan dari

perencanaan seperti :
a. Infeksi tidak terjadi
b. Cairan adekuat
c. Nyeri berkurang
d. Ibu dapat BAK secara lancar
e. Menyusui efektif
f. Konstipasi tidak terjadi
g. Ibu tidak cemas lagi
h. Pengetahuan ibu bertambah.
BAB III

METODE STUDY KASUS

A. Desain Rancangan Studi Kasus


Desain yang digunakan dalam penulisan adalah studi kasus. Studi kasus

adalah studi bertujuan untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan

dengan langkah-langkah sistematis dan terarah. Pada penulisan studi kasus

ini desain yang digunakan adalah studi kasus bersifat deskriptif. Studi kasus

deskriptif adalah sebuah tipe penelitian yang berusaha untuk menjelaskan

suatu kondisi yang dirasakan subyek kemudiah diterjemahkan oleh penulis

sehingga dapat diinterpretasikan menjadi sebuah data yang bersifat

qualitatif (Swarjana, 2015). Studi kasus ini adalah studi yang bertujuan

untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada Ibu Multipara

dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala.


B. Subyek Studi Kasus
Pada studi kasus ini partisipan yang dipakai adalah dua orang ibu multipara

dengan post partum spontan belakang kepala di Ruang Dara RSUD

Wangaya Kota Denpasar. Dalam studi kasus ini partisipan adalah Ibu “E.S”

sebagai partisipan I dan Ibu “K.A” sebagai partisipan II.


C. Fokus Studi
Dalam studi kasus ini berfokus pada asuhan keperawatan pada ibu multipara

dengan post partum spontan belakang kepala yang diawali dari pengkajian,

pendiagnosaan, perencanaan, pelaksanaan asuhan dan evaluasi hasil

kegiatan serta diakhiri dengan analisa perbedaan asuhan yang dilaksanakan

pada dua ibu dengan kasus post partum spontan belakang kepala.
D. Definisi Oprasional Fokus Studi
1. Asuhan keperawatan

76
77

Pada studi kasus ini asuhan keperawatan yang dilakukan adalah asuhan

keperawatan pada ibu dengan post partum (multipara) yang akan

dimulai secara sistemastis dan terarah mulai dari pengkajian,

pendiagnosaan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan menganalisis

perbedaan respon dua ibu post partum (multipara) dengan asuhan

keperawatan yang diberikan.


2. Ibu Multipara
Ibu multipara adalah kondisi seorang ibu yang telah melahirkan lebih

dari satu kali dan tidak lebih dari lima kali. Ibu multipara merupakan

subjek dari studi kasus ini melihan dari keunikan setiap manusia sebagai

makhluk individu serta melihat respon psikologis yang berhubungan

dengan proses melahirkan lebih dari sekali telah di alami seorang ibu.

Dalam studi kasus ini kriteria yang digunakan sebagai syarat seorang

ibuu layak dijadikan subyek adalah ibu yang melahirkan anak kedua,

tidak mengalami gangguan jiwa, tidak memiliki komplikasi penyerta

dalam persalinan, bisa membaca dan menulis serta jarak umur 1-5 tahun.
3. Post Partum (Nifas)
Post partum atau masa nifas adaalah masa yang dimulai dari setelah

proses melahirkan kemudian selesai ketika alat reproduksi ibu kembali

bekerja dengan baik dengan waktu kurang lebih 6-12 minggu. Pada

masa ini sangat perlu diperhatikan perubahan perubahan yang bersifat

psikologis dan bersifat fisiologis serta tanda tanda kemungkinan

komplikasi yang dapat mengancam nyawa seorang ibu. Dalam studi

kasus ini kriteria ibu nifas yang dapat di gunakan sebagai subyek adalah
78

ibu nifas yang melahirkan secara normal tanpa komplikasi penyerta

dalam proses persalinan yang baru keluar dari ruang VK.


E. Instrumen Studi Kasus
Dalam studi kasus ini menggunakan dua instrumen yaitui rekam medis dari

dua ibu dengan kasus post partum spontan belakang kepala dan format

pengkajian pada ibu nifas.


F. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data secara lisan dari subyek yang diteliti. Metode ini

digunakan dengan teknik tanya jawab seputar fokus penelitian untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan selama penelitian.

(Notoatmojo, 2012).
Dalam studi kasus ini didapatkan data wawancara yaitu identitas

ibu, identitas penanggung, identitas saudara kandung bayi yang

dilahirkan, keluhan utama ibu, riwayat alergi ibu, riwayat kesehatan

ibu terdahulu, riwayat penyakit keluarga atau keturunan, riwayat

persalinan terdahulu, data bi-psiko-sosio-spiritual ibu dan data pada

ibu I adalah Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan bekas episiotomy

setelah melahirkan, Nyeri dirasakan seperti tersayat. Skala nyeri 4 dari

0 – 10 skala yang diberikan. Pasien mengatakan nyeri dirasakan saat

berjalan dan pada Ibu II data yang di dapat adalah Ibu mengatakan

sakit di bagian luka jahitan jalan lahir, sakit seperti tersayat skala nyeri

4 dari 10 skala nyeri yang diberikan, sakit terasa saat bergerak dan

berpindah posisi dan mengatakan ASI belum keluar , kedua

payudaranya terasa padat dan anaknya rewel.


2. Observasi
79

Observasi merupakan suatu kegiatan berupa pengamatan dari suatu

peristiwa atau keadaan yang bertujuan memperoleh data yang bersifat

objektif dari partisipan kemudian digunakan sebagai kajian awal suatu

kegiatan. Dalam studi kasus ini data hasil observasi yaitu, keadaan

umum ibu ke dua ibu baik, respon keluarga baik terhadap kondisi ibu

dalam masa perawatan, respon bayi baik terhadap kondisi lingkungan,

Ibu I dan Ibu II tampak berhati hati dan melokalisir nyeri saat

berjalan, terlihat meringis saat bergerak.

3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan

pemeriksaan anatomi dari klien yang berguna sebagai pembanding

data subjektif (observasi dan komunikasi) dengan data objektif dari

hasil pemeriksaan. Dalam studi kasus ini data pemeriksaan fisik yang

didapat yaitu pada Ibu I tinggu fundus uteri 2 jari di bawah pusat,

terdapat pengeluaran lochea rubra, pengukuran tanda-tanda vital,

terdapat luka episiotomi ± 5 cm. Pada Ibu II data yang di dapat tinggu

fundus uteri 2 jari di bawah pusat, terdapat pengeluaran lochea rubra,

pengukuran tanda-tanda vital, terdapat luka episiotomi ± 5 cm

keadaan payudara terpalpasi padat, pengeluaran asi belum ada dan

pemeriksaan head to toe ke dua Ibu tidak terdpat gangguan.


4. Studi Dokumentasi.
Studi dokumentasi adalah metode yang digunakan dengan melihat

hasil dari pemeriksaan dignostik dan catatan perkembangan yang

relevan dengan kondisi partisipan. Dalam studi dokumentasi ini data

yang didapat dalam catatan perkembangan adalah riwayat melahirkan


80

sebelumnya, riwayat pemberian terpy, catatan perkembangan selama

proses persalinan, komplikasi penyerta dalam persalinan, riwayat

alergi, data bayi yang dilahirkan dan pemeriksaan diagnostik.


G. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus
Lokasi merupakan suatu kondisi pasti dimana suatu kegiatan

penelitian akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang tentang

mengapa dilakukan di tempat tersebut, sedangkan waktu adalah suatu acuan

dimana suatu penelitian ditentukan kapan penelitian akan dilakukan dan

berapa lama waktu yang dialokasikan untuk penelitian tersebut (swarjana,

2015)
Pada penelitian ini, tempat yang di gunakan adalah Ruang Dara

RSUD Wangaya Kota Denpasar yang berlangsung dari Ibu selesai

melahirkan dan berakhir ketika ibu pulang dengan waktu ideal melakukan

asuhan keperawatan yaitu 3 kali 24 jam, dalam studi kasus ini ibu hanyan 1

kali 24 jam mendapat perawatan di rumah sakit maka sisa waktu yang

ditargetkan terpenuhi dengan melaksanakan kunjungan rumah sebanyak 2

kali kunjungan.
H. Analisi Data Dan Penyajian Data
Analisis data penelitian adalah salah satu tahapan penelitian yang sangat

penting dan harus dikerjakan, analisis data merupakan suatu kegiatan

penilaian keakuratan data yang diterima dengan mmembandingkan teori

yang dimiliki dengan menggunakan teknik analisis yang tepat (Swarjana,

2015).
Analisis data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta yang

ditemukan dalam masa penelitian dan kemudian dibandingkan dengan teori

yang dimiliki kemudian hasil dari perbandingan tersebut dituangkan dalam


81

bentuk opini yang objektif dalam pembahasan. Teknik yang digunakan yaitu

dengan tenik menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil

wawancara mendalam dengan subyek untuk menemukan jawaban dari

rumusan masalah, teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh

peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data yang selanjutnya

diinterpretasikan dan dibandingkan dengan teori yang ada sebagai dasar

untuk memberikan rekomendasa dalam suatu interfensi yang efektif. urutan

dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, pemeriksaan fisik

dan studi dokumentasi. Hasil dari pengumpulan data ini ditulis dalam

bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip atau

catatan terstruktur
2. Mereduksi Data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokan menjadi data

subyektif dan obyektif, dianalisa berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik kemudian dibandingkan dengan nilai normal yang dimiliki

dalam teori.

3. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun

dengan teks naratif.


4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu secara teoritis dan engan prilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi data


82

yang dikumpulkan terkait dengan pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan dan evaluasi.


I. Etika Studi Kasus

Dalam penelitian ini banyak hal yang harus diperhatikan salah satunya

adalah Ethical principles dalam pembuatan studi kasus. hal ini menjadi

pertimbangan yang mutlak mengingat subyek yang dipakai dalam studi

kasus ini iyalah manusia (ibu) sehingga perlu diperhatikan keamanan dan

dan integritas proses penelitian. (swarjana, 2015)

Oleh karana itu prinsip etika harus dipahami dengan seksama oleh

setiap peneliti sehingga tidak menimbulkan terjadinya masalah pada proses

penelitian, prinsip-prinsip yang harus dipahami seperti berikut:

1. information sheet
Lembar informasi yang berisi informasi tentang penjelasanatau informsi

yang akan disampaikan kepada calon subyek dan keluarga sebelum

mereka memutuskan bersedia menjadi subyek atau tidak. Pada studi

kasus ini penjelasan diberikan pada pasien dan keluarga sebelum pasien

menyatakan bersedia menjadi partisipan dalam studi kasus yang

dilaksanakan pada dirinya.


2. Inform Consent
Peneliti harus memberitahukan terlebih dahulu kepada partisipan

tentang penjelasan lengkap tentang penelitian yang dilakukan seperti

tujuan penelitian, data yang akan dikumpulkan dari partisipan, prosedur,

waktu yang akan dialokasikan, kemungkinan risiko yang dapat muncul

dan manfaat dari penelitian yang dilakukan.


Pada studi kasus ini inform consent diberikan pada keluarga setelah

keluarga mengerti tentang penelitian yang akan dilakukan pada dirinya,


83

pada Ibu I inform consent diberikan pada tgl 5 April 2019 dan Pada Ibu

II diberikan pada tanggal 9 April 2019.


3. Principles Of Beneficence
Penelitian yang dilakukan harus berdasarkan dengan kebaikan sehingga

dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan. Sebelum melakukan

penelitian hendaknya seorang peneliti harus memperhatkan keuntungan

dan kerugian yang akan didapat subyek sebagai partisipan selama

proses penelitian seorang peneliti juga tidak boleh mmenempatkan

subyek pada kondisi yang tidak menguntungkan dan terekspose pada

kondidi yang tidak dipersiapkan sebelumnya.


4. The Principles Of Respect For Human Digniti
Seorang peneliti harus menghormati harkat dan martabat manusia,

dalam hal ini harkat dan martabat subyek sebagai manusia harus

dipenuhi oleh seorang peneliti sperti hak subyek untuk bertanya,

menolak memberikan informasi dan mengakhiri partisipasi dalam

proses penelitian maka seorang peneliti wajib menjelaskan secara penuh

tentang sifat penelitian yang dilakukan, kemungkinan adanya risiko dan

manfaat dari penelitian.


5. The Principle Of Justice
Penelitian yang dilakukan harus berdasarkan keadilan kepada subyek

atau partisipan dalam proses penelitian. Keadilan diperlukn dalam

penelitian mengingat setiap manusia berhak mendapatkan perlakuan

yang sama sebelum, selama dan sesudah mereke berpartisipasi dalam

penelitian. selain keadilan, penelitian yang melibatkan manusia

tentunya akan mengganggu kehidupan pribadi dari partisipan atau


84

subyek yang diteliti, sehingga kerahasiaan informasi atau data yang

didapat harus dijaga kerahasiaannya.


6. Vulnerable Subjects
Selain kesediaan dari subyek untuk diteliti, seorang peneliti harus

memprthatikan kemampuan dari subyek yang diteliti terutama subyek

yang rentang dalam penelitian, pada studi kasus ini salah satu hal yang

diperhatikan adalah ibu Nifas, karana selain studi kausus ini bertujuan

untuk membandingkan bagaimana asuhan keperawatan yang akan di

berikan secara tidak langsung dalam studi kasus ini akan

mengeksplorasi keadaan ibu, bayi yang baru dilahirkan dan kondisi

keluarga dari partisipan tersebut.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Lokasi Studi Kasus
RSUD Wangaya adalah rumah sakit yang menjadi lokasi

dilaksanakannya studi kasus ini, RSUD Wangaya beralamat di Jln.

Kartini No.133 Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara. Studi kasus ini

dilaksanakan di ruang perawatan ibu pasca persalinan (Nifas) dimana di

RSUD Wangaya ruang pasca persalianan adalah Ruang Dara.


Ruang Dara adalah salah satu ruang rawat inap yang tersedia di

RSUD Wangaya. Ruang Dara terdiri dari tiga kelas, yaitu ruang kelas

satu yang terdiri dari dua tempat tidur, kelas dua terdiri dari delapan

tempat tidur, dan kelas tiga terdiri dari sepuluh tempat tidur. RuangDara

juga menyediakan ruangan untuk menunjang perawatan gabung bagi ibu

dan bayi, di ruangan juga tersedia ruang tempat memandikan bayi, tiga

ruang menyimpan alat kesehatan sesuai kelas, satu ruangan untuk nurse

station, dan satu ruang belajar.


Dari segi pelayanan Ruang Dara dibagi menjadi 3 bidan

penanggung jawab asuhan (BPJA) yang masing-masing terdiri dari 6

bidan, dari sejumlah bidan tersebut dibagi lagi menjadi kepala tim

kebidanan dan bidan pelaksana pada masing masing BPJA.


Dari 3 BPJA yang ada di Ruang Dara, pasien yang dijadikan

respoden studi kasus diambil dari PP 3 dimana PP 3 merupakan prioritas

perawatan pada pasien kls 3.


2. Karakteristik Partisipan (identitas klien)

86
Studi kasus ini melibatkan 2 Ibu multipara dengan diagnose medis

Post Partum Spontan sebagai responden. Respon den pertamayaituIbu

“E,L” berumur 37 tahun, pendidikan terakhir yaitu SMA, beragama

kristen, Responden kedua yaitu Ibu “K,A” berumur 38tahun, pendidikan

terakhir yaitu SMA, beragama Hindu.

3. Data AsuhanKeperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian pada ibu 1 dilakukan pada hari Kamis tanggal 5 April

2019, pukul 13.30 wita dan pada ibu 2 dilakukan pada hari selasa 9

april 2019 pukul 08.00 di Ruang Dara RSUD Wangaya dengan

teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi

keperawatan.
1) IdentitasIbu
Tabel IV.1 Identitas Ibu “E.L” Dengan P4004 Dan Ibu “K.A” Dengan
P3003 Post Partum Spontan Belakang Kepala Di Ruang Dara
RSUD Wangaya
IDENTITAS IBU IBU I Penanggung IBU II Penanggung
1) Nama E.L Y.G K.A K.J
2) Umur 37 tahun 38 tahun 38 tahun 42 tahun
3) Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
4) Status Menikah Menikah Menikah Menikah
5) Agama Kristen Kristen Hindu Hindu
6) Suku/Bangsa Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia
7) Pendidikan SMA SMA SMA SMA
8) Pekerjaan IRT Swasta IRT Swasta
9) Alamat Jln. Tukad Jln. Tukad Jln. Gunung Jln. Gunung
Irawadi, Gang Irawadi, Mas. Tegal Mas. Tegal
25, No 28, Gang 25, No Buah, Buah,
Panjer, 28, Panjer, Padangambian Padangambian
Denpasar. Denpasar. , Denpasar. , Denpasar.
10) CM 689746 690060
11) Diagnosa P4004 Post P3003 Post
Partum Partum
Spontan Spontan
Belakang Belakang
Kepala Kepala

Tabel IV.2 Keluhan Utama


Keluhan Utama IbuI IbuII
Ibu mengatakan sakit perut Ibu mengatakan sakit perut
hilang timbul sejak pukul hilang timbul sejak pukul 21.30
SaatMasuk RS
01.10wita tanggal 5 April wita tanggal 8 April 2019.
2019.
Ibu mengatakan 87 badannya Ibu mengatakan nyeri di bagian
lemas dan nyeri pada luka luka jahitan. Ibu mengatakan ASI
SaatPengkajian
jahitan sehabis melahirkan. belum keluar dan mengatakan
anaknya rewel.
Tabel IV.3 Riwayatobstetri
RiwayatIbu IbuI IbuII
Menstruasi Ibu mengatakan menstruasi Ibu mengatakan menstruasi
pertama kali pada umur 15 pertama kali pada umur 14
tahun, siklus haid lancar 28 tahun, siklus haid lancar 28-30
hari, lama haid selama 6 hari, hari, lama haid selama 5 hari,
dengan keadaan warna darah dengan keadaan warna merah
merah kehitaman, konsistensi kehitaman, konsistensi encer
encer dan bau amis, volume dan bau amis, volume ±50 cc,
±50 cc, dengan mengganti dengan mengganti pembalut 3-4
pembalut 3 kali sehari. Nyeri kali sehari. Nyeri dirasakan
dirasakan pada hari pertama pada hari kedua dan ketiga,
dan kedua, HPHT : 01 – 07 – HPHT : 01 – 07 – 2018, TP : 08
2018, TP : 08 – 04 – 2019. – 04 – 2019.
Perkawinan Ibu mengatakan pernikahan Ibu mengatakan pernikahan ini
ini adalah pernikahan pertama, adalah pernikahan pertama,
sudah menikah selama 12 sudah menikah selama 15 tahun
tahun dan masih hingga dan masih hingga sekarang.
sekarang.
Kontrasepsi Ibu mengatakan menggunakan Ibu mengatakan menggunakan
alat kontrasepsi jenis KB alat kontrasepsi jenis KB suntik
suntik 3 bulanan semenjak 3 bulanan sejak selesai
selesai melahirkan anak melahirkan anak pertama yang
pertama 11 tahun yang lalu sudah berumur 13 tahun dan
dan tanpa keluhan apapun. tanpa keluhan apapun. saat ini
saat ini ibu E.L menggunakan ibu KA merencanakan untuk
KB jenis implan. menggunakan KB suntik.
Kehamilan, Ibu mengatakan anak pertama Ibu mengatakan anak
Persalinan dan adalah perempuan lahir pada 2 pertamanya adalah perempuan
Nifas terdahulu oktober 2008 dengan berat lahir pada 14 juli 2006 dengan
badan lahir 2700 gram, berat badan lahir 3000 gram,
melahirkan secara normal anak lahir secara normal
dengan penolong bidan desa dengan penolong dokter di
dan sekarang sudah berusia 10 Rumah Sakit, sekarang sudah
tahun, anak kedua berjenis berusia 13 tahun, anak kedua
kelamin perempuan lahir pada berjenis kelamin laki laki lahir
18 november 2009 dengan pada 12 april 2009 dengan berat
berat lahir 2900 gram lahir 3050 gram dengan jenis
dilahirkan secara normal kelamin laku-laki dilahirkan
dengan penolong bidan, saat secara normal dengan penolong
ini telah berumur 9 tahun, dan Dokter di rumah sakit saat ini
anak ketiga berjenis kelamin ntelah berumur 10 tahun
perempuan lahir pada 4 juni
2014 dengan berat lahir 2650
gram lahir dengan normal
ditolong bidan, yang saat ini
88
berumur 4 tahun.

Kehamilan, a. Kehamilan a. Kehamilan


Persalinan dan Ibu mengatakan HPHT Ibu mengatakan HPHT
NifasSekarang tanggal 01 – 07 – 2018 dan tanggal 01 – 07 – 2018 dan
tafsiran partus pada tanggal tafsiran partus pada tanggal
08 – 04 – 2019. Ibu 08 – 04 – 2019. Ibu
mengatakan pertama kali mengatakan pertama kali
mengetahui bahwa dia mengetahui bahwa dia hamil,
hamil, ibu langsung ibu langsung memeriksakan
memeriksakan kandungannya ke bidan
kandungannya ke bidan terdekat. Lalu Ibu
terdekat. Lalu Ibu mengatakan memeriksakan
mengatakan memeriksakan kandungannya di Bidan
kandungannya di Bidan secara teratur sebulan sekali
secara teratur sebulan sekali dari umur kehamilan satu
dari umur kehamilan satu sampai tujuh bulan dan
sampai tujuh bulan dan memasuki umur kehamilan
memasuki umur kehamilan delapan bulan dilakukan
delapan bulan dilakukan pemeriksaan dua minggu
pemeriksaan dua minggu sekali.
sekali.
Trimester I.
Trimester I. Ibu mengatakan mengalami
Ibu mengatakan mengalami peningkatan berat badan, dan
peningkatan berat badan mendapatkan Vit B6 sebanyak
dari 56 kg menjadi 70 kg, 3 kali. ibu mengatakan selama
mengalami mual muntah trimester satu pernah
dan mendapatkan Vit B6 mengalami peningkatan suhu
sebanyak 3 kali selama tubuh (37,90C) namun seudah
trimester satu, ibu teratasi dengan diberikan obat
mengatakan selama paracetamol oleh bidan dan
trimester satu tidak pernah tekanan darah normal
mengalami peningkatan berkisaran 120/80-110/70
suhu tubuh dan tekanan mmhg
darah normal berkisaran
120/80-110/70 mmhg Trimester II.
Ibu mengatakan mengalami
Trimester II. mual muntah tetapi tidak
Ibu mengatakan sudah
sampai mengganggu
mendapatkan imunisasi TT
aktifitasnya. Ibu mengatakan
sebanyak 1 kali pada usia
sudah mendapatkan imunisasi
kehamilan 5 bulan, dan
TT sebanyak 1 kali pada usia
mendapatkan Vit C. Ibu
kehamilan 5 bulan dan
mengatakan merasakan
mendapatkan Vit C,ibu
gerak janinnya pada usia
melakukan pemeriksaan lab
kehamilan 4 bulan, dari
dengan hasil: Hb: 11,0 gr%,
hasil pemeriksaan DJJ 154
sifilis (-), protein uri (-),
x/menit, Ibu mengatakan
Glukosa urine (-), HBSAG
selama trimester dua tidak
(-), PPIA non reaktif. Ibu
terjadi peningkatan tekanan
mengatakan merasakan gerak
darah
89
janinnya pada usia kehamilan
Trimester III. 5 bulan dari hasil
Ibu memeriksakan pemeeriksaan DJJ 150
kandungannya dua minggu x/menit, Ibu mengatakan
sekali dan tidak mengalami selama trimester dua tidak
mual muntah, Ibu terjadi peningkatan tekanan
mengatakan selama darah
trimester tiga tidak terjadi
peningkatan tekanan darah. Trimester III,
Ibu mengatakan pernah Ibu memeriksakan
melakukan USG sekali pada kandungannya dua minggu
tanggal 15 Maret 2019 dari sekali dan tidak mengalami
hasil pemerksaan diketahui mual muntah. Ibu mengatakan
berjenis kelamin laki-laki, pernah melakukan USG satu
gerakan bayi aktif, DJJ 150 kali pada tanggal 21 januari
x/menit,pada minggu 31-31 dan 14 Maret 2019 dari hasil
ibu melakukan pemeriksaan pemerksaan diketahui berjenis
lab dengan hasil: Hb: 11,9 kelamin laki-laki, DJJ 151
gr%, sifilis (-), protein uri x/menitdan gerakan bayi
(-), Glukosa urine (-), aktif. Ibu juga mengatakan
HBSAG (-), PPIA non tidak ada alergi obat ataupun
reaktif. Ibu juga makanan. Ibu juga
mengatakan tidak ada alergi mengatakan tidak pernah
obat ataupun makanan. Ibu mengkonsumsi obat – obatan
juga mengatakan tidak diluar instruksi bidan selama
pernah mengkonsumsi obat hamil.
– obatan diluar instruksi
a. b. Persalinan
bidan selama hamil.
Kala I.
Pada tanggal 8 April 2019
b. Persalinan
Kala I. pukul 21.30WITA ibu
Pada tanggal 5 April 2019 mengeluh sakit perut hilang
pukul 04.10 WITA ibu timbul lalu ibu dibawa
mengeluh sakit perut hilang kerumah sakit, diobservasi di
timbul lalu ibu dibawa ruang Vk dan hasil VT: v/v
kerumah sakit, diobservasi normal, PØ 3 cm, eff 25%,
di ruang Vk dan hasil VT: ketuban (+), teraba kepala,
v/v normal, PØ 4 cm, eff denom, penurunan kepala
50%, ketuban (+), teraba hodge 1, TTBK/TP. TD
kepala denom, penurunan 110/60 mmHg, N 88 x/menit,
kepala hodge 1, TTBK/TP. RR 18 x/menit, S 3685 oC
TD 120/80 mmHg, N 80 terpasang infus RL 20 tpm,
x/menit, RR 20 x/menit, S DJJ 140 x/menit, His kuat
o
36,5 C terpasang infus RL 2x10 menit lamanya 20-25
20 tpm, DJJ 150 x/menit, detik. Pada pukul 23.30
His kuat 2x10 menit WITA ibu ingin mengedan
lamanya 20-25 detik. Pada dilakukan pemeriksaan
pukul 10.42 WITA ibu ingin kembali TD 120/70 mmHg,
mengedan dilakukan HR 82 x/menit, RR 20
pemeriksaan kembali TD x/menit, S 36oC, TFU 3 jari
120/70 mmHg, HR 82 dibawah proxesus xipoideus,

90
x/menit, RR 20 x/menit, S His (+) 4 – 5 x/menit, DJJ 140
36oC, TFU 3 jari dibawah x/menit, VT: v/v normal, PØ
proxesus xipoideus, His (+) pembukaan lengkap, ketuban
4 – 5 x/menit, DJJ 150 (-), teraba kepala, UUK
x/menit, VT: v/v normal, depan, TTBK/TP, kesan
PØ lengkap, ketuban (-), panggul normal.
teraba kepala, UUK depan,
TTBK/TP, kesan panggul Kala II
Setelah bukaan lengkap,
normal.
pukul 23.35 WITA ibu
Kala II melahirkan bayi berjenis
Setelah pembukaan lengkap, kelamin laki-laki dengan
pukul 09.55 WITA ibu normal sponan belakang
melahirkan bayi berjenis kepala, segera menangis,
kelamin laki-laki dengan gerak aktif, kulit kemerah-
normal spontan belakang merahan, IMD tidak
kepala, segera menangis, dilakukan dengan baik kara
gerak aktif, kulit kemerah- ASI ibu tidak keluar. TTV Ibu
merahan, IMD dilakukan TD 110/70 mmHg, HR 82
dengan baik. TTV Ibu TD x/menit, RR 20 x/menit, S
110/70 mmHg, HR 82 36,7oC,
x/menit, RR 20 x/menit, S
36,8oC, Kala III.
pukul 23.40 WITAdiperiksa
Kala III. kontraksi uterus baik
pukul 10.00 WITAdiperiksa perdarahan terjadi miniml,
kontraksi uterus baik pukul 23.45WITAplasenta
perdarahan terjadi miniml, lahir spontan dan komplit.
pukul 10.05 WITA plasenta Setelah dilakukan penjahitan
lahir spontan dan komplit. pada perineum karena
Setelah dilakukan dilakukan episiotomy.
penjahitan pada perineum
karena dilakukan Kala IV.
1 jam pertama 23.45 - 00.45
episiotomy, perdarahan aktif
WITA dilakukan pemeriksaan
tidak terjadi, keadaan umum
sebanyak 4 kali (15 menit
ibu baik.
sekali) dari hasil pemeriksaan
Kala IV. TFU 1 jari di bawah pusat,
1 jam pertama 11.05 – 11.05 uterus teraba keras,
WITAdilakukan perdarahan aktif tidak terjadi,
pemeriksaan sebanyak 4 ibu sudah mampu minum ±
kali (15 menit sekali) dari 100 cc air. TTV ibu S 36,6oC,
hasil pemeriksaan TFU 1 TD 120/80 mmHg, HR
jari di bawah pusat, uterus 82x/menit, RR 18 x/menit
teraba keras, perdarahan 1 jam ke dua 00.45 – 01.45
aktif tidak terjadi, ibu sudah WITAdilakukan pemeriksaan
mampu minum ± 100 cc air. sebanyak 2 kali (30 menit
TTV ibu S 36,6oC, TD sekali) tidak ditemukannya
120/80 mmHg, HR tanda terjadinya perdarahan
82x/menit, RR 18 x/menit aktif, TFU 2 jari di bawah
1 jam ke dua 11.05 - 12.05 pusat, kontraksi uterus baik,
wita dilakukan pemeriksaan uterus terpalpasi keras, TTV
91
sebanyak 2 kali (30 menit TTV ibu S 36,6oC, TD 110/80
sekali) tidak ditemukannya mmHg, HR 86x/menit, RR 18
tanda terjadinya perdarahan x/menit
aktif, TFU 2 jari di bawah
pusat, kontraksi uterus baik, c. Nifas
Setelah mendapat
uterus terpalpasi keras, TTV
pengawasan selama ±2 jam di
TTV ibu S 36,6oC, TD
ruang bersalin dengan KU
110/80 mmHg, HR
baik, TD 120/80 mmHg, HR
86x/menit, RR 18 x/menit
82x/menit, RR 20 x/menit, S
c. Nifas 36,6oC, TFU 2 jari dibawah
Setelah mendapat pusat, kontraksi uterus (+)
pengawasan selama ± 2 jam baik, perdarahan tidak aktif,
di ruang bersalin dengan terdapat pengeluaran lochea
KU baik, TD 120/80 rubra, mobilisasi (+),
mmHg, HR 82x/menit, RR menyusui (-) ibu dipindahkan
20 x/menit, S 36oC, TFU 2 ke ruang Dara RSUD
jari dibawah pusat, wangaya pukul 01.20 wita
kontraksi uterus (+) baik, untuk mendapatkan
perdarahan tidak aktif, perawatan.
terdapat pengeluaran lochea Diagnosa Medis : P3003
rubra, mobilisasi (+), spontan belakang kepala PP
menyusui (+) ibu Hari 0
dipindahkan ke ruang Dara Therapy tnggal 9 April 2019 :
RSUD wangaya pukul 11.25 IVFD RL + Oxytocin 20iu 28
wita untuk mendapatkan tpm s/d 6 jam,
perawatan. Cefadroxil 500 mg@12 Jam
Diagnosa Medis : P4004 Asam mefenamat 500 mg@8
spontan belakang kepala PP Jam,
Hari 0 Methylergometrine 0,125mg
Therapy tnggal 5 April 2019 @ 8 Jam.
: SF 300mg@12 Jam
IVFD RL + Oxytocin 20iu
28 tpm s/d 6 jam,
Cefadroxil 500mg@12 Jam
Asam mefenamat 500
mg@8 Jam,
Methylergometrine
0,125mg@ 8 Jam.
SF 300mg@12 Jam.

Tabel IV.4 Data bayi


Ibu I Ibu II
Saat lahir : Saat lahir :
Jenis Kelamin : Laki-Laki, Jenis Kelamin : laki-laki,
BB : 3000 gram , PB : 52 cm, LK : 34 BB : 2800 gram , PB : 50 cm, LK : 33 cm,
cm, LD : 36 cm, Lahir segera menangis, LD : 35 cm, Lahir segera menangis,
Warna kulit : kemerah-merahan, gerak Warna kulit : kemerah-merahan,
aktif, apgar score 7-8, anus ada, kelainan gerakaktif, apgar score 8-9, anus ada,
tidak ada. kelainan tidak ada.
Saat pengkajian : Bayi terlihat aktif, bisa Saat pengkajian : Bayi terlihat aktif,
92
menyusui dengan lancar, Suhu 36.7 0C belum dapat menyusui , Suhu 36.5 0C

Tabel IV.5 RiwayatKesehatan Masalalu Ibu


Data IbuI IbuII
Imunisasi Campak , polio Campak , polio
Alergi Tidak Ada Tidak Ada
Kecelakaan Terjatuh saat berkendara ± Terjatuh di halaman rumah
3 tahun yang lalu dengan ± 1 Tahun yang lalu dengan
cidera/luka luar saja dan cidera pergelangan kaki
tidak menyebabkan terkilir dan nyeri pinggang
gangguan pada organ serta tidak menyebabkan
reproduksi. gangguan pada organ
reproduksi.
Dirawat di rumah sakit Tidak Pernah Tidak Pernah
Riwayat pemakaian obat Tidak Ada Tidak Ada

Tabel IV.6 Riwayat penyakit keluarga


Ibu I Ibu II
Ibu mengatakan keluarganya tidak Ibu mengatakan keluarganya tidak
memiliki penyakit keturunan seperti memiliki penyakit keturunan seperti
penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit jantung, diabetes mellitus, asma,
asma, TBC, hipertensi, dan tidak ada TBC, hipertensi, dan tidak ada anggota
anggota keluarganya yang pernah keluarganya yang pernah mengalami
mengalami penyakit reproduksi seperti penyakit reproduksi seperti kanker
kanker serviks, kista maupun kanker serviks, kista maupun kanker payudara.
payudara.

Tabel IV.7 Bio-psiko-sosial-spiritual


Pola Kesehatan Ibu 1 Ibu Ii
1) Data Biologis
a) Bernafas Sebelum hamil, saat hamil, Sebelum hamil, saat hamil,
dan saat pengkajian ibu dan saat pengkajian ibu
mengatakan tidak pernah mengatakan tidak pernah
mengalami kesulitan dalam mengalami kesulitan dalam
bernafas baik saat menarik bernafas baik saat menarik
dan mengeluarkan nafas. dan mengeluarkan nafas.
b) Makan dan Makan : Makan :
Minum Ibu mengatakan sebelum Ibu mengatakan sebelum
hamil biasa makan 3 kali hamil biasa makan 3 kali
sehari, tetapi saat hamil sehari, tetapi saat hamil
nafsu makannya bertambah, nafsu makannya menurun,
ibu mengatakan makan 3-4 ibu mengatakan makan 2-3
93
kali sehari dengan menu kali sehari dengan menu
nasi, lauk, sayur dan buah. nasi, lauk, sayur dan buah.
Pada saat pengkajian ibu Pada saat pengkajian ibu
mengatakan baru selesai mengatakan baru selesai
makan, menu yang makan, menu yang
disediakan rumah sakit, disediakan rumah sakit,
makan habis 1 porsi. makan habis 1 porsi.
Minum : Minum :
Sebelum hamil dan saat Sebelum hamil dan saat
hamil ibu mengatakan biasa hamil ibu mengatakan biasa
minum ±7-8 gelas per hari minum ±7-8 gelas per hari
(±1400-1600 cc) dengan (±1400-1600 cc) dengan
±200 cc per gelas. Ibu ±200 cc per gelas. Ibu
mengatakan selama hamil mengatakan selama hamil
minum susu untuk ibu minum susu untuk ibu
hamil. Saat pengkajian ibu hamil. Saat pengkajian ibu
mengatakan sudah minum mengatakan sudah minum
±3 gelas (±600 cc) sejak tadi ±3 gelas (±600 cc) sejak
pagi (pukul 06.30 wita). tadi pagi (pukul 06.30 wita).
c) Eliminasi BAB : BAB :
Sebelum hamil dan saat Sebelum hamil dan saat
hamil ibu mengatakan biasa hamil ibu mengatakan biasa
BAB 1 kali sehari dengan BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi lembek, warna konsistensi lembek, warna
kuning kecoklatan, dan bau kuning kecoklatan, dan bau
khas feses. Saat pengkajian khas feses. Saat pengkajian
ibu mengatakan belum ibu mengatakan belum
BAB. BAB.
BAK :
BAK : Ibu mnegatakan selama
Ibu mnegatakan selama hamil terutama saat umur 5-
hamil terutama saat umur 5- 6 bulan sering kencing ±5-6
6 bulan sering kencing ±5-6 x/hari dengan volume
x/hari dengan volume (±1000-1200 cc) dengan
(±1000-1200 cc) dengan warna kuning jernih, bau
warna kuning jernih, bau khas urine. Pada saat
khas urine. Pada saat pengkajian ibu mengatakan
pengkajian ibu mengatakan sudah kencing 3 kali (±300
sudah kencing 2 kali (±300 cc). Ibu juga mengatakan
cc). Ibu juga mengatakan perih pada alat kelaminnya
perih pada alat kelaminnya karena luka episiotomy pada
karena luka episiotomy pada saat berkemih, tetapi ibu
saat berkemih, tetapi ibu masih bisa berkemih.
masih bisa berkemih.

94
d) Istirahat Sebelum hamil dan saat Sebelum hamil dan saat
Tidur hamil ibu mengatakan tidak hamil ibu mengatakan tidak
mengalami kesulitan dalam mengalami kesulitan dalam
istirahat tidur. Ibu istirahat tidur. Ibu
mengatakan biasa tidur mengatakan biasa tidur
pada malam hari pukul pada malam hari pukul
22.00 wita dan bangun pukul 21.00 wita dan bangun
05.30 wita. Ibu mengatakan pukul 05.00 wita. Ibu
tidur siang kira kira 1 jam. mengatakan tidur siang kira
Pada saat pengkajian ibu kira 2 jam. Padaa saat
mengatakan sedikit kesulitan pengkajian ibu mengatakan
beristirhat karana kondisi sedikit kesulitan beristirhat
ruangan yang cukup panas karana kondisi ruangan
namun sudah ibu kondisikan yang cukup panas namun
dengan membawa kipas sudah ibu sudah dibawakan
angin kecil dari rumah dan kipas angin kecil dari rumah
saat ini ibu sudah dapat tidur oleh suaminya dan saat ini
±1 jam sudah dapat tidur ±2 jam
sesudah melahirkan.
e) Gerak dan Sebelum dan saat hamil ibu Sebelum dan saat hamil ibu
Aktivitas mengatakan biasa mengatakan biasa
melakukan aktivitasnya, melakukan aktivitasnya,
melakukan pekerjaan sehari melakukan pekerjaan sehari
– hari sebagai ibu rumah – hari sebagai ibu rumah
tangga. Pada saat pengkajian tangga. Pada saat
ibu mengatakan tidak leluasa pengkajian ibu mengatakan
untuk melakukan tidak leluasa untuk
aktivitasnya karena ibu melakukan aktivitasnya
merasa sakit pada alat karena ibu merasa sakit
kelaminnya apabila berjalan pada alat kelaminnya
sehingga ibu pelan-pelan apabila berjalan sehingga
saat berjalan. ibu pelan-pelan saat berjalan
atau berpindah posisi.
f) Pengaturan Sebelum hamil, saat hamil Sebelum hamil, saat hamil
Suhu Tubuh dan saat pengkajian ibu dan saat pengkajian ibu
mengatakan tidak pernah mengatakan tidak pernah
mengalami peningkatan mengalami peningkatan
suhu tubuh (36,5-37,5oC) suhu tubuh (36,5-37,5oC)
g) Kebersihan Sebelum dan saat hamil ibu Sebelum dan saat hamil ibu
Diri mengatakan biasa mandi 2 mengatakan biasa mandi 2-3
kali sehari, menggosok gigi kali sehari, menggosok gigi
2 kali sehari dan keramas 2 2 kali sehari dan keramas 2-
kali seminggu. Pada saat 3 kali seminggu. Pada saat
pengkajian ibu mengatakan pengkajian ibu mengatakan
belum mandi hanya sudah belum mandi hanya sudah
mengganti pembalut. mengganti pembalut.

95
h) Seksualitas Sebelum hamil ibu biasa Sebelum hamil ibu biasa
melakukan hubungan suami melakukan hubungan suami
istri 2-3 kali semingu, saat istri 2 kali semingu, saat
hamil ibu mengatakan hamil ibu mengatakan tidak
pernah melakukan hubungan pernah melakukan
suami istri pada usia hubungan suami istri saat
kehamilan 7 bulan (trimester pengkajian ketika ibu
III), saat pengkajian ketika ditanya kapan boleh
ibu ditanya kapan boleh melakukan hubungan suami
melakukan hubungan suami istri ibu mengatakan setelah
istri ibu mengatakan setelah ibu merasa bersih dan luka
ibu merasa bersih dan luka jahitan sembuh.
jahitan sembuh.
i) Rekreasi Ibu mengatakan selama Ibu mengatakan selama
hamil, ibu biasa jalan – jalan hamil, ibu biasa jalan –
bersama suaminya, dalam jalan bersama suaminya,
seminggu ±2 kali berjalan – dalam seminggu ±2 kali
jalan dekat rumahnya berjalan – jalan dekat
rumahnya
2) Data Psikologis
a) Rasa Ibu mengeluh sakit pada Ibu mengeluh sakit pada
Nyaman bekas luka jahitan sehabis bekas luka jahitan sehabis
melahirkan, sakit dirasakan melahirkan, sakit dirasakan
seperti tersayat dengan skala seperti tersayat dengan skala
nyeri 4 dari 0-10 skala yang nyeri 4 dari 0-10 skala yang
diberikan, nyeri dirasakan diberikan, nyeri dirasakan
saat berjalan. saat berjalan dan berpindah
posisi

b) Rasa Aman Ibu mengatakan merasa lega Ibu mengatakan merasa lega
karena sudah melahirkan karena sudah melahirkan
bayi laki-laki dengan bayi laki-laki dengan
selamat sesuai dengan selamat.
harapan suami dan keluarga.
c) Konsep Diri Ibu mengatakan ia merasa Ibu mengatakan ia merasa
senang karena sekarang senang karena sekarang
sudah mempunyai 4 anak sudah mempunyai 3 anak
dan ibu mengatakan bisa dan ibu mengatakan bisa
melahirkan dan melahirkan dan
mendapatkan bayi laki-laki mendapatkan bayi laki-laki
yang sehat, merasa bangga yang sehat, merasa bangga
menjadi seorang ibu dan menjadi seorang ibu dan
mempunyai keinginan untuk mempunyai keinginan untuk
merawat serta mendidik merawat serta mendidik
anaknya dengan baik anaknya dengan baik
bersama keluarga, dan ibu bersama keluarga, dan ibu
mengatakan tidak mengatakan tidak
mempermasalahkan mempermasalahkan
perubahan yang terjadi pada perubahan yang terjadi pada
tubuhnya serta siap tubuhnya serta siap

96
memberikan ASI eksklusif memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan untuk bayi selama 6 bulan untuk bayi
yang baru dilahirkan. yang baru dilahirkan.
3) Data Sosial
a) Sosial Ibu mengatakan hubungan Ibu mengatakan hubungan
dengan keluarga, perawat, dengan keluarga, perawat,
team medis lainnya baik. Ibu team medis lainnya baik.
sangat kooperatif saat Ibu sangat kooperatif saat
dilakukan tindakan dan saat dilakukan tindakan dan saat
memberikan informasi memberikan informasi
tentang kondisinya. Ibu tentang kondisinya. Ibu
mengatakan merasa bahagia mengatakan merasa bahagia
karena sudah langsung karena sudah dapat
menyusui anaknya tanpa menyusui anaknya.
masalah.
b) Bermain Ibu mengatakan di waktu Ibu mengatakan di waktu
dan rekreasi luang/senggang biasanya ibu luang/senggang biasanya
beserta keluarga hanya jalan ibu beserta keluarga hanya
– jalan di tempat rekreasi jalan – jalan di tempat
terdekat. rekreasi terdekat.
Ibu mengatakan mampu Ibu mengatakan mampu
c) Prestasi beradaptasi perannya sebagi beradaptasi perannya sebagi
ibu dari anak-anaknya. Ibu ibu dari anak-anaknya. Ibu
mengatakan akan mengatakan akan
memberikan yang terbaik memberikan yang terbaik
bagi anak-anaknya kelak. bagi anak-anaknya kelak.
d) Pengetahuan Saat pengkajian ibu Saat pengkajian ibu
mengatakan sudah mengatakan sudah
mengetahui dan sudah mengetahui dan sudah
mempunyai pengalaman dari mempunyai pengalaman
anak pertama, kedua dari anak pertama dan
ataupun ketiga tentang cara kedua tentang cara
perawatan bayi baru lahir perawatan bayi baru lahir
(menyusui bayi, perawata (menyusui bayi,
payudara, memandikan bayi memandikan bayi dan
dan merawat tali pusat merawat tali pusat dengan
dengan benar). benar).
4) Data Spiritual Sebelum hamil dan saat Sebelum hamil dan saat
hamil Ibu mengatakan hamil Ibu mengatakan
beragama kristen dan biasa beragama Hindu dan biasa
sembahyang 1 kali sembahyang 2 kali sehari.
seminggu. Saat pengkajian Saat pengkajian ibu hanya
ibu hanya berdoa di tempat berdoa di tempat tidur.
tidur.

Tabel IV.8 Pemeriksaan fisik (head to toe)


OBSERVASI IBU 1 IBU II
1) Keadaan Kesadaran : compos mentis Kesadaran : compos mentis
Umum Bangun tubuh : sedang Bangun tubuh : sedang
97
Postur tubuh :tegak Postur tubuh :tegak
Keadaan kulit : warna kulit Keadaan kulit : warna kulit
sawo matang, tidak ada sawo matang, tidak ada
sianosis, tidak ada ikterus, sianosis, tidak ada ikterus,
turgor kulit elastis. turgor kulit elastis.
2) Gejala Suhu : 36,6oC Suhu : 36,8oC
Kardinal Nadi : 82 x/menit Nadi : 80 x/menit
Tekanan Darah : 120/80 Tekanan Darah : 110/70
mmHg mmHg
Respirasi : 20 x/menit Respirasi : 18 x/menit
3) Ukuran – Tinggi badan : 160 cm Tinggi badan : 162 cm
Ukuran Lain Berat badan sebelum hamil : Berat badan sebelum hamil :
65 kg 58 kg
Berat badan saat hamil : 78kg Berat badan saat hamil : 72,5
Berat badan saat pengkajian : kg
73 kg Berat badan saat pengkajian :
LILA : 28 cm. 69 kg
LILA : 25 cm.
4) Pemeriksaan
Khusus
a) Kepala Penyebaran rambut merata, Penyebaran rambut merata,
warna hitam, ketombe tidak warna hitam, ketombe tidak
ada, kebersihan cukup, tidak ada, kebersihan cukup, tidak
ada luka dan benjolan, nyeri ada luka dan benjolan, nyeri
tekan tidak ada. tekan tidak ada.

b) Wajah Ibu tampak meringis, bentuk Ibu tampak meringis, bentuk


wajah simetris, luka tidak ada, wajah simetris, luka tidak ada,
closma gravidarum tidak ada, closma gravidarum tidak ada,
tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.

c) Mata Bentuk simetris, pergerakan Bentuk simetris, pergerakan


bola mata baik, sklera putih, bola mata baik, sklera putih,
konjungtiva merah muda. konjungtiva merah muda.

d) Hidung Bentuk simetris, luka tidak Bentuk simetris, luka tidak


ada, kebersihan cukup,tidak ada, kebersihan cukup,tidak
ada sekret, pernafsan baik, ada sekret, pernafsan baik,
tidak ada cuping hidung, nyeri tidak ada cuping hidung, nyeri
tekan tidak ada. tekan tidak ada.

e) Mulut Bentuk simetris, mukosa bibir Bentuk simetris, mukosa bibir


lembab, stomatitis tidak ada, lembab, stomatitis tidak ada,
kebersihan cukup, lidah kebersihan cukup, lidah
bersih, gigi lengkap. bersih, gigi lengkap.

f) Leher Bentuk simetris, luka tidak Bentuk simetris, luka tidak


ada, tidak ada pembesaran ada, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada
ditensi vena jugularis, tidak ditensi vena jugularis, tidak
ada nyeri tekan. ada nyeri tekan.
98
g) Payudara Bentuk simetris, luka tidak Bentuk simetris, luka tidak
ada, kebersihan cukup, puting ada, kebersihan cukup, puting
susu menonjol, susu menonjol,
hiperpigmentasi areola hiperpigmentasi areola
mammae, colostrum sudah mammae, colostrum belum
keluar, ASI keluar dengan keluar, ASIbelum keluar, ibu
lancar. mengatakan kedua
payudaranya padat.

h) Abdomen Terdapat linia nigra, bising Terdapat linia nigra, bising


usus 8x/menit, kontraksi usus 8x/menit, kontraksi
uterus baik, uterus teraba uterus baik, uterus teraba
keras, TFU 2 jari dibawah keras, TFU 2 jari dibawah
pusat tidak terdapat distensi pusat tidak terdapat
kandung kemih distensi kandung kemih

i) Ekstremitas
(1) Atas Luka tidak ada, oedema tidak Luka tidak ada, oedema tidak
ada, tonus otot baik, ada, tonus otot baik,
pergerakan terkoordinir, nyeri pergerakan terkoordinir, nyeri
tekan tidak ada. Tangan kiri tekan tidak ada. Tangan kiri
terpasang infus RL 20 tpm. terpasang infus RL 20 tpm.

(2) Bawah Luka tidak ada, oedema tidak Luka tidak ada, oedema tidak
ada, tonus otot baik, ada, tonus otot baik,
pergerakan terkoordinir, nyeri pergerakan terkoordinir, nyeri
tekan tidak ada. tekan tidak ada.

Kekuatan otot : Kekuatan otot :


555 555 555 555
555 555 555 555

j) Genetalia Ibu mengatakan pembalut Ibu mengatakan pembalut


berisi lochea rubra sebanyk ¾ berisi lochea rubra penuh satu
bagian, bau amis, berwarna pembalut, bau amis, berwarna
merah, terdapat luka jahitan merah, terdapat luka jahitan
pada perineum ke sebelah pada perineum ke sebelah
kanan panjangnya ±5 cm dan kanan panjangnya ±5 cm dan
luka dalam keadaanbasah, luka dalam keadaan basah,
sudah mengganti pembalut sudah mengganti pembalut
sekali sekali

k) Anus Tidak ada luka, tidak ada Tidak ada luka, tidak ada
haemoroid, kebersihan cukup. haemoroid, kebersihan cukup.

99
Tabel IV. 9 Pemeriksaan penunjang Ibu I “E L” dengan P4004 dan Ibu II
“k.a” dengan P3003 Post Partum Spontan Belakang Kepala di
ruang Dara RSUD Wangaya
Ibu 1 Ibu II
Pemeriksaan Nilai Rujukan Tanggal 5 April Tanggal 8 April
2019 2019
HEMATOLOGI
DL 5 DIFF
Leukosit 4.0-10.00 10^3/UL 9.08 H 11.11
Eritrosit 4.20-5.40 10^6/UL 4.44 L 3.69
Hemoglobin 12.0-16.0 G/DL 12.7 L 11.3
Hematokrit 37.0-47.0 % 38.2 L 33.2
MCV 81.0-96.0 FL 86.0 90.0
MCH 27.0-36.0 PG 28.6 30.0
MCHC 31.0-37-0 G/L 33.2 34.0
Trombosit 150-400 10^3/UL 230 296
RDW-SD 37-54 FL 41.4 42.5
RDW-CV 11.0-16.0 % 13.4 13.0
PDW 9.0-17.0 FL 10.4 11.8
MPV 9.0-13.0 FL 9.7 10.0
P-LCR 13.0-43.0 % 22.5 25.4
PCT 0.17-0.35% 0.22 0.30
Neutrofil 50-70 % 63.0 68.2
Limfosit 20.40 % 23.9 21.0
Monosit 2-8 % H 8.8 H 8.8
Eosinofil 0-4 % 3.4 1.8
Basofil 0-1 % 0.9 0.2

100
IG % H 5.0 H 1.6
Eritrosit Berinti % 0 0

SEROLOGI
VDRL Non Reaktif Non Reaktif
HbsAg Negatif Negatif
KOAGULASI
Masa Perdarahan 1-5 Menit 1’3 1’45
Masa Pembekuan 5-15 Menit 9’30 11’00

b. b. Analisa Data

Tabel IV. 10 Analisa Data Pada Ibu I “E L” Dengan P4004 Dan Ibu II“K A”
Dengan P3003 Post Partum Spontan Belakang Kepala Di
Ruang Dara Rsud Wangaya
Data Subjektif dan Data Etiologi Masalah
Objektif
IbuI (E.L)

101
Data Subjektif : Proses Kelahiran Nyeri Akut
Ibu mengatakan nyeri pada
luka jahitan bekas episiotomy
Proses perluasan jalan lahir
setelah melahirkan. Nyeri
dirasakan seperti tersayat.
Skala nyeri 4 dari 0 – 10 skala Terdapat luka episiotomy pada
yang diberikan.Pasien perineum
mengatakan nyeri dirasakan
saat berjalan.
Data Objektif : Terputusnya jaringan
- Ibu tampak berhati hati
dan melokalisir nyeri saat Impuls dibawa oleh saraf
berjalan. sensori kehipotalamus
- Ibu terlihat meringis saat
bergerak.
- Terdapat luka episiotomy Rangsangan diproses di
- ±5 cm. hipotalamus dan mensekresi
zat kimia

Impuls dibawa kembali oleh


saraf motorik

Nyeri Akut

Data Subjektif : - Luka episiotomy pada Risiko Infeksi


Data Objektif : perineum, terdapat
- Terdapat bekas jahitan pengeluaran lochea rubra
episiotomy ±5 cm.
- Terdapat pengeluaran Terdapat sisi tempat masuknya
lochea rubra sebanyak ¾ mikroorganisme
bagian pembalut

Risiko infeksi

IbuII (K.A)
Data Subjektif : Proses Kelahiran Nyeri Akut
Ibu mengatakan sakit dibagian
luka jahitan jalan lahir, sakit Proses perluasan jalan lahir
seperti tersaya tskala nyeri 4
dari 10 skalan yeri yang
diberikan, sakit terasa saat Terdapat luka episiotomy pada
bergerak dan berpindah posisi perineum
Data Objektif :
- Ibu terlihat meringis saat
bergerak. Terputusnya jaringan
- Terdapat luka episiotomy
±5 cm
Impuls dibawa oleh saraf
sensori ke hipotalamus

102
Rangsangan diproses di
hipotalamus dan mensekresi
zat kimia

Impuls dibawa kembali oleh


sarafmotorik

Nyeri Akut

Data Subjektif : Tingginya kadar progesterone Ketidakefektifan


- Ibu mengatakan ASI PemberianASI
belum keluar.
- Ibu mengatakan kedua Pembentukan prostaglandin
payudaranya terasa padat. terhambat
- Ibu mengatakan anaknya
rewel.
Data Objektif: Pengeluaran ASI tidak lancar
- Pengeluaran ASI belum
ada.
- Bayi terlihat rewel Bayi tidak menyusu secara
- kedua payudara ibu optimal
terpalpasi padat

Ketidakefektifan pemberian
ASI

Data Subjektif : - Luka episiotomy pada Risiko Infeksi


Data Objektif : perineum, terdapat
- Terdapat luka episiotomy pengeluaran lochea rubra
- Terdapat pengeluaran
lochea rubra satu Terdapat sisi tempat masuknya
pembalut penuh mikroorganisme

Risiko Infeksi

2) DiagnosaKeperawatan
Tabel IV. 11Diagnosa Keperawatan Pada Ibu I “E L” Dengan P4004
Dan Ibu II “K A” Dengan P3003 Post Partum Spontan
Belakang Kepala Di Ruang Dara Rsud Wangaya
Diagnosa
Keperaw IbuI IbuII
atan

103
1 Nyeri akut berhubungan dengan Nyeri akut berhubungan dengan
trauma perineum trauma perineum selama persalinan
selamapersalinan dan pelahiran dan pelahiran ditandai dengan Ibu
ditandai dengan Ibu mengatakan mengatakan sakit dibagian luka
sakit dibagian lukajahitan jalan jahitan jalan lahir, sakit seperti
lahir, sakit seperti tersayat, skala tersayat, skala nyeri 4 dari 10
nyeri 4 dari 10 skalanyeri yang skalanyeri yang diberikan, sakit
diberikan, sakit terasa terus terasa saat berjalan dan berpindah
menerus saat bergerak. ibu terlihat posisi, ibu terlihat meringis saat
meringis.. bergerak.
2 Risiko infeksi berhubungan Risiko infeksi berhubungan dengan
dengan invasi bakteri sekunder invasi bakteri sekunder akibat
akibat trauma selama proses trauma selama proses persalinan,
persalinan, pelahiran dan pelahiran dan episiotomy ditandai
episiotomy ditandai dengan dengan terdapat luka episiotomy,
terdapat luka episiotomy, terdapat terdapat pengeluaran lochea rubra..
pengeluaran lochea rubra.
3 Ketidakefektifan pemberian ASI
berhubungan dengan penghentian
sekunder akibat kurangnya
pengetahuan ditandai dengan ibu
mengatakan ASI belum keluar, ibu
mengatakan kedua payudaranya
terasa padat, ibu mengatakan
anaknya rewel, bay iterlihat belum
menyusui, kedua payudara ibu
terpalpasi padat, belum ada
pengeluaran ASI.

104
105

c. Perencanaan
1) Prioritas Diagnosa
Prioritas diagnosa keperawtan pada studi ini diambil dari keluhan

yang paling dirasakan Ibu saat ini, dimana dalam kasus ini dapat

diprioritaskan menjadi :
Pada Ibu I (E.L) prioritas masalah adalah
a) Nyeri Akut
b) Risiko Infeksi
Pada Ibu II (K.A) prioritas masalah adalah
a) Nyeri Akut
b) Ketidakefektifan Pemberian ASI
c) Risiko Infeksi

2) Rencana Asuhan Keperawatan


Tabel IV.12 Perencanaan Keperawatan Ibu “E.L” Dengan P4004 Dan Ibu
“K.A” Dengan P3003 Post Partum Spontan Belakang
Kepala Di Ruang Dara RSUD Wangaya
Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Ibu E L
Nyeri akut berhubungan 1. Observasi tanda 1. Peningkatan tanda
dengan trauma perineum vital setiap 8 jam. vital terutama nadi
selama persalinan dan bisa terjadi oleh
106

pelahiran. karena rasa nyeri


Setelah diberikan asuhan yang dirasakan oleh
keperawatan selama 3x24 ibu.
jam diharapkan nyeri yang
dirasakan ibu berkurang 2. Kaji skala nyeri 2. Untuk
dengan kriteria hasil : dengan teknik mengidentifikasi
1. Ibu tidak meringis lagi. PQRST. skala nyeri yang
2. Ibu tidak terganggu dirasakan.
dalam berjalan karana
nyeri. 3. Beri ibu posisi yang 3. Untuk membantu
3. Tanda vital terutama nyaman. mengurangi rasa
nadi dalam rentang nyeri.
normal (60-
100x/menit). 4. Ajarkan teknik 4. Membantu
4. Skala nyeri 2 dari 0-10 distraksi dan merilekskan otot-
skala nyeri yang relaksasi. otot yang tegang dan
diberikan. mengalihkan
perhatian ibu.

5. Delegatif dalam 5. Untuk


pemberian terapi mengontrol/mengura
- Asam mefenamat ngi nyeri.
500 mg @ 8 jam
Risiko infeksi berhubungan 1. Observasi tanda 1. Peningkatan tanda
dengan invasi bakteri vital setiap 8 jam. vital yaitu suhu
sekunder akibat trauma menunjukkan
selama proses persalinan, terjadinya infeksi.
pelahiran dan episiotomy
Setelah diberikan asuhan 2. Observasi 2. Karakteristik lochea
keperawatan selama 3x24 pengeluaran lochea yang patologis
jam diharapkan infeksi beserta karena terjadi infeksi
tidak terjadi dengan kriteria karakteristiknya. yaitu purulent dan
hasil : berbau busuk.
1. Tidak terjadi tanda-
tanda infeksi (kalor, 3. Observasi tanda- 3. Untuk mencegah
rubor, dolor, tumor, tanda infeksi. terjadinya infeksi
fungsio laesa). secara dini.
2. Pengeluaran lochea
sesuai dengan keadaan 4. Lakukan rawat luka 4. Untuk menjaga
fisiologisnya. dengan teknik kebersihan luka
3. Tanda vital terutama septik. sehingga mencegah
suhu dalam rentang kuman penyebab
normal (36,5-37,5°C). infeksi.

5. Jelaskan pada ibu 5. Agar ibu mengetahui


tanda-tanda infeksi. bila terjadi infeksi
sehingga bisa
ditanggulangi sejak
dini.

6. Ajarkan pada ibu 6. Untuk menjaga


cara cebok yang kebersihan area
benar. kewanitaan dan
mencegah infeksi.

7. Delegatif dalam 7. Untuk mencegah


pemberian terapi berkembangnya
107

Cefadroxil 500 mg mikroorganisme.


@ 12 jam
Ibu K A
Nyeri akut berhubungan 1. Observasi tanda 1. peningkatan tanda
dengan trauma perineum vital setiap 8 jam. vital terutama nadi
selama persalinan dan bisa terjadi oleh
kelahiran. karena rasa nyeri
Setelah diberikan asuhan yang dirasakan oleh
keperawatan selama 3x24 ibu.
jam diharapkan nyeri yang
dirasakan ibu berkurang 2. Kaji skala nyeri 2. Untuk
dengan kriteria hasil : dengan teknik mengidentifikasi
NOC PQRST. skala nyeri yang
1. Ibu tidak meringis lagi. dirasakan.
2. Ibu tidak merasa nyeri
saat berjalan dan 3. Beri ibu posisi yang 3. Untuk membantu
berpindah posisi nyaman. mengurangi rasa
3. Tanda vital terutama nyeri.
nadi dalam rentang
normal (60- 4. Ajarkan teknik 4. Membantu
100x/menit). distraksi dan merilekskan otot-
4. Skala nyeri 2 dari 10 relaksasi. otot yang tegang dan
skala nyeri yang mengalihkan
diberikan. 5. Delegatif perhatian ibu.
- Asam 5. Untuk
mefenamat 500 mengontrol/mengura
mg @ 8 Jam, ngi nyeri.

Ketidakefektifan pemberian 1. Kaji pengetahuan 1. Untuk mengetahui


ASI berhubungan dengan ibu tentang laktasi. sejauh mana
penghentian sekunder pengetahuan ibu
akibat kurangnya tentang laktasi.
pengetahuan.
Setelah diberikan asuhan 2. Ajarkan pada ibu 2. Membantu ibu
keperawatan selama 3x24 teknik perawatan mengetahui cara
jam diharapkan ibu dapat payudara yang tepat perawatan payudara
menyusui dengan efektif agar asi mampu yang tepat agar Asi
dengan kriteria hasil : keluar dengan keluar dengan lancar
NOC lancar.
1. Ibu mengerti tentang
pentingnya laktasi. 3. Anjurkan ibu untuk 3. Air hangat dapat
2. ASI keluar lancar. memberikan membantu
3. payuudara ibu tidak kompres hangat memperlebar
terasa padat lagi. pada payudara yang pembuluh darah
4. Ibu mampu memberi bengkak. termasuk untuk
ASI secara efektif. melebarkan
pembuluh ASI
sehingga tidak
terjadi bendungan
ASI.

4. Anjurkan ibu untuk 4. Hisapan bayi dapat


tetap menyusui merangsang
bayinya. pengeluaran ASI.

5. Beri penjelasan 5. Laktasi bermanfaat


tentang pentingnya untuk meningkatkan
108

laktasi. asupan nutrisi


adekuat bagi bayi.

Risiko infeksi berhubungan 1. Observasi tanda 1. Peningkatan tanda


dengan invasi bakteri vital setiap 8 jam. vital yaitu suhu
sekunder akibat trauma menunjukkan
selama proses persalinan, terjadinya infeksi.
kelahiran dan episiotomy
Setelah diberikan asuhan 2. Observasi 2. Karakteristik lochea
keperawatan selama 3x24 pengeluaran lochea yang patologis
jam diharapkan infeksi beserta karena terjadi infeksi
tidak terjadi dengan kriteria karakteristiknya. yaitu purulent dan
hasil : berbau busuk.
1. Tidak terjadi tanda-
tanda infeksi (kalor, 3. Observasi tanda- 3. Untuk mencegah
rubor, dolor, tumor, tanda infeksi. terjadinya infeksi
fungsio laesa). secara dini.
2. Pengeluaran lochea
sesuai dengan keadaan 4. Lakukan rawat luka 4. Untuk menjaga
fisiologisnya. dengan teknik kebersihan luka
3. Tanda vital terutama septik. sehingga mencegah
suhu dalam rentang kuman penyebab
normal (36,5-37,5°C). infeksi.

5. Jelaskan pada ibu 5. Agar ibu mengetahui


tanda-tanda infeksi. bila terjadi infeksi
sehingga bisa
ditanggulangi sejak
dini.

6. Ajarkan pada ibu 6. Untuk menjaga


cara cebok yang kebersihan area
benar. kewanitaan dan
mencegah infeksi.

7. Delegatif dalam 7. Untuk mencegah


pemberian berkembangnya
Cefadroxil 500 mg mikroorganisme
@ 12 jam
d. Pelaksanaan Keperawatan

Tabe IV. 13 Pelaksanaan Keperawatan Pada Ibu I “E.L” Dengan P4004 Dan Ibu II “K.A” Dengan P3003 Post Partum
Spontan Belakang Kepala Di Ruang Dara RSUD Wangaya

Ibu I
Hari/Tgl/ No. Pelaksanaan Evaluasi
Jam Diagnosa
5 APRIL 1 Mengkaji skala nyeri dengan teknik S : ibu mengatakan masih sakit dibagian luka jahitan jalan lahir. Skala
2019 PQRST nyeri 3 dari 10 skala nyeri yang diberikan, nyeri terasa seperti
14.00 tersayat dan dirasakan terus menerus saat bergerak.
O : ibu terlihat meringis
P - luka jahitan jalan lahir
Q- nyeri terasa seperti tersayat
R-bagian perineum
S- Skala nyeri 3 dari 10 skala nyeri yang diberikan
T- dirasakan terus menerus saat bergerak.
14.25 2 Mengobservasi pengeluaran lochea S : ibu mengatakan ada pengeluaran darah berwarna merah dan
beserta karakteristiknya. memiliki bau khas menstruasi.
O : Terdapat pengeluaran lochea rubra
1 Mengajarkan teknik distraksi (mengajak S : Ibu mengatakan mengerti dengan teknik nafas dalam yang diajarkan
14.35 berdiskusi) dan relaksasi (teknik nafas untuk menurunkan rasa nyeri
dalam). O :Ibu tampak mengerti dan langsung mencoba teknik distraksi nafas
dalam yang diajarkan
15.20 2 Mengajarkan ibu cara cebok yang benar. S :Ibu mengetakan telah mengerti dengan cara cebok yang benar untuk
menghindari tterjadinya infeksi
O :Ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
15.30 2 Menganjurkan ibu untuk mengganti S : ibu mengatakan mengerti dengan yang dianjurkan
pembalut sesering mungkin bila sudah O : Ibu melapoorkan telah menggganti pembalutnya
terasa penuh
16.00 1 Mengobservasi tanda vital. S:-
O : Suhu : 36,5°C
Tekanan darah :110/70 mmHg.

109
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
16.10 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. S :-
O : tidak ditemukan tanda-tanda infeksi pada ibu
16.30 1,2 Mengikuti visite dokter S : ibu mengatakan sudah merasa baikan
O : KU ibu baik
A : terapi :
- Cefadroxil 500 mg @ 12 jam
- Asam Mefenamat 500 mg @8 jam
- Methylergometrine 0,125mg @ 8 Jam.
- SF 200 mg @ 12 jam
P :
- Ibu diperbolehkan pulang
- jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda infeksi
- ingatkan jadwal kontrol
- jelaskan tentang tanda bahaya pada masa nifas
16.40 1,2 - menjelaskan pada ibu tentang S : ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan
pencagahan infeksi dengan cebok O : Ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan paham
yang benar. dengan jadwal kontrol kembali
- meingatkan jadwal kontrol 7 hari
setelah melahirkan.
- jelaskan tentang tanda bahaya pada
masa nifas
- Menjelaskan aturan minum obat
untuk di rumah

Kunjungan rumah tgl 6 April 2019


16.00 1 - Mengkaji skala nyeri dengan teknik S : Ibu mengatakan masih sakit di bagian luka jahitan jalan lahir.
PQRST Skala nyeri 2 dari 10 skala nyeri yang diberikan, nyeri terasa seperti
- Mengevaluasi hasil penyuluhan tersayat dan dirasakan terus menerus saat bergerak.
tentang cara menurunkan intensitas Ibu mengtakan sudah cukup paham dengan teknik yang diajarkan
nyeri dengan teknik relaksasi nafas O : Ibu yampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan
dalam Ibu tampak mencoba melakuka latihan sendiri dengan hati-hati.
Ibu masih tampak melokalisir nyeri ketika melakukan kegiatan

110
16.30 2 - Mengobservasi tanda infeksi pada S : ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan cara cebok yang baik
ibu agar tidak terjadi infeksi, Ibu mengatakan selalu melihat apakah ada
- Melakukan evaluasi terhadap tanda bahaya yang muncul pada dirinya semenjak keluar dari rumah
penyuluhan tentang tanda bahaya sakit
Nifas yang telah dijelaskan. O : Tidak ada tanda infeksi yang muncul (kalor, dolor, tumor dan rubor)
- Melakukan evaluasi terhadap Ibu dan keluarga tampak berperan aktif dalam perawatan ibu Nifas
penyuluhan tentang cara cebok yang di rumah.
benar untuk menanggulangi
terjadinya infeksi
17.00 1,2 - Mengobservasi tanda vital ibu S :-
O : Suhu : 36,6°C
Tekanan darah : 100/70 mmHg.
Nadi 86x/menit
Respirasi : 20x/menit

Kunjungan rumah tgl 7 April 2019


16.00 2 - Mengobservasi tanda infeksi pada S : Ibu mengatakan selalu melihat apakah ada tanda bahaya yang
ibu muncul pada dirinya semenjak keluar dari rumah sakit
- Melakukan evaluasi terhadap O : Tidak ada tanda infeksi yang muncul (kalor, dolor, tumor dan rubor)
penyuluhan tentang tanda
bahaya Nifas yang telah dijelaskan.
16.30 - Memberikan motifasi pada ibu agar S : Ibu mengatakan selalu memberikan ASI eksklusif pada semua
memberikan ASI eksklusif pada bayi anaknya dan mengerti manfaat dari ASI bagi pertumbuhan
dengan menjelaskan pentingnya ASI anaknya
bagi anaknya O : Ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan
Ibu dan keluarga tampak berperan aktif dalam pemberian ASI bagi
anaknya yang baru lahir

17.00 1,2 - Mengobservasi tanda vital ibu S :-


O : Suhu : 36,8°C
Tekanan darah : 90/70 mmHg.
Nadi 80x/menit
Respirasi : 20x/menit

111
Ibu II
9 APRIL 1 Memberikan ibu posisisemi Fowler. S : Ibu mengetakan nyaman dengan posisi semi fowler
2019 O : Ibu tampak relaks dengan pengaturan posisi yang diberikan
08.30
08.35 1 Mengkaji skala nyeri dengan teknik S : ibu mengatakan sakit dibagian luka jahitan jalan lahir. Skala nyeri 3
PQRST dari 10 skala nyeri yang diberikan, nyeri terasa seperti tersayat dan
dirasakan saat bergerak dan berpindah posisi
O : P - luka jahitan jalan lahir
Q- nyeri terasa seperti tersayat
R- bagian perineum
S- Skala nyeri 3 dari 10 skala nyeri yang diberikan
T- dirasakan terus menerus saat bergerak dan berpindah posisi
08.40 1 Mengajarkan teknik distraksi (mengajak S : Ibu mengatakan mengerti dengan teknik nafas dalam yang diajarkan
berdiskusi) dan relaksasi (teknik nafas untuk menurunkan rasa nyeri
dalam). O :Ibu tampak mengerti dan langsung mencoba teknik distraksi nafas
dalam yang diajarkan
08.45 2 Mengkaji pengetahuan ibu tentang S : Ibu mengtakan paham dengan laktasi
laktasi O : Ibu tampak mengeti dengan laktasi dan pentingya menyusi

08.50 3 Mengobservasi pengeluaran lochea S : ibu mengatakan ada pengeluaran darah berwarna merah dan
beserta karakteristiknya. memiliki bau khas menstruasi
O : Terdapat pengeluaran lochea rubra.

08.55 3 Mengajarkan ibu cara cebok yang benar. S : Ibu mengatakan mengerti dan akan memmpraktkkan cara cebok
yang benar
O : ibu tampak paham dengan vvara cebo yang diberikan
08.55 3 Menganjurkan ibu untuk mengganti S : ibu mengatakan mengerti dengan yang dianjurkan
pembalut sesering mungkin bila sudah O : Ibu melapoorkan telah menggganti pembalutnya
terasa penuh

09.00 2 Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui S : Pengeluaran ASI belum lancar.
bayinya. O : Ibu terlihat menyusui bayinya

112
09.20 3 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. S :-
O : belum diteukan tanda infeksi yang munggkin muncul pada ibu
09.30 3 Menjelaskan pada ibu tentang tanda- S : Ibu mengatakan mulai paham dengan tanda infeksi yang dimaksud
tanda infeksi. O : Ibu tampak mulai paham dengan penjelasan yang diberikan

10.10 1,3 Mengobservasi tanda vital. S :-


O : Suhu : 36,5 °C
Tekanan darah :100/70 mmHg.
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 19x/menit
10.40 1 Mengikuti visite dokter S : ibu mengatakan sudah merasa baikan
O : KU ibu baik
A : terapi :
-Cefadroxil 500 mg@12 jam
- Asam Mefenamat 500 mg @8 jam
- Methylergometrine 0,125mg @ 8 Jam.
- SF 300gram@12 jam
P : ibu diperbolehkan pulang

10.50 1,2,3 - Menjelaskan pada ibu tentang cara S : Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan
penanggulangan infeksi dengan O : Ibu tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan paham
cebok yang benar. dengan jadwal kontrol kembali serta ibu mengatakan akan melakukan
- Mengingatkan jadwal kontrol 7 hari perawatan payudara dengan lancar.
setelah melahirkan.
- Menjelaskan tentang tanda bahaya
pada masa nifas
- Menjelaskan cara perawatan
payudara agar asi lancar keluar
- Menjelaskan aturan minum obat
untuk di rumah

Kunjungan rumah Tgl 10 April 2019


16.00 1 - Mengkaji skala nyeri dengan teknik S : ibu mengatakan sakit dibagian luka jahitan jalan lahir sudah
PQRST berkurang. Skala nyeri 2 dari 10 skala nyeri yang diberikan, nyeri
- Mengevaluasi hasil penyuluhan terasa seperti tersayat dan dirasakan saat bergerak.
113
tentang cara menurunkan intensitas O : Nadi : 78x/menit.
nyeri dengan teknik relaksasi nafas Ibu tampak tenang, tidak meringis dan mengatakan nyeri sudah
dalam menurun dan mampu melakukan teknik yang diajarkan un tuk
menurunkan nyyeri dengan baik.

16.30 2 - Mengkaji pengeluaran ASI ibu S : Ibu mengatakn pengeluaran asi sudah mulai lancar semenjak tadi
- Mengevaluasi teknik perawatan pagi dan sudah melakukan perawatan payudara seperti yang
payudara yang telah diberikan disarankan
O : Terdapat pengeluaran ASI lancar.
Ibu terlihat menyusui bayinya.

17.00 3 - Mengobservasi tanda infeksi pada S : Ibu mengatakan selalu melihat apakah ada tanda bahaya yang
ibu muncul pada dirinya semenjak keluar dari rumah sakit dan
- Melakukan evaluasi terhadap mengerti tentang cara cebok yang benar untuk menghindari
penyuluhan tentang cara cebok yang terjadinya infeksi.
benar O : Terdapat pengeluaran lochea rubra, Tidak ada tanda infeksi yang
- Melakukan evaluasi terhadap muncul (kalor, dolor, tumor dan rubor).
penyuluhan tentang tanda bahaya Ibu dan keluarga tampak berperan aktif dalam perawatan ibu Nifas
Nifas yang telah dijelaskan. di rumah.
17.30 1,3 Mengobservasi tanda vital ibu S :-
O : Suhu : 36°C
Tekanan darah :90/60 mmHg.
Nadi : 78x/menit
Respirasi : 20x/menit
Kunjungan rumah tgl 11 April 2019
16.00 3 Mengobservasi tanda infeksi pada S : Ibu mengatakan selalu melihat apakah ada tanda bahaya yang
ibu muncul pada dirinya semenjak keluar dari rumah sakit
O : Terdapat pengeluaran lochea rubra, Tidak ada tanda infeksi yang
muncul (kalor, dolor, tumor dan rubor).
16.30 Memberikan motifasi pada ibu agar S : Ibu mengatakan selalu memberikan eksklusif pada semua anaknya
memberikan ASI eksklusif pada bayi dan mengerti manfaat dari ASI bagi pertumbuhan anaknya
dengan menjelaskan pentingnya ASI bagi O : Ibu dan keluarga tampak berperan aktif dalam pemberian ASI bagi
anaknya anaknya yang baru lahir.

17.30 Mengobservasi tanda vital ibu S :-

114
O : Suhu : 36,6°C
Tekanan darah :100/60 mmHg.
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 19x/menit

115
116

e. Evaluasi
Taber IV.14 Catatan perkembangan Pada Ibu “E L” Dan Ibu “K A” dengan Post
Partum Spontan Belakang Kepala di Daran RSUD Wangaya
Diagnosa Ibu E L
Keperawatan 5 April 2019 6 April 2019 7 April 2019
Nyeri akut S : ibu mengatakan S : ibu mengatakan S : ibu mengatakan
berhubungan dengan masih sakit masih sakit sakit dibagian luka
trauma perineum dibagian luka dibagian luka jahitan jalan lahir
selama persalinan dan jahitan jalan jahitan jalan lahir. sudah berkurang.
pelahiran ditandai lahir. Skala Skala nyeri 3 dari Skala nyeri 2 dari
dengan Ibu nyeri 3 dari 10 10 skala nyeri yang 10 skala nyeri yang
mengatakan sakit skala nyeri diberikan, nyeri diberikan, nyeri
dibagian luka jahitan yang diberikan, terasa seperti terasa seperti
jalan lahir, sakit seperti nyeri terasa tersayat dan tersayat dan
tersayat, skala nyeri 3 seperti tersayat dirasakan terus dirasakan terus
dari 10 skala nyeri dan dirasakan menerus saat menerus saat
yang diberikan, sakit terus menerus bergerak. bergerak.
terasa terus menerus saat bergerak. O: O:
saat bergerak. ibu O : -ibu terlihat meringis. -Nadi : 80x/menit.
terlihat meringis. - ibu terlihat -Nadi : 86x/menit. A : tujuan tercapai,
meringis. A : tujuan 1 dan 3 masalah teratasi.
- Nadi : belum tercapai, P : pertahankan kondisi
80x/menit. masalah belum ibu.
A : tujuan 1 dan 3 teratasi.
belum tercapai, P : lanjutkan rencana
masalah belum keperawatan 2 dan
teratasi. 5.
P:
- Lanjutkan
rencana
keperawatan
nomor 2 dan 5
dirumah.
- Mengingat-kan
ibu untuk
kontrol luka
hari ke-7.
- Mengingat-kan
ibu untuk rutin
minum obat.
- Mengingat-kan
ibu untuk
melakukan
imunisasi pada
bayinya.

Risiko infeksi S : ibu mengatakan S : ibu mengatakan ada S : ibu mengatakan


berhubungan dengan ada pengeluaran pengeluaran darah masih ada sedikit
invasi bakteri sekunder darah berwarna berwarna merah pengeluaran darah
akibat trauma selama merah dan dan memiliki bau berwarna merah
proses persalinan, memiliki bau khas menstruasi. dan memiliki bau
pelahiran dan khas O: khas menstruasi.
episiotomy ditandai menstruasi. -Terdapat pengeluaran O :
dengan terdapat luka O : lochea rubra. -Terdapat pengeluaran
episiotomy, terdapat -Terdapat -Suhu : 36,6°C lochea rubra.
pengeluaran lochea pengeluaran -Tekanan darah : 100/70 -Tidak ada tanda infeksi
117

rubra. lochea rubra. mmHg. -Suhu : 36,8°C


-Suhu : 36,5°C -Nadi 86x/menit -Tekanan darah : 90/60
-Tekanan darah : -Respirasi : 20x/menit mmHg.
110/70 mmHg. A : tujuan tercapai, -Nadi : 80x/menit
-Nadi : 80x/menit masalah tidak -Respirasi : 20x/menit
-Respirasi : terjadi. A : tujuan tercapai,
20x/menit P : pertahankan kondisi masalah tidak
A : tujuan tercapai, ibu, lanjutkan terjadi.
masalah tidak rencana P : pertahankan kondisi
terjadi. keperawatan di ibu.
P : pertahankan rumah.
kondisi ibu,
lanjutkan
rencana
keperawatan di
rumah.
Ibu K A
9 April 2019 10 April 2019 11 April 2019
Nyeri akut S : ibu mengatakan S : ibu mengatakan
berhubungan dengan sakit dibagian sakit dibagian luka
trauma perineum luka jahitan jahitan jalan lahir
selama persalinan dan jalan lahir. sudah berkurang.
pelahiran ditandai Skala nyeri 3 Skala nyeri 2 dari
dengan Ibu dari 10 skala 10 skala nyeri yang
mengatakan sakit nyeri yang diberikan, nyeri
dibagian luka jahitan diberikan, nyeri terasa seperti
jalan lahir, sakit seperti terasa seperti tersayat dan
tersayat, skala nyeri 3 tersayat dan dirasakan saat
dari 10 skala nyeri dirasakan saat bergerak.
yang diberikan, sakit bergerak. O:
terasa saat bergerak, O: -Nadi : 78x/menit.
ibu terlihat meringis -Nadi : 80x/menit. A : tujuan tercapai
saat bergerak. A : tujuan tercapai masalah teratasi.
masalah teratasi. P : pertahankan kondisi
P: ibu.
- Lanjutkan
rencana
keperawatan
nomor 2 dan 5
dirumah.
- Mengingat-kan
ibu untuk
kontrol luka
hari ke-7.
- Mengingat-kan
ibu untuk rutin
minum obat.
- Mengingat-kan
ibu untuk
melakukan
imunisasi pada
bayinya.

Ketidakefektifan S : ibu mengatakan S : ibu mengatakan -


pemberian ASI pengeluaran pengeluaran
berhubungan dengan ASInya belum ASInya sudah
penghentian sekunder lancar. lancar.
akibat kurangnya O: O:
118

pengetahuan ditandai -Pengeluaran ASI -Terdapat pengeluaran


dengan ibu belum lancar. ASI lancar.
mengatakan -Ibu terlihat -Ibu terlihat menyusui
pengeluaran ASI menyusui bayinya.
sedikit, ibu bayinya. A : tujuan tercapai,
mengatakan anaknya A : tujuan 2 belum masalah teratasi.
rewel, bayi terlihat tercapai, P : pertahankan
menyusui sebentar- masalah belum keadaan ibu.
sebentar saja. teratasi.
P : lanjutkan
rencana nomor 3
di rumah.

Risiko infeksi S : ibu mengatakan S : ibu mengatakan ada S : ibu mengatakan


berhubungan dengan ada pengeluaran pengeluaran darah masih ada
invasi bakteri sekunder darah berwarna berwarna merah pengeluaran darah
akibat trauma selama merah dan dan memiliki bau berwarna merah
proses persalinan, memiliki bau khas menstruasi. dan memiliki bau
pelahiran dan khas O: khas menstruasi.
episiotomy ditandai menstruasi. -Terdapat pengeluaran O:
dengan terdapat luka O : lochea rubra. -Terdapat pengeluaran
episiotomy, terdapat -Terdapat -Suhu : 36°C lochea rubra.
pengeluaran lochea pengeluaran -Tekanan darah : 90/60 -Suhu : 36,6°C
rubra lochea rubra. mmHg. -Tekanan darah : 100/60
-Suhu : 36,5 °C -Nadi : 78x/menit mmHg.
-Tekanan darah : -Respirasi : 20x/menit -Nadi : 84x/menit
100/70 mmHg. A : tujuan tercapai, -Respirasi : 19x/menit
-Nadi : 80x/menit masalah tidak A : tujuan tercapai,
-Respirasi : terjadi. masalah tidak
19x/menit P : pertahankan kondisi terjadi.
A : tujuan tercapai, ibu, lanjutkan P : pertahankan kondisi
masalah tidak rencana ibu.
terjadi. keperawatan di
P : pertahankan rumah.
kondisi ibu,
lanjutkan
rencana
keperawatan di
rumah.
121

b. Pembahasan

Pembahasan ini menguraikan tentang kesenjangan yang ada antara dua Ibu

Multipara Post Partum Spontan belakang kepala kemudian dibandingkan dengan

tinjauan teoritis dan solusi yang diambil untuk mengatasi masalah yang terjadi

pada saat memberikan asuhan keperawatan pada Ibu I “E L” dengan P4004 Post

Partum Spontan hari ke-1 dan Ibu II “K A” dengan P3003 Post Partum Spontan hari

ke-1 di Ruang Dara RSUD Wangaya. Pembahasan ini meliputi keseluruhan

langkah-langkah dalam proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang

dilaksanakan kepada Ibu I dan Ibu II melalui wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian pada Ibu I dilakukan

tanggal 5 Apri 2019 dan pada Ibu II dilakukan tanggal 9 April 2019.
Pada pegkajian ibu I data yang ditemukan yaitu,ibu mengatakan sakit

dibagian luka jahitan, sakit seperti tersayat, skala nyeri 4 dari 10 skala nyeri

yang diberikan, sakit terasa terus menerus saat bergerak, ibu terlihat

meringis, terdapat luka episiotomy, terdapat pengeluaran lochea rubra, ibu

terlihat menanyakan tentang perawatan luka dan pada ibu II data yang

ditemukan yaitu, ibu mengatakan sakit dibagian luka jahitan, sakit seperti

tersayat, skala nyeri 4 dari 10 skala nyeri yang diberikan, sakit terasa saat

bergerak, ibu terlihat meringis, terdapat luka episiotomy, terdapat

pengeluaran lochea rubra, ibu mengatakan pengeluaran ASI belum keluar,


122

ibu mengatakan kedua payudaranya padat dan sakit ibu mengatakan

anaknya rewel, bayi terlihat belum menyusui

Dari hasil pengkajian ditemukan persamaan dan perbedaan data yang

ditemukan seperti, Pada ibu I dan Ibu II ditemukan kesamaan data pada data

bio-Psiko-sosio-spiritual yaitu data rasa nyaman dan aman ibu I dan Ibu II

mengeluhkan sakit pada bekas luka jahitan sehabis melahirkan, sakit

dirasakan seperti tersayat dengan skala nyeri 4 dari 0-10 skala yang

diberikan, nyeri dirasakan saat berjalan dan berpindah posisi dan kesamaan

pada pemeriksaan fisik genetalia yaitu terdapat luka jahitan pada perineum

ke sebelah kanan panjangnya ±5 cm dan pengeluran lochea rubra,

Perbedaan data terjadi pa pengkajian fisik pada ibu II yaitu ASI belum

keluar, colostrum belum keluar, ibu mengatakan kedua payudaranya padat

dan sakit, sedangkan data tersebut tidak muncul pada ibu I karana ibu I tidak

mengeluhkan adanya gangguan pada payudaranya dan asi ibu I keluar

dengan lancar.

2. Diagnosa
Pada tinjauan teori terdapat 8 diagnosa keperawatan yang muncul,

namun pada tinjauan kasus hanya didapatkan 2 diagnosa pada ibu I dan 3

diagnosa pada ibu II. Hal ini dikarenakan tidak semua data pada teori

didapatkan pada kedua kasus. Selain itu, terdapat perbedaan keluhan yang

dirasakan antara Ibu I dan Ibu II sehingga ditemukannya 1 perbedaan

diagnosa.
123

Pada ibu I muncul 2 diagnosa yaitu, nyeri berhubungan dengan trauma

perineum selama persalinan dan pelahiran dan Resiko infeksi berhubungan

dengan invasi bakteri sekunder akibat trauma selama proses persalinan,

pelahiran dan episiotomy. Pada ibu II muncul 3 diagnosa yaitu, nyeri

berhubungan dengan trauma perineum selama persalinan dan pelahiran dan

Resiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri sekunder akibat trauma

selama proses persalinan, pelahiran dan episiotomy dan Ketidakefektifan

pemberian ASI berhubungan dengan penghentian sekunder akibat

kurangnya pengetahuan.
Perbedaan diagnosa terjadi pada diagnosa ketidakefektifan pemberian

ASI yang tidak muncul pada ibu I namun diagnosa ini muncul pada ibu II,

Hal ini terjaddi karana adanya perbedaan keluhan pada pengkajian ibu I dan

ibu II sehingga terdapat satu perbedaan. Pada kasus ibu II, ibu tidak mampu

menyusui secara optimal maka pengeluaran ASI yang tidak lancar dapat

menyebabkan tertimbunnya ASI pada pembuluh ASI sehingga

menyebabkan pembengkakan pada payudara hal ini dapat menimbulkan rasa

nyeri pada ibu. Bagi bayi, ketidakmampuan menyusui oleh karena produksi

ASI yang tidak lancar menyebabkan bayi tidak mendapatkan kolostrum

secara optimal sehingga dapat berpengaruh pada daya tahan bayi.

Sedangkan pada Ibu I tidak diangkat ketidakefektifan pemberian ASI karena

pengeluaran ASI ibu lancar dan payudara ibu mengalami pembengkakan.

3. Perencanaan
Dalam perencanaan terdapat dua langkah yaitu : memprioritaskan

diagnosa dan membuat rencana keperawatan. Pada tinjauan teori, prioritas


124

diagnosa keperawatan disusun berdasarkan hal yang paling dirasakan oleh

ibu.
Diagnosa prioritas pertama pada kedua tinjauan kasus adalah nyeri

berhubungan dengan trauma perineum selama persalinan dan pelahiran

karena hal ini merupakan keluhan yang paling dirasakan ibu. Apabila nyeri

tidak ditanggulangi akan mengakibatkan nyeri kronik dan menghambat

intervensi keperawatan pada diagnosa lain.


Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan penghentian

sekunder akibat kurangnya pengetahuan sebagai prioritas kedua pada kasus

Ibu II karena jika ibu tidak mampu menyusui secara optimal maka

pengeluaran ASI yang tidak lancar dapat menyebabkan tertimbunnya ASI

pada pembuluh ASI sehingga menyebabkan pembengkakan pada payudara

hal ini dapat menimbulkan rasa nyeri pada ibu. Bagi bayi, ketidakmampuan

menyusui oleh karena produksi ASI yang tidak lancar menyebabkan bayi

tidak mendapatkan kolostrum secara optimal sehingga dapat berpengaruh

pada daya tahan bayi. Sedangkan pada Ibu I tidak diangkat ketidakefektifan

pemberian ASI karena pengeluaran ASI ibu lancar dan payudara ibu tidak

mengalami pembengkakan.
Resiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri sekunder akibat

trauma selama proses persalinan, pelahiran dan episiotomy sebagai prioritas

ketiga pada ibu II dan prioritas ke dua pada ibu II karena luka episiotomy

yang terpapar pengeluaran lochea yang bersifat basa secara terus menerus

dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi, sehingga pencegahan

dengan mengkaji pengetahuan ibu tentang perawatan luka jahitan jalan lahir
125

dan cara cebok yang benar dilakukan agar ibu mampu menjaga luka jahitan

tersebut.
Rencana keperawatan yang diberikan kepada Ibu I dan Ibu II

dilakukan dengan perencanaan yang relatif sama, karana pada kasus

ditemukan beberapa diagnosa keperawatan yang sama antara Ibu I dan Ibu

II yaitu, diagnosa Nyeri akut dan risiko infeksi, sehingga rencana

keperawatan yang diberikan sama. Hal ini dikarenakan kebutuhan Ibu I dan

Ibu II saat pengkajian relatif sama satu sama lain. sedangkan pada satu

diagnosa yang berbeda pada ibu II yaitu diagnosa ketidakefektifan

pemberian ASI dapat diberikan perenanaan yang sesuai dengan teori.


4. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan merupakan realisasi dari rencana perawatan

yang telah disusun dimana tujuan dari pelaksanaannya ini adalah memenuhi

kebutuhan ibu secara optimal serta membantu ibu untuk bisa mandiri selama

perawatan di rumah.
Dalam pelaksanaannya sudah bekerjasama dengan bidan di Ruang

Dara RSUD Wangaya Namun, tindakan keperawatan tidak sesuai dengan

rencana keperawatan yang telah disusun yaitu 3x24 jam karena ibu hanya

mendapatkan perawatan di ruangan selama 1x24 jam sehingga asuhan

keperawatan dilakukan dengan kunjungan ke rumah ibu. Dalam

pelaksanaannya, ada beberapa tindakan yang tidak dapat dilaksanakan yaitu

pada diagnosa kasus Ibu II ketidakefektifan pemberian ASI terdapat rencana

keperawatan anjurkan ibu untuk memberikan kompres hangat pada

payudara yang bengkak. Namun rencana ini tidak dapat dilaksanakan

karena payudara ibu tidak bengkak. Rencana keperawatan yaitu beri


126

penjelasan tentang pentingnya laktasi juga tidak dilakukan karena ibu sudah

mampu menjelaskan pentingnya menyusui untuk bayi dan juga dirinya

sendiri.
Pada diagnosa risiko infeksi pada ibu I dan ibu II terdapat rencana

keperawatan lakukan rawat luka dengan teknik septik. Rencana ini tidak

dapat dilakukan karena ibu merasa lebih nyaman melakukannya sendiri.

Sehingga rencana keperawatan tersebut dirubah dengan memberikan HE

untuk membersihkan area kewanitaan dengan air bersih. Selain itu terdapat

tindakan tambahan yang diberikan pada diagnosa risiko infeksi yaitu

menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut sesering mungkin bila sudah

terasa penuh. Tindakan ini diberikan karena lochea yang terpapar udara luar

terlalu lama bisa menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme, selain itu

tindakan ini mampu memberikan rasa nyaman bagi ibu.


Untuk kegiatan keperawatan di rumah dilaksanakan dengan

melibatkan ibu dan keluarga yang kooperatif. Semua penjelasan secara teori

keperawatan dapat diterima dan dilaksanakan sehingga pelaksanaan berjalan

dengan lancar. Semua tindakan keperawatan yang dilaksanakan sudah

didokumentasikan untuk menghindari duplikasi tindakan keperawatan.

Selama melakukan pelaksanaan keperawatan tidak ditemukan kesulitan

karena kedua ibu beserta keluarganya cukup kooperatif dalam melaksanakan

tindakan keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan untuk

menilai pencapaian tujuan sehingga dapat menentukan keberhasilan dari

asuhan keperawatan yang telah diberikan.


127

Evaluasi pada Ibu I dari 2 masalah keperawatan yang muncul yaitu

nyeri akut dan risiko infeksi sudah dapat teratasi. Pada diagnosa nyeri akut

direncanakan 3x24 jam, akan tetapi permasalahan ini sudah teratasi pada

2x24 jam. Kemudian implementasi tidak dilanjutkan lagi karena hasil

evaluasi akhir ibu mengatakan bahwa sakit dibagian luka jahitan jalan lahir

sudah berkurang dengan skala nyeri 2 serta ibu tidak terlihat meringis.

Diagnosa risiko infeksi tidak terjadi karena tidak terdapat tanda infeksi

seperti rubor, kalor, dolor, tumor dan fungsio laesa dan tidak ada

peningkatan suhu tubuh.


Evaluasi pada Ibu II dari 3 masalah keperawatan yang muncul, nyeri

akut, ketidakefektifan pemberian ASI dan risiko infeksi sudah teratasi.

Namun diagnosa nyeri akut yang direncanakan 3x24 jam sudah dapat

teratasi dalam 1x24 jam dengan hasil ibu mengatakan sakit dibagian luka

jalan lahir sudah berkurang, skala nyeri 2, ibu tidak meringis lagi. Diagnosa

ketidakefektifan pemberian ASI sudah teratasi dalam 1x24 jam dari 3x24

jam yang telah direncanakan sebelumnya. Diagnosa risiko infeksi tidak

terjadi karena tidak terdapat tanda infeksi seperti rubor, kalor, dolor, tumor

dan fungsio laesa dan tidak ada peningkatan suhu tubuh.


Dari hasil evaluasi terdapat perbedaan yang muncul pada lamanya

diagnosa teratasi yaitu pada diagnosa nyeri akut, pada ibu I diagnosa dapat

teratasi selama 2x24 jam sedangkan pada ibu II diagnosa teratasi selama

1x24 jam, hal ini terjadi karana kondisi psikologis setiap ibu berbeda dalam

merespon kondisi fisiologis yang terjadi pada dirinya.


129

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada BAB pembahasan didapatkan perbandingan

Asuhan Keperawatan pada Ibu I “E L” dengan P4004 Post Partum Spontan

Belakang Kepala hari ke-1 dan Ibu II “K A” dengan P3003 Post Partum

Spontan Belakang Kepala hari ke-1 di Ruang Dara RSUD Wangaya.


Dalam laporan studi kasus ini ditemukan data-data yang sudah muncul

pada tinjauan teori. Namun, berdasarkan hasil pengkajian terdapat

perbedaan data yang ditemukan antara Ibu “E L” dan Ibu “K A”, salah satu

perbedaan yang muncul adalah pada data pemeriksaan fisik, Pada ibu II

ditemukan adanya keluhan pada payudara yang belum mampu

mengeluarkan asi sehingga memunculkan suatu diagnosa sedangkan pada

ibu I hal itu tidak terjadi sehingga tidak menyebabkan terjadinya suatu

masalah.
Pada tinjauan teori terdapat 8 diagnosa keperawatan yang muncul,

namun pada tinjauan kasus ibu I hanya muncu 2 diagnosa keperawatan

sedangkan pada ibu II muncul 3 diagnosa keperawatan, diagnosa yang tidak

muncul pada ibu I adalah ketidakefektifan pemberian ASI karana pada ibu I

asi keluar dengan lancar dan pada ibu II diagnosa muncul karana pada ibu II

asi tidak bisa keluar dengan baik.


Dalam perencanaan terdapat dua langkah yaitu : memprioritaskan

diagnosa dan membuat rencana keperawatan. Pada studi kasus ini prioritas

diagnosa keperawatan disusun berdasarkan hal yang paling dirasakan oleh

ibu yang dimana dalam tinjauan kasus diagnosa prioritas adalah nyeri akut.
130

Rencana keperawatan yang diberikan kepada Ibu “E L” dan Ibu “K A” telah

sesuai dengan teori. Pada kasus ditemukan beberapa diagnosa keperawatan

yang sama antara Ibu “E L” dan Ibu “K A” sehingga rencana keperawatan

129
yang diberikan sama. Hal ini dikarenakan kebutuhan Ibu “E L” dan Ibu “K

A” saat pengkajian relatif sama satu sama lain.


Pelaksanaan keperawatan merupakan realisasi dari rencana perawatan

yang telah disusun dimana dari pelaksanaan ini adalah untuk memenuhi

kebutuhan ibu secara optimal serta membantu ibu untuk bisa mandiri dalam

perawatan di rumah. Dalam pelaksanaannya telah bekerjasama dengan

bidan di Ruang Dara RSUD Wangaya. Namun, tindakan keperawatan tidak

sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun yaitu 3x24 jam

karena ibu hanya mendapatkan perawatan di ruangan selama 1x24 jam

sehingga perlu dilakukannya kunjungan ke rumah ibu. Dalam

pelaksanaannya, ada tindakan yang tidak dapat dilaksanakan dan ada

tindakan keperawatan tambahan yang diberikan. Untuk kegiatan

keperawatan di rumah dilaksanakan dengan melibatkan ibu dan keluarga

yang kooperatif.
Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa keseluruhan tujuan dari masing-

masing diagnosa pada kasus Ibu “E L” dan Ibu “K A” telah mampu tercapai

walau ada perbedaan waktu dimana suatu masalah dapat teratasi.

B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan STIKES Bali
Secara umum diharapkan untuk mampu menyediakan referensi-

referensi terbaru terkait bidang-bidang kesehatan yang akan membantu

mahasiswa dalam proses pemberian asuhan keperawatan dan khususnya


131

kepada pihak Prodi DIII Keperawatan STIKES Bali. Kemudian

diharapkan mampu mengkoordinasikan segala bentuk tindakan dalam

proses pelaksanaan praktek klinik keperawatan dan sekaligus

pelaksanaan terkait penyusunan karya tulis ilmiah.


2. Kepada pihak RSUD Wangaya
Kepada pihak rumah sakit diharapkan mampu mempertahankan

kualitas dan kuantitas pelayanan yang diberikan serta tetap

mempertahankan dan meningkatkan pelayanan yang optimal melalui

perencanaan tindakan keperawatan yang efektif dan efisien.


3. Kepada petugas di Ruang Dara RSUD Wangaya
Kepada petugas di Ruang Dara diharapkan mampu

mempertahankan dan meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada

pasien.
4. Kepada Ibu “E L” dan Ibu “K A”
Kepada Ibu “E L” dan Ibu “K A” diharapkan untuk rutin melakukan kontrol

ke pusat pelayanan kesehatan guna menjaga kesehatan baik kepada ibu

maupun bayinya.
DAFTAR PUSTAKA

Citrawathi, D.M. (2014). Sistem Reproduksi Manusia. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2018). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP) Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2017. dalam

:http://diskes.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/Agustus%202018/LKjIP

%20Dinkes%202017%20PDF.pdf. diakses tanggal 28 februari 2019.

Ermalena. (2017) Indikator Kesehatan Sdgs Di Indonesia. dalam:Http://Ictoh-

Tcscindonesia.Com/Wp-Content/Uploads/2017/05/Dra.-Ermalena-Indikator-

Kesehatan-Sdgs-Di-Indonesia.Pdf diakses tanggal 28 februari 2019.

Fitriana, Y. & Widy N. (2018). Asuhan Persalinan Konsep Persalinan Secara

Komprehensif Dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Icemi, S. K. & Wahyu P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Kemenkes (2016) Profil kesehatan indonesia tahun 2016. dalam

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-

indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf. diakses tgl 28 februari 2019.

Lowdermilk, D.L. (2013) buku keperawatan maternitas. (sidarta,F & Anesia,T,

Trans.). jakarta : salemba medika.

Mansyur, N. & Kasrida, D. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas.

Malang: Selaksa Medika.


Marlandiani, Y & Puspita, N. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada

Masa Nifas & Menyusui. Jakarta: Salemba Medika.

Maryunani, A. (2017). Buku Asuhan Ibu Nifas & Asuhan Ibu Menyusui.

Bogor: In Media.

NANDA International. 2015-2017. diagnosa keperawatan definisi &

klasifikasi. edisi 10. jakarta : EGC

Nursalam. (2013). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan

Praktik. Jakarta: Salemba Medika.

Rahayu, YP, dkk. (2012). Buku Ajar Masa Nifas & Menyusui. Jakarta: Mitra

Wacana Medika.

Sulistyawathi, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.

Yogyakarta: ANDI.

Sulistyawati, A & Nugraheny, E. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu

Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.

Swarjana, K. (2015). Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: ANDI

Walyani, S. E & Purwoastuti, E. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan &

Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Warnalisa, D. dkk. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta:

Nuha Medika.
Widiastini, L.P. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan

Bayi Baru Lahir. Jawa Barat : IN MEDIA


DAFTAR PUSTAKA

Citrawathi, D.M. (2014). Sistem Reproduksi Manusia. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2018). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP) Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2017. dalam

:http://diskes.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/Agustus%202018/LKjIP

%20Dinkes%202017%20PDF.pdf. diakses tanggal 28 februari 2019.

Ermalena. (2017) Indikator Kesehatan Sdgs Di Indonesia. dalam:Http://Ictoh-

Tcscindonesia.Com/Wp-Content/Uploads/2017/05/Dra.-Ermalena-Indikator-

Kesehatan-Sdgs-Di-Indonesia.Pdf diakses tanggal 28 februari 2019.

Fitriana, Y. & Widy N. (2018). Asuhan Persalinan Konsep Persalinan Secara

Komprehensif Dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Icemi, S. K. & Wahyu P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Kemenkes (2016) Profil kesehatan indonesia tahun 2016. dalam

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-

indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf. diakses tgl 28 februari 2019.

Lowdermilk, D.L. (2013) buku keperawatan maternitas. (sidarta,F & Anesia,T,

Trans.). jakarta : salemba medika.

Mansyur, N. & Kasrida, D. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas.

Malang: Selaksa Medika.


Marlandiani, Y & Puspita, N. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada

Masa Nifas & Menyusui. Jakarta: Salemba Medika.

Maryunani, A. (2017). Buku Asuhan Ibu Nifas & Asuhan Ibu Menyusui.

Bogor: In Media.

NANDA International. 2015-2017. diagnosa keperawatan definisi &

klasifikasi. edisi 10. jakarta : EGC

Nursalam. (2013). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan

Praktik. Jakarta: Salemba Medika.

Rahayu, YP, dkk. (2012). Buku Ajar Masa Nifas & Menyusui. Jakarta: Mitra

Wacana Medika.

Sulistyawathi, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.

Yogyakarta: ANDI.

Sulistyawati, A & Nugraheny, E. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu

Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.

Swarjana, K. (2015). Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: ANDI

Walyani, S. E & Purwoastuti, E. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan &

Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Warnalisa, D. dkk. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta:

Nuha Medika.
Widiastini, L.P. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan

Bayi Baru Lahir. Jawa Barat : IN MEDIA

Anda mungkin juga menyukai