Kelembagaan Dan Koperasi Perikanan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Kelembagaan dan Koperasi Perikanan

Dosen Pengampu: Prof

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Abdur Raihan Lubis 2304126536


Arbi Sugero 2304113671
Elva Wita Pakpahan 2304127403
Indah Humairah Amiyendri 2304110776
Ruth Agnesia Siregar 2304112284

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan
RahmatNya sehinga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah Kelembagaan dan
Koperasi ini dalam bentuk yang sederhana dengan tepat waktu.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pak Prof. selaku
Dosen Pembimbing mata kuliah Kelembagaan dan Koperasi yang telah memberikan
tugas juga arahan kepada kami. Kami juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu baik dalam penulisan maupun informasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurnah baik dari segi
penulisan, bahasa ataupun materi yang kami sampaikan, oleh karena itu kami
mengharapkan adanya kritik dan saran agar kami dapat memperbaiki untuk kedepannya.
Semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi kami dan pihak lain
yang membacanya.

Pekanbaru, 24 Maret 2024

Kelompok 2

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Syarat Pembentukan Koperasi.................................................................................3
2.2 Langkah-langkah Pembentukan Koperasi...............................................................4
2.3 Keanggotaan Koperasi...........................................................................................10
2.4 Dasar Terbentuknya Koperasi...............................................................................12
BAB III. PENUTUP........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan............................................................................................................13
3.2 Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

BAB I. PENDAHULUAN

iii
1.1 Latar Belakang
Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan yang
anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan untuk
mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh
seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap
keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi biasa disebut sisa
hasil usaha atau SHU biasanya dihitung berdasarkan andil.
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian , Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam melaksanakan
kegiatannya Koperasi berdasarkan prinsip Koperasi yang merupakan esensi dari dasar
kerja Koperasi sebagai badan usaha dan merupakan cirri khas dan jati diri Koperasi
yang membedakannya dari badan usaha lain. 1 Sejak pertama kali diperkenalkan pada
masyarakat Indonesia, badan usaha koperasi telah mampu membantu masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan ekonominya melalui kegiatan-kegiatan usaha koperasi.
Pemerintah selaku pengatur kebijakan ekonomi dan pengembang amanat
konstitusi untuk mensejahterakan rakyat Indonesia memiliki kewajiban secara aktif
mendukung kegiatan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat. Hal ini sesuai dengan
Undang-Undang Pasal 1 Nomor 25 Tahun 1992 tentang pengkoperasian, koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sedangkan koperasi
menurut Mahmud Syaltut adalah suatu syirkah (kerja sama) baru yang ditemukan para
ulama yang besar manfaatnya, yaitu memberi keuntungan kepada para anggota pemilik
saham, membuka lapangan
Koperasi sangat berperan untuk meningkatkan ekonomi para usaha kecil
ataupun peternak, untuk itu koperasi seharusnya diperkenalan lebih dini kepada
masyarakat awal seperti langkah-langkah untuk membangun koperasi, persyaratan apa
saja yang dibutuhkan, keanggotan koperasi dan lain sebagainya agar masyarakat dapat
bijak mempergunakan koperasi sebaga tangga menaikkan pereknomiannya.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diuraikan dari latar belakang diatas adalah :
1. Syarat-syarat pembentukan koperasi
2. Langkah-langkah pembentukan koperasi

iv
3. Keanggotaan Koperasi
4. Dasar terbentuknya Koperasi

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan koperasi.
2. Untuk memaparkan langkah-langkah apa saja yang terkandung didalam
pembuatan Koperasi.
3. Untuk menjelaskan dasar-dasar dibentuknya Koperasi
4. Untuk menjelaskan keanggotaan Koperasi
5. Untuk memaparkan syarat-syarat pembuatan Koperasi

BAB II. PEMBAHASAN

v
2.1 Syarat Pembentukan Koperasi.
Dalam pelaksanaan koperasi, perlu adanya dasar hukum yang mengaturnya.
Dasar hukum Koperasi Indonesia adalah Undang – Undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian. Didalamnya mengatur tentang fungsi, peran dan prinsip
koperasi. Undang – undang ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992,
ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto, presiden Republik Indonesia
pada masa itu dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116. Dan
demikian dengan terbitnya Undang –Undang Nomor 25 Tahun 1992 maka Undang –
Undang nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok – Pokok Perkoperasian, Lembaran
Negara RI Tahun 1967 Nomor 23 dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967
Nomor 2832, yang sebelumnya dipergunakan dinyatakan tidak berlaku lagi. Koperasi
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dipandang sebagai suatu
badan usaha, yang dibentuk oleh anggota-anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha,
menunjang kepentingan ekonomi anggotanya sehingga mencapai kesejahteraan
anggotanya.
Di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,
khususnya dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 8 disebutkan bahwa persyaratan untuk
pembentukan koperasi adalah sebagai berikut :

1. Persyaratan pembentukan koperasi didasarkan atas bentuk koperasi yang akan


dibentuk, yaitu apakah koperasi primer atau koperasi sekunder.
2. Untuk persyaratan pembentukan koperasi primer memerlukan minimal 20 orang
anggota sedangkan persyaratan pembentukan koperasi sekunder memerlukan
minimal 3 koperasi yang telah berbadan hukum.
3. Koperasi yang dibentuk harus berkedudukan di wilayah negara Republik
Indonesia.
4. Untuk pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat
anggaran dasar.
5. Memiliki anggaran dasar koperasi.

Pada rapat pendirian koperasi materi yang dibahas adalah tentang rancangan Anggaran
Dasar (AD) Koperasi Pada anggaran dasar koperasi wajib untuk mencantumkan jenis
koperasi (Adminkoperasi, 2024). Sesuai dengan Permenkop RI nomor 9 tahun 2018,
terdapat lima jenis koperasi yang diatur yaitu koperasi konsumen, koperasi produsen,
koperasi jasa, koperasi pemasaran dan koperasi simpan pinjam. Adapun isi dari anggaran
dasar dalam akta pendirian koperasi, adalah sebagai berikut :

1. Daftar nama pendiri;


2. Nama dan tempat kedudukan;

vi
3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha;
4. Ketentuan mengenai keanggotaan;
5. Ketentuan mengenai Rapat Anggota;
6. Ketentuan mengenai pengelolaan;
7. Ketentuan mengenai permodalan;
8. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
9. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;
10. Ketentuan mengenai sanksi.

Sedangkan persyaratan untuk membentuk suatu koperasi sekunder, sebagai berikut :

1. Hasil berita acara rapat pendirian dan surat kuasa koperasi primer dan/atau
koperasi sekunder untuk pendirian koperasi sekunder;
2. Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer dan/atau sekunder
calon anggota koperasi sekunder;dan
3. Koperasi primer dan/atau sekunder calon anggota melampirkan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) aktif.

Sementara itu untuk mendirikan koperasi primer, syaratnya adalah para pendiri koperasi
mengajukan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi secara tertulis dan/atau
secara elektronik kepada Menteri dengan melampirkan:

1. Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup.


2. Berita acara rapat pendirian koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk
mengajukan permohonan pengesahan apabila ada.
3. Surat bukti penyetoran modal, paling sedikit sebesar simpanan pokok, dan
4. Rencana awal kegiatan usaha koperasi.

2.2 Langkah-langkah Pembentukan Koperasi


Langkah-langkah dalam mendirikan koperasi harus sesuai dengan “Pedoman
Tata Cara Mendirikan Koperasi” yang dikeluaran oleh Departemen Koperasi,
Pengusaha Kecil, dan Menengah tahun 1998. Pedoman tersebut adalah sebagai berikut
1. Dasar Pembentukan
Orang atau masyarakat yang akan mendirikan koperasi harus memahami
maksud dan tujuan koperasi, serta kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh
koperasi untuk meningkatkan pendapatan dan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi mereka. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan koperasi
adalah sebagai berikut :

vii
a). Orang-orang yang mendirikan dan yang menjadi anggota koperasi harus
mempunyai kegiatan dan atau kepentingan ekonomi yang sama. Hal ini
mengandung arti bahwa, tidak setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi
anggota koperasi tanpa adanya kejelasan kegiatan atau kepentingan ekonominya.
Kegiatan ekonomi yang sama diartikan memiliki profesi atau usaha yang sama,
sedangkan kepentingan ekonomi yang sama diartikan memiliki kebutuhan ekonomi
yang sama. Orang- orang yang akan mendirikan koperasi tersebut tidak dalam
keadaan cacat hukum, yaitu tidak sedang menjalani, terlibat masalah, atau sengketa
hukum, baik dalam bidang perdata maupun pidana. Juga termasuk orang
orang yang menghasut atau kena hasutan pihak lain yang merusak atau memecah
belah persatuan gerakan koperasi.
b). Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak
secara ekonomi diartikan bahwa, usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan
mampu menghasilkan keuntungan usaha dengan memperhatikan faktor-faktor
tenaga kerja, modal, dan teknologi.
c). Modal sendiri harus tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan, tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan
pinjaman dari pihak luar.
d). Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang
akan dilaksanakan agar tercapai efisiensi dalam pengelolaan koperasi.
2. Persiapan Pembentukan Koperasi
Persiapan yang perlu dilakukan dalam pendirian koperasi adalah sebagai berikut:
a). Orang-orang yang bermaksud mendirikan koperasi terlebih dahulu harus
mendapat penerangan dan penyuluhan yang seluas-luasnya dari pejabat Departemen
Koperasi, Pengusaha Kecil, dan Menengah. Sasarannya adalah, agar mereka
memperoleh pengertian dan kejelasan mengenai maksud dan tujuan pendirian
koperasi. Termasuk di antaranya adalah penjelasan mengenai apa sebenarnya
koperasi itu, termasuk struktur organisasi, manajemen, serta kegiatan usahanya, dan
yang paling penting ialah mengenai landasan, prinsip/sendi dasar koperasi,
keanggotaan dan kepengurusannya.
b). Disamping hal tersebut di atas, juga sangat baik dilakukan pendidikan atau latihan
lebih dahulu bagi sebagian atau seluruh peminat yang akan mendirikan koperasi
tersebut. Jika hanya sebagian saja yang dapat memperoleh pendidikan/latihan, maka
mereka itu nantinya diharapkan dapat memberikan penerangan dan penjelasan
secukupnya, kepada rekan- rekannya mengenai bidang perkoperasian tadi. Jadi
dalam hal ini Pejabat Koperasi dibantu dalam rangka memberikan penerangan dan

viii
penyuluhan perkoperasian, yang berarti memperlancar pembentukan koperasi itu
sendiri.
c). Setelah dirasa cukup pengertiannya dan dilandasi dengan keyakinan dan
kesadaran mereka, tanpa adanya paksaan atau hanya ikut-ikutan saja, maka mereka
dapat mengadakan rapat pembentukan.
3. Rapat Pembentukan
Setelah persiapan pembentukan koperasi dilakukan, maka selanjutnya perlu dilakukan
rapat pembentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a). Rapat pembentukan dihadiri oleh peminat-peminat tersebut di atas paling sedikit
20 orang dan dipimpin oleh salah seorang/lebih dari antara mereka sendiri.
b). Karena pentingnya rapat pembentukan ini, seyogyanya mengundang
pejabat/petugas departemen koperasi setempat, untuk membantu kelancaran
jalannya rapat, serta memberikan berbagai petunjuk, penjelasan, dan dorongan agar
maksud dan tujuan pendirian koperasi tercapai.
c). Rapat membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan koperasi
antara lain :

 Tujuan pendirian koperasi


 Usaha yang hendak dijalankan
 Penerimaan dan persyaratan keanggotaan dan kepengurusan
 Penyusunan anggaran dasar
 Menetapkan modal awal yang terdiri dari simpanan-simpanan
 Pemilihan pengurus dan Badan Pemeriksa Koperasi

d). Penyusunan AD/ART koperasi harus selalu memperhatikan dan berpegang teguh
pada ketentuan-ketentuan yang ada. AD/ART tersebut juga tidak boleh bertentangan
dengan ketentuan undang-undang koperasi dan peraturan-peraturan pelaksanaannya,
dan tidak berlawanan dengan kepentingan dan kebutuhan mereka.
Pada dasarnya, hal-hal yang harus dimuat dalam anggaran dasar adalah :

 Nama, pekerjaan, serta tempat tinggal para pendiri koperasi


 Nama lengkap dan nama singkatan dari koperasi
 Tempat kedudukan koperasi dan daerah kerjanya
 Maksud dan tujuan koperasi
 Jenis dan kegiatan usaha yang akan dilakukan
 Syarat-syarat keanggotaan dan kepengurusan

ix
 Ketentuan-ketentuan mengenai hak, kewajiban, dan tugas anggota dan para
pelaksana lainnya
 Ketentuan-ketentuan mengenai rapat-rapat anggota dan pengurus
 Ketentuan-ketentuan mengenai simpanan-simpanan (permodalan) sisa hasil
usaha, tanggungan anggota/koperasi, dan sisa kekayaan apabila koperasi
dibubarkan
 Lain-lainnya sesuai dengan pembicaraan dalam rapat
pembentukan dimaksud.
e). Rapat harus menyepakati keputusan mengenai pembentukan koperasi, konsep
AD/ART, modal awal, rencana kerja, serta pemilihan pengurus (mereka yang
diberi kuasa [pendiri] oleh rapat untuk menandatangani AD serta mengurus
pengajuan permohonan pengesahan badan hukum kepada yang berwenang).
Setelah rapat pembentukan selesai, pengurus koperasi yang bersangkutan
diwajibkan membuat berita acara rapat pembentukan. Berita acara tersebut,
konsep anggaran dasar yang telah disetujui dalam rapat tadi, dan neraca awal
koperasi, akan menjadi lampiran dari surat permohonan pengesahan badan
hukum yang diajukan oleh pengurus koperasi kepada pejabat
kopereasi setempat.
4. Pengajuan Permohonan Untuk Mendapatkan Pengesahan Hak Badan Hukum
Koperasi
Untuk mendapatkan pengesahan badan hukum koperasi, langkah- langkah yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut :
a). Para pendiri (atau orang yang diberi kuasa) mengajukan permintaan
pengesahan badan hukum kepada Kepala Kantor Departemen Koperasi,
Pengusaha Kecil dan Menengah (PKM) yang bertempat tinggal/berdomisili di
wilayah koperasi yang akan dibentuk, atau kepada Menteri Koperasi, PKM,
dalam hal ini Sekretaris Jenderal bagi koperasi primer/koperasi sekunder yang
anggotanya bertempat tinggal pada beberapa propinsi sesuai dengan skala usaha
koperasi yang berangkutan.
b). Permintaan pengesahan tersebut diajukan dengan lampiran sebagai berikut :

 Dua rangkap akte pendirian, satu diantaranya bermaterai cukup


 Berita Acara Rapat Pembentukan
 Surat bukti penyetoran modal sekurang-kurangnya sebesar simpanan
pokok. Surat bukti penyetoran modal dapat berupa surat keterangan yang
dibuat pendiri koperasi dan harus menggambarkan jumlah sebenarnya
dengan menunjukkan salinan pembayaran simpanan pokok dan atau
simpanan wajib.

x
c). Disamping itu, pengurus harus telah menyediakan dan mengisi Buku Daftar
Anggota dan Buku Pengurus yang merupakan bukti sahnya keanggotaan dan
kepengurusan orang-orang yang tercantum, yang telah ditandatangani.
d). Setelah menerima surat permohonan tersebut, Pejabat Koperasi setempat
(Kepala Koperasi dan PKM Kabupaten/Kotamadya setempat) segera
memberikan Surat Tanda Penerimaan yang ditandatangani dan diberi tanggal,
kepada pendiri/pengurus koperasi yang bersangkutan. Bersamaan dengan itu
pejabat segera mencatatkan koperasi tadi dalam Buku Daftar Pencatatan yang
telah tersedia.
e). Perlu diperhatikan bahwa, jika surat permohonan yang diajukan tidak
dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang diperlukan atau meskipun
lampirannya lengkap akan tetapi tidak sempurna seperti yang telah ditentukan,
maka Pejabat Koperasi berhak untuk memberikan surat tanda penerimaan dan
pengiriman kembali surat permohonan tersebut untuk diajukan lagi setelah
dilengkapi atau disempurnakan dengan lampiran- lampiran yang diperlukan atau
pengisian yang sempurna.
5. Pendaftaran Koperasi Sebagai Badan Hukum
a). Setelah tanda penerimaan diberikan kepada koperasi yang bersangkutan,
Pejabat Koperasi setempat wajib mengadakan penelitian dengan jalan
mengadakan peninjauan dan pemeriksaan setempat selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan sejak tanggal penerimaan permohonan tadi. Penelitian itu penting untuk
mengetahui secara langsung apakah persyaratan pembentukan telah terpenuhi,
telah ada kegiatan dan sesuai dengan maksud dan tujuan atau tidak seperti apa
yang telah disebutkan dalam anggaran dasar koperasi yang bersangkutan, serta
apakah mempunyai dasar-dasar yang kuat untuk kelangsungan hidupnya.
b). Atas dasar penelitian pemeriksaan tersebut di atas, Pejabat Koperasi setempat
menetapkan pendapatnya seperti berikut :

 Menyetujui pembentukan koperasi yang bersangkutan dan setuju agar


koperasi tersebut mendapat hak badan hukum koperasi
 Atau menunda ataupun menolak pembentukan dan pemberian badan
hukum koperasi.
c). Jika ternyata telah memenuhi persyaratan pembentukan dan ada dasar
kelangsungan hidupnya, pejabat menyatakan persetujuan dan meneruskan
permohonan pengesahan badan hukum koperasi yang bersangkutan (lengkap
dengan lampiran-lampirannya : anggaran dasar, berita acara rapat pembentukan,
dan neraca awal, ditambah rekomendasi pejabat berupa surat persetujuannya)

xi
kepada pejabat yang berwenang memberikan pengesahan badan hukum
koperasi.
d). Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM atau Menteri Koperasi, PKM
dalam hal ini Sekretaris Jenderal Departemen Koperasi, PKM akan melakukan
penelitian terhadap materi anggaran dasar, terutama mengenai keanggotaan,
permodalan, kepengurusan dan bidang usaha yang akan dijalankan harus
layak secara ekonomi.
e). Materi anggaran dasar tersebut tidak boleh bertentangan dengan Undang-
Undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian dan tidak bertentangan
dengan ketertiban umum atau kesusilaan.

6. Pengesahan Akte Pendirian


a). Dalam waktu selambat-lambatnya 3 bulan terhitung sejak penerimaan
permohonan pengesahan badan hukum dari koperasi yang bersangkutan, pejabat
terkait harus telah memberikan jawaban pengesahannya
b). Apabila pejabat yang berhak memberikan pengesahan badan hukum koperasi
(dalam hal ini Direktur Jenderal Bina Lembaga Koperasi atau Kepala Wilayah
Departemen Koperasi setempat) berkeberatan atas isi Akte Pendirian/Anggaran
Dasar koperasi yang bersangkutan (karena menganggap ada ketidaksesuaian
kegiatan dengan Undang-Undang Koperasi dan Peraturan-Peraturan
pelaksanaannya, dan menganggap ada ketidaksesuaian kegiatan koperasi
tersebut dengan maksud dan tujuannya), maka para pendiri koperasi tersebut
dapat mengajukan banding kepada Menteri Koperasi dalam waktu 3 (tiga) bulan,
terhitung sejak sehari setelah penerimaan Surat Penolakan. Menteri harus
memberikan keputusan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sehari
setelah penerimaan surat permohonan banding tersebut. Keputusan Menteri
dimaksud merupakan keputusan terakhir.
c). Apabila pejabat yang berwenang/berhak memberikan pengesahan badan
hukum koperasi berpendapat bahwa, Akta Pendirian/Anggaran Dasar tersebut
tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang Koperasi dan peraturan-
peraturan pelaksanaannya serta kegiatannya sesuai dengan tujuannya, maka
Akta Pendirian akan didaftarkan dengan nomor urut yang sesuai dengan buku
Daftar Umum yang disediakan khusus untuk keperluan itu pada kantor pejabat.
Kedua buah Akta Pendirian/Anggaran Dasar tersebut dibubuhi tanggal, nomor
pendaftaran serta tanda pengesahan oleh pejabat atas nama Menteri.

xii
d). Tanggal pendaftaran Akta Pendirian berlaku sebagai tanggal resmi berdirinya
koperasi. Sejak tanggal pendaftaran tersebut, koperasi yang bersangkutan adalah
Badan Hukum, sah sebagai Badan Hukum, sehingga segala hak dan kewajiban
yang timbul serta ikatan yang diadakan atas namanya sebelum tanggal
pendaftaran tersebut seketika itu berakhir. Pejabat mengumumkan setiap
pengesahan koperasi dalam Berita Negara.
e). Buku daftar Umum serta Akta-akta yang disimpan pada kantor pejabat dapat
dilihat dengan Cuma-Cuma oleh umum. Sedangkan salinan atau petikan
Akta/Anggaran Dasar koperasi dapat diperoleh oleh yang

bersangkutan dengan mengganti biaya salinan, dan harus dilegalisasikan oleh


Pejabat Koperasi yang bersangkutan. Agar setiap orang dengan segera dapat
mengetahui sifat organisasi dan kegiatannya, maka sebaiknya koperasi yang
bersangkutan harus memakai nama koperasi, yang menunjukkan golongan atau
usaha koperasi tersebut.

f). Badan Hukum yang diperoleh memungkinkan koperasi untuk melaksanakan


segala tindakan hukum termasuk hal pemilikan atas tanah dan bangunan, sebagai
diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang agraria, serta melakukan
usaha-usaha yang meliputi seluruh bidang ekonomi.

g). Surat-surat atau formulr yang diperlukan dalam rangka permohonan


mendapatkan Badan Hukum koperasi tersedia pada Koperasi setempat.
(Wahdiniwaty, 2010).

2.3 Keanggotaan Koperasi


Keaggotaan koperasi terdiri dari orang – orang atau badan hukum koperasi.
Anggota koperasi terutama pengurus harus memiliki kesadaran berkoperasi dan harga
diri yang tinggi serta yakin bahwa mereka memiliki kemampuan diri untuk
mengembangkan koperasi.Yang dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap warga
negara Indonesia yang (Arifin, 1997) :

 Mampu untuk melakukan tindakan hukum.


 Menerima landasan idil, asas, dan sendi dasar koperasi.
 Sanggup dan bersedia •melakukan kewajiban-kewajiban dan hak sebagai
anggota.
1. Sifat Keanggotaan Koperasi
Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Yang dimaksud dengan
sukarela yaitu, setiap orang yang ingin menjadi anggota koperasi berdasar atas

xiii
kemauan sendiri. Sedangkan terbuka ialah tidak ada pembatasan bagi yang ingin
menjadi anggota koperasi selama mampu memenuhi syarat-syarat keanggotaan
koperasi.
2. Hubungan Anggota dengan Usaha Koperasi
Alasan anggota koperasi menjadi bagian dari usaha koperasi adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pola hubungan khusus antara anggota
dengan usaha koperasi terbentuk dengan adanya prinsip identitas ganda anggota,
dimana anggota adalah sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa
koperasi.
3. Kewajiban dan Hak Anggota Koperasi
Kewajiban perorangan anggota koperasi sesuai dalam pasal 20 UU No.25/1992
adalah:

 Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi serta semua
keputusan yang telah disepakati bersama dalam rapat anggota.
 Berpartisipasi pada usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
 Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan.

4. Kewajiban keuangan anggota koperasi adalah:

 Membayar kontribusi keuangan yang ditentukan dalam anggaran dasar.


 Bertanggung jawab atas hutang koperasi.

5. Sedangkan hak perorangan anggota koperasi adalah:

 Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam


rapat anggota.
 Memilih/dipilih menjadi pengurus.
 Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan-ketentuan dalam anggaran
dasar.
 Mengemukakan pendapat/saran-saran kepada pengurus diluar rapat anggota
(baik diminta maupun tidak diminta).
 Memanfaatkan fasilitas koperasi dan mendapat pelayanan yang sama diantara
sesama anggota.
 Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut anggaran
dasar.
 Mengundurkan diri dari perhimpunan.

6. Hak keuangan anggota koperasi adalah:

 Menggunakan keuntungan keuangan dari fasilitas badan usaha koperasi.

xiv
 Menerima bunga atas modal saham yang disetor.
 Menuntut pembayaran kontribusi modal saham dari dana koperasi karena
pengunduran diri dari keanggotaan.
2.4 Dasar Terbentuknya Koperasi
Koperasi terbentuk berdasarkan prinsip-prinsip inklusifitas, kemandirian, dan demokrasi
ekonomi. Masyarakat yang memiliki kebutuhan atau kepentingan yang serupa
bergabung untuk membentuk koperasi guna memenuhi kebutuhan mereka secara
bersama-sama. Tujuan utama koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya
melalui kerja sama, berbagi sumber daya, dan partisipasi aktif dalam
pengambilan keputusan (Subandi, 2009).
a). Prinsip Inklusifitas
Koperasi sebagai entitas bisnis yang berwatak sosial telah berperan sebagai
lembaga finansial inklusif yang memberikan akses finansial terhadap pelaku
UMKM serta instrumen moneter pada perekonomian pedesaan. Karakteristik
finansial inklusifnya adalah keterlibatan secara langsung rakyat ekonomi lemah
melalui prinsip dan kepemilikan koperasi, pelayanan finansialnya, dan manfaat
koperasi. Untuk memantapkan posisi koperasi maka pengawasan pemerintah
terhadap prinsip kehati-hatian dan kesehatan koperasi harus semakin meningkat
serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia koperasi secara
berkesinambungan (Universitas Indonesia, 2014).
b). Prinsip Koperasi Mandiri
Koperasi Mandiri artinya suatu koperasi harus berdiri sendiri tanpa bergantung
pada pihak lain yang didasarkan atas kepercayaan kepada pertimbangan,
keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri.
c). Prinsip Koperasi Demokrasi Ekonomi
Sifat demokrasi ekonomi yang terdapat dalam koperasi ialah pada pembagian
keuntungan, setiap anggota akan mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) secara
adil sesuai kontribusi masing-masing anggota, sehingga keuntungan tersebut
dapat dirasakan secara adil dan demokratis (Wawan, 2022).
Sebenarnya, mendirikan sebuah koperasi memiliki banyak alasan. Beberapa dari pelaku
yang mendirikan koperasi adalah untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan
bagi seluruh anggota, maupun masyarakat pada umumnya , dengan adanya koperasi
dapat membantu para usaha kecil seperti kelompok peternak ayam, ikan dan lain
sebagainya (Adminkoperasi, 2024).

xv
BAB III. PENUTU

3.1 Kesimpulan
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-
seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Bertujuan untuk
meningkatkan perekonomian daerah dan perekonomian usaha-usaha kecil, Menurut
Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi
dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia,
memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta
mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.
Koperasi yang menjadi wadah kerjasama masyarakat dalam pembangunan
ekonomi masyarakat, dan mensejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat
setempat pada umumnya, seharusnya mampu mendongkrak kesejahteraan ekonomi
masyarakat setempat, namun dalam hal ini KUD Timbul Jaya belum berperan aktif
dalam mensejahterakan ekonom masyarakat ekonomi kelas bawah.

3.2 Saran
Koperasi memiliki peran yang penting, oleh karena itu seharusnya informasi
mengenai koperasi harus disebarluaskan lagi kepada masyarakat terlebih kepada
masyarakat yang tinggal didaerah terpencil, agar mereka mampu mempertahankan
perekonomian juga kehidupan mereka lebih lanjut, dan juga mereka diperkenalkan lebih
dalam lagi tentang fungsi, dan bagaimana cara koperasi berjalan.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Adminkoperasi. 2024. Sekilas Tentang Syarat dan Tata Cara Pendirian Koperasi
Antonius Ari. 2023. Dasar Hukum, Syarat dan TATA Cara Pembentukan Koperasi
Arifin,Ramudi.1997.Ekonomi Koperasi.Bandung: Fakultas Manajemen Produksi dan
Pemasaran IKOPIN
Drs. Subandi, Mm Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik)
Subandi.2009. Koperasi Indonesia.Jakarta: CV Haji Masagung
Universitas Indonesia, 2014 Infokop: media pengkajian koperasi usaha kecil dan
menengah 24 (1) Oktober 2014 Hal: 1-17
Wahdiniwaty. 2010. Pembentukan Koperasi. [Teaching Resource]
Wawan Prasetyo, 2022 Bagaimana Demokrasi Ekonomi Tercipta Melalui Koperas

xvii

Anda mungkin juga menyukai