24 - Pro New

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH TEKNIK SIZT BATH TERHADAP PENURUNAN

NYERI RUPTURE PERINEUM IBU DI BPM SITI NUR AINUN,


AMD.Keb KABUPATEN MEDANG KAMPAI PROVINSI RIAU
TAHUN 2024

OLEH:

HERLI ELVINA Br SIAHAAN


NPM :2319201253

PROGRAM STUDI KEBIDANANPROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MITRA HUSADA MEDAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-nyasehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penulisan dengan judul “Pengaruh Teknik Sizt Bath Terhadap Penurunan
Nyeri Rupture Perineum Ibu Nifas Di BPM Siti AinunAMD.Keb Kabupaten
Medang Kampai Provinsi Riau Tahun 2024”.

Penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan


kelulusan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mitra Husada Medan
Program Studi Kebidanan Program Sarjana. Dalam penyusunan ini penulis
banyak mendapat dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Drs Imran Saputra Surbakti, MM, selaku Ketua Pengurus Yayasan Mitra
Husada Medan yang telah memfasilitasi sarana dan prasarana selama
perkuliahan.
2. Dr. Siti Nurmawan Sinaga,SKM,M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Mitra HusadaMedan yang telah memberikan dukungan, motivasi
selama perkuliahan
3. Dr Herna Rinayanti,Bd,M.Kes ., selaku selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu – persatu yang telah
membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan
laporan penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proposal ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan
ini. Semoga proposal skripsi ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut penulisan
selanjutnya dan bermanfaat bagi pembaca terutama bagi ilmu kebidanan.

Mei 2024
Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nifas............................................................................................................ 4
2.2 Luka Perineum............................................................................................ 5
2.3 Nyeri Perineum...............................................................................................
2.4 Sitz Bath..........................................................................................................
2.5 Kerangka Teori............................................................................................ 6
2.6 Hipotesis...................................................................................................... 6
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian..........................................................................................7
3.2 Kerangka Konsep.........................................................................................7
3.3 Defenisi Operasional....................................................................................7
3.4 Lokasi Penelitian..........................................................................................8
3.5 Penelitian......................................................................................................8
3.6 Populasi Dan Sampel....................................................................................8
3.6.1 Populasi Penelitian..............................................................................8
3.6.2 Sampel Penelitian................................................................................8
3.7 Teknik Sampling..........................................................................................9
3.8 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................9
3.8.1 Sumber Data........................................................................................9
3.8.2 Instrumen............................................................................................9
3.8.3 Cara Pengumpulan Data.....................................................................9
3.9 Analisis Data..............................................................................................10
3.9.1 Analisis Univariat.............................................................................10
3.9.2 Analisis Bivariat................................................................................10
3.10Etika Penelitian...........................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap ibu yang menjalani proses persalinan dengan mendapatkan ruptur

perineum akan merasakan nyeri. Asuhan masa nifas merupakan langkah yang

perlu dilakukan. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang paling dekat dengan

masyarakat dan salah satu pusat pelayanan Ibu Nifas bertanggung jawab dalam

memberikan informasi serta pelayanan berkaitan pemberdayaan perempuan

dengan melihat berbagai aspek fisik, psikologi, emosional, spiritual ,ekonomi,

sosial budaya, serta lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi

perempuan. Adapun peran bidan dalam melakukan penanganan ibu nifas dengan

nyeri akibat ruptur perineum adalah dengan menganjurkan ibu untuk mobilisasi

dini. Pada keadaan dimana bagian tubuh mengalami robekan maka saraf disekitar

luka akan menjadi sangat peka dan timbul nyeri, namun semakin aktif bergerak,

maka rasa nyeri akan semakin berkurang. Upaya pencegahan dan mengatasi nyeri

ini bisa dengan pemanfaatan teknik sitz bath.

Menurut data World Health Organisation (WHO), terjadi ruptur perineum

pada ibu bersalin yang dimana terdapat 2,7 juta kasus ruptur perineum pada ibu

bersalin di seluruh dunia, dimana angka ini di perkirakan akan mencapai 6,3 juta

kasus pada tahun 2050. Di Amerika 26 juta ibu bersalin yang mengalami rupture

perineum, sedangkan di Asia ruptur perineum juga merupakan masalah yang

cukup banyak dalam masyarakat, 50% dari kejadian ruptur perineum di dunia

terjadi di Asia. Sedangkan di Indonesia prevalensi ibu bersalin yang mengalami

rupture perineum pada golongan umur 25-30 tahun yaitu 24 %, sedangkan pada
ibu bersalin usia 32-39 tahun sebesar 62%. Ibu bersalin yang mengalami

perlukaan jalan lahir 85% dari 20 juta ibu bersalin di Indonesia. Dari presentase

85% jumlah ibu bersalin yang mengalami perlukaan, 25% ibu bersalin yang

mengalami rupture perineum, 25 % mengalami robekan serviks, 22% mengalami

perlukaan vagina, dan 3 % mengalami ruptur utera (WHO, 2020).

Ruptur perineum merupakan kondisi yang cukup sering terjadi dalam proses

persalinan normal. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada ibu yang baru pertama

kali melahirkan, melahirkan janin berukuran besar, menjalani proses persalinan

lama, atau membutuhkan bantuan persalinan, seperti forceps atau vakum (Kevin,

2020). Ruptur perineum biasanya di rasakan sangat nyeri oleh ibu nifas tapi ada

juga ibu nifas yang tidak merasakan nyeri meskipun ada laserasi di perineum nya,

hal tersebut terjadi karena ambang nyeri pada setiap orang berbeda- beda

perineum adalah robeknya perineum pada saat janin lahir. Robekan ini sifat nya

traumatik karena perineum tidak kuat menahan regangan pada saat janin lewat

(Siswusudarmo, 2020).

Penanganan nyeri dapat di lakukan secara nonfarmakologi yang menjadi

pilihan yang lebih aman di gunakan bagi ibu postpartum karena mengurangi

resiko dan efek samping serta sejalan dengan proses fisiologis. Salah satu contoh

terapi non farmakologis adalah dengan sitz bath. Sizt bath terbukti bermanfaat

untuk terapi pemulihan. Terapi sizt bath meliputi perendaman bagian perineum

dalam air hangat atau panas untuk mengurangi ketidaknyamanan serta

meningkatkan proses kesembuhan luka dengan cara membersihkan perineum dan


anus yang akan membantu meningkatkan sirkulasi darah serta inflamasi, sizt bath

di lakukan antara 15- 30 menit (Lockhart, Anita dan Lyndon, 2018)

Hasil survey pendahuluan yang dilakukan di BPM Siti AinunAMD.Keb

Kabupaten Medang Kampai Provinsi Riau, telah didapatkan jumlah ibu bersalin

dari bulan Januari – Maret 2023 terdapat 17 ibu melahirkannormal, diketahui ibu

bersalin mengalami rupture perineum secara spontan derajat I sebanyak 9 orang

dan 8 oang derajat II. Seluruh ibu mengalami nyeri pada ruptur perineum.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Teknik Sizt Bath Terhadap Penurunan Nyeri

Rupture Perineum Ibu Di BPM Siti Ainun AMD.Keb Kabupaten Medang Kampai

Provinsi Riau Tahun 2024.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah tentang

“AdakahPengaruh Teknik Sizt Bath Terhadap Penurunan Nyeri Rupture Perineum

Ibu Di BPM Siti Ainun AMD.Keb Kabupaten Medang Kampai Provinsi Riau

Tahun 2024.”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untukMenganalisis Pengaruh Teknik Sizt Bath

Terhadap Penurunan Nyeri Rupture Perineum Ibu Di BPM Siti Ainun

AMD.Keb Kabupaten Medang Kampai Provinsi Riau Tahun 2024.


1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis frekuensi derajat robekan perineum Di BPM Siti

Ainun AMD.Keb Kabupaten Medang Kampai Provinsi Riau Tahun

2024.

2. Menganalisis Penurunan Nyeri Rupture Perineum sebelum diberikan

Teknik Sizt Bath Ibu Di BPM Siti Ainun AMD.Keb Kabupaten

Medang Kampai Provinsi Riau Tahun 2024.

3. Menganalisis Penurunan Nyeri Rupture Perineum setelah diberikan

Teknik Sizt Bath Ibu Di BPM Siti Ainun AMD.Keb Kabupaten

Medang Kampai Provinsi Riau Tahun 2024.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini di harapkan dapat menambahkan wawasan ke ilmuan

danmengembangkan teori khususnya dalam pengobatan non farmakologi

denganterapi teknik sizt bath.

2) Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangandalam

menerapkan terapi teknik sizt bathuntuk mengurangi nyeri ruptur

perineum pada ibu post partum.

3) Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahanpertimbangan

dalam upaya mengurangi rasa nyeri pada ruptur perineum pada ibupost

partum secara non farmakologi.


4) Bagi Peneliti Selanjutnya

Menjadi referensi oleh peneliti dan acuan dalam membantu melakukan

penelitian dan dapat mengembangkan ilmu kebidanan tentang

mengurangi nyeri ruptur perineum dengan teknik sizt bath.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Nifas

A. Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir

hinggaalat-alat reproduksi kembali seperti keadaan semula (sebelum

hamil)dalam waktu kurang lebih 40 hari. Postpartum atau masa nifas

adalahmasa sesudah persalinan terhitung dari saat selesai persalinan

sampaipulihnya kembali alat-alat reproduksi kembali ke keadaan

sebelum hamildan lamanya masa postpartum yakni kurang lebih 6

minggu. Menurut (Varney, 1997) masa nifas adalah akhir dari periode

persalinan dengan ditandai lahirnya selaput dan plasenta yang akan

berlangsung selama 6 minggu. Dapat disimpulkan bahwa masa nifas

merupakan masa sesudah persalinan hingga pulihnya alat-alat

reproduksi seperti semula yang proses pemulihannya berlangsung

sekitar 6 minggu atau kurang lebih 40 hari.

B. Luka Perineum

Laserasi perineum yaitu perlukaan yang terjadi pada saat

persalinan di bagian perineum. Luka perineum adalah luka pada

perineum karena adanya robekan jalan lahir baik maupun karena

episiotomi pada waktu melahirkan janin. Luka perineum adalah insisi


pada perineum atau luka robek pada perineum orifisium vulva pada saat

melahirkan bayi (Ibrahim, 2018).

Ada beberapa bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2

macam yaitu : (a) Ruptur adalah luka pada perineum yang diakibatkan

oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala

janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk ruptur biasanya

tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.

(b) Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk

memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya

kepala bayi. Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum

dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang.

Klasifikasi laserasi perineum menurut Wiknjosastro (2010) adalah

sebagai berikut:

a. Robekan derajat 1 Meliputi mukosa vagina, kulit perineum tepat

dibawahnya. Umumnya robekan tingkat 1 dapat sembuh sendiri

penjahitan tidak diperlukan jika tidak perdarahan dan menyatu

dengan baik.

b. Robekan derajat 2 Meliputi mucosa vagina, kulit perineum dan otot

perineum. Perbaikan luka dilakukan setelah diberi anestesi local

kemudian otot-otot diafragma urogenitalis dihubungkan di garis

tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit

perineum ditutupi dengan mengikut sertakan jaringan – jaringan

dibawahnya.
c. Robekan derajat 3 Meliputi mukosa vagina, kulit perineum, otot

perineum dan otot spingterani eksternal. Pada robekan partialis

denyutketiga yang robek hanyalah spingter.

d. Robekan derajat 4 Pada robekan yang total spingter recti terpotong

dan laserasi meluas sehingga dinding anterior rektum dengan jarak

yang bervariasi.

C. Fisiologi Nyeri

Mekanisme stimulus cedera jaringan danpengalaman subjektif

nyeri terdapat empat proses yaitu:

a. Transduksi adalah suatu proses dimanaakhiran saraf aferen

menerjemahkanstimulus(misalnya tusukan jarum) ke dalam impuls

nosiseptif.Ada tiga tipe serabutsaraf yang terlibat dalamproses ini,

yaitu serabut A-beta, A-delta, dan C.Serabutyang berespon secara

maksimal terhadapstimulasi non noksius dikelompokkansebagai

serabutpenghantar nyeri, atau nosiseptor.

b. Transmisi adalah suatu proses dimanaimpuls disalurkan menuju kornu

dorsalis medulaspinalis, kemudian sepanjang traktus sensorik

menujuotak. Neuron aferen primer merupakan pengirimdan penerima

aktif dari sinyal elektrik dan kimiawi.Aksonnya berakhir di kornu

dorsalis medula spinalisdan selanjutnya berhubungan dengan banyak

neuronspinal.
c. Modulasi adalah proses amplifikasi sinyalneural terkait nyeri (pain

related neural signals). Prosesini terutama terjadi di kornu dorsalis

medula spinalis, dan mungkin juga terjadi di level lainnya.

d. Opioid sepertimu, kappa, dan delta dapat ditemukan di kornu dorsalis

Luka akibat ruptur perineum atau episiotomi memiliki potensi

yang sama dalam mengalami komplikasi seperti perdarahan, pembentukan

hematoma, infeksi, dehisensi dan nyeri (Faraji et al., 2021).

D. Teori Nyeri

1) Teori Kontrol Gerbang (Gate-Control)

Teori kontrol gerbang berusaha menjelaskan variasi persepsi nyeri

terhadap stimulasi yang identik. Teori ini dikemukakan oleh

Melzack dan Wall (1965). Teori ini mengusulkan bahwa impuls

nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme

pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.

4. Sitz Bath

Sitz Bath adalah metode dapat dilakukan tanpa resep dokter, dapat

digunakan membersihkakn perineum, selain untuk membersihkan sitz bath

inidapat meningkatkan aliran darah ke perineum. Hal ini dapat

mempercepat prosespenyembuhan. Sitz bath ini juga bisa mengurangi

gatal, iritasi dan nyeri ringan.Bahkan ibu postpartum juga dapat

menggunakan ini (Slang, D&Nall R, 2015).

SitzBath (rendam duduk) adalah jenis mandi yang hanya panggul

bokong direndamdalam air, air garam atau larutan. Nama sitz berasal dari
kata kerja bahasa Jerman “sitzen” yang berarti “duduk” (Setyoadi dan

Kushariyadi, 2011)

SitzBath biasanya diberikan untuk mengobati kondisi-kondisi yang

menimbulkan rasa nyeri yang disertai kulit robek seperti wasir atau luka

pada anal dan juga sakit ringan yang bisa mempengaruhi organ kemaluan

dan kencing. Pasien duduk ditempat mandi dengan rancangan khusus yang

mempunyai dua bagian terpisah, satu ruang diisi air dingin dan ruang

lainnya air panas (Setyoadi dan Kushariyadi,2011).

Gambar 2.1 Sitz bath

SOP Sitz Bath

1) air hangat

2) bak mandi

3) handuk

Langkah-langkah :

1) tutup sampiran/tirai

2) isi bak mandi dengan air hangat secukupnya

3) suhu air hangat sekitar 40-430c


4) jika suhu air sudah cukup nyaman untuk pasien, rendam area panggul

selama15-20 menit

5) sitbatz sebaiknya dilakukan 2 kali dalam sehari

6) Jarak waktu perendaman hidroterapi yang pertama dengan perendaman

hidroterapi yang kedua adalah 2 jam

7) setelah selesai, usap bagian panggul menggunakan handuk sampai

keringkemudian bersihkan kembali bak mandi tersebut(Lingga Lanny,

2013).

5. Skala Pengukuran Nyeri

a. Skala UkurVisual Analogue Scale (VAS)

Visual Analogue Scale(VAS) merupakan alat pengukuran intensitas

nyeri yang dianggap paling efisien yang telah digunakan dalam

penelitian dan pengaturan klinis. VAS umumnya disajikan dalam

bentuk garis horizontal Dalam perkembangannya.

VAS menyerupai NRS yang cara penyajiannya diberikan angka 0 -

10 yang masing-masing nomor dapat menunjukkan intensitas nyeri

yang dirasakan oleh pasien.Dalambeberapa penelitian yang

dilakukan untuk menilai intensitas nyeri pasca operasi, skalayang

digunakan adalah rekombinasi antara VAS dan NRS.VAS

jugasering digunakanuntuk menilai nyeri pada pasien untuk dapat

memperoleh sensitivitas obat pada ujicoba obat analgetik.Dalam

penggunaan VAS terdapat beberapa keuntungan dankerugian yang

dapat diperoleh (Jauny Daniel, 2013)


b. Skala Ukur Numeric Rating Scale (NRS)

Skala penilaian numerik (Numeric Rating Scale) lebih digunakan

sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien

menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif

digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah

intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri,

maka direkomendasikanpatokan 10.

c. Skala Ukur Verbal Descriptor Scale (VDS)

Verbal Descriptor Scale (VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri

dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak

yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsian ini dirangking dari

“tidak terasa nyeri” sampai “nyeri tidak tertahan”. Tenaga medis

menunjukkan ke klien tentang skala tersebut dan meminta klien


untuk memilih skala nyeri terbaru yang dirasakan. Hal lain yang

juga ditanyakan adalah seberapa jauh nyeri terasa paling

menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa tidak menyakitkan. Alat

VDS memungkinkan klien untuk memilih sebuah kategori untuk

mendeskripsikan nyeri.

d. Wong-Baker Scale Pain

Wong dan Baker (1988) mengembangkan skala wajah untuk

mengkaji nyeri pada anak-anak. Skala tersebut terdiri dari enam

wajah dengan profil kartun yang menggambarkan wajah dari wajah

yang sedang tersenyum (“tidak merasakan nyeri”) kemudian secara

bertahap meningkat menjadi wajah yang kurang bahagia., wajah

yang sangat sedih, sampai wajah yang sangat ketakutan (“nyeri

yang sangat”). Anak-anak berusia tiga tahun dapat menggunakan

skala tersebut. Para Peneliti mulai meneliti penggunaan skala wajah

ini pada orang-orang dewasa.


1.2 Kerangka Teori

1.3 Hipotesis

Ha: AdaPengaruh Teknik Sizt Bath Terhadap Penurunan Nyeri Rupture

Perineum Ibu Di BPM Siti Ainun AMD.Keb Kabupaten Medang Kampai

Provinsi Riau Tahun 2024.


BAB 3

METODE PENELITIAN

1.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Quasi experimental(experiment

semu), one group pretest posttest.

1.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Sitz Bath Nyeri Perineum

1.3 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakterik yang diamati.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Defenisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil


Operasional
1. Variabel Jenis mandi yang Lembar SOP Nominal 0. Ya
Independen hanya panggul Observasi 1. Tidak
: Sitz Bath bokong direndam
dalam air. Suhu
sekitar 40-430 C
2. Variabel Robekan pada Wawancara Kuesioner Nominal 0. Tidak
Independen perineum akan NRS nyeri
: Nyeri menimbulkan rasa (Numeric 1. Nyeri
Perineum sakit yang pada Rating ringan
akhirnya Scale) 2. Nyeri
memunculkan sedang
ketidaknyamanan 3. Nyeri
pada ibu nifas. berat

1.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BPM Siti Ainun AMD.Keb Kabupaten

Medang Kampai Provinsi Riau Tahun 2024.

1.5 Jadwal Penelitian

Waktu penelitian direncanakan pada Mei-Juni 2024.

1.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari objek penelitian. Selain itu,

populasi dapat didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari satuan-satuan

atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti (Salmaa 2023).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu Nifas yang melahirkan

di BPM Siti AinunAMD.Keb Kabupaten Medang Kampai Provinsi Riau.

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian kecil atau separuh dari objek penelitian tersebut

(Hanif Sri Yulianto, 2023).

Sampel penelitian adalah seluruh ibu nifas dari total populasi yang

melahirkan di BPM Siti Ainun AMD.Keb Kabupaten Medang Kampai

Provinsi Riau Tahun 2024 sebanyak 15 orang.

1.7 Teknik Sampling

Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu


siapa saja pasien yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

sumber data

1.8 Teknik Pengumpulan Data

3.8.1 Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

a. Data primer yaitu hasil wawancara dengan responden mengenai

nyeri perineum dan variabel lainnya dalam definisi operasional.

b. Data sekunder yaitu pengumpulan data penunjang untuk

mendapatkan data karakteristik ibu.

3.8.2 Instrumen

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk menilai tingkat

nyeri dan SOP pelaksanaan Teknik sitz bath.

3.8.3 Cara pengumpulan data

Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner

yang dilakukan oleh peneliti dan dan melakukan Teknik sitz bath sesuai

SOP.

1.9 Analisa Data

Untuk menjawab tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini maka

dilakukan analisis data secara bertahap yang meliputi analisis univariat, bivariat

dan multivariat.

3.9.1 Analisis univariat


Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dan hasil

penelitian, data ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah distribusi frekuensi

karakteristik ibu dan tingkat nyeri perineum baik sebelum maupun

sesudah perlakuan.

3.9.2 Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua

variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Jenis uji

statistik yang digunakan adalah uji t,uji statistik yang digunakan untuk

membandingkan rata-rata dua kelompok, confident interval (CI) 95%

dan α = 0,05.

1.10 Etika Penelitian

Pada penelitian ini, lembar kuesioner diberikan pada ibu nifas dan secara

langsung diberikan perlakuan Teknik sitz bath. engan menekankan masalah etika

yang meliputi:

1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed Concent)

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden dengan

maksud agar responden mengetahui tujuan penelitian, manfaat

penelitian, tata laksana penelitian serta tidak akan memberikan dampak

negatif terhadap responden.

2. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden akan dijamin.


DAFTAR PUSTAKA

Faraji, A., Aghdaki, M., Hessami, K., Hosseinkhani, A., Roozmeh, S., Asadi, N.,
Vafaei, H., Kasraeian, M., Bagheri, R., Bazrafshan, K., & Foroughinia, L.
(2021). Episiotomy wound healing by Commiphora myrrha (Nees) Engl.
and Boswellia carteri Birdw. in primiparous women: A randomized
controlled trial. Journal of Ethnopharmacology.
Girsang, B. M., & Elfira, E. (2021). How A Cold Sitz Bath Versus Infrared
Therapy Can Remove the Pain of Postpartum Perineal Wounds. Jurnal
Keperawatan Soedirman, 16(1), 1–
5.https://doi.org/10.20884/1.jks.2021.16.1.1124
Kiki supadmi, achmad farich, ratna dewi putri, neneng siti lathifah, 2021.
Efektifitas rendaman daun sirih terhadap kecepatan penyembuhan luka
Perineum pada ibu post partum. MJ (Midwifery Journal), September 2019.
Nufra Y.A., 2019). (2019). Nufra Y.A., A.A. (2019). Pengaruh Pemberian
Kompres Hangat Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Persalinan Kala I
FaseAktif Di Bidan Praktek Mandiri YuliaFonna Skm Desa Lipah
RayeukKecamatan Jeumpa Kabupaten BireuenTahun 2019. Journal Of
HealthcareTechnolo. Jurnal Kesehatan, 7(1),116–12
Novita S, Titin Sundari Nazara, Morina Sinaga. 2020. Efektivitas Rebusan Daun
Sirih Merah Terhadap Penyembuhan Luka Perineum. Jurnal Penelitian
Perawat Profesional Volume 2 Nomor 4, November 2020
Sitepu, Vitrilina Hutabarat, Kristin Natalia. 2020. Pengaruh Pemberian Rebusan
Daun Sirih Hijau Terhadap Penyembuhan Luka Perinium Pada Ibu Post
Partum. Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822Vol. 2
No.2Edisi November 2019-April 2020.
Kuesioner

Pengaruh Teknik Sizt Bath Terhadap Penurunan Nyeri Rupture Perineum


Ibu Di BPM Siti Ainun AMD.Keb Kabupaten Medang Kampai Provinsi
Riau Tahun 2024

1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Pendidikan terakhir :
5. Pekerjaan :
8. Jumlah anak/Paritas :

Tingkat Nyeri sebelum Perlakuan Sitz Bath :


Tingkat Nyeri setelah Perlakuan Sitz Bath :

Instrumen NRS

Anda mungkin juga menyukai