Proposal Ide Bisnis Keripik Buah
Proposal Ide Bisnis Keripik Buah
Proposal Ide Bisnis Keripik Buah
Dosen Pengampun :
Akuat Supriyanto, S.S.,MBA
Daftar Isi.....................................................................................................................................1
1
Pendahuluan
2
BAB 1
Aspek Pemasaran
1.1 Aspek Pasar
1. Aspek Permintaan
Keripik buah merupakan salah satu jenis produk pangan camilan
(snack) atau makanan ringan yang diolah tanpa melalui proses ekstrusi
yang mempunyai karakteristik spesifik yaitu masih memiliki aroma dan
rasa seperti buah aslinya. Selain itu karena diproses tanpa menggunakan
bahan tambahan dan dengan teknik penggorengan vakum, kandungan gizi
danı buah segar masih terdapat pada keripik buah. Kandungan serat dan
gizi yang cukup tinggi menyebabkan keripik buah merupakan makanan
yang menyehatkan. Segmen pasar dari keripik buah cukup luas, baik dari
faktor usia maupun status sosial dan ekonomi.
Secara statistik memang belum diketahui kondisi dan
perkembangan volume permintaan produk keripik buah. Sebagai
pendekatan, karena keripik buah merupakan salah satu jenis dari kelompok
produk makanan ringan, data statistik menunjukkan bahwa untuk kasus
Jawa Timur, konsumsi per kapita makanan ringan pada tahun 2002
mencapai 63 gram per kapita per minggu (Sri Kumalaningsih, dkk, 2005).
Dengan asumsi pesimistis sebesar 1% dari konsumsi makanan ringan
tersebut adalah keripik buah, maka dengan jumlah penduduk Indonesia
sekitar 200 juta, maka konsumsi diperkirakan potensi permintaan keripik
buah per tahun adalah sebesar 5.292 ton per tahun.
2. Aspek Penawaran
Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap keripik
buah, dan prospek usaha pengolahan keripik buah dinilai baik dan
menguntungkan, usaha industri pengolahan keripik buah juga berkembang
di daerah lain. Hal ini didukung dengan informasi tumbuhnya industri
pembuat mesin penggoreng vakum serta informasi realisasi penjualan
mesin penggoreng vakum ke berbagai daerah di Indonesia.
3
Potensi penawaran keripik buah yang berkembang didukung oleh
potensi ketersediaan bahan baku buah. Indonesia sebagai negara tropis
mempunyai keragaman buah tropis yang dapat diolah menjadi keripik
buah. Seperti halnya komoditas pertanian yang lain, produksi buah bersifat
musiman dan faktor kelebihan produksi dibandingkan dengan permintaan
buah segar pada musim panen raya merupakan sumber bahan baku bagi
usaha pengolahan keripik buah.
1.2 Aspek Pemasaran
1. Harga
4
Produk keripik buah kami adalah camilan sehat yang dihasilkan
dari buah-buahan pisang, mangga, dan apel. Buah-buahan yang digunakan
dalam produk ini adalah buah-buahan berkualitas tinggi, yang diproses
dengan hati-hati untuk memastikan kelezatan dan kebersihan.
Kemasan produk menggunakan aluminium foil, yang memberikan
perlindungan ekstra terhadap kelembaban dan oksidasi, menjaga kualitas
produk selama periode penyimpanan yang panjang. Produk ini memiliki
umur simpan yang lama, yaitu 5-6 bulan, yang membuatnya cocok sebagai
camilan tahan lama atau sebagai hadiah yang dapat disimpan untuk jangka
waktu yang lebih lama.
3. Jalur Promosi
Pada kasus industri keripik buah, pemasaran produk dilakukan
langsung oleh produsen dan melalui grosir. Pemasaran langsung oleh
produsen dilakukan melalui toko/outlet milik sendiri atau dikirim ke
toko/outlet milik orang lain. Pemasaran melalui grosir dilakukan dalam
partai besar tanpa merk dagang produsen, kemudian oleh grosir dikemas
dalam kemasan 100 gram dan diberi label sendiri. Dengan kata lain, kami
tidak mempersyaratkan bahwa produknya harus dijual dengan merk
dagang produsen. Hal ini berarti bahwa konsumen di daerah lain tidak
mengetahui atau mengenal bahwa produk keripik buah yang dikonsumsi
berasal dari produsen.
5
Melalui grosir, pemasaran keripik buah dapat mencakup daerah di luar
Kota bahkan sudah antar pulau.
Sistem pembayaran dalam penjualan produk adalah pembayaran
tunai Pesanan pelanggan dari luar kota akan dipenuhi atau dikirim jika
transfer pembayaran sudah diterima. Untuk pelanggan yang sudah lama
dan dipercaya oleh kami, pembayaran bisa ditunda atau setelah produk
diterima oleh pelanggan. Pengiriman barang untuk pelanggan luar daerah
dilakukan melalui perusahaan ekspedisi. Biaya transportasi
diperhitungkan dalam harga jual produk.
4. Kendala Pemasaran
Dalam hal pemasaran, setiap produsen mempunyai pelanggan
"setia" dan loyal karena kecocokan dalam hal mutu produk yang dihasilkan
dan harga jual. Pasar untuk produk keripik buah secara eceran juga tidak
ada masalah dan mempunyai prospek yang baik. Kendala yang dihadapi
adalah tidak dapat terpenuhinya permintaan pelanggan oleh karena tidak
adanya ketersediaan bahan baku buah, terutama pada periode bukan musim
buah. Untuk mengatasi hal ini, pengusaha berupaya untuk memproduksi
sebanyak-banyaknya pada saat musim panen raya. Pemasaran dalam
bentuk eceran di kota Bandung dinilai tetap prospektif, mengingat Kota
Bandung merupakan kota tujuan wisata, Walaupun dirasakan adanya
persaingan harga yang ketat antar pelaku usaha, namun persaingan harga
6
tersebut menurut pengusaha diatasi dengan tetap mempertahankan mutu
produk yang dihasilkan.
5. Analisis Persaingan dan Peluang Pemasaran
Persaingan bisnis diantara para pengusaha industri keripik buah
dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu persaingan dalam memperoleh bahan
baku dan persaingan dalam hal pemasaran produk dalam hal memperoleh
bahan baku, persaingan terjadi terutama pada periode bukan musim panen
raya. Oleh karena pengusaha industri dituntut untuk tetap berproduksi,
maka untuk memenangi persaingan dalam memperoleh bahan baku ini,
pengusaha menyiasatinya dengan memberikan harga beli yang lebih baik
dan pembayaran secara tunai.
Pada musim banen buah relatif tidak ada persaingan dalam
memperoleh bahan baku. Persaingan yang terjadi pada musim panen buah
ini adalah dalam harga jual produk. Pada periode puncak produksi terjadi
"perang harga antar sesama produsen khususnya untuk penjualan secara
eceran. Menanggapi persaingan harga ini, kami menyikapinya dengan tetap
mempertahankan mutu produknya, dan meningkatkan elisans dan
produktivitas dalam proses produks efisiensi dan produktivitas ini
ditentukan oleh pengendalian terhadap proses penggorengan vakum. Proses
pengupasan dan pengirisan buah Pasar bagi produk keripik buah
mempunyai peluang yang baik.
Peluang untuk memperluas pasar masih terbuka, khususnya untuk
ekspor. Perluasan pasar juga masih terbuka dengan meningkatkan promosi
melalui pemanfaatan teknologi internet, bekerja sama dengan toko
makanan ringan atau restaurant, dan membentuk agen-agen penjualan di
luar daerah
7
Keripik buah merupakan salah satu produk makanan ringan (snack
food). Berdasarkan hasil responden, terdapat kecenderungan peningkatan
konsumsi terhadap produk makanan ringan sejalan dengan kesibukan
masyarakat yang terkadang memaksa harus bisa makan, terutama pada
remaja. Produk makanan ringan termasuk keripik buah bukan hanya
sebagai makanan selingan namun sebagai alternatif cemilan sehat.
8
BAB 2
Aspek Produksi
1) Lokasi Usaha
9
Bahan baku utama usaha industri ini adalah buah, Persyaratan mutu
bahan baku buah yang diolah menjadi keripik buah antara lain adalah
segar, tidak busuk, cukup matang dan tidak matang lanjut (over ripe).
kasus industri keripik buah yang menjadi responden di Jatinangor, jenis
buah utama yang diolah adalah apel, pisang, nangka.
Pasokan bahan baku buah bersifat musiman. Walaupun pasokan buah
apel relatif tersedia sepanjang tahun, tetapi pasokan terbesar terjadi pada
periode bulan Januari sampai April. pasokan buah pisang relatif tersedia
sepanjang tahun. buah nangka juga relatif tersedia sepanjang tahun, akan
tetapi musim panen raya buah nangka terjadi pada periode bulan Agustus
sampai dengan bulan Desember.
Jenis atau merek minyak goreng yang digunakan akan menentukan mutu
keripik buah yang dihasilkan, jenis atau merk minyak goreng tertentu
yang digunakan adalah yang terbaik dan merupakan keunggulan mutu
keripik buah. Proses produksi keripik buah yang dilakukan tidak
10
menggunakan bahan tambahan lain seperti gula, bahan pengawet atau
bahan pemucat/pemutih. Untuk mencegah terjadinya perubahan warna
buah tertentu seperti apel, maka setelah buah dikupas dan diiris langsung
dimasukkan kedalam baskom yang berisi air.
4) Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja terbanyak adalah pada tahapan pengupasan
dan pengirisan buah serta pengemasan produk, yang sebagian besar atau
hampir semuanya adalah tenaga kerja perempuan. Tenaga kerja yang
mengoperasikan mesin penggoreng vakum atau vacuum fryer adalah
tenaga kerja laki-laki, dan setiap 1 unit mesin dioperasikan oleh 1 (satu)
orang tenaga kerja. Untuk mengatasi peningkatan jumlah produksi yang
terjadi pada periode musim panen buah, dilakukan penambahan jumlah
tenaga kerja atau mempergunakan tenaga kerja yang ada dengan
menambah jam kerja (lembur).
Untuk operator mesin vacuum fryer lebih diutamakan yang mempunyai
keterampilan untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan mesin. Oleh
karena salah satu faktor yang menentukan mutu keripik buah yang
dihasilkan adalah ketepatan dalam menentukan tekanan, suhu dan lama
penggorengan, maka pengusaha lebih menghendaki operator
penggorengan yang sudah berpengalaman. Hal ini karena setiap jenis
buah memiliki tekstur dan kadar air yang berbeda-beda, maka proses
penggorengan akan memerlukan tekanan vakum, suhu, serta lama
penggorengan yang berbeda-beda pula.
5) Teknologi
Teknologi pengolahan keripik buah pada dasarnya adalah
teknologi penggorengan dengan kondisi irisan buah terendam atau
tercelup seluruhnya (deep frying) dan dalam kondisi vakum. Pada proses
penggorengan biasa, yaitu penggorengan dengan wajan terbuka pada
tekanan atmosfir, suhu didih minyak goreng adalah sekitar 160°c dan
kondisi ini tidak dapat digunakan untuk menggoreng buah karena buah
11
mengandung kadar gula dan kadar air yang tinggiIrisan buah yang
digoreng dengan cara biasa akan menghasilkan hasil gorengan yang
gosong dan tidak kering tidak renyah. Penggorengan pada kondisi
tekanan udara pada tabung penggorengan negatif atau kondisi vakum
maka suhu didih minyak goreng akan lebih rendah yaitu sekitar 60-70°c
sehingga terjadi proses penggorengan yang tidak merusak struktur kimia
dan sifat bahan buah yang digoreng. Penggorengan pada suhu rendah
tidak menyebabkan kerusakan kandungan gizi buah dan menghasilkan
keripik buah yang renyah (kadar air rendah) dan tetap menjaga warna
rasa dan aroma buah.
6) Proses Produksi
Proses pengolahan keripik buah secara garis besar terdiri dari tahapan-
tahapan seperti digambarkan pada diagram berikut.
12
Pada diagram diatas menunjukkan tahapan-tahapan yang terjadi dalam
proses pengolahan, akan tetapi pada jenis buah tertentu terdapat
perbedaan pada tahapan proses yang dilalui demikian juga dengan
kondisi atau parameter proses pada tahap penggorengan vakum
Tergantung jenis buah yang diolah setelah pengupasan kulit buah ada
buah yang diiris (seperti buah apel dan mangga) dibelah dan kemudian
dibuang bijinya seperti pada buah nangka dan salak Proses pengupasan
dan pengirisan pemotongan atau pembelahan buah dilakukan secara
manual dengan menggunakan pisau.
13
ukuran yang lebih besar dan lebih seragam dibandingkan dengan kualitas
Kw-2.
8) Produksi Optimum
Strategi produksi yang diambil oleh responden pengusaha di
wilayah studi, adalah berproduksi sebanyak-banyaknya pada saat musim
panen buah, dan hasil produksi berupa keripik buah disimpan dalam
kemasan aluminium foil untuk dijual atau untuk memenuhi permintaan
pada periode bukan musim panen buah. Untuk mengimbangi jumlah atau
volume bahan baku yang berlimpah pada musim panen, pengusaha
menambah tenaga kerja pengupas dan atau menambah jam kerja produksi.
Oleh karena keterbatasan jumlah dan kapasitas mesin penggoreng vakum,
bahan baku irisan buah disimpan dalam bentuk beku di ruang
penyimpanan beku (freezer). Kapasitas maksimum produksi pada
industri keripik buah ditentukan oleh jumlah atau kapasitas mesin
penggoreng vakum dan jumlah jam atau Hari Orang Kerja (HOK) pada
tahap pengupasan dan pengirisan buah.
9) Kendala Produksi
Ada beberapa kendala yang mungkin dihadapi dalam produksi kripik
buah, termasuk:
1. Musim dan Ketersediaan Bahan Baku: Musim buah-buahan tertentu
dapat memengaruhi ketersediaan bahan baku untuk produksi kripik buah.
Buah yang langka atau hanya tumbuh dalam musim tertentu dapat
menghambat produksi sepanjang tahun.
2. Kualitas Bahan Baku: Kualitas buah yang digunakan sangat penting.
Buah yang busuk atau cacat dapat mengurangi kualitas akhir produk.
3. Perawatan dan Penyimpanan: Penanganan yang salah selama
pengangkutan dan penyimpanan dapat menyebabkan kerusakan buah dan
penurunan kualitasnya.
14
4. Teknik Produksi: Kripik buah memerlukan teknik penggorengan atau
pengeringan yang tepat. Kesalahan dalam proses ini dapat menghasilkan
produk akhir yang tidak memuaskan.
5. Pengemasan dan Penyimpanan: Pengemasan yang buruk atau
penyimpanan yang tidak tepat dapat menyebabkan produk menjadi lemas
atau hilang kerenyahannya.
6. Persyaratan Perizinan dan Keamanan Pangan: Produksi makanan,
termasuk kripik buah, harus mematuhi persyaratan perizinan dan standar
keamanan pangan yang ketat.
7. Persaingan Pasar: Pasar kripik buah bersaing, jadi pemasaran dan
diferensiasi produk dapat menjadi kendala.
8. Biaya Produksi: Biaya bahan baku, energi, dan tenaga kerja dapat
memengaruhi profitabilitas produksi kripik buah.
9. Kehandalan pasokan listrik : dari PLN Putusnya aliran listrik
menyebabkan proses produksi terhenti sehingga target produksi dan
pemenuhan pesanan pelanggan terlambat untuk dipenuhi.
Untuk mengatasi kendala-kendala ini, produsen perlu merencanakan
dengan baik, memastikan kualitas bahan baku, mematuhi regulasi, dan
terus memantau dan meningkatkan proses produksi mereka.
15
BAB 3
Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia
3.1 Analisis Penjualan Usaha Keripik Buah
16
faktor yang menentukan mutu keripik buah yang dihasilkan adalah ketepatan
dalam menentukan tekanan, suhu dan lama penggorengan, maka pengusaha
lebih menghendaki operator penggorengan yang sudah berpengalaman.
17
- Membuat laporan keuangan.
18
yang diperlukan,
seperti tanggal
kedaluwarsa.
19
kinerja mereka. Selain itu, pengelolaan biaya produksi, perencanaan yang
baik, dan strategi pemasaran yang efektif juga krusial. Dengan manajemen
dan sumber daya manusia yang solid, bisnis produksi kripik buah memiliki
peluang yang baik untuk berhasil di pasar yang kompetitif.
20
BAB 4
Aspek Keuangan
4.1 Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan
Usaha ini bertujuan untuk memproduksi beragam jenis keripik buah, dengan total
produksi per tahun sebesar 14.069 kg, dengan komposisi jenis buah dalam 1 tahun
seperti dapat dilihat pada tabel. Pada Tabel komposisi terbesar adalah keripik
buah apel, karena Kota Batu merupakan sentra produksi buah apel. Apabila
dilaksanakan di daerah lain, maka komposisi produksi ini dapat disesuaikan
dengan potensi buah yang ada di daerah bersangkutan.
No Asumsi Satuan Jumlah
Kapasitas Mesin Penggorengan
1 Kg Buah/ Batch 50
Vakum
Jumlah Mesin Penggorengan
2 Unit 2
Vakum
3 Jumlah batch per hari Batch 5
4 Hari kerja per bulan Hari 24
5 Hari kerja per tahun Hari 288
6 Kapasitas Input Buah Kg Buah/ Tahun 86400
21
5 Label Rp/Rim Rp1.400.000
Tenaga Kerja
6
Langsung
a. Pengupasan,
Pengirisan, dan Rp/Hari Rp50.000
Pengemasan
b. Operator mesin
penggorengan Rp/Bulan Rp2.500.000
vakum
c. Pemasaran dan
Rp/Bulan Rp3.000.000
Administrasi
22
d. Keranjang Unit 100 Rp 10.000 Rp
Plastik 1.000.000
23
Uraian Rata-rata
A. Total Penerimaan Rp1.121.083.200
B. Pengeluaran
1. Biaya Variabel Rp607.414.116
2. Biaya Tetap Rp210.000.000
3. Depresiasi Rp72.321.667
4. Angsuran Bunga Rp34.032.699
5. Biaya Pemasaran Rp2.400.000
Total Pengeluaran Rp926.168.482
L/R Sebelum Pajak Rp194.914.718
Pajak (15%) Rp29.237.208
Laba Setelah Pajak Rp165.677.510
Profit on Sales 14,78%
24
BAB 5
Aspek Lingkungan Hidup
Untuk analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) untuk usaha yang
kami dirikan belum membutuhkan analisis tersebut, mengingat bahan baku yang
kami gunakan merupakan bahan baku organik dan mudah terurai, jadi kami akan
mengurus sendiri limbah yang kami hasilkan dari proses produksi, yaitu dengan
membuatnya menjadi pupuk kompos. Mengingat usaha yang kami dirikan baru
saja beroperasi, maka untuk izin halal dari MUI dan izin dari BPOM belum kami
urus. Kedepannya jika usaha kami berjalan dengan baik dan semakin berkembang.
maka kami akan mengurus surat-surat dan izin tersebut guna meningkatkan
kualitas dan menjamin produk yang kami pasarkan sehat, halal dan tidak
berbahaya bagi konsumen.
25
BAB 6
Aspek Hukum
26
Semua persyaratan tersebut diserahkan langsung ke instansi pemerintah yang
bersangkutan, setelah itu petugas akan datang langsung untuk mengecek
kecocokan berkas dengan kondisi dilapangan. Dalam hal ini apabila
perusahaan mampu memenuhi semua syarat-syarat tersebut, maka perusahaan
ini dapat memiliki perijinan dalam bidang usaha yang dijalankan.
Untuk saat ini estimasi kewajiban membayar pajak yang diperoleh dari
omset penjualan kami belum mencapai 4,8 miliar per tahun. Pendapatan usaha
kami belum sesuai dengan peraturan perpajakan yaitu salah satu jenis pajak
yang termasük dalam PPh Pasal 4 Ayat 2 adalah PPh Final 1 Persen atau pajak
UKM. Sesuai namanya, tarif pajak untuk UKM, wiraswasta dan bisnis online
ini menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013
adalah 1 persen yang dipotong dari total omzet penjualan (peredaran bruto)
per bulan dan dibayarkan pada tanggal 10 setiap bulannya.
27
BAB 7
Aspek Risiko
28
A4 Kehabisan produk Potensi hilangnya <10% Sangat Besar
persediaan penjualan,
kehilangan
pelanggan, dan
dampak finansial
akibat
ketersediaan
produk yang
rendah.
A5 Keterlambatan Kehilangan 40% - 60% Sangat Besar
Pemesanan ke peluang penjualan,
produsen potensi
kekurangan stok,
dan peningkatan
risiko
ketidakpuasan
pelanggan.
A6 Pasokan dari Produk tidak 10% - 40% Besar
produsen tidak memenuhi
sesuai standar ekspektasi
kualitas pelanggan,
penurunan
kepercayaan
merek, dan
potensi kerugian
reputasi.
A7 Ketidaktelitian Pengiriman >80% Kecil
dalam melakukan produk yang salah
penyortiran kepada pelanggan,
retur barang, dan
29
kemungkinan
kehilangan
pelanggan.
A8 Penerimaan pesanan Tantangan dalam <10% Sangat Kecil
mendadak dari memenuhi
pelanggan permintaan
mendadak, potensi
keterlambatan
pengiriman, dan
risiko kehilangan
pelanggan.
A9 Kesalahan dalam Kerusakan produk 10% - 40% Sedang
melakukan selama
pengemasan pengiriman,
potensi retur
barang, dan risiko
pengurangan
kepercayaan
pelanggan.
A10 Peralatan aktivitas Keterlambatan <10% Sangat Besar
distribusi tidak atau gangguan
lengkap dalam distribusi
produk, potensi
kehilangan
pelanggan, dan
risiko penurunan
efisiensi
operasional.
30
Mitigasi Risiko
Kode Penyebab Risiko (Risk Mitigasi Risiko
Agent)
31
Kesimpulan
7.1 Kesimpulan
32