Proposal Ide Bisnis Keripik Buah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

Analisis Studi Kelayakan Bisnis Keripik Buah

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


Study Kelayakan Bisnis Dan Pendirian Usaha Baru

Dosen Pengampun :
Akuat Supriyanto, S.S.,MBA

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Sergio Sitorus (120310239002)
Ekik Winando (120310239026)
Nurcahaya Gultom (120310239081)
Steven Aldiansyah (120310239084)
Yulia Fitra Nesa (120310239106)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2023
Daftar Isi

Daftar Isi.....................................................................................................................................1

BAB 1 Aspek Pemasaran.........................................................................................................3

BAB 2 Aspek Produksi............................................................................................................9

BAB 3 Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia...............................................................16

BAB 4 Aspek Keuangan........................................................................................................21

BAB 5 Aspek Lingkungan Hidup..........................................................................................25

BAB 6 Aspek Hukum............................................................................................................26

BAB 7 Aspek Risiko.............................................................................................................28

1
Pendahuluan

Sebagai negara yang memiliki iklim tropis, Indonesia memiliki kekayaan


sumber daya alam khususnya dalam hal biodiversitas flora dan fauna. Salah satu
yang seharusnya menjadi andalan Indonesia untuk mendongkrak kesejahteraan
rakyat adalah produksi buah-buahan tropika. Buah-buah tropika merupakan buah
endemik yang hanya dapat ditemui di daerah iklim tropika dengan sinar matahari
sepanjang tahun curah hujan yang tinggi seperti Indonesia.
Usaha pengolahan keripik buah dilakukan oleh masyarakat pelaku usaha
untuk meningkatkan nilai tambah dari beberapa buah yang dihasilkan dari dalam
negeri. Saat ini jenis buah yang banyak diproses menjadi keripik buah adalah apel,
mangga, dan Pisang. Namun dalam perkembangannya jenis buah yang lain
ternyata juga dapat diolah menjadi keripik, seperti nanas, rambutan, melon,
pepaya, belimbing hingga semangka.

2
BAB 1
Aspek Pemasaran
1.1 Aspek Pasar
1. Aspek Permintaan
Keripik buah merupakan salah satu jenis produk pangan camilan
(snack) atau makanan ringan yang diolah tanpa melalui proses ekstrusi
yang mempunyai karakteristik spesifik yaitu masih memiliki aroma dan
rasa seperti buah aslinya. Selain itu karena diproses tanpa menggunakan
bahan tambahan dan dengan teknik penggorengan vakum, kandungan gizi
danı buah segar masih terdapat pada keripik buah. Kandungan serat dan
gizi yang cukup tinggi menyebabkan keripik buah merupakan makanan
yang menyehatkan. Segmen pasar dari keripik buah cukup luas, baik dari
faktor usia maupun status sosial dan ekonomi.
Secara statistik memang belum diketahui kondisi dan
perkembangan volume permintaan produk keripik buah. Sebagai
pendekatan, karena keripik buah merupakan salah satu jenis dari kelompok
produk makanan ringan, data statistik menunjukkan bahwa untuk kasus
Jawa Timur, konsumsi per kapita makanan ringan pada tahun 2002
mencapai 63 gram per kapita per minggu (Sri Kumalaningsih, dkk, 2005).
Dengan asumsi pesimistis sebesar 1% dari konsumsi makanan ringan
tersebut adalah keripik buah, maka dengan jumlah penduduk Indonesia
sekitar 200 juta, maka konsumsi diperkirakan potensi permintaan keripik
buah per tahun adalah sebesar 5.292 ton per tahun.
2. Aspek Penawaran
Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap keripik
buah, dan prospek usaha pengolahan keripik buah dinilai baik dan
menguntungkan, usaha industri pengolahan keripik buah juga berkembang
di daerah lain. Hal ini didukung dengan informasi tumbuhnya industri
pembuat mesin penggoreng vakum serta informasi realisasi penjualan
mesin penggoreng vakum ke berbagai daerah di Indonesia.

3
Potensi penawaran keripik buah yang berkembang didukung oleh
potensi ketersediaan bahan baku buah. Indonesia sebagai negara tropis
mempunyai keragaman buah tropis yang dapat diolah menjadi keripik
buah. Seperti halnya komoditas pertanian yang lain, produksi buah bersifat
musiman dan faktor kelebihan produksi dibandingkan dengan permintaan
buah segar pada musim panen raya merupakan sumber bahan baku bagi
usaha pengolahan keripik buah.
1.2 Aspek Pemasaran
1. Harga

Berdasarkan hasil kuisoner dengan responden yang kami sebarkan.

Hasil harga jual produk berkisar sekitar Rp 8.000, seperti yang


diungkapkan oleh responden. Temuan ini mencerminkan gambaran pasar
yang signifikan. Hal ini akan menjadi acuan utama dalam merancang
strategi harga dan pemasaran kami. Dengan memahami preferensi dan
harapan pelanggan terhadap harga, kami dapat menyesuaikan penawaran
produk kami untuk memenuhi kebutuhan mereka dan bersaing secara
efektif di pasar. Kami berkomitmen untuk memberikan nilai yang
kompetitif dan memastikan bahwa produk kami tetap terjangkau dan
relevan bagi konsumen kami di masa depan.
2. Produk

4
Produk keripik buah kami adalah camilan sehat yang dihasilkan
dari buah-buahan pisang, mangga, dan apel. Buah-buahan yang digunakan
dalam produk ini adalah buah-buahan berkualitas tinggi, yang diproses
dengan hati-hati untuk memastikan kelezatan dan kebersihan.
Kemasan produk menggunakan aluminium foil, yang memberikan
perlindungan ekstra terhadap kelembaban dan oksidasi, menjaga kualitas
produk selama periode penyimpanan yang panjang. Produk ini memiliki
umur simpan yang lama, yaitu 5-6 bulan, yang membuatnya cocok sebagai
camilan tahan lama atau sebagai hadiah yang dapat disimpan untuk jangka
waktu yang lebih lama.
3. Jalur Promosi
Pada kasus industri keripik buah, pemasaran produk dilakukan
langsung oleh produsen dan melalui grosir. Pemasaran langsung oleh
produsen dilakukan melalui toko/outlet milik sendiri atau dikirim ke
toko/outlet milik orang lain. Pemasaran melalui grosir dilakukan dalam
partai besar tanpa merk dagang produsen, kemudian oleh grosir dikemas
dalam kemasan 100 gram dan diberi label sendiri. Dengan kata lain, kami
tidak mempersyaratkan bahwa produknya harus dijual dengan merk
dagang produsen. Hal ini berarti bahwa konsumen di daerah lain tidak
mengetahui atau mengenal bahwa produk keripik buah yang dikonsumsi
berasal dari produsen.

5
Melalui grosir, pemasaran keripik buah dapat mencakup daerah di luar
Kota bahkan sudah antar pulau.
Sistem pembayaran dalam penjualan produk adalah pembayaran
tunai Pesanan pelanggan dari luar kota akan dipenuhi atau dikirim jika
transfer pembayaran sudah diterima. Untuk pelanggan yang sudah lama
dan dipercaya oleh kami, pembayaran bisa ditunda atau setelah produk
diterima oleh pelanggan. Pengiriman barang untuk pelanggan luar daerah
dilakukan melalui perusahaan ekspedisi. Biaya transportasi
diperhitungkan dalam harga jual produk.
4. Kendala Pemasaran
Dalam hal pemasaran, setiap produsen mempunyai pelanggan
"setia" dan loyal karena kecocokan dalam hal mutu produk yang dihasilkan
dan harga jual. Pasar untuk produk keripik buah secara eceran juga tidak
ada masalah dan mempunyai prospek yang baik. Kendala yang dihadapi
adalah tidak dapat terpenuhinya permintaan pelanggan oleh karena tidak
adanya ketersediaan bahan baku buah, terutama pada periode bukan musim
buah. Untuk mengatasi hal ini, pengusaha berupaya untuk memproduksi
sebanyak-banyaknya pada saat musim panen raya. Pemasaran dalam
bentuk eceran di kota Bandung dinilai tetap prospektif, mengingat Kota
Bandung merupakan kota tujuan wisata, Walaupun dirasakan adanya
persaingan harga yang ketat antar pelaku usaha, namun persaingan harga

6
tersebut menurut pengusaha diatasi dengan tetap mempertahankan mutu
produk yang dihasilkan.
5. Analisis Persaingan dan Peluang Pemasaran
Persaingan bisnis diantara para pengusaha industri keripik buah
dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu persaingan dalam memperoleh bahan
baku dan persaingan dalam hal pemasaran produk dalam hal memperoleh
bahan baku, persaingan terjadi terutama pada periode bukan musim panen
raya. Oleh karena pengusaha industri dituntut untuk tetap berproduksi,
maka untuk memenangi persaingan dalam memperoleh bahan baku ini,
pengusaha menyiasatinya dengan memberikan harga beli yang lebih baik
dan pembayaran secara tunai.
Pada musim banen buah relatif tidak ada persaingan dalam
memperoleh bahan baku. Persaingan yang terjadi pada musim panen buah
ini adalah dalam harga jual produk. Pada periode puncak produksi terjadi
"perang harga antar sesama produsen khususnya untuk penjualan secara
eceran. Menanggapi persaingan harga ini, kami menyikapinya dengan tetap
mempertahankan mutu produknya, dan meningkatkan elisans dan
produktivitas dalam proses produks efisiensi dan produktivitas ini
ditentukan oleh pengendalian terhadap proses penggorengan vakum. Proses
pengupasan dan pengirisan buah Pasar bagi produk keripik buah
mempunyai peluang yang baik.
Peluang untuk memperluas pasar masih terbuka, khususnya untuk
ekspor. Perluasan pasar juga masih terbuka dengan meningkatkan promosi
melalui pemanfaatan teknologi internet, bekerja sama dengan toko
makanan ringan atau restaurant, dan membentuk agen-agen penjualan di
luar daerah

7
Keripik buah merupakan salah satu produk makanan ringan (snack
food). Berdasarkan hasil responden, terdapat kecenderungan peningkatan
konsumsi terhadap produk makanan ringan sejalan dengan kesibukan
masyarakat yang terkadang memaksa harus bisa makan, terutama pada
remaja. Produk makanan ringan termasuk keripik buah bukan hanya
sebagai makanan selingan namun sebagai alternatif cemilan sehat.

8
BAB 2
Aspek Produksi
1) Lokasi Usaha

Lokasi usaha industri pengolahan keripik buah sebaiknya


dilakukan pada atau dekat dengan lokasi sumber bahan baku karena sifat
dari bahan baku buah yang mudah rusak. Lokasi usaha yang berada atau
dekat dengan lokasi bahan baku akan menghemat biaya transportasi dan
waktu tempuh yang lebih singkat. Waktu tempuh yang singkat akan lebih
menjamin mutu dan kesegaran buah yang akan diproses yang akhirnya
berdampak kepada jumlah dan mutu keripik buah yang dihasilkan. Pada
kasus di wilayah penelitian (Jatinangor), produk utama adalah keripik
pisang yang bahan bakunya berasal Kota Garut. Walaupun demikian
untuk produk keripik buah yang lain, seperti keripik mangga dan apel,
bahan bakunya didatangkan dari daerah Tasikmalaya dan Lembang.

2) Fasilitas Produksi dan Peralatan


Fasilitas produksi utama untuk usaha pengolahan keripik buah adalah:
1. Seperangkat alat/mesin vacuum fryer (mesin penggoreng vakum).
2. Frezzer atau lemari pendingin.
3. Perangkat alat atau tabung peniris minyak.
4. Sealer.
5. Alat pengiris buah.
6. Alat perlengkapan lain, seperti pisau, keranjang, dan lain-lain.

Berdasarkan ketentuan tentang cara berproduksi yang baik khususnya


untuk produk pangan seperti keripik buah maka semua peralatan dan
perlengkapan yang digunakan dalam penanganan harus tidak mengelupas,
tidak berkarat, renik, dan mudah dibersihkan. Semua peralatan harus
dalam keadaan bersih, sebelum, selama dan sesudah digunakan.
3) Bahan Baku

9
Bahan baku utama usaha industri ini adalah buah, Persyaratan mutu
bahan baku buah yang diolah menjadi keripik buah antara lain adalah
segar, tidak busuk, cukup matang dan tidak matang lanjut (over ripe).
kasus industri keripik buah yang menjadi responden di Jatinangor, jenis
buah utama yang diolah adalah apel, pisang, nangka.
Pasokan bahan baku buah bersifat musiman. Walaupun pasokan buah
apel relatif tersedia sepanjang tahun, tetapi pasokan terbesar terjadi pada
periode bulan Januari sampai April. pasokan buah pisang relatif tersedia
sepanjang tahun. buah nangka juga relatif tersedia sepanjang tahun, akan
tetapi musim panen raya buah nangka terjadi pada periode bulan Agustus
sampai dengan bulan Desember.

NO Jenis Buah Harga ( Rp/Kg)


Musim Panen Bukan Musim
Raya Panen raya
1 Pisang Rp 2.100 Rp 5.000
2 Apel Rp 15.000 Rp 30.000
3 Mangga Rp 8.000 Rp 15.000

Daerah utama sumber pasokan bahan baku buah tersebar


diberbagai wilayah di jawa barat, seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
NO Jenis Buah Daerah Sumber Pasokan
1 Pisang Garut
2 Mangga Tasikmalaya
3 Apel Lembang

Jenis atau merek minyak goreng yang digunakan akan menentukan mutu
keripik buah yang dihasilkan, jenis atau merk minyak goreng tertentu
yang digunakan adalah yang terbaik dan merupakan keunggulan mutu
keripik buah. Proses produksi keripik buah yang dilakukan tidak

10
menggunakan bahan tambahan lain seperti gula, bahan pengawet atau
bahan pemucat/pemutih. Untuk mencegah terjadinya perubahan warna
buah tertentu seperti apel, maka setelah buah dikupas dan diiris langsung
dimasukkan kedalam baskom yang berisi air.
4) Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja terbanyak adalah pada tahapan pengupasan
dan pengirisan buah serta pengemasan produk, yang sebagian besar atau
hampir semuanya adalah tenaga kerja perempuan. Tenaga kerja yang
mengoperasikan mesin penggoreng vakum atau vacuum fryer adalah
tenaga kerja laki-laki, dan setiap 1 unit mesin dioperasikan oleh 1 (satu)
orang tenaga kerja. Untuk mengatasi peningkatan jumlah produksi yang
terjadi pada periode musim panen buah, dilakukan penambahan jumlah
tenaga kerja atau mempergunakan tenaga kerja yang ada dengan
menambah jam kerja (lembur).
Untuk operator mesin vacuum fryer lebih diutamakan yang mempunyai
keterampilan untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan mesin. Oleh
karena salah satu faktor yang menentukan mutu keripik buah yang
dihasilkan adalah ketepatan dalam menentukan tekanan, suhu dan lama
penggorengan, maka pengusaha lebih menghendaki operator
penggorengan yang sudah berpengalaman. Hal ini karena setiap jenis
buah memiliki tekstur dan kadar air yang berbeda-beda, maka proses
penggorengan akan memerlukan tekanan vakum, suhu, serta lama
penggorengan yang berbeda-beda pula.

5) Teknologi
Teknologi pengolahan keripik buah pada dasarnya adalah
teknologi penggorengan dengan kondisi irisan buah terendam atau
tercelup seluruhnya (deep frying) dan dalam kondisi vakum. Pada proses
penggorengan biasa, yaitu penggorengan dengan wajan terbuka pada
tekanan atmosfir, suhu didih minyak goreng adalah sekitar 160°c dan
kondisi ini tidak dapat digunakan untuk menggoreng buah karena buah

11
mengandung kadar gula dan kadar air yang tinggiIrisan buah yang
digoreng dengan cara biasa akan menghasilkan hasil gorengan yang
gosong dan tidak kering tidak renyah. Penggorengan pada kondisi
tekanan udara pada tabung penggorengan negatif atau kondisi vakum
maka suhu didih minyak goreng akan lebih rendah yaitu sekitar 60-70°c
sehingga terjadi proses penggorengan yang tidak merusak struktur kimia
dan sifat bahan buah yang digoreng. Penggorengan pada suhu rendah
tidak menyebabkan kerusakan kandungan gizi buah dan menghasilkan
keripik buah yang renyah (kadar air rendah) dan tetap menjaga warna
rasa dan aroma buah.

6) Proses Produksi
Proses pengolahan keripik buah secara garis besar terdiri dari tahapan-
tahapan seperti digambarkan pada diagram berikut.

12
Pada diagram diatas menunjukkan tahapan-tahapan yang terjadi dalam
proses pengolahan, akan tetapi pada jenis buah tertentu terdapat
perbedaan pada tahapan proses yang dilalui demikian juga dengan
kondisi atau parameter proses pada tahap penggorengan vakum
Tergantung jenis buah yang diolah setelah pengupasan kulit buah ada
buah yang diiris (seperti buah apel dan mangga) dibelah dan kemudian
dibuang bijinya seperti pada buah nangka dan salak Proses pengupasan
dan pengirisan pemotongan atau pembelahan buah dilakukan secara
manual dengan menggunakan pisau.

7) Jumlah, Jenis, dan Mutu Produksi


Kapasitas produksi ditentukan oleh jumlah dan kapasitas mesin
penggoreng vakum pengelola di lokasi yang dijadikan mempunyai mesin
penggoreng yang bervariasi, yaitu 1 (satu) mesin sampai 4 (empat) mesin
penggoreng dengan kapasitas 50 kg buah. Dalam 1 (satu) hari rata-rata
dilakukan 5-6 kali penggorengan, dengan hari kerja per minggu selama 6
hari, tergantung kepada ketersediaan stok bahan baku dan permintaan.
Dengan asumsi 1 mesin dengan kapasitas 50 kg buah, kapasitas produksi
per hari adalah 300 kg buah. Hasil produksi keripik yang dihasilkan
tergantung pada jenis buah yang dikelola.

Berdasarkan informasi yang disampaikan responden, faktor-faktor yang


menentukan mutu keripik buah adalah varietas buah, jenis/merk minyak
goreng, tekanan vakum/suhu dan lama penggorengan. Dalam hal varietas
buah, sebagai contoh mutu keripik buah apel berbeda dalam hal rasa dan
tekstur atau kerenyahan keripik. Buah Pisang yang berasal dari daerah
garut berbeda dengan pisang yang berasal dari daerah Sumatera, dalam
hal volume per satuan bobot, demikian juga dengan kerenyahan, aroma
dan rasa. Untuk berbagai macam keripik, responden mengelompokkan
mutunya berdasarkan ukuran diameter keripik dan keseragaman ukuran,
yaitu kualitas Kw-1 dan Kw-2. Keripik apel kualitas Kw-1 mempunyai

13
ukuran yang lebih besar dan lebih seragam dibandingkan dengan kualitas
Kw-2.

8) Produksi Optimum
Strategi produksi yang diambil oleh responden pengusaha di
wilayah studi, adalah berproduksi sebanyak-banyaknya pada saat musim
panen buah, dan hasil produksi berupa keripik buah disimpan dalam
kemasan aluminium foil untuk dijual atau untuk memenuhi permintaan
pada periode bukan musim panen buah. Untuk mengimbangi jumlah atau
volume bahan baku yang berlimpah pada musim panen, pengusaha
menambah tenaga kerja pengupas dan atau menambah jam kerja produksi.
Oleh karena keterbatasan jumlah dan kapasitas mesin penggoreng vakum,
bahan baku irisan buah disimpan dalam bentuk beku di ruang
penyimpanan beku (freezer). Kapasitas maksimum produksi pada
industri keripik buah ditentukan oleh jumlah atau kapasitas mesin
penggoreng vakum dan jumlah jam atau Hari Orang Kerja (HOK) pada
tahap pengupasan dan pengirisan buah.

9) Kendala Produksi
Ada beberapa kendala yang mungkin dihadapi dalam produksi kripik
buah, termasuk:
1. Musim dan Ketersediaan Bahan Baku: Musim buah-buahan tertentu
dapat memengaruhi ketersediaan bahan baku untuk produksi kripik buah.
Buah yang langka atau hanya tumbuh dalam musim tertentu dapat
menghambat produksi sepanjang tahun.
2. Kualitas Bahan Baku: Kualitas buah yang digunakan sangat penting.
Buah yang busuk atau cacat dapat mengurangi kualitas akhir produk.
3. Perawatan dan Penyimpanan: Penanganan yang salah selama
pengangkutan dan penyimpanan dapat menyebabkan kerusakan buah dan
penurunan kualitasnya.

14
4. Teknik Produksi: Kripik buah memerlukan teknik penggorengan atau
pengeringan yang tepat. Kesalahan dalam proses ini dapat menghasilkan
produk akhir yang tidak memuaskan.
5. Pengemasan dan Penyimpanan: Pengemasan yang buruk atau
penyimpanan yang tidak tepat dapat menyebabkan produk menjadi lemas
atau hilang kerenyahannya.
6. Persyaratan Perizinan dan Keamanan Pangan: Produksi makanan,
termasuk kripik buah, harus mematuhi persyaratan perizinan dan standar
keamanan pangan yang ketat.
7. Persaingan Pasar: Pasar kripik buah bersaing, jadi pemasaran dan
diferensiasi produk dapat menjadi kendala.
8. Biaya Produksi: Biaya bahan baku, energi, dan tenaga kerja dapat
memengaruhi profitabilitas produksi kripik buah.
9. Kehandalan pasokan listrik : dari PLN Putusnya aliran listrik
menyebabkan proses produksi terhenti sehingga target produksi dan
pemenuhan pesanan pelanggan terlambat untuk dipenuhi.
Untuk mengatasi kendala-kendala ini, produsen perlu merencanakan
dengan baik, memastikan kualitas bahan baku, mematuhi regulasi, dan
terus memantau dan meningkatkan proses produksi mereka.

15
BAB 3
Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia
3.1 Analisis Penjualan Usaha Keripik Buah

Dalam menjalankan usaha “Keripik Buah” ini dibentuk sebuah


penjadwalan agar kegiatan yang berlangsung sesuai dengan apa yang
diharapkan. Penjadwalan ini meliputi hari kerja dan jam kerja, perusahaan
beroperasi setiap hari dan libur pada hari Minggu serta hari-hari libur nasional
lainnya. Sedangkan Jam kerja yaitu dimulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00
WIB.
3.2 Analisis Kebutuhan Kerja
Tenaga kerja yang mengoperasikan mesin penggoreng vakum atau
vacuum fryer adalah tenaga kerja laki-laki, dan setiap 1 unit mesin
dioperasikan oleh 1 (satu) orang tenaga kerja. Pada tahapan pengupasan 2
orang, pengirisan buah 2 orang serta pengemasan produk 3 orang maka total
tenaga kerja yang diperlukan ada 10 orang. Untuk bagian bidang pemasaran
diperlukan 1 orang, untuk bidang operasional dibutuhkan 1 orang, untuk
bidang keuangan dibutuhkan 1 orang, untuk bidang SDM 1 orang, untuk
bidang distribusi/penjualan 1 orang.
Sistem penggajian bagi tenaga kerja pada tahapan pengupasan dan
pengirisan buah serta pengemasan adalah harian, yaitu sebesar Rp50.000,- per
hari dengan jam kerja dari pukul 08.00 sampai pukul 14.00 WIB. Apabila
diperlukan lembur, upah yang dibayarkan adalah sebesar Rp10.000,- per jam.
Operator mesin vacuum fryer adalah tenaga kerja tetap dengan gaji perbulan
berkisar Rp2.500.000,- s.d. Rp3.000.000,- per orang.
Tenaga kerja yang digunakan umumnya adalah dari penduduk sekitar
lokasi usaha. Berdasarkan informasi pengusaha, tidak diperlukan persyaratan
tingkat pendidikan tenaga kerja dan tidak ada kendala atau kesulitan dalam
memperoleh tenaga kerja untuk usaha pengolahan keripik buah ini. Untuk
operator mesin vacuum fryer lebih diutamakan yang mempunyai keterampilan
untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan mesin. Oleh karena salah satu

16
faktor yang menentukan mutu keripik buah yang dihasilkan adalah ketepatan
dalam menentukan tekanan, suhu dan lama penggorengan, maka pengusaha
lebih menghendaki operator penggorengan yang sudah berpengalaman.

3.3 Struktur Organisasi dan Analisis Kemampuan Memenuhi Kebutuhan


Tenaga Kerja

Jabatan Job Description Job


Specification
Pemilik Bagian Pemasaran (Ekik)
- Mempromosikan keripik buah melalui
media sosial dan orang-orang sekitar
melalui perbincangan sehingga mampu
mencapai penjualan yang ditargetkan.
- Mencari tahu event yang ada sehingga
bisa melobi penyelenggara.

Bagian Operasi ( Sergio)


-Memperhatikan masalah stock
penjualan.
-Menghubungi suplier.
-Merencanakan teknis proses operasi
bisnis.
-Membuat prosedur operasional yang
arus dilaksanakan oleh karyawan.

Bagian Keuangan (Steven)


- Merencanakan anggaran keuangan.
- Mencatat segala transaksi keuangan.

17
- Membuat laporan keuangan.

Bagian SDM (Nurcahaya)


-Merekrut karyawan.
- Memberi pelatihan kepada karyawan.
- Memperhatikan dan mengawasi
kinerja karyawan.
- Melaksanakan pemberian gaji.
- Berperan sebagai mediator.

Bagian Distribusi (Nesa)


- Bertanggung jawab untuk mengirim
produk keripik buah ke lokasi penjualan
atau outlet ritel.
- Merencanakan rute pengiriman yang
efisien dan efektif.
Karyawa -Melakukan pemeliharaan dan -Bisa
n tetap perbaikan mesin. mengoperasikan
-Menjaga tekanan, suhu, dan lama mesin vacuum.
penggorengan. - memiliki
keterampilan
yang sudah
terlatih terhadap
penggunaan
mesin vacuum
fryer.
Karyawa -Melakukan pengecekan buah setelah -Memastikan
n harian tiba di pabrik. kebersihan dan
-Melakukan pengupasan dan pengirisan. kehigienisan
-Melakukan pengemasan setelah proses selama proses
produksi. persiapan dan
produksi.
-Memantau
kualitas buah
yang digunakan
dan memastikan
bahwa hanya
buah yang baik
yang digunakan
untuk produksi.
-Mengemas
keripik buah
dalam kemasan
yang sesuai dan
menandai
dengan informasi

18
yang diperlukan,
seperti tanggal
kedaluwarsa.

3.4 Risiko dalam SDM


1. Risiko Manajemen Puncak
- Perubahan tren konsumen dan persaingan yang ketat di pasar
makanan ringan dapat menjadi resiko utama. Manajemen puncak
perlu memahami perubahan pasar dan beradaptasi dengan cepat
untuk mempertahankan pangsa pasar.

- Manajemen puncak harus memastikan persediaan bahan baku


seperti buah segar tersedia secara konsisten. Keterlambatan
pasokan dapat mengganggu produksi dan mengurangi efisiensi.
2. Risiko Karyawan
- Usaha keripik buah bersifat musiman, hubungan industri dapat
terganggu ketika musim panen tiba dan berakhir. Pekerjaan
musiman ini mungkin sulit diprediksi, dan manajemen harus
mengatasi tantangan ketika mereka harus merekrut dan
menghentikan pekerja secara berkala.
- Turnover karyawan yang tinggi, risiko ini muncul ketika karyawan
sering berpindah pekerjaan atau keluar dari perusahaan. Ini dapat
mengakibatkan biaya yang tinggi dalam merekrut dan melatih
karyawan baru, serta berdampak negatif pada produktivitas.

3.5 Kesimpulan Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia


Kesimpulan mengenai kelayakan aspek manajemen dan sumber
daya manusia dalam bisnis produksi kripik buah sangat penting.
Manajemen yang efektif dengan tim berpengalaman dalam makanan
ringan adalah kunci utama. Sumber daya manusia yang terampil, terlatih,
dan memahami regulasi keamanan pangan diperlukan untuk memastikan
kualitas produk yang tinggi, pelatihan karyawan dapat meningkatkan

19
kinerja mereka. Selain itu, pengelolaan biaya produksi, perencanaan yang
baik, dan strategi pemasaran yang efektif juga krusial. Dengan manajemen
dan sumber daya manusia yang solid, bisnis produksi kripik buah memiliki
peluang yang baik untuk berhasil di pasar yang kompetitif.

20
BAB 4
Aspek Keuangan
4.1 Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan
Usaha ini bertujuan untuk memproduksi beragam jenis keripik buah, dengan total
produksi per tahun sebesar 14.069 kg, dengan komposisi jenis buah dalam 1 tahun
seperti dapat dilihat pada tabel. Pada Tabel komposisi terbesar adalah keripik
buah apel, karena Kota Batu merupakan sentra produksi buah apel. Apabila
dilaksanakan di daerah lain, maka komposisi produksi ini dapat disesuaikan
dengan potensi buah yang ada di daerah bersangkutan.
No Asumsi Satuan Jumlah
Kapasitas Mesin Penggorengan
1 Kg Buah/ Batch 50
Vakum
Jumlah Mesin Penggorengan
2 Unit 2
Vakum
3 Jumlah batch per hari Batch 5
4 Hari kerja per bulan Hari 24
5 Hari kerja per tahun Hari 288
6 Kapasitas Input Buah Kg Buah/ Tahun 86400

Volume Produksi keripik buah


7
per tahun
a. Pisang Kg 4320
b. Mangga Kg 2160
c. Apel Kg 2160
Seperti telah dikemukakan, produksi buah bersifat musiman dan kondisi ini
berpengaruh terhadap harga bahan baku buah. Pada tabel diatas disajikan asumsi
harga bahan baku buah rata rata tertimbang berdasarkan jumlah bulan panen dan
jumlah bukan musim panen raya, serta biaya produksi yang lain.
No Nama Satuan Harga
1 Bahan Baku Buah
a. Pisang Rp/Kg Rp2.500
b. Mangga Rp/Kg Rp8.000
c. Apel Rp/Kg Rp15.000
2 Minyak Goreng Rp/Kg Rp14.000
3 Gas Rp/Kg Rp7.000
4 Kemasan Rp/Kg Rp33.000

21
5 Label Rp/Rim Rp1.400.000
Tenaga Kerja
6
Langsung
a. Pengupasan,
Pengirisan, dan Rp/Hari Rp50.000
Pengemasan
b. Operator mesin
penggorengan Rp/Bulan Rp2.500.000
vakum
c. Pemasaran dan
Rp/Bulan Rp3.000.000
Administrasi

4.2 Biaya Investasi


Biaya investasi dibutuhkan untuk penyediaan peralatan produksi dan peralatan
lainnya serta bangunan sebesar Rp505.550.000,- Komponen terbesar adalah
perangkat mesin pengoreng vakum (49,45%), freezer (11,87%), sedangkan
bangunan pabrik sebesar Rp150.000.000,- atau 29,67%. (Tabel 5.5) Kegiatan
usaha skala kecil ini membutuhkan lahan tempat usaha seluas 200 m² dengan areal
bangunan tempat produksi seluas 150 m².

Dalam perhitungan kelayakan, proyek usaha pengolahan keripik buah ini


diasumsikan berumur 5 tahun. Perhitungan penyusutan aset tetap secara rinci
disajikan pada Lampiran 2.
No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga per Jumlah
Fisik Satuan Biaya
1 Alat produksi dan
Pengemas
a. Perangkat mesin Unit 2 Rp Rp
penggoreng vakum 125.000.000 250.000.000
b. Freezer Unit 15 Rp Rp
4.000.000 60.000.00
c. Alat Sealer Unit 2 Rp Rp
1.500.000 3.000.000

22
d. Keranjang Unit 100 Rp 10.000 Rp
Plastik 1.000.000

e. Baskom/Ember Unit 10 Rp 20.000 Rp 200.000


f. Timbangan Unit 2 Rp 100.000 Rp 200.000
g. Pisau Unit 30 Rp 25.000 Rp 750.000
h. Tabung Gas Unit 4 Rp 100.000 Rp 400.000
2 Lahan dan Bangunan
a. Bangunan M2 150 Rp Rp
Produksi 1.000.000 150.000.000
b. Lahan M2 200 Rp 200.000 Rp
40.000.000
Jumlah Rp
505.550.000

4.3 Biaya Operasional


Biaya operasional per tahun terdiri dari biaya variabel Rp607.414 116,- dan biaya
tetap Rp210.000.000,-. Sebesar 46,89% dari biaya variabel adalah biaya bahan
baku buah, kemudian tenaga kerja langsung (35,36%) serta gas dan minyak
goreng masing-masing sebesar 9,48% dan 6,96%. Kebutuhan minyak goreng
untuk setiap tabung penggoreng vakum adalah 250 kg, yang digunakan secara
terus menerus selama 1 tahun dan setiap hari dilakukan penambahan minyak
goreng sebanyak 5 kg per tabung penggoreng.
No. Struktur Biaya Jumlah
1 Biaya Variabel Rp 607.414.116
2 Biaya Tetap Rp 210.000.000
Total Rp 817.414.116
4.4 Proyeksi Laba Rugi Usaha
Hasil proyeksi laba rugi usaha menunjukkan usaha industri keripik buah telah
menghasilkan laba (setelah pajak) pada rata-rata per tahun sebesar
Rp165.677.511,- dengan nilai profit on sales rata-rata per tahun 14,78%.

23
Uraian Rata-rata
A. Total Penerimaan Rp1.121.083.200
B. Pengeluaran
1. Biaya Variabel Rp607.414.116
2. Biaya Tetap Rp210.000.000
3. Depresiasi Rp72.321.667
4. Angsuran Bunga Rp34.032.699
5. Biaya Pemasaran Rp2.400.000
Total Pengeluaran Rp926.168.482
L/R Sebelum Pajak Rp194.914.718
Pajak (15%) Rp29.237.208
Laba Setelah Pajak Rp165.677.510
Profit on Sales 14,78%

24
BAB 5
Aspek Lingkungan Hidup
Untuk analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) untuk usaha yang
kami dirikan belum membutuhkan analisis tersebut, mengingat bahan baku yang
kami gunakan merupakan bahan baku organik dan mudah terurai, jadi kami akan
mengurus sendiri limbah yang kami hasilkan dari proses produksi, yaitu dengan
membuatnya menjadi pupuk kompos. Mengingat usaha yang kami dirikan baru
saja beroperasi, maka untuk izin halal dari MUI dan izin dari BPOM belum kami
urus. Kedepannya jika usaha kami berjalan dengan baik dan semakin berkembang.
maka kami akan mengurus surat-surat dan izin tersebut guna meningkatkan
kualitas dan menjamin produk yang kami pasarkan sehat, halal dan tidak
berbahaya bagi konsumen.

25
BAB 6
Aspek Hukum

6.1 Aspek Kemampuan Memenuhi Perizinan


Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini masih tergolong usaha kecil
sehingga izin dari pemerintah tidak perlu dilakukan. Izin yang kami peroleh
adalah izin dari masyarakat setempat.
Perlu Izin dari Masyarakat, seperti : Tidak Perlu Izin Dari Pemerintah,
seperti :
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) TDP ( Tanda Daftar Perusahaan)
SITU (Surat Izin Tempat Usaha) NPWP(Nomor Pokok Wajib Pajak)
Surat Perjanjian Sewa Menyewa AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Tempat Lingkungan)
Keterangan RT dan RW
Adapun syarat- syarat yang dapat dipenuhi untuk mendapatkan SIUP
perseorangan secara detail ialah:
1. Fotokopi KTP pemilik
2. Fotokopi NPWP (jika ada)
3. Surat keterangan domisili/SITU
4 Neraca perusahaan
5. Materai 10.000
6. Stopmap
Sedangkan persyaratan untuk ijin SITU yakni:
1. Copy akta pendirian badan usaha yang dilegalisir PN
2. Copy pendiri badan usaha
3. Copy IMB
4. Surat keterangan sewa/kontrak rumah/bangunan
5. Copy bukti kepemilikan tanah dan bangunan
6. Denah tempat lokasi disahkan kelurahan

26
Semua persyaratan tersebut diserahkan langsung ke instansi pemerintah yang
bersangkutan, setelah itu petugas akan datang langsung untuk mengecek
kecocokan berkas dengan kondisi dilapangan. Dalam hal ini apabila
perusahaan mampu memenuhi semua syarat-syarat tersebut, maka perusahaan
ini dapat memiliki perijinan dalam bidang usaha yang dijalankan.

Untuk saat ini estimasi kewajiban membayar pajak yang diperoleh dari
omset penjualan kami belum mencapai 4,8 miliar per tahun. Pendapatan usaha
kami belum sesuai dengan peraturan perpajakan yaitu salah satu jenis pajak
yang termasük dalam PPh Pasal 4 Ayat 2 adalah PPh Final 1 Persen atau pajak
UKM. Sesuai namanya, tarif pajak untuk UKM, wiraswasta dan bisnis online
ini menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013
adalah 1 persen yang dipotong dari total omzet penjualan (peredaran bruto)
per bulan dan dibayarkan pada tanggal 10 setiap bulannya.

6.2 Analisis Badan Usaha


Badan usaha terdiri dari beberapa macam antara lain perseorangan,
firma, CV, PT, yayasan, koperasi dan lain-lain. Bentuk pelaksanaan usaha ini
adalah badan usaha perseorangan, dimana seluruh modal yang digunakan yaitu
dana pribadi dari pemilik dan wakil pemilik. Dana tersebut digunakan untuk
pembelian biaya operasional selama proses produksi. Keuntungan dari bentuk
badan usaha perorangan adalah dapat menikmati seluruh keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan usaha. Sedangkan kelemahannya adalah semua bentuk
kerugian atau beban usaha harus menjadi tanggung jawab pemilik perusahaan
itu sendiri.

27
BAB 7
Aspek Risiko

Kode Penyebab Risiko Dampak Probabilitas Skala


(Risk Agent) Dampak
A1 Berlebihnya Pasokan Kemungkinan 10% - 40% Kecil
Bahan Baku yang penumpukan
Datang bahan baku,
menyebabkan
kelebihan
persediaan dan
risiko penurunan
nilai barang.
A2 Kesalahan Perlakuan Kerusakan atau <10% Besar
Penyimpanan perubahan kualitas
Produk selama di produk yang
Simpan disimpan,
berpotensi
menyebabkan
kerugian finansial
dan reputasi.
A3 Kurang Stabilnya Peningkatan risiko 40% - 60% Besar
Daya Listrik untuk kerusakan produk
cool storage yang memerlukan
pendinginan,
mungkin
mengakibatkan
kehilangan stok
dan kepercayaan
pelanggan.

28
A4 Kehabisan produk Potensi hilangnya <10% Sangat Besar
persediaan penjualan,
kehilangan
pelanggan, dan
dampak finansial
akibat
ketersediaan
produk yang
rendah.
A5 Keterlambatan Kehilangan 40% - 60% Sangat Besar
Pemesanan ke peluang penjualan,
produsen potensi
kekurangan stok,
dan peningkatan
risiko
ketidakpuasan
pelanggan.
A6 Pasokan dari Produk tidak 10% - 40% Besar
produsen tidak memenuhi
sesuai standar ekspektasi
kualitas pelanggan,
penurunan
kepercayaan
merek, dan
potensi kerugian
reputasi.
A7 Ketidaktelitian Pengiriman >80% Kecil
dalam melakukan produk yang salah
penyortiran kepada pelanggan,
retur barang, dan

29
kemungkinan
kehilangan
pelanggan.
A8 Penerimaan pesanan Tantangan dalam <10% Sangat Kecil
mendadak dari memenuhi
pelanggan permintaan
mendadak, potensi
keterlambatan
pengiriman, dan
risiko kehilangan
pelanggan.
A9 Kesalahan dalam Kerusakan produk 10% - 40% Sedang
melakukan selama
pengemasan pengiriman,
potensi retur
barang, dan risiko
pengurangan
kepercayaan
pelanggan.
A10 Peralatan aktivitas Keterlambatan <10% Sangat Besar
distribusi tidak atau gangguan
lengkap dalam distribusi
produk, potensi
kehilangan
pelanggan, dan
risiko penurunan
efisiensi
operasional.

30
Mitigasi Risiko
Kode Penyebab Risiko (Risk Mitigasi Risiko
Agent)

A1 Berlebihnya Pasokan Melakukan pendataan persediaan secara


Bahan Baku yang rutin
Datang
A2 Kesalahan Perlakuan Menerapkan sistem FIFO
Penyimpanan Produk
selama di Simpan
A3 Kurang Stabilnya Daya Menyesuaikan daya listrik terhadap
Listrik untuk cool kebutuhan perusahaan
storage
A4 Kehabisan produk Menerapkan perjanjian kontrak pemesanan
persediaan
A5 Keterlambatan Menerapkan kontrak kerjasama dengan
Pemesanan ke produsen produsen
A6 Pasokan dari produsen Menerapkan standard mutu
tidak sesuai standar
kualitas
A7 Ketidaktelitian dalam Meningkatkan ketelitian dalam melakukan
melakukan penyortiran penyortiran
A8 Penerimaan pesanan Membuat SOP dalam pemesanan
mendadak dari
pelanggan
A9 Kesalahan dalam Meningkatkan ketelitian dalam melakukan
melakukan pengemasan pengemasan
A10 Peralatan aktivitas Menggunakan alat transportasi yang
distribusi tidak lengkap kompatibel

31
Kesimpulan
7.1 Kesimpulan

Usaha industri pengolahan keripik buah mempunyai peranan penting


dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber gizi, khususnya vitamin dan mineral
serta serat yang baik bagi kesehatan. Usaha pengolahan keripik buah juga
berperan penting dalam rangka meningkatkan nilai tambah buah, terutama bagi
buah yang tidak memenuhi syarat fisik dan kematangan untuk dikonsumsi segar.

Faktor penting bagi keberhasilan usaha pengolahan keripik buah adalah


faktor ketersediaan dan kesinambungan produksi bahan baku buah, serta
keterandalan pasokan arus listrik. Selain itu pengendalian dalam proses produksi,
khususnya pada tahap penggorengan vakum. Hal ini selain mempengaruhi mutu
(rasa, aroma dan kerenyahan) produk, juga menentukan lama proses yang
berdampak kepada kebutuhan minyak goreng dan bahan bakar. Pada aspek pasar,
keripik buah merupakan produk yang mempunyai rasa dan aroma yang khas buah
segar, sehingga tidak ada pesaing dari produk keripik yang lain. Kunci
keberhasilan usaha yang lain adalah sejauh mana pengusaha dapat memperluas
jangkauan pasar yaitu dengan membuka "outlet" dan mengembangkan agen di
daerah lain. Usaha ini mempunyai prospek pasar baik domestik maupun grosir,
karena merupakan produk makanan ringan (snack) yang disukai dan dikonsumsi
oleh lapisan masyarakat tanpa tersegmentasi oleh usia dan status sosial.
Pengembangan usaha pengolahan keripik buah memberikan manfaat yang
positif dari aspek sosial ekonomi dengan terbukanya peluang kerja, memperluas
pasar produksi buah petani khususnya pada musim panen raya serta peningkatan
pendapatan masyarakat. Usaha ini tidak menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan, bahkan. limbah padat berupa kulit/biji buah mempunyai nilai
ekonomi untuk pupuk organik atau sumber hijauan makanan ternak.

32

Anda mungkin juga menyukai