PROPOSAL PENELITIAN Uas
PROPOSAL PENELITIAN Uas
PROPOSAL PENELITIAN Uas
Disusun guna memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah bimbingan naskah
Disusun Oleh :
Linda Fitriani
19250084
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Representasi Diskriminasi Gender Dalam Novel Kim Ji Yeong Born 1982 Karya Cho Nam
Joo Dan Relevansinya Terhadap Kajian Pendidikan Islam” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara
pembuatan skripsi pada Universitas Muhammadiyah Metro dan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal penelitian ini dapat
selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Kulliyatun, S.Ag.,M.Pd.I selaku Dosen yang telah mendidik dan memberikan
bimbingan selama masa perkuliahan.
2. Ibu serta kakak-kakakku yang telah memberikan doa, dorongan dan semangat selama
penyusunan skripsi ini.
3. Teman-temanku satu bimbingan penelitian proposal yang telah berjuang bersama-sama
penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin,
penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para pembaca dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Hal ini membuat peneliti tertarik untuk membahasnya, sebab diskriminasi
gender telah ada sejak zaman jahiliyah sebelum nabi Muhammad datang
membawa wahyu dari Allah. Dalam ajaran yang dibawa oleh nabi muhammad saw
yaitu islam, laki-laki dan perempuan derajat dan kedudukannya sama di mata allah
swt. Bahkan islam sangat memuliakan wanita sampai namanya diabadikan dalam
Al-Qur’an surat ke-4 yaitu surat An-Nisa. Peneliti berharap masyarakat yang
masih menganut ajaran patriarki ataupun diskriminasi gender dapat terbuka
pikirannya dan setuju akan adanya kesetaraan gender.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah penelitian dalam
kajian ini tentang diskriminasi gender dalam novel kim ji yeong born 1982 karya
cho nam joo dan kaitannya dengan kajian pendidikan islam.
1. Bagaimana sinopsis novel kim ji yeong born 1982 karya cho nam joo?
2. Bagaimana pandangan islam terhadap diskriminasi gender?
D. Pembatasan Masalah
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya
penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih
terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan
tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar diskriminasi gender dalam
novel dan kaitannya dengan kajian pendidikan islam
2. Informasi yang disajikan yaitu : sinopsis novel kim ji yeong born 1982,
pengertian diskriminasi gender, diskriminasi gender dalam pandangan
islam.
5
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. Teori Relevan
1. Sinopsis novel kim ji yeong born 1982 karya cho nam joo
Seperti judulnnya novel ini mengisahkan seorang perempuan
bernama Kim Ji-Yeong yang lahir di tahun 1982. Kim Ji-yeong sedari kecil
sudah mendapat berbagai diskriminasi gender bahkan dari keluarganya
sendiri. Ia dan sodaranya yang juga perempuan tidak diberikan kamar
pribadi mereka sendiri. Sedangkan sodara laki-lakinya diberikan kamar
pribadi. Sungguh tidak adil.
Kesenjangan kasih sayang ayah kepada seorang anak laki-laki dan
anak perempuan, dilihatkan disini. Ada bagian dimana Kim Ji-yeong
diganggu oleh seorang pria, namun ayahnya justru menyalahkan Kim Ji-
Yeong. Penulis dengan jelas menggambarkan perbedaan kasih sayang dari
ayak dan nenek Kim Ji-Yeong kepada Kim Ji-yeong dan kaka
perempuannya dengan adik laki-laki mereka.
Di dunia pendidikan juga sama, Kim Ji-yeong tidak pernah
direkomendasikan untuk magang di perusahaan besar oleh dosennya.
Dosen Kim Ji-Yeong banyak merekomendasikan seorang pria untuk
magang di perusahaan besar yang ternama. Lagi-lagi gender menjadi
alasan Kim Ji-yeong mendapat diskriminasi. Isu kesetaraan gender adalah
isu global yang tidak hanya terjadi di Korea Selatan saja. Ini masalah yang
mengkhawatirkan. Sesama mahasiswa harusnya diberi kesempatan yang
sama untuk berkembang.
Dalam bekerja, Kim Ji Yeong adalah karyawan yang rajin dan
teladan tapi tidak pernah mendapat promosi jabatan. Karena stigma di
masyarakat perempuan nantinya akan menikah dan harus meninggalkan
kariernya. Seakan perempuan tidak mempunyai hak memilih untuk dirinya
sendiri jika ia sudah menikah.
Kim Ji-yeong harus merelakan kariernya saat dia hamil. Ini
mengharukan. Buku ini memang fiksi, namun apa yang dihadapi oleh
6
tokoh utama dialami juga oleh banyak perempuan di dunia ini. Perempuan
harus merelakan karier yang mereka rintis dengan susah payah demi rumah
tangganya. Ini tidak adil untuk sebagian perempuan dan untuk Kim Ji-
Yeong. Dalam berumah tangga suami dan istri seharusnya bisa melakukan
peran sebagai seorang yang berumah tangga sekaligus sebagai invidu yang
mempunyai karier, kecuali memang dia sendiri yang menginginkan untuk
fokus pada rumah tangganya saja.
Dengan semua masalah yang dihadapi Kim Ji-Yeong tersebut, dia
depresi dan kehilangan jati dirinnya. Kim Ji-Yeong mengatakan ia bekerja
bukan karena keharusan, namun karena ia menginginkannya. Sejak saat itu
Kim Ji-Yeong berperilaku aneh dan seperti kehilangan semangat hidup,
saya bisa mengerti apa yang dirasakan Kim Ji-yeong. Kendati demikan,
tekanan sosial dari mertuanya maupun orang lain masih berdatangan.
Kim Ji-Yeong merupakan gambaran kehidupan nyata dari banyak
perempuan yang terjebak ketidaksetaraan gender, misoginis, patriarki dan
diskriminatif. Di Indonesia dan negara lain banyak perempuan seperti Kim
Ji-Yeong ini, mereka lelah dengan tuntutan sosial sebagai seorang istri
yang disalahkan jika anak dan suaminya bermasalah. Lelah dengan
diskriminasi tidak memiliki kesempatan berkembang yang sama seperti
yang dimiliki laki-laki. Lelah menjadi yang selalu disalahkan jika mereka
diganggu pria, perkara baju yang ia pakai. Lelah mengalah dengan pekerja
pria yang lebih diunggulkan dan sulitnya mendapat promosi serta
mendapat perlakuan yang layak. Jika seorang ibu memaksa bekerja
mungkin ada yang mengaggap ia tidak peduli dengan anaknya.1
1
‘Resensi Buku _Kim Ji-Yeong, Lahir Tahun 1982_ Halaman 2 - Kompasiana’.
7
berupa perlakuan maupun sikap dan yang tidak langsung berupa dampak
suatu peraturan perundang – undangan maupun kebijakan telah
menimbulkan berbagai ketidak-adilan yang berakar dalam sejarah, adat,
norma, ataupun dalam berbagai struktur yang ada dalam masyarakat.
Ketidak-adilan gender terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran
yang ditanamkan sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk
yang bukan hanya menimpa perempuan saja tetapi juga dialami oleh laki –
laki. Meskipun secara agregat ketidak-adilan gender dalam berbagai
kehidupan ini lebih banyak dialami oleh perempuan, namun hal itu
berdampak pula terhadap laki – laki. Bentuk-bentuk ketidakadilan akibat
diskriminasi gender adalah sebagai berikut:
1. Marginalisasi wanita. Istilah ini menggambarkan rendahnya status,
akses dan pengguasaan seseorang terhadap sumber daya ekonomi dan
politik dalam pengambilan keputusan . berbagai pekerjaan yang
dianggap sebagai pekerjaan wanita, misalnya guru taman kanakkanak
atau sekretaris, dinilai lebih rendah dibandingkan pekerjaan pria dan
sering berpengaruh terhadap perbedaan gaji antara kedua jenis
pekerjaan tersebut.
2. Subordinasi. Subordinasi pada dasarnya adalah keyakinan bahwa salah
satu jenis kelamin dianggap lebih penting dan lebih utama
dibandingkan jenis kelamin lainnya. Pandangan bahwa wanita
mempunyai kedudukan dan peran lebih rendah dibandingkan dengan
pria telah tercipta sejak dahulu. Berbagai tradisi, tafsir keagamaan,
maupun aturan birokrasi menempatkan wanita sebagai subordinasi
kaum pria yang menyebabkan keterbatasan ruang gerak wanita
diberbagai kehidupan. Misalnya seorang istri yang akan melanjutkan
pendidikan harus meminta izin dari suaminya, sebaliknya seorang
suami yang akan melanjutkan pendidikan tidak perlu meminta izi dari
istrinya.
3. Pandangan stereotip. Pandangan stereotip asdalah citra baku tentang
individu atau kelompok yang tidak sesuai dengan kenyataan empiris
yang ada. Pelabelan negatif (seterotip) secara umum melahirkan
8
ketidakadilan gender. Salah satu stereotip yang berkembang
berdasarkan pengertian gender, yaitu jenis kelamin wanita
mengakibatkan terjadinya diskriminasidan berbagai ketidakadilan.
Sebagai contoh, pandangan terhadap wanita yang tugas dan fungsinya
hanya melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan
kerumahtanggaan. Stereotip ini tidak hanya terjadi di dalam rumah
tangga, tetapi juga ditempat kerja dan masyarakat, bahkan tingkat
pemerintah dan negara.
4. Kekerasan. Kekerasan berarti suatu serangan terhadap fisik maupun
integritas mental psikologis seseorang. Kekerasan fisik dapat berupa
perko9saan, pemukulan dan penyikasaan. Kekerasan non fisik, yaitu
pelecehan seksual yang menyebabkan gangguan emosional. Pelaku
kekerasan mungkin saja individu di dalam rumah tangga, tempat umu,
atau dimasyarakat.
5. Beban kerja. Bentuk lain diskriminasi atau ketidakadilan gender, yaotu
beban kerja yang harus dilakukan oleh salah satu jenis kelamin tertentu.
Berbagai observasi menunjukkan bahwa hampir 90% pekerjaan rumah
tangga dikerjakan oleh wanita dan beberapa wanita mengerjakan hal
tersebut sambil bekerja mencari uang. Hal ini menyebabkan wanita
harus melakukan pekerjaan rumah sambil bekerja.2
Dalam perspektif Islam, semua yang diciptakan Allah SWT
berdasarkan kudratnya masing-masing. Hal ini sejalan dengan firman
Allah dalam QS. Al-Qamar; 49 yang terjemahnya:
“Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan qadar” (QS.
AlQamar: 49). Para pemikir Islam mengartikan qadar dengan ukuran-
ukuran, sifat-sifat yang ditetapkan Allah swt. bagi segala sesuatu, dan itu
dinamakan kodrat. Maka dengan, laki-laki dan perempuan sebagai individu
dan jenis kelamin memiliki kodratnya masing-masing. Syeikh Mahmud
Syaltut mengatakan bahwa tabiat kemanusiaan antara lakilaki dan
perempuan berbeda, namun dapat dipastikan bahwa Allah swt. lebih
menganugerahkan potensi dan kemampuan kepada perempuan
2
Dosen Pengampu and Argyo Demartoto, ‘DOSEN PENGAMPU : Dr. Argyo Demartoto, M.Si.’
9
sebagaimana telah menganugerahkannya kepada laki-laki. Ayat Al-Quran
yang populer dijadikan rujukan dalam pembicaraan tentang asal kejadian
perempuan adalah firman Allah dalam QS. AnNisa’ ayat 1 Terjemahnya:
”Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu, yang telah
menciptakan kamu dari diri (nafs) yang satu, dan darinya Allah
menciptakan pasangannya dan keduanya Allah mengembangbiakkan laki-
laki dan perempuan yang banyak....”
Pengertian nafs menurut mayoritas ulama tafsir adalah Adam dan
pasangannya Siti Hawa. Pandangan ini kemudian telah melahirkan
pandangan negatif kepada perempuan dengan menyatakan bahwa
perempuan adalah bagian laki-laki. Tanpa laki-laki perempuan tidak ada,
dan bahkan tidak sedikit di antara mereka berpendapat bahwa perempuan
(Hawa) diciptakan dari tulang rusuk Adam. Kitabkitab tafsir terdahulu
hampir bersepakat mengartikan demikian.
Islam tidak pernah mengajarkan adanya perbedaan antar laki - laki
dan perempuan karena sesungguhnya yang membedakan mereka hanyalah
tingkat ketakwaannya pada Sang Khalik. Islam menempatkan perempuan
pada posisi yang setara dengan kaum laki-laki sehingga mereka bisa saling
membantu dalam mengisi kehidupan ini. Masingmasing memiliki
karakteristik berbeda yang bisa menjadi potensi untuk saling menguatkan
dan mendukung satu sama lain. Beberapa ayat AlQur’an menjelaskan
bahwa perempuan dan kaum laki-laki akan mendapatkan imbalan yang
setimpal ketika mereka melakukan suatu kebajikan. Hanya saja yang harus
diingat bahwa kebebasan yang diberikan kepada kaum perempuan bukan
kebebasan tanpa batas aturan dan norma. Aturan tersebut bukan untuk
mengebiri eksistensi kaum perempuan tetapi justru untuk melindungi
kepentingannya.3
B. Penelitian Terdahulu
Terkait dengan judul ini, maka penulis akan sampaikan beberapa
3
Tanwir Tanwir, ‘Kajian Tentang Eksistensi Gender Dalam Perspektif Islam’, Al-MAIYYAH : Media
Transformasi Gender Dalam Paradigma Sosial Keagamaan, 10.2 (2018), 234–62
<https://doi.org/10.35905/almaiyyah.v10i2.505>.
10
penelitian yang relevan dengan judul Skripsi ini yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti lain. Berikut peneliti paparkan beberapa hasil penelitian
tersebut, antara lain:
Pertama Penelitian yang berjudul Diskriminasi Terhadap Perempuan
Dalam Novel Sunyi Di Dada Sumirah Karya Artie Ahmad isi skripsi tersebut
adalah Mendeskripsikan bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tokoh-tokoh
perempuan dalam novel Sunyi di Dada Sumirah karya Artie Ahmad, (2)
Mendeskripsikan sikap tokoh-tokoh mengatasi diskriminasi terhadap
perempuan dalam novel Sunyi di Dada Sumirah karya Artie Ahmad. Manfaat
penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan mengenai studi analisis
terhadap sastra di Indonesia, terutama dalam bidang penelitian novel Indonesia
yang memanfatkan teori kritik sastra feminis. Selain itu, penelitian ini dapat
memberikan sumbangan dalam mengaplikasikan teori sastra dan teori kritik
sastra feminis untuk mengungkapkan novel Sunyi di Dada Sumirah karya Artie
Ahmad.
Kedua, penelitian yang berjudul Diskriminasi Gender Dalam Film Pink
(Analisis Semiotik Roland Barthes), manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui
penanda dan petanda diskriminasi gender dalam film Pink, serta mendeskripsikan
makna penanda dan petanda diskriminasi gender dalam film Pink. Penelitian ini
menggunakan pendekatan paradigma kritis. Dikarenakan paradigma kritis ialah salah
satu cara pandang terhadap realitas sosial yang senantiasa diliputi rasa kritis terhadap
realitas yang terjadi. Fokus masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini, adalah: Apa
saja penanda (signifier) dan petanda (signified) diskriminasi gender dalam film
“PINK“, dan Bagaimana makna penanda (signifier) dan petanda (signified)
diskriminasi gender dalam film “PINK”.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,
baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih
memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar
kegiatan. Selain itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan,
manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti,
melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya.
12
E. Sistematika Penulisan
Berikut merupakan sistematika penulisan proposal penelitian
kualitatif:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
D. Pembatasan Masalah
DAFTAR PUSTAKA
13
DAFTAR PUSTAKA
14