Kultur Arte
Kultur Arte
Kultur Arte
OLEH:
DEVI NUR INTAN FEBRI YANTI
2204110025
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
HARI JUM’AT
KELOMPOK 7
ASISTEN
FITRAH PRATOMO
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Waa Ta’alaa, yang mana telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan praktikum Manajemen Pakan
Alami judul “Kultur Pakan Alami (Artemia Sp)”
secara alami, dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah yang telah dilakukan secara
langsung di lab.
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
1. Artemia sp ........................................................................................... 5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Dokumentasi Pratikum..............................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Artemia sp. mulai terkenal pada awal tahun 1930 ketika beberapa peneliti
menjadikannya sebagai pengganti nutrisi untuk larva ikan. Hal ini merupakan latar
belakang dalam kultur beberapa spesies ikan komersial yang penting (Sorgeloos 1980).
Benih Artemia sp. telah diproduksi oleh 2 perusahaan yaitu: The Coastal Saltwork di San
Francisco Bay (SFB, California, Amerika Serikat) dan the Great Salt Lake (GSL, Utah,
Amerika Serikat). Produksi Artemia sp. yang dilakukan berdasarkan pengaruh faktor
musim dalam bentuk produksi cyst dan dalam jumlah terbatas.
Produksi Artemia sp. tersebut mengalami peningkatan mulai tahun 1960 dan
pertengahan tahun 1970 terjadi peningkatan permintaan untuk kista Artemia tersebut. Hal
ini dikarenakan Artemia dari larva hingga dewasa merupakan pakan yang paling baik
dalam budidaya ikan dan postlarvae crustacea, dibandingkan dengan beberapa jenis pakan
buatan hingga saat ini (Lavens et al., 1986). Naiknya permintaan akan jenis crustacea
menyebabkan berkembangnya produksi Artemia sp di banyak negara, bahkan di negara-
negara dimana tidak ditemukan Artemia sp di alam.
1.2 Tujuan
artemia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pakan alami larva ikan, udang, dan
kepiting.
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar Artemia Sp
Artemia merupakan salah satu pakan alami yang dibutuhkan dalam sektor
budidaya perikanan khususnya di hatchery (Kouba et al. , 2011; Suyanto et al., 2019).
Artemia biasanya dijual secara komersial dalam bentuk kista kering yang dapat disimpan
bertahun-tahun. Sebelum Anda memberi pakan hidup pada Artemia, Artemia harus
ditetaskan terlebih dahulu dan diberi pakan berkualitas tinggi. Artemia adalah pengumpan
filter non-selektif. Ukuran mangsa artemia berkisar antara 6,8 hingga 27,5 μm (optimal
sekitar 16,0 μm).
Artemia umumnya digunakan sebagai pakan alami larva udang dan ikan di
seluruh Indonesia. Artemia kaya akan nutrisi, terutama protein dan asam amino. Pada
tahap awal perkembangan benih ikan dan udang dengan sistem pencernaan sederhana,
mangsa yang sangat kecil seperti nauplii Artemia berukuran sekitar 0,4 mm dan
mengandung sekitar 63% berat keringnya.
Selain sangat kaya nutrisi, Artemia juga dapat digunakan sebagai media hidup
untuk enkapsulasi (bioenkapsulasi) untuk mengangkut zat-zat yang bermanfaat bagi
pertumbuhan ikan dan krustasea, seperti suplemen nutrisi (Prusińska et al., 2015). Hal ini
tidak hanya mencakup obat-obatan (Roiha et al., 2010) tetapi juga nutrisi penting dan
senyawa bioaktif (Cheban et al., 2020).
Hal ini dapat meningkatkan biaya produksi bagi produsen sehingga diperlukan informasi
yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan reproduksi
Artemia sp.memutuskan. Dalam air garam buatan dengan penambahan berbagai jenis
garam.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Metode yang digunakan pada pratikum ini adalah metode langsung, dimana
mahasiswa langsung melakukan kultur artemia di laboratorium pembenihan
4.1 Hasil
Tabel 2. Hasil perhitungan
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kultur dilakukan dalam aquabottle berukuran 1,5 liter dan 1 liter
air, dengan perbandingan yang digunakan adalah 1: 10 . Kista artemia dengan garam 20
gram dan waktu inkubasi 2 gram digunakan pada praktikum ini. dalam 24 jam.
Kista artemia dapat menetas pada media yang memiliki salinitas 5-35 ppt
walaupun di habitat aslinya mereka dapat hidup pada salinitas yang lebih tinggi. Salinitas
optimal untuk menetaskan kista Artemia adalah 30 ppt. Dimana pada salinitas 30 ppt
Artemia sp dapat berkembang dengan baik sehingga tidak membutuhkan banyak energi
untuk beradaptasi dengan lingkungan atau media tempat tinggalnya. Salinitas adalah salah
satu faktor fisik terpenting dalam kehidupan laut. Faktor yang mempengaruhi kehidupan
Artemia adalah salinitas, oksigen terlarut, suhu, pH, aerasi. Salah satu ciri Artemia adalah
kemampuannya beradaptasi secara luas kisaran salinitas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dapat diketahui kista artemia menetas selama 18-36 jam dan dapat di tetas kan
menggunakan garam tidak beryodium atau garam ikan .
5.2 Saran
Bengtson, D.A., Léger, P. & Sorgeloos, P. (1991) Use of Artemia as a food source for
aquaculture. In: Artemia Biology (Ed. by R.A. Browne, P. Sorgeloos & C.N.A.
Trotman), CRC Press, Boca Raton, FL. pp. 255– 285.
Lavens, P., Baert, P., De Meulemeester, A., Van Ballaer, E. & Sorgeloos, P. (1986) New
developments in the high density flow-through culturing of brine shrimp Artemia.
J. World Maricult. Soc., 16, 498–508.
Sorgeloos, P. 1980. Life history of the brine shrimp Artemia. In: The Brine Shrimp
Artemia, Vols 1–3 (Ed. by G. Persoone, P. Sorgeloos, O. Roels & E. Jaspers),
Universa Press, Wetteren. pp. XIX–XXIII.
Kouba, A., Hamáčková, J., Buřič, M., Policar, T., & Kozák, P. (2011). Use of ThreeForms
of Decapsulated Artemia Cysts as Food for Juvenile Noble Crayfish (Astacus
astacus). Czech Journal of Animal Science, 56(3), 114–118. doi: 10.17221/1301-
cjas
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi pratikum