Kultur Arte

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PAKAN ALAMI

KULTUR PAKAN ALAMI (ARTEMIA SP)

OLEH:
DEVI NUR INTAN FEBRI YANTI
2204110025
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
HARI JUM’AT
KELOMPOK 7
ASISTEN
FITRAH PRATOMO

LABORATORIUM PEMBENIHAN DAN PEMULIAAN IKAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Waa Ta’alaa, yang mana telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan praktikum Manajemen Pakan
Alami judul “Kultur Pakan Alami (Artemia Sp)”

secara alami, dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah yang telah dilakukan secara
langsung di lab.

Shalawat Dan Salam Telah Tercurahkan Kepada Nabi Muhammad Shallallahu


Alaihi Wa Sallam. Dan saya berterimakasih kepada dosen pengampu dan penanngung
jawab mata kuliah dan Asisten lab yang sudah memberikan pengetahuan dan bimbingan
dalam pengerjaan laporan ini. Terimakasih juga kepada pembaca yang sudah meluangkan
waktunya untuk membaca laporan praktikum ini. Penulisan laporan ini tidak sempurna
akibat terbatasnya pengetahuan saya, oleh karena itu saya meminta maaf jika ada
kekurangan dan kesalahan yang ada. Kritik dan saran untuk laporan ini saya terima dengan
suka cita agar menambah pengetahuan saya.

Pekanbaru, 15 Mei 2024

Devi Nur Intan Febri Yanti


DAFTAR ISI
Isi Halaman

KATA PENGANTAR .....................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................v


I.Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ......................................................................... ...... 1


1.2 Tujuan dan Manfaat Pratikum.................................................. ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA


1.2 Klasifikasi Artemia............................................................................2
1.3 Artemia...............................................................................................2

III. METODE PRATIKUM

1.1 Waktu dan Tempat.................................................................... ..... 3


1.2 Alat dan Bahan ......................................................................... ...... 3
1.3 Metode Pratikum...................................................................... ...... 4
1.3 Prosedur Pratikum.................................................................... ..... 4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil ......................................................................................... .... 5


1.2 Pembahasan.............................................................................. ... 6

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan ............................................................................. ... 7


1.2 Saran............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat dan bahan .................................................................................... 3


2. Hasil perhitungan ................................................................................ 5
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Artemia sp ........................................................................................... 5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Dokumentasi Pratikum..............................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Artemia sp. mulai terkenal pada awal tahun 1930 ketika beberapa peneliti
menjadikannya sebagai pengganti nutrisi untuk larva ikan. Hal ini merupakan latar
belakang dalam kultur beberapa spesies ikan komersial yang penting (Sorgeloos 1980).
Benih Artemia sp. telah diproduksi oleh 2 perusahaan yaitu: The Coastal Saltwork di San
Francisco Bay (SFB, California, Amerika Serikat) dan the Great Salt Lake (GSL, Utah,
Amerika Serikat). Produksi Artemia sp. yang dilakukan berdasarkan pengaruh faktor
musim dalam bentuk produksi cyst dan dalam jumlah terbatas.

Produksi Artemia sp. tersebut mengalami peningkatan mulai tahun 1960 dan
pertengahan tahun 1970 terjadi peningkatan permintaan untuk kista Artemia tersebut. Hal
ini dikarenakan Artemia dari larva hingga dewasa merupakan pakan yang paling baik
dalam budidaya ikan dan postlarvae crustacea, dibandingkan dengan beberapa jenis pakan
buatan hingga saat ini (Lavens et al., 1986). Naiknya permintaan akan jenis crustacea
menyebabkan berkembangnya produksi Artemia sp di banyak negara, bahkan di negara-
negara dimana tidak ditemukan Artemia sp di alam.

Di negaranegara tersebut Artemia sp diproduksi secara ekstensif, semi-intensif atau


secara intensif komersial bahkan di tambaktambak garam. Namun demikian, produksinya
tidak bisa mensuplai permintaan dunia akan kista secara signifikan. Hal ini diakibatkan
karena ketidak konsistensinya kualitas penetasan (Tackaert dan Sorgeloos, 1991) dan nilai
nutrisi yang bervariasi dari sumbersumber yang ada, walaupun digunakan media yang
sama (Lavens et al., 1986). Saat ini, lebih dari 70% produksi kista dunia masih tergantung
pada produksi kista di Great Salt Lake, Utah-USA.
Namun demikian, produksinya juga mengkhawatirkan karena tergantung pada
kondisi iklim (Bengtson et al., 1991). Berdasarkan latar belakang tersebut, Artemia sp
sangat dibutuhkan sebagai makanan yang mempunyai nutrisi yang tinggi untuk
perkembangan udang atau larva ikan. Sementara itu, harga Artemia sp semakin meningkat
bersama semakin besarnya kebutuhan untuk budidaya udang dan ikan. Hal tersebut

memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai budidaya Artemia sp. ini.

1.2 Tujuan
artemia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pakan alami larva ikan, udang, dan
kepiting.

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa diharapkan mampu


untuk kultur pakan alami sehingga banyak ketersediaaan pakan alami
dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan pada ikan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.2 Klasifiasi dan Morfologi Artemia salina


Menurut Tyas (2004), Klasifikasi Artemia salina salina ialah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Subkelas : Branchiophoda
Ordo : Anostraca
Famili : Artemiidae
Genus : Artemia
Spesies : Artemia salina

Gambar Artemia Sp

Artemia merupakan salah satu pakan alami yang dibutuhkan dalam sektor
budidaya perikanan khususnya di hatchery (Kouba et al. , 2011; Suyanto et al., 2019).
Artemia biasanya dijual secara komersial dalam bentuk kista kering yang dapat disimpan
bertahun-tahun. Sebelum Anda memberi pakan hidup pada Artemia, Artemia harus
ditetaskan terlebih dahulu dan diberi pakan berkualitas tinggi. Artemia adalah pengumpan
filter non-selektif. Ukuran mangsa artemia berkisar antara 6,8 hingga 27,5 μm (optimal
sekitar 16,0 μm).

Artemia umumnya digunakan sebagai pakan alami larva udang dan ikan di
seluruh Indonesia. Artemia kaya akan nutrisi, terutama protein dan asam amino. Pada
tahap awal perkembangan benih ikan dan udang dengan sistem pencernaan sederhana,
mangsa yang sangat kecil seperti nauplii Artemia berukuran sekitar 0,4 mm dan
mengandung sekitar 63% berat keringnya.

Selain sangat kaya nutrisi, Artemia juga dapat digunakan sebagai media hidup
untuk enkapsulasi (bioenkapsulasi) untuk mengangkut zat-zat yang bermanfaat bagi
pertumbuhan ikan dan krustasea, seperti suplemen nutrisi (Prusińska et al., 2015). Hal ini
tidak hanya mencakup obat-obatan (Roiha et al., 2010) tetapi juga nutrisi penting dan
senyawa bioaktif (Cheban et al., 2020).

Bioenkapsulasi berfungsi sebagai sarana pemekatan dengan bahan tambahan untuk


meningkatkan kualitas dan kuantitas Artemia sebelum diberikan sebagai pakan mentah.
Salah satu manfaatnya adalah sebagai imunostimulan, memperkuat respon imun terhadap
serangan patogen, baik pada nauplii Artemia maupun ikan/crustacea yang memakannya
(Immanuel, 2016). Kapasitas reproduksi nauplii Artemia yang tidak efisien menyebabkan
jumlah (kuantitas) nauplii yang diperoleh sedikit.

Hal ini dapat meningkatkan biaya produksi bagi produsen sehingga diperlukan informasi
yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan reproduksi
Artemia sp.memutuskan. Dalam air garam buatan dengan penambahan berbagai jenis
garam.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pratikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 10 Mei 2024 di


Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan, Fakultas Perikanan dan Kelautan,
Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Alat dan bahan

Alat Fungsi Bahan Fungsi


Botol aqua 1,5 L Sebagai waah Kista Objek pratikum
Pemeliharaan
Timbangan Untuk menimbang Air Media pemeliharaan
garam dan artemia
Solder Untuk Garam Untuk
melubangi tutup meningkatkan daya
botol tetas artemia
Gelas ukur Untuk
mengukur
volume air
yang
Digunakan
Selang aerator Untuk
menambah
oksigen dalam
Wadah
Seser Untuk panen
Artemia
Baskom Sebagai wadah
saat
Panen
3.3 Metode Pratikum

Metode yang digunakan pada pratikum ini adalah metode langsung, dimana
mahasiswa langsung melakukan kultur artemia di laboratorium pembenihan

3.4 Prosedur Pratikum

Berikut adalah prosedur kultur artemia :

 Buatlah wadah pemeliharaan dengan menggunakan botol aqua ukuran 1,5


liter
 Lubangi tutup aqua dengan solder kemudian pasangkan selang aerator
 Selanjutnya isi wadah/botol dengan air sebanyak 1 liter kemudian hidupkan
aerator
 Timbang garam sebanyak sebanyak 20 gram dan larutkan dalam media air
 Kemudian timbang kista artemia sebanyak 2 gram dan masukan ke dalam
media air
 Tunggu penetasan selama 24 jam
Setelah 24 jam maka artemia
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 2. Hasil perhitungan

Bobot (gram) Jumlah (butir)


9,1 2.574.000

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kultur dilakukan dalam aquabottle berukuran 1,5 liter dan 1 liter
air, dengan perbandingan yang digunakan adalah 1: 10 . Kista artemia dengan garam 20
gram dan waktu inkubasi 2 gram digunakan pada praktikum ini. dalam 24 jam.

Setelah dipanen diperoleh Artemia sebanyak 9,1 gram.

Keunggulan Artemia dibandingkan dengan makanan alami lainnya dalam budidaya


adalah dapat diperdagangkan dalam bentuk kista sehingga bisa digunakan kapan saja jika
diperlukan. Artemia dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan. Artemia
adalah zooplankton dari filum Arthropoda dan kelas Crustacea. Artemia dibutuhkan
sebagai pakan alami untuk berbagai larva ikan. Kebutuhan Artemia sebagai pakan larva
sangat bergantung pada bukaan mulut dan laju pencernaan ikan. Larva ikan memiliki
kecepatan pencernaan yang lebih cepat dan kebutuhan nutrisi yang lengkap, semua
kebutuhan tersebut (sampai saat ini) hanya dapat dipenuhi oleh makanan alami khususnya
Artemia. Artemia sp. 24-36 jam pada suhu 25 ° C. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam
menetaskan Artemia adalah media. Bahan dasar media di alami yaitu air laut, tetapi
sebagai alternatif, air laut buatan juga dapat digunakan dengan menambahkan garam tidak
beryodium atau garam biasa (95% NaCl) ke air tawar untuk menghasilkan salinitas.

Kista artemia dapat menetas pada media yang memiliki salinitas 5-35 ppt
walaupun di habitat aslinya mereka dapat hidup pada salinitas yang lebih tinggi. Salinitas
optimal untuk menetaskan kista Artemia adalah 30 ppt. Dimana pada salinitas 30 ppt
Artemia sp dapat berkembang dengan baik sehingga tidak membutuhkan banyak energi
untuk beradaptasi dengan lingkungan atau media tempat tinggalnya. Salinitas adalah salah
satu faktor fisik terpenting dalam kehidupan laut. Faktor yang mempengaruhi kehidupan
Artemia adalah salinitas, oksigen terlarut, suhu, pH, aerasi. Salah satu ciri Artemia adalah
kemampuannya beradaptasi secara luas kisaran salinitas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dapat diketahui kista artemia menetas selama 18-36 jam dan dapat di tetas kan
menggunakan garam tidak beryodium atau garam ikan .

5.2 Saran

Pada saat praktikum hendaknya mahasiwa/I mempererhatikan serta kondusif dalam


praktikum sehingga dapat meneliti dengan baik dan sebaiknya alat-alat laboratorium
lengkap sehingga dapat di gunakan saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Bengtson, D.A., Léger, P. & Sorgeloos, P. (1991) Use of Artemia as a food source for
aquaculture. In: Artemia Biology (Ed. by R.A. Browne, P. Sorgeloos & C.N.A.
Trotman), CRC Press, Boca Raton, FL. pp. 255– 285.

Lavens, P., Baert, P., De Meulemeester, A., Van Ballaer, E. & Sorgeloos, P. (1986) New
developments in the high density flow-through culturing of brine shrimp Artemia.
J. World Maricult. Soc., 16, 498–508.

Sorgeloos, P. 1980. Life history of the brine shrimp Artemia. In: The Brine Shrimp
Artemia, Vols 1–3 (Ed. by G. Persoone, P. Sorgeloos, O. Roels & E. Jaspers),
Universa Press, Wetteren. pp. XIX–XXIII.

Kouba, A., Hamáčková, J., Buřič, M., Policar, T., & Kozák, P. (2011). Use of ThreeForms
of Decapsulated Artemia Cysts as Food for Juvenile Noble Crayfish (Astacus
astacus). Czech Journal of Animal Science, 56(3), 114–118. doi: 10.17221/1301-
cjas
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi pratikum

Anda mungkin juga menyukai