Laporan FTS Pasta PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Nama Asisten Kelas Nilai

Farmasi A Laporan :

Post Test :

LAPORAN PRAKTIKUM
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID
JUDUL : SEDIAAN PASTA

Disusun Oleh :
Kelompok II (Dua)

1. Dhita Marceline. P (21.71.024071)


2. Esti Yani (21.71.024202)
3. Gisha Cindy Ayu (21.71.024052)
4. Yohana Kasih Karlina. D (21.71.023995)
5. Dessy Natalia (21.71.024199)

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
2022
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal (Ditjen POM, 1995). Menurut Anief (1997),
pasta dibagi menjadi 4 jenis yaitu :
a. Pasta berlemak.
b. Pasta kering.
c. Pasta peningin.
d. Pasta dentifriciae.
Bahan dasar pasta yang biasa digunakan adalah vaselin, lanolin, adeps lanae, siripus
simplek, minyak lemak dan protein liquid.
b. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu membuat formulasi sediaan pasta.
2. Mahasiswa mampu memahami evaluasi fisik sediaan pasta.
3. Mahasiswa mampu memahami perbedaan pasta dengan sediaan semisolid
lainnya.
II. DASAR TEORI
Berdasarkan FI IV pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat ditujukkan untuk pemakain topikal.
Menurut FI III adalah sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yng berbentuk serbuk
dalam jumlah besar dengan vaselin dan paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak
berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage atau sabun, Digunakan sebagai antiseptik
atau pelindung.
Berdasarkan Dispending of Medication (Husa’s Pharm) pasta adalah produk seperti
ointment untuk penggunaan eksternal yang dikarakterisasi dengan adanya bagian serbuk
padat yang lebih banyak. Pasta lebih kental dan keras, serta kurang oklusif dibandingkan
ointment lain.
Berdasarkan Fornas adalah sediaan berapa massa lembek yang dimaksudkan untuk
pemakaian luar, digunakan sebagai antiseptikum untuk pelindung kulit.
Pasta sama dengan salep digunakan untuk pemakaian luar kulit, namun perbedaannya
dengan salep adalah kandungannya, secara umum persenttase bahan padat pada pasta lebih
besar dibandingkan salep. Oleh karena itu pasta lebih kental dan kaku daya absorpsinya
lebih besar dan kurang berlemak dari pada salep yang dibuat dengan komponen yang
sama.
Karakteristik dari sediaan pasta adalah :
1. Daya absorpsi pasta lebih besar
2. Serting digunakan untuk mengabsorpsi sekresi cairan serosal pada tempat
pemakaian.
3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
4. Mengandung satu atau lebih baahan obaat yang ditujukkan untuk pemakaian
luaar/topikal.
5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
6. Tidak memberikan rasa berminyaak seperti unguentum.
7. Memiliki persentase bhan padat lebih besar daripada salep yaitu mengandung
bahaan serbuk (padat) antara 40% - 50%
Macam - macaam pasta adalah :
1. Pasta Berlemak
Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung dari 50% zat padat
(serbuk). Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan lebih menyerap
dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai
aftinitas terhdap air. Pasta ini cenderung untuk menyerap sekresi seperti serum
dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep.
Contoh pasta berlemak adalah Acidi Salicylici Zinci Oxydi Pasta.
2. Pasta Kering
Pasta kering adalah suatu pasta bebas lemak memgandung ± 60% zat padat
(serbuk). Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis
ichthanolum atau Tumenol Ammonim, zat ini akan menjadikan pasta menjadi
encer.

Tipe :
Oksidasi seng (ZnO) dan Eugenol. Zno daan eugenol dicampur menjadi
campuran yang cukup kental dan murni (taanpa aditif). Formulasi lain
menggabungkan OSE dengan aditif. Contoh yang paling umum adalah Na atau RC2B.
Formula pasta ini diklaim memiliki sifaat antimikrobaa, aktivitas terapi bilogik, dan
keunggulan lainnya walaupun tidak ada bukti bahwa pasta itu berperan
menguntungkan sebagai material obturasi.
Keuntungan dan Kerugiaan Pasta :
Keuntungannya jelas Teknik pasta cepat dan relative mudah sertaa haanyaa
melibatkan satu material. Instrumen dan alat – alat yang diperlukan, setidaknya untuk
metode lentulo, relatif sederhana hanya seperwangkat jarum saja.
Kerugiannya melebihi keuntungannya. Pertama, masalah yang umum pada
penggunaan setiap material yang tidak solid adalah sukarnya mengendalikan panjang
pengisian. Sukar sekali menghindari obturasi berlebih atau terlalu pendek. Secaara
teoritis, banyak radiograf yang harus dibuat selama obturasi untuk memeriksa Panjang
dan densitasnya baik untuk material yang diinjeksikan maupun dengan lentulo spiral.
Jelas, hal seperti ini akan memakan waktu dan memajankaan pasien terhadap radiasi
yang sebetulnya tidak perlu.
Monografi Bahan:
1. Asam Salisilat (Acidum Salycylicum FI III. Hal 56)
Pemerian : Hablur atatidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%) p, dalam 13 bagian aseton p dalam 40 bagian gliserol p
dan dalam 9 bagian propilenglikol p; larut dalam larutan alkali
hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Analgetikum, Antipiretikum.

2. Zinc Oxide ( Zinci Oxydun FI III hal. 636)


Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus; putih atau putih
kekuningan; tidak berbau; tidak berasa.
Lambat laun menyerap karbondioksida dari
udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%) p; larut dakam asam mineral encer dan
dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Antiseptikum lokal
3. Amylum Tritici (Pati Gandum FI IV hal. 109)
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam dingin dan dalam
etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

4. Vaselin Flavum (Vaselin Kuning FI III hal 633)

Pemerian : Masa lunak, lengket, bening, kuning muda


sampai kuning; sifat ini tetap setelag zat
dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa
diaduk. Berfluorisensi lemag, jufa jika dicairkan;
tidak berbau; hampir tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dakam air dan dalam etanol
(95%) p; karut dakam kloroform p; dalam eter p
dan dalam eter minyak tanah p, larutan kadang-
kadang beropalesensi lemah.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan

5. Aqua Pestilata (Aquadest FI III hal. 96)


Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak ada
rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

6. Etanol (Aethanolum FI III hal. 65)


Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya;
di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Zat tambahan.
II. METODE PRAKTIKUM
a. Alat dan Bahan
 Alat
No. Nama Alat
1. Timbangan Digital
2. Cawa Porselen
3. Mortir
4. Stamper
5. Batang Pengaduk
6. Gelas Beaker
7. Kaca Arloji
8. Kertas Skala

 Bahan
No. Nama Bahan
1. Asam Salisilat
2. Zinc Oxide
3. Amylum Tritici
4. Vaselin Flavum
5. Etanol

Formula sediaan Pastaa


R/ Asam Salisilat 2g
Etanol 90% 3 tts
Zinc Oxide 25 g
Amylum Tritici 25 g
Vaselin Flavum ad 100 g

Catatan : Sediaan pasta yang akan dibuat 20 gr masing – masing kelompok.


Perhitungan dan Penimbangan Bahan

 Asam Salisilat = 0,4 g = 400 mg


 Zno = 5 g = 5000 mg
 Amylum Tritici = 5 g = 5000 mg
 Vaselin Flavum = 20 g = 20.000 mg
= 20 g – (0,4 + 5 + 5 )
= 9,6 g = 9.600 mg

b. Prosedur Kerja
Menghitung kebutuhan bahan.

Siapkan alat dan bahan.

Hitung dan timbang bahan

Asam salisilat masukkan kedalam mortir, tetesi etanol dan gerus ad


halus (1)

Vaselin Falvum gerus dalam mortir panas dan masukkan (1) dan
tambahkaann amylum tritici sampai homogen

Masukkaan Zinc Oxide yang sudah di ayak gerus sampai homogen


dan masukkan ke dalam wadah.
III. HASIL PENGAMATAN
a. Hasil Praktikum
1. Uji Organoleptis
Organoleptis Hasil Pengamatan Dokumentasi
Bau Tidak berbau
Warna Putih
Tekstur Lembek, sedikit kasar

2. Uji pH
pH Hasil Pengamatan Dokumentasi
pH sediaan 5

3. Uji Berat Jenis


Berat jenis Hasil Pengamatan Dokumentasi

Berat sediaan
Berat pot = 7,5 gr
Berat sediaan = = 24,5 – 7,5 = 17 gr

24,5 gr
b. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini,membuat sediaan pasta.Berdasarkan FI IV pasta merupakan sediaaan
semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat ditujukkan untuk pemakain topikal.
Menurut FI III adalah sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk pemkaian luar.
Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obaat yng berbentuk serbuk dalam jumlah besar
dengan vaselin dan paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan
gliserol, mucilage atau sabun, Digunakan sebgai antiseptik atau pelindung.
Formula yang digunakan pada pembuatan sediaan pasta kali ini adalah Asam salisilat 2g, Zinc
Oxide 25g, Amylum tritici 25g, Vaselin flavum ad 100g dalam pembuatan pasta kita juga
menambahkan etanol 95% sebanyak 3 tetes.
Setelah sediaan jadi dilakukan uji organoleptik sediaan pasta yang dihasilkan warna
putih,memiliki tekstur lembek,dan tidak berbau.
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan pasta
bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur
secara homogen.Pada uji homogenitas kali ini,formula pasta menunjukkan memiliki tekstur yang
sedikit kasar.
Pada uji PH dilakukan dengan menggunakan PH strip dalam 1 kali replikasi dengan hasil
semua replikasi menunjukkan PH 5 untuk sediaan pasta yang dibuat.
Uji berat jenis dilakukan dengan menimbang sediaan yang sudah jadi sediaan memiliki berat
17 gr, sedangkan berat keseluruhan bersama potnya seberat 24,5 gr.
V. PENUTUP
a. Kesimpulan
Menurut FI III pasta adalah sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk
pemkaian luar. Berdasarkan FI IV pasta merupakan sediaaan semi padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat ditujukkan untuk pemakain topikal.
Pada pembuatan sediaan pasta penting untuk mengetahui karakteristik dari masing-
masing bahan dan zat yang digunakan, hal ini dimaksudkan untuk memberikan
perlakuan khusus pada sediaaan yang tentunya memiliki kelarutan dan konsistensi, yang
berbeda-beda. Selain itu interaksi mungkin terjadi antara bahan yang satu dengan bahan
lainnya, serta bahan dengan alat atau wadah yang digunakan pun perlu diperhatikan.
Formula sediaan pasta yang digunakan yaitu, Asam salisilat 2g, Zinc Oxide 25g,
Amylum tritici 25g, Vaselin flavum ad 100g dalam pembuatan pasta kita juga
menambahkan etanol 95% sebanyak 3 tetes.

Evaluasi dari sediaan pasta yaitu :

 Pada pemeriksaan uji organoleptis sediaan berwarna putih dan tidak memiliki
bau yg khas.
 Pada pemeriksaan uji homogenitas sediaan homogen, bertekstur lembek dan
sedikit kasar.
 Pada pemeriksaan pH bernilai 5.
 Dan pada pemeriksaan uji berat jenis sediaan memiliki berat
Berat pot = 7,5gr
Berat sediaan = 24,5gr
= 24,5 – 7,5
= 17gr

b. Saran
Dari praktikun pembuatan pasta ini saran yang dapat disampaikan ialah:
Dalam proses pembuatan sediaan pasta ini mahasiswa harus memperhatikan apa saja
kegunaan, karakteristik, interaksi dari bahan-bahan juga zat yang digunakan. Dalam
pembuatannya mahasiswa juga perlu memperhatikan bagaimana proses pembuatan dan
proses atau cara memformulasikan sediaan pasta yang baik dan tepat dengan mengikuti
kententuan prosedur kerja yang ada. Sehingga dengan demikian menghasilkan suatu
sediaan pasta yang layak digunakan dan dapat memenuhi standar evaluasi sediaan pasta
yang telah ditetapkan.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Elmitra, M. A. (2017). Pasta. In Dasar - Dsar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid (pp. 199-205). CV. Budi
Utama.

Panitia Farmakope Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Panitia Farmakope Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Deapertemen Kesehatan
Republik Indonesia.
VII. LAMPIRAN
1. Dokumentasi saat praktikum

Foto Anggota Kelompok

Penimbangan Bahan Bahan yang digunakan


Asam Salisilat di gerus Setelah di gerus Vaselin falvum
tambahkan amylum tritici digerus

Masukkaan Zinc Oxide yang sudah di ayak gerus sampai homogen dan masukkan ke
dalam wadah.
2. Brosur

DAKTARIN®
PASTA
Asam
Salisilat
Komposisi :
Tiap (20gr) Mengandung :
Asam salisilat 2g
ZnO 25gr
Amylum tritici 25g
Vaselin flavum ad 100g

Aturan Pakai :
Oleskan pada permukaan kulit yang bermasalah

Indikasi :
Untuk mengobati penyakit kulit seperti, gatal-gatal ditelapak tangan, kaki, selangkangan
paha, kutu air, panu, kurap, kudis, yang diakibatkan bakteri atau jamur.

Kontraindikasi :
Hipersensitif
Efek samping :
Iritasi, Sensasi kulit terbakar, Gatal-gatal, Ruam kulit.

No reg : DBL67517A2
No.Batch : 23432
Mfg date : Juni 2022
Exp date : Juni 2027
PT. Kelompok Dua, Palangkaraya-Indonesia

3. Kemasan sekunder
POST TEST!

1. Sebutkan perbedaan pasta dan salep!


Menurut FI. IV, pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Salep adalah sediaan
setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir
(FI IV).Pasta sama dengan salep yang dimaksudkan untuk pemakaian luar pada
kulit, tetapi berbeda dari salep terutama dalam kandungannya. Secara umum
persentase kandungan bahan padat pasta pada lebih besar.

2. Apa tujuan zat aktif diformulasikan sebagai pasta?

Zat aktif yang memiliki aktivitas sebagai mild astringent dan UV protecting.Zat
aktif ini dimaksudkan untuk menormalkan ketidak seimbangan fungsi kulit. Zinc
oxide merupakan suatu zat aktif yang memiliki aktivitas sebagai mild astringent
dan UV protecting. Zat aktif ini dimaksudkan untuk menormalkan
ketidakseimbangan fungsi kulit

3. Apa yang dimaksud dengan basis hidrokarbon?

Basis hidrokarbon atau basis berlemak merupakan basis bebas air. Sediaan larut
air dan mengandung air dapat ditambahkan dalam jumlah kecil dengan beberapa
kesulitan. Basis ini memberikan efek melembutkan, efektif sebagai penutup yang
oklusif, mencegah hilangnya kelembapan, bertahan dalam waktu yang lama pada
kulit, dan sulit dicuci dengan air karena ketidaklarutannya dalam air (Ansel, 1989).
Basis hidrokarbon diklasifikasikan sebagai basis oleagenous (basis berminyak),
bersama dengan minyak tumbuhan dan lemak hewan. Basis hidrokarbon bersifat
melunakkan lapisan kulit (emollient) karena occlusive (meninggalkan lapisan
dipermukaan kulit) sehingga akan meningkatkan hidratasi kulit dengan
menghambat penguapan air pada lapisan kulit.

4. Apa fungsi penambahan amylum pada sediaan pasta?

Amylum berfungsi sebagai bahan pengikat dan bahan penghancur apabila


ditambahkan dalam bentuk pasta atau kering sebelum di granul dengan komponen
yang lain. Amilum juga berfungsi sebagai bahan penghancur karena granulnya
mampu mengembang apabila kontak dengan air dan amilosa merupakan
komponen yang memiliki sifat sebagai bahan penghancur karena kemampuannya
untuk mengembang.

Anda mungkin juga menyukai