MUQADDIMAH
MUQADDIMAH
MUQADDIMAH
َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا. اَّل ِذ ي َح َباَن ا ِباِإْل ْيَم اِن واليقيِن، َاْلَح ْم ُد ِ ِهلل اْلَم ِل ِك اْلَح ِّق اْلُم ِبْيِن
َو َم ْن، َو َأْص َح اِبِه اَألْخ َي اِر َأْج َم ِع ين، َو َع َلى آِلِه الَّطِّيِبِين، َخ اَتِم اَألْنِبَياِء َو الُم ْر َسِلين،ٍُمَح َّم د
ُد ا َبْع َأَّم. ِّدْيِن ْو ِم ال اٍن ِإَلى َي َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس
Segala puji bagi Allah, al-Malik Al-Haqq, Al-Mubin, yang memberikan kita iman dan
keyakinan. Ya Allah, limpahkan shalawat pada pemimpin kami Muhammad, penutup para nabi
dan rasul, dan begitu pula pada keluarganya yang baik, kepada para sahabat piluhan, dan yang
mengikuti mereka dengan penuh ihsan hingga hari kiamat.
Contoh 2 :
ِإَّن اْلَح ْم َد ِهَّلِل َنْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ْه َو َنْس َتْهِد ْيِه َو َنُع وُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُرْو ِر َأْنُفِس َنا َو ِم ْن
َأْش َهُد َأْن َال ِإَل َه ِإَّال. َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َهاِدَي َلُه،َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا
َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِرْك َع َلى ُمَح َّم ٍد َو َع َلى آِل ِه.هللا َو َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه
ِة ْو ِم اْلِقَياَم َد اُه ِإَلى َي َد ى ِبُه ْح ِبِه َو َمِن اْهَت َو َص.
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-
Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang
siapa mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa
yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan
keselamatan tercurah pada Muhammad dan keluarganya, dan sahabat dan siapa saja yang
mendapat petunjuk hingga hari kiamat.
Contoh 3 :
َتَباَر َك اَّلِذ ْي َج َع َل ِفي الَّس َم اِء ُبُرْو ًج ا َو َج َع َل،َاْلَح ْم ُد ِهَّلِل اَّلِذ ْي َك اَن ِبِع َباِدِه َخ ِبْيًرا َبِص ْيًرا
َأْش َهُد َاْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا وََأْش َهُد َاَّن ُمَح َّم ًدا َع ْب ُد ُه ُوَر ُس وُلُه اَّل ِذ ْي.ِفْيَها ِسَر اًجا َو َقَم ًرا ُمِنْيًرا
َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلْي ِه. َو َد اِع َي ا ِإَلى اْلَح ِّق ِبِإْذ ِن ِه َو ِس َر اًجا ُمِنْي ًرا،َبَع َثُه ِباْلَح ِّق َبِش ْيًرا َو َن ِذ ْيًرا
َأَّم ا َبْعُد ؛.َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا َك ِثْيًرا
Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hambanya, Maha suci
Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan dijadikan padanya penerang dan
Bulan yang bercahaya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad
adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar
gembira dan pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dengan izin-Nya, dan cahaya
penerang bagi umatnya. Ya Allah, curahkan sholawat dan salam bagi nya dan keluarganya, yaitu
doa dan keselamatan yang berlimpah.
“Segala puji milik Allah. Kami memohon pertolonganNya, dan mohon ampun kepada Nya. Kami
berlindung kepada Allah dari kejahatan diriku dan keburukan amalku.
Barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menyesatkannya, dan
barang siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menunjukinya.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, aku mengesakanNya dan tidak mempersekutukanNya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan rosulNya, tidak ada nabi setelah Dia.
Ya Allah, berikan sholawat, salam dan kebaikan atas nabi Muhammad, keluarganya dan sahabatnya.”
Semoga bermanfaat.
Wassalam,
Berikut kumpulan contoh pembukaan pidato atau ceramah atau mukadimah tulisan dengan
bahasa Arab lengkap beserta artinya:
اْلَحْم ُدِ ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن َو الَّص َالُة َو الَّس َالُم َع َلى َأْش َرِف ْاَألْنِبَياِء َو اْلُم ْر َسِلْيَن َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن َأَّم ا َبْعُد
Artinya: Segala puji bagi Allah Sang Penguasa alam semesta. Semoga salawat serta keselamatan
tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul termulia. Berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya,
semuanya.
. َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْلُه َفَال َهاِدَي َلُه.َنْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه َو َنُعْو ُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُرْو ِر َأْنُفِس َنا َوِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا
َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن َأَّم ا َبْعُد
Artinya: Kami panjatkan segala puji padaNya dan kami meminta pertolonganNya. Seraya
memohon ampun dan meminta perlindunganNya dari segala keburukan jiwaku dan dari
kejelekan amaliahku. Barangsiapa yang telah Allah tunjukkan jalan baginya, maka tiada yang
bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang telah Allah sesatkan jalannya, maka tiada yang
bisa memberinya petunjuk. Ya Allah limpahkanlah salawat dan salam bagi Muhammad saw
berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, semuanya.
َو ُنَص ِّلْي َو ُنَس ِّلُم َع َلى َخْيِر ْاَألَناِم َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن َأَّم ا َبْعُد. اْلَحْم ُدِ ِهلل اَّلِذ ْي َأْنَع َم َنا ِبِنْع َم ِة ْاِإل ْيَم اِن َو ْاِإل ْس َالِم
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan islam.
Salawat dan doa keselamatanku terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung Muhammad Saw
berserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya
اْلَحْم ُدِ ِهلل َو الَّص َالُة َو الَّسَالُم َع َلى َر ُسْو ِل ِهللا َس ِّيِد َنا َو َم ْو َالَنا ُمَحَّمِد ْبِن َع ْبِد ِهللا َأَّم ا َبْع َد ُه
Artinya: Puji syukur kepada Allah dan doa salawaat serta doa keselamatan kepada rasulullah
junjungan dan pembimbing kita, Nabi Muhammad bin Abdillah.
Shadaqah adalah baik seluruhnya, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung
kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran shadaqah tersebut. Di antara shadaqah yang
utama menurut Islam adalah sebagai berikut:
1. Shadaqah Sirriyah
Yaitu shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Shadaqah ini sangat utama karena lebih medekati ikhlas
dan selamat dari sifat pamer. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu
berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan
dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 2:271)
Yang perlu kita perhatikan di dalam ayat di atas adalah, bahwa yang utama untuk disembunyikan terbatas pada
shadaqah kepada fakir miskin secara khusus. Hal ini dikarenakan ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau
harus tampak, seperti membangun sekolah, jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan lain
sebagainya.
Di antara hikmah menyembunyikan shadaqah kepada fakir miskin adalah untuk menutup aib saudara yang miskin
tersebut. Sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak diketahui kekurangan dirinya. Tidak diketahui
bahwa tangannya berada di bawah, bahwa dia orang papa yang tak punya sesuatu apa pun.Ini merupakan nilai
tambah tersendiri dalam ihsan terhadap orang fakir.
Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alihi wasallam memuji shadaqah sirriyah ini, memuji pelakunya dan
memberitahukan bahwa dia termasuk dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah nanti pada hari Kiamat. (Thariqul
Hijratain)
Bersedekah dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama daripada berwasiat ketika sudah menjelang ajal, atau ketika
sudah sakit parah dan tipis harapan kesembuhannya. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Shadaqah yang paling utama adalah engkau bershadaqah ketika dalam keadaan sehat dan bugar, ketika engkau
menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka jangan kau tunda sehingga ketika ruh sampai tenggorokan
baru kau katakan, "Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian." (HR.al-Bukhari dan Muslim)
Al-Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, "Hendaknya seseorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan
hartanya, dan menyisakan untuk dirinya kecukupan karena khawatir terhadap fitnah fakir. Sebab boleh jadi dia akan
menyesal atas apa yang dia lakukan (dengan infak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala.
Shadaqah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasululllah shallallahu ‘alihi wasallam tidak
mengingkari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuyang keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi tahu persis kuatnya
keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga beliau tidak khawatir fitnah itu menimpanya
sebagaimana Nabi khawatir terhadap selain Abu Bakar. Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan
kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak hutang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu.
Karena membayar hutang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama.
Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah meski sebenarnya
membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan juga itsar (mendahulukan orang
lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin.” (Syarhus Sunnah)
Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu memiliki kebun kurma yang sangat indah dan sangat dia
cintai, namanya Bairuha'. Ketika turun ayat,
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta
yang kamu cintai." (QS. 3:92)
Maka Abu Thalhah mendatangi Rasulullah dan mengatakan bahwa Bairuha' diserahkan kepada beliau, untuk
dimanfaatkan sesuai kehendak beliau. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam menyarankan agar ia dibagikan kepada
kerabatnya. Maka Abu Thalhah melakukan apa yang disarankan Nabi tersebut dan membaginya untuk kerabat dan
keponakannya.(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan, adalah memberikan nafkah kepada dua
kelompok, yaitu:
Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,
”(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak
yatim yang masih ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir.” (QS. 90:13-16)
Kerabat yang memendam permusuhan, sebagaimana sabda Nabi,
"Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memendam permusuhan.” (HR. Ahmad, Abu
Dawud dan at-Tirmidzai, Shahihul jami')
Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam surat an-Nisa' ayat 36, di antaranya berisikan perintah agar berbuat
baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh. Dan Nabi juga telah bersabda memberikan wasiat kepada
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
"Jika engkau memasak sop maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu." (HR.
Muslim)
Amat banyak firman Allah subhanahu wata’ala yang menjelaskan masalah ini, di antaranya,
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwa
pada jalan Allah.” (QS. 9:41)
Namun perlu diketahui bahwa bersedekah untuk kepentingan jihad yang utama adalah dalam waktu yang memang
dibutuhkan dan mendesak, sebagaimana yang terjadi pada sebagian negri kaum Muslimin. Ada pun dalam kondisi
mencukupi dan kaum Muslimin dalam kemenangan maka itu juga baik akan tetapi tidak seutama dibanding kondisi
yang pertama.
Yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia. Nabi
shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal; Shadaqah jariyah, ilmu yang diambil
manfaat dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).
Di antara yang termasuk proyek shadaqah jariyah adalah pembangunan masjid, madrasah, pengadaan sarana air
bersih dan proyek-proyek lain yang dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat.
الم َذ ِلَك اْلِكَتاُب اَل َر ْيَب ِفيِه ُهًدى ِلْلُم َّتِقيَن اَّلِذ يَن
ُيْؤ ِم ُنوَن ِباْلَغْيِب َو ُيِقيُم وَن الَّص اَل َة َوِمَّم ا َر َز ْقَناُهْم ُيْنِفُقوَن
“Alif Laam Miim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan meng-infaq-kan
sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
(QS Al-Baqarah ayat 1-3)
Dalam ayat di atas Allah ta’aala menyebutkan karakter muttaqin yang biasa berinfaq bersama
karakternya yang rajin menegakkan sholat. Di dalam Al-Qur’an hampir selalu karakter menegakkan
sholat dan mengeluarkan infaq disebutkan dalam suatu rangkaian berpasangan. Hal ini mudah
dimengerti sebab ajaran Islam selalu menekankan keseimbangan dalam segala sesuatu. Islam bukan
semata ajaran yang mewujudkan hubungan antara hamba dengan rabbnya atau hablum minAllah, tetapi
juga hubungan antara hamba dengan sesama hamba atau hablum minan-naas.
Uniknya lagi, di dalam ajaran Islam bila suatu perintah Allah ta’aala dilaksanakan, maka bukan saja hal
itu menunjukkan kepatuhan seorang hamba akan rabbnya, melainkan dijamin bakal mendatangkan
manfaat bagi si hamba. Ini yang disebut dengan fadhilah atau keutamaan suatu ’amal-perbuatan.
Misalnya sholat malam atau tahajjud. Allah ta’aala menjanjikan bagi pelakunya bakal memperoleh
kekuatan daya pengaruh ketika berbicara.
َيا َأُّيَها اْلُم َّز ِّم ُل ُقِم الَّلْيَل ِإاَّل َقِلياًل ِنْص َفُه َأِو اْنُقْص ِم ْنُه َقِلياًل
َأْو ِزْد َع َلْيِه َو َر ِّتِل اْلُقْر َآَن َتْر ِتياًل ِإَّنا َس ُنْلِقي َع َلْيَك َقْو اًل َثِقياًل
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit
(daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua
itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu
perkataan yang berat.” (QS AlMuzzammil ayat 1-5)
Contoh lainnya bila seseorang meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’aala maka di antara fadhilah
yang akan ia peroleh adalah penambahan ilmu dari Allah ta’aala, jalan keluar kesulitan hidupnya serta
rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka.
”Dan bertakwalah kepada Allah; Allah (akan) mengajarmu.” (QS AlBaqarah ayat 282)
َوَم ْن َيَّتِق َهَّللا َيْج َع ْل َلُه َم ْخ َر ًجا َو َيْر ُز ْقُه ِم ْن َح ْيُث اَل َيْح َتِس ُب
”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq ayat 2-3)
Demikian pula dengan berinfaq. Allah ta’aala menjanjikan fadhilah di balik kedermawanan seseorang
yang rajin berinfaq.
ُقْل ِإَّن َر ِّبي َيْبُس ُط الِّر ْز َق ِلَم ْن َيَشاُء ِم ْن ِع َباِدِه َو َيْقِد ُر َلُه َوَم ا َأْنَفْقُتْم ِم ْن َش ْي ٍء َفُهَو ُيْخ ِلُفُه َو ُهَو َخ ْيُر الَّراِزِقيَن
“Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang
kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS
Saba’ ayat 39)
Bahkan dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keuntungan yang bakal
diraih seseorang yang rajin berinfaq di pagi hari sekaligus kerugian yang bakal dideritanya bilamana ia
tidak peduli berinfaq di pagi hari.
َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َأَّن الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َم ا ِم ْن َيْو ٍم ُيْص ِبُح اْلِع َباُد ِفيِه ِإاَّل َم َلَكاِن َيْنِزاَل ِن َفَيُقوُل َأَح ُدُهَم ا الَّلُهَّم َأْع ِط ُم ْنِفًقا
َخ َلًفا
)َو َيُقوُل اآْل َخ ُر الَّلُهَّم َأْع ِط ُمْمِس ًك ا َتَلًفا (البخاري
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam
bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka
dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,
sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)” (HR
Bukhary 5/270)
Pembaca yang budiman, marilah kita galakkan berinfaq di pagi hari agar malaikat mendoakan
kelapangan rizqi yang memang sangat kita perlukan untuk memperlancar ibadah, amal sholeh, da’wah
dan jihad kita di dunia. Dan jangan biarkan ada satu pagipun yang berlalu tanpa berinfaq sebab itu sama
saja kita mengundang kerusakan dalam hidup sebagaimana doa malaikat yang satunya di setiap pagi
hari.
Ketahuilah, bukan banyaknya jumlah infaq yang penting melainkan kontinuitas-nya. Lebih baik berinfaq
sedikit namun konstan terus-menerus daripada berinfaq dalam jumlah besar namun hanya sekali
setahun atau seumur hidup. Orang yang konstan berinfaq tidak bakal dipengaruhi oleh musim. Dalam
masa paceklik tetap berinfaq, dalam masa panen tentu lebih pasti.
َو َس اِرُعوا ِإَلى َم ْغ ِفَرٍة ِم ْن َر ِّبُك ْم َو َج َّنٍة َع ْر ُض َها الَّس َمَو اُت َو اَأْلْر ُض
ُأِع َّد ْت ِلْلُم َّتِقيَن اَّلِذ يَن ُيْنِفُقوَن ِفي الَّسَّراِء َو الَّضَّراِء
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.”
(QS Ali Imran ayat 133-134)
Sumber : http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/do-a-dua-malaikat-setiap-
subuh.htm
Hal : Surat Penggunduran Diri
Kepada YTH.
Ibu Nyai Hj. Nur Rosyidah
Di – Surabaya
Salam silaturrahmi saya sampaikan, teriring Do’a semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan
Hidayah pada kita semua. Amin
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hj. Laila Fithriyah,M.Pd.I
Alamat : Jalan Jemurwonosari IV / 4 Surabaya
Dengan datangnya surat ini, saya tidak bersedia menjadi pengurus Muslimat NU Anak Ranting
Jemurwonosari masa hikmat 2014-2019. Akan tetapi saya bersedia membantu sebagai kader NU
untuk kemajuan dan kebesaran kepenggurusan Muslimat NU anak ranting Jemurwonosari
Surabaya.
Demikian surat ini saya sampaikan, mohon maaf atas segala khilaf.