Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
2. Nilai moral
Nilai moral merupakan nilai-nilai yang berhubungan dengan etika atau
sopan santun dan juga akhlak. Nilai moral pada cerita umumnya dapat
berupa nilai moral yang baik ataupun sebaliknya tergantung pada
pengarang.
3. Nilai sosial
Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan masyarakat atau
lingkungan sekitar. Nilai sosial dapat dilihat dengan mengamati interaksi
antara tokoh utama dengan tokoh yang lain atau tokoh utama dengan
lingkungan atau masyarakat.
4. Nilai budaya
Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebiasaan atau
tradisi yang sudah melekat pada suatu daerah.
Jawaban : Nurgiyantoro (2010) mengatakan bahwa unsur nilai moral dalam sastra
merujuk pada nasihat praktis yang dapat diambil dari cerita, memberikan
petunjuk tentang sikap, perilaku, dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-
nilai moral yang ada dalam masyarakat juga tercermin dalam karya sastra,
terutama novel, karena karakter dalam novel mengalami dilema moral yang
serupa dengan masyarakat pada umumnya. Robson (2000) menambahkan
bahwa nilai-nilai ini merupakan refleksi dari pengalaman dan pemikiran
masyarakat yang membentuk kesusasteraan. Karya sastra yang memuat nilai
moral penting bagi pembaca karena mempengaruhi sikap dan perilaku mereka,
yang mencerminkan integritas dan moralitas manusia.
Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur nilai moral
dalam sastra, khususnya dalam novel, merupakan refleksi dari ajaran moral
yang bersifat praktis dan pengalaman serta pemikiran masyarakat. Nilai-nilai
moral ini memberikan petunjuk tentang sikap, perilaku, dan etika dalam
kehidupan sehari-hari, serta mempengaruhi pembaca dalam membentuk sikap
dan perilaku mereka. Oleh karena itu, karya sastra yang mengandung nilai
moral memiliki nilai penting bagi pembaca karena membantu memperkaya
pemahaman moral dan membentuk kesadaran akan integritas dan moralitas
manusia.
Jawaban : Berdasarkan definisi dalam kamus, istilah "religio" berasal dari bahasa Latin
"relego", yang mengandung makna melakukan pemeriksaan ulang,
merenungkan dengan hati nurani, dan mempertimbangkan dengan sungguh-
sungguh. Seseorang yang religius bisa diartikan sebagai individu yang
memiliki keseriusan, ketaatan, kesalehan, dan kehati-hatian dalam refleksi
batinnya. Menurut Mangunwijaya (1988), semua karya sastra pada dasarnya
memiliki dimensi religius. Pernyataan ini menegaskan bahwa sastra
mengandung nilai-nilai, norma, dan unsur agama. Hal ini muncul karena
penulis sastra merupakan bagian dari masyarakat yang terbentuk dari
lingkungan tertentu. Mangunwijaya juga berpendapat bahwa setiap karya
sastra yang berkualitas pasti memiliki elemen religius dalam dirinya.
Jawaban : Kritik sosial adalah semacam respon, semacam kiasan, yang ditujukan pada
apa yang terjadi di masyarakat ketika menghadapi realitas dalam bentuk
dekadensi atau ketimpangan. Kritik sosial diangkat ketika tidak adanya
keselarasan dan keharmonisan saat menilai kehidupan. Ketika masalah sosial
tidak dapat diatasi dan perubahan sosial menyebabkan efek sosial disosiatif.
Kritik sosial dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Sriwahyuni (2020) Kritik sosial dalam karya sastra dapat berupa
kritik terhadap kehidupan sosial yang ada dalam kehidupan nyata. Misalnya,
ketimpangan sosial sering menimbulkan masalah sosial. Seorang penulis atau
penulis dapat menggambarkan realitas kehidupan sosial melalui tokoh-tokoh
dalam karya-karyanya. Karakter yang diciptakan dapat berfungsi sebagai
simbol, sebagai simbol keinginan, balas dendam, keserakahan dan kejahatan
lain yang memicu berbagai masalah sosial.
Jawaban : Dalam karya sastra prosa, penyampaian nilai-nilai ekstrinsik seperti agama,
moral, sosial, dan budaya dapat dilakukan melalui konflik dan perjalanan
karakter tokoh cerita. Sebagai contoh, sebuah cerita bisa menggambarkan
konflik antara kepatuhan pada ajaran agama dan keinginan pribadi tokoh
utama, memberikan pembaca pemahaman tentang pentingnya mematuhi nilai-
nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, karya sastra prosa juga
dapat menggambarkan dilema moral, ketidakadilan sosial, atau nilai-nilai
kearifan lokal, memperkaya pengalaman pembaca dengan sudut pandang
yang mendalam tentang kehidupan dan masyarakat. Dengan menggabungkan
unsur-unsur tersebut, penulis dapat menyampaikan pesan-pesan yang
mendalam dan berharga, membangkitkan kesadaran pembaca terhadap nilai-
nilai penting dalam kehidupan.