KLP 4 Konsep Umum Pasar Modal Syariah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

KONSEP UMUM PASAR MODAL SYARIAH

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Investasi Syariah

DOSEN PENGAMPU :

AMALIAH S. TAPPARANG, S. Sos., M.M

DISUSUN OLEH :

REZA SYARIPUDDIN 2102010005

SRI WAHYUNI 2102010017

RACHMADANA 2102010013

A NUR HAZIZAH 2102010009

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DA’WAH WAL IRSYAD

(STAI-DDI) PINRANG

2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
bisa menyusun dan menyelesaikan makalah tentang “konsep umum pasar modal
syariah” ini dengan baik dan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah
Perbankan Syariah.

Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini penyusun tidak terlepas


dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pinrang, 20 April 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I 1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II 3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Pengertian Pasar Modal Syariah.........................................................3

B. Sejarah Pasar Modal Syariah..............................................................4

C. Hukum Pasar Modal Syariah..............................................................5

D. Fungsi-Fungsi Pasar Modal Syariah...................................................7

E. Pelaku Pasar Modal Syariah...............................................................7

F. Jenis-Jenis dan Instrumen Pasar Modal Syariah.................................8

BAB III13

PENUTUP.............................................................................................................13

A. Kesimpulan.......................................................................................13

B. Saran.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan pasar modal dalam aktifitas perekonomian sebuah negara
sangat penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi
perusahaan untuk membesarkan aktivitas perdagangannya. Pasar modal juga
berfungsi sebagai tempat pencairan kepemilikan saham sebuah perusahaan dengan
menjualnya. Dengan demikian, pentingnya peranan pasar modal adalah dalam
rangka memobilisasi dana dari mayarakat dan dapat juga dijadikan sebagai
indikator perekonomian Negara.

Namun demikian, pasar modal yang ada selama ini diakui mengandung
berbagai hal yang menyimpang dari prinsip-prinsip syariah, seperti riba, maisir
dan gharar. Gelombang gerakan Islamisasi ekonomi pada abad 20 yang dipelopori
oleh beberapa tokoh umat Islam mengajak penerapan prinsip-prinsip dan nilai-
nilai syariah pada lembaga-lembaga keuangan dan aktifitasnya, seperti pada pasar
modal. Akhirnya di Indonesia pada tahun 2003, Dewan Syariah Nasional (DSN)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa mengenai mekanisme
beroperasinya pasar modal syariah, objek yang diperdagangkan dan syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh suatu emtien yang terlibat di dalamnya. Setelah itu, pada
tahun yang sama diresmikanlah pasar modal syariah oleh Menkeu Boediono dan
dihadiri oleh wakil dari MUI, Bapepam dan lainnya.

Pasar modal syariah sebetulnya telah bermunculan di berbagai negara


Islam ataupun Barat, seperti Amerika serikat. Keberadaan pasar modal syariah
merupakan suatu usaha positif untuk mempertemukan emiten yang bergerak di
bidang usaha yang sesuai dengan syariah dan investor muslim yang ingin
menanamkan modalnya di bursa saham. Walaupun di akui proses berjalannya
pasar modal syariah sekarang belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan ajaran-
ajaran ekonomi yang ditetapkan Islam karena masih ada beberapa kendala.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pasar modal syariah ?

1
2

2. Bagaimana sejarah pasar modal syariah?


3. Bagaiamana hukum pasar modal syariah?
4. Bagaiamana fungsi-fungsi pasar modal syariah?
5. Apa saja para pelaku pasar modal syariah?
6. Apa saja jenis-jenis dan instrumen pasar modal syariah?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu pasar modal syariah
2. Mengetahui sejarah pasar modal syariah
3. Mengetahui hukum pasar modal syariah
4. Mengetahui fungsi-fungsi pasar modal syariah
5. Mengetahui para pelaku pasar modal syariah
6. Mengetahui jenis-jenis dan instrumen pasar modal syariah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Modal Syariah
Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat para penjual dan
pembeli bertemu untuk melakukan transaksi. Pembeli dan penjual
langsung bertemu untuk melakukan transaksi dalam suatu tempat yang
disebut dengan pasar. Dalam pengertian yang luas, pasar merupakan
tempat melakukan transaksi dan pembeli. Dalam pengertian ini, antara
penjual dan pembeli tidak harus bertemu dalam suatu tempat secara
langsung. Hubungan antara keduanya dapat dilakukan dengan
menggunanakan sarana informasi yang ada seperti internet, telepon seluler
ataupun sarana-sarana yang lain.
Secara umum, pengertian pasar modal adalah suatu tempat
bertemunya para penjual dan pembeli saham untuk melakukan suatu
transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal
ialah suatu perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), dengan cara
menjual efek-efek. Pembeli atau investor adalah pihak yang ingin
membeli modal pada perusahaan yang menurutnya akan mendatangkan
keuntungan. Pasar modal juga dikenal dengan nama bursa efek).
Menurut Undang-Undag Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasar
modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun
modal sendiri. Pasar modal merupakan juga pasar untuk untuk surat
berharga jangka panjang. Sedangkan, pasar uang merapakan pasar surat
berharga jangka pendek. Baik pasar modal maupun pasar uang merupakan
bagian dari pasar keuangan.
Instrumen keuangan yang diperjualbelikan pada pasar modal
adalah saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertabel, dan berbagai

3
4

produk turunan seperti opsi dan lain-lain. Sedangkan, yang


diperjualbelikan di antaranya adalah Surat Bank Indonesia (SBI), Surat
Berharga Pasar Uang (SBPU), Commercial Paper Notes, Call Monery,
Repurchase Agreement, Banker's Acceptence, Treasury Bill dan lain-lain.
Prinsip instrumen pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal
konvensional. Saham yang diperdagangkan pada pasar modal syariah
harus datang dari emiten yang memenuhi kriteria-kriteria syariah. Obligasi
yang diterbitkanpun harus menggunakan prinsip syariah, seperti
mudharabah, musyarakah, ijarah, istishna’, salam, dan murabahah. Selain
saham dan obligasi syariah, yang diperjual belikan pada pasar modal
syariah adalah reksa dana syariah yang merupakan sarana investasi
campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu
produk yang dikelola oleh manajer investasi.

B. Sejarah Pasar Modal Syariah


Perkembangan pasar modal konvensional di Indonesia sudah
dimulai sejak tahun 1912. Efek yang diperdagangkan pada masa itu adalah
saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda dan pemerintah
Hindia Belanda. Akan tetapi, aktifitas pasar modal tersebut berhenti ketika
terjadi perang dunia kedua. Kegiatan bursa efek dibuka kembali setelah
Indonesia memperoleh kemerdekaan dengan diterbitkannya obligasi
pemerintah Indonesia tahun 1950.
Pengaktifan ini didukung dengan UU Darurat 3 tentang Bursa No.
13 tahun 51 yang kemudian ditetapkan dengan UU No. 15 tahun 52
(Usman, 1990: 185-189). Pasar modal syariah dibuka secara resmi pada
tanggal 14 Maret 2003 oleh Menkeu Boediono yang didampingi oleh
ketua Bapepam Herwidayatmo, wakil dari MUI, wakil DSN dari direksi
SRO, direks perusahaan efek, pengurus organsasi pelaku dan asosiasi
profesi di pasar modal Indonesia. Sebenarnya, sesuai rencana pasar modal
syariah diresmikan pada awal Nopember 2002. Akan tetapi, pada saat itu
Bapepem dan Dewan Syariah Nasional belum merasa siap. Hal ini
berkaitan dengan banyaknya kendala yang belum selesai dibahas (Usman,
5

1990: 185). Sebelumnya, Bapepam telah mengkaji cukup lama dan bahkan
telah mengirim delegasi untuk studi banding dan melihat mekanisme
beroperasinya pasar modal syariah di berbagai pasar modal syariah dunia.
Hadirnya pasar modal syariah diharapkan menjadi tonggak sejarah
baru, seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang dibuka pada satu
dasawarsa yang lalu (Sholahuddin, 2006: 155). Aktifitas di pasar modal
syariah memang belum lama diperkenalkan. Sebelum kehadirannya, telah
muncul reksadana syariah pada tahun 1997 yang kemudian diikuti oleh
peluncuran Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2000. Menkeu Boediono
sendiri mengharapkan, dengan muculnya pasar modal syariah ini
seyogyanya diikuti oleh hasil karya kongkrit dan pengembangan
instrumen-instrumen lain yang berbasis syariah, sebagai mana negara-
negara maju telah merintis pengembangan instrumen syariah di pasar
modal dengan munculnya Dow Jones Islamic Index (DJII).

C. Hukum Pasar Modal Syariah


Tidak dijumpai baik dalam Al-Qur'an maupun Hadist nash yang
membicarakan tentang masalah pasar modal dan juga hukumnya. Namun
demikian, perdagangan saham tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Akan tetapi, kebolehan jual beli saham ini terbatas pada saham-saham
yang bidang usahanya tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
syariat Islam. Seperti, perusahaan-perusahaan yang memproduksi
makanan, minuman atau jasa yang tidak dilarang Agama. Oleh karena itu,
orang Islam yang ingin membeli saham suatu perusahaan, terlebih dahulu
harus mengadakan penyelidikan yang saksama tentang bidang usaha dari
perusahaan yang menawarkan saham tersebut.
Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pada tahun 2003 5 mengeluarkan fatwa tentang kebolehan bertransaksi di
pasar modal selama mekanisme dan objeknya tidak bertentangan dengan
prinisp syariah. Fatwa yang dikeluarkan oleh DSN berkaitan dengan
ketentuan umum pasar modal syariah, prinsip-prinsipnya, emiten yang
6

menerbitkan efek syariah, kriteria dan jenis efek syariah, transaksi yang
dilarang dan penentuan harga saham (DSN-MUI, 2006: 264-277).
Kemunculan fatwa DSN-MUI di atas dilatarbelakangi oleh
beberapa hal sebagai berikut (DSNMUI, 2006: 264): a) Perkembangan
ekonomi suatu negara tidak mungkin lepas dari perkembangan pasar
modal; b) Beberapa negara telah mengembangkan pasar modal syariah; c)
Umat Islam Indonesia memerlukan pasar modal yang aktivitasnya sejalan
dengan prinsip syariah.
Di bawah ini akan dipaparkan tentang fatwa DSN yang berkaitan
dengan mekanisme transaksi di pasar modal syariah. Fatwa ini terdapat
pada bab V tentang Transaksi Efek dan Pasal 5 yang berkaitan dengan
Transaksi yang dilarang, sebagai berikut (DSN-MUI, 2006: 276-277):

1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta


tidak boleh melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya
mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan
kezaliman.
2. Tindakan spekulasi transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba,
maisir, risywah, maksiat dan kezaliman sebagaimana di maksud dalam
ayat 1 di atas meliputi: a) Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu; b)
Bai’ al-a’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah) yang
belum dimiliki (short selling); c) Insider trading, yaitu memakai informasi
orang dalam untuk memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang;
d) Menimbulkan informasi yang menyesatkan; e) Melakukan investasi
pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) utang
perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari
modalnya; f) Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah
dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian
pembelian efek syariah tersebut; g) Ikhtikar (penimbunan), yaitu
melakukan pembelian atau dan pengumpulan suatu efek syariah untuk
7

menyebabkan perubahan harga efek syariah, dengan tujuan mempengaruhi


pihak lain; h) Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur di atas.

D. Fungsi-Fungsi Pasar Modal Syariah


Menurut M. Metwally sebagaimana dikemukakan oleh Heri
Sudarsono, menyebutkan ada lima fungsi dari pasar modal syariah. Kelima
fungsi pasar modal syariah tersebut adalah sebagai berikut (Sudarsono
2007: 186):

1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis


dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.
3. Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pasar modal konvensional.
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaiman tercermin pada harga saham.
Dari beberapa fungsi pasar modal syariah di atas diketahui bahwa
keberadaan pasar modal syariah sangat bermanfaat dalam rangka meningkatkan
aktifitas perekonomian umat Islam dan selanjutnya dapat meningkatkan
kesejahteraan mereka.

E. Pelaku Pasar Modal Syariah


Dalam pasar modal, terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam
kegiatannya. Pihak-pihak tersebut adalah emiten, investor, perusahaan
pengelola dana dan reksa dana:

1. Emiten
8

Emitan adalah perusahaan yang melakukan penjualan surat-surat


berharga atau melakukan emisi. Dalam melakukan emisi, emiten dapat
memilih dua macam instrumen pasar modal yang bersifat kepemilikan atau
hutang. Jika emiten memilih instrumen yang bersifat kepemilikan, maka ia
menerbitkan saham. Tetapi, jika ia memilih instrumen yang bersifat hutang,
maka ia menerbitkan obligasi

2. Investor
Pelaku kedua di pasar modal adalah investor atau pemodal. Ia
adalah yang membeli atau menanamkan modalnya pada perusahaan yang
melakukan emisi. Sebelum membeli surat-surat berharga, investor
biasanya meneliti dan menganalisanya terlebih dahulu. Penelitiannya
mencakup bonadifitas perusahaan prospek usaha emiten dan analis lainnya
3. Perusahaan
Pengelola Dana (Investman Company) Perusahaan pengelola dana
merupakan perusahaan yang beroperasi di pasar modal dengan mengelola
modal yang berasal dari investor. Perusahaan ini mempunyai dua unit,
yaitu pengelolaan dana (fund management) dan penyimpanan dana
(qustodian). Bagian pengelolaan dana adalah divisi yang memutuskan efek
mana yang harus dijual dan harus dibeli. Sedangkan, qustodian adalah
bagian yang melakukan penjualan atau pembelian efek. Selain itu,
kustodian juga melakukan menerima bunga (pada pasar modal
konvesional) dan deviden kepada emiten
4. Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal. Khususunya, pemodal kecil dan pemodal yang tidak
memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas
investasi mereka. Reksa dana dirancang dalam rangka menghimpun dana
dari masyarakat yang memiliki modal dan mempunyai keinginan untuk
melakukan ivestasi. Akan tetapi, mereka hanya mempunyai waktu dan
pengetahuan yang terbatas. Reksa dana juga diharapkan dapat
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal
9

F. Jenis-Jenis dan Instrumen Pasar Modal Syariah


Jenis jenis pasar modal syariah
Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga
macam. Yaitu, pasar primer, pasar sekunder dan bursa parallel (Rivai dkk,
2007: 935):
a. Pasar Perdana, (Primary Market) Pasar perdana merupakan pasar
di mana emiten pertama kali memperdagangkan saham atau surat
berharga lainnya. Kegiatan ini biasa dinamakan dengan penawaran
umum atau Initial Public Offering (IPO). Informasi suatu
perusahaan yang akan menawarkan sahamnya untuk pertama kali
pada masyarakat, dapat dilihat minimal di dua harian nasional,
publik ekspose atau prospektus. Prosedur pembeliannya melalui
pengisian Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang
tersebar melalui underwriter atau penjamin emisi efek atau agen-
agen penjual lainnya yang ditunjuk. Harga saham pada pasar
perdana merupakan harga pasti yang tidak dapat ditawar lagi.
Harga ini ditetapkan oleh perusahaan penjamin emisi dan emiten.
b. Pasar Sekunder, (Secondary Market) Pasar sekunder adalah pasar
yang memperdagangkan efek setelah penawaran di pasar perdana.
Perdagangan di pasar sekunder hanya terjadi antar investor yang
satu dengan lainnya. Transaksinya tidak lepas dari bursa saham
sebagai fasilitator perdagangan di pasar modal. Pembelian di pasar
ini, hanya pada saham yang telah beredar berdasarkan aturan main
yang telah ditetapkan pasar. Prosedurnya, investor melakukan
order beli atau jual melalui broker dan kemudian ia menerukannya
ke pasar atau bursa. Harga saham di pasar sekunder tidak lagi
ditentukan oleh emiten dan penjamin emisi, tetapi berdasarkan atas
teori penawaran dan permintaan serta prospek perusahaan yang
menerbitkan saham. Dengan demikian, harga saham di pasar
sekunder dapat lebih tinggi dari pasar perdana.
10

c. Bursa Paralel, Tidak semua efek yang diterbitkan dapat dijual di


bursa efek, karena persyaratan untuk mendaftar di bursa efek
sangat ketat. Bursa paralel merupakan alternatif bagi perusahaan
yang go public yang tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan
bursa efek. Emiten-emiten yang mendaftarkan efeknya di bursa
paralel, modalnya relatif lebih kecil. Atas dasar ini, bursa paralel
merupakan pelengkap bagi pasar bursa efek yang sudah ada.

Instrumen Pasar Modal Syariah


Dalam suatu transaksi di pasar biasanya terdapat barang atau jasa yang
diperjualbelikan. Demikian juga pada pasar modal, barang yang
diperjualbelikan dinamakan dengan instrumen pasar modal. Instrumen pasar
modal yang diperdagangkan berbentuk surat-surat berharga yang dapat
diperjualbelikan kembali oleh pemiliknya, baik instrumen pasar modal
bersifat kepemilikan atau hutang. Instrumen pasar modal yang bersifat
kepemilikan berbentuk saham dan yang bersifat hutang bentuknya adalah
obligasi.
Intrumen pasar modal syariah berbeda dengan instrumen pasar modal
konvensional. Sejumlah instrumen syariah di pasar modal sudah
diperkenalkan kepada masyarakat. Saham yang memenuhi kriteria syariah
adalah saham yang dikeluarkan perusahaan yang bergerak di bidang usaha
yang sesuai dengan syariah. Instrumen-instrumen pasar modal yang
diperjualbelikan di pasar modal konvensional adalah surat-surat berharga
(securities) seperti saham, obligasi dan instrumen turunannya (derivatif)
seperti opsi, waran, dan reksa dana.
Sedangkan instrumen yang diperdangankan pada pasar modal syariah
adalah saham, obligasi syariah dan reksa dana syariah.
Instrumen-instrumen pasar modal di atas akan dijelaskan di bawah ini:
a. Saham (stock)
Saham adalah surat berharga yang bersifat kepemilikan terhadap
suatu perusahaan. Maksudnya, si pemilik saham merupakan pemilik
11

perusahaan. Semakin banyak saham yang ia miliki, maka semakin besar


pula kekuasaan dan wewenangnya pada perusahaan tersebut. Keuntungan
yang diperoleh dari saham adalah deviden. Pembagian deviden ini
ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Yang dimaksud
dengan saham dalam pasar modal syariah dengan pasar modal
konvensional tidak ada bedannya. Hanya saja, saham yang diperdagangkan
pada pasar modal syariah harus datang dari emiten yang memenuhi kriteria-
kriteria syariah.
b. Obligasi syariah Di pasar modal modal,
obligasi merupakan instrumen hutang bagi perusahaan yang hendak
memperoleh modal. Keuntungan dari membeli obligasi diwujudkan dalam
bentuk kupon. Perbedaan obligasi dengan saham adalah bahwa pembeli
obligasi tidak mempunyai hak terhadap manajemen dan kekayaan
perusahaan. Pihak perusahaan yang mengeluarakan obligasi hanya
mengakui mempunyai hutang kepada si pemegang obligasi sebesar obligasi
dimilikinya. Dengan demikian, obligasi termasuk dalam kategori modal
asing atau hutang jangka panjang. Hutang tersebut akan dibayarkan pada
waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Modal yang diperdagangkan
dalam pasar modal merupakan modal yang bila diukur dari segi waktu
merupakan modal jangka panjang. Maka dari itu, bagi suatu emiten sangat
menguntungkannya karena masa pengembaliannya sangat panjang, baik
modal yang bersifat kepemilikan ataupun hutang. Modal yang bersifat
kepemilikan masa pengembaliannya relatif lebih panjang dari pada modal
yang bersifat hutang. Modal jenis pertama jangka waktu pengembaliannya
sampai perusahaan yang bersangkutan tutup.
Pemilik modal jenis ini dapat menjualnya kepada pihak lain jika ia
membutuhkan dana atau sudah tidak menginginkan lagi sebagai pemegang
saham. Sedangkan modal yang bersifat hutang, jangka waktunya lebih
cepat atau terbatas dalam waktu tertentu. Pemilik saham ini juga dapat
menjualnya kembali kepada pihak lain jika ia membutuhkan dana atau
sudah tidak menginginkan lagi sebagai pemegang saham
12

Obligasi di pasar modal syariah berbeda dengan obligasi di pasar


modal konvensional. Obligasi di pasar modal konvensioanal merupakan
suatu jenis produk keuangan yang tidak dibenarkan oleh Islam karena
menggunakan sistem bunga. Menurut Muhammad al-Amin yang
dikemukakan oleh Sholahuddin, bahwa instrumen obligasi syariah dapat
diterbitkan menggunakan prinsip mudharabah, musyarakah, ijarah,
istishna’, salam, dan murabahah. Dengan menggunakan prinsip-prinsip ini,
obligasi syariah menjadi tergantung kepada prinsip mana yang digunakan
emiten.
Dalam konsep mudharabah pada obligasi syariah, emiten
menerbitkan surat berharga jangka panjang untuk ditawarkan kepada para
investor. Emiten berkewajiban membayar pendapatan berupa bagi hasil
atau margin fee serta pokok hutang obligasi kepada para pemegang obligasi
tersebut pada saat jatuh tempo. Dalm hal ini, emiten berfungsi sebagai
mudharib dan invester sebagai shahibul mal. Sementara itu, emiten yang
menerbitkan obligasi syariah harus memenuhi persyaratan seperti
persyaratan emiten yang masuk dalam kriteria indeks Islam.
c. Reksa dana syariah
Reksa dana syariah merupakan sarana investasi campuran yang
menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang
dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi menawarkan reksa dana
syariah kepada investor yang berminat. Dana investor tersebut kemudian
dikelola oleh manjer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi
syariah yang dinilai menguntungkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. pengertian pasar modal adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan
pembeli saham untuk melakukan suatu transaksi dalam rangka
memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal ialah suatu perusahaan
yang membutuhkan modal (emiten), dengan cara menjual efek-efek.
Pembeli atau investor adalah pihak yang ingin membeli modal pada
perusahaan yang menurutnya akan mendatangkan keuntungan. Pasar
modal juga dikenal dengan nama bursa efek).
2. Perkembangan pasar modal konvensional di Indonesia sudah dimulai sejak
tahun 1912. Efek yang diperdagangkan pada masa itu adalah saham dan
obligasi perusahaan-perusahaan Belanda dan pemerintah Hindia Belanda.
Akan tetapi, aktifitas pasar modal tersebut berhenti ketika terjadi perang
dunia kedua. Kegiatan bursa efek dibuka kembali setelah Indonesia
memperoleh kemerdekaan dengan diterbitkannya obligasi pemerintah
Indonesia tahun 1950.
3. Tidak dijumpai baik dalam Al-Qur'an maupun Hadist nash yang
membicarakan tentang masalah pasar modal dan juga hukumnya. Namun
demikian, perdagangan saham tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Akan tetapi, kebolehan jual beli saham ini terbatas pada saham-saham
yang bidang usahanya tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
syariat Islam. Seperti, perusahaan-perusahaan yang memproduksi
makanan, minuman atau jasa yang tidak dilarang Agama. Oleh karena itu,
orang Islam yang ingin membeli saham suatu perusahaan, terlebih dahulu
harus mengadakan penyelidikan yang saksama tentang bidang usaha dari
perusahaan yang menawarkan saham tersebut.
4. keberadaan pasar modal syariah sangat bermanfaat dalam rangka
meningkatkan aktifitas perekonomian umat Islam dan selanjutnya dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka.

13
14

5. Dalam pasar modal, terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam


kegiatannya. Pihak-pihak tersebut adalah emiten, investor, perusahaan
pengelola dana dan reksa dana:
6. Intrumen pasar modal syariah berbeda dengan instrumen pasar modal
konvensional. Sejumlah instrumen syariah di pasar modal sudah
diperkenalkan kepada masyarakat. Saham yang memenuhi kriteria syariah
adalah saham yang dikeluarkan perusahaan yang bergerak di bidang usaha
yang sesuai dengan syariah. Instrumen-instrumen pasar modal yang
diperjualbelikan di pasar modal konvensional adalah surat-surat berharga
(securities) seperti saham, obligasi dan instrumen turunannya (derivatif)
seperti opsi, waran, dan reksa dana.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan apa yang
kami paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk
lebih mengenal konsep umum pasar modal syariah. Kami menyadari apa
yang kami paparkan dalam makalah ini tentu masih belum sesuai apa yang
di harapkan,untuk itu kami berharap masukan yang lebih banyak lagi dari
dosen pengampu dan teman – teman semua.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Al-Mushlih dan Shalah Al-Shawi. 2004. Fikih Ekonomi Keungan


Islam. Terj.

Abu Umar Basyir. Jakarta: Darul Haq. Az-Zuhaili, Wahbah. tt. Al Fiqh Al Islami
wa Adillatuhu.Vol. VII. Damascus: Dar Al Fikr. Achsin, Iggi

Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan Praktek Manajemen


Portofolio Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Baridwan, Anis. 2007. "Kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah", makalah


disampaikan pada Seminar Strategic Mapping of Islamic System in
Indonesia Outlook 2008 dan Launching Jurnal FE UGM Yogyakarta, 17
Desember 2007.

Haroen, Nasrun. 2000. Perdagangan Saham di Bursa Efek Tinjauan Hukum Islam.
Jakarta: Yayasan Kalimah. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional.
2006. Diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia dan Bank Indonesia.
Huda,

Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. 2007. Investasi pada pasar Modal Syariah.
Jakarta: Kencana Prenada Group.

Anda mungkin juga menyukai