Laporan Keluarga Nepta Yulita
Laporan Keluarga Nepta Yulita
Laporan Keluarga Nepta Yulita
Pembimbing Akademik:
Ns. Stephani Dwi Guna, M. Nurse
Ns. Herlina, MKep., Sp. Kep. Kom
Disusun Oleh:
Nepta Yulita, S. Kep
NIM. 2211437086
1. Karakteristik Keluarga
a. Definisi Keluarga
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) mendefinisikan keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami, istri, dan anaknya. Anak
yang dimaksud disini adalah anak yang belum menikah. Disisi lain pengertian
keluarga dari sudut pandang sosial menurut Nies dan McEwen (2015) adalah
sekelompok orang yang disatukan dalam ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopasi
yang berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sebagai suami, istri, ayah, ibu, anak,
dan saudara dan bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari anggota
keluarga.
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional yang mengidentifikasiakn diri mereka sebagai
bagian dari keluarga. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau
lebih yang disatukan oleh ikatan perkawinan, kelahiran, adopsi dan boleh jadi tidak
diikat oleh hubungan darah dan hukum yang tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dengan keadaan saling ketergantungan dan memiliki kedekatan emosional yang
memiliki tujuan mempertahankan budaya, meningkatkan pertumbuhan fisik, mental,
emosional serta sosial sehingga menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga
(Zakaria, 2017).
2. Tipe Keluarga
Berbagai tipe keluarga yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut.
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di bawah ini.
Menurut Friedman (2010), adapun tipe-tipe dari keluarga yaitu :
1) Nuclear Family (keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari orangtua dan
anaknya yang masih menjadi tangguang jawabnya dan tinggal dalam satu rumah,
terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2) Extended family (Keluarga besar), yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua
keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah.
3) Single parent family, adalah satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga
dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung padanya
4) Nuclear Dyed, keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri yang tidak
mempunyai anak
5) Blended Family, keluarga yang terbentuk dalam perkawinan pasangan, yang
masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu
6) Three generation family, keluarga yang terdiri dari 3 generasi yaitu kakek, nenek,
bapak, ibu, dan anakdalam satu rumah
7) Single adult living alone, bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang
dewasayang hidup di dalam rumahnya
8) Middle age atau Ederly couple , adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami
istri paruh baya.
9) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan
kamar mandi yang sama.
b. Tipe keluarga nontradisional, tipe keluarga ini tidak lazim ada di Indonesia, terdiri
atas beberapa tipe sebagai berikut.
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua
dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin
tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
3. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010) fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini.
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan
keluarga yang saling asuh dan saling menyayangi (Nies & McEwen, 2015). Fungsi ini
meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarga.
Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial
yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga, stabilisasi
kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial
Fungsi sosialisasi adalah fungsi keluarga untuk menanamkan nilai-nilai yang ada
di keluarga terhadap anggota keluarga yang dimilikinya (Stanhope & Lancaster, 2012).
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu
secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang
terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan
atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial
dan pembelajaran peran-peran sosial.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Fungsi reproduksi keluarga merupakan sebuah bentuk jaminan
keberlangsungan antar generasi keluarga dan masyarakat, yaitu memberikan anggota
keluarga baru kepada masyarakat. Pernikahan dan pembentukan keluarga dibuat untuk
mengendalikan perilaku seksual dan reproduksi (Stanhope & Lancaster, 2012).
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Fungsi ekonomi keluarga merupakan keluarga
memperoleh sumber-sumber penghasilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga, serta
menabung untuk memenuhi kebutuhn keluarga di masa depan sebagai suatu
pendapatan keluarga yang menjadi faktor yang sangat penting dan harus tersedia dalam
keluarga (Stanhope & Lancaster, 2012).
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan
praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara
individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.
3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat.
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.
4. Tipe dan bentuk Keluarga
Asuhan keperawatan diberikan kepada keluarga menggunakan suatu pendekatan
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi
dan evaluasi. Pengkajian merupakan tahap pertama dan utama dalam suatu proses
keperawatan, dimana pada tahap ini sorang perawat mengambil informasi secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Pada tahap ini ners muda menggali
dan mengambil informasi kesehatan pada keluarga. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisa dan dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga, lalu
ditegakkan diagnosa dan dirancang intervensi keperawatan serta dilakukan
implementasi dan evaluasi (Friedmen, 2010). Tujuan terpenting dari keperawatan
keluarga adalah memandirikan anggota keluarga untuk mengidentifikasi,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan keluarga secara suka rela atau tanpa
paksaan.
Pengkajian keperawatan keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat
mengambil informasi dengan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan keluarga yang dibinanya. Metode
yang dapat digunakan perawat dalam melakukan pengkajian keluarga diantaranya
wawancara, observasi fasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari anggota
keluarga (IPKKI, 2017).
Pada minggu pertama ini, ners muda melakukan pengkajian dan kunjungan pada
keluarga. Pada pertemuan sebelumnya, hubungan saling percaya antara mahasiswa dan
keluarga terbina dengan sangat baik. Pada minggu pertama ini ners muda melakukan
pengkajian kepada keluarga dengan tipe keluarga inti yaitu terdiri dari : ayah, ibu, dan
3 orang anak serta berada dalam tahap perkembangan pre school, yang mana anak
pertama dari keluarga berusia 4 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang bermain, privasi, dan
keamanan;
2) Mensosialisasikan anak;
3) mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang
lain;
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga.
5. Tahap Perkembangan Keluarga
Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yang perlu dipelajari yakni:
a. Keluarga baru menikah atau pemula
Tugas perkembangannya adalah:
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan;
2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial;
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga dengan anak baru lahir.
Tugas perkembangannya
adalah:
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga;
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga;
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peranperan orang tua dan kakek nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra
sekolah Tugas perkembangannya
adalah:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang bermain, privasi,
dan keamanan;
2) Mensosialisasikan anak;
3) mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak
yang lain;
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangannya adalah:
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
hubungan dengan teman sebaya yang sehat;
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangannya
adalah:
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri;
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan;
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Keluarga melepas anak usia dewasa muda
Tugas perkembangannya adalah:
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapatkan melalui perkawinan anak-anak;
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan;
3) Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri.
g. Keluarga dengan usia pertengahan
Tugas perkembangannya
adalah:
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan;
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orang
3) Tua lansia dan anak-anak;
4) Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Keluarga dengan usia lanjut
Tugas perkembangannya adalah:
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan;
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun;
3) Mempertahankan hubungan perkawinan;
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan;
5) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi;
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup)
6. Tingkat kemandirian keluarga
Adapun tingkat kemandirian keluarg dilihat dari 7 kriteria yang kemampuannya
telah dicapai oleh keluarga menurut IPKKI (2017), yaitu :
a. Kriteria 1 : keluarga menerima perawat
b. Kriteria 2 : keluarga menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan
keluarga
c. Kriteria 3 : keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
benar
d. Kriteria 4 : keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan sesuai
anjuran.
e. Kriteria 5 : keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana yang sesuai
anjuran
f. Kriteria 6 : keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif
g. Kriteria 7 : keluarga melakukan tindakan promotif secara
aktif Tingkat kemandirian keluarga
Tingkat Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria
kemandirian 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Setelah dirumuskan masalah keperawatan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan.
Diagnosakeperawatan sudah dapat dirumuskan pada kunjungan keempat yaitu tanggal
05 Oktober 2022.
2. Tujuan Umum
Tujuan khusus terakhir yang akan dicapai pada hari kunjungan, yaitu memandirikan
anggota keluarga untuk mengidentifikasi, mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan keluargasecara sukarela atau tanpa paksaan.
3. Tujuan Khusus
Tujuan khusus harus sesuai dengan prinsip SMART:
a. Spesifik (S) yaitu rumusan tujuan harus jelas
b. Measurable (M) yaitu dapat diukur
c. Achievable (A) yaitu dapat dicapai
d. Realistic (R) yaitu dapat tercapai dan nyata
e. Timing (T) yaitu memiliki target waktu.
1) Keluarga menerima kunjungan mahasiswa dalam 1 x 60 menit
2) Keluarga memberikan informasi berkaitan dengan data umum, riwayat dan
tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, stress dan koping keluarga, pemerikasaan fisik terkait anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan
3) Mengidentifikasi masalah keperawatan
4) Menentukan diagnosa dan prioritas utama dari masalah kesehatan keluarga
5) Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan pada keluarga
6) Melakukan implementasi kepada keluarga berdasarkan rencana tindakan
yangtelah dibuat, sehingga keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat.
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
2. Media dan alat : Format pengkajian, alat tulis, nursing Kit, timbangan
3. Waktu dan tempat : Senin s/d Sabtu, 02 Oktober – 08 Oktober 2022
Rumah keluarga binaan, RW 017 RT 002
KelurahanSri Meranti Kecamatan Rumbai
D. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Struktur
a. Menyiapkan LP.
b. Menyiapkan alat bantu atau media.
c. Kontrak dengan keluarga, tempat dan sesuai rencana.
2. Kriteria Proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang telah ditetapkan.
b. Keluarga aktif dalam kegiatan ners muda mulai dari pengkajian, memprioritaskan
masalah kesehatan keluarga.
3. Kriteria Hasil
Kriteria Presentase Pencapaian
a. Didapatkan data umum dan tahap perkembangan 90 %
keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi
Kriteria Presentase Pencapaian
keluarga, stress dan koping keluarga, harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan, dan
pemeriksaan fisik
b. Teridentifikasi masalah kesehatan. 90 %
c. 100 %
Diagnosa dan prioritas masalah kesehatan dapat
ditetapkan.
d. Rencana keperawatan keluarga dapat dirumuskan. 90 %
e. Rencana keperawatan terlaksana (implementasi). 90 %
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-5.
Jakarta :EGC.
Herdman, T.H. (2018). NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020.
Jakarta: EGC.
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI). (2017). Panduan Asuhan
Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan
Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat.
Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press) Jakarta: DPP PPNI.
Nies, M., & Mcewen, M. (2015). Keperawatan kesehatan komunitas dan keluarga Edisi
pertama. Community Public Health Nursing: Promoting the Health of Poppulation,
Stanhope & Lancaster. (2012). Foundation of Nursing in the Community: Community Oriented
Practice, 4ed, St. Louis, Missouri: Elsevier Mosby
Zakaria, A. (2017). Asuhan Kepearwatan Keluarga Pendekatan Teori dan Konsep. Malang:
International Research and Development for Human Beings.
LAPORAN PENGKAJIAN
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN
KELUARGAFAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
b. TTL/Umur : 32 Tahun
c. Pendidikan : SLTA/Sederajat
f. Komposisi Keluarga
No Inisial Jenis Hubungan Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dengan KK
1 Tn. J L Ayah 32 TAMAT SMA Kurir
2 Ny. R P Ibu 29 TAMAT SMA IRT
3 An. RQ P Anak 4 BELUM Tidak bekerja
SEKOLAH
4. An. RB L Anak 3 BELUM Tidak bekerja
SEKOLAH
5. An. RA P Anak 2 BELUM Tidak bekerja
SEKOLAH
Genogram:
Keterangan :
= Laki-laki = Perempuan
= Tinggal serumah
Penjelasan Genogram :
Tn. J dan Ny. R sudah menikah sejak tahun 2017. Tn. J dan Ny. R membesarkan ketiga
anaknya secara mandiri. Tn. J selaku pencari nafkah dengan pekerjaan sebagai Kurir. Tn.. J
merupakan anak kedua dari lima bersaudara dan Ny. R merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara,
kedua orang tua Tn. J masih hidup dan kedua orang tua Ny.R masih hidup dan tinggal di
Pekanbaru di Jalan Yosudarso. Tn. J dan Ny.R tinggal bersama ketiga anaknya yang masih bayi
dan balita. Ny. R memiliki 3 orang anak yaitu An. RQ (4 tahun ) dan An. RB (3 tahun), dan
An.RA ( 2 tahun).
g. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. J merupakan Nuclear Family (Keluarga Inti) yang terdiri atas Tn. J (32
Tahun), Ny. R (29 Tahun) An. RQ (4 tahun), An. RB (3 tahun), dan An. RA (2 tahun). Tn. J
dan Ny. R memilik 3 orang anak yang masih balita dan bayi.
h. Suku
Suku Tn. J dan Ny. R yaitu suku Melayu dan minang yang mana Ny. R dari Pekanbaru
dan Tn. J dari Pekanbaru. Bahasa yang digunakan Tn. J dan Ny R dan anak anak sehari-hari
yaitu menggunakan bahasa Indonesia. Ny.R mengatakan jika ada anggota keluarga yang
sakit maka Ny.R biasanya mengobati sendiri terlebih dahulu tergantung tingkat keparahan
penyakitnya. Jika anak-anaknya deman biasanya Ny. R membaluri badan anaknya dengan
minyak dan bawang merah, ketika kondisi tidak kunjung membaik maka akan dibawa ke
bidan atau ke puskesmas.
i. Agama
Agama yang dianut keluarga Tn. J adalah Islam. Ny. R mengatakan keluarganya
melakukan sholat lima waktu dirumah dan jarang sholat ke mesjid, Ibu R juga tidak
mengikuti pengajian karena susah meninggalkan anak yang masih bayi dan balita. Keluarga
meyakini semua ajaran agama Islam dan dalam memutuskan masalah keluarga Ny. N
mengambil keputusan berdasarkan norma-norma/ nilai-nilai ajaran agama.
j. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn. J tinggal mengontrak selama 1 tahun di perumahan yang padat penduduk
di Jalan villa mas 1, Tn. J bekerja sebagai kurir. Penghasilan dalam sebulan ± 2.500.000/
bulan. Sebelumnya Tn. J pernah bekerja sebagai staff hypermart dan security. Ny. R
mengatakan untuk kebutuhan sehari-hari harus dihematkan dan dicukupkan serta untuk
membeli keperluan untuk anak-anak yang masih bayi dan balita. Ny. R mengatakan bahwa
ia sulit untuk mengikuti kegiatan di RT setempat dikarekan anak-anak nya masih kecil
sehingga sulit mengikuti kegiatan yang ada di RT setempat, palingan Ny. R hanya
mengikuti organisasi sosial jika ada yang meninggal dunia di lingkungan RW 017. Keluarga
Ny. R memepunyai BPJS tetapi Ny. R sering berobat ke bidan dari pada puskesmas
dikarenakan puskesmas cukup jauh dari rumah Ny. R.
k. Aktivitas rekreasi keluarga
Ny. R mengatakan kadang-kadang ketika weekend membawa anak-anak ke taman
untuk bermain, lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga dan anak-anak di rumah
seperti menonton televisi, dan bermain dengan anak. Ny. R juga jarang pergi keluar kota
karena Tn. J yang sibuk bekerja sehingga tidak punya waktu untuk pergi liburan.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga Ny. R saat ini yaitu pada tahan perkembangan anak
dengan usia pra sekolah. Tugas keluarga pada saat ini yaitu memenuhi kebutuhan seperti
rumah, ruang bermain, privasi, dan keamaanan untuk anak, mensosialisasikan anak,
mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain, dan
mempertahankan hubungan yang sehat di dalam dan di luar keluarga.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan yang belum terpenuhi pada keluarga Tn. J, dimana
tahap perkembangan keluarga yaitu keluarga usia pra sekolah. Tidak ada keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan dan kriteria keluarga dengan anak usia pra sekolah sejauh
ini tercapai.
c. Riwayat keluarga inti
Tn. J dan Ny. R telah menikah kurang lebih 5 tahun, mereka membesarkan ketiga
anaknya di Pekanbaru. Pertemuan awal Tn. J dan Ny. R yaitu ketika di tempat kerja setelah
itu pacaran, dan akhirnya memutuskan untuk menikah di tahun 2017. Tn. J bekerja sebagai
Kurir untuk menafkahi istri dan anak-anak nya. Keluarga Tn. J dan Ny. R hidup harmonis
dan penuh kasih sayang. Tn. J adalah perokok aktif, Ny. R mengatakan Tn. J kurang
melakukan aktivitas fisik karena sibuk bekerja. Tn. J tidak pernah memeriksa kesehatannya.
Ny. R mengatakan Tn. J sampai sekarang susah untuk berhenti merokok. Biasanya jika Tn.
J merokok disuruh merokok di luar rumah agar anak-anak mereka tidak terpapar asap rokok.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Kedua orang tua Tn. J dan Ny. R masih hidup. Tidak ada riwayat perceraian dan
kekerasan rumah tangga dikeluarga orang tua Tn. J dan Ny. R. Orang tua Ny. R memiliki
riwayat penyakit maag.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Tn. J merupakan jenis rumah kontrakkan dengan lantai keramik dan
dinding permanen memiliki jendela kaca sebanyal 4 buah di depan rumah , 1 kamar mandi.
Rumah Tn. J memiliki 1 kamar tidur dan bagian depan dijadikan tempat kumpul keluarga
(menonton TV dan tempat bermain anak-anak). Lantai rumah Tn. J terbuat dari keramik.
Rumah tidak memiliki pagar atau pekarangan karena merupakan rumah kontrakkan yang
berdempetan dengan tetangga samping kanan dan kiri. Penerangan pada rumah Tn. J cukup
terang pada siang hari dan sirkulasi udara juga cukup baik, begitu pula pada malam hari
penerangan rumah cukup baik, untuk ventilasi rumah Ny. R terbuka dan Ny. R sering
membuat jendela di pagi hari agar cahaya matahari masuk ke dalam rumah. Sumber air
bersih dan air minum keluarga Ny. R berasal dari sumur BOR.
Denah Rumah
WC
Dapur
Kamar Tidur
Ruang
keluarga
Teras
Tn. J dan Ny. R sebelum menikah sama-sam tinggal di pekanbaru. ketika menikah dengan
Tn. J pada tahun 2017, Ny. R mengontrak di Jalan villa mas 1 Kel Sri Meranti, setelah itu di
tahun 2020 Tn. J dan keluarga pindah ke Jln. Anggrek, setelah itu di tahun 2021 Ny. R dan
Tn. J kembali tinggal mengontrak di Jalan Villa Mas 1 dengan kontrakan berbeda dengan
yang ditempati sebelumnya sampai sekarang.
Tn. J saat ini bekerja sebagai kurir, Tn. J pulang setiap hari. Hari libur dimanfaatkan
Tn. J untuk beristirahat dan berkumpul dengan keluarga. Ny. R bekerja menjadi ibu rumah
tangga dan mengurus anak-anak dirumah. Ny. R Mengatakan bahwa perkumpulan keluarga
disaat makan siang atau malam hari. Dalam hal interaksi dengan masyarakat, keluarga dapat
berinteraksi dengan baik.
Gambar Eco Map
Berkumpul dengan
Bekerja keluarga dan tetangga
Berkumpul dan
bermain bersama Berkumpul dan
teman sebaya bermain bersama
An. RQ An. RB
teman sebaya
An. RA
Sumber kekuatan keluarga adalah Tn. J dan Ny. R yang merupakan kepala keluarga.
Tipe keluarga bersifat demokrasi yaitu pengambilan keputusan dikendalikan bersama tetapi
tidak mengubah peran Tn. J sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan terakhir serta
peran sebagai Ny. R sebagai Ibu rumah tangga.
c. Struktur peran
Tn. J : Peran Tn. J sebagai kepala keluarga mampu menjalani tanggungjawab untuk
menafkahi keluarga dan memberi rasa aman, nyaman untuk anak-anak dan keluarga
Ny. R : Peran Ny. R menjalankan peran sebagai Ny. R yang mengurus rumah
tangga, mengasuh dan mendidik anaknya.
An. RQ : An. RQ sebagai balita yang belum bersekolah masih membutuhkan kasih
sayang dari orang tuanya.
An. RB : An. RB sebagai balita yang belum bersekolah masih membutuhkan kasih
sayang dari orang tuanya.
An. RA : An. RA Sebagai bayi yang masih membutuhkan kasih sayang dari orang
tuanya.
d. Nilai dan norma budaya
Nilai dan norma yang berlaku yaitu keluarga percaya bahwa hidup sudah diatur oleh
Allah SWT. Demikian pula dengan sehat dan sakit. Keluarga menerima kondisi pada saat
ini. Ny. R mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit, pergi berobat ke Praktek bidan.
Ny. N mengatakan tidak ada kepercayaan-kepercayaan tertentu terkait kesehatan dan
penyakit yang pernah dialami anggota keluarga.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. J dan Ny. R saling menghormati dan menjaga keharmonisan keluarga
dengan menunjukkan sikap saling menghargai dan menyayangi satu sama lain. Ny. R selalu
memberikan kasih sayang dan perhatian terhadap anak-anaknya. Tn. J dan Ny. R saling
berhubungan akrab dengan memberikan kasih sayang terhadap ketiga anaknya tanpa
membeda-bedakan anak pertama dengan lainnya. Tn. J dan Ny. R selalu mendukung dan
memperhatikan kebutuhan anak-anak nya terutama terkait kesehatan anaknya.
b. Fungsi sosialisasi
Menurut keluarga ada masalah yang dirasakan keluarga dalam 6 bulan terakhir ini.
Ny. N mengatakan salah satu masalah nya adalah ekonomi atau pendapatan, karena
pemasukan dari pekerjaan Tn. J yang kurang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari
tetapi Ny. R berusaha untuk menghemat agar kebutuhan keluarganya tercukupi,
ditambah lagi anak pertama Ny. R yang akan masuk sekolah TK, dia bingung siapa
yang akan antar jemput anaknya ke sekolah sedangkan suaminya pergi bekerja dari
pagi hingga sore hari.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Tn. J sebagai kepala keluarga akan mencari solusi untuk masalah yang dialami
serta mengikutsertakan istrinya. Ny. R mengatakan jika sedang ada masalah mereka
lebih mendekatkan diri kepada Allah dan berpedoman untuk menyelesaikan masalah
bersama-sama.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga juga mengatakan sangat senang sekali jika mendapat perhatian dan
pelayanan kesehatan yang langsung ke keluarga seperti sekarang ini, sehingga Ny. R bisa
mengetahui status kesehatan dirinya dan keluarganya seperti apa tanpa harus keluar rumah
serta juga bisa menyampaikan keluhan dan apa yang dirasakan terutama terkait kesehatannya.
Keluarga berharap pelayanan ke rumah-rumah seperti ini akan terus berlanjut. Apalagi akan
sangat membantu keluarga yang tidak mampu dan tidak punya waktu untuk berkonsultasi
mengenai kesehatannya.
8. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda Vital
Bentuk dan TB: 162 cm TB: 158 cm TB: 100 cm TB: 87 cm TB: 82 cm
ukuran tubuh
BB: 50 kg BB: 52 kg BB: 13,1 kg BB: 10,1 kg BB: 10,5 kg
GDS : 90
mg/dl
Telinga Daun telinga Daun telinga Daun telinga Daun telinga Daun telinga
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat terdapat
gangguan gangguan gangguan gangguan gangguan
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
Mulut gigi lengkap gigi lengkap Bibir tidak ada Bibir tidak ada Bibir tidak ada
dan terlihat dan terlihat luka, gigi luka, gigi luka, gigi
bersih bersih lengkap lengkap lengkap
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
Kelenjar getah Kelenjar getah Kelenjar getah Kelenjar getah Kelenjar getah
bening(KGB) bening(KGB) bening(KGB) bening(KGB) bening(KGB)
Dada Tidak ada otot Tidak ada otot Tidak ada otot Tidak ada otot Tidak ada otot
(pernapasan) bantu bantu bantu bantu bantu
pernapasan, pernapasan, pernapasan, pernapasan, pernapasan,
bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas
ronchi veskuler veskuler veskuler
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
edema, tidak edema, tidak edema, tidak edema, tidak edema, tidak
ada luka ada luka ada luka ada luka ada luka
B. Analisa Data
Data objektif:
- TB: 87 cm
- BB: 10,1 kg
- IMT: Kurang gizi (< -3SD)
- An. RB tampak kurus
Data objektif:
Data objektif:
TD:130/80 mm/Hg
Nadi: 95
RR: 24
Suhu : 36,8 °C
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
2. Defisit pengetahuan keluarga mengenai imunisasi
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada keluarga
D. Skoring
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
1 Sifat masalah: 3/3 X 1 1 Ny. R mengatakan anaknya pernah diperiksa berat badan
aktual(3) dan tinggi badan sekitar tahun yang lalu di klinik yang
mana hasilnya An. RB dengan kategori status gizi kurang.
masalah untuk kurang Ny. R sudah berusaha agar An. RB nafsu makan,
3 Potensial masalah 3/3 X 1 1 Masalah sudah terjadi tetapi Ny. R sudah berusaha agar
untuk dicegah: An.RB nafsu makan dan bebrapa tindakan kelurga untuk
4 Menonjolnya masalah 2/2 X 1 1 Keluarga Tn. J mengetahui masalah yang dihadapi An. RB
ada masalah, perlu dan beranggapan bahwa masalah ini harus segera ditangani
Total skor 1 5
2. Defisit pengetahuan keluarga mengenai imunisasi
1 Sifat masalah: aktual 3/3 X 1 1 Masalah sudah terjadi , Ny. R mengatakan kalau ketiga
(3) anaknya tidak mendapatkan imunisasi lengkap, hanya
sampai imunisasi HB0 dan BCG.
masalah untuk minim keluarga tidak tahu penyebab lebih jika anak
3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Peran Ny. R sebagai ibu sangat dibutuhkan dalam
(2)
1 Sifat masalah: Resiko 2/3 X 1 2/3 Tn. J merupakan seorang perokok aktif,kurang lebih
: sebagian (1)
3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Masalah ini sulit dikontrol oleh Ny. R, ditambah lagi
(1)
Total skor 3 2 5/6
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. J
1. Ketidakefektifan manajemen Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
kesehatan pada keluarga keperawatan, keluarga mampu tentang Gizi seimbang:
Keluarga mampu merawat anggota Keluarga mampu merawat anggota keluarga untuk
pencegahan dan mengontrol nutrisi Melakukan pengaturan diit “Isi Piringku dan
lingkungan : kontrol resiko, keamanan dan Pengendalian faktor resiko serta modifikasi
kenyamanan dan perilaku pencegahan gizi lingkungan dan perilaku pencegahan gizi kurang
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan
kurang pada balita
Keluarga mampu merawat anggota Keluarga mampu merawat anggota keluarga untuk
perilaku pencegahan.
Keluarga mampu memanfaatkan Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan:
tentang sumber kesehatan, perilaku fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi untuk
Planning:
Lanjutkan intervensi untuk keluarga
mampu memutuskan untuk merawat
keluarga yang sakit.
Analisa:
Masalah teratasi sepenuhnya,
Keluarga mampu menjelaskan
mengenai dampak dan mampu
mengambil keputusan terhadap gizi
kurang yang dialami anaknya.
Planning:
Lanjutkan intervensi terkait keluarga
mampu merawat anggota keluarga
yang sakit dengan melakukan
pengaturan diit “Isi piringku dan
piramida gizi seimbang”
Rabu, 09 November Menjelaskan tentang pengaturan diit “ Isi Subjektif:
2022 piringku” Ny. R mengatakan sudah mengerti
11.00-11.30 Mendiskusikan dengan keluarga terkait “isi tentang menu isi piringku dan
piringku untuk anak balita” piramida gizi seimbang
Mengevaluasi kembali tentang isi piringku Ny. R dapat menyebutkan kembali
dengan menyebutkan kembali komponen yang tentang pengaturan diit “isi piringku
harus ada dalam “isi piringku” dan piramida gizi seimbang”
Memberikan pujian (reinforcement positif)
kepada keluarga atas jawaban yang tepat yang Objektif:
diberikan oleh keluarga. Ny. R tampak mendengarkan dan
Menjelaskan tentang pengaturan diit “Piramida memperhatikan alat peraga isi
gizi seimbang” piringku dan piramida gizi seimbang
Mendiskusikan dengan keluarga terkait Ny. R mengerti dan dapat
piramida gizi seimbang mengulang apa yang dijelaskan.
Mengevaluasi kembali tentang piramida gizi Ny. R tampak antusias
seimbang pada balita dan porsi makanannya mendengarkan penjelasan terkait isi
Memberikan pujian kepada keluarga atas piringku dan piramida gizi seimbang
jawaban yang tepat yang diberikan oleh
keluarga. Analisa:
Masalah teratasi sepenuhnya.
Keluarga mampu menjelaskan
mengenai pengaturan diit “isi
piringku dan piramida gizi
seimbang”
Planning:
Lanjutkan intervensi memodifikasi
lingkungan/perilaku, kontrol resiko,
dan mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
Kamis, 10 November Menjelaskan kepada keluarga bagaimana Subjektif:
2022 pencegahan dari gizi kurang pada balita Ny.R mengatakan sudah mengerti
11.10 -11.45 Mendiskusikan bersama keluarga mengenai tentang pencegahan dan memahami
penyusunan jadwal makan dan pengaturan diit jadwal makan yang telah disusun
untuk untuk An.RB Ny.R dapat menyebutkan kembali
Menanyakan kembali apakah ada yang belum bagaimana upaya pencegahan gizi
dimengerti mengenai pencegahan dan bagaimana kurang dan pengaturan diit pada
untuk penyusunan jadwal makan dan pengaturan balita
diit An.RB
Memberikan pujian pada keluarga atas jawaban Objektif:
yang diberikan dan jawabannya sesuai. Ny.R tampak mendengarkan dan
memperhatikan dengan seksama
Ny.R mengerti dan dapat mengulang
apa yang dijelaskan
Analisa:
Masalah teratasi sepenuhnya.
Keluarga mampu menjelaskan
pencegahan gizi kurang dan
pengaturan pola makan An.RB.
Planning:
Lanjutkan intervensi pemanfaatan
fasilitas kesehatan terkait gizi kurang
pada An.RB
Subjektif:
Mendiskusikan bersama keluarga terkait gizi Ny.R mengatakan sudah mengerti
kurang pada An.RB untuk membantu memotivasi tentang tindakan yang harus
keluarga agar dapat membawanya ke fasilitas dilakukan dengan memanfaatkan
kesehatan terdekat fasilitas kesehatan untuk mengontrol
Menjelaskan mengenai fasilitas kesehatan apa status gizi An.RB
saja yang dapat dikunjungi oleh keluarga.
Ny.R dapat menyebutkan kembali
Menanyakan kembali apakah ada yang belum
fasilitas kesehatan apa saja yang
dimengerti fasilitas kesehatan apa yang dapat
dapat dikunjungi untuk menangani
dikunjungi.
Memberikan pujian pada keluarga atas jawaban gizi kurang pada An.RB
yang diberikan dan jawabannya sesuai.
Objektif:
Ny.R tampak mendengarkan dan
memperhatikan
Ny.R mengerti dan dapat mengulang
apa yang dijelaskan
Ny.R tampak antusias
mendengarkan penjelasan yang
disampaikan ners muda.
Analisa:
Masalah teratasi sepenuhnya.
Keluarga mampu merawat anggota
keluarga dengan memeriksakannya
ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat terkait gizi kurang yang
dialami An.RB
Planning:
Lanjutkan intervensi memanfaatkan
fasilitas kesehatan terkait gizi kurang
pada An.RB
Defisit pengetahuan keluarga Selasa, 08 November Melakukan penkes terkait pentingnya imunisasi Subjektif:
mengenai imunisasi 2022 dan menggali pengetahuan ibu mengenai Ny. R mengatakan sudah mengerti
10.00 – 10.30 pengertian imunisasi mengenai imunisasi
Mendiskusikan bersama Ny. R tentang Ny. R dapat menjelaskan pengertian
pentingnya imunisasi dengan menggunakan dari imunisasi
lembar balik dan leaflet. Ny. R dapat menjelaskan tujuan dari
Mendiskusikan bersama Ny. R terkait tujuan, imunisasi yaitu: mencegah
jenis-jenis, jadwal pemberian imunisasi, efek terjadinya suatu penyakit dan
samping, syarat-syarat anak yang boleh di mencegah anak cacat
imunisasi, dan cara menangani efek dari Ny. R dapat menjelaskan 3 dari 4
imunisasi. syarat anak tidak di imunisasi yaitu
Menggali pengetahuan ibu mengenai dampak BCG jika bayi panas tinggi, DPT
jika anak tidak di imunisasi dan menjelaskan jika bayi kejang-kejang, polio tidak
kepada Ny. R terkait dampak jika anak tidak di diberikan jika bayi diare.
imunisasi
Menanyakan kembali kepada Ny. R terkait Objektif:
pengertian, tujuan, syarat-syarat anak yang akan Ny. R tampak semangat dengan
dilakukan imunisasi penjelasan yang diberikan ners
Memberikan pujian (reinforcement positif) muda
kepada keluarga atas jawaban yang tepat yang Kontak mata positif.
diberikan oleh keluarga. Ny. R tampak mendengarkan dan
memperhatikan lembar balik yang
dipegang, namun sesekali ada
distraksi dari anak Ny. R sehingga
mengalihkan fokus Ny.R
Ny. R mendengarkan penjelasan
yang diberikan ners muda
Ny. R mengerti dan dapat
mengulang apa yang dijelaskan oleh
ners muda.
Analisa:
Masalah teratasi sepenuhnya.
Keluarga mampu mengenal masalah
dan menjelaskan kembali tentang
pengertian, tujuan, syarat-syarat
anak yang akan diimunisasi.
Planning:
Lanjutkan intervensi untuk keluarga
mampu memutuskan untuk merawat
keluarga yang sakit.
Analisa:
Masalah teratasi, Keluarga mampu
menjelaskan mengenai dampak dan
mampu mengambil keputusan
terhadap imunisasi lanjutan pada
anak
Planning:
Lanjutkan intervensi terkait keluarga
mampu merawat anggota keluarga
yang sakit dengan melakukan cara
mengatasi/penanganan efek samping
dari imunisasi.
Jumat, 11 November Menjelaskan tentang cara mengatasi efek Subjektif:
2022 samping setelah diimunisasi Ny. R mengatakan sudah mengerti
10.30-11.00 Mendemonstrasikan cara kompres air hangat tentang cara mengatasi efek samping
dengan diberikan alas pada daerah penyuntikan setelah imunisasi
yang akan diberikan kompres selama 15-20 Ny. R dapat menyebutkan kembali
menit sambil sesekali melihat area bawah kulit bagaimana cara mengatasi efek
yang dikompres. samping dari imunisasi yaitu dengan
Mengevaluasi kembali cara mengatasi efek melakukan kompres air hangat,
samping dari imunisasi dan menyuruh keluarga berikan cairan ( air buah atau ASI),
mengulang kembali cara melakukan kompres beri obat penurun panas jika perlu,
hangat. jika demam tidak kunjung sembuh
Memberikan pujian kepada keluarga atas sampai hari ketiga dianjurkan untuk
jawaban yang tepat yang diberikan oleh keluarga berkonsultasi dengan dokter.
Objektif:
Ny. R tampak mendengarkan dan
memperhatikan bagaimana cara
mengatasi efek samping dari
imunisasi
Analisa:
Masalah teratasi. Keluarga mampu
menjelaskan cara mengatasi efek
samping imunisasi dan
mempraktekkan kompres air hangat
untuk mengatasi efek demam setelah
imunisasi.
Planning:
Lanjutkan intervensi melakukan
modifikasi lingkungan : kontrol resiko,
pencegahan dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
Sabtu, 12 November Mengevaluasi kembali keluarga terkait Subjektif:
2022 bagaimana cara mengatasi efek samping setelah Ny.R mengatakan sudah mengerti
11.00-11.35 diimunisasi tentang jadwal imunisasi lanjutan
Mendiskusikan bersama keluarga mengenai pada balita
jadwal imunisasi lanjutan pada balita Ny.R dapat menyebutkan kembali
Menanyakan kembali apakah ada yang belum jadwal imunisasi lanjutan pada
dimengerti mengenai cara mengatasi efek balita
samping dan jadwal imunisasi lanjutan pada
balita Objektif:
Memberikan pujian (reinforcement positif) pada Ny.R tampak mendengarkan dan
keluarga atas jawaban yang diberikan. memperhatikan dengan seksama
Ny.R mengerti dan dapat mengulang
apa yang dijelaskan
Ny.R tampak bersemangat
mendengar penjelasan, namun
sesekali ada distraksi dari anak Ny.R
Analisa:
Masalah teratasi sepenuhnya.
Keluarga mampu menjelaskan
jadwal imunisasi lanjutan pada
balita
Planning:
Lanjutkan intervensi pemanfaatan
fasilitas kesehatan untuk pelayanan
imunisasi.
Objektif:
Ny.R tampak mendengarkan dan
memperhatikan
Ny.R mengerti dan dapat mengulang
apa yang dijelaskan
Ny.R tampak antusias
mendengarkan penjelasan yang
disampaikan ners muda.
Analisa:
Masalah teratasi sepenuhnya.
Keluarga mampu merawat anggota
keluarga dengan memeriksakannya
ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat.
Planning:
Lanjutkan intervensi untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan
untuk imunisasi lanjutan pada anak
Ny.R
EVALUASI SUMATIF
Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga
DIAGNOSA EVALUASI
RESPON KELUARGA RENCANA TINDAK LANJUT
KEPERAWATAN YA TIDAK
Ketidakefektifan - Mengucapkan salam - Mengobservasi keluarga terhadap apa yang
manajemen kesehatan - Memvalidasi keadaan keluarga telah diajarkan dalam kunjungan ners
pada keluarga - Mengingatkan kontrak sebelumnya muda
- Mengevaluasi kembali TUK 1 s/d - Keluarga dianjurkan mampu untuk
TUK 5 melakukan perawatan rumah dengan
pengaturan diit pada balita dengan menu
Keluarga mampu mengenal masalah
“Isi piringku”
kesehatan
- Mengevaluasi kembali kemampuan 🗸 - Keluarga sebaiknya memantau An.RB
keluarga untuk menyebutkan untuk teratur dalam jadwal makan untuk
pengertian, prinsip, jenis-jenis gizi meningkatkan status nutrisi An.RB
seimbang, cara pencegahan gizi - Keluarga sebaiknya rutin memeriksa
kurang dan dampak jika anak kesehatan An.RB terutama ke posyandu
kekurangan gizi
🗸 untuk memantau berat badan An.RB
- Memberi reinforcement positif atas
jawaban keluarga - Keluarga Ny.R sebaiknya tetap melakukan
apa yang dijelaskan ners muda terkait
Keluarga mampu memutuskan merawat pengaturan pola makan dengan metode “isi
anggota keluarga, meningkatkan, dan piringku yang mana komponennya 30%
memperbaiki kesehatan lauk pauk, 35% makanan pokok, dan 25%
- Mengevaluasi kembali pengetahuan buah dan sayur.
keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat untuk mengatasi masalah
gizi kurang serta akibat lanjut jika 🗸
anak mengalami gizi kurang
- Memberi reinforcement positif atas
keputusan yang diambil oleh keluarga.
Keluarga mampu merawat anggota
keluarga untuk meningkatkan kesehatan
- Mengevaluasi kembali kemampuan
keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan gizi kurang terkait 🗸
pengaturan diit “Isi piringku dan
piramida gizi sembang
- Memberikan reinforcement positif
atas usaha yang dilakukan oleh
keluarga
Setelah melakukan pengkajian dan kunjungan pada keluarga Tn. J selama 6 hari pada minggu
pertama dengan menjelaskan tujuan, maka ners muda memutuskan bahwa keluarga Tn. J dikelola sebagai
keluarga binaan selama dua minggu. KeluargaTn. J berada pada tahap tumbuh kembang keluarga dengan
anak usia pre school. Pada minggu pertama kegiatan difokuskan pada pengkajian selengkap-lengkapnya,
terutama data yang dapat menunjang tegaknya diagnosa keperawatan dan membuat intervensi yang sesuai
untuk diagnosa keperawatan yang akan diangkat, serta melakukan skoring bersama keluarga setelah
diagnosa keperawatan ditegakkan untuk memprioritaskan masalah yang diutamakan. Keluarga Tn. J
merupakan tipe keluarga inti (Nuclear Family) dimana didalam keluarga terdiri dari kepala keluarga Tn. J,
memiliki istri yaitu Ny. R serta 3 orang anak dengan usia 4 tahun, 3 tahun, dan 2 tahun yang tinggal
bersama. Setelah melakukan pengkajian dan menjelaskan tujuan kunjungan pada keluarga, Selanjutnya
akan dilakukan implementasi asuhan keperawatan keluarga yang berkaitan dengan diagnosa pertama dan
kedua pada Ny. R di keluarga Tn. J yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga dan defisit
pengetahuan mengenai imunisasi pada keluarga.
Hasil pengkajian pada keluarga Tn. J didapatkan bahwa Ny. R mempunyai riwayat maag tetapi
sudah lama tidak ada kambuh lagi. Pada saat penglajian di dapatkan juga An. RB mengalami gizi kurang
ditandai dengan IMT nya kurang dari batas normal dengan BB : 10,1 usia : 3 tahun 4 bulan didapatkan
IMT: Kurang gizi (< -3SD). Kondisi ini sudah cukup lama, namun tidak ada tindakan serius yang
dilakukan oleh keluarga untuk mencegah terjadinya gizi kurang tersebut. Hasil pengkajian pada keluarga
Tn. J juga ditemukan bahwa An. RB tidak menyukai sayur dan buah , serta kurang nafsu makan. Ketiga
anak Tn. J tidak di imunisasi lengkap hanya sampai imunisasi BCG. Hal ini dikarenakan ketika
diimunisasi anak Tn. J mengalami demam sehingga Tn. J tidak membolehkan anaknya untuk diimunisasi
lagi. Keluarga Tn. J ketika sakit jika tidak terlalu parah mencoba menggunakan obat herbal atau membeli
obat di warung, tetapi jika tidak kunjung sembuh maka keluarga Tn. J akan berobat ke bidan. Keluarga Tn.
J memiliki BPJS tapi sekarang Ny. R lebih sering berobat ke bidan daripada ke puskesmas.
2. Masalah Keperawatan
a. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga
b. Defisit pengetahuan keluarga mengenai imunisasi
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga
b. Defisit pengetahuan keluarga mengenai imunisasi
2. Rencana Keperawatan dan Implementasi
Diagnosa 1 : Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. R selama 3 x 60 menit kunjungan rumah
diharapkan keluarga mampu mengetahui gizi seimbang, dampak gizi kurang, dan mampu melakukan
perawatan sederhana pada anggota keluarga dengan masalah gizi kurang.
Tujuan Khusus :
Setelah 1 x 60 menit, keluarga mampu untuk :
a. Keluarga mampu mengenal tentang gizi seimbang pada anggota keluarga yang ditandai dengan:
1) Keluarga mampu menyebutkan pengertian gizi seimbang
2) Keluarga mampu menyebutkan prinsip gizi seimbang
3) Keluarga mampu menyebutkan jenis-jenis gizi seimbang
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan asam urat ditandai
dengan:
1) Keluarga mampu menyebutkan akibat lanjut gizi kurang jika tidak ditangani
2) Keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan gizi kurang
c. Keluarga mampu melakukan perawatan sederhana pada anggota keluarga yang ditandai dengan:
1) Keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan sederhana dirumah pada anggota keluarga yang
mengalami gizi kurang
d. Keluarga mampu mengetahui dan melakukan cara menciptakan lingkungan baik bagi anggota keluarga
ditandai dengan:
1) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang baik, aman dan sehat pada anggota keluarga
dengan gizi kurang
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengontrol asam urat ditandai
dengan:
1) Keluarga mampu menyebutkan jenis pelayanan kesehatan dan manfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan bagi anggota keluarga yang mengalami gizi kurang.
Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Topik : Gizi seimbang
b. Metode : Diskusi dan tanya jawab
c. Media : Leafleat dan Lembar balik
d. Waktu : Senin-Sabtu, 07 November – 12 November 2022
e. Tempat : Kediaman keluarga Tn. J (RT 002/ RW 017).
f. Strategi pelaksanaan
Waktu Fase Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga
10.00 Orientasi Mengucapkan salam Menjawab salam
Memvalidasi keadaan Menjawab
keluarga
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan Mendengarkan
kunjungan dan kontrak
waktu
Strategi pelaksanaan
Waktu Fase Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga
10.00 Orientasi Mengucapkan salam Menjawab salam
Memvalidasi keadaan Menjawab
keluarga
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan Mendengarkan
kunjungan
A. PENGKAJIAN
1. DATA KELUARGA
Nama kepala keluarga : Nenek. W
Alamat rumah : Jln. Kakap 2 RT 002 RW 017 Kel. Sri
Meranti,
Agama & Suku : Batak
Bahasa sehari-hari : Indonesia
Jarak Yankes terdekat : ± 3 km
C. DIAGNOSA
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada Nenek W dengan hipertensi
2. Ketidakefektifan manajemenkesehatan pada Nenek W dengan Kolesterol
D. SKORING
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga dengan hipertensi
NO KRITERIA PERHITUNGA SKORING PEMBENARAN
N
1 Sifat masalah: 3/3x1 1 Masalah sering terjadi, Nenek
Aktual (3) W Tahu bahwa mengalami
hipertensisejak 2 tahun yang lalu
2 Kemungkinan 2/2x2 2 Nenek W suka makanan asin dan
masalah untuk bersantan, namun Nenek W juga
diubah: Mudah (2) mengkonsumsi seledri untuk
mengurangi tekanan darah
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil (NOC) Intervensi keperawatan (NIC)
1 Ketidakefektifan manajemen Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan pada keluarga keperawatan, keluarga mampu mengenal kesehatan tentang kolesterol dan hipertensi:
masalah tentang Kolesterol Pendidikan kesehatan tentang
Kolesterol: pengertian, etiologi, tanda
dan gejala, dampak
Keluarga mampu memutuskan untuk Keluarga mampu memutuskan untuk
merawat, meningkatkan atau merawat, meningkatkan atau memperbaiki
memperbaiki kesehatan dengan kesehatan:
berpartisipasi dalam memutuskan Pendidikan kesehatan tentang dampak
perawatan kesehatan untuk mengontrol kolesterol dan hipertensi yang dirasakan
hipertensi dan cara perawatan sederhana untuk
menurunkankolesterol dan hiperetensi
Mendukung keluarga dalam membuat
keputusan dengan berdiskusi manfaat
yang akan dirasakan jika kolesterol
tinggi teratasi
Memodifikasi perilaku dengan perilaku
tidak mengkonsumsi makanan yang
menyebabkan kolesterol dan hipertensi
Keluarga mampu merawat anggota Keluarga mampu merawat anggota keluarga
keluarga untuk meningkatkan kesehatan yang sakit untuk meningkatkan kesehatan:
dengan kontrol nyeri dan melakukan Melakukan manajemen dengan
aktivitas yang tepat untuk mengurangi
teknik nonfarmakologis yaitu air
nyeri
rebusan daun salam dan rebusan daun
kelor
Melakukan pengaturan diit untuk
mencegahpeningkatan kolesterol dan
hipertensi.
Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu memodifikasi lingkungan:
lingkungan: kontrol risiko, keamanan Pengendalian faktor risiko
dan kenyamanan dan perilaku Manajemen lingkungan rumah yang
pencegahan kolesterol aman dan sehat
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas Keluarga mampu memanfaatkan
kesehatan: pengetahuan tentang sumber fasilitas kesehatan: mengunjungi
kesehatan, perilaku mencari pelayanan fasilitas kesehatan untuk melakukan
kesehatan, pertisipasi pengobatan dan konseling tentang
keluarga dalam perawatan keluarga kolesterol dan hipertensi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN NENEK W
DIAGNOSA HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan Senin, 07 November Orientasi Subjektif:
manajemen kesehatan pada 2022 Mengucapkan salam Ibu W menjawab salam dari
keluarga 15.30-16.00 “Assalamualaikum bu ?” ners muda
Memvalidasi keadaan keluarga “wa’alaikumussalam”
“Bagaimana kabar ibu hari ini? Apakah “Alhamdulillah baik, tapi
ada keluhan bu?” masih merasakan berat dan
Pemeriksaan kesehatan here and now nyeri di leher dan tengkuk”
“Baik bu, saya cek tensinya terlebih Ibu W mengatakan sudah
dahulu ya?” mengerti mengenai penyakit
Mengingatkan kontrak dan menjelaskan kolesterol dan hipertensi
tujuan “Oiya bu, berdasarkan kontrak Ibu W dapat menjelaskan
yang telah kita sepakati bahwasanya pengertian kolesterol dan
nepta akan datang hari ini untuk hipertensi
menjelaskan terkait kolesterol dan Ibu W dapat menyebutkan 5
hipertensi bu”. Kegiatan ini memerlukan dari 6 penyebab kolesterol.
waktu sekitar 15-20 menit saja, apakah Ibu W dapat menyebutkan 4
ibu bersedia? Kita berbincangnya dari 6 pencegahan kolesterol
dimana bu? Baik ya bu kita berdiskusi Ibu W dapat menyebutkan
disini saja”. pencegahan kolesterol
Melakukan penkes terkait kolesterol Ibu W dapat menyebutkan
Mendiskusikan bersama ibu W tentang pengertian,
kolesterol dengan menggunakan Ibu W dapat menyebutkan 5
lembar balik dan leaflet. dari 7 faktor penyebab
Mendiskusikan bersama ibu W terkait hipertensi
pengertian, penyebab, pencegahan Ibu W dapat menyebutkan 6
kolesterol, diet rendah lemak. dari 9 tabda dan gejala
Menggali pengetahuan ibu mengenai hipertensi
dampak/akibat lanjut dari kolesterol
Menanyakan kembali kepada ibu W Objektif:
terkait pengertian, penyebab, dan Ibu W tampak antusias dengan
pencegahan kolesterol penjelasan yang diberikan.
Memberikan pujian (reinforcement Kontak mata positif.
positif) kepada keluarga atas jawaban Ibu W tampak mendengarkan
yang tepat yang diberikan oleh dan memperhatikan lembar
keluarga. balik yang dipegang.
Melakukan penkes terkait Hipertensi Ibu W mendengarkan
Mendiskusikan bersama ibu W tentang penjelasan yang diberikan ners
Hipertensi dengan menggunakan muda
lembar balik dan leaflet. Ibu W mengerti dan dapat
Mendiskusikan bersama ibu W terkait mengulang apa yang dijelaskan
pengertian, faktor penyebab, tanda oleh ners muda.
gejala, pengaturan diit hipertensi,
akibat lanjut dari hipertensi
Menggali pengetahuan ibu mengenai Analisa:
dampak/akibat lanjut dari hipertensi Masalah teratasi sepenuhnya.
Menanyakan kembali kepada ibu W Keluarga mampu mengenal
mengenai pengertian, faktor penyebab masalah dan menjelaskan
dan tanda gejala hipertensi kembali tentang pengertian,
Memberikan pujian (reinforcement penyebab, dan pencegahan
positif) kepada keluarga atas jawaban kolesterol dan pengertian,
yang tepat yang diberikan oleh faktor penyebab dan tanda
keluarga. gejala hipertensi
Planning
Lanjutkan intervensi untuk
keluarga mampu memutuskan
untuk merawat keluarga yang
sakit.
Mendiskusikan bersama keluarga
akibat lanjut dari kolesterol dan Subjektif:
hipertensi Ibu W mengatakan sudah
Menanyakan kembali apakah ada yang mengerti tentang kolesterol
belum dimengerti mengenai akibat dam hipertensi
lanjut atau dampak dari kolesterol dan Ibu W dapat menjelaskan
hipertensi akibat lanjut atau dampak dari
Membantu ibu W untuk mengambil kolesterol dan hipertensi
keputusan mengenai cara mengatasi
dan merawat keluarga dengan Objektif:
kolesterol dan hipertensi Ibu W tampak mendengarkan
Memotivasi keluarga agar dapat dan memperhatikan lembar
memutuskan cara merawat anggota balik
keluarga untuk mengatasi kolesterol Ibu W mendengarkan
dan hipertensi penjelasan dengan serius
Memberikan reinforcement positif atas Ibu W tampak berperan aktif
keputusan yang telah diambil oleh dalam pengambilan keputusan
keluarga. untuk mengatasi kolesterol dan
hipertensi pada Ibu W.
Analisa:
Masalah teratasi sepenuhnya,
Keluarga mampu menjelaskan
mengenai dampak dan mampu
mengambil keputusan terhadap
keluarga yang mengalami
kolesterol dan hipertensi
Planning:
Lanjutkan intervensi terkait
keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit
dengan melakukan pembuatan
obat herbal rebusan daun salam
untuk menurunkan kadar
kolesterol dan hipertensi.
Selasa, 08 Menjelaskan tentang manfaat rebusan Subjektif:
November 2022 air daun salam untuk menurunkan Ibu W mengatakan sudah
14.00-14.30 kolesterol dan hipertensi mengerti tentang pembuatan
Mendiskusikan bersama Ibu W tentang ramuan herbal air rebusan daun
manfaat rebusan air daun salam untuk salam dan air rebusan daun
menurunkan kolesterol dan hipertensi kelor
Menjelaskan cara pembuatan rebusan Ibu W dapat menyebutkan
air daun salam kembali bagaimana cara
Mengevaluasi pembuatan rebusan air pembuatan ramuan herbal air
daun salam pada Ibu W rebusan daun salam dan air
Memberikan pujian kepada keluarga rebusan daun kelor
atas jawaban yang tepat yang diberikan
oleh keluarga Objektif:
Menjelaskan pembuatan ramuan herbal Ibu W tampak mendengarkan
air rebusan daun kelor untuk dan memperhatikan penjelasan
menurunkan kadar kolesterol yang diberikan serta poster
Mengevaluasi kembali tentang yang diberikan ners muda
pembuatan ramuan herbal air rebusan Ibu W mengerti dan dapat
daun kelor mengulang apa yang dijelaskan
Memberikan pujian kepada keluarga ners muda
atas jawaban tepat yang diberikan.
Analisa:
Masalah teratasi sepenuhnya.
Keluarga mampu menjelaskan
terkait cara pembuatan ramuan
herbal air rebusan daun salam
dan air rebusan daun kelor
Planning:
Lanjutkan intervensi
memodifikasi lingkungan : faktor
resiko, pencegahan dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan
terdekat
Analisa:
Masalah teratasi. Keluarga
mampu menjelaskan
pencegahan dan menyusun
jadwal makan untuk
menghindari terjadinya
kekambuhan kolesterol dan
hipertensi
Planning:
Lanjutkan intervensi untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan
untuk mencegah kekambuhan
penyakit kolesterol dan hipertensi
pada Ibu W
Subjektif:
Mendiskusikan bersama keluarga jika Ibu W mengatakan sudah
terjadi peningkatan kadar kolesterol dan mengerti tentang tindakan yang
hipertensi untuk membantu memotivasi harus dilakukan dengan
keluarga agar dapat membawanya ke memanfaatkan fasilitas
fasilitas kesehatan terdekat kesehatan jika terdapat
Menjelaskan mengenai fasilitas peningkatan kadar kolesterol
kesehatan apa saja yang dapat dan hipertensi
dikunjungi oleh keluarga untuk
Ibu W dapat menyebutkan
melakukan pengobatan dan konseling
kembali fasilitas kesehatan apa
kesehatan.
saja yang dapat dikunjungi
Menanyakan kembali apakah ada yang
untuk menangani penyakitnya
belum dimengerti fasilitas kesehatan apa
yang dapat dikunjungi jika terjadi
Objektif:
peningkatan kadar kolesterol dan
Ibu W tampak mendengarkan
hipertensi
dan memperhatikan penjelasan
Memberikan pujian pada keluarga atas
dari ners muda
jawaban yang diberikan.
Ibu W mengerti dan dapat
mengulang apa yang dijelaskan
Analisa:
Masalah teratasi. Keluarga
mampu merawat anggota
keluarga dengan
memeriksakannya ke fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat
untuk melakukan pengobatan
dan konseling.
ACTIVITY DAILY LIVING (ADL)
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
LAMPIRAN
HIPERTENSI