LP Diare - Kep Keluarga - Zhulhairah Ahyar
LP Diare - Kep Keluarga - Zhulhairah Ahyar
LP Diare - Kep Keluarga - Zhulhairah Ahyar
LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE
OLEH :
ZHULHAIRAH AHYAR
(14420201039)
CI INSTITUSI
(................................)
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adaptasi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental dan emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat
dari interaksi yang regular ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum. (Andarmoyo, 2018)
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga
melasanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Ada beberapa struktur
keluarga yang ada di indonesia yang terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusuan melalui
jalur ayah.
b. Matrineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ayah.
e. Keluarga kawin
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri. (Padila, 2016)
3. Ciri-ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
d. Salah satu pendekatan dalam asuhan keperawatan keluarga adalah
pendekatan struktural fungsional. Struktur keluarga menyatakan
bagaimana keluarga disusun atau bagaimana unit-unit ditata dan saling
terkait satu sama lain. (Padila, 2016)
4. Tipe Keluarga
Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan
sebagai tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normatif
dan non normatif, tipe-tipe keluarga sebagai berikut :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak anak.
Biasanya keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau
keluarga dengan orang tua campuran atau orang tua tiri.
2) Pasangan istri, terdiri atas suami dan istri saja tanpa anak, atau
tidak ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga
dengan karier tunggal atau karier keduanya.
3) Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi
dari perceraian.
4) Bujangan dewasa sendirian.
5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang orang yang
berhubungan.
6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua
anak anaknya sudah berpisah.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu
dan anak.
2) Pasangan yang memiliki anak tetapi tidak menikah, didasarkan
pada hukun tertentu.
3) Menikah kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
4) Keluarga gay atau lesbian, orang yang berjenis kelamin yang sama
dan hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.
5) Keluarga komuni, terdiri lebih dari satu pasangan monogami
dengan anak secara bersama sama menggunakan fasilitas, sumber
yang sama. (Padila, 2016)
5. Tugas dan Fungsi Keluarga
Friedman dalam buku Padilla (2016) mengidentifikasikan 5
fungsi dasar keluarga, yakni :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif
berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
fungsi afektif tampak melalui keluarga yang bahagia. Anggota
keluarga mengembangkan konsep diri yang positif, rasa dimiliki
dan memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih sayang.
Reinforcement dan support yang dipelajari dan dikembangkan
melalui interaksi dalam keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk
memenuhi fungsi afektif, adalah :
1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima
dan mendukung. Setiap anggota keluarga yang mendapat
kasih sayang dan dukungan, maka kemampuannya untuk
memberi akan meningkat sehingga tercipta hubungan yang
hangat dan saling mendukung.
2) Saling menghargai, dengan mempertahankan iklim yang
positif, dimana setiap anggota keluarga baik orang tua
maupun anak diakui dan dihargai keberadaan dan haknya.
3) Ikatan dan identifikasi, ikatan ini dimulai sejak pasangan
sepakat hidup baru. Kemudian dikembangkan dan
disesuaikan dengan berbagai aspek kehidupan dan keinginan
yang tidak dapat dicapai sendiri, misalnya kemampuan
mempunyai anak. Hubungan selanjutnya akan dikembangkan
melalui hubungan orang tua-anak antar anak melalui proses
identifikasi.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang
menentukan kebahagiaan keluarga. Sering perceraian,
kenakalan anak atau masalah keluarga lainnya timbul akibat
fungsi afektif keluarga yang tidak terpenuhi. (Padila, 2016)
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah fungsi perkembangan dan perubahan
yang dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan
belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi adalah suatu
proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari
norma-norma masyarakat dimana dia menjadi anggota.
Sosialisasi dimulai sejak indvidu dilahirkan dan berakhir
setelah meninggal. keluarga merupakan tempat dimana individu
melakukan sosialisasi. tahap perkembangan individu dan keluarga
akan dicapai melalui interaksi atau hubungan yang diwujudkan
dalam sosialisasi, anggota keluarga belajar disiplin, memiliki nilai
dan norma, budaya dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga
sehingga individu mampu berperan di masyarakat. (Padila, 2016)
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan meningkatkan sumber daya manusia. Dengan
adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit
dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak kelahiran yang tidak
diharapakan atau luar perkawinan sehingga lahirnya keluarga
barudengan satu orang tua (single parent). (Padila, 2016)
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti
makan, pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber
keuangan. Fungsi ini sulit terpenuhi oleh keluarga dibawah garis
kemiskinan (Gakin dan pra keluarga sejahtera). Perawat
berkontibusi untuk mencari sumber sumber di masyarakat yang
dapat digunakan keluarga meningkatkan status kesehatan
mereka. (Padila, 2016)
e. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan.
Selain keluarga menyediakan makanan, pakaian dan perumahan,
keluarga juga berfungsi untuk melakukan asuhan keperawatan
terhadap anggotanya baik untuk emncegah terjadinya gangguan
kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga
professional . Kemampuan ini sangat mempengaruhi status
kesehatan individu dan keluarga.
Sesuai dengan fungsi perawatan kesehatan keluarga
mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu difahami
dilakukan, meliputi :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan
merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan
karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya
dan keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota
keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang
tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan
keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa
yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang
utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
keadaan keluarga yang mempunyai kemampuan untuk
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat
agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Jika
keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan
kepada orang dilingkungan tinggal keluarga agar
memperoleh bantuan. Merawat keluarga yang mengalami
asuhan kesehatan. Sering kali keluarga telah mengambil
tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri.
Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga.
3) Menggunakan fasilitas kesehtatan yang ada di masyarakat.
(Suprajitno, 2017)
6. Tahap Perkembangan Keluarga
a. Formulasi tahap-tahap perkembangan keluarga yang paling banyak
digunakan untuk keluarga inti dengan dua orang tua adalah delapan
tahap siklus kehidupan keluarga dari Duvall .
BAB II
KONSEP ASPEK LEGAL ETIK KEPERAWATAN
A. Definisi
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam.
tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi
Kehilangan cairan dan garam dalam tubuh yang lebih besar dari normal
lebih besar daripada masukan. Lebih banyak tinja cair yang dikeluarkan maka
akan lebih banyak cairan dan garam yang hilang. Dehidrasi dapat diperburuk
B. Etiologi
ada dua macam yaitu enternal dan parental. Enternal adalah infeksi yang
terjadinya diare sedangkan parental adalah infeksi dibagian tubuh lain diluar
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa), pada anak dan bayi yang paling
makanan basi, beracun dan alergi sedangkan psikologi meliputi rasa takut dan
cemas.
(Nelwan, 2018).
C. Klasifikasi
Klasifikasi diare menurut Wong (2017), antara lain :
1. Diare akut
2. Diare kronik
defekasi dan kandungan air dalam feses dengan lama sakitnya lebih
dari 14 hari. Kerap kali diare kronis terjadi karena keadaan kronis
yang kronis, atau sebagai akibat dari pelaksanaan diare akut yang
memadai.
D. Manifestasi Klinis
Diare dapat bersifat inflamasi atau non inflamasi. Diare non inflamasi
bersifat sekretorik (watery) bisa mencapai lebih dari 1 liter perhari. Biasanya
tidak disertai dengan nyeri abdomen yang hebat dan tidak disertai dengan
darah dan lendir pada feses. Diare yang bersifat inflamsi bisa berupa sekretori
atau disentri namun secara umum, ciri-ciri anak yang menderita diare antara
lain :
2. Badan lemas
E. Patofisiologi
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga
meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,
isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan
toksin pada dinding usus atau terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit
kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan
2018).
Menurut Hidayat (2016), proses diare terjadi akibat berbagai macam factor
kemungkinan diantaranya :
1. Faktor infeksi
meningkat.
2. Faktor malabsorpsi
3. Faktor makanan
Ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan
4. Faktor psikologis
menyebabkan diare.
F. Penyimpangan KDM
Faktor infeksi
Enterotoksin Adrenalin
Pemecahan laktosa menjadi meningkat
glukosa terganggu
Hipersekresi air
dan elektrolit Pasokan darah ke
Gangguan penyerapan
usus untuk menyerap
makanan
nutrisi ditingkatkan
DIARE
BAB Sering
Intake kurang
Risiko Defisit
nutrisi
G. Komplikasi
H. Pemeriksaan Penunjang
C-).
basa),
I. Penatalaksanaan
yaitu:
dehidrasi.
berikutnya.
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg, jenis makanan: - Susu (ASI, susu formula
setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim). - Susu khusus
tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau
kebutuhan mikronutrien.
Kebutuhan kalori
c. BB 0- 10 Kg : 100Kkal/ Kg BB
a. BBLR 2,5 – 3/ Kg BB
Kebutuhan Mikronutrien
Salah satu contoh makanan untuk anak dengan diare adalah bubur
kerja usus bagi penderita diare dan diberikan kepada anak usia 6 -12
bulan dan anak usia 1 -5 tahun. Adapun bahan yang dibutuhkan adalah
pasir 20 gram, serta air 200 ml. Adapun caranya ada 2 yaitu cara
sudah diblender dengan tepung beras, gula pasir, margarine dan air
sebanyak 200 cc, aduk hingga rata, lalu mask diatas api sampai
5. Edukasi kepada orang tua terkait cara memberikan cairan atau obat di
pelayanan kesehatan
J. Pencegahan
1. Menggunakan air yang bersih.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
3. Menggunakan jamban yang bersih untuk buang air besar.
4. Terapi untuk penyakit diare, dan mencegah timbulnya kekurangan cairan
bila terjadi dehidrasi (Audiana, Mio. 2017).
BAB IV
A. Pengkajian
Pengkajian umum terhadap diare pada bayi atau anak dimulai dengan
mengenal keadaan umum dan perilaku bayi atau anak. Keadaan umum bayi
yang dapat dikaji meliputi :
1. Mengkaji dehidrasi seperti berkurangnya haluaran urine
2. Menurunnya BB
3. Membrane mukosa kering
4. Turgor kulit yang jelek
5. Ubun-ubun yang cekung
6. Kulit yang pucat, kering dan dingin
7. Pada dehidrasi yang lebih berat gejala meningkatnya nadi dan respirasi,
menurunnya tekanan darah, pengisian kapiler memanjang > 2 detik dapat
menunjukkan syok yang mengancam.
8. Riwayat penyakit akan memberikan informasi penting mengenai
kemungkinan agen penyebabnya seperti pengenalan makanan yang baru,
kontak dengan agen yang menular, kontak dengan hewan yang diketahu
sebagai sumber infeksi enterik.
9. Riwayat alergi, penggunaan obat dana makanan dapat menunjukkan
kemungkinan alergi terhadap makanan yang banyak mengandung sorbitol
dan fruktosa
Menurut Hidayat (2016), pengkajian tentang pemasalahan diare dapat
dilihat tanda dan gejala sebagai berikut : frekuensi BAB pada bayi lebih
dari 3 kali sehari, pada neonatus BAB lebih dari 4 kali. Bentuk cair
kadang-kadang disertai dengan darah atau lendir, nafsu makan menurun,
adanya tanda-tanda dehidrasi. pada pemeriksaan fisik eitemukan adanya
turgor kulit buruk, membrane mukosa kering, ubun-ubun tampak cekung,
bising usus meningkat, kram abdomen, penurunan BB.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan terpapar kontaminan, terpapar toksin, proses
infeksi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis inflamasi
3. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
4. Hipertemi berhubungan dengan dehidrasi, proses penyakit
5. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan
6. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi
C. Intervensi Keperawatan (SDKI, SLKI, & SIKI)
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu.
6 Ansietas Setelah dilakukan asuhan keperawatan ... x Reduksi Ansietas
Definisi : Kondisi emosi dan 24 jam. Diharapkan tingkat ansietas Observasi
pengalaman subyektif individu menurun, dengan kriteria hasil : Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
terhadap objek yang tidak jelas dan Verbalisasi kebingungan menurun (mis, kondisi, waktu, stressor)
spesifik akibat antisipasi bahaya yang Verbalisasi khawatir akibat kondisi Identifikasi kemampuan mengambil
memungkinkan individu melakukan yang dihadapi menurun keputusan
tindakan untuk menghadapi ancaman. Perilaku gelisah menurun Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
Penyebab: Perilaku tegang menurun nonverbal)
Ancaman terhadap kematian Terapeutik
Kekhawatiran mengalami Ciptakan suasana terapeutik untuk
kegagalan menumbuhkan kepercayaan
Kurang terpapar informasi Temani pasien untuk mengurangi
Gejala dan Tanda Mayor kecemasan, jika perlu
Subyektif :
Merasa bingung Pahami situasi yang membuat ansietas
Merasa khawatir dengan akibat Dengarkan dengan penuh perhatian
dari kondisi yang dihadapi Edukasi
Sulit berkonsentrasi Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
Objektif : mungkin dialami
Tampak gelisah Informasikan secara aktual mengenai
Tampak tegang diagnosis, pengobatan, dan prognosis)
Sulit tidur Latih kegiatan pengalihan untuk
Gejala dan Tanda Minor mengurangi ketegangan
Subjektif : Latih teknik relaksasi
Mengeluh pusing Kolaborasi
Anoreksia Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
Palpitasi jika perlu
Merasa tidak berdaya
Objektif :
Frekuensi napas meningkat
Frekuensi nadi meningkat
Tekanan darah meningkat
Tremor
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Kondisi Klinis Terkait:
Penyakit kronis progresif (mis,
kanker)
Penyakit akut
Rencana operasi
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marlyn M. 2016. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan
Praktik. Jakarta: EGC
Hidayat, A. 2016. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.