Supervisi Pendidikan
Supervisi Pendidikan
Supervisi Pendidikan
i
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiart Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kendala dan
kepada Ibu Novita Herawati, M.Pd., selaku dosen yang mengampu Mata Kuliah
Supervisi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata Kuliah Supervisi Pendidikan serta bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan. Kami juga menyadari, bahwa makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah Akidah
Akhlak dan Pembelajarannya ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
Penulis
ii
A. Kendala Guru Terhadap Supervisi Pendidikan
loyalitas supervisi sebagai dampak dualism pengenalan dan sikap guru serta
semudah penjabaran teori yang ada, tetapi juga dipenuhi oleh berbagai kendala
tersebut dapati dikategorikan dalam dua aspek, yaitu aspek struktur dan aspek
kultur.
antara lain, sebagai berikut: pertama, secara legal yang ada dalam nomenklatur
berpikir tentang pendidikan di negeri ini yang masih dekat dengan era inspeksi,
oleh atasan orang yang berposisi di atas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada di
1
Kedua, lingkup tugas jabatan pengawas lebih menekankan pada
pengawasan administrasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru. Asumsi
tersebut juga baik. Inilah asumsi yang keliru. Sebab, proses pembelajaran tidak
bisa dikalkulasikan dengan angka atau data statistik semata, karena proses
pembelajaran juga menyangkut pada pengalihan nilai nilai moral, dan ini tidak
Ketiga, rasio jumlah pengawas dengan sekolah dan guru yang harus
ditangani dengan situasi dan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan yang ada di
pedidikan, yaitu interaksi belajar- mengajar di kelas, Selama ini penunjukan dan
penetapan supervisor tidak dilandasi oleh latar belakang keilmuan dan juga
supervisor adalah dalah orang orang yang sekedar mencari peluang menambah
2
jam kerja karena menghindari masa pensiun bila tetap bertahan di jabatan
struktural1.
Sementara itu, pada aspek kultural dijumpai kendala antara lain: pertama,
para pengambil kebijakan tentang pendidikan di negeri ini yang belum berpikir
mutu pendidikan yang diminta oleh customers sebenarnya justru terletak pada
kualitas interaksi belajar mengajar antara siswa dengan guru. Hal ini belum
menjadi komitmen para pengambil kebijakan, juga tentu saja para pelaksana di
lapangan.
Kedua, nilai budaya interaksi sosial yang kurang positif, dibawa dalam
interaksi fungsional dan professional antara pengawas, kepala sekolah dan guru.
menjadikan pengawas atau kepala sekolah tidak mau "masuk terlalu jauh" pada
wilayah guru. Akhirnya guru merasa bahwa layanan supervisi menjadi tidak
bermakna baginya.
menganggap kepala sekolah dan guru sebagai "bawahan". Inilah yang menjadikan
1
Ariesza Trijitmo Permata, “Problematika Pelaksanaan Supervisi dan Sikap Guru Terhadap
Supervisi Pembelajaran” 27, no. 1 (t.t.): hal. 66-67.
3
tidak terciptanya rapport atau kedekatan hubungan antara keduanya yang menjadi
Bermuara pada keinginan dan cita-cita semua guru pada umumnya adalah
ingin memberikan yang terbaik pada seluruh siswa siswinya. Akan tetapi
inovasinya dalam mengajar. Selalu tidak maksimal dan kurangnya rasa semangat
dan percaya diri untuk melakukan sebuah gebrakan perubahan. Ini semua
berkenaan dengan kurangnya skill yang dimiliki oleh para guru-guru yang ada.
sampai disitu. Akan tetapi ada masalah lain yang lebih krusial, yaitu diantaranya:
kurikulum, inovasi ini yang sengaja dilakukan oleh atasan agar mutu
2
Sudadi, “Supervisi Pendidikan (konsep,teori, dan implementasi),” 1 ed. (Yogyakarta: CV.
Pustaka Ilmu, 2021), hal. 251-252.
4
2. Ketidakmampuan dalam memilih metode mengajar
guru dan siswa dalam proses belajar mengajar selalu disebut dengan
metode mengajar.
dari guru saja. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
Artinya sumber belajar itu bisa dari mana saja dan apa saja yang
5
dapat mendorong proses belajarDengan kata lain ketika proses
maksimal.
interaksi guru dan siswa. Setiap guru harus mampu membuat program
3
Sulistyorini dan Johan Andriesgo, “Supervisi Pendidikan,” 1 ed. (Riau: Dotplus, 2021), hal. 157-
160.
6
satuan pendidikan nya. Maka dari itu supervisor harus ekstra dalam
7
6. Kurangnya guru senior/sejawat. Salah satu kendala dalam pelaksanaan
supervisi akademik adalah kurangnya guru senior atau staf untuk membantu
kepala sekolah menjalankannya. Guru senior dan staf dapat memberikan
masukan dan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.4
Guru adalah ujung tombak dunia pendidikan, terkait sosok yang sangat
berperan dalam melahirkan tunas bangsa yang memilki intelektual yang mumpuni.
Guru adalah sumber daya yang harus terus dilakukan pembinaan agar lebih
profesional di masa era globalisasi masa kini, sehingga ketika adanya supervisi yang
merupakan wadah dan alat untuk meningkatkan profesionalisme guru agar memiliki
etos kerja dan kinerja yang baik. Adanya supervisi dapat membantu guru dalam
Dalam hal ini tentunya dengan adanya supervisi, perbaikan disegala aspek menjadi
Ada tiga aspek peran kerja supervisi itu meliputi pembinaan, motivasi dan
optimal. Supervisi tak jarang dilakukan hasil inisiatif dari kepala sekolah. Guru-guru
tidak pernah meminta untuk dilakukan pembinaan, dikarenakan guru merasa sudah
8
tidak tercipta dengan baik antara kepala sekolah dan guru. Kondisi seperti inilah yang
pembinaan. Selain itu ada hubungan interaksi antara kepala sekolah dan para guru
yang masih kaku sehingga tidak saling terbuka. Inilah yang menjadi penyebab
Melilhat fenomena terhadap peran supervisi belum bisa berjalan maksimal itu
mungkin diantara keduanya yaitu kepala sekolah dan para guru belum mengetahui
makna dan kegunaan dari supervisi tersebut. Implementasi supervisi yang belum
maksimal ini pasti berpengaruh pada kinerja para guru. Sedangkan arti kinerja itu
adalah hasil kerja seseorang sesuai tanggung jawab dan hasil yang diharapkan.
melaksanakan pekerjaan (Robbins, 2007: 231). Dengan kata lain kinerja seorang guru
selain bermuara pada keahlian guru itu sendiri, akan tetapi juga perlu peran
Definisi lain terkait kinerja adalah sebagai pernyataan sejauh mana seseorang
mencapai sasaran, sasaran khusus yang berhubungan dengan peranan seseorang atau
organisasi apakah dalam suatu peranan tertentu atau secara umum (Moitorani, 1995:
9
131). Dengan kata lain seseorang akan dinilai baik kinerjanya ketika dia bisa
Croft adalah pionir konseptualisasi dan pengukuran iklim organisasi di sekolah dasar
6. Taat pada pemimpin Seorang guru harus taat kepada pemimpinnya. Tingkatan
kepemimpinan dimulai dari kepengurusan cabang daerah hingga pusat Hal
ini juga berlaku sanaa untuk dinas pendidikan.
5
Dr. Sulistyorini Dr. Balthasar Watunglawar, S.Pd. M.Ag. dkk., “SUPERVISI PENDIDIKAN,”
(Penerbit: DOTPLUS Publisher, Jln. Penepak RT 12 RW 06, Bengkalis-Riau, 28771, t.t.).
6
Fathul Fauzi, “PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS,”
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 7, No. 02, Bulan September, Tahun 2020 (t.t.).
10
7. Memiliki komitmen terhadap profesonalitas Pelayanan dan pengabdian yang
diberikan berlandaskan pada kemampuan profesional. serta falsafah hidup
yang mantap.
5. memiliki sifat yang proaktif dan antisipatif terhadap perubahan yang pasti
selalu terjadi, baik karena faktor – faktor intern maupun karena tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
7
Munawir Amilya Nurul Erindha dan Della Puspita Sari, “Memahami Karakteristik Guru
Profesional,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, Volume 8, Nomor 1, Februari 2023 (t.t.).
8
Nur Agus Salim, “PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
DISIPLIN KERJA GURU,” Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 215-226. Desember 2016 (t.t.).
11
Sikap guru terhadap supervisi pendidikan sangat penting dalam menentukan
keberhasilan proses supervisi itu sendiri. Guru yang memiliki sikap terbuka akan
menerima masukan, saran, dan kritik dari supervisor dengan lapang dada, serta
Sikap positif dan antusias juga diperlukan, di mana guru melihat supervisi sebagai
peluang untuk berkembang, bukan ancaman, serta percaya bahwa supervisi dapat
Selain itu, guru yang profesional dan bertanggung jawab akan menghargai
memahami bahwa supervisi bukan hanya evaluasi, tetapi juga upaya untuk
terhadap profesinya dan keinginan untuk terus belajar serta memperbaiki praktik
mengajar mereka. Guru yang proaktif dan reflektif pun sangat dibutuhkan, yaitu tidak
hanya menunggu saran dari supervisor, tetapi juga mengambil inisiatif untuk
mengajar mereka.10
9
Sahertian, P. A, “Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan
10
Dirjen PMPTK., “Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru,” Jakarta: Depdiknas.
12
Sikap guru terhadap supervisi pendidikan memiliki peran penting dalam
menentukan keberhasilan proses supervisi itu sendiri. Berikut adalah penjelasan rinci
mengenai sikap guru terhadap supervisi pendidikan, beserta footnote dan halaman
masukan, saran, dan kritik dari supervisor dengan lapang dada. Mereka
diberikan.11
Guru yang memiliki sikap positif dan antusias akan melihat supervisi
(Halaman 33-34).
11
Sahertian, P. A., “Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia,” t.t., Jakarta: Rineka Cipta. (Halaman 18-20).
13
percaya bahwa supervisi dapat membantu mereka menjadi guru yang lebih
baik dan meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa. Sikap positif dan
antusias ini akan mendorong guru untuk terlibat secara aktif dalam proses
memahami bahwa supervisi bukan sekedar evaluasi, tetapi juga upaya untuk
12
Mulyasa, E, “Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,” Jakarta: Bumi Aksara., (Halaman
249-250).
13
Arikunto, S., “Dasar-Dasar Supervisi,” Jakarta: Rineka Cipta., (Halaman 41-42).
14
area yang perlu ditingkatkan, dan mengambil tindakan untuk meningkatkan
berkelanjutan.14
reflektif dari guru akan memfasilitasi proses supervisi dan mendorong peningkatan
KESIMPULAN
yang masih mengarah pada inspeksi administratif, kurangnya jumlah dan kompetensi
14
Dirjen PMPTK, “Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru,” Jakarta:
Depdiknas., (Halaman 33-34).
15
pengawas, serta kurangnya perhatian terhadap implementasi supervisi pada ruh
pendidikan, budaya interaksi sosial yang kurang positif, dan budaya paternalistik
yang menghambat hubungan profesional antara pengawas, kepala sekolah, dan guru.
Di sisi lain, sikap guru dalam pelaksanaan supervisi juga sangat penting. Guru
perlu memiliki sikap terbuka, positif, profesional, bertanggung jawab, proaktif, dan
dilakukan upaya pembenahan baik dari segi struktur maupun kultur. Hal ini meliputi
DAFTAR PUSTAKA
Amilya Nurul Erindha, Munawir, dan Della Puspita Sari. “Memahami Karakteristik
Guru Profesional,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, Volume 8, Nomor 1,
Februari 2023 (t.t.).
Ariesza Trijitmo Permata. “Problematika Pelaksanaan Supervisi dan Sikap Guru
Terhadap Supervisi Pembelajaran” 27, no. 1 (t.t.).
16
Arikunto, S. “Dasar-Dasar Supervisi,” Jakarta: Rineka Cipta., (Halaman 41-42).
Dirjen PMPTK. “Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru,”
Jakarta: Depdiknas. (Halaman 33-34).
Dirjen PMPTK. “Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru,”
Jakarta: Depdiknas., (Halaman 33-34).
Dr. Balthasar Watunglawar, S.Pd., Dr. Sulistyorini, M.Ag., Warda Indadihayati ohan
Andriesgo, M.Pd.I., M.Pd., Mavianti Dr. A. Suradi, M.Ag. S.Pd.I., M.A., Sri
Wahyuningsih Aisyah Nuramini, M.Pd., M.Ε., dan Roso Sugiyanto Edi
Purnomo, S.Ag., M.A., M.Pd.,. “SUPERVISI PENDIDIKAN,.” Penerbit:
DOTPLUS Publisher, Jln. Penepak RT 12 RW 06, Bengkalis-Riau, 28771, t.t.
Fathul Fauzi. “PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI
SUPERVISI KLINIS,” Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Volume 7,
No. 02, Bulan September, Tahun 2020 (t.t.).
Muhajirah B, Danial Rahman, dan Lisa Nursita. “PROBLEMATIKA DALAM
PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN.” NAZZAMA JOURNAL OF
MANAGEMENT EDUCATION 3, no. 1 (April 2023).
Mulyasa, E. “Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,” Jakarta: Bumi
Aksara., (Halaman 249-250).
Nur Agus Salim. “PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA GURU,” Jurnal Pendas
Mahakam.Vol. 1 (2). 215-226. Desember 2016 (t.t.).
Sahertian, P. A. “Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia,” t.t., Jakarta: Rineka Cipta. (Halaman
18-20).
Sahertian, P. A. “Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia,” t.t., Jakarta: Rineka Cipta. (Halaman
18-20).
Sudadi. “Supervisi Pendidikan (konsep,teori, dan implementasi),” 1 ed. Yogyakarta:
CV. Pustaka Ilmu, 2021.
Sulistyorini, dan Johan Andriesgo. “Supervisi Pendidikan,” 1 ed. Riau: Dotplus,
2021.
17