LP Gangguan Oksigenasi (Minggu Ke 3)
LP Gangguan Oksigenasi (Minggu Ke 3)
LP Gangguan Oksigenasi (Minggu Ke 3)
Disusun Oleh:
INDITA ARDIANA
P1337420621016
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2024
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Tinjauan Teori
1. Konsep Fisiologi
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan maupun kesehatan. Kebutuhan menyatakan
bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis,
keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter & Patricia, 1997).
Pernapasan berguna untuk mengambil oksigen dari luar tubuh untuk masuk ke
dalam tubuh, untuk kemudian diedarkan ke dalam tubuh melalui darah.
Selanjutnya akan terjadi proses pembakaran sel atau jaringan; Mengeluarkan
karbon dioksida yang merupakan sisa dari pembakaran. Karbon dioksida dibawa
oleh darah untuk kemudian dikeluarkan oleh organ pernapasan; Melindungi sistem
permukaan dari kekurangan cairan dan mengubah suhu tubuh; Melindungi sistem
pernapasan dari jaringan lain terhadap serangan patogenik; dan Membentuk
komunikasi seperti berbicara, berteriak, dan komunikasi yang lain yang
berhubungan dengan suara.
2. Definisi
Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigen berupa gas tidak berwarna dan tidak berbau,
yang mutlak dibutuhkan dalam proses metabolism sel. Akibat oksigenasi
terbentuklah karbon dioksida CO2, energy, dan air. Walaupun begitu,
penambahan karbon dioksida yang melebihi batas normal pada tubuh,
akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel.
Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen
sangat berperan dalam proses metabolism tubuh. Masalah kebutuhan
oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar
manusia. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena jika
kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka akan terjadi kerusakan
pada jaringan otak dan apabila hal itu berlangsung lama akan
menimbulkan kematian.
Sistem yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigen
adalah sistem pernapasan, persarafan, dan kardiovasikular. Pada manusia,
proses pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan cara
pemberian oksigen melalui saluran pernapasan, memulihkan dan
memperbaiki organ pernapasan agar berfungsi secara normal serta
membebaskan saluran pernapasan dari sumbatan yang menghalangi
masuknya oksigen.
3. Karakteristik
Adapun karakteristik dari gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi diantaranya.
1) Keletihan/Fatigue
2) Dyspnea merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan
sesak napas yaitu pernapasan sulit dan tidak nyaman.
3) Batuk merupakan pengeluaran udara dari paru yang tiba-tiba dan dapat
didengar.
4) Mengi/Wheezing ditandai dengan bunyi bernada tinggi, akibat gerakan
udara berkecepatan tinggi melalui jalan napas yang sempit.
5) Nyeri
6) Infeksi pernapasan
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen antara lain :
1) Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas pengingatan oksigen seperti pada anemia.
b. Menurunnya konsentrasi oksigen yang diinspirasi seperti pada
obstruksi saluran napas bagian atas.
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport oksigen terganggu.
d. Meningkatnya metabolism seperti adanya infeksi, demam, ibu
hamil, luka, dan lain-lain.
e. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyakit
kronik seperti TBC paru.
2) Faktor perkembangan
a. Bayi premature yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
b. Bayi dan toddler adanya resiko infeksi saluran pernapasan akut
c. Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernapasan
dan merokok
d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-
paru
e. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosclerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru
menurun
3) Faktor perilaku
a. Nutrisi, misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan
arterioklerosis
b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
c. Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
perifer dan koroner
d. Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake
nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol,
menyebabkan depresi pusat pernapasan
e. Kecemasan : menyebabkan metabolism
5. Tahapan-tahapan
Proses oksigenasi dalam memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh
manusia terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu :
1) Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar masuknya udara dari dan ke
paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar
terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara intrapleural lebih
negative (752 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHg)
sehingga udara akan masuk ke alveoli. Ventilasi dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan
paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah,
demikian sebaliknya. Pada lingkungan normal, udara atmosfer yang
dihisap terdiri dari nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida. Dari ketiga
gas tersebut hanya oksigen yang masuk kapiler, sedangkan karbon
dioksida dan nitrogen kembali di ekspirasi keluar. Bahkan karbon
dioksida dari kapiler berpindah ke alveoli dibuang keluar bersama
udara ekspirasi.
Proses pertukaran O2 dan CO2 antara darah kapiler dan alveoli
disebut ventilasi alveola. Adanya kemampuan otak dan paru pada
alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis; adanya
jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas
berbagai otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf
otonom (Kusnanto, 2016).
2) Disfusi gas
Disfusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli
dengan kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses
pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya
permukaan paru, tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri
atas epitel alveoli dan interstisial, perbedaan tekanan dan konsentrasi
O2. Proses difusi dalam paru-paru oleh karena tekanan O2 dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena
pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi. Alveoli dipisahkan
dengan darah kapiler oleh membrane pulmonal dan dinding kapiler.
Tebal membrane pulmonal hanya sekitar 0.1-1.5 μm. Oksigen dan CO2
dapat melewati membrane tersebut secara difusi dengan bebas.
Oksigen dari alveoli ke darah dan CO2 dari darah ke alveoli.
Kemampuan berpindah secara difusi ini karena pengaruh
tekanan parsial gas-gas tersebut. Tekanan parsial gas adalah tekanan
yang menyebabkan substansi gas memiliki daya menembus dinding
sekitar. Tekanan parsial gas O2 di atmosfir berkisar 159 mmHg dan
CO2 berkisar 0.15 mmHg. Di alveoli, tekanan parsial O2 sekitar sekitar
104 mmHg dan CO2 sekitar 40 mmHg. Di dalam darah, tekanan
parsial O2
100 mmHg dan CO2 46 mmHg. Tekanan parsial ini menyebabkan
oksigen cenderung bergerak dari atmosfir (159 mmHg) ke alveoli (104
mmHg) dan dari alveoli oksigen cenderung masuk ke kapiler karena
tekanan parsialnya lebih rendah (100 mmHg). Sedangkan CO2
cenderung bergerak dari kapiler ke alveoli (46 → 40 mmHg) dan dari
alveoli cenderung ke atmosfir bebas (0.15 mmHg) (Kusnanto, 2016).
3) Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler
ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses
transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb membentuk
Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan CO2
akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%),
larut dalam plasma (5%) dan sebagian menjadi HCO3 yang berada
dalam darah.
Pada kondisi normal, hampir seluruh oksigen diikat oleh
hemoglobin (Hb) yang berada di dalam eritrosit (RBC) untuk
dihantarkan keseluruh tubuh. Eritrosit bersama cairan plasma dipompa
oleh jantung keseluruh sel di tubuh. Sebagian kecil O2 (3%)
langsung larut dalam
plasma dalam bentuk oksigen bebas. Setelah sampai di kapiler organ,
O2 lepas dari Hb dan berdifusi ke jaringan interstisial dan selanjutnya
masuk ke dalam sel. Dengan berikatan dengan Hb, transportasi O2
ditingkatkan sampai 60 x lipat.
Ikatan Oksigen-Hemoglobin ketika berdifusi dari alveoli ke
dalam kapiler, tekanan parsial O2 masih 100 mmHg. Tekanan yang
cukup tinggi ini membuat sekitar 97% O2 terikat dengan Hb (Hb O2).
Ketika sampai dikapiler organ (tempat tujuan) tekanan parsial oksigen
menurunsampai 40 mmHg, akibatnya sekitar 27% O2 dilepas oleh Hb
masuk ke insterstisial sehingga hanya tinggal 70% O2 yang terikat
dengan Hb. Bila tubuh sedang stress (misal berolahraga), oksigen
akan banyak habis terpakai sehingga tekanan parsial O2 menurun, hal
ini menyebabkan kemampuan Hb mengikat O2 menurun sehingga O2
banyak dilepas ke jaringan. Di dalam sel, O2 akan bereaksi
(bermetabolisme) dengan karbohidrat (CH2O) untuk suplai energy bagi
kehidupan sel. Sisa metabolisme berupa CO2 dan air (H2O)
(Kusnanto, 2016).
2) Insufisiensi pernapasan
Penyebab insufisiensi pernasan dapat dibagi menjadi tiga
kelompok utama yaitu kondisi yang menyebabkan hipoventilasi
alveolus, kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru, dan kondisi
yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-
paru ke jaringan.
3) Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi terjadinya kekurangan oksigen di
dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi kedalam empat kelompok yaitu:
- Hipoksemia merupakan kondisi kekurangan oksigen didalam
darah arteri.
- Hipoksia hipokinetik merupakan hipoksia yang terjadi akibat
adanya bendungan atau sumbatan.
- Overventilasi hipoksia merupakan hipoksia yang terjadi karena
adanya aktivitas yang berlebihan sehingga kemampuan
penyediaan oksigen lebih rendah dari penggunaannya.
- Hipoksia histotoksik merupakan keadaan disaat darah di kapiler
jaringan mencukupi, tetapi jaringan tidak dapat menggunakan
oksigen karena pengaruh racun sianida.
7. Pathways
Napas
megap Dyspnea
- Penggunaa
megap n otot bantu
Napas napas
dangkal Gelisah
Agitasi Takikardia
Lelah
Ganggua
Gangguan
n
Penyapiha
Ventilasi
n
Spontan
Ventilator
Dyspnea
Kelemaha
n otot
Wheezing
Batuk
Risiko
Aspirasi
II. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Biodata
Pada biodata bisa diperoleh biodata dari klien dan penanggung
jawab yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan,
pekerjaan, dan bagi penanggung jawab bisa disertakan hubungan
dengan klien.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan oleh pasien
saat di kaji. Klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi biasanya akan
mengeluhkan lemas, pusing, mual, muntah, tidak nafsu makan,
mengalami kesulitan menguyah atau menelan makanan.
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Terkait dengan keadaan sakit sekarang, tanyakan apa yang
pertama kali dirasakan oleh pasien?
b) Kapan keluhan pertama kali dirasakan?
c) Apa yang dilakukan pasien/keluarga untuk mengatasi masalah
tersebut?
d) Bagaimana efek dari usaha yang dilakukan?
e) Setelah tidak ada perubahan dari usaha yang dilakukan, apa yang
dilakukan kemudian oleh pasien/keluarga.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Apakah pasien pernah mengalami keadaan sakit seperti ini
sebelumnya?
b) Jika ada, kapan?
c) Tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada
waktu itu?
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Apakah ada anggota keluarga yang mengalami sakit seperti ini?
b) Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis seperti
: TBC, DM, dan penyakit jantung
d. Pengkajian Mengacu Pola Fungsional
Pengkajian yang dilakukan bisa menggunakan pola fungsional
Gordon yang meliputi pola persepsi kesehatan, pola nutrisi dan
metabolism, pola eleminasi, pola istirahat dan tidur, pola aktifitas dan
latihan, pola peran dan hubungan, pola presepsi sensori, pola presepsi
diri/ konsep diri, pola seksual dan reproduksi, pola mekanisme koping,
pola nilai dan kepercayaan.
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan pemeriksaaan setiap
system tubuh atau menggunakan pemeriksaan dengan berdasar 6B
(Brain, Breath, Blood, Bowel, Bone dan Bladder).
f. Pemeriksaan Diagnostik
1) Hasil Laboratorium
g. Program Terapi
Pemberian obat pada pasien untuk mengatasi masalah
kesehatannya tersebut.
4. Perencanaan Keperawatan
a. Pemantauan Respirasi
(I.01014) Observasi:
1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
2) Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
3) Monitor kemampuan batuk efektif
4) Monitor adanya produksi sputum
5) Monitor adanya sumbatan jalan napas
6) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7) Auskultasi bunyi napas
8) Monitor saturasi oksigen
9) Monitor nilai AGD
10)Monitor hasil x-ray thoraks
Terapeutik:
Edukasi:
Terapeutik:
1) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift
(jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
2) Posisikan semi-Fowler atau Fowler
3) Berikan minum hangat
4) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5) Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
6) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
7) Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
8) Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
Kolaborasi:
Terapeutik:
Edukasi:
Kolaborasi:
Sutanto, Andina Vita dan Yuni Fitriana. 2017. Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Professional. Perpustakaan Naional RI :
Katalog Dalam Tebitan (KDT). Diakses Mei 2022
Devi, Anakardian Kris Buana. 2019. Anatomi Fisiologi & Biokimia Keperawatan.
Perpustakaan Naional RI : Katalog Dalam Tebitan (KDT). Diakses Mei 2022
Tim Pokja PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI. Diakses Mei 2022
Tim Pokja PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI. Diakses Mei 2022
Tim Pokja PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI. Diakses Mei 2022