Konsep Askep Kritis

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Konsep Askep Kritis

PNEUMONIA
DISUSUN OLEH :
ANGGUN YULIANA (201602005)
DWI BELLASARI (201602014)
ELSA LAILATUL R (201602016)
FITRIA ROHMATUL (201602020)
KRISTIN MARDIAN (201602024)
HIMAWAN SAMODRA (201502016)
DEFINISI PNEUMONIA
O Pneumonia adalah salah satu penyakit
peradangan akut parenkim paru yang biasanya
dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah
akut (ISNBA). Dengan gejala batuk dan disertai
dengan sesak nafas yang disebabkan agen
infeksius seperti virus,bakteri,mycoplasma
(fungsi), dan aspiri substansi asing, berupa
radang paru-paru yang disertai eksudasi dan
konsilidasi dan dapat dilihat melalui gambaran
radiologis (NANDA NIC-NOC,2015).
TREN DAN ISSUE
O Hasil penelitian dalam jurnal health of studies di
12 kabupaten/kota terpilih, menunjukkan
bahwa peningkatan penekanan pada
pencegahan dan pengobatan pada neonatus
dan anak-anak kurang dari 2 tahun sangat
penting. Yaitu dapat dengan cara promosi
kesehatan mencakup :
A. Pemberian ASI
B. Konsumsi sumplemen Zink
C. Program pemberian imunisasi dasar
D. Strategi pengobatan pneumonia
O Selain itu menurut jurnal Seminar Nasional Teknologi
Komputer dan Sains (SAINTEK) 2019, pencegahan
pneumonia dapat dilakukan dengan menggunakan
aplikasi online, yaitu melalui system pakar.
O Sistem pakar mampu menyelesaikan masalah
seperti layaknya seorang pakar. Hal ini dapat
membantu orang tua dengan memasukkan gejala
yang ada, maka dapat menghasilkan hasil diagnosa
penyakit pneumonia pada anak. Dan adanya aplikasi
sistem pakar ini orangtua dapat mengetahui solusi
berupa pencegahan dan penanganan lebih awal
pada anak yang terkena penyakit pneumonia.
KLASIFIKASI
O Klasifikasi berdasarkan anatomi :
O Pneumonia Lobaris
Infeksi yang terjadi diseluruh lobus ( biasanya 1 lobus ).
Penyebabnya adalah streptococcus pneumonia.
O Bronchopneumonia
Terdapat kelompok-kelompok infeksi pada seluruh jaringan pulmo,
dimana gerombolan bakteri dan debrisnya tersangkut di bronchus.
Penyebab utamanya adalah obstruksi bronchus oleh mukus dan
aspirasi isi lambung lalu bakteri terperangkap disana kemudian
memperbanyak diri dan terjadi infeksi pada pulmo.
Bronchopneumonia dibagi menjadi 2 :
A. Pneumonia aspirasi, didapatkan saat menghirup udara bahan
toksik atau saat partikel-partikel udara membawa bakteri.
B. Pneumonia interstitial, dimana terjadi infeksi dan reaksi
inflamasi pada dinding alveoli dengan eksudat yang relatif
sedikit
Klasifikasi pneumonia berdasarkan inang
dan lingkungannya
O Pneumonia komunitas
Pneumonia yang didapatkan dari masyarakat
O Pneumonia nosokomial
Pneumonia yang diperoleh selama penderita
dirawat di rumah sakit. Bisa melalui selang
infuse dan pada pemakaian ventilator.
O Pneumonia pada gangguan imun
Terjadi akibat proses penyakit ( HIV ) dan terapi
(setalah kemoterapi)
ETIOLOGI
O Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh
streptococcus pneumonia, melalui selang infuse oleh staphylococcus
aureus sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P. aeruginosa dan
enterobacter.
O Selain diatas penyebab terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya
yaitu:
A. Bakteri : Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus
hemolyticus, Streptococcus aureus, Hemophilus Influenza,
Mycobacterium tuberculosis, Bacillus Friedlander
B. Virus : Respiratory Syntycal Virus, Adeno virus, V.Sitomegalitik,
V.Influenza
C. Mycoplasma pneumonia
D. Jamur : Hitoplasma Capsulatum, Cryptococcus Neuroformans,
Blastomycoses Dermatitides, Coccidodies Immitis, Aspergilus
Species, Candida Albicans
E. Aspirasi : Kerosin ( bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda
asing
TANDA DAN GEJALA
O Demam, suhu tubuh mencapai 39,5-40,5
O Meningismus
O Anoreksia
O Muntah
O Nyeri abdomen
O Batuk
O Sakit tenggorokan
PATOFISIOLOGI
O Pneumoni merupakan infeksi saluran napas akut
yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan
mycoplasma. Penyakit ini dapat ditularkan melalui
droplet sehingga jika daya tahan tubuh seseorang
tidak baik kemungkinan mudah untuk terkena
pneumonia.
O Pathogen tersebut bila terhirup akan menginfeksi
dan mengakibatkan suatu peradangan didalam
jaringan paru. Peradangan ini merupakan tempat
berkembangnya bakteri dimana bakteri akan
menyebar, merusak jaringan paru yang satu dan
yang lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
beberapa komplikasi paru seperti atelektasis, efusi
pleura, syok hipovolemik, dan odem paru.
O Pathway
PEMERIKSAAN PENUNJANG
O Pemeriksaan radiologi
Gambaran atau hasil foto thorak yang dapat dijumpai pada
pasien pneumonia yaitu gambaran bercak-bercak infiltrate pada
paru yang menunjukkan adanya infeksi di paru-paru, baik
didapatkan pada satu atau beberapa lobus.
O Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat :
A. Peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih dari
10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul dan
pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri
serta terjadi peningkatan LED.
B. Penurunan Hb, biasanya sekitar 8-10 g/dL dari normal (
L:13,8-17,2 g/dL, P:12-15g/dL)
C. Analisa gas darah : biasanya pasien pneumonia terjadi
asidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah
D. Karena suhu meningkat, biasanya hasil pemeriksaan
urin berwarna lebih tua kemungkinan terdapat
albuminuria ringan.
O Bronkoskopi
Dimana dengan memasukkan alat khusus yang didalamnya
terdapat kamera kecil untuk membantu melihat peradangan,
pembengkakan dan sumbatan ( biasanya berupa secret atau
eksudat berwarna putih)
PENATALAKSANAAN KRITIS
O Bila pasien mengalami syok hipovolemik, diberikan cairan dimulai
dari larutan RL secara cepat. Kecepatan pemberian dan jumlah
aliran intravena yang diperlukan bervariasi tergantung beratnya
syok. Umumnya 2 Liter larutan RL diberikan dalam 45-60 menit
pertama atau bisa lebih cepat apabila dibutuhkan.
O Terapi oksigen. Jika ditemukan kelainan pada analisa gas darah,
pasien harus diintubasi dan diventilasi dengan ventilator yang
volumenya terukur.
O Dapat dilakukan bronkoskopi yaitu memasukkan kamera dan alat
khusus untuk melihat sumbatan dan membuang sumbatan
O Dilakukan torasentesis diagnostic untuk menegakkan terjadinya
efusi pleura. Apabila efusi pleura terlihat dalam gambaran rontgen,
dapat dilakukan WSD dimana pemasangan selang di dada untuk
mengatasi infeksi pleura dengan membuat drainase yang tepat dari
empyema.
O Pemberian antibiotic melalui intravena tergantung dari pneumonia
dan berat ringannya infeksi serta gejal yang timbul.
O Farmakologi
Penatalaksaan untuk pneumonia bergantung pada
penyebab, antibiotic diberikan sesuai hasil kultur.
O Untuk kasus pneumonia community based
Ampisilin 100mg (oral,4 kali/hari), Kloramfenikol 75mg
(oral/IM,4 kali/hari).
O Untuk kasus pneumonia hospital based
Sefatoksin 100mg (IM/IV,2 kali/hari), Amikasin 10-15mg
(IM/IV,2 kali/hari).
O Pemilihan jenis antibiotic didasarkan atas keadaan umum
penderita, dan dugaan kuman penyebab.
A. streptokokus pneumonia, dapat diberikan penicillin
prokain atau fenoksimetil penisilin 25-50 mg ( IM, 4 kali
sehari).
B. hemofilus influenza atau stafilokokus. Dapat diberikan
kombinasi: penisilin prokai 50-100 mg (IM, 2 kali sehari)
dan chloramphenicol 50-100 mg (IM/IV, 4 kali sehari)
serta kloksasilin 50 mg(oral 4 kali sehari)
O Non farmakologi
Tindakan yang dapat dilakukan jika gejala masih
ringan, yaitu :
1. Banyak minum, terutama air hangat untuk
mengencerkan lender yang pekat
2. Istirahat yang cukup
3. Berhenti merokok
4. Menghirup udara yang hangat sebagai terapi
untuk memperlancar pernapasan
5. Batuk efektif
KOMPLIKASI
O Atelektasis adalah pengembangan paru
yang tidak sempurna atau kolaps paru yang
merupakan akibat kurangnya mobilisasi
atau reflek batuk hilang
O Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana
terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
yang terdapat disatu tempat atau seluruh
rongga pleura.
O Abses paru adalah pengumpulan pus pada
jaringan paru yang meradang.
PENCEGAHAN
Pencegahan pneumonia dapat kita lakukan
dengan langkah-langkah sederhana.
Beberapa di antaranya:
O Menjalani vaksinasi.
O Mempertahankan sistem kekebalan tubuh.
O Menjaga kebersihan.
O Berhenti merokok.
O Hindari konsumsi minuman berakohol
KONSEP ASKEP
O Pengkajian
 Keluhan utama : sesak napas
 Riwayat kesehatan : biasanya pasien di bawa ke
rumah sakit setelah terjadi demam tinggi, sesak
napas, batuk tidak produktif, akral dingin,
kesadaran terkadang sudah menurun
 Riwayat masa lalu : menderita ISPA, penyakit
kronis lainnya seperti PPOK, penyakit penyerta
kardiopulmonal/jamak, atau paska terapi
antibiotic spectrum luas.
 Riwayat keluarga : salah satu keluarga ada
yang mederita penyakit pneumonia karena
mengingat penularan penyakit ini melalui
droplet. Atau dari keluarga ada yang memiliki
penyakit keturunan atau penyakit menular
lainnya seperti penyakit jantung, hipertensi, TB
dll, yang kemungkinan besar akan berdampak
pada daya tubuh pasien terganggu sehingga
mudah untuk terinfeksi oleh virus.
 Riwayat lingkungan : keadaan lingkungan
yang banyak polusi
Pemeriksaan Fisik
O Keadaan umum : biasanya penderita
pneumonia mengalami penurunan kesadaran,
dengan GCS 7-9 (Somnolen) E=2, V=3,M=4.
O Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah mengalami penurunan 60-
80mmHg
b) Frekuensi pernapasan biasanya sebesar 12-16
per menit
c) Nadi mengalami peningkatan >100 per menit
(takikardi)
d) Suhu mengalami kenaikan biasanya sebesar
39,5-40,5 derajat celcius
O Periksaan Dada (thorax)
O Paru paru
O Inspeksi : klien nampak kesusahan
bernapas, frekuensi napas lambat, kedalaman napas
tampak dalam, adanya penapasan cuping hidung,
penggunaan otot bantut pernapasan ( pernapasan
diafragma) dan mulut meningkat serta klien tampak
menahan nyeri setiap kali bernapas, batuk tidak
produktif
O Palpasi : fokal fremitus menurun disisi
yang sakit
O Perkusi : terdengar suara redup pada
paru yang sakit
O Auskultasi : terdengar suara tambahan
ronchi, stridor
O Pola napas : dyspnea
DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Gangguan pertukaran gas b.d penyumbatan eksudat di
alveoli
2. Gangguan ventilasi spontan b.d paru-paru tidak dapat
mengembang secara sempurna
3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d batuk tidak
produktif
4. Ketidakefektifan pola napas b.d penumpukan eksudat di
pleura
5. Hipertermi b.d proses infeksi
6. Resiko kekurangan cairan b.d suhu tubuh yang terus
meningkat
7. Syok hipovolemik
8. Nyeri b.d peradangan
9. Intoleransi aktivitas b.d isolasi respiratory
O Intervensi keperawatan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai