2T Perawatan Luka
2T Perawatan Luka
2T Perawatan Luka
Keperawatan
Dasar II
Perawatan Luka Sederhana
Kode Mata Kuliah/Keperawatan Dasar II
Modul #1 Lembar Kegiatan Mahasiswa
Nama: Tanggal:
Tingkat:
Sebelum kita masuk ke pembahasan materi, kita mempelajari Anatomi Kulit terlebih dahulu
KULIT NORMAL MANUSIA
1. Organ terbesar 15% BB dewasa
2. Manerima 1/3 volume sirkulasi darah tubuh
3. Fungsi utama sebagai pelindung
4. Ketebalan 05-6 mm.
5. 1 inci kulit terdiri dari 650 kelenjar keringat 20 pembuluh darah, 60 ribu melanosit dan ribuan ujung syaraf
tepi
6. Asesoris kulit terdiri dari rambut, kuku, kelenjar keringat
Epidermis
Hypodermis
EPIDERMIS
Lapisan paling luar dari kulit (epitel)
Corneocyt
Stratum corneum
Cells Stratum lucidium
without a Stratum
nucleus
Stratum
Basement
membran
Gambar: Anatomi Kulit
DERMIS
Lapisan kedua dari kulit
Ketebalan 2-4 mm tergantung dari lokasi
Terdiri dari jaringan ikat atau connective tissue
Sel utama: fibroblas penghasil utama protein:kolagen dan elastin
Memiliki banyak pembuluh darah dan sel syaraf
HIPODERMIS
Jaringan utama terdiri dari: jaringan lemak, subdermal flexus
Pembuluh darah dan jaringan ikat
Fungsi: penjaga organ dibawahnya, mengurangi benturan saat bergerak, menyimpan jaringan lemak
Jaringan lemak memiliki fungsi menghangatkan tubuh (regulasi suhu tubuh).
Jenis-Jenis Luka
Jenis-jenis luka digolongkan berdasarkan:
1. Berdasarkan sifat kejadian, dibagi menjadi 2, yaitu luka disengaja (luka terkena radiasi atau
bedah) dan luka tidak disengaja (luka terkena trauma).
Luka tidak disengaja dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Luka tertutup : luka dimana jaringan yang ada pada permukaan tidak rusak (kesleo, terkilir, patah
tulang, dsb).
b. Luka terbuka : luka dimana kulit atau selaput jaringan rusak, kerusaka terjadi karena kesengajaan
(operasi) maupun ketidaksengajaan (kecelakaan).
2. Berdasarkan penyebabnya, dibagi menjadi:
a. Luka mekanik (cara luka didapat dan luas kulit yang terkena)
1) Luka insisi (Incised wound), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Luka
dibuat secara sengaja, misal yang terjadi akibat pembedahan.
2. Faktor Umum
a. Usia
Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena
penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.
b. Nutrisi
Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien memerlukan diit kaya protein,
karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu
untuk memperbaiki status nutrisi setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk meningkatkan risiko
infesi luka dan penyembuhan luka lama karena suplay darah jaringan adipose tidak adekuat.
c. Diabetes Miletus
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk
ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
Kapan terjadinya luka : setelah 3 jam (golden periode< 6 jam), kolonisasi bakteri dalam luka akan
meningkat tajam.
Bila saat pasien datang luka telah dibersihkan tetap harus ditanyakan adakah kontaminan dalam
luka, misalnya logam, kotoran hewan atau karat. Adanya kontaminan dalam luka meningkatkan
risiko terjadinya infeksi dan tetanus.
- Anemia
- Rheumatoid arthritis
terjadinya infeksi.
Rasa nyeri
Rasa nyeri pada luka kronis dirasakan sebagai nyeri hebat, persisten dan mengakibatkan pasien
sulit tidur, gangguan emosi, rendah diri serta depresi.
Gangguan fungsi motorik atau sensorik: menunjukkan kemungkinan terjadinya kerusakan otot,
ligamentum, tendo atau saraf.
Karbohidrat Glukosa
asam lemak
Vitamin A, B kompleks, C, D, E, K
Nikel, Chromium
Air
Sumber: Eagle, 2009
Penggunaan antibiotika.
Pekerjaan pasien.
Aspek kosmetik.
Pembentukan jaringan parut sebagai konsekuensi dari penyembuhan luka juga harus dipertimbangkan dari aspek
fungsional (terjadinya kontraktur) dan pertimbangan kosmetik.
Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan tanda vital
2) Pemeriksaan fisik umum: bertujuan mencari tanda adanya faktor komorbid, seperti:
Inspeksi mukosa konjungtiva dan bibir (mengetahui kemungkinan anemia).
Menilai status gizi (mengetahui adanya malnutrisi atau obesitas).
Pemeriksaan neurologi (reflex dan sensasi – mengetahui kemungkinan neuropati).
Pemeriksaan kardiovaskuler (menilai oksigenasi jaringan dan kemungkinan adanya penyakit vaskuler
perifer).
3) Penilaian adanya infeksi:
Gejala dan tanda lokal: edema, eritema, rasa nyeri, peningkatan suhu lokal, gangguan fungsi.
4) Penilaian terhadap terjadinya kerusakan struktur di bawah luka (pembuluh darah, saraf, ligamentum, otot,
tulang):
a. Pembuluh darah:
Cek pengisian kapiler: adakah pucat atau sianosis, apakah suhu area di distal luka teraba
hangat.
Jika terdapat perdarahan, dinilai apakah perdarahan berasal dari kapiler, vena atau arteri.
Dilakukan penanganan sesuai dengan sumber perdarahan.
Lakukan penilaian status motorik (kekuatan otot, gerakan) dan fungsi sensorik di distal luka.
Penilaian status sensorik harus selalu dilakukan sebelum tindakan infiltrasi anestesi.
Kerusakan tendo dapat dinilai dengan inspeksi, akan tetapi tetap harus dilakukan penilaian
terhadap range of motion dan kekuatan dari tiap otot dan tendo di sekitar luka.
d. Tulang:
Sumber
Karakteristik Penatalaksanaan
perdarahan
5) PENUTUP PEMBELAJARAN
Perawatan luka adalah tindakan merawat luka dengan upaya untuk mencegah infeksi, membunuh atau
menghambat pertumbuhan kuman/bakteri pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Manfaat Perawatan luka adalah
dengan menjaga kebersihan dapat mencegah infeksi, memberikan rasa aman & nyaman untuk pasien. Perawatan
luka adalah salah satu tindakan yang dapat menentukan berhasilnya suatu asuhan keperawatan. Karena diperlukan
tindakan perawatan luka sesuai dengan SOP.