Laporan Kasus Harian 3 (Aub +anemia Sedang)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS HARIAN

AUB + Anemia Sedang


Ruang Drupadi, RS Sanjiwani Kabupaten Gianyar

OLEH:
PUTU RATNA DEWI
NIM. P07131216021

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI PRODI DIV
2019
LAPORAN KASUS HARIAN
I. IDENTITAS PASIEN
No RM : 66.24.02 Ruangan/kelas : Drupadi (5)/III
Nama Pasien : I.N.S Diagnose : AUB + Anemia Sedang
Umur : 37 tahun Diet dan bentuk makanan :
Jenis Kelamin : Perempuan - Diet TETP 2080 kkal
Alamat : Sidan Gianyar - Makanan lunak
Tanggal MRS : 07 Oktober 2019 Tanggal pengamatan : 08 Oktober 2019

II. PENGKAJIAN DATA DAN DIAGNOSE GIZI


IDENTIFIK DIAGNOSE GIZI
PENGKAJIAN DATA ASI
PES
MASALAH
ANTROPOMETRI
 BB : 52 kg TB :155 cm
 LLA : 23.5 cm
 BBI : 49.5 kg
 IMT : 21.6 kg/m2
BIOKIMIA/LABORATORIUM :
Parameter Hasil Satuan Standar Ket. Perubahan
NC.2.2. Perubahan
Hb 7.1 g/dL 11-16 g/dL Rendah nilai lab
terkait gizi nilai laboratorium
terkait gizi
berkaitan dengan
patologis penyakit
anemia sedang
ditandai dengan Hb
7.1 g/dL
FISIK/KLINIS
1. Fisik
 Pasien datang dengan keluhan mual , sesak ,
lemes dan batuk. Mengalami pendarahan diluar
siklus menstruasi.
.
2. Klinis
Pemeriksaan Hasil Nilai Ket
Normal
Nadi 86x/ 60-100 Normal
menit x/menit
Suhu Badan 36.5oC 36-37oC Normal
Tekanan Darah 120/80 >120/>80 Rendah
mmHg
Respirasi 20x/ 16-24x/ Normal
menit menit

RIWAYAT GIZI Asupan oral NI.2.1. Asupan oral


1. Pola Makan pasien sebelum MRS : tidak tidak adekuat
 Makan nasi 3x sehari adekuat berkaitan dengan
 Ayam 3x seminggu sesudah keadaan pasien
 Telur 2x seminggu masuk yang mengalami
 Tahu 3x seminggu rumah sakit mual ditandai
 Tempe 3x seminggu dan dengan tingkat
peningkatan konsumsi energy
 Kangkung 3x seminggu
kebutuhan saat di rumah sakit
 Bayam 2x seminggu
zat gizi Fe <80%
 Kol 2x seminggu
 Papaya 1x seminggu
NI.5.1 penigkatan
 Jarang suka mengkonsumsi ikan dan daging kebutuhan zat gizi
Fe yang berkaitan
dengan pendarahan
2. TabelAnalisa Tingkat Konsumsi berdasarkan hasil (AUB) yang
SQFFQ sebelum MRS : ditandai dengan Hb
Implement Energi Protein Lemak KH 7.1 g/dl
asi (kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan 1635 43.9 13.6 326.7
kkal gram gram gram
Kebutuhan
1546.1 58 42.9 231.9
sebelum
kkal gram gram gram
MRS
% Tingkat
105.7% 75.7% 31.7% 141%
Konsumsi
Kategori Baik Kurang Kurang Lebih

Menurut WNPG 2004 kategori asupan dapat dibagi menjadi


tiga ketagori yaitu :
- Lebih : > 110% dari Kebutuhan
- Baik : 80-110% dari Kebutuhan
- Kurang : < 80% dari Kebutuhan

Perhitungan Kebutuhan Gizi sebelum MRS :


BMR = 0.9 x BB x 24
0.9 x 52 x 24 = 1123.2 kkal
Kor Tidur = 0,1 x BB x 8
0,1 x 52 x 8 = 41.6 kkal

1081.6 kkal
Akt fisik = 30% x 1081.6 = 324.5 kkal

= 1406.1 kkal
SDA = 10% x 1.406.1 = 140.6 kkal
1546.7 kkal

 Kebutuhan Protein
15% x 1546.1 kkal = 58 gram
4
 Kebutuhan Lemak
25% x 1546.1 kkal = 42.9 gram
9
 Kebutuhan Karbohidrat
60 % x 1546.1 kkal = 231.9 gram
4

3. Tabel analisa Tingkat konsumsi berdasarkan hasil


recall di Rumah sakit :
Energi Protein Lemak
KH
Implementasi (kkal) (gr) (gr)
(gr)
Asupan 1414.4 55.7 23.05 270.15
kkal gram gram gram
Kebutuhan 104 46.2
2080 kkal 312 gram
RS gram gram
% Tingkat
68% 53.5% 49.8% 79.5%
Penerimaan
Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang
Keterangan :
Kategori asupan makan :
 Baik> 80%
 Kurang< 80%

RIWAYAT PERSONAL
 Pasien tidak memiliki riwayat sebelumnya, bekerja
sebagai tukang jarit.

III. RENCANA INTERVENSI GIZI


INTERVENSI GIZI
1. Jenis Diet : Diet TETP 2080 kkal
2. Prinsip Diet : Tinggi Energi dan Tinggi Protein
3. Tujuan Diet
 Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh
 Meningkatkan kadar Hb mencapai kadar Hb normal 11.0 – 16.0 g/dl
4. Syarat Diet :
 Energi tinggi, yaitu 40 – 45 kkal/kg BB yaitu 2080 kkal
 Protein tinggi, yaitu 2,0 – 2,5 g/kg BB yaitu 104 gram
 Lemak cukup, yaitu 10 – 25% dari kebutuhan energi total yaitu 46.2 gram
 Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total yaitu 312 gram
 Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.
 Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.
5. Kebutuhan Zat Gizi :
 Diketahui :
BB : 52 kg
TB : 155 cm
Umur : 37 tahun
IMT : BB
TB(m)2
=
52 = 21.6 kg/m2
2.4025

BBI : (TB-100) 0,9


(155-100) 0,9 = 49.5 kg
 Kebutuhan Energi
Energy = 40 kkal/ Kg BB
= 40 x 52
= 2080 kkal

 Kebutuhan Protein
Protein = 2 gr/kg BB
= 2 x 52 = 104 gram = 416 kkal
 Kebutuhan Lemak
20% x 2080 kkal = 46.2 gram
9
 Kebutuhan Karbohidrat
KH = 60% x 2080 kkal = 312 gram
4
6. Implementasi
Makanan diberikan dalam bentuk biasa berupa nasi. Makanan utama 3 kali sehari dan
snack 1 kali sehari , diberikan melalui oral karena pasien dalam keadaan sadar.
7. Rencana Edukasi/ Konseling Gizi
Tempat : Ruang Drupadi kamar 5, RSUD Sanjiwani Gianyar
Waktu : 08.45 WITA
Metode : Ceramah
Media :-
Sasaran : Pasien dan penunggu pasien
Materi :
1. Diet Tinggi Energi Tinggi Protein
Diet Tinggi Energi Tinggi protein (TETP) adalah diet yang mengandung energi
dan protein di atas kebutuhan norma. Diet diberikan dalam bentuk makanan
biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur,
daging, atau dalam bentuk minuman Enteral Tinggi Energi Tinggi Protein. Diet
ini diberikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan dapat
menerima makanan lengkap.
2. Bahan makanan yang dianjurkan
Bahan makanan sumber karbohidrat nasi, roti, mie makaroni dan hasil olahan
tepung – tepungan lain, seperti cake, tarcis, pudding, dan pastry, dodol ubi,
karbohidrat sederhana seperti gula pasir,. Sumber protein hewani seperti daging
sapi, ayam, ikan, telur, susu dan hasil olah seperti keju dan yoghurt custard dan
es krim. Sumber protein nabati meliputi semua jenis kacang – kacangan dan
hasil olahannya, seperti tempe, tahu, dan selai kacang. Sayuran seperti semua
jenis sayuran terutama jenis B, seperti bayam, buncis, daun singkong, kacang
panjang, labu siam dan wortel direbus, dikukus dan ditumis. Buah – bauahan
yaitu semua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering, dan jus buah. Lemak
dan minyak seperti minyak goreng, mentega, margarine, santan encer, salad
dressing. Minuman seperti soft drink, madu, sirup, the dan kopi encer. Bumbu
seperti bumbu tidak tajam, seperti bawang merah, bawang putih, laos, salam
dan kecap.
3. Bahan makanan yang tidak dianjurkan
Sumber protein hewani yang dimasak dengan banyak minyak atau
kelapa/santan kental. Sumber protein nabati dimasak banyak minyak atau
kelapa/santan kental. Sayuran dimasak dengan banyak minyak atau
kelapa/santan kental. Lemak dan minyak seperti santan. Minuman rendah
energi. Dan bumbu yang tajam seperti cabe dan merica.

IV. MONITORING, EVALUASI GIZI DAN KONSULTASI GIZI


MONITORING DAN EVALUASI GIZI RENCANA TINDAK
LANJUT
1. Asupan
Konsultasi Gizi

Konsultasi yang
diberikan yaitu:
a. Makanan yang
diberikan berupa
makanan Tinggi
energi tinggi
Energi Protein Lemak KH protein
Implementasi (kkal) (gr) (gr) (gr) b. Disarankan
Asupan 1668.8 69.7 35.2 270.15 mengkonsumsi
kkal gram gram gram makanan tinggi
Kebutuhan 104 46.2 312 protein seperti
2080 kkal
RS gram gram gram daging ayam, ikan,
% Tingkat telur dan susu,
80.2% 67.0% 76.2% 86.6%
Penerimaan serta makanan
Kategori Baik Kurang Kurang Baik kaya zat besi
Keterangan : seperti hati dan
Kategori asupan makan: kacang-kacangan
 Baik> 80%
 Kurang< 80% c. Pasien tidak
2. Antropometri diperkenankan
BB 52 kg mengonsumsi
TB 155 cm makanan diluar
IMT 21.6 kg/m2 makanan yang
BBI 49.5 kg diberikan pihak RS
d. Peningkatan
pengetahuan
3. Biokimia pasien dan penjaga
Monitoring biokimia tidak dapat dilakukan karena tidak pasien terhadap
ada hasil laboratorium terbaru. makanan yang
dianjurkan dan
4. Pemeriksaan Fisik/Klinis tidak dianjurkan
untuk pasien.
Fisik Pasien masih merasakan lemas
Klinis Nadi : 86 x/menit
Suhu Badan : 36.5oC
Tekanan Darah : 120/80 mmHg

5. Pembahasan Kasus
Pada kasus atas nama N.N.S yang berusia 37 tahun di
bawa ke UGD karena mengalami pendarahan, serta
dengan keluhan lemas dan mual saat ini di diagnosa
anemia sedang. Pada tingkat asupan makan pasien
dirumah, tergolong kategori baik untuk energi, namun
untuk, lemak, dan protein tergolong kurang serta
tergolong lebih pada karbohidrat. Saat pasien masuk
rumah sakit asupannya menurun karena mual dan lemas.
Saat dilakukan monitoring dan evaluasi asupan sudah
meningkat. Berdasarkan pemeriksaan fisik/klinis pasien
masih merasakan lemas.
Pembimbing Kasus

Ni Ketut Juniarti, S. Gz
NIP. 198006282006042026

Anda mungkin juga menyukai