Dhomir 1
Dhomir 1
Dhomir 1
OLEH :
IRMA DARWIS
NIM: 18.1500.016
2022 M/1444 H
AD DHOMAIR AL MUNFASHIL WA AL MUTTASHIL DALAM
AL QUR’AN SURAH AS SAJADAH SUATU ANALISIS BAHASA
OLEH :
IRMA DARWIS
NIM: 18.1500.016
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora
(S.Hum) pada Program Studi Bahasa dan Sastra Arab
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Parepare
2022 M/1444 H
i
PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING
NIM : 18.1500.016
Disetujui oleh
NIP : 195906241998031001
NIP : 2010078702
ii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
NIM : 18.1500.016
iii
KATA PENGANTAR
kepada manusia apa yang belum diketahuinya dan memberikan hidayah dan rahmat-
Nya sehingga penelit dapat merampungkan penulisan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) pada Program Studi
Bahasa dan Sastra Arab Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.
kepada kedua orang tua terhebat saya, bapak Darwis dan ibu Diana, yang telah
membanting tulang dan bersusah payah mengasuh, mendidik dan membesarkan saya
sejak lahir hingga dewasa, serta tidak pernah bosan memberikan semangat, nasihat
dan doa demi kesuksesan anaknya. Berkat merekalah sehingga peneliti tetap bertahan
Saudara kandung tercinta saya Maryani Darwis dan Husni Darwis peneliti
mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya serta tidak pernah bosan
terus memberi motivasi kepada penulis agar cepat meraih gelar sarjana.
Peneliti telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari bapak Dr. H.
Abd. Halim K, MA. selaku pembimbing utama dan bapak Dr. Hamsa, M. Hum.
selaku pembimbing pendamping atas segala bantuan dan bimbingan yang telah
diberikan sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan
iv
Selanjutnya, peneliti dengan penuh kerendahan hati mengucapkan terima
1. Bapak Dr. Hannani, M.Ag. selaku Rektor IAIN Parepare yang telah bekerja keras
2. Bapak Dr. A. Nurkidam, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan
menciptakan suasana pendidikan yang positif bagi mahasiswa (i) IAIN Parepare
dan selama ini telah memberikan berbagai nasehat, motivasi, dukungan dan
dan Sastra Arab yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuannya
kepada kami sebagai mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab.
5. Bapak/ibu Dosen Program Studi ketua Prodi Bahasa dan Sastra Arab, serta
seluruh dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Parepare dalam
mendidik penulis selama menempuh Pendidikan.
6. Bapak dan ibu admin Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah yang telah
7. Bapak dan ibu admin perpustakaan IAIN Parepare dan staf lainnya yang telah
8. Ucapan terima kasih kepada teman Prodi Bahasa dan Sastra Arab angkatan
v
Rahim PK, S.Pd yang telah menjadi Support System dan doa senantiasa
9. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mengambil bagian dalam
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan sangat terbuka dan lapang dada
mengharapkan adanya berbagai masukan dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun guna kesempurnaaan skripsi ini. Semoga segala bantuan yang penulis
dapatkan dari berbagai pihak mendapat balasan yang pantas dan sesuai dari Allah
Swt. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bernilai ibadah di sisi-Nya dan
bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya, khususnya pada Program Studi
Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama
NIM. 18.1500.016
vi
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:
NIM : 18.1500.016
NIM. 18.1500.016
vii
جتريد البحث
إرما درويس .الضمائر املنفصل واملتصل يف القران يف سورة السجدة (حتليل اللغة
(علم النحو))( .بقيادة السيد عبد احلامل والسيد مهزة)
اهلدف من هذه الدراسة هو وصف الضمائر املنفصل واملتصل يف القران يف
سورة السجدة (حتليل اللغة (علم النحو)).
هذا البحث هو حبث وصفي نوعي .أي أن هذ البحث يفحص ويصف .
الضمائر املنفصل واملتصل يف القران يف سورة السجدة (حتليل اللغة (علم النحو))،
خاصة فيما يتعلق بضمري وموقعه /إعرابه ومعناه .إن املنهج الذي استخدمها
الباحثة هو منهج لغوي حنوي من خالل حتليل املشكالت املراد دراستها .يتم تنفيذ
تق نيات مجع البياانت من خالل مراجعة األدبيات من خالل البحث يف بياانت
أحباث املكتبة للحصول على املعلومات العلمية اليت مت مجعها من خالل مراجعة
األدبيات كمرجع للمشاكل اليت تعترب مناسبة ،أي من خالل البحث عن البياانت
املتعلقة بعنوان الباحثة .يف حتليل البياانت استخدمت الباحثة األساليب الوصفية
النوعية (حبوث املكتبات).
أظهرت النتائج أن ٣٠آية يف سورة السجادة حتتوي على ٧٨ضمري تتكون
من ٥آايت حتتوي على ضمري املنفصل و ٧٣كلمة يف اآلية حتتوي على ضمري
املتصل.
الكلمات املفتاحية . :الضمائر املنفصل واملتصل ,سورة السجدة ,حتليل اللغة
(علم النحو)
viii
ABSTRAK
Kata Kunci : Dhomir Munfashil dan Muttashil, Surah as-Sajadah, Analisis Bahasa
(Ilmu Nahwu).
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 8
E. Definisi Istilah .......................................................................................... 9
F. Tinjauan Penelitian Relevan ..................................................................... 10
G. Landasan Teoritis ..................................................................................... 12
H. Bagan Kerangka Pikir............................................................................... 21
I. Metode Penelitian ..................................................................................... 23
َّ (أَل
)ض ِمي ُْر
A. Defenisi Bahasa Arab ............................................................................... 26
B. Ilmu Nahwu .............................................................................................. 28
C. Dhomir ..................................................................................................... 32
x
BAB III AL-QUR’AN SURAH AS-SAJADAH
LAMPIRAN .............................................................................................................. IV
BIODATA
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Arab merupakan salah satu rumpun bahasa semit yang paling tua dan
tetap eksis sampai sekarang. Kemampuan bahasa Arab tetap eksis sampai sekarang
disebabkan oleh posisinya sebagai bahasa yang dipilih oleh Allah sebagai bahasa
kitab suci Al Qur’an, dan sebagai bahasa agama (dalam shalat, dzikir, dan doa).1
Bahasa Arab adalah bahasa yang sangat erat dengan unsur-unsur keagamaan,
yaitu agama islam. Bahasa Arab adalah kunci untuk mempelajari islam karena
yang dimaksud yakni Nahwu dan Shorof. Sementara Ilmu Nahwu adalah tentang
pokok-pokokyang dengannya dapat diketahui oleh hal ihwal kata-kata bahasa Arab
dari segi I’rob dan Bina’nya yaitu dari sisi apa yang dihadapinya dalam keadaan kata-
ِ ك َ َِك َم ِة دَا ِخلِ الْ ُج ْم َ َِل َو ِض ْبطُ أَ َوا ِخ ِر الْ َ َِك َم
َو ِك ْي ِف َي ُة,ات النَّ ْح ُو ه َُو قَ َوا ِع ٌد يُ ْع َر ُف ِبِ َا َو ِظ ْيفَ ُة ُ ِ ل
1
Abd. Wahab Rosyidi dan Mamlu’atun Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran
Bahasa Arab (Malang: UIN Maliki Press, Cet.2, 2012), h. 4.
1
2
Ilmu nahwu adalah ilmu yang kaidah untuk mengenal fungsi-fungsi kata yang
masuk pada kalimat, mengenal hukum akhir dan untuk mengenal cara
mengi’rob.2
النَّ ْح ُو ه َُو ِع ْ ٌْل ِبقَ َوا ِع ٍد يُ ْع َر ُف ِبِ َا أَ ْح ََك ُم الْ َع َ ِرب َي ِة َحا َل تَ ْر ِك ْيِبِ َا ِم َن اإلع َْر ِاب َوأإلبْنَا ٓ ِء َو َما يَت َّ ِب ُعهُ َما
ِ
ُاَس َو َح ْذ ِف الْ َعائِد
ِ َ رش ْو ٍط النَّ َو ُ ُ ِم ْن
Artinya:
Ilmu Nahwu adalah ilmu yang dengan kaidah tersebut diketahui hukum-hukum
bahasa Arab baik dalam keadaan tersusun dari segi i’rab bina’ dan sesuatu yang
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu nahwu adalah ilmu
yang mempelajari kaidah tata bahasa Arab agar kita dapat mengetahui hukum-hukum
akhir dari kata, baik dari segi susunan (tarkib), i’rab dan bina’nya, yaitu dari sisi apa
yang dihadapinya dalam kata-kata itu disusun. Adapun tujuan utama penyusunan
ilmu Nahwu ialah agar bahasa Arab yang fasih tetap terjaga sehingga Al Qur’an dan
2
Fuad Nikmah, Mulakhas Qawaidul Lughah Al Arabiyyah (Beirut: Darul Al Islamiyah, tt
) h.17.
3
A.Z Dahlan,Syarah Mukhtasor Jiddan ‘Ala Matni al Jurumiyah (Semarang: Karya Thoha, tt),
h. 2.
3
Al Hadits Nabi juga bisa tetap terjaga dari kesalahan. Disisi lain, ilmu Nahwu juga
Tidak diragukan lagi bahwasanya bahasa Arab merupakan bahasa yang paling
utama, paling luas cakupannya dan bahasa Arab dikarenakan bahasa yang digunakan
Abdul Malik bin Habib berkata bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang
pertama kali diturunkan kepada nabi Adam As di surga, juga merupakan bahasa
klasik dalam sejarah umat manusia. Oleh karena itu, bahasa Arab dihapus dan diganti
Terjemahnya:
mengetahuinya.5
Bersabda:
َو ُ َّّلُك َم أَ ْه ُل لْ َجنَّ ِة َع َر ِ ٌِّب، ِإل ِ ل ْإّن َع َر ِ ٌِّب َوالْ ُق ْرأ ٓ ٌن َع َر ِ ٌِّب،أُ ِحب ْو ال َع َر َب لث ََال ِث
Artinya:
4
Abdul Qodir Zaelani dkk, Memahami Lebih Dalam Keindahan dan Keunikan Bahasa Arab
(Bandar Lampung: Pustaka Raisa, 2012), h. 35.
5
Kementerian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahan. (Jakarta: CV.
Pustaka Jaya Ilmu, 2014). h. 477.
4
Cintailah bahasa Arab karena tiga hal. Karena saya orang Arab, Al Qur’an
Bahasa Arab merupakan bahasa yang kaya akan keanekaragaman kalimat yang
Bahasa Arab merupakan salah satu diantara bahasa klasik pada saat ini, akan
tetapi keberadaan nya sampai sekarang terus dipelajari dan digali oleh semua umat
dan Allah sendiri yang langsung menjaga nya dengan washilah (perantara) Al
Qur’an.
Tidak diragukan lagi bahwasanya bahasa Arab merupakan bahasa yang paling utama,
paling luas cakupannya dan bahasa yang paling baik, dikarenakan bahasa yang digunakan
sejak nabi Adam AS dari Ibnu Abas meriwayatkan : ”Bahwasanya bahasa nabi Adam AS di
surga adalah bahasa Arab; maka ketika nabi Adam melakukan ma’siat Allah menghilangkan
bahasa Arab, maka nabi Adam berbica dengan Bahasa Suryaniah; ketika nabi Adam
sesama atau dalam istilah bahasa Arabnya disebut dengan haywanun naatiq. Dengan
6
Ibnu Mandhur, Lisanu Al-Arabi, juz 1, h. 336.
7
As- Suyuti, Al- Muzhir Fi Ulumi al- Lughah Wa Anwâihâ, Jilid I, (Bairut: AlMaktabah Al-
Ashriyah, 1986), hlm: 30.
5
bahasa sebagai sistem lambang arbitrer yang dipergunakan suatu masyarakat untuk
Bahasa yang digunakan baik secara lisan maupun tulisan, tentunya memiliki
antar manusia dan dapat saling memahami maksud dari bahasa tersebut. Makna
dalam bahasa dapat dipahami dengan mempelajari aturan atau kaidah bahasa dan
Bahasa akan berfungsi jika kata-kata memiliki sebuah makna yang dapat
dipahami oleh suatu masyarakat. Bila melihat makna dari sebuah kata melalui
penjelasan untuk orang atau sesuatu yang tidak berada dalam situasi tersebut maka
Makna sebuah satuan lingual tertentu ditentukan oleh konteks situasi tuturnya.
Oleh karena itu, pragmatik mencakup kajian mengenai deiksis (paling tidak sebagaian
tutur wacana.9
Keistimewaan bahasa Arab ialah bahasa Arab yang diambil dari kata shigah
(bentuk), ja’ma (plural), khashaish bentuk tunggal dari khashashiah, yaitu sifat yang
8
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, edisi Ke-4 (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 24
9
F.X. Nadar, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009), h. 53-54.
6
Allah SWT telah menurunkan banyak ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang
Terjemahnya:
Alif Lam Ra. Ini adalah ayat-ayat kitab ( Al-Qur’an) yang jelas. Sesungguhnya
paling fasih (jelas dan lugas) diantara bahasa-bahasa yang ada, paling jelas, luas
cakupannya dan arti kalimat yang digunakan memiliki pengaruh tersendiri bagi jiwa
(hati) baik bagi yang membaca atau mendengar. Demikian Allah telah menurunkan
Al Qur’an yang mulia dengan bahasa yang paling mulia kepada Nabi yang Mulia,
penjuru dunia. Begitu pun dengan Al-Qur’an diturunkan pada bulan yang mulia
Keanekaragaman arti kalimat tidak hanya dilihat dari perluasan arti kalimat,
cakupan arti maupun banyaknya kosakata yang mencapai ratusan ribu kosakata saja,
akan tetapi bisa dilihat dari metode yang menghasilkan arti kalimat yang banyak,
diantara metode nya baik itu berupa at-tauhid (perluasan), Al-istiqaq (derivasi), an-
10
Kementerian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahan. (Jakarta: CV.
Pustaka Jaya Ilmu, 2014). h. 235.
11
Tafsir Ibnu Katsir, Juz 2, hlm: 448.
7
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, digunakan oleh angota suatu
Memegang kunci utama bahasa berarti memegang kunci jendela dunia. Sebab,
sejuta pengetahuan, seribu peradaban yang tercipta semuanya ada dan terbahasakan,
bahkan sejarah tidak akan terwujud jika tidak ada bahasa. Bahasa merupakan alat
Sebagai alat komunikasi, bahasa tidak mungkin terpisah dari manusia dan merupakan
Isim dhomir dalam bahasa Indonesia adalah kata ganti. Kata ganti, sebagaimana
diketahui ada 3 yaitu kata ganti orang pertama, kata ganti orang kedua dan kata ganti
orang ketiga. Dhomir adalah bentuk kata ganti orang. Kata ganti atau dhomir
memiliki kelompok kata tersendiri yang dalam ilmu nahwu disebut isim mabni yaitu
isim yang tidak dapat berubah baris akhirnya walaupun bermacam-macam amil atau
analisis bahasa. (analisis dalam surat As-Sajdah ayat 1-30). Selanjutnya, metode (al
thoriqoh), secara etimologis adalah jalan, cara, sistem, madzhab, aliran, haluan,
keadaan, tiang tempat berteduh, orang mulia, goresan (garis pada sesuatu).
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2016. h. 221.
8
digunakan oleh pengajar dalam sebuah proses pembelajaran bahasa agar tercipta
tujuan yang ingin dicapai. Bahwa metode (al-thariqah) adalah aspek teoritis yang
dapat memotivisir suatu proses aktivitas pembelajaran secara maksimal dan ideal,
namun ia bukan mrupakan tujuan akhir pembelajaran suatu bahasa, karena metode itu
sendiri bersifat prosedural. Dari paparan di atas, maka yang menjadi fokus kajian
tulisan ini adalah: Bentuk penulisan dhomir dalam surah As Sajadah dan kedudukan
B. Rumusan Masalah
Surah As Sajadah?
C. TujuanPenelitian
D. Kegunaan Penelitian
1) Kegunaan Teoritis
Diharapkan hasil dari penelitian tersebut dapat menjadi salah satu referensi
2) Kegunaan Praktis
IAIN Parepare khususnya Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Parepare
serta menjadi sumber informasi yang relevan dengan materi Dhomir Al Munfashil wa
1) Bagi Mahasiswa
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber informasi
2) Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi bagi masyarakat
3) Bagi Peneliti
Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi sumber wawasan bagi peneliti dalam
Sajadah suatu analisis bahasa dan juga sebagai salah satu syarat untuk bisa meraih
gelar sarjana.
10
E. Definisi Istilah
Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman sebagaimana yang telah dimaksud oleh
peneliti serta mengembangkan wawasan agar penelitian ini lebih tearah dan efektif,
1. Definisi Dhomir
Dhomir termasuk dalam kelompok isim ma’rifat, yaitu isim yang menunjukkan
sesuatu yang sudah jelas. Dhomir yaitu isim yang menunjukkan arti kata ganti orang
Artinya:
Dhamir adalah suatu kata yang terdiri dari si pembicara (mutakallim), orang
menurut terminologi (istilah) dhomir adalah isim ma’rifat yang berfungsi sebagai kata
13
Imanuddin Sukamto, Tata Bahasa Arab Sistematis (Pendekatan Baru Mempelajari Tata
Bahasa Arab), (Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2007), h.4.
14
Mushtafa Al-Ghulayaini, Jami’ud Durusil Arabiyah (Beirut, Dar al-Kutub al Islamiyah,
1980), h.116
11
yang akan peneliti teliti, mempunyai kemiripan dengan penelitian skripsi yang lain.
baik dalam bentuk makalah, buku, penelitian relevan, tinjauan teori, tinjauan
kemungkinan dalam penelitian skripsi yang akan peneliti teliti, memiliki kemiripan
Jurnal yang ditulis oleh Basyar, Syarifudin. "Analisis Kata Ganti (Dhamir)
kepustakaan. Isi pada jurnal ini adalah bagaimana bentuk dhomir munfashilun dan
muttashilun dalam Q.S As Sajadah yang mengacu pada perubahan posisi serta
kedudukan yang terjadi dalam surah As Sajadah. Jika berbicara mengenai dhomir
analisis yang digunakan adalah analisis isi yang merupakan teks berupa kata-kata,
makna gambar, simbol gagasan. Dalam meneliti kata ganti (dhomir) dalam surah As
Sajadah agar kita mampu mengetahui bagaimana kedudukan dhamir dalam surah As
Sajadah.15
membahas mengenai dhomir. Akan tetapi ada letak perbedaannya yaitu pada metode
15
Basyar, Syarifudin. "Analisis Kata Ganti (Dhamir) dalam al-Qur'an Surat As-Sajdah serta
Metode Pembelajarannya." Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab 8.2 (2016): 97-
118.
12
pembelajarannya, sedangkan penelitian ini hanya fokus pada dhomir munfashil dan
kualitatif deskriptif. Isi pada jurnal ini menjelaskan bagaimana dhomir munfashil,
muttashil, pronomianya, jika berbicara mengenai pronomia pada jurnal ini juga
berkaitan dengan judul diatas tentang dhomir munfashil dan muttashil suatu analisis
bahasa. Pada jurnal ini juga membahas mengenai perbedaan kalimat serta isim yang
menjelaskan tentang dhomir pada bahasa arab,akan tetapi letak perbedaannya pada
penelitian ini ialah pada pronomia surah an-Naba, sedangkan penelitian fokus pada
Buku yang ditulis oleh Hamsa, Hamsa. "Dhomir (Kata Ganti): Cara Cepat
Menguasai Bentuk Perubahan Dhomir." buku ini menjelaskan mengenai kajian ilmu
nahwu adalah isim mabni berupa dhomir (Kata Ganti) dhomir ini lah menjadi acuan
dalam perubahan bentuk kata dalam bahasa Arab, sehingga dhomir bagian yang
16
Sya’bani, Muhammad Zaky. "Analisis Kemampuan Mengubah Pronomina (Isim Dhomir)
Mahasiswa Semester IB Akhwat STIT Darul Fattah Bandar Lampung." An Naba 2.2 (2019).
17
Hamsa, Hamsa. "Dhomir (Kata Ganti): Cara Cepat Menguasai Bentuk Perubahan Dhomir."
(2019)
13
Adapun persamaan dari penelitian diatas dengan penelitian ini ialah sama-sama
menjelaskan tentang perbedaan dan pembagian pada dhomir tersebut, akan tetapi
letak perbedaannya ialah penelitian ini hanya berfokus pada dhomir munfashil dan
G. Landasan Teoritis
menurut terminologi (istilah) dhomir adalah isim ma’rifat yang berfungsi sebagai kata
Dhomir termasuk dalam kelompok isim ma’rifat, yaitu isim yang menunjukkan
sesuatu yang sudah jelas. Dhomir yaitu isim yang menunjukkan arti kata ganti orang
Artinya:
Dhomir adalah suatu kata yang terdiri dari si pembicara (mutakallim), orang
isim/kata yang seorang yang berbicara (mutakallim), orang yang diajak berbicara
18
Imanuddin Sukamto, Tata Bahasa Arab Sistematis (Pendekatan Baru Mempelajari Tata
Bahasa Arab), (Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2007), h.4.
19
Mushtafa Al-Ghulayaini, Jami’ud Durusil Arabiyah (Beirut, Dar al-Kutub al Islamiyah,
1980), h.116.
14
Jadi, dilihat dari aspek perannya sebagai pelaku didalam dibedakan menjadi
c) َ ِ )غَائseperti: ه لُن,ُه,ا
Orang ketiga (ب ْ ُ ُ َُه,ِه
َ ِ ,ه َُو
Ad–dhomair al-munfashil
Ad-dhomair al-
Al- Al-Marfu’ah Kategori Dhomir
muttashil
Mansubah
Mudzakkar
20
Nurul Huda, Mudah Belajar Bahasa Arab (Jakarta: Amzah, Cet. 2, 2012), h. 12.
21
Dr. Hamsa, M.Hum, Cara Cepat Menguasai Bentuk Perubahan Dhomir (Makassar:
Cet.1,Gundadarma Ilmu, 2019), h.7
15
Mudzakkar M
Jenis-Jenis Dhomir
Kata ganti (Dhamir) dalam Bahasa Arab terdiri atas 3 bagian: Munfashil,
a) Dhamir Munfashil
Dhamir Munfashil adalah dhamir yang terpisah atau berdiri sendiri, dhamir
1. Dhamir rafa’ munfashil yaitu dhamir yang terpisah dari isim dan fi’il yang
2. Dhamir nasab munfashil yaitu dhamir yang terpisah yang ditandai dengan
baris nasab, yang menempati maf’ulun bih (objek) sebagai tanda nasabnya.
Sebagai berikut: 22
Dhomir Ghaib
Makna Kalimat
Dhomir Mukhatab
22
Hamsa, , Cara Cepat Menguasai Bentuk Perubahan Dhomir (Makassar: Cet.1, 2019), h.3
17
Dhomir Mutakallim
Gambar 1.2 Bagan Contoh Dhomir munfashil ketika berada di awal kalimat.
b) Dhomir Muttashil
isim, fi’il, maupun huruf. Dhamir ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Dhomir rafa’ muttashil, yaitu dhomir yang selalu bersambung dengan fi’il, isim
2. Dhomir nasab muttashil, yaitu dhomir mabni yang bersambung dengan fi’il,
3. Dhomir jar muttashil, yaitu dhomir yang bersambung dengan isim dan huruf
jar.
18
Adapun contoh dhomir muttashil ketika berada di akhir kalimat, sebagai berikut:23
Dhomir Ghaib
Makna Kalimat
Dhomir Mukhatab
23
Dr. Hamsa, M.Hum, Cara Cepat Menguasai Bentuk Perubahan Dhomir (Makassar: Cet.1,
2019), h.6
19
laki-laki)
Dhomir Mutakallim
Gambar 1.3 Bagan Contoh Dhomir muttashil ketika berada diakhir kalimat.24
c) Dhomir Mustatir
Dhomir mustatir adalah isim dhomir yang tidak nampak dalam lafalnya seperti
lafal أَن َْتpada kalimat Dhamir mustatir ada 2 macam yaitu: 25اقْ َرا
ِ
1. Dhomir Mustatir wujuban, yaitu dhamir yang tersimpan pada fi’il yang tidak
24
Dr. Hamsa, M.Hum, Cara Cepat Menguasai Bentuk Perubahan Dhomir (Makassar: Cet.1,
2019), h.6
25
Syamsul Ma’arif, Nahwu Kilat Perpaduan Antara Teori dan Praktik(Bandung: Nuansa Aulia,
2008), h.129
20
2. Dhomir mustatir jawazan, yaitu dhomir yang tersimpan pada fi’il yang bisa
Adapun ketentuan-ketentuan yang terdapat pada dhomir yaitu, dhomir terdapat yang
a) Apabila dibaca Rofa’ maka kedudukannya sebagai mubtada’, khobar, fail atau
b) Apabila dibaca nashob maka kedudukannya sebagai maf’ul bih dan isim inna.
c) Apabila dhomir dibaca jar maka kedudukannya sebagai mudhofun ilaihi dan
d) Tetapi dhomir jangan dibaca jazam, karena tidak terdapat dhomir yang
menempati status jazam, dan dhomir tidak mempunyai isim maka tidak terdapat
majzum.
Ad Dhomair merupakan “ kata ganti”, istilah ini dikenal dalam bahasa Arab
a. Mutakallim, yaitu: Dhomir/Kata ganti untuk orang pertama, yakni aku dan
kami.
b. Mukhatab, yaitu: Dhomir/Kata ganti untuk orang kedua, yaitu kamu dan kalian.
c. Ghaib, yaitu: Dhomir/Kata ganti untuk orang ketiga, yaitu dia dan mereka.
Dalam bahasa Arab, kata ganti (Dhomir) lebih luas pembahasannya, karena
terdapat istilah kata ganti untuk laki-laki, kata ganti untuk perempuan, kata ganti
Dhomir (kata ganti), yaitu kata yang digunakan untuk mengganti nama
seseorang, atau sesuatu agar tidak terjadi pengulangan kata yang sama secara
berurutan. Ada 3 jenis Dhomir dalam bahasa Arab jika ditinjau dari kedudukan
I’robnya, yaitu:
3. Ad-Dhomair Al-Muttashilah
1. Dhomir Munfashil ( )الضَّ ِم ْ ُي امل ُ ْنفَ ِصلmerupakan dhomir yang penulisannya dipisah
dari isimnya sebab dhomir munfashil ialah dhomir yang berdiri sendiri. Contoh:
1) Dhomir Munfashil yang di Rofa’kan adalah dhomir yang membuat akhir dari
kata yang didampinginya memiliki tanda huruf alif, waw, dan nun. Atau
2) Dhomir Munfashil yang dii’robkan adalah dhomir yang membuat kata yang
2. Dhomir Muttashil ( )الضَّ ِم ْ ُي امل ُتَّ ِص ْلmerupakan dhomir yang penulisannya estafet
dengan kata yang berbeda (menyatu). Dhomir ini berkedudukan sebagai objek.
2. Surah As Sajadah artinya سujud, surah ini terdiri atas 30 ayat ini termasuk
dinamakan As- Sajadah berhubungan pada surah ini terdapat ayat sajadah, yaitu
pada ayat ke-15. Adapun kandungan srah As-Sajadah ialah: aturan mendirikan
shalat malam (shalat tahajjud dan witir); menjelaskan tentang proses kejadian
utus seorang rasulpun kepada kaum musyrik makkah; serta menjelaskan bahwa
Allah adalah penguasa alam semesta dan yang mengaturnya dengan aturan yang
sempurna.
23
H. Kerangka Pikir
memperoleh gambaran yang dapat menjelaskan dan dipahami dengan mudah terkait
analisis Bahasa. Kerangka pikir ini menjadi alat bantu untuk mudah memahami
KERANGKA PIKIR
SURAH AS-SAJADAH
AD-DHOMAIR
HASIL PENELITIAN
demikian ini mengkaji dan mendeskripsikan tentang dhomir (kata ganti) dalam Al
Qur’an suatu analisis bahasa ini dikhususkan pada QS As Sajadah. Dengan ini
analisis bahasa dari segi bentuk penulisan dan kedudukan serta i’robnya.
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dhomir ) (الضَّ ِم ْ ُيdalam al-Qur’an surah As-Sajadah. Dari segi tempat pelaksanaan
penelitian dan objek kajiannya yaitu buku-buku yang berkaitan dengan judul
penelitian ini merupakan penelitian pustaka karena data yang diperoleh dalam
penelitian ini berasal dari dokumen tertulis yakni al-Qur’an. Studi pustaka adalah
referensi umum, seperti buku-buku tentang nahwu. Serta mengolah bahan penelitian.
2. Pendekatan Penelitian
tentang Dhomir ) (الضَّ ِم ْ ُيdalam al-Qur’an surah As-Sajadah suatu analisis bahasa. Maka
Metode pengumpulan data adalah teknik cara yang dilakukan oleh peneliti
dengan cara mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam
material yang ada di perpustakaan. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan semua
buku-buku yang berkaitan tentang pembahasan Dhomir ) (الضَّ ِم ْ ُيdalam al-Qur’an surah
4. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
deskriptif.
5. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua buku-buku yang
a. Data Primer adalah data utama atau data pokok yang digunakan dalam
penelitian. Adapun data primer yang dijadikan rujukan utama dalam penelitian
b. Data Sekunder adalah data pelengkap yang diperoleh tidak melalui tangan
pertama, melainkan melalui tangan kedua, ketiga dan seterusnya. Seperti buku-
buku, yang berbentuk digital (Digital Library) terkait dengan penelitian ini
tentang nahwu.
Agar pembahasan ini dapat tercapai sesuai dengan maksud dan tujuan yang
diharapkan, maka data atau informasi yang terkumpul akan diolah berdasarkan
metode penelitian kualitatif, karena jenis data digunakan juga data kualitatif
deskriptif.
BAB II
Bahasa merupakan suatu kebutuhan dasar dan penting bagi manusia, karena
bahasa adalah media penyampaian ide, gagasan, dan pikiran manusia dalam bentuk
ucapan atau tulisan dengan maksud agar dipahami oleh orang lain. Seiring dengan
perjalanan waktu kehidupan manusia ragam bahasa pun semakin banyak, diantaranya
adalah bahasa Arab. Bagi sebagian besar orang, bahasa Arab sangat sulit untuk
dipelajari dan dipahami, karena kata-kata dalam bahasa Arab memiliki pengertian
yang sangat luas dan saling berkaitan. Untuk dapat memahami bahasa Arab, perlu
Diantara bahasa-bahasa dunia tersebut bahasa Arab menjadi bahasa tertua dan
paling lama digunakan di dunia ini. Sejak Al-Qur’an diturunkan dan agama Islam
karena bahasa Arab adalah bahasa kitab suci dan tuntunan agama umat Islam
sedunia, maka tentu saja ia merupakan bahasa yang paling besar signifikasinya bagi
milyaran muslim sedunia, baik yang berkebangsaan arab maupun bukan Arab.27
26
Asna Andriani, Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Pendidikan Islam (Semarang:
UNISSULA Press, 2019), h. 39-41.
27
Muhammad Zaky Sya’bani, “Analisis Kemampuan Mengubah Pronomina (Isim Dhomir)
Mahasiswa Semester IB Akhwat STIT Darul Fattah Bandar Lampung,” An Naba 2, no. 2 (2019): 10–
20.
27
28
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing yang dapat dibilang sangat
sangat bervariasi. Bahasa Arab tersusun dari kata, frase, klausa dan kalimat yang
menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tertulis.
Mengingat bahasa arab telah menjadi bahasa resmi internasional, kebutuhan untuk
mempelajarinya pun semakin meningkat, tidak hanya dari segi pergaulan sehari-hari
Pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab selama ini sangat kental dengan
28
Asna Andriani, Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Pendidikan Islam (Semarang:
UNISSULA Press, 2019), h. 39-41.
29
Akla, Pembelajaran Bahasa Arab Antara Harapan dan Kenyataan (Survey di Madrasah
Kota Metro, 2017), h. 176-177.
29
kaidah bahasa arab menjadi penting, karena menekanan pada aspek komunikasi baik
lisan maupun tulisan. Untuk dapat menguasai bahasa Arab dalam pembelajaran
kaidah-kaidah bahasa arab adalah dengan menggunakan ilmu Nahwu. Kajian ilmu
nahwu dianggap sebagai pengantar dan pondasi bagi keilmuan seorang santri. Ilmu
Nahwu merupakan salah sats cabang ilmu dalam Bahasa Arab yang digunakan untuk
mengetahui hukum dari akhir suatu kata. Jadi, ilmu nahwu merupakan kumpulan
beberapa kaidah dalam Bahasa Arab yang berfungsi untuk mengetahui bentuk kata
beserta keadaan-keadannya ketika masih mufrad (berjumlah satu kata) atau ketika
mengenai ilmu sharaf. Karena ilmu Sharaf merupakan bagian dari Ilmu Nahwu,
30
Abu Said, Problematika Pembelajaran Nahwu Menggunakan Kitab al-Jurumiyah Jawan
Kelas Satu Pondok Pesantren Darul Abror Watumas Purwokerto Utara (Purwokerto: IAIN
Purwokerto, 2019), h. 2.
31
Moh. Saifullah al-Aziz Senali, Metode Pembelajaran Ilmu Nahwu (Surabaya: Terbit Terang,
2005), h. 19.
30
B. Ilmu nahwu
Nahwu secara bahasa adalah ا َّلطريْ ُق َوالْ ِجهَ ُةyang artinya jalan dan arah. Sedangkan
menurut Ar-Razi nahwu adalah ُ( الْقَ ْصدtujuan) dan ( ا َّلط ِريْ ُقjalan). Akan tetapi nahwu
menurut ulama klasik adalah terbatas pada masalah-masalah yang membahas I’rab
dan Bina yaitu penentuan baris akhir sebuah kata sesuai posisi dan kalimatnya. Ilmu
Nahwu merupakan bagian dari kalam Arab yang mempelajari keadaan kalimat sesuai
aturan atau kaidah kebahasaan Arab. Ilmu nahwu dalam kiprahnya tetap
mempertahankan urgensi I’rab, alasannya adalah i’rab merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam pembentukan kalimat bahasa arab, dimana tanpa i’rab suatu
sebuah kalimat dalam jumlah. Secara istilah, Nahwu adalah kaidah yang didalamnya
menjelaskan bentuk bahasa Arab baik pada saat berdiri sendiri maupun dalam bentuk
susunan kalimat. Untuk mensukseskan pembelajaran nahwu dan sharaf, salah satu
Sebagai salah satu ilmu pokok dalam bahasa Arab, ilmu nahwu tidak dapat
diabaikan karena tanpa ilmu nahwu, bahasa Arab akan menjadi kacau-balau dan
susunan kata serta kalimatnya akan tidak teratur. Karena itu, dalam mempelajari
32
Dicky Nathiq Nauri, Metode Pembelajaran Nahwu Pada Pondok Pesantren Miftakhul Huda
06 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2018),
h. 24.
33
SAHELA MUSTIKA, “Makna Sujud Dalam Ayat-Ayat Sajdah (Kajian Tafsir Al-Misbâh Karya M.
Quraish Shihab),” 2018.
31
bahasa Arab, ilmu nahwu penting untuk diketahui. Nahwu adalah aturan-aturan yang
dapat mengenal hal ihwal kata-kata bahasa Arab, baik dari segi i’rab maupun bina’.
memperluas pengertian ilmu nahwu, bukan hanya terpusat pada pembahasan i’rab
dan bina’ bagi sebuah kata, namun dapat pula mencakup pembahasan tentang
kata dalam rentetan bunyi tertentu dan hubungan antara kata-kata yang ada dalam
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri ialah perkembangan baru mengenai
pengertian baru tentang ilmu nahwu ini tetap mempertahankan urgensi i’rab.
Alasannya ialah i’rab merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pembentukan
kalimat bahasa Arab, di mana tanpa i’rab, sebuah kalimat bahasa Arab tidak akan
sempurna, ciri khas ke Arabannya akan hilang bila i’rabnya tidak sempurna.35
Ilmu nahwu merupakan salah satu bagian dari ilmu bahasa arab. Ilmu nahwu
adalah ilmu yang sangat berperan dalam memahami segala aspek yang menyangkut
Bahasa Arab terutama al-Qur’an, hadits-hadits Nabi saw dan kitab-kitab yang
menggunakan bahasa Arab. Mustahil orang dapat memahami Bahasa Arab tanpa
34
Nailis Sa’adah, Problematika Pembelajaran Nahwu bagi Tingkat Pemula Menggunakan
Arab Pegon (Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2019), h. 17.
35
Mualif, Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2019), h. 27-28.
32
terlebih dahulu memahami ilmu Nahwu.36 Ilmu nahwu memiliki 3 ruang lingkup
pembahasan yaitu:
a. Kalimat
Definisi kalimat dalam bahas arab tidak sama dengan definisi kalimat
dua kata atau lebih yang menunjukkan kepada suatu makna / maksud.
Sedangkan dalam bahasa arab, kalimat adalah sebuah kata atau lafazh yang
menunjukkan kepada satu arti. Seperti : Ali adalah sebuah kata dalam bahasa
b. Jumlah
kalimat atau lebih untuk menyampaikan suatu maksud atau tujuan. Hal ini
c. Syibh Jumlah
Syibhu jumlah adalah sebuah istilah yang terdiri dari dua kata yaitu
syibh dan jumlah. Syibh artinya menyerupai, maka syibh jumlah artinya
36
Ulin Nuha, Buku Lengkap Kaidah-Kaidah Nahwu (Jogjakarta: Diva Pres, 2015), h. 102.
33
Jar Majrur terdiri dari dua kalimat, yaitu huruf jar dan isim
majrur. Contoh: ْبس ِمterdiri dari dua kalimat yaitu : ِبsebagai huruf jar dan
Zharaf Mudhaf Ilaih juga terdiri dari dua kalimat yaitu zharaf
zaman / zharaf makan dan mudhaf ilaih. Contoh : ِع ْندَ هللاterdiri dari dua
kalimat yaitu َ ِع ْندsebagai zharaf makan, هللاsebagai mudhaf ilaih. Hal ini
ia terdiri dari dua kalimat sebagaimana jumlah yang minimal harus terdiri
menurut terminologi (istilah) dhomir adalah isim ma’rifat yang berfungsi sebagai kata
37
Ulin Nuha, Buku Lengkap Kaidah-Kaidah Nahwu (Jogjakarta: Diva Pres, 2015), h. 102.
38
Ulin Nuha, Buku Lengkap Kaidah-Kaidah Nahwu (Jogjakarta: Diva Pres, 2015), h. 102.
34
memiliki keadaan ghoib atau hadir. Dhomir juga dapat diartikan sebagai kata ganti
orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Sementara isim dhomir sebagai isim
mabni yang menunjukkan orang pertama (yang berbicara), orang kedua (yang diajak
bicara) atau orang ketiga (yang dibicarakan). Dari definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa isim dhomir adalah isim yang berfungsi sebagai kata ganti orang dalam bahasa
Arab. Kata ganti orang tersebut menunjukkan orang pertama, orang kedua, dan orang
ketiga.39
(tetap).40
Dhomir adalah “kata ganti”, istilah ini dikenal dalam bahasa Arab dengan
1) Mutakallim yaitu: Dhomir/kata ganti untuk orang pertama, yakni aku dan kami.
2) Mukhatab yaitu: Dhomir/kata ganti untuk orang kedua, yakni kamu dan kalian.
3) Ghaib yaitu: Dhomir/kata ganti untuk orang ketiga, yakni dia dan mereka.
Dalam bahasa Arab , kata ganti (Dhomir) lebih luas pembahasannya, karena
terdapat istilah kata ganti untuk laki-laki, kata ganti untuk perempuan, kata ganti
39
Alifa Dzatun Nitho Qoin, “Nomina Permanen (isim mabni) dalam buku khulashoh Nurul
Yaqin, Juz 3 (Analisis Sintaksis)”, (Skripsi, Program studi pendidikan bahasa Arab Jurusan bahasa dan
Sastra Asing, Bahasa dan Senin Universitas Semarang, 2015), h. 19
40
Hakim Taufiqul, Program Permulaan Baca Kitab Kuning, (Jepara: Al-Falah Mengimbangi
2003), h. 2.
35
tunggal, serta kata ganti dua orang dan jamak. Dhomir (kata ganti) yaitu kata yang
digunakan untuk mengganti nama seseorang, atau sesuatu agar tidak terjadi
bentuk kata kerja itu sendiri. Apakah kata kerja akhirnya, sekarang, atau perintah.
Fi’il atau kata kerja dibagi atas tiga golongan besar menurut waktu terjadinya:
a) Fi’il Madhi ()فعل ماض atau kata kerja masa lampau. Yaitu lafadz yang
madhi, contohnya: كَتَ َب َزيْ ٌد (Zaid telah menulis), sebelum lafadz ini di
b) Fi’il Mudhari’ (مضارع )فعل atau kata kerja masa sekarang, yaitu lafadz yang
يَ ْر َج ُع َزيْ ٌد غَ َدا (Zaid akan kembali besok), ketika mengkhabarkan lafadz يَ ْرجِ ُع
Fi’il madhi atau fi’il mudhari’ mengalami perubahan bentuk sesuai dengan
jenis Dhamir yang gagal ( )فاغلatau pelaku pada kata kerja tersebut. Untuk fi’il
madhi terjadi perubahan bentuk pada akhir kata, sedangkan fi’il mudhari’
41
Dr. Hamsa, M.Hum, Dhomir (Kata Ganti) Cara Cepat Menguasai Bentuk Perubahan
Dhomir, IAIN PAREPARE NUSANTARA PRES,(Cet. 1- Makassar: Gundadarma Ilmu, 2019), h. 1
42
M. Sholehuddin Shofwan, Saya Pengantar Al Qawaid Abu- Shorfiyyah, (Jombang: Darul
Hikmah 2000), h. 9
36
َِ
ِه فَ َعلَ ْت تَ ْف َع ُل Dia (Pr)
melakukan
c) Fi’il Amr ( ) فعل امرatau kata kerja perintah dalam kalimat yang menunjukkan arti
perintah yang sedang dilakukan oleh mutakallim (pembicara) sebagai orang yang
memerintahkan agar dilakukan oleh mukhatab (lawan bicara) sebagai orang yang
diperintah. Jadi perlu diketahui bahwa yang menjadi pelaku dari fi’il amar (kata
kerja perintah) adalah dhomir mukhatab (lawan bicara) atau orang kedua sebagai
terdiri dari:
38
A. Surah As-Sajadah
Al-Qur’an mendapat perhatian yang tinggi dari umat Islam sejak masa Nabi
Muhammad SAW, sampai pada masa sekarang ini. Sehingga umat terdahulu dan
isinya. Perhatian terhadap Al-Qur’an merupakan kenyataan yang telah diakui oleh
sejarah dalam menjaga kitab yang paling mulia. Perhatian terhadap Al-Qur’an dari
Surah ini diberi nama surah As-Sajadah karena didalamnya Allah menuturkan
sifat orang-orang mu’min yang berbakti dan jika mereka mendengar Al-Qur’an yang
agung “mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Tuhannya, dan lagi
pokok-pokok Akidah islam, yaitu iman kepada Allah, hari kiamat, kitab-kitab, Rasul-
sesudah surah Al-Mu’minun. Surah ini dinamai As-Sajadah berhubung pada surah ini
terdapat ayat sajdah (sujud). Tema utamanya, serupa dengan tema utama surah-surah
makkiyah, yaitu ajakan tunduk kepada Allah Yang Maha Esa, Pencipta Alam raya
43
Muhammad, Studi al-Qur’an al-Karim, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), h. 34.
44
Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Op.cit. h.187-188
39
40
Surah ini turun sesudah surah An-Nahl dan sebelum surah Nuh. Dia adalah
surah ke-73 dari segi penurutan turunnya dan ke-32 dari segi penempatannya di
mushaf.46
Surah As-Sajadah tidak jauh beda dengan tema-tema surah makkiyah lainnya,
yaitu pengukuhan pokok-pokok aqidah berupa iman kepada Allah, hari Akhir, kitab-
kitab, rasul-rasulnya, ba’ts dan pembalasan. Sentral pembicaraan dalam surah ini
adalah pengukuhan dan penegasan ba’ts setelah mati yang disangkal, dilingkari dan
Dalam surah As-Sajadah ini terdapat ayat As-Sajadah (sujud) yaitu ayat 15.
Surah ini merupakan salah satu dari empat surah dalam Al Qur’an yang mengandung
45
M. Quraish Shihab, Tashrif Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 173
46
R I O SETIAWAN, “Makna Pembacaan Surah AsSajadah Pada Jamaah Masjid Nurul Huda Desa
Sukaraja Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir (Kajian Living Quran)” (UIN
RADEN FATAH PALEMBANG, 2021).
47
Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, Jilid 11, h. 204
41
Surah As-Sajadah merupakan surah yang terdiri dari atas 30 ayat yang
َ ََسَدyang berarti ( خَضَ َعmenunduk), ( خَضَ َعا النَّ ْح ُنmembungkuk atau menundukkan kepala
yang bersujud untuk penyerahan atau ketaatan adalah sujud). Anggota tubuh yang
digunakan untuk sujud yaitu dahi, hidung, telapak tangan, lutut, dan dua kaki.49
Allah Subhana Wa Ta’ala dan beribadah kepadaNya, yang mana hal itu diberlakukan
umum bagi semua makhluk, baik itu manusia binatang, tumbuhan dan benda mati.50
Sujud terbagi menjadi dua yaitu, Pertama, Sujud Sukarela, ini hanya berlaku
untuk manusia dan karenanya mendapat pahala. Kedua, sujud dengan terpaksa, ini
berlaku bagi manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Adapun istilah lain sujud juga
surah Makkiyah, dalam surah As-Sajadah terdapat ayat sajadah yang diperintahkan
48
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 7, (Jakarta: Gema Insani, 2015) h. 116
49
Manzur, Lisan al-Arab, jilid 11, h. 416-417
50
Al-Asfahani, Mu’jam Mufradat, h. 299
51
Abdul Aziz Dahlan, Suplement Ensiklopedi Islam, Jilid 11, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1997), h. 286-288
42
mashdar dari kata sujud yang berarti menunduk, sedangkan dalam Al Qur’an terdapat
istilah lain yang digunakan untuk menjelaskan makna “bersujud” kepada Allah yakni
qanata ()قَنَ َت, Aslama () اَ ْس َ َْل, sabbaha () َس َّب َح, saala () َسا َل, dan sujud arti penghormatan
Banyak cara yang ditempuh oleh para pengkaji Al-Qur’an untuk mengkajikan
ahli tafsir menggunakan lebih dari satu metode, sedangkan metode yang dipilih ahli
tafsir biasanya tergantung kepada latar belakang keilmuwan musafir, bisa juga
diatas merupakan kebiasaan Al Qur’an dan As-Sunnah. Para malaikat dalam dialog
mereka dengan Allah tentang penciptaan manusia menggabung tasbih dan tasnid
Ayat diatas menggambarkan dua dari sifat kaum mukminin yang menonjol.
Allah dan Kedua, kerendahan hati mereka, yang tercerminkan oleh tasbih dan tahmid
52
Abd. Muin Salim, Metodelogi Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2002), h. 37.
53
M Niati, “ANALISIS KATA GANTI (DHAMIR) DALAM SURAT AS-SAJDAH SERTA
METODE PEMBELAJARANNYA” (IAIN Raden Intan Lampung, 2017).
54
Anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Al-Qur’an Al-Karim, (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2009), h. 6
55
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 194-195
43
Adapun menurut penafsiran yang lain, ayat ini menerangkan bahwa orang-
orang beriman kepada ayat Al-Qur’an dan mengakui bahwa Muhammad itu adalah
rasul Allah adalah orang-orang yang apabila diperingatkan kepada mereka ayat-ayat
Allah dan dibacakan dihadapan mereka, mereka itu bersujud kepadanya. Mereka juga
‘azim.” Sujud yang demikian dinamakan sujud tilawah. Hukumnya sunnah, baik
Makkiyah57 dan Madaniyah58, ayat-ayat yang berbasis pada tema, periode dan
Tindakan mereka itu adalah ketaatan dan ketundukan mereka. Hal itu juga
sebagai tanda bahwa mereka benar-benar menghayati ajaran dan petunjuk ayat-ayat
yang dibacakan kepada mereka. Tidak sedikit pun terdapat sikap angkuh dan
56
Syarifudin Basyar, “Analisis Kata Ganti (Dhamir) Dalam Al-Qur’an Surat As-Sajdah Serta Metode
Pembelajarannya,” Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab 8, no. 2 (2016): 97–118.
57
Makkiyah adalah surah yang diturunkan di Mekah walaupun turunnya itu setelah hijrah. Ciri-
ciri ayat Makkiyah adalah dimulai dengan lafadz “yaa ayyuha Al-Naasu”, Lafadz “kalla”, kemudian
setiap surat yang didalamnya terdapat ayat sajadah adalah Makkiyah. (Lihat Muhammad Abdul
Adzim Al Zarqani, Manahil Al-‘Urfan Fi ‘Ulum Al-Qur’an, terj),Qadirun Nur dan Ahmad Musyafiq,
(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), h. 206.
58
Madaniyah adalah ayat-ayat yang diturunkan di Madinah ciri-ciri ayat Madaniyah adalah
yang dimulai dengan lafadz “yaa ayyuha Al-ladzina Aamanu”, setiap surah yang mengandung
penjelasan tentang hudud dan faraidl. (Lihat Muhammad Abdul Adzim Al-Zarqani, Manahil Al-‘Urfan
Fi ‘Ulum Al-Qur’an), h. 205.
59
Ismail, Penafsiran Filsafat Mistis Ayat Sajadah, (Kajian Pemikiran Ibnu’Arabi), Jurnal
Religia Vol. 14, No. 1, April 2011, h. 129
44
sombong dalam menghambakan diri kepada Allah. Mereka juga senang dan khusyuk
dalam beribadah.60
dengan kata sujud adalah sujud yang sebenarnya, yakni mereka menyungkur kepada
Allah SWT dengan menempelkan wajah mereka ketanah, sebagai pengagungan atas
ayat-ayat Allah dan rasa takut akan kemungkaran dan Azab Allah. Ayat sajadah
adalah ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur’an yang apabila seseorang membaca atau
mendengar dianjurkan untuk melakukan sujud tilawah, baik didalam shalat maupun
diluar shalat.61
Adapun menurut ulama lainnya mengatakan firman Allah SWT yang bunyinya
“ ِان َّ َما يُ ْؤ ِم ُن ِبئَايَ ِ َُتSesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat kami.”
sujud.” Yaitu mereka mendengarkan dan mentaatinya baik dengan ucapan atau
Ibnu katsir dalam menafsirkan ayat ini bahwa Allah telah menjelaskan bahwa
dia telah menciptakan segala sesuatu dengan ciptaan yang sebaik-sebaiknya dan
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 7 (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka
60
serapi-rapinya. Ibnu Katsir mengutip ungkapan Malik yang telah meriwayatkan dari
Zaid Ibnu Aslam terkait dengan makna kalimat ش ٍء َخلَقَ ُه َّ ُ ل ِاَّل ْي أ ْح َس َنyakni dzat yang
َْ ك
dari taqdim dan ta’khir. Kemudian setelah menyebutkan penciptaan langit dan bumi
selalu berusaha bersujud secara maksimal bukan sujud yang biasa-biasa saja. Kata
tersebut secara dzahir bisa berarti sujud dan secara majaz bisa berarti shalat. 64
)فَي َْس ُجدُ َون َ ْس ُجدُ َح ََّّت َما ََيِدُ أ َحدُ ًنَ َم ْو ِض َع َجِبْ َتِ ِه (رواه البخار
Artinya:
Dari Hadits Nafi’ menyampaikan kepadaku bahwa Ibnu Umar berkata: Nabi
sajadahnya kepada kami. Kemudian Nabi sujud , kami pun ikut sujud sampai
salah seseorang dari kami tidak mendapatkan tempat sujud. (HR. Al-Bukhari).65
63
Al Hafidz ‘Imaduddin Abi Al Fida’ ‘Ismail Ibnu Umar Ibnu Katsir Ad Dimasyiqi, Tafsir Ibnu
Katsir, Juz 6, (Beirut: darul Kutb Ilmiyah, 1998), 321-322.
64
Mahmud Syukri Al-Alusi al-Baghdadi, Ruh al-Ma’ani fi Tafsir al-Qur’an al-Adhim wa al-
Sab’I al-Matsani,(Beirut: Idarah al-Thiba’ah al-Muniriyyah, 2008), Jilid 30, h. 188.
65
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari al-Ju’fi, Shahih al-Bukhari, Juz 2, (tt:
DarThuq an-Najah, 1442 H), h. 41.
46
dalam keadaan rendah diri dan rendah hati dan mendekatkan kepadaNya dengan
duniamu.66
mengatakan bahwa perintah bersujud dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
tersebut dikarenakan terbukanya sifat-sifat Allah SWT untuk memberi proses tahbib
yang memabukkan. Dan memberi keyakinan dalam hatinya bahwa dia berada dalam
naungan cahaya-cahaya ketuhanan yang berikan oleh al-Haqq dari maqam ketuhanan
misteri-misteri keakraban dan membentangkan baginya tikar kesucian supaya dia bisa
mendekat kepadaNya dan memastikan kebahagiaan yang azali dan abadi dalam satu
dari keinginan dunia dan akhirat dan mendidiknya dalam magam kehambaan, sampai
menjadi pemimpin bagi orang-orang ‘arifin (yang mengenal Allah SWT) dan
kerajaan Tuhan.67
66
Abd al-Qadir al-Jilani, Tafsir al-Jilani (Quetta: al-Maktabah al-Ma’rufiyyah, 2010), jilid 5, h.
450.
Abu Muhammad Rizbihan bin Abi al-Nashr al-Baqli al-Syirazi, ‘Arais al-Bayanfi Haqiq al-
67
Hadist ini juga berbeda yang menjelaskan bahwa ada lima belas ayat Sajdah
yang terdapat dalam Al-Qur’an yaitu Hadits Ibnu Majah No. 1057 Kitab Iqamah al-
arang sendiri Al-Qur’an. Serta penjelasan bahwa belum pernah ada seorang rasul
keesaan Allah SWT dan kuasanya, yaitu Allah SWT mengatur dan mengelola alam
mereka berfikir disebabkan oleh kelemahan mereka bahwa tubuh manusia yang sudah
Cholisotun Nisa, “Tafsir Ayat-Ayat Sajdah Perspektif Al-Qurtubi Dan Sayyid Qutb” (UIN Sunan
68
mati dan hancur menjadi partikel-partikel kecil yang berserakan tidak mungkin untuk
disatukan dan dikembalikan lagi sebagai makhluk yang baru seperti semula. 70
Adapun orang mukmin , ketika di dunia mereka tidak pernah lepas sedikitpun
dari ketaatan siang dan malam, senantiasa berdao kepada Allah Subhana Wa Ta’ala
mereka dengan penuh harap-harap cemas, serta senantiasa menginfakkan harta benda
penghargaan atas amal perbuatan mereka dengan pahal yang melimpah, karunia
agung yang menyenangkan dan menentramkan hati mereka, serta taman-taman surga
Setelah itu, surah ini memberikan catatan yang menegaskan bahwa tidak
mungkin menyamakan diantara kedua golongan tersebut karena tidak masuk akal
Kemudian surah ini ditutup dengan kembali mengukuhkan apa yang disebutkan
dibagian awal surah. Dalam bagian penutup ini, surah As Sajadah menuturkan risalah
dan kerasulan, menerangkan tujuan dari penurunan Taurat kepada Nabi Musa, yaitu
untuk menjadi petunjuk dan bimbingan bagi Bani Israil. Hal ini untuk mengingatkan
tentang benang merah yang menjadi point kesamaan antara risalah Nabi Muhammad
70
Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 11, h. 204-205.
71
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, “Kementrian Agama Republik Indonesia.“,”
Qur’an Kemenag in Microsoft Word Versi 2 (2012).
72
Hamsa Hamsa, “Dhomir (Kata Ganti): Cara Cepat Menguasai Bentuk Perubahan Dhomir”
(IAIN Parepare Nusantara Press, 2019).
73
Moh Jazuli, “Ayat-Ayat Sajadah Dalam Al-Qur’an Perspektif Fenomenologi,” Jurnal
Pemikiran Dan Ilmu Keislaman 3, no. 1 (2020): 170–95.
49
Kemudian surah ini menuturkan tentang tauhid dan kuasa Allah SWT, serta
memaparkan bukti atas hal itu berupa pembinasaan dan penghancuran terhadap
umat-umat terdahulu yang zalim. Terakhir, surah ini mengaskan kembali tentang
kejadian hasyr yang dianggap sebagai hal yang mustahil oleh orang-orang kafir.74
Dengan begitu, bisa diambil sebuah kesimpulan bahwa bagian depan surah As-
aqidah, yaitu sebagaimana yang sudah pernah kami sebutkan sebelumnya, tauhid,
manusia.
3. Menjelaskan tentang keadaan orang mukmin didunia dan nikmat yang mereka
peroleh diakhirat.
menjelaskan bahwa belum diutus seorang rasulpun kepada kaum musyrik makkah.
6. Menjelaskan bahwa Allah adalah penguasa alam semesta dan yang mengaturnya
74
Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 11, h. 205
75
Abusyuja, Surah As-Sajadah pokok kandungan,keutamaan dan manfaat, 2020. h. 11.
50
mengamalkannya dengan sepenuh hati. Berikut ini beberapa keutamaan dari surah
As-Sajadah, yaitu:
2. Seperti menghidupkan malam lailatul qadr, terhindar dari demam, sakit kepala dan
persendian.
5. Membaca surah As-Sajadah akan mendapatkan pahala yang sama besar seperti
Menurut riwayat yang dicatat dalam Majma’ al-Bayan, Rasulullah SAW biasa
membaca surah As-Sajadah ini dan surah Al Mulk setiap malam, tepatnya sebelum
tidur. Akhir riwayat dari kaum kafir juga disebutkan disini untuk meneguhkan iman
dan kegigihan kaum mukmin dalam melawan dan menghadapi tekanan musuh-musuh
islam.
Abu Daud juga mengatakan bahwa jumlah tempat sujud adalah sebelas. Akhir
surah al-Hajj dan tiga dalam surah-surah dibawah seratus ayat digugurkan. Inilah
51
yang populer dalam madzhab Maliki dan seperti ini juga diriwayatkan dari Ibnu
Ibnu majah dan Abu dawud meriwayatkan dalam kitab sunanNya dari Abdullah
bin munim, salah seorang warga bani Abdi Kilal, dari Amr bin Al Ash, bahwa
Diantaranya tiga dalam surah-surah dibawah seratus ayat dan dua didalam surah al-
Hajj.77
Surah ini merupakan salah satu dari 29 surah yang diawali dengan huruf-huruf
ini merupakan salah satu dari empat dalam Al-Qur’an yang mengandung perintah
untuk bersujud. Kedua, sama halnya dengan surah-surah makkiyah lainnya, dalam
surah ini juga terdapat penjelasan tentang mabda dan ma’ad. Ketiga, anjuran pada
saat rukuk dan bersujud dimalam hari (yaitu shalat tahajjud), tepatnya ketika banyak
orang yang tertidur lelap, disebutkan dalam surah ini sebagai salah satu sifat orang
beriman, yaitu pada ayat 15, ketika membaca ayat ini diwajibkan bersujud. 78
dibaca disunnahkan untuk melakukan sujud tilawah bagi orang yang membaca dan
76
HR. Abu Daud dalam pembahasan tentang shalat, bab: Pembagian Bab-bab Sujud dan
Jumlah Tempat Sujud dalam Al Qur’an.
77
H.R Ibnu Majah dalam pembahasan tentang iqomah shalat, bab: Jumlah tempat Sujud dalam
al-Qur’an (1/335) dan Abu Daud dalam pembahasan tentang shalat, bab: pembagian bab-bab sujud dan
jumlah tempat sujud dalam Al-Qur’an (2/58).
78
Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, (Jakarta: Al-Huda, 2008). H. 351.
52
ayat-ayat tersebut dibubuhi tanda khusus, semisal tanda kubah yang menunjukkan
bahwa ayat-ayat tersebut adalah ayat-ayat sajadah. Di kalangan para ulama’, jumlah
hanya ada 14 ayat. Di antara ulama’ yang berpendapat demikian adalah imam asy-
Dari kelima belas ayat tersebut ada sepuluh ayat yang disepakati, yakni Qs. Al-
A’raf ayat 206, Qs. Al-Ra’d ayat 15, Qs. An-Nahl ayat 49-50, Qs. Al-Isra’ ayat 109,
Qs. Maryam ayat 58, Qs. al-Hajj ayat 18, Qs. al-Furqan ayat 60, Qs. an-Naml ayat
Dalam Sunan Ibnu Majah, dari Abu al-Darda, dia berkata, “aku pernah bersujud
bersama Rasulullah Shallaahu ‘ alaihi wa Sallam sebanyak sebelas kali sujud. Tidak
ada satupun tempat-tempat sujud pada surah-surah dibawah seratus ayat: Al-A’raf,
Ar-Ra’d, An-Nahl, Al-Isra’, Maryam satu pada surah Al-Hajj, An-Naml, As-Sajadah
dan Sad.81
79
Muhammad Shaikin, Panduan Shalat Lengkap dan Praktis, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 87
80
Abi Zakaria Yahya Bin Syarifuddin An-Nawawi Asy-Syafi’I, At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil
Qur’an , (Surabaya: Alhidayah, TT), 108-110.
81
HR. Ibnu Majah dalam Iqamah bab: Jumlah Tempat Sujud dalam Al-Qur’an (1/335).
53
yang menggunakan redaksi berita jauh lebih tegas daripada perintah yang
menggunakan
dari yang membangkang untuk melanggarnya dan ketika itu yang memerintah
bentuk berita, lalu terbukti ada yang melakukan apa yang bertentangan
telah memberitakan sesuatu yang keliru. Jika demikian, siapa yang melanggar
Dari lima belas ayat-ayat sajadah, penulis akan menjelaskan beberapa ayat
yang menggunakan redaksi khabari(berita). Pertama, QS. al-A’raf ayat 206. Ibn
Katsir menafsirkan ayat ini dengan tafsiran bahwa pada ayat penutup surat
menganjurkan untuk meniru shafnya para malaikat, yakni memenuhi shaf yang
pertama baru kemudian membuat shaf baru. Pada ayat ini, orang yang membaca
82
Quraish Syihab,Kaidah Tafsir, Syarat, Ketentuan Dan Aturan Yang Patut AndaKetahui
Dalam Memahami Ayat-Ayat Al-Qur’an (Tangerang: Lentera Hati, 2013),61.
54
dengan sujud tilawah. Ayat ini merupakan ayat pertama yang mengandung
sujud tilawah.83
Berbeda dengan Ibn Katsir, as-Suyuti dalam menafsirkan ayat ini lebih
menyoroti pada sajadah yang terkandung dalam ayat ini beserta kesunnahan untuk
melakukan sujud tilawah bagi yang membaca dan mendengar ayat ini. Penafsiran
yang digunakan oleh as-Suyuti pada ayat ini adalah “Ibn Abi Syaibah meriwayatkan
dari Abil ‘Uryan al-Muja Sy’ie dari Ibn Abbad bahwasanya beliau menyebutkan
Sajdatil qur’an itu adalah al-A’rof , ar-Ro’du, an-Nahl, Bani Isro’il, Maryam, al-Hajj,
an-Naml, al-Furqon, Alif Lam Mim Tanzil, Hamim Tanzil dan Shod.84
Dari dua penafsiran tersebut, jelaslah bahwa ayat ini mengandung kesunnahan
untuk melakukan sujud tilawah bagi orang yang membaca atau mendengarnya.
Penafsiran as-Suyuti dalam menafsirkan ayat ini terlihat seperti bukan penafsiran,
karena beliau tidak menjelaskan sedikitpun penafsiran ayat ini. Beliau hanya
menjelaskan bahwa ayat ini merupakan ayat sajadah yang mengaharuskan seseorang
Penafsiran Qs. al-Ra’d ayat 15, penafsiran Ibn Katsir pada ayat ini adalah
83
Imam Abi al-Fida’ al-Hafidz ibn Katsir ad-Damsyiqi,Tafsir al-Qur’anul adzim, jus 2,
(Bairut: Darul Qutub al-Ilmiyah, 1971), 268-269.
84
Jalaluddin as-Suyuti, Tafsir as-Durrul Mansur fi Tafsir bil Ma’tsur, Juz, Pdf (Qahirah: TP,
2003), h. 728-731.
55
sehingga segala sesuatu ini tunduk kepadaNya, baik dengan sukarela (bagi orang-
Ibn Katsir menjelaskan bahwa dalam ayat ini, Allah mengingatkan kepada
makhlukNya akan kekuasaanNya yang agung dan Allah Maha Kuasa atas segala
matahari dengan sinarnya dan bulan dengan cahayanya serta telah ditentukan
siang, malam, minggu, bulan dan tahun serta dapat mengetahui waktu-waktu, baik
waktu untuk beribadah maupun waktu untuk bekerja. Matahari dan bulan merupakan
benda yang paling bagus di ala mini, namun Allah mengingatkan bahwa dua benda
yang paling bagus di ala mini, namun Allah mengingatkan bahwa dua benda tersebut
keduanya berarti menyekutukan Allah dan Allah tidak akan mengampuni dosa orang-
melakukan amal-amal shaleh sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibn Katsir dalam
85
Jalaluddin as-Suyuti, Tafsir al-Durrul Mansur Juz 8, h. 415.
86
Imam Abi al-Fida’ al-Hafidz Ibn Katsir ad-Damsyiqi, Tafsir al-Qur’anul adzim, Juz 4, h.
92.
56
penafsiran ayat tersebut. Hal ini juga mungkin dimaksud dengan nasehat menurut al-
Sututhi.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
5 dhomir munfashil yang terdapat dalam ayat As-Sajadah dan 72 Dhomir Muttashil
dalam Al-Qur’an surah As-Sajadah suatu analisis bahasa ialah sebagai berikut.
1. Dhomir Al Munfashil
No Ayat Isi
٣ َ ِ اَ ْم يَ ُق ْولُ ْو َن افْ َ ٰىَت ُه ۚ بَ ْل ه َُو الْ َحق ِم ْن َّرب ل َِك ِل ُت ْن ِذ َر قَ ْو اما َّمآ اَتٰهىُ ْم ِلم ْن ن َّ ِذيْ ٍر ِلم ْن قَ ْب
}٣{ – ْل لَ َعلَّهُ ْم َيَ ْتَدُ ْو َن
١
١٠ }١٠{ – َوقَالُ ْوْٓا َء ِا َذا ضَ لَلْنَا ِِف ْ َاإل ْر ِض َء ِاًنَّ لَ ِف ْي َخلْ ٍق َج ِديْ ٍد ەۗ بَ ْل ُ ُْه ِب ِلقَ ۤا ِء َر ِ لِب ِْم ٰك ِف ُر ْو َن
٢
١٥ }١٥{ - ۩ ِان َّ َما يُ ْؤ ِم ُن ِ ِٰبيٰتِنَا َّ ِاَّليْ َن ِا َذا ُذ ِكل ُر ْوا ِبِ َا خَر ْوا َُسَّدا ا َّو َس بَّ ُح ْوا ِ َِب ْم ِد َر ِ لِب ِْم َو ُ ُْه َإل ي َْس تَ ْك ِِب ُْو َن
٣
٢٥ }٢٥{ – ِا َّن َرب َّ َك ه َُو يَ ْف ِص ُل بَيْْنَ ُ ْم يَ ْو َم الْ ِق ٰي َم ِة ِف ْي َما ََكن ُْوا ِف ْي ِه َ َْيتَ ِل ُف ْو َن
٤
57
58
٢٩ قُ ْل يَ ْو َم الْفَ ْت ِح َإل يَ ْنفَ ُع َّ ِاَّل ْي َن كَف َُر ْوْٓا ِايْ َماُنُ ُ ْم َو َإل ُ ُْه يُ ْن َظ ُر ْو َن – {}٢٩
٥
٢ ت ْ َِْنيْ ُل الْ ِك ٰت ِب َإل َريْ َب ِف ْي ِه ِم ْن َّر ِ لب الْ ٰعلَ ِم ْ َ ۗني – {}٢
١
اَ ْم يَ ُق ْولُ ْو َن افْ َ ٰىَت ُه ۚ بَ ْل ه َُو الْ َحق ِم ْن َّرب ل َِك ِل ُت ْن ِذ َر قَ ْو اما َّمآ اَتٰهىُ ْم ِلم ْن ن َّ ِذيْ ٍر ِلم ْن قَ ْب ِ َ
ْل لَ َعلَّهُ ْم
٢ ٣
َيَ ْتَدُ ْو َن – {}٣
اَ ٰ ل ُّلل َّ ِاَّل ْي َخلَ َق ا َّلس ٰم ٰو ِت َو ْ َاإل ْر َض َو َما بَيْْنَ ُ َما ِ ِْف ِس تَّ ِة اَ ََّّي ٍم ُ َُّث ْاس تَ ٰوى عَ َىل الْ َع ْر ِ ۗش َما لَ ُ ُْك
٣ ٤
ِلم ْن د ُْوِن ٖه ِم ْن َّو ِ ٍ لل َّو َإل شَ ِف ْي ۗع ٍ اَفَ َال تَتَ َذكَّ ُر ْو َن – {}٤
الس َم ۤا ِء ِا ََل ْ َاإل ْر ِض ُ َُّث يَ ْع ُر ُج ِالَ ْي ِه ِ ِْف يَ ْو ٍم ََك َن ِم ْق َد ُارهٓ اَلْ َف َس نَ ٍة ِلم َّما
يُدَ بل ُِر ْ َاإل ْم َر ِم َن َّ
٤ ٥
تَ ُعد ْو َن – {}٥
٧ ش ٍء َخلَقَه َوبَ َداَ َخلْ َق ْ ِاإلن ْ َس ِان ِم ْن ِط ْ ٍني – {}٧ َّ ِاَّل ْ ٓي اَ ْح َس َن ُ َّ
ك َْ
٥
٨ ُ َُّث َج َع َل ن َ ْس ََل ِم ْن ُسلٰ َ ٍَل ِلم ْن َّم ۤا ٍء َّمه ْ ٍِني ۚ – {}٨
٦
ُ َُّث َس ٰ لوى ُه َونَفَخَ ِف ْي ِه ِم ْن ر ْو ِح ٖه َو َج َع َل لَ ُ ُُك ا َّلس ْم َع َو ْ َاإلبْ َص َار َو ْ َاإلفْـدَ َةۗ قَ ِل ْي اال َّما تَشْ ُك ُر ْو َن –
٩ ِ
٧
{}٩
١٠ َوقَالُ ْوْٓا َء ِا َذا ضَ لَلْ َنا ِِف ْ َاإل ْر ِض َء ِاًنَّ لَ ِف ْي َخلْ ٍق َج ِديْ ٍد ەۗ بَ ْل ُ ُْه ِب ِلقَ ۤا ِء َر ِ لِب ِْم ٰك ِف ُر ْو َن –{}١٠
٨
87
Kementerian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an, (Bandung: 2020), h. 415.
59
ك ن َ ْف ٍس هُدٰ هىَا َوٰل ِك ْن َحقَّ الْقَ ْو ُل ِم ِ ل ِْن َ َإل ْملَـَ َّن َ ََجَّنَّ َ ِم َن الْ ِجنَّ ِة َوالنَّ ِاس
َولَ ْو ِشئْنَا َ ٰإلتَيْنَا ُ َّ
١١ ١٣
اَ ْ َمج ِع ْ َني – {}١٣
فَ ُذ ْوقُ ْوا ِب َما ن َ ِسي ُ ْْت ِلقَ ۤا َء يَ ْو ِم ُ ُْك ٰه َذاۚ ِاًنَّ ن َ ِسيْن ُ ُْٰك َو ُذ ْوقُ ْوا عَ َذ َاب الْخ ْ ُِْل ِب َما ُك ْن ُ ْت تَ ْع َملُ ْو َن –
١٢ ١٤
{}١٤
ِان َّ َما يُؤْ ِم ُن ِ ِٰبيٰتِنَا َّ ِاَّليْ َن ِا َذا ُذ ِكل ُر ْوا ِبِ َا خَر ْوا ُ َّ
َس ادا َّو َس بَّ ُح ْوا ِ َِب ْم ِد َر ِ لِب ِْم َو ُ ُْه َإل ي َْس تَ ْك ِِب ُْو َن
١٣ ١٥
۩ }١٥{ -
١٦ تَتَ َج ٰاِف ُجنُ ْوِبُ ُ ْم ع َِن الْ َمضَ اجِ ع ِ يَدْ ع ُْو َن َرِبَّ ُ ْم خ َْوفاا َّو َط َم اعاۖ َّو ِم َّما َر َزقْْنٰ ُ ْم يُ ْن ِف ُق ْو َن – {}١٦
١٤
١٧ فَ َال تَ ْع َ ُْل ن َ ْف ٌس َّمآ ُا ْخ ِف َي لَهُ ْم ِلم ْن قُ َّر ِة اَعْ ُ ٍۚني َج َزۤا ًۢء ِب َما ََكن ُْوا يَ ْع َملُ ْو َن – {}١٧
١٥
١٨ اَفَ َم ْن ََك َن مُؤْ ِمناا ََكَ ْن ََك َن فَ ِاسقااۗ َإل ي َْس تَو َن – {}١٨
١٦
١٩ اَ َّما َّ ِاَّل ْي َن ٰا َمنُ ْوا َو َ ُِعلُوا ا ٰ للص ِل ٰح ِت فَلَهُ ْم َج ٰنل ُت الْ َمأْ ٰو ۖى نُ ُز اإل ۢ ِب َما ََكن ُْوا يَ ْع َملُ ْو َن – {}١٩
١٧
َواَ َّما َّ ِاَّل ْي َن فَ َس ُق ْوا فَ َمأْ ٰوهىُ ُم النَّ ُار َُكَّ َمآ اَ َراد ُْوْٓا اَ ْن َّ َْي ُر ُج ْوا ِمْنْ َآ ُا ِع ْيدُ ْوا ِفْيْ َا َو ِق ْي َل لَهُ ْم ُذ ْوقُ ْوا
١٨ ٢٠
عَ َذ َاب النَّا ِر َّ ِاَّل ْي ُك ْن ُ ْت ِب ٖه ُتكَ لِذبُ ْو َن – {}٢٠
٢١ َولَ ُن ِذيْقَْنَّ ُ ْم ِلم َن الْ َع َذ ِاب ْ َاإلد ْٰٰن د ُْو َن الْ َع َذ ِاب ْ َاإل ْك َ ِِب لَ َعلَّهُ ْم يَ ْرجِ ُع ْو َن – {}٢١
١٩
60
٢٢ َو َم ْن اَ ْظ َ ُْل ِم َّم ْن ُذ ِكل َر ِ ِٰب ٰي ِت َ ِرب ل ٖه ُ َُّث اَع َْر َض َعْنْ َا ۗ ِاًنَّ ِم َن الْ ُم ْج ِر ِم ْ َني ُمنْ َت ِق ُم ْو َنع – {}٢٢
٢٠
َولَقَدْ ٰاتَيْنَا ُم ْو ََس الْ ِك ٰت َب فَ َال تَ ُك ْن ِ ِْف ِم ْريَ ٍة ِلم ْن ِللقَ ۤاى ٖه َو َج َعلْ ٰن ُه هُدا ى ِللبَ ِ ْ ِٓن ِا ْ َ
ْسۤا ِءيْ َۚل –
٢٣ ِ
٢١
{}٢٣
٢٤ َو َج َعلْنَا ِمْنْ ُ ْم اَى َّم اة َّ َْيدُ ْو َن ِ َِب ْم ِرًنَ لَ َّما َص َِب ُْواۗ َو ََكن ُْوا ِ ِٰبيٰتِنَا يُ ْو ِقنُ ْو َن – {}٢٤
٢٢ ِ
٢٥ ِا َّن َرب َّ َك ه َُو يَ ْف ِص ُل بَيْْنَ ُ ْم يَ ْو َم الْ ِق ٰي َم ِة ِف ْي َما ََكن ُْوا ِف ْي ِه َ َْيتَ ِل ُف ْو َن – {}٢٥
٢٣
اَ َولَ ْم َيَ ْ ِد لَهُ ْم َكْ اَهْلَ ْكنَا ِم ْن قَ ْب ِلهِ ْم ِلم َن الْ ُق ُر ْو ِن يَ ْمشُ ْو َن ِ ِْف َم ٰس ِكْنِ ِ ْم ۗ ِا َّن ِ ِْف ٰذ ِ َِل َ ٰإليٰ ٍ ۗت اَفَ َال
٢٤ ٢٦
ي َْس َم ُع ْو َن – {}٢٦
اَ َولَ ْم يَ َر ْوا اًَنَّ ن َ ُس ْو ُق الْ َم ۤا َء ِا ََل ْ َاإل ْر ِض الْ ُج ُر ِز فَنُ ْخ ِر ُج ِب ٖه َز ْرعاا تَأْ ُ ُ
ك ِمنْ ُه اَنْ َعا ُمه ُْم َواَنْ ُف ُسه ْ ُۗم
٢٥ ٢٧
اَفَ َال يُ ْب ِ ُ
َص ْو َن – {}٢٧
٢٩ قُ ْل يَ ْو َم الْفَ ْت ِح َإل يَ ْنفَ ُع َّ ِاَّل ْي َن كَف َُر ْوْٓا ِايْ َماُنُ ُ ْم َو َإل ُ ُْه يُ ْن َظ ُر ْو َن – {}٢٩
٢٧
Pada ayat ke-7 خلق :فعل ماض ,مبِن عىل َخلَقَه ١٢.
dijelaskan “Dia الفتح ظهر إلهمل لها من
”menciptakanNya
إلإعراب ,وفعَل مضي مس تتي
جواز تقدرهو يعود اإَل هللا
الهاء :مفعول به ,مبِن عىل
الضم ِف حمل نصب
Pada ayat ke-8 جعل :فعل ماض ,مبِن عىل َج َع َل ن َ ْس ََل ١٣.
dijelaskan الفتح ظهر إلهمل لها من
)“Kemudian (Dia
telah menjadikan إلإعراب ,وفعَل مضي مس تتي
”keturunanNya جواز تقدرهو يعود اإَل هللا
66
BAB V
PENUTUP
81
A. Kesimpulan
penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, dimana yang dibahas secara
Nahwu, yang fokus kepada Dhomir Munfashil dan Dhomir Muttashil dalam
ilaih, jika bersambung dengan fi’il kedudukannya adalah maf’ulun bih, dan
contohnya ( )فيهnamun adapula yang tidak seperti (َيَ ْتَدُ ْون )لَ َعلَّه ُْمha’ menempati
B. Saran
Peneliti menyadari tulisan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
lebih terhadap penelitian Sintaksis atau disebut dengan ilmu nahwu khususnya
Al-Qur’anul Karim
Abdul Qodir Zaelani dkk, Memahami Lebih Dalam Keindahan dan Keunikan Bahasa
Arab (Bandar Lampung: Pustaka Raisa, 2012.
Islamiyyah, tt).
Hamsa, Hamsa. “Dhomir (Kata Ganti): Cara Cepat Menguasai Bentuk Perubahan
I
Imanuddin Sukamto, Tata Bahasa Arab Sistematis (Pendekatan Baru mempelajari
Well, 1994).
Kamalia, Pronomia (Isim Dhomir atau kata ganti dalam Bahasa Arab).
Lexjy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung:
2007.
Islamiyyah, 1980.
MUSTIKA, SAHELA. “Makna Sujud Dalam Ayat-Ayat Sajdah (Kajian Tafsir Al-
Niati, M. “Analisis Kata Ganti (Dhamir) Dalam Surat As-Sajdah Serta Metode
Nisa, Cholisotun. “Tafsir Ayat-Ayat Sajdah Perspektif Al-Qurtubi Dan Sayyid Qutb.”
II
Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer, (Jakarta: Yayasan
Idayu, 1978).
Nurul Huda, Mudah Belajar Bahasa Arab (Jakarta: Amzah, Cet.2, 2012).
Nyoman Kutha, Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial
Saifuddin Anwar, Metode Penelitian Kualitatif, CV: Pustaka Setia, Bandung: Cet.II,
2021.
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).
Sarjono Soekarno dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006).
III
Syamsul Ma’arif, Nahwu Kilat Perpaduan antara teori dan praktik (Bandung:
2004).
IV
LAMPIRAN
V
سرية الكاتبة
إرما درويس من الطلبة لقسم اللغة العربية
واداهبها ابجلامعة اإلسالمية احلكومية فري فاري.
ولدت يف التاريخ 2من فرباير 2000ماكاسر.
وكان ولد الثاين من ثالثة األخوات من ابيها
درويس و أمها داينة العنوان يف شارع فرتانو
فلتيان فنرانج .بدأت الكاتبة دراستها يف املدرسة
احلكمية 247فنرانج يف السنة -2006
,2012وإستمرت دراستها يف املدرسة املتوسطة
إستمرت يف املدرسة الثانوية
ّ احلكومية 2فنرانج يف السنة ,2015-2012مث
إستمرت دراستها ابجلامعة
ّ احلكومية 1فنرانج يف السنة .2018-2015مث
االسالمية احلكومية فري فاري وخيرت قسم اللغة العربية وتدريسها والتحق كطلب يف
السنة .2018
أيضا يف املنظمات الطالبية مثلفأما عن جتربة الباحثة .نشطت الباحثة ً
مجعية طالب برانمج الدراسة ، 2019واجمللس التنفيذي لطالب الكلية يف
السنة ، )DEMA( 2020أمينة عام جمللس الشيوخ طلبة كلية أصول الدين واألدب
والدعوة ( )SEMA FUADيف السنة 2021وانئبة وزير متكني املرأة DEMA-I IAIN
فري فاري يف السنة .2022الباحثة تنفذ خربة ميدانية عملية يف مكتب الشؤون
الدينية يف أوجونغ فري فاري .مث قم إبجراء حماضرات خدمة اجملتمع يف فنراج يف
VI
السنة .يقوم واجبة آخره حلصول درجة سرجنا مبوضوع الرسالة العلمية :الضمائر
املنفصل واملتصل يف القران يف سورة السجدة (حتليل اللغة (علم النحو)).
VII
RIWAYAT HIDUP PENELITI
VIII