424 Pro

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.

1, 2024

PERBANDINGAN TOTAL SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK


ETANOL KULIT DAN BIJI BUAH OKRA HIJAU (Abelmoschus
esculentus L.)

Dharma Yanti1, Indah Ananda Putri2

1,2,3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia

Email korespondensi: [email protected]

ABSTRAK
Buah okra hijau (Abelmoschus esculentus L.) merupakan tanaman yang
termasuk famili Malvaceae. Buah okra hijau banyak mengandung senyawa metabolit
sekunder salah satunya yaitu flavonoid yang dapat berpotensi sebagai antioksidan untuk
menstabilkan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
membandingkan kadar flavonoid total dari biji dan kulit, sehingga dapat dipastikan
bagian buah yang memiliki kadar flavonoid total tertinggi. Proses ekstraksi buah okra
dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 70%. Skrining fitokimia dan uji
kromatografi lapis tipis dilakukan terhadap ekstrak biji dan kulit buah okra hijau.
Kandungan flavonoid total ditetapkan dengan menggunakan metode kolorimetri-
Aluminium Klorida dengan instrumen spektrofotometri UV-Vis. Hasil dari skrining
fitokimia bahwa ekstrak etanol kulit buah okra hijau mengandung alkaloid, flavonoid,
tannin, dan steroid, sedangkan ekstrak etanol biji buah okra hijau mengandung alkaloid,
flavonoid, saponin, dan tannin. Hasil dari uji kromatografi lapis tipis bahwa ekstrak
etanol kulit dan biji buah okra hijau mengandung senyawa flavonoid sebagai kuersetin.
Hasil dari kadar flavonoid total ekstrak etanol kulit buah okra hijau : biji buah okra
berturut turut adalah 6,4589 mg QE/g ekstrak ± 0,86 : 27,7583 mg QE/g ekstrak ± 0,36.
Berdasarkan hasil statistik dengan uji T Independen menggunakan SPSS didapatkan
nilai signifikansi (2-tailed) kedua sampel < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan nyata
antara total senyawa flavonoid ekstrak etanol kulit dengan ekstrak etanol biji buah okra
hijau.
Kata kunci : Biji okra hijau, kulit okra hijau, kadar flavonoid total

163
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

COMPARISON OF TOTAL FLAVONOID COMPOUNDS OF THE


ETHANOL EXTRACT OF GREEN OKRA FRUIT PEEL AND SEED
(Abelmoschus esculentus L.)

ABSTRACT
Green okra (Abelmoschus esculentus L.) is a plant belonging to the Malvaceae
family. Green okra fruit contains many secondary metabolites, one of which is
flavonoids, which have potential as antioxidants to stabilize free radicals. This study
aims to determine and compare the total flavonoid content of seeds and skin, so that it
can be ascertained which part of the fruit has the highest total flavonoid content. The
okra fruit extraction process was carried out by maceration with 70% ethanol solvent.
Phytochemical screening and thin layer chromatography tests were performed on green
okra seeds and skin extracts. The total flavonoid content was determined using the
colorimetric-aluminum chloride method with UV-Vis spectrophotometry. The results of
the phytochemical screening showed that the ethanol extract of green okra fruit peels
contained alkaloids, flavonoids, tannins, and steroids, while the ethanol extract of green
okra fruit seeds contained alkaloids, flavonoids, saponins, and tannins. The results of
the thin layer chromatography test showed that the ethanol extract of green okra fruit
skin and seeds contained a flavonoid compound as quercetin. The results of the total
flavonoid content of the ethanol extract of green okra fruit skin : okra fruit seeds were
6.4589 mg QE/g extract ± 0.86 : 27.7583 mg QE/g extract ± 0.36. Based on statistical
results with an Independent T test using SPSS, the significance value (2-tailed) of both
samples was < 0.05, which means that there is a real difference between the total
flavonoid compounds of skin ethanol extract and ethanol extract of green okra fruit
seeds.

Keywords: Green okra peel, green okra seed, total flavonoid content

164
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

PENDAHULUAN
Buah okra memiliki nama latin dengan kadar yang terlalu tinggi karena
yaitu Abelmoschus esculentus. Buah pengaruh dari luar tubuh, tidak mampu
okra merupakan tanaman yang termasuk dinetralisir oleh antioksidan dalam
famili Malvaceae yang berasal dari tubuh sehingga dibutuhkan antioksidan
wilayah Afrika bagian tropis (Husna et dari luar tubuh (Dewi et al., 2014).
al., 2022). Buah okra mengandung Buah okra mengandung senyawa
senyawa metabolit sekunder seperti metabolit sekunder salah satunya yaitu
alkaloid ekuivalen kuinin sebanyak flavonoid yang dapat berpotensi sebagai
2168,72 mg/g, flavonoid ekuivalen antioksidan. Senyawa flavonoid akan
kuersetin sebanyak 2,79 mg/g, saponin menyumbangkan satu atom hidrogen
berdasarkan standar Quillaja Bark untuk menstabilkan radikal bebas (Dewi
sebanyak 10,17 mg/g, dan tanin et al., 2014).
ekuivalen asam tanat sebesar 1975,78 Pada penelitian (Chandra et al.,
mg/g (Tandi et al., 2020). Buah okra 2022) didapatkan hasil bahwa di dalam
(Abelmoschus esculentus) memiliki buah okra yang utuh memiliki kadar
kandungan vitamin (A, B1, B3, B6, dan flavonoid sebesar 319,18 mg/100 g ±
C), mineral (Mg, Mn, K, dan Fe), 0,18 mg. Pada penelitian ini akan
betakaroten, lutein, zeaxantin, dan asam dilakukan perbandingan total senyawa
folat. Dalam 100 g buah okra, flavonoid yang ada di dalam kulit dan
terkandung 88% air, 2,1% protein, 0,2% biji buah okra hijau yang dilakukan
lemak, 8% karbohidrat, 1,7% serat dan dengan metoda spektrofotometri UV-
0,2% abu (Rahni et al., 2021). Vis. Penelitian ini bertujuan untuk
Radikal bebas berasal dari dalam mengetahui apakah biji atau kulit okra
tubuh dan luar tubuh yang sangat yang mengandung kadar senyawa
berbahaya bagi tubuh manusia karena flavonoid lebih tinggi.
dapat merusak komponen-komponen sel
tubuh seperti lipid, protein, dan DNA. METODE PENELITIAN
Radikal bebas yang diproduksi oleh MATERIAL
tubuh dalam keadaan normal dapat Alat
dinetralisir dengan antioksidan yang Timbangan analitik (Biobase);
berada di dalam tubuh. Radikal bebas wadah kaca maserasi; aluminium foil;
165
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

rotary evaporator (Buchi); waterbath Pengumpulan dan Penyediaan


(B-One); lemari es (Aqua); desiccator Simplisia
vacuum (Normax); lampu spiritus; kaki Buah okra hijau segar diperoleh
tiga; magnetic stirrer (Biobase); plat dari petani di desa Palembapang,
Kromatografi Lapis Tipis silika gel Kalianda, Lampung Selatan, Lampung.
GF254 (Merck); chamber KLT; pipa Penyediaan simplisia dilakukan di Balai
kapiler; Lampu UV 254 nm dan 366 nm Penelitian Tanaman Obat dan Rempah
(Camag); spektrofotometri UV-Vis (B- (Balittro), Bogor, Jawa Barat dengan
One). menggunakan buah okra hijau segar
Bahan yang kemudian dipisahkan antara kulit
Buah Okra hijau yang diperoleh dan biji. Kulit dan biji segar buah okra
dari petani di desa Palembapang, hijau (Abelmoschus esculentus L.)
Kalianda, Lampung Selatan, Lampung; kemudian dikeringkan dan didapatkan
etanol 70%; amonia; kloroform simplisia kering kulit dan biji.
(Merck); asam klorida pekat (Merck); Pembuatan Ekstrak Kulit dan Biji
pereaksi Dragendorff (Merck); pereaksi Buah Okra
Mayer (Merck); aquadest (Teknis); Simplisia kulit dan biji buah
aquadest p.i; lempeng magnesium okra hijau masing-masing sebanyak 114
(Merck); amil alkohol (Merck); asam g diekstraksi dengan metode maserasi
klorida 1%; FeCl3 1% (Merck); eter; dan pelarut yang digunakan adalah
pereaksi Liebermann-Burchard etanol 70% dengan perbandingan antara
(Merck); n-heksan (Merck); etil asetat simplisia dan pelarut yaitu 1:10 selama
(Merck); etanol 96% (Teknis); etanol 3 hari. Remaserasi dilakukan sebanyak
96% p.a (Merck); kuersetin (Merck); dua kali dengan jenis pelarut yang sama
aluminium klorida 10% (Merck); dan jumlah pelarut yang digunakan
natrium asetat 1 M (Merck). sebanyak setengah kali jumlah pelarut
pertama (Depkes RI, 2020). Maserat
RANCANGAN PENELITIAN
pertama, kedua, dan ketiga dipekatkan
Determinasi Sampel
menggunakan rotary evaporator dan
Tanaman okra hijau
waterbath sampai diperoleh ekstrak
dideterminasi di Badan Riset dan
kental (Yuliantari et al., 2017).
Inovasi Nasional (BRIN), Cibinong.

166
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

2. Identifikasi golongan flavonoid


Skrining Fitokimia Masing-masing ekstrak kulit
1. Identifikasi golongan alkaloid dan biji buah okra hijau sebanyak
Masing-masing ekstrak kulit 0,2 g ditambahkan 100 mL
dan biji buah okra hijau sebanyak aquadest panas, didihkan selama 5
0,2 g ditambahkan 5 mL amonia menit dengan lampu spiritus,
25%, kemudian digerus di dalam kemudian saring dengan kertas
lumpang, tambahkan 20 mL saring sehingga diperoleh filtrat
kloroform dan gerus kembali yang akan dipanaskan sebagai
dengan kuat. Saring campuran larutan percobaan. Masukkan 5 mL
tersebut dengan menggunakan larutan percobaan ke dalam tabung
kertas saring. Ambil filtrat yang reaksi dan tambahkan serbuk atau
berupa larutan organik (larutan A), lempeng magnesium secukupnya, 1
sebagian dari larutan A (10 mL) mL asam klorida pekat, dan 2 mL
diekstraksi dengan 10 mL larutan amil alkohol, kocok kuat dan
asam klorida pekat (HCl) 1:10 biarkan terjadi pemisahan, apabila
dengan pengocokan tabung reaksi, terbentuk warna merah, kuning,
ambil larutan yang terdapat pada atau jingga pada lapisan amil
bagian atas (larutan B). Bagi alkohol artinya terdapat senyawa
menjadi dua larutan B dan flavonoid (Chandra et al., 2022).
masukkan ke tabung reaksi, 3. Identifikasi golongan saponin
kemudian pada masing-masing Masukkan larutan
tabung ditambahkan pereaksi percobaan sebanyak 10 mL yang
Dragendorff dan pereaksi Mayer. diperoleh dari percobaan 2 ke
Apabila terbentuk endapan dalam tabung reaksi dan dikocok
berwarna merah bata dengan selama 10 detik secara vertikal,
pereaksi Dragendorff dan terbentuk biarkan selama 10 menit. Apabila
endapan berwarna putih dengan terbentuk busa yang stabil dalam
pereaksi Mayer (Chandra et al., tabung reaksi, dan bila
2022). ditambahkan 1 tetes asam klorida
1% (encer) busa yang terbentuk

167
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

tetap stabil artinya terdapat saponin Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


(Chandra et al., 2022). Fase gerak yang digunakan yaitu
4. Identifikasi golongan tannin n-heksan:etil asetat dengan
Masing-masing ekstrak kulit perbandingan 3:2 (Forestryana &
dan biji buah okra hijau sebanyak Arnida, 2020). Amati bercak yang
0,2 g ditambahkan 100 mL terbentuk dibawah lampu UV pada
aquadest, didihkan selama 15 menit gelombang pendek (254 nm) dan
dengan lampu spiritus, kemudian gelombang panjang (366 nm). Ukur dan
dinginkan dan saring dengan kertas catat jarak tiap bercak dari titik
saring. Filtrat ditambahkan larutan penotolan, serta catat panjang
Ferri (III) klorida 1%, apabila gelombang tiap bercak yang diamati
terbentuk warna biru tua atau hijau untuk menentukan nilai Rf (Depkes RI,
kehitaman artinya terdapat tannin 2017).
(Chandra et al., 2022). Spektrofotometri UV-Vis
5. Identifikasi golongan steroid dan 1. Larutan uji
triterpenoid Masukkan ke dalam labu
Masing-masing ekstrak kulit Erlenmeyer masing-masing ekstrak
dan biji buah okra hijau sebanyak kulit dan biji buah okra hijau
0,2 g dimaserasi dalam wadah sebanyak 0,2 g, tambahkan 25 mL
gelap dengan tertutup rapat dengan etanol 96% (larutan induk 8.000
20 mL eter selama 2 jam. Saring ppm), aduk selama 30 menit
dan ambil filtratnya, 5 mL dari dengan pengaduk magnetik, saring
filtrat tersebut diuapkan dalam ke dalam labu ukur 25 mL,
cawan penguap hingga diperoleh tambahkan etanol 96% melalui
residu, kedalam residu ditambahkan penyaring sampai tanda batas
3 tetes pereaksi Liebermann- (Depkes RI, 2017).
Burchard, apabila terbentuk warna 2. Larutan pembanding
hijau artinya terdapat steroid dan Timbang 10 mg kuersetin,
apabila terbentuk warna merah masukkan ke dalam labu ukur 10
artinya terdapat triterpenoid mL, larutkan dan tambahkan etanol
(Chandra et al., 2022). 96% sampai tanda batas (larutan
induk 1.000 ppm). Buat seri
168
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

pengenceran larutan pembanding dan 2,8 mL aquadest. Kocok dan


dengan konsentrasi berturut-turut diamkan selama 30 menit pada
90, 75, 60, 45 dan 30 ppm (Depkes suhu ruang. Ukur serapan pada
RI, 2017). panjang gelombang serapan
3. Penetapan kadar flavonoid maksimum dengan menggunakan
Pipet sebanyak 0,5 mL salah satu seri larutan pembanding.
larutan uji dan masing-masing seri Lakukan pengukuran blanko
larutan pembanding ke dalam dengan cara yang sama, tanpa
wadah yang sesuai, tambahkan penambahan aluminium klorida.
pada masing-masing 1,5 mL etanol Buat kurva kalibrasi dan hitung
96%, 0,1 mL aluminium klorida kadar larutan uji (Depkes RI,
10%, 0,1 mL natrium asetat 1 M, 2017).

y = a + bx
Keterangan:
y : absorbansi sampel
a : konstanta
b : koefisien regresi
x : konsentrasi sampel (mg/L atau ppm)

F=
Keterangan:
F : total flavonoid (mg QE/g ekstrak)
c : konsentrasi sampel (mg/L atau ppm)
v : volume ekstrak (L)
fp : faktor pengenceran
m : berat sampel (g)

HASIL DAN PEMBAHASAN (Abelmoschus esculentus L.). Uji


Hasil Organoleptik Ekstrak organoleptik dilakukan dengan
Uji organoleptik dilakukan menggunakan panca indra. Hasil
dengan tujuan untuk mengetahui organoleptik ekstrak etanol kulit dan
bentuk, warna, dan bau dari ekstrak biji buah okra hijau (Abelmoschus
etanol kulit dan biji buah okra hijau esculentus L.) terdapat pada tabel I.

169
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

Tabel 1. Hasil Organoleptik Ekstrak

No Sampel Uji Organoleptik


Bentuk Warna Bau
1 Ekstrak kulit buah okra
Kental Hijau kehitaman Khas
hijau
2 Ekstrak biji buah okra hijau Kental Cokelat kehitaman Khas

dalam proses ekstraksi harus sesuai,


Hasil Rendemen Ekstrak
sehingga dapat melarutkan metabolit
Nilai rendemen berfungsi untuk
sekunder yang terkandung di dalam
mengetahui keefektifan proses
simplisia kulit dan biji buah okra hijau
ekstraksi. Serbuk simplisia kulit dan biji
(Abelmoschus esculentus L.) dengan
buah okra hijau (Abelmoschus
baik. Hasil rendemen ekstrak etanol
esculentus L.) masing-masing yang
kulit dan biji buah okra hijau
digunakan sebanyak 114 g. Pelarut yang
(Abelmoschus esculentus L.) terdapat
digunakan dalam proses ekstraksi yaitu
pada tabel 2.
etanol 70%. Pelarut yang digunakan

Tabel 2. Hasil Rendemen Ekstrak

Simplisia Rendemen
No. Jenis Ekstrak (g)
Serbuk (g) (%)
1 Kulit buah okra hijau 114 16,95 14,86
2 Biji buah okra hijau 114 23,20 20,35

Hasil Skrining Fitokimia Skrining fitokimia yang dilakukan


Skrining fitokimia berfungsi meliputi alkaloid, flavonoid, saponin,
untuk mengetahui senyawa-senyawa tannin, steroid, dan triterpenoid. Hasil
metabolit sekunder yang terkandung di skrining fitokimia ekstrak etanol kulit
dalam ekstrak etanol kulit dan biji buah dan biji buah okra hijau (Abelmoschus
okra hijau (Abelmoschus esculentus L.). esculentus L.) terdapat pada tabel 3.

170
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

Tabel 3. Hasil Skrining Fitokimia

No Senyawa Kulit Buah Okra Hijau Biji Buah Okra Hijau


Hasil Keterangan Hasil Keterangan

1 Alkaloid Tidak terdapat Terdapat endapan


(Dragendroff) - endapan berwarna + berwarna merah bata
merah bata
2 Alkaloid (Mayer) Terdapat endapan Tidak terdapat
+ berwarna putih - endapan berwarna
putih
3 Flavonoid Terbentuk warna Terbentuk warna
+ +
kuning merah
4 Saponin Ketinggian busa Terbentuk busa stabil
- kurang dari 1cm + dan ketinggian busa
dan busa tak stabil diatas1 cm
5 Tannin Terbentuk warna Terbentuk warna hijau
+ +
hijau kehitaman kehitaman yang pekat
6 Steroid Terbentuk warna Tidak terbentuk warna
+ -
hijau hijau
7 Triterpenoid Tidak terbentuk Tidak terbentuk warna
- -
warna merah merah

Hasil Kromatografi Lapis Tipis kromatografi lapis tipis. Noda yang


(KLT) terbentuk diamati warnanya dan diukur
Kromatografi lapis tipis untuk menghitung nilai Rf. Fase diam
berfungsi untuk mengidentifikasi yang digunakan yaitu silika gel. Fase
senyawa metabolit sekunder yang gerak yang digunakan yaitu n-heksan
terdapat di dalam kuersetin dan ekstrak dan etil asetat. Hasil Rf kuersertin dan
etanol kulit dan biji buah okra hijau ekstrak etanol kulit dan biji buah okra
(Abelmoschus esculentus L.) melalui hijau (Abelmoschus esculentus L.)
noda yang terbentuk pada plat terdapat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Nilai Rf (n-Heksan : Etil Asetat (3:2))

Jarak Jarak Warna


No. Sampel Migrasi Migrasi Rf Noda pada
Analit (cm) Eluen (cm) UV 366 nm
1 Kulit Buah Okra Flouresensi
2,7 6 0,45
Hijau Kuning
2 Biji Buah Okra Flouresensi
2,7 6 0,45
Hijau Kuning
3 Kuersetin 2,9 6 0,48 Flouresensi

171
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

Kuning

Noda ekstrak kulit dan biji buah (Azizah et al., 2014). Metode
okra hijau (Abelmoschus esculentus L.) kolorimetri dilakukan dengan
memberikan nilai Rf yang sama yaitu penambahan AlCl3 dan CH3COONa.
sebesar 0,45. Noda kuersetin yang Metode kolorimetri memiliki prinsip
merupakan pembanding memberikan yaitu terjadinya pembentukan kompleks
nilai Rf yaitu sebesar 0,48. Nilai Rf yang stabil antara AlCl3 dengan atom C-
sampel dengan nilai Rf pembanding 4 gugus keto dan atom C-3 atau C-5
memiliki selisih dibawah 0,05 maka gugus hidroksil dari golongan flavon
berdasarkan analisa tersebut ekstrak dan flavonol (Jannah et al., 2022).
kulit dan biji buah okra hijau Kuersetin digunakan sebagai
(Abelmoschus esculentus L.) pembanding karena kuersetin termasuk
mengandung senyawa flavonoid yaitu flavonoid yang terkandung di dalam
kuersetin (Cahya et al., 2022). sampel dan merupakan flavonoid
golongan flavonol (Ni’ma & Lindawati,
Hasil Kadar Total Senyawa 2022). Kuersetin memiliki atom C-4
Flavonoid gugus keto dan atom C-3 atau C-5
Penetapan kadar total senyawa gugus hidroksil dari golongan flavonol
flavonoid pada penelitian ini (Azizah et al., 2014). Reaksi kuersetin
menggunakan metode kolorimetri dan AlCl3 terdapat pada gambar 1.

Gambar 1. Reaksi Kuersetin dan AlCl3 Membentuk Senyawa Kompleks

Pengukuran absorbansi dengan absorbansi tertinggi yaitu 0,225.


dilakukan pada rentang panjang Persamaan regresi linear yang diperoleh
gelombang 400 - 800 nm (Chandra et yaitu y = 0,123x + 0,0981 dengan nilai
al., 2022). Hasil pengukuran panjang koefisien korelasi sebesar (r) = 0,9977.
gelombang maksimal yaitu 430 nm

172
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

Hasil persamaan regresi linear kuersetin terdapat pada gambar 2.

Gambar 2. Hasil Persamaan Regresi Linear Kuersetin

Konsentrasi untuk larutan uji flavonoid yang terkandung pada suatu


yaitu 8000 ppm, sedangkan larutan tanaman karena antara absorbansi
pembanding induk yaitu 1000 ppm yang dengan kadar flavonoid memiliki
kemudian dibuat seri konsentrasi 90 hubungan yang linier (Syifa et al.,
ppm, 75 ppm, 60 ppm, 45 ppm, dan 30 2022). Kadar total senyawa flavonoid
ppm. Menurut hukum Lambert-Beer, ekstrak etanol kulit dan biji buah okra
semakin tinggi absorbansi yang hijau (Abelmoschus esculentus L.)
dihasilkan maka semakin tinggi kadar terdapat pada tabel 5 dan

Tabel 5. Kadar Total Senyawa Flavonoid Ekstrak Etanol Kulit Buah Okra Hijau
(Abelmoschus esculentus L.)

Kadar Total
Persamaan Regresi Konsentrasi Senyawa
No. Absorbansi
Linear Sampel (ppm) Flavonoid (mg
QE/g Ekstrak)

1 0,2326 y = 0,1229x + 0,0962 1,1098 6,9362


2 0,2306 y = 0,1245x + 0,0915 1,1172 6,9825

173
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

3 0,213 y = 0,1216x + 0,1068 0,8733 5,4581


Rata-Rata 6,4589
Standar Deviasi 0,86

Tabel 6. Kadar Total Senyawa Flavonoid Ekstrak Etanol Biji Buah Okra Hijau
(Abelmoschus esculentus L.)

Kadar Total
Persamaan Regresi Konsentrasi Senyawa
No. Absorbansi
Linear Sampel (ppm) Flavonoid (mg
QE/g Ekstrak)

1 0,6406 y = 0,1229x + 0,0962 4,4296 27,685


2 0,638 y = 0,1245x + 0,0915 4,3895 27,4343
3 0,6546 y = 0,1216x + 0,1068 4,5049 28,1556
Rata-Rata 27,7583

Standar Deviasi 0,36

Hasil kadar total senyawa (Abelmoschus esculentus L.)


flavonoid kulit buah okra hijau menunjukkan hasil yang positif ditandai
(Abelmoschus esculentus L.) sebesar dengan terbentuknya warna merah.
6,4589 mg QE/g ekstrak ± 0,86, Terbentuknya warna kuning atau merah
sedangkan hasil kadar total senyawa karena adanya reduksi oleh magnesium
flavonoid biji buah okra hijau (Mg) yang terjadi dalam suasana asam
(Abelmoschus esculentus L.) sebesar yang disebabkan oleh penambahan HCl
27,7583 mg QE/g ekstrak ± 0,36. Jika (Fajriaty et al., 2018).Perbedaan warna
dikaitkan dengan hasil skrining pada skrinning fitokimia tersebut dapat
fitokimia senyawa flavonoid pada mengindikasikan perbedaan konsentrasi
ekstrak etanol kulit buah okra hijau flavonoid antara kulit buah dan biji okra
(Abelmoschus esculentus L.) .Pada penelitian sebelumnya telah
menunjukkan hasil yang positif ditandai diketahui kadar total senyawa flavonoid
dengan terbentuknya warna kuning. ekstrak buah okra (Abelmoschus
Skrining fitokimia senyawa flavonoid esculentus L.) sebesar 319,18 mg/100 g
pada ekstrak etanol biji buah okra hijau atau 3,1918 mg/g ± 0,18 (Chandra et al.,

174
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

2022). Berdasarkan hasil uji T flavonoid ekstrak etanol kulit dengan


independen didapatkan nilai signifikansi total senyawa flavonoid ekstrak etanol
(2-tailed) sampel kulit sebesar 0,000 biji buah okra hijau (Abelmoschus
dan sampel biji sebesar 0,000 yang esculantus L.).
berarti nilai signifikansi (2-tailed) kedua
sampel < 0,05, hasil tersebut UCAPAN TERIMAKASIH
menandakan ada perbedaan nyata antara Pada kesempatan ini, peneliti
total senyawa flavonoid ekstrak etanol ingin mengucapkan terima kasih kepada
kulit dengan total senyawa flavonoid berbagai pihak yang telah membantu
ekstrak etanol biji buah okra hijau terwujudnya penelitian ini :
(Abelmoschus esculantus L.). 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Medistra Indonesia
KESIMPULAN 2. Program Studi Farmasi (S1)
Ekstrak etanol kulit buah okra hijau Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(Abelmoschus esculentus L.) Medistra Indonesia
mengandung alkaloid, flavonoid dengan
DAFTAR PUSTAKA
bentuk kuersetin, tannin, dan steroid,
Astutiningsih & Anggraeny (2023)
sedangkan ekstrak etanol biji buah okra
Penentuan Fenolik Total, Flavonoid
hijau (Abelmoschus esculentus L.)
Total, Aktivitas
mengandung alkaloid, flavonoid,
Antioksidan Dan Nilai Spf Fraksi
saponin, dan tannin.Ekstrak etanol kulit
Buah Okra (Abelmoschus
buah okra hijau (Abelmoschus
Esculentus L.) Jurnal Ilmiah
esculentus L.) memiliki kadar total
Cendekia Eksakta
seyawa flavonoid sebesar 6,4589 mg
Azizah, D. N., Kumolowati, E., &
QE/g ekstrak ± 0,86, sedangkan biji
Faramayuda, F. (2014). Penetapan
buah okra hijau (Abelmoschus
Kadar Flavonoid Metode AlCl3
esculentus L.) memiliki kadar total
pada Ekstrak Metanol Kulit Buah
senyawa flavonoid sebesar 27,7583 mg
Kakao (Theobroma cacao L.).
QE/g ekstrak ± 0,36.Berdasarkan uji T
Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi,
independen dengan menggunakan SPSS
2(2), 45–49.
25 dapat disimpulkan bahwa terdapat
https://doi.org/10.26874/kjif.v2i2.1
perbedaan nyata antara total senyawa
175
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

4 ge/standard/Farmakope Indonesia
Ed VI 2020.pdf
Cahya, C. A. D., Sinurat, J. P., & Karo,
R. M. B. (2022). Analisis TLC Dewi, N. W. O. A. C., Puspawati, N.
Terhadap Senyawa Flavonoid M., Swantara, I. M. D., Asih, I. A.
Dalam Ekstrak Daun Ciplukan R. A., & Rita, W. S. (2014).
(Physalis angulata L.). Jurnal Aktivitas Antioksidan Senyawa
Prima Medika Sains, 4(2), 78–82. Flavonoid Ekstrak Etanol Biji
https://doi.org/https://doi.org/10.34 Terong Belanda (Solanum
012/jpms.v4i2.3258 betaceum, syn) dalam Menghambat
Chandra, P. P. B., Laksmitawati, D. R., Reaksi Peroksidasi Lemak pada
& Rahmat, D. (2022). Skrining Plasma Darah Tikus Wistar. Cakra
Fitokimia dan Penetapan Kadar Kimia, 2(1), 7–16.
Flavonoid Total Ekstrak Buah https://ojs.unud.ac.id/index.php/ca
Okra (Abelmoschus esculentus L.). kra/article/view/9002
Jurnal Kefarmasian Akfarindo, Forestryana, D., & Arnida. (2020).
7(2), 29–36. Skrining Fitokimia dan Analisis
https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofa Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak
r/article/view/149 Etanol Daun Jeruju (Hydrolea
Depkes RI. (2017). Farmakope Herbal spinosa L.). Jurnal Ilmiah
Indonesia Edisi II. In Departemen Farmako Bahari, 11(2), 113–124.
Kesehatan Republik Indonesia. https://doi.org/10.52434/jfb.v11i2.
Kementerian Kesehatan RI. 859
file:///D:/SEMESTER Hermawati, Chandra & Christian (2023)
4/PRAKTIKUM Standarisasi Simplisia Dan
FITOKIMIA/Farmakope Herbal Penetapan Kadar Flavonoid
Indonesia Edisi II Tahun 2017.pdf Flavonoid Pada Ekstrak Etanol
Depkes RI. (2020). Farmakope 96% Buah Okra Hijau Dan Merah
Indonesia edisi VI. In Departemen (Abelmoschus Esculentus (L.)
Kesehatan Republik Indonesia. Moench) Vol 8 No 2 (2023): Jurnal
https://standarobat.pom.go.id/stora Farmamedika (Pharmamedica Journal)

176
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

https://ejournal.sttif.ac.id/index.php https://e-jurnal.stikes-
/farmamedika/article/view/265 isfi.ac.id/index.php/JIIS/article/vie

Husna, R., Hayati, R., & Sari, P. (2022). w/36

Pengaruh Dosis Pupuk NPK


Ni’ma, A., & Lindawati, N. Y. (2022).
Mutiara dan Jenis Pemangkasan
Analisis Kadar Total Flavonoid
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Ekstrak Etanol Daun Adas
Tanaman Okra (Abelmoschus
(Foeniculum vulgare) Secara
esculentus L. Moench). Jurnal
Spektrofotometri Visibel. Jurnal
Agrium, 19(1), 77–86.
Farmasi Sains Dan Praktis, 8(1),
https://ojs.unimal.ac.id/agrium/arti
1–11.
cle/download/6570/3378
https://www.google.com/url?sa=t&
Jannah, S., Rahmadi, P., & Herlina. rct=j&q=&esrc=s&source=web&c
(2022). Penetapan Kadar d=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUK
Flavonoid Ekstrak Etanol Daun EwjGhYeizbf8AhXz7XMBHeSzB
Suruhan (Peperomida Pellucida d8QFnoECBAQAQ&url=https%3
(L.) Kunth) Metode A%2F%2Fjournal.unimma.ac.id%
Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal 2Findex.php%2Fpharmacy%2Farti
Ilmiah Pharmacy, 9(2), 101–111. cle%2Fdownload%2F4972%2F31
https://jurnal.stikesalfatah.ac.id/ind 13%2F&usg=AOvVaw1eFm-
ex.php/jiphar/article/view/SJ yipp3sJcFhOs3j
Lisnawati, Fahrianti &
Handayani(2022) Analisa Rahni, N. M., Afa, L. O., Zulfikar,
Flavonoid Dari Ekstrak Etanol 96% Hisein, W. S. A., Febrianti, E.,
Kulit Buah Okra Merah Sari, S., & Maisura. (2021).
(Abelmoschus Esculentus L. Respons Pertumbuhan dan Hasil
Moench) Secara Kromatografi Tanaman Okra (Abelmoschus
Lapis Tipis Dan Spektrofotometri esculentus) yang Diberi Pelakuan
Uv-Vis Pupuk Organik Cair Berbasis
https://doi.org/10.36387/jiis.v1i1.36 Limbah Pasar. Jurnal Agrium,
18(1), 17–24.
https://ojs.unimal.ac.id/agrium/arti

177
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.6 NO.1, 2024

cle/download/3837/2243 020.v6.i1.15044

Syam, Riyanti & Widya (2020) Kadar


Rahmat, Chandra, & Laksmitawati Flavonoid dan Polifenol Buah Okra
(2022) Skrining Fitokimia Dan Merah dan Okra Hijau
Penetapan Kadar Flavonoid Total (Albelmoschus esculentus (L.)
Ekstrak Buah Okra (Abelmoschus Moench) Seminar Nasional Farmasi
esculentus L.) Jurnal Akfarindo Vol 7 (SNIFA) 4 UNJANI
no2 2022
https://www.researchgate.net/public
https://doi.org/10.37089/jofar.vi0.149
ation/342050017_Kadar_Flavonoid
_dan_Polifenol_Buah_Okra_Merah
Syifa, N., Nastiti, K., & Darsono, P. V.
_dan_Okra_Hijau_Albelmoschus_e
(2022). Penetapan Kadar
sculentus_L_Moench
Flavonoid Total pada Tingkatan
Fraksi Ekstrak Kulit Pohon Jambu Yuliantari, N. W. A., Widarta, I. W. R.,
Mete (Anacardium occidentale & Permana, I. D. G. M. (2017).
Linn) dengan Metode Pengaruh Suhu dan Waktu
Spektrofotometri UV-Vis. Sains Ekstraksi Terhadap Kandungan
Medisina, 1(2), 96–103. Flavonoid dan Aktivitas
https://wpcpublisher.com/jurnal/in Antioksidan Daun Sirsak (Annona
dex.php/sainsmedisina/article/view muricata L.) Menggunakan
/19 Ultrasonik. Media Ilmiah
Teknologi Pangan, 4(1), 35–42.
Tandi, J., Melinda, B., Purwantari, A., https://ojs.unud.ac.id/index.php/pa
& Widodo, A. (2020). Analisis ngan/article/view/29815
Kualitatif dan Kuantitatif
Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol
Buah Okra (Abelmoschus
esculentus L. Moench) dengan
Metode Spektrofotometri UV-Vis.
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia,
6(1), 74–80.
https://doi.org/10.22487/kovalen.2

178

Anda mungkin juga menyukai