Makalah BDT Penyegar Dan Obat Obatan Kum
Makalah BDT Penyegar Dan Obat Obatan Kum
Makalah BDT Penyegar Dan Obat Obatan Kum
DOSEN PENGAMPU
Dr. Dian Yustisia S.P.,M.P
OLEH
KELOMPOK 2
SAHRINA 200113050
SYARIMAN 200113054
ROSNIAR SABIR 200113048
M.SYAHRUL RAMADANI 200113053
WAHYUNI 200113058
YUPITA REZKY 200113059
RAHMAT HIDAYAT
NURHIKMANISYA SYAM 200113036
Semoga makalah yang kami susun dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang
sedang mmelakukan penelitian pada bidang tanaman obat kumis kucing dan temmulawak.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik itu dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengn
tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah kami ini.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
8. Cara pengolahan salah satu produk tanaman temulawak?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kumis kucing.
2. Untuk mengetahui manfaat tanaman kumis kucing
3. Untuk mengetahui kandungan tanaman kumis kucing
4. Untuk mengetahui salah satu cara pengolahan tanaman kumis kucing
5. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman temmulawak.
6. Untuk mengetahui manfaat tanaman temulawak
7. Untuk mengetahui kandungan tanaman temulawak
8. Untuk mengetahui salah satu cara pengolahan tanaman temulawak
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
o Buang sebagian daun untuk mengurangi penguapan air. Adapun
kebutuhan bibit untuk 1 hektar dengan jarak tanam 40 x 40 cm
diperlukan 50.000-62.500 stek/ha.
b. Teknik Penyemaian
Bibit Stek dapat langsung ditanam di kebun produksi atau ditanam
dulu di persemaian. Di dalam persemaian stek ditanam dengan jarak
tanam 10x10 cm. Stek yang masih segar langsung ditanam di lahan
yang telah diolah sedalam 20 cm. Setelah itu disirami 1-2 kali sehari
tergantung dari cuaca dan hujan yang turun. Bila perlu persemaian
dinaungi dengan naungan plastik transparan atau jerami/daun kering.
Setelah timbul tunas baru, bibit dipindahkan ke kebun produksi.
c. Pengolahan Media Tanam
o Persiapan Tanah diolah 30-40 cm, gulma dan tanaman lain
dibuang. Setelah diolah, tanah dibiarkan 15 hari.
o Pembentukan Bedengan Pembuatan bedengan dilakukan setelah
pengolahan tanah yang kedua yaitu dengan menghancurkan
bongkahan tanah pada pengolahan tanah yang pertama hingga
mendapatkan struktur tanah yang remah dan gembur. Pada saat
pengolahan tanah kedua ini juga dianjurkan memberikan pupuk
dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 50 – 60
ton per hektar bersamaan pada saat pembuatan bedengan.
Bedengan dibuat selebar 100-120 cm tinggi 30 cm dan jarak antar
bedengan 40-50 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan
keperluan dan lahan
o Pemupukan (sebelum tanam) Buat lubang tanam berukuran
30x30x30 cm dengan jarak tanam 40 x 60 cm. Masukkan pupuk
kandang sebanyak 2,4-3,2 kg/lubang dan tutup lubang tanah.
Campur tanah bedengan dengan 15-20 kg/ha pupuk kandang sapi.
4
d. Teknik Penanaman
o Penentuan Pola Tanaman Waktu tanam terbaik adalah di awal
musim hujan (Oktober-Desember) kecuali jika air tersedia
sepanjang tahun, waktu tanam bisa dilaksanakan kapan saja.
o Pembuatan Lubang Tanam Buat lubang tanam berukuran 30x30x30
cm dengan jarak tanam 40 x 40 cm
o Cara Penanaman
Pilih bibit yang baik dari pembibitan.
Buat lubang kecil di tempat lubang tanam.
Tanamkan bibit/stek tegak lurus sedalam 5 cm atau 1/3 bagian
dari pangkal batang stek. Setiap lubang diisi 4-6 bibit/stek.
Padatkan tanah di sekitar bibit.
Sirami sampai cukup basah.
o Perioda Tanam Penanaman tanaman ini bias dilakukan sepanjang
tahun yaitu dengan membongkar tanaman tua yang telah mengeras
berkayu dan tidak produktif lagi atau daunnya jarang dan kecil-
kecil, kemudian menanam ulang dengan tanaman baru yang masih
muda.
e. Pemeliharaan Tanaman
o Penyulaman Dilakukan antara 1-15 hari setelah tanam untuk tetap
menjaga pertanaman pada jarak tanam yang telah ditentukan (40 x
40cm). Penyulaman dilakukan terutama pada tanaman yang mati
atau tumbuh tidak normal dengan tanaman baru yang umurnya
tidak berbeda jauh, sehingga pertumbuhan selanjutnya akan tetap
sama dan seragam.
o Penyiangan Gulma disiangi secara kontinyu untuk mengurangi
persaingan unsur hara. Penyiangan biasanya dilakukan agak sering
saat tanaman masih muda sehingga lahan di atara tanaman masih
terbuka karena kanopi tanaman belum tumbuh besar. Tetapi pada
tanaman dewasa periode penyiangan sudah agak jarang karena
kanopi pada masing-masing tanaman akan saling menutup
5
permukaan tanah, sehingga akan menekan pertumbuhan gulma di
bawahnya.
o Pemupukan
Pemupukan Organik Pemupukan secara organic dengan
menggunakan pupuk kompos yang merupakan pupuk organic
komplek dapat diberikan sbb: Sebagai pupuk dasar telah
diuraikan di atas yang diberikan pada saat penyiapan media
tanam. Selanjutnya pupuk kompos organic dapat diberikan
setiap bulan sekali sebanyak 1 – 2kg setiap tanaman.
Pemupukan pada tanaman dewasa bisa lebih sering yaitu setiap
2 – 3 minggu sekali sebesar 1.5 – 3kg per tanaman dan terutama
diberikan setelah dilakukan pemanenan/perompesan daun
sehingga pertumbuhan selanjutnya akan lebih baik.
Pemupukan Konvensional Dosis pupuk anjuran adalah 75 kg/ha
urea yang diberikan setiap 3 kali panen atau 6-9 minggu sekali.
Pupuk disebar di dalam larikan dangkal antara baris tanaman
dan segera ditutup tanah.
o Pengairan dan Penyiraman Pada awal pertumbuhan, tanaman
diairi/disiram 1-2 kali sehari. Setelah tanaman terlihat kokoh dan
rimbun, penyiraman dikurangi. Frekuensi penyiraman selanjutnya
tergantung cuaca, yang penting tanah tidak sampai kering.
Penambahan air dapat dilakukan dengan cara disiram atau
menggenangi saluran di antara bedengan dengan air.
o Waktu Penyemprotan Pestisida Penyemprotan pestisida dilakukan
jika telah timbul gejala serangan hama penyakit.
f. Panen
Ciri dan Umur Panen Tanaman berumur 1 bulan setelah tanam,
tangkai bunga belum muncul dan tinggi tanaman sekitar 50 cm. Panen
pertama jangan sampai terlambat karena akan mempengaruhi
produksi.Cara Panen Daun dipanen dengan cara memetik pucuk
6
bedaun 3-5 helai kemudian merempal daun-daun tua di bawahnya
sampai helai ke 10.
Periode Panen Panen dilaksanakan dalam periode 2-3 minggu
sekali yaitu pada pertumbuhan optimum dari daun. Saat panen yang
tepat adalah pada saat awal pertumbuhan bunga tetapi belum tumbuh
bunga. Karena yang dimanfaatkan adalah daunnya maka bunga yang
tumbuh sebaiknya dirompes untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan
daun pada panen berikutnya.Perkiraan Hasil Panen Tanaman yang
sehat dan terpelihara menghasilkan rimpang segar sebanyak Dengan
pemeliharaan yang intensif, akan dihasilkan daun basah 6-9 ton/ha
yang setara dengan 1-2 ton/ha daun kering.
g. Pasca Panen
Setelah pemetikan, daun-daun hasil panen dikumpulkan di dalam
karung dan dibawa ke tempat pengumpulan hasil. Proses pasca panen
untuk mendapatkan daun kering kualitas ekspor adalah sbb:
1) Penyortiran Basah dan Pencucian
Sortasi basah dilakukan pada bahan segar dengan cara
memisahkan daun dari kotoran atau bahan asing lainnya. Setelah
selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan
dalam wadah plastik untuk pencucian.
2) Pencucian
dilakukan dengan air bersih, jika air bilasannya masih terlihat
kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari
pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang
terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai
harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan
banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai,
tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air
cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan
dalam wadah plastik/ember.
3) Pengeringan
7
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar
matahari atau alat pemanas/oven. Pengeringan daun dilakukan
selama kira-kira 1 - 2 hari atau setelah kadar airnya dibawah 5%.
Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau
rangka pengering, pastikan daun tidak saling menumpuk. Selama
pengeringan daun harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali
agar pengeringan merata. Lindungi daun tersebut dari air, udara
yang lembab dan dari bahan-bahan yang bisa mengkontaminasi.
Pengeringan didalam oven dilakukan pada suhu 50o C - 60o C.
Daun yang akan dikeringkan ditaruh diatas tray oven dan alasi
dengan kertas Koran dan pastikan bahwa daun tidak saling
menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah daun yang
dihasilkan.
4) Penyortiran Kering
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah
mengalami pengeringan dengan memisahkan bahan-bahan dari
benda-benda asing atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah
bahan hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya)
5) Pengemasan
Setelah bersih, daun yang kering dikumpulkan dalam wadah yang
bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya), dapat
berupa kantong plastik atau karung. Berikan label yang jelas pada
wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari
tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil,
berat bersih dan metode penyimpanannya.
6) Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak
melebihi 30o C, dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan
lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang
menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki
8
penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung),
serta bersih dan terbebas dari hama gudang.
9
7. Membantu Proses Detoksifikasi
Manfaat kumis kucing selanjutnya adalah membantu proses detoksifikasi
tubuh. Kumis kucing dapat membantu membersihkan racun dari dalam
tubuh. Minuman herbal ini juga dapat dipadu dengan bahan rempah lain
seperti jahe.
10
2.4 Cara Pengolahan Slah Satu Produk Tanaman Kumis Kucing
Cara membuat teh kumis kucing :
Langkah pertama, siapkan daun kumis kucing sebanyak 5 lembar dan rebus
dengan 3 gelas air. Setelah itu, tuggu sampai dingin dan siap untuk diminum.
Dosis yang dianjurkan adalah minum 3 kali sehari sebanyak setengah gelas
setiap minum
11
rimpang di dalam tanah pada tempat teduh, penyiraman dengan air bersih
setiap pagi/sore hari sampai keluar tunas. Rimpang yang telah bertunas
segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2-3 mata tunas
yang siap ditanam. Bibit yang berasal dari rimpang induk lebih baik
daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan sesaat sebelum tanam
agar mutu bibit tidak berkurang akibat penyimpanan.
C. Penanaman
Penanaman dilakukan secara monokultur dan lebih baik dilakukan
pada awal musim hujan kecuali pada daerah yang memiliki pengairan
sepanjang waktu. Fase awal pertumbuhan adalah saat dimana tanaman
memerlukan banyak air. Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan
dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara
lubang adalah 60 x 60 cm. Untuk penanamannya, satu bibit dimasukkan ke
dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah
itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm. Masa tanam temulawak
yaitu pada awal musim hujan untuk masa panen musim kemarau
mendatang.
Penanaman di awal musim hujan ini memungkinkan untuk suplai
air yang cukup bagi tanaman muda yang memang sangat membutuhkan air
di awal pertumbuhannya. Naungan yang optimal untuk tanaman
temulawak adalah sebesar 60% atau intensitas sinar sebesar 40% yang
ditunjukkan oleh berat kering total, berat kering rhizome, tinggi tanaman
serta luas daun tertinggi.
D. Pemeliharaan
o Pemupukan
Pemupukan dapat menggunakan pupuk organik ataupun pupuk
buatan. Pada pertanian organik yang tidak menggunakan bahan
kimia termasuk pupuk buatan dan obat- obatan, pemupukan
dilakukan dengan menggunakan pupuk kompos organik/pupuk
kandang yang dilakukan lebih sering dibandingkan kalau kita
menggunakan pupuk buatan. Pemberian pupuk kompos organik ini
12
dilakukan pada awal pertanaman pada saat pembuatan guludan
sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yang ditebar
dan dicampur tanah olahan. Untuk menghemat pemakaian pupuk
kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang
tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk
sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan,
dan 8 – 10 bulan. Adapun dosis pupuk sisipan sebanyak 2 – 3 kg
per tanaman
o Penyulaman dan Penyiangan
Tanaman yang rusak/mati diganti dengan bibit yang sehat dari bibit
cadangan. Penyiangan rumput liar dilakukan pagi/sore hari yang
tumbuh di atas bedengan atau petak bertujuan untuk menghindari
persaingan unsur hara dan air.
Penyiangan pertama dan kedua dilakukan pada 2 dan 4 bulan
setelah tanam (bersamaan dengan pemupukan). Selanjutnya
penyiangan dapat dilakukan segera setelah rumput liar tumbuh.
Untuk mencegah kerusakan akar, rumput liar disiangi dengan
bantuan kored/cangkul dengan hati-hati.
o Pengairan
Pengairan dilakukan secara rutin pada pagi/sore hari ketika
tanaman masih berada pada masa pertumbuhan awal. Pengairan
selanjutnya ditentukan oleh kondisi tanah dan iklim. Biasanya
penyiraman akan lebih banyak dilakukan pada musim kemarau.
Untuk menjaga pertumbuhan tetap baik, tanah tidak boleh berada
dalam keadaan kering.
o Panen dan Pasca Panen
Rimpang dipanen dari tanaman yang telah berumur 9-10
bulan. Tanaman yang siap panen memiliki daun-daun dan bagian
tanaman yang telah menguning dan mengering, memiliki rimpang
besar dan berwarna kuning kecoklatan.
13
Pemanenan dilakukan dengan cara menggali tanah yang
terdapat disekitar rumpun dan rumpun diangkat bersama akar dan
rimpangnya. Panen dilakukan pada akhir masa pertumbuhan
tanaman yaitu pada musim kemarau. Saat panen biasanya ditandai
dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila
tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini
sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya.
Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang
dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya
bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.
o Pascapanen
yang dilakukan adalah dengan mencuci rimpang dari kotoran yang
melekat sampai bersih. Selanjutnya rimpang ditiriskan. Untuk
membuat simplisia, rimpang diiris setebal 7-8 mm lalu dijemur.
Proses pengeringan irisan rimpang dapat dilakukan dengan dijemur
di bawah sinar matahari atau dengan alat pengering buatan dengan
suhu 50oC.Umur panen berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, bobot basah dan bobot kering rimpang. Umur panen 7
bulan meningkatkan kandungan xanthorrhizol tanaman temulawak.
Interaksi antara umur panen dan cekaman kekeringan tidak
berpengaruh nyata terhadap karakter agonomi dan fisiologi
tanaman temulawak
14
2) Mencegah dan mengatasi infeksi
Minuman herbal atau jamu yang terbuat dari temulawak juga cukup
dikenal manfaatnya untuk meringankan gejala gangguan pencernaan,
seperti diare, sakit perut, dan sembelit. Sebuah penelitian juga
menyebutkan bahwa temulawak memiliki potensi manfaat untuk
mengobati radang lambung atau gastritis.
15
Temulawak juga diketahui dapat menurunkan kadar gula dalam darah dan
menjaganya tetap stabil. Manfaat temulawak ini berasal dari efek
antioksidan dan antiradang yang dapat menekan stres oksidatif dan
peradangan.
16
Bagian temulawak yang dimanfaatkan sebagai obat adalah umbi
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanaman kumis kucing yang kaya akan manfaat dan khasiatnya diantaranya obat
diuretik, rematik, diabetes, hipertensi, tonsilitis, epilepsi, gangguan haid serta tanaman ini
memiliki aktivitas antioksidan, sitotoksik, diuretik, nefroprotektif, antidiabetes,
antihipertensi, antiinflamasi, antimikroba, antiobesitas, dan hepatoprotektif, serta
aktivitas pada sistem kardiovaskular. Tanaman Kumis kucing banyak di budidayakan
seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Myanmar.
Sedangkan Tanaman Temmulawak banyak dimanfaatkan sebagai rimpang temulawak
untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 %
kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal
serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat,
meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan,
pencegah kanker, dan anti mikroba. Temmulawak banyak ditemukan di Indonesia dan
Malaysia.
3.2 Saran
Kita ketahui bahwa tanaman kumis kucing banyak manfaat serta khasiatnya, namun
kurang di budidayakan oleh masyarakat Sinjai, dimana faktor utamanya adalah kurangnya
pengetahuan tentang tata cara budidaya serta pengelolaan hasil budidaya tanaman kumis
kucing. Berbeda dengan tanaman temmulawak yang mayoritasnya lebih mudah di
budidayakan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Fikry, H. 2010. Konsentrasi Hambat Minimal dan Konsentrasi Bunuh Minimal Ekstrak
Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap
Staphylococcus aureus secara In Vitro. Skripsi. Universitas Riau. Pekanbaru.
Hadipoentyanti, E dan Syahid, S.F. 2007. Respon Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Hasil Rimpang Kultur Jaringan Generasi Kedua Terhadap Pemupukan. Litri.
13(3):106-110.
https://www.alodokter.com/menilik-manfaat-
temulawak#:~:text=Temulawak%20(Curcuma%20zanthorrhiza)%20adalah%20tana
man,masih%20kerabat%20dekat%20dengan%20kunyit.
https://distan.jogjaprov.go.id/wp-content/download/tanaman_obat/temulawak.pdf
19