Makalah PAI
Makalah PAI
Makalah PAI
Di susun oleh :
Kelompok 4
ALLYA PUTRI DITYA (2309116078)
INDAH DWI SUCIATI (2309116076)
JULIA FATIKHAH NOOR (2309116069)
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, marilah kita
panjatkan puja dan puji syukur atas segala bentuk rahmat, nikmat, serta inayah-Nya. Sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berkaitan dengan tema “Islam, Iman dan Ihsan”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga, para sahabat-sahabat beliau, serta pengikut yang setia kepada beliau sampai akhir
zaman. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah keilmuan dan wawasan bagi para
pembaca yang budiman.
Kami ucapkan terimakasih banyak kepada para dosen, terutama dosen dalam mata kuliah
Pendidikan Agama Islam yaitu Ibu Hj. Rabiatul Adawiyah, Lc.,M.A karena berkat didikan,
dorongan dan motivasi dari beliau akhirnya makalah ini kami dapat selesaikan sebagaimana
mestinya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadist jibril merupakan salah satu hadis penting dalam islam yang menggambarkan dialog antara
Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril. Dalam hadis ini, Jibril datang dalam bentuk seorang
lelaki yang bertanya kepada Nabi tentang Islam, Iman, Ihsan, sertra tentang tanda-tanda hari
kiamat.
Pada bagian terkait hari kiamat, Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang tanda-tanda
hari kiamat, dan Nabi memberikan beberapa petunjuk yang menunjukkan dekatnya datang hari
kiamat. Dia menjelaskan bahwa hari kiamat akan datang ketika tanda-tandanya terpenuhi, sperti
munculnya tanda-tanda besar seperti kenaikan tingkat kejahatan, kebohongan. Perpecahan, dan
lainnya.
Dalam konteks latar belakang Islam, iman dan ihsan terkait hari kiamat menurut Hadis Jibril, dapat
di uraikan sebagai berikut:
1. Islam: Dalam hadis ini, Nabi menjelaskan poin-poin dasar Islam kepada Jibril. Ia
menyebutkan tentang lima rukun Islam seperti syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji. Ini
menunjukkan pentingnya menjalankan ajaran Islam dengan baik sebagai persiapan
menghadapi hari kiamat.
2. Iman: Nabi Muhammad juga menjelaskan mengenai iman, yaitu keyakinan terhadap Allah,
malaikat-malaikat, kitab-kitab suci, rasul-rasul, hari kiamat, dan qada dan qadar. Ini
menegaskan pentngnya memperkuat keyakinan terhadap hari kiamat sebagai bagian dari
iman yang kokoh.
3. Ihsan: Konsep ihsan tidak secara langsung disebutkan dala dialog tersebut, tetapi manfaat
dari ihsan –beribadah kepada Allah selah-olah melihat-Nya- dapat dipahami sebagai
komponen spiritual dalam persiapan mengahadapi hari kiamat. Beribadah dengan
kesempurnaan dan keikhlasan adalah bagian dari persiapan untuk menghadapi dari
penghakiman.
Hadis Jibril memberikan pemahaman yang mendalam tentang aspek-aspek fundamental dalam
Islam yang berkaitan dengan hari kiamat. Dialog ini memperjelas bahwa persiapan untuk hari
kiamat melibatkan praktik Islam yang benar, keyakinan yang kuat, dan kualitas spiritual yang
tinggi dalam beribadah kepada ALLAH SWT.
B. Rumusan Masalah
- Apa definisi dari Islam, Iman, dan Ikhsan?
- Apa definisi dari hari kiamat menurut hadis Jibril?
- Apa hubungan diantara Islam, Iman, dan Ikhsan?
C. Tujuan
- Memahami konsep dan definisi dari Islam, Iman, dan Ikhsan
- Mengetahui definisi hari kiamat menurut hadis jibril
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam, iman, dan ikhsan
a. Islam (pengertian, hadis, contoh)
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah untuk mengajar
umat manusia. Hal ini diwariskan secara terus menerus dari generasi ke generasi. Sebagai
perwujudan kemurahan dan kemurahan Allah, ia merupakan rahmat, petunjuk, dan
bimbingan bagi mereka yang mengembara dalam kehidupan duniawi. Ini juga merupakan
agama yang lengkap yang melampaui agama-agama yang ada sebelumnya (Syariah
Shariat). Hingga masa Nabi Muhammad SAW, Islam masih berakar secara lokal. Ia hanya
ditujukan untuk kepentingan bangsa dan daerah tertentu, dan terbatas pada periodenya.
Selanjutnya Islam yang datang kepangkuan risalah Nabi Muhammad SAW berlaku untuk
seluruh bangsa dan dunia. Islam sebagai agama mempunyai makna bahwa Islam memenuhi
tuntutan kebutuhan manusia dimana saja berada sebagai pedoman hidup baik bagi
kehidupan duniawi, maupun bagi kehidupan sesudah mati. Dimensi ajaran Islam
memberikan aturan bagaimana cara berhubungan dengan Tuhan atau Khaliknya, serta
aturan bagaimana caranya berhubungan dengan sesama mahluk, termasuk hubungan
dengan alam sekitar atau lingkungan hidup. Dalam perjalanannya ajaran Islam kemudian
berubah-ubah di tangan para pengikutnya sepeninggal nabi pembawanya. Umat Nabi Musa
sudah tidak bisa lagi menganut Islam yang diajarkan Nabi Musa, dan kaum Nabi Isa sudah
tidak bisa lagi menganut Islam yang diajarkan Nabi Isa. Mayoritas umat manusia masih
menganut kedua agama tersebut hingga saat ini, dengan segala macam modifikasi yang
dilakukan oleh para pengikutnya. Kedua agama ini tidak bisa lagi disebut Islam karena
tidak lagi mengajarkan prinsip tauhid. Allah telah memberikan nama khusus kepada kedua
agama ini melalui Al-Quran. Artinya, Yuhudi sebagai agama pengikut nabi Isa. Ajaran
ketuhanan di kedua agama ini banyak berubah dari prinsip tauhid, dan sudah mengarah
kepada syirik, yakni mengakui keberadaan Tuhan di samping Allah. Dari seluruh bentuk
Islam yang ada, hanya Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang tersisa.
Ajaran ini mempertahankan ajaran tauhid dan seluruh ajaran rinci lainnya hingga saat ini.
Dalam kitab suci Al-Quran. Kitab Al-Quran tetap otentik dan menjamin orisinalitas ajaran
Islam Nabi Muhammad SAW. Untuk saat ini, Islam merupakan agama terakhir yang
berlaku bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Dasar-dasar Islam secara singkat dapat dikemukakan di beberapa ayat al-Quran yang dapat
memberikan gambaran makna dan pemahaman tentang Islam. Jika kita mengkaji al-Quran,
dapat ditemukan bahwa kata Islam disebut sebanyak 8 kali dalam Al-Quran. Dari 8 ayat
ini sebenarnya ada empat dasar yang dapat menjelaskan pemahaman kita tentang Islam,
yaitu:
a. Islam adalah agama yang benar di sisi Allah. Maksudnya adalah bahwa Islam
merupakan satu-satunya agama yang diakui kebenarannya oleh Allah.
َ َّ ِّ َ َ ه إ
ٱَّلل ِٱۡل إسل َٰ م
ِ ۗۗ ُِإن ٱلدين ِعند
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridoi) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali
‘Imran [3]: 19).
b. Agama selain Islam tidak akan diterima di sisi Allah Maksudnya adalah bahwa Allah
tidak akan menerima seseorang yang memeluk agama selain Islam. Semua yang
dilakukan oleh penganut agama selain Islam dalam rangka pengamalan agamanya akan
sia-sia, karena tidak akan diperhitungkan oleh Allah sebagai amal baiknya. Allah
menegaskan hal ini dengan firman-Nya:
ٓإ
َ ٱۡلخ َرة م َن ۡٱل َخ َٰ ِس َ َو َمن َي إب َتغ َغ ۡ إ َي إٱۡل إس َل َٰ م د ٗينا َف َلن ُي إق َب َل م إن ُه َو ُه
٨٥ ين ِ ِ ِ ِ ِ ِي ف و ِ ِ ِ ِ ِ
Artinya: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 85).
c. Islam adalah agama hidayah Allah, maksudnya adalah bahwa orang yang memeluk
atau menganut agama Islam bukan semata-mata atas kehendaknya sendiri, melainkan
atas petunjuk atau hidayah dari Allah Swt. Allah SWT berfirman:
َ إ ُه َ إ ِۖ َ إ إ َ ٱَّلل َأن َي إه ِد َي ُهۥ َي ۡ إ
ُ َف َمن ُيرد ه
ِس إح َصد َر ُهۥ ِل ِۡل إسل َٰ ِم َو َمن ُي ِرد أن ُي ِضلهۥ َي إج َع إل َصد َر ُهۥ ض ِّيقا ِِ
َ ُ َّ َ ٓ ِۚ َ َ َٰ َ َ إ َ ُ ه ُ ِّ إ َ َ َ ه َ َ ُ إ ُ َّ َّ َ َ َّ َ َ ٗ َ َ
١٢٥ حرجا كأنما يصعد ِ يف ٱلسما ِء كذ ِلك يجعل ٱَّلل ٱلرجس عَل ٱل ِذين َل يؤ ِمنون
Dari tiga ayat ini dapat diketahui bahwa hidayah Islam itu merupakan karunia dan
nikmat dari Allah SWT kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Syarat utama untuk
menjadi sosok muslim yang sempurna yaitu memahami dan menunaikan Rukun islam
yang merupakan lima perkara dasar islam yang terdiri dari :
1. Syahadat
Rukun Islam yang pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat wajib
hukumnya bagi seseorang yang ingin menjadi muslim.
"Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah".
Di dalam dua kalimat syahadat tersebut yang patut disembah hanyalah Allah,
tidak ada yang lain. Dan tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah yang menguasai
seluruh isi alam semesta.
2. Sholat
Sholat yang dimaksud di sini adalah salat fardu yang dilakukan lima kali sehari dan
melambangkan hubungan komunikasi langsung antara hamba dengan Tuhannya.
Tidak ada otoritas hierarkis dalam Islam, dan tidak ada pendeta sebagai juru bicara.
Melalui doa kita langsung “berhadapan” dan “berkomunikasi” dengan Sang
Pencipta Yang Maha Esa.
Sholat berjamaah dipimpin oleh orang-orang yang lebih saleh di antara mereka
yang hadir, yang biasanya dipilih untuk tujuan ini.
Sholat lima waktu adalah Sholat Subuh (Fajr), Sholat Dhuhur, Sholat Ashar, Sholat
Maghrib, dan Sholat Isya, yang semuanya merupakan ritme sepanjang 24 jam
sehari. Sholat Fadhu menggunakan ayat Alquran dan Dzikir berbahasa Arab.
Namun, untuk doa pribadi, Anda dapat menggunakan bahasa apa pun yang Anda
suka.
Meskipun kita dianjurkan untuk salat berjamaah di masjid, namun kita bisa salat di
mana saja: di rumah, di kantor, di pabrik. Tempat yang murni dan suci, jauh dari
kotoran.
3. Puasa
Setiap tahun selama bulan Ramadhan, seluruh umat Islam berpuasa dari
subuh hingga senja, tidak makan, minum, atau berhubungan intim dengan
pasangannya. Dalam kurun waktu tersebut, wanita yang sakit, lanjut usia,
bepergian, sedang haid, hamil, atau menyusui tidak boleh berpuasa, dan tidak boleh
berpuasa di kemudian hari jika sudah sehat dan mampu. Anak-anak mulai berpuasa
dan shalat ketika menginjak usia remaja, namun banyak yang melakukannya
sebagai pelajaran sebelumnya. Puasa mempunyai dampak positif bagi kesehatan,
namun merupakan salah satu cara bersuci, bertakwa, dan melawan hawa nafsu.
Orang yang lebih cepat menutup pintu kenyamanan dunia, meski hanya sebentar,
selalu mengingat Allah Ta'ala dan konsentrasi hanya pada tujuan hidupnya.
4. Zakat
Salah satu prinsip penting rukun Islam adalah pembayaran Zakat. Karena
sebagai umat islam kita harus jelas bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah
milik Allah Ta'ala dan segala harta hanyalah anugerah. Zakat berarti “pemurnian”
dan “pertumbuhan”. Semua harta benda kita disakralkan dengan menyisihkan
sebagiannya untuk masyarakat miskin. Seperti tanaman lainnya, memangkas
bagian yang layu akan membantu menggantikannya dan mendorong pertumbuhan
daun baru.
Kegiatan selama haji antara lain mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali dan
berlari antara bukit Safa dan Marwa sebanyak tujuh kali, seperti yang dilakukan
Siti Hajar dalam mencari air. Masyarakat kemudian berkumpul di Ladang Arafat
(ladang luas di pinggiran kota Mekkah) untuk berdoa dan memohon ampun. Hal
ini seringkali serupa dengan situasi Hari Penghakiman di Padang Mahshar.
Kegiatan haji diakhiri dengan perayaan Idul Adha dengan doa dan tukar menukar
bingkisan.
b. Iman
Iman dalam Islam merupakan keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi,
kitab, dan sebagainya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), iman adalah
kepercayaan yang berkenaan dengan agama. Secara bahasa, iman ditanamkan pada kata
amana – yu;minu – imana yang secara harfiah atau etimologis dapat diartikan sebagai
percaya dan yakin.
Menurut hadis dari Umar bin Khatthab, iman adalah keyakinan kepada Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir yang baik maupun
buruk. Iman juga dapat bertambah atau berkurang berdasarkan perbuatan seseorang.
Pengertian iman juga terkait dengan rukun iman, yang merupakan enam prinsip dasar yang
wajib diyakini oleh umat Islam. Rukun iman tersebut meliputi kepercayaan kepada Allah,
malaikat-Nya, kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir yang baik maupun
buruk.
Setidaknya ada 6 rukun iman yang wajib diyakini seperti dikatakan dalam surah
An-Nisa ayat 136:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya dan
kepada kitab (Al Quran) yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya."
Mengutip dari buku Islamologi: Arti Iman susunan Maulana Muhammad Ali, iman juga
diartikan sebagai percaya. Akar katanya berasal dari amana yang berarti percaya.
Pengertian Iman juga disebutkan dalam hadits dari Umar bin Khatthab, ia berkata
pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh Malaikat Jibril, Jibril bertanya pada
Rasulullah, "Beritahukanlah kepadaku apa itu iman." Rasulullah menjawab, "Iman itu
artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-
rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk."
(HR Muslim).
Dalam Islam, iman juga diwujudkan melalui perbuatan dan ucapan yang sejalan
dengan keyakinan dalam hati, sehingga membentuk satu kesatuan, Iman juga dapat
diperkuat melalui ketaatan kepada perintah Allah SWT. Dengan demikian, pengertian iman
dalam Islam mencakup keyakinan, kepercayaan, dan prinsip dasar yang harus diyakini oleh
umat Islam, serta diwujudkan melalui perbuatan dan ucapan yang sejalan dengan
keyakinan dalam hati.
Takwa / Taqwa: adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan
adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah. Istilah ini sering ditemukan dalam
Al-Quran.
Muttaqin: yang merujuk kepada orang-orang yang bertakwa, atau dalam perkataan
Ibnu Abbas, “orang-orang yang meyakini (Allah) dengan menjauhkan diri dari perbuatan
syirik dan patuh akan segala perintah-Nya.
Taqwa / takwa menurut bahasa umum saya adalah, Umat Islam yang beriman yang
selalu menjauhi SEGALA larangan Allah, dan melakukan SEGALA PERINTAH ALLAH
SWT.
Adapun beberapa contoh penerapan iman dan takwa dalam kehidupan sehari-hari:
c. Ikhsan
Definisi ihsan secara etimologi brasal dari bahasa arab ( isim masdar ) ahsana-
yuahsinu-ihsanan yang berarti baik, berbuat baik atau penuh oerhatian. Sedangkan secara
terminologi ihsan adalah menyembah Allah seakan-akan kita melihat-Nya, atau
setidaknya kita selalu merasa di awasi oleh-Nya.
Ihsan, dalam konteks Islam, merangkum makna kebaikan yang dilakukan dengan
sepenuh keikhlasan kepada Allah SWT, diiringi dengan tekun dan dedikasi maksimal.
Pemahaman ini menekankan bahwa kesempurnaan dalam amalan seseorang bergantung
pada keberadaan sifat ihsan dalam diri setiap Muslim. Bahkan, tindakan ibadah yang
dijalankan tanpa didampingi oleh sifat ihsan dapat menjadi sia-sia dan tidak
mendatangkan dampak positif yang signifikan.
Secara tegas, ihsan dianggap sebagai asas penting yang membawa kepada
kesempurnaan dalam menjalankan segala bentuk ibadah kepada Allah SWT, yang
memberikan nikmat dan kelebihan kepada hamba-Nya. Meskipun pada dasarnya
dikaitkan dengan ibadah ritual, konsep ihsan mencakup makna yang lebih luas. Tindakan-
tindakan baik tidak hanya mencakup aspek ritualistik semata, melainkan melibatkan setiap
tingkah laku yang dapat meningkatkan martabat manusia, mendidik jiwa individu, dan
mendekatkan diri kepada Pencipta.
Ihsan juga dapat dilihat sebagai sebuah usaha yang berkelanjutan untuk selalu
melakukan yang lebih baik, lebih mulia, dan lebih bernilai. Seseorang yang memiliki sifat
ihsan tidak hanya memandang ibadah sebagai kewajiban yang harus dipenuhi, tetapi juga
berupaya agar amal ibadahnya diterima sebaik-baiknya oleh Allah SWT. Kesadaran
bahwa Allah senantiasa mengawasi individu tersebut menjadi pendorong untuk terus
meningkatkan kualitas amal perbuatan, dari yang kurang baik menjadi baik, dan dari yang
sudah baik menuju yang lebih baik. Upaya untuk terus meng-upgrade amal perbuatan
menjadi wujud dari tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mencapai tingkat
ketaqwaan dan kecemerlangan spiritual yang lebih tinggi.
1. Ihsan terhadap Allah, yakni menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Seperti contohnya bersungguh-sungguh & khusyuk dalam beribadah.
2. Ihsan terhadap diri sendiri, yakni mengerjakan segala sesuatu yang mendatangkan
kebaikan bagi diri sendiri dan menghindari semua perbuatan yang mendatangkan
kecelakaan atau kerugian kepada diri sendiri.
3. Ihsan terhadap sesama manusia, yaknik berbuat baik kepada saudara, tetangga,
kerabat, maupun seagama.
4. Ihsan terhadap makhluk lain (alam lingkungan), yakni berbuat baik atau memelihara
alam lingkungan gara tetap lestari dan tidak punah.
5. Ihsan terhadap pekerjaan, yakni melakukan pekerjaan dengan ikhlas, tekun dan
sempurna.
6. Ihsan dengan haiwan, memelihara serta bertanggungjawab dan amanah dan tidak
menzalimi (menyakiti).
1. Ibadah
Kita mewajibkan ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua ibadah,
seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar yaitu
menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya.
2. Muamalah
Ihsan dijelaskan Allah SWT pada surah An-Nissa' ayat 36 yang artinya “Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan
berbaut baiklah kepada dua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawati, ibnu sabil dan hamba
sahayamu.
3. Akhlak
Ihsan dalam ihsan merupakan bauh dari ibadah dan muamalah, jika kita sering
beribadah kepada Allah dan bermuamalah dan berbuat baik kepada orang tua,
keluarga, teman, tetangga, dan orang lain maka bisa dikatan akhlak kita baik. Ihsan
ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga jika kita berbuat bgaik,
maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita
untuk berbuat keburukan, kita tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.
Ihsan dianalogkan sebagai atap bangunan Islam (rukun islam dalah pondasi dan
rukun Islam adalah bangunannya). Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan
keIslaman seseorang. Jika seseorang berbuat Ihsan, maka amal-amal Islam lainnya akan
terpelihara dan tahan lama sesuai dengan fungsinya sebagai atap bangunan.
َ ُو ُج ْو َه ُك ْم َو ِل َيدْ ُخلُوا ْال َمس ِْجدَ َك َما دَ َخلُ ْوهُ اَ او َل َم ار ٍة او ِليُت َِب ُر ْوا َما
علَ ْوا تَتْ ِبي ًْرا
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman
bagu (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuarakan
muka-muk kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang
mereka kuasai. (QR. Al-Isra ayat 7).
d. Definisi Hari Kiamat menurtu hadis Jibril
Suatu hari Malaikat Jibril menyamar di tengah para Sahabat yang sedang duduk bersama
Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam. Jibril hadir di tengah Sahabat untuk mengajarkan
akidah Islam. Jibril adalah pemimpin para Malaikat yang diberi tugas menyampaikan
wahyu kepada para Rasul termasuk kepada Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam.
Saat hadir di tengah sahabat, Jibril menanyakan banyak hal, salah satunya tentang Hari
Kiamat.
Kisah ini diceritakan dalam Kitab Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu dan juga riwayat Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu. Risalah ini kemudian dikenal
dengan "Hadis Jibril" yaitu sebuah hadis yang memuat definisi tentang Islam, Iman, Ihsan,
dan tanda-tanda hari Kiamat. Abu Hurairah berkata: "Pada suatu hari, Rasulullah SAW
muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seorang laki-laki dan bertanya: "Wahai
Rasulullah, apakah Iman itu?" Rasulullah menjawab: "Engkau beriman kepada Allah,
Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-rasul-Nya dan
hari berbangkit (hari Akhir)."
Orang itu bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?" Rasulullah
menjawab: "Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya
dengan apa pun, mendirikan sholat fardhu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan
Ramadhan." Orang itu kembali bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu?"
Rasulullah menjawab: "Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya.
Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu." Orang
itu bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, kapankah hari Kiamat itu?" Rasulullah menjawab:
"Orang yang ditanya mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari orang yang bertanya.
Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya: (1) Apabila budak perempuan melahirkan anak
tuannya, maka itulah satu di antara tandanya. (2) Apabila orang yang miskin menjadi
pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara tandanya. (3) Apabila para penggembala
domba saling bermegah-megahan dengan gedung. Itulah sebagian dari tanda-tandanya
yang lima, yang hanya diketahui oleh Allah."
Kemudian Rasulullah SAW membaca firman Allah SWT:
Artinya:
Islam, Iman, dan Ikhsan membentuk fondasi ajaran Islam yang mencakup aspek
praktis, keyakinan batiniah, dan tingkat kesempurnaan spiritual. Islam, dengan akar kata
yang berarti "penyerahan," menegaskan pelaksanaan kewajiban dan norma etika,
menciptakan suatu kerangka bagi kehidupan Muslim yang seimbang dan berprinsip.
Kewajiban ritual, seperti shalat dan puasa, serta prinsip-prinsip moral, menandai komitmen
seorang Muslim terhadap praktik keagamaan dan etika sosial.
A. Kesimpulan
Ketiga konsep ini saling terkait dan terhubung dalam persiapan umat islam untuk
mengahadapi hari kiamat. Islam memberikan panduan tindakan yang harus dilakukan,
iman memberikan landasan keyakinan yang kokoh tentang hari kiamat, dan ihsan
mendorong untuk beribadah dengan penuh keikhlasan dan kesempurnaan. Kombinasi dari
ketiganya membantu umat islam untuk mempersiapkan diri secara spiritual dan moral
menghadapi hari kiamat, yaitu hari di mana amal perbuatan seseorang akan dihitung dan
dinilai oleh ALLAH SWT.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/40033402/Konsep_Islam_Sebagai_Agama_Islam_Iman_dan_Ihsan_
https://akademisi12.blogspot.com/2016/06/makalah-imanislam-dan-ihsan.html
https://kalam.sindonews.com/read/835747/70/jibril-bertanya-kapankah-hari-kiamat-ini-jawaban-
rasulullah-saw-1658678866
https://www.slideshare.net/Elsashania26/makalah-pendidikan-agama-islam-iman-islam-ihsan
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5702999/iman-artinya-dalam-islam-dilengkapi-dengan-
dalilnya%5B3
https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6976478/hadits-tentang-iman-dan-ihsan-saat-
jibril-mendatangi-rasulullah-saw
https://zulfianto.com/iman-dan-takwa