01.islam Dan Studi Agama
01.islam Dan Studi Agama
01.islam Dan Studi Agama
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran agama islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai
petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara
dalam sumber ajarannya, al-Qur’an dan hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan
kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan
Dalam mempelajari tentang islam paling tidak ada beberapa sumber ajarannya yang bisa
dipelajari yakni: teks-teks atau nash-nash,penafsiran teks-teks agama serta perilaku sosial yang
terjadi pada komunitas pemeluknya. Dalam mamahami sumber primer yang berupa teks ada
beberapa pandangan para ilmuwan mengenai posisi teks itu sendiri, yang akan penulis bahas
Islam dengan ajarannya yang mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia serta
perkembangan dan pengaruh global terhadap penduduk muslim dunia berhasil menarik
perhatian besar dalam studi agama di dunia. Posisi tradisional studi islam dalam program studi
utara menjadi bagian dari problem. Dalam makalah ini penulis akan menjabarkan sedikit
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat kita simpulkan dua permasalahan
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Islam (bahasa Arab: اإلس الم, translit. al-islām) adalah salah satu agama dari kelompok
agama yang diterima oleh seorang nabi (agama samawi) yang mengajarkan monoteisme tanpa
kompromi, iman terhadap wahyu, iman terhadap akhir zaman, dan tanggung jawab. 1 Bersama
para pengikut Yudaisme dan Kekristenan, seluruh muslim–pengikut ajaran Islam–adalah anak
turun Ibrahim.2 Islam dianut oleh sekitar hampir 2 miliar jiwa atau lebih dari 1,8 miliar orang di
seluruh dunia (tepatnya dianut oleh 1,9 miliar jiwa) sehingga menjadi agama terbesar kedua
setelah Kristen.3
Kata Islām berasal dari bahasa Arab aslama – yuslimu dengan arti semantik sebagai
berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan, memasrahkan
lain yang akar katanya sama, “Islām” berhubungan erat dengan makna keselamatan, kedamaian,
dan kemurnian.5
Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan terhadap
perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan hukum-hukum-
Nya.6 Pengertian “berserah diri” dalam Islam kepada Tuhan bukanlah sebutan untuk paham
fatalisme, melainkan sebagai kebalikan dari rasa berat hati dalam mengikuti ajaran agama dan
lebih suka memilih jalan mudah dalam hidup. 5 Seorang muslim mengikuti perintah Allah tanpa
Allah berfirman ;
1
Esposito 1988, hlm. 3.
2
Esposito 1988, hlm. 3-4
3
Hackett & McClendon 2017.
4
Wasik 2016, hlm. 227.
5
Cornell 2007, hlm. 6.
6
Cornell 2007, hlm. 6; Syalabi 1985, hlm. 28
5
3
﴾131 : َم ْي َن ﴿البقرة ِّ ت لَِر
ِ ب ال َْعال ُ َسلَ ْم َ َسلِ ْمصلى َق
ْ ال أ َ َإِ ْذ ق
ْ ال لَهُ َربُّهُ أ
‘Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.’.” (QS. Al-Baqarah[2] : 131)
Islam sebenarnya juga dipakai untuk menyebut keyakinan monoteistik yang diyakini
Namun, Islam lebih populer digunakan untuk agama yang dibawa oleh Muhammad
sebagaimana terdapat dalam sebuah ayat Alquran yang diturunkan di akhir-akhir masa
kenabiannya:8
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku
bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah[5] : 3)
Islam dapat juga disebut dengan iman, millah, dan syariah dalam pengertiannya sebagai
aturan yang diturunkan oleh Allah melalui para utusan yang mencakup kepercayaan, keyakinan,
adab, akhlak, perintah, dan larangan. Agama Islam berdasarkan kewajiban untuk berserah diri
dan menunaikan ajarannya disebut islam; jika dilihat berdasarkan kepercayaan terhadap Allah
dan yang Dia turunkan, maka disebut iman; karena Islam itu diktatif dan terdokumentasikan,
maka disebut millah; dan karena sumber hukumnya adalah Allah, maka disebut syariah.9
Islam adalah sebuah kepercayaan dan pedoman hidup yang menyeluruh. Dalam Islam
diajarkan pemahaman yang jelas mengenai hubungan manusia dengan Allah (dari mana kita
7
Syalabi 1985, hlm. 28
8
Syalabi 1985, hlm. 5
9
Al-Asyqar 1994, hlm. 73.
4
berasal), tujuan hidup (kenapa kita di sini), dan arah setelah kehidupan (ke mana kita akan
pergi). Muslim adalah orang yang memeluk ajaran Islam dengan cara menyatakan kesaksiannya
Islam juga didefinisikan sebagai berikut: al-Islam wahyun ilahiyun unzila ila nabiyyi
Muhammadin saw lisa’adati ad-dunya wa al-akhirah (wahyu yang diturunkan kepada nabi
Muhammad saw sebagai pendoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat). Jadi inti
Dari berbagai pendapat tentang pengertian agama islam di atas dapat disimpulkan bahwa
islam adalah agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah, bukan berasal dari
manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad saw sebagai pedoman untuk
B. Universalisme Islam
Dengan berbagai dimensi dan jangkauan jauh yang dikandungnya, syumul (universal)
adalah karakteristik yang membedakan Islam dari segala sesuatu yang diketahui manusia dari
itu syumul (universal) yang meliputi semua zaman, kehidupan, dan eksistensi (keberadaan)
manusia.
ini, seraya berkata: “adalah risalah yang panjang terbentang sehingga meliputi semua cakrawala
umat, dan begitu mendalam (mendetail) sehingga memuat urusan-urusan dunia dan akhirat.
Islam adalah risalah untuk semua zaman dan generasi, bukan risalah yang terbatas oleh
masa atau masa tertentu dimana implentasinya berakhir seiring dengan berakhirnya zaman tadi.
Islam bukan risalah untuk kelas tertentu yang dalam aktivitasnya menundukkan kelas-kelas
yang lain untuk mengabdikan diri demi kemaslahatannya. Islam adalah risalah bagi mereka
semua, bukan untuk golongan tertentu.Islam benar-benar sebagai risalah bagi manusia secara
total.
Memiliki berbagai macam agama secara umum terdapat beberapa klasifikasi tentang
agama, Ahmad Abdullah al-Masdoosi di dalam bukunya Living Religions of the World
10
Why Islam
11
Atho’ Mudzhar, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, hlm. 19
5
menulis: Religion can be classified on three following grounds; Revealed and non-revealed;
Revealed religions dimaksudkan sebagai agama yang menghendaki iman kepada Tuhan,
kepada para Rasul-Rasul-Nya dan kepada kitab-kitab-Nya serta pesannya untuk disampaikan
wahyu) adalah agama yang tidak memandang dari sensial penyerahan manusia kepada tata
aturan ilahi dan bukan untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia menitikbertakan kepada
ajaran keesaan Tuhan dan perintah penyebarannya kepada seluruh umat manusia, maka yang
termasuk agama wahyu (samawi) adalah Yahudi, Kristen dan Islam. Sesuai dengan ajaran dan
Lain halnya menurut para ahli perbandingan Agama seperti Joachim Wach, Sir Thomas
Arnold dan Prof. Dr.H.A. Mukti Ali, bahwa yang termasuk agama missionari adalah Buddha,
Kristen, dan Islam. Sebagaimana yang ditulis dalam bukunya Ilmu Perbandingan Agama:
adalah menjadi tujuan bagi agama-agama da’wah (missionary), seperti agama Buddha, Kristen
Dalam kutipan tersebut di atas, agama Yahudi tidak termasuk agama missionary, karena
anggapan para pemeluknya (Bangsa Israel) bahwa bangsanya menduduki ras tertinggi, dan
tidak pantas bangsa lain untuk memeluk agama Yahudi. Agama Buddha dianggap sebagai
agama missionary karena tidak membatasi orang lain untuk memeluknya dan tidak ada ajaran
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa agama Yahudi dan Kristen dalam
bentuknya yang asli menekankan keesaan Tuhan dan kepasrahan kepada-Nya.Oleh karena itu
kedua agama termasuk dalam bentuknya yang murni.Menurut pandangan al-Qur’an agama yang
dianut oleh semua nabi-nabi Allah adalah Islam.Lihat QS. (2): 136; QS. (10): 72; QS. (2): 131.
Dari rangkaian ayat-ayat tersebut, maka jelas dan tegaslah sudah bahwa menurut al-Qur’an,
Islam adalah satu-satunya agama murni samawi, sepanjang masa dan setiap persada.
Sifat dan ciri-ciri ajaran Islam yang ditarik dan dipahami dari kumpulan berbagai
argumentasi keagamaan, cukup banyak antara lain: Rabbaniyah, asy-Syumul (keumuman), al-
6
Waqi’iyyah (berpijak pada kenyataan objektif manusia). Dari sifat al-Waqi’iyyah persolan
Waqi’iyyah ajaran Islam juga tercemindalam petunjuk-petunjukNya yang rinci dan global.
1. Apabila fitrah manusia dalam hal yang berkaitan dengan materi, petunjuknya tidak akan
Universalisme Islam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi penting dan terbaik
(fiqih), keimanan (tauhid), etika (akhlaq), dan sikap hidup dapat menampilkan keperdulian yang
“Tiada Kami mengutus engkau Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh
alam”.(QS.Al-Anbiya:107)
1. Agama itu tidak lagi harus diterima sebagai dogma,tetapi islam diterima sebagai agama
Perhatian utamanya adalah untuk kehidupan dunia dan dengan perantaraan perbuatan baik
di dunia ini manusia dapat memperoleh kesadaran tentang eksistensinya yang lebih tinggi.
Islam telah terbukti menjadi kekuatan rohani yang dapat mengubah dunia,dan hal ini tidak
dapat dilakukan oleh agama-agama lainnya. Ia merupakan kekuatan rohani yang paling besar
7
menimpa dunia.Contoh diantaranya:Puasa, Zakat, menegakkan persaudaraan antarumat
manusia.
Apakah manusia pada abad teknologi dan informasi ini masih memerlukan agama?
Perkembangan moral dan etika manusia hingga dewasa ini, kalau dicari penyebabnya, adalah
manusia.Andaikata satu bangsa berlangsung tanpa percaya kepada Tuhan?Perasaan dan bentuk
sendiri. Apbila sangsi agama tidak ada , umat manusia berangsur-angsur akan tenggelam dalam
didasarkan pada agama.Marilah kita meneliti kembali sejarah bangsa-bangsa agar kita
mengetahui bahwa apabila suatu bangsa mulai runtuh, dorongan agama timbul untuk mencegah
kehancuran.
Apabila persatuan itu merupakan dasar bagi kebudayaan umat manusia. Tanpa persatuan,
kebudayaan tidak akan timbul. Islam bukan hanya menyatukan suku-suku yang berperang dari
suatu negeri, tetapi menegakkan persaudaraan semua bangsa di dunia ini, bahkan menyatukan
semua orang yang mempunyai perbedaan warna, ras, bahasa,batas geografi, bahkan
kebudayaan.
Dengan itu, Islam telah meletakkan dasar bagi persatuan umat manusia yang agama lain
tidak pernah dapat melakukannya. Islam bukan hanya mengakui persamaan hak manusia, baik
8
Merupakan doktrin yang pokok, dank arena itulah, setiap bangsa diakui memiliki wahyu
Hal ini menunjukkan betapa Islam menghargai batin orang, sehingga sekalipun yakin yakin
bahwa Islam adalah agama yang paling benar, tidaklah diperkenankan bagi seorang Muslim
untuk memaksakan keyakinan kepada orang lain. Setiap orang bebas berkeyakinan, sedangkan
Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui
nabi Muhammad Saw. Sumber ajarannya meliputi berbagai segi dari kehidupan manusia berupa
al-Qur’an dan Hadits dan merupakan bagian pilar penting kajian islam sekaligus pijakan dan
pegangan dalam mengakses wacana pemikiran dan membumikan praktik penghambaan kepada
Berbicara tentang islam, paling tidak terdapat tiga ranah penelusuran yang harus dibedakan:
Pertama, teks-teks asli islam, yakni al-qur’an dan otentisitas hadis nabi saw. Kedua, pemikiran
islam yang dapat dianggap sebagai penafsiran dari teks asli yang dapat ditemukan dalam empat
wacana keislaman: hukum, teologi, filsafat, dan mistik (tasawuf). Ketiga, perilaku sosial politik
sebagai manifestasi islam yang berada di beberapa negara dengan latar belakang sosio-
historisnya sendiri-sendiri.12
Dalam sebuah penelitian, ketiga ranah itu mempunyai posisi dan konsentrasi penjelasan
yang berbeda-beda. Teks asli merupakan sumber nilai dan kebenaran, namun ia tidak berdaya,
pasif sebagai dokumen kaku sehingga ia tidak bisa memberikan pemahaman apapun kepada
manusia, kecuali jika diikuti dengan penafsiran. Penafsiran merupakan cara untuk memahami
dan menjelaskan teks. Penafsiran mempunyai metodologinya sendiri dalam konteks paradigma
12
Maftuhin dkk., Nuansa Studi Islam, Yogyakarta: 2010, hlm. 3.
9
yang berkembang. Desain sebuah metode berkaitan erat dengan praktek sosial politik yang
terjadi pada ruang dan waktu, bahkan juga kepentingan yang berbeda-beda.
Ketidaksesuaian antara sistem ideal yang disediakan baik asli dengan implementasinya
serta perbedaan antara teori dan praktek, merupakan faktor yang melahirkan karakter penafsiran
yang beragam. Berbagai kepentingan politis dan ideologis yang dalam penafsiran memberikan
jarak antara hakikat dan kekuasaan. Hal ini terjadi dalam dunia pemikiran islam, sejak masa
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi tentang beragama terutama agama islam merupakan wadah untuk menyampaikan
berbagai macam hal tentang memprogram dan mengatur bertata kehidupan secara baik serta
sesuai yang akan dijalani pada kehidupan sehari-hari kepada seluruh lapisan masyarakat.
Mengingat agama bukan hanya milik masyarakat terpelajar atau cendekiawan, melainkan milik
seluruh lapisan makhluk hidup yang ada didalam semesta ini. Ditinjau dari segi keutamaan
umat yang beragama memiliki ciri yang khas yaitu patuh akan aturan atau anjuran yang
tercantum pada masing-masing agama tersebut meskipun demikian mempelajari tentang studi
Jadi pada intinya kita sebagai makhluk yang diciptakan oleh tuhan yang maha kuasa yang
dipercayai oleh masing-masing agama bertujuan satu yakni selamat di dunia juga pula diakhirat
kelak nanti.
Demikian makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untuk menambah khazanah
keilmuan kita. Kritik dan Saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan penyusunan
makalah ini.
11
Daftar Pustaka
Esposito, John (1988). Islam: The Straight Path (dalam bahasa Inggris). New York: Oxford
University Press. ISBN 9780195043990. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-10. Diakses
tanggal 2021-10-28.
Hackett, Conrad; McClendon, David (5 April 2017). "Christians remain world's largest religious
group, but they are declining in Europe". Pew Research Center (dalam bahasa Inggris).
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-24. Diakses tanggal 31 Maret 2019.
Wasik, Moh. Ali (2016). ""Islam Agama Semua Nabi" dalam Perspektif Al-Qur'an". ESENSIA:
Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 17 (2). ISSN 1411-3775.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-10. Diakses tanggal 10 November 2017.
Cornell, Vincent J. (2007). Voices of Islam: Voices of tradition (dalam bahasa Inggris). 1 (edisi ke-
berilustrasi). Greenwood Publishing Group. ISBN 0-275-98733-7. Diarsipkan dari versi asli
Syalabi, Muhammad Musthafa (1985). Al-Madkhal fī Fiqh al-Islāmī (dalam bahasa Arab). Beirut:
Addarul Jami'iyyah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-26. Diakses tanggal 2019-04-15.
Al-Asyqar, Umar Sulaiman (1994). Naḥw Ṡaqāfah Islamīyah Aṣīlah (dalam bahasa Arab).
Amman, Yordania: Darun Nafais. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-24. Diakses
tanggal 2019-04-06.
"Islam Explained". Why Islam? (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-
———— (2010). Mukhtaṣar al-Fiqh al-Islāmī fī Ḍaw’ al-Qur’ān was-Sunnah (dalam bahasa
Arab). Qasim, Arab Saudi: Dar Ashdaa`il Mujtama'. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-
Pengembangan Wawasan.
Prof. DR. Rosihon Anwar, M.Ag., H. Badruzzaman M. Yunus, M.A. Saehudin, S. Th.I.,Pengantar
13