01.islam Dan Studi Agama

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran agama islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin

terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai

petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara

lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya.

Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia sebagaimana terdapat di

dalam sumber ajarannya, al-Qur’an dan hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan

kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan

spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,

demokratis,egaliter, kemitraan, antifeodalistik, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya.

Dalam mempelajari tentang islam paling tidak ada beberapa sumber ajarannya yang bisa

dipelajari yakni: teks-teks atau nash-nash,penafsiran teks-teks agama serta perilaku sosial yang

terjadi pada komunitas pemeluknya. Dalam mamahami sumber primer yang berupa teks ada

beberapa pandangan para ilmuwan mengenai posisi teks itu sendiri, yang akan penulis bahas

pada makalah ini.

Islam dengan ajarannya yang mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia serta

perkembangan dan pengaruh global terhadap penduduk muslim dunia berhasil menarik

perhatian besar dalam studi agama di dunia. Posisi tradisional studi islam dalam program studi

ketimuran dan kawasan yang menempati kedudukan penting di universitas-universitas amerika

utara menjadi bagian dari problem. Dalam makalah ini penulis akan menjabarkan sedikit

tentang sejarah perkembangan studi agama di dunia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat kita simpulkan dua permasalahan

pokok yang akan penulis bahas dalam makalah ini, yaitu :

1. Apakah pengertian agama Islam?

2. Apa saja sumber-sumber ajarannya?


1
3. Bagaimanakah pandangan ilmuwan agama terhadap Al-qur’an dan Hadis?

4. Bagaimanakah perkembangan studi agama di dunia?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetaghui pengertian Islam.

2. Untuk mengetahui sumber-sumber ajaran Islam

3. Untuk mengetahui pandangan para imuwan terhadap Al-Quran dan Hadits.

4. Untuk mengetahui perkembangan studi agama di dunia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Islam

Islam (bahasa Arab: ‫اإلس الم‬, translit. al-islām) adalah salah satu agama dari kelompok

agama yang diterima oleh seorang nabi (agama samawi) yang mengajarkan monoteisme tanpa

kompromi, iman terhadap wahyu, iman terhadap akhir zaman, dan tanggung jawab. 1 Bersama

para pengikut Yudaisme dan Kekristenan, seluruh muslim–pengikut ajaran Islam–adalah anak

turun Ibrahim.2 Islam dianut oleh sekitar hampir 2 miliar jiwa atau lebih dari 1,8 miliar orang di

seluruh dunia (tepatnya dianut oleh 1,9 miliar jiwa) sehingga menjadi agama terbesar kedua

setelah Kristen.3

Kata Islām berasal dari bahasa Arab aslama – yuslimu dengan arti semantik sebagai

berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan, memasrahkan

(sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan, menyampaikan (addā), masuk dalam kedamaian,

keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi as-salm au as-silm au as-salām).4 Dari istilah-istilah

lain yang akar katanya sama, “Islām” berhubungan erat dengan makna keselamatan, kedamaian,

dan kemurnian.5

Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan terhadap

perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan hukum-hukum-

Nya.6 Pengertian “berserah diri” dalam Islam kepada Tuhan bukanlah sebutan untuk paham

fatalisme, melainkan sebagai kebalikan dari rasa berat hati dalam mengikuti ajaran agama dan

lebih suka memilih jalan mudah dalam hidup. 5 Seorang muslim mengikuti perintah Allah tanpa

menentang atau mempertanyakannya, tetapi disertai usaha untuk memahami hikmahnya.5

Allah berfirman ;
1
Esposito 1988, hlm. 3.
2
Esposito 1988, hlm. 3-4
3
Hackett & McClendon 2017.
4
Wasik 2016, hlm. 227.
5
Cornell 2007, hlm. 6.
6
Cornell 2007, hlm. 6; Syalabi 1985, hlm. 28
5

3
﴾131 : ‫َم ْي َن ﴿البقرة‬ ِّ ‫ت لَِر‬
ِ ‫ب ال َْعال‬ ُ ‫َسلَ ْم‬ َ ‫َسلِ ْمصلى َق‬
ْ ‫ال أ‬ َ َ‫إِ ْذ ق‬
ْ ‫ال لَهُ َربُّهُ أ‬

“(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), ‘Berserahdirilah!’ Dia menjawab,

‘Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.’.” (QS. Al-Baqarah[2] : 131)

Islam sebenarnya juga dipakai untuk menyebut keyakinan monoteistik yang diyakini

bersama oleh agama-agama samawi (saat ini Judaisme dan Kekristenan);

(QS. Al-Maidah[5] : 44)

(QS. Ali Imran[3] : 67)7

Namun, Islam lebih populer digunakan untuk agama yang dibawa oleh Muhammad

sebagaimana terdapat dalam sebuah ayat Alquran yang diturunkan di akhir-akhir masa

kenabiannya:8

﴾3 : ‫ت لَ ُك ُم اإْلِ ْساَل َم ِد ْينًا ﴿المائدة‬


ُ ‫ض ْي‬ ََ ْ َ ْ ُ ‫ْت لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َوأَتْ َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَْي ُكم نِ ْعمتِي ور‬ ُ ‫الي ْو َم أَ ْك َمل‬
َ

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku

bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah[5] : 3)

Islam dapat juga disebut dengan iman, millah, dan syariah dalam pengertiannya sebagai

aturan yang diturunkan oleh Allah melalui para utusan yang mencakup kepercayaan, keyakinan,

adab, akhlak, perintah, dan larangan. Agama Islam berdasarkan kewajiban untuk berserah diri

dan menunaikan ajarannya disebut islam; jika dilihat berdasarkan kepercayaan terhadap Allah

dan yang Dia turunkan, maka disebut iman; karena Islam itu diktatif dan terdokumentasikan,

maka disebut millah; dan karena sumber hukumnya adalah Allah, maka disebut syariah.9

Islam adalah sebuah kepercayaan dan pedoman hidup yang menyeluruh. Dalam Islam

diajarkan pemahaman yang jelas mengenai hubungan manusia dengan Allah (dari mana kita

7
Syalabi 1985, hlm. 28
8
Syalabi 1985, hlm. 5
9
Al-Asyqar 1994, hlm. 73.
4
berasal), tujuan hidup (kenapa kita di sini), dan arah setelah kehidupan (ke mana kita akan

pergi). Muslim adalah orang yang memeluk ajaran Islam dengan cara menyatakan kesaksiannya

tentang keesaan Allah dan kenabian Muhammad.10

Islam juga didefinisikan sebagai berikut: al-Islam wahyun ilahiyun unzila ila nabiyyi

Muhammadin saw lisa’adati ad-dunya wa al-akhirah (wahyu yang diturunkan kepada nabi

Muhammad saw sebagai pendoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat). Jadi inti

islam itu merupakan wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad.11

Dari berbagai pendapat tentang pengertian agama islam di atas dapat disimpulkan bahwa

islam adalah agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah, bukan berasal dari

manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad saw sebagai pedoman untuk

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

B. Universalisme Islam

Dengan berbagai dimensi dan jangkauan jauh yang dikandungnya, syumul (universal)

adalah karakteristik yang membedakan Islam dari segala sesuatu yang diketahui manusia dari

agama-agama, filsafat-filsafat dan mazhab-mazhab (aliran-aliran). Bahwa sesungguhnya Islam

itu syumul (universal) yang meliputi semua zaman, kehidupan, dan eksistensi (keberadaan)

manusia.

As-Syahid Hasan Al-Banna telah mengungkapkan jangkauansyumul dalam risalah Islam

ini, seraya berkata: “adalah risalah yang panjang terbentang sehingga meliputi semua cakrawala

umat, dan begitu mendalam (mendetail) sehingga memuat urusan-urusan dunia dan akhirat.

Islam adalah risalah untuk semua zaman dan generasi, bukan risalah yang terbatas oleh

masa atau masa tertentu dimana implentasinya berakhir seiring dengan berakhirnya zaman tadi.

Islam bukan risalah untuk kelas tertentu yang dalam aktivitasnya menundukkan kelas-kelas

yang lain untuk mengabdikan diri demi kemaslahatannya. Islam adalah risalah bagi mereka

semua, bukan untuk golongan tertentu.Islam benar-benar sebagai risalah bagi manusia secara

total.

Memiliki berbagai macam agama secara umum terdapat beberapa klasifikasi tentang

agama, Ahmad Abdullah al-Masdoosi di dalam bukunya Living Religions of the World

10
Why Islam
11
Atho’ Mudzhar, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, hlm. 19
5
menulis: Religion can be classified on three following grounds; Revealed and non-revealed;

Missionary and non- missionary; Geoghrapical-racial and universal.

Revealed religions dimaksudkan sebagai agama yang menghendaki iman kepada Tuhan,

kepada para Rasul-Rasul-Nya dan kepada kitab-kitab-Nya serta pesannya untuk disampaikan

kepada segenap umat manusia sedangkan sebaiknya”non-revealed religion.”(agama bukan

wahyu) adalah agama yang tidak memandang dari sensial penyerahan manusia kepada tata

aturan ilahi dan bukan untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia menitikbertakan kepada

ajaran keesaan Tuhan dan perintah penyebarannya kepada seluruh umat manusia, maka yang

termasuk agama wahyu (samawi) adalah Yahudi, Kristen dan Islam. Sesuai dengan ajaran dan

historisnya maka ketiga agama wahyu tersebut sebagai agama missionary.

Lain halnya menurut para ahli perbandingan Agama seperti Joachim Wach, Sir Thomas

Arnold dan Prof. Dr.H.A. Mukti Ali, bahwa yang termasuk agama missionari adalah Buddha,

Kristen, dan Islam. Sebagaimana yang ditulis dalam bukunya Ilmu Perbandingan Agama:

adalah menjadi tujuan bagi agama-agama da’wah (missionary), seperti agama Buddha, Kristen

dan Islam untuk menyiarkan ajarannya di seantero umat manusia.

Dalam kutipan tersebut di atas, agama Yahudi tidak termasuk agama missionary, karena

anggapan para pemeluknya (Bangsa Israel) bahwa bangsanya menduduki ras tertinggi, dan

tidak pantas bangsa lain untuk memeluk agama Yahudi. Agama Buddha dianggap sebagai

agama missionary karena tidak membatasi orang lain untuk memeluknya dan tidak ada ajaran

tentang perbedaan kasta bagi pemeluknya.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa agama Yahudi dan Kristen dalam

bentuknya yang asli menekankan keesaan Tuhan dan kepasrahan kepada-Nya.Oleh karena itu

kedua agama termasuk dalam bentuknya yang murni.Menurut pandangan al-Qur’an agama yang

dianut oleh semua nabi-nabi Allah adalah Islam.Lihat QS. (2): 136; QS. (10): 72; QS. (2): 131.

Dari rangkaian ayat-ayat tersebut, maka jelas dan tegaslah sudah bahwa menurut al-Qur’an,

Islam adalah satu-satunya agama murni samawi, sepanjang masa dan setiap persada.

Sifat dan ciri-ciri ajaran Islam yang ditarik dan dipahami dari kumpulan berbagai

argumentasi keagamaan, cukup banyak antara lain: Rabbaniyah, asy-Syumul (keumuman), al-

6
Waqi’iyyah (berpijak pada kenyataan objektif manusia). Dari sifat al-Waqi’iyyah persolan

universalisme Islam dapat dipahami secara lebih jelas.

Waqi’iyyah ajaran Islam juga tercemindalam petunjuk-petunjukNya yang rinci dan global.

Keduanya didasarkan pada fitrah manusia yakni:

1. Apabila fitrah manusia dalam hal yang berkaitan dengan materi, petunjuknya tidak akan

mengalamai perubahan maka al-Qur’an menghadirkan petunjuk-petunjuk yang rinci, sperti

dalam hal hukum-hukum perkawinan.

2. Apabila petunjuk-petunjuk dimaksud berkaitan dengan kemampuan manusia untuk

menjabarkannya lebih jauh.

Universalisme Islam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi penting dan terbaik

dalam ajaran-ajarannya.Rangkaian ajaran yang meliputi berbagai bidang sepertichukum agama

(fiqih), keimanan (tauhid), etika (akhlaq), dan sikap hidup dapat menampilkan keperdulian yang

sangat besar kepada unsur-unsur utama dari kemanusian.

Firman Allah SWT.:

“Tiada Kami mengutus engkau Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh

alam”.(QS.Al-Anbiya:107)

C. Dimensi Baru dari Kedatangan Islam

Islam memberikan dimensi baru terhadap agama-agama lain.

1. Agama itu tidak lagi harus diterima sebagai dogma,tetapi islam diterima sebagai agama

yang menjadi pilihan Tuhan dengan perantaraan wahyu.

2. Tidak hanya terbatas pada kehidupan setelah mati.

Perhatian utamanya adalah untuk kehidupan dunia dan dengan perantaraan perbuatan baik

di dunia ini manusia dapat memperoleh kesadaran tentang eksistensinya yang lebih tinggi.

D. Islam Sebagai Jalan Tengah

Islam telah terbukti menjadi kekuatan rohani yang dapat mengubah dunia,dan hal ini tidak

dapat dilakukan oleh agama-agama lainnya. Ia merupakan kekuatan rohani yang paling besar

membawa peradaban dan juga memberikan penyelesaian terhadap masalah-masalah yang

7
menimpa dunia.Contoh diantaranya:Puasa, Zakat, menegakkan persaudaraan antarumat

manusia.

E. Agama dan Peradaban Manusia

Apakah manusia pada abad teknologi dan informasi ini masih memerlukan agama?

Perkembangan moral dan etika manusia hingga dewasa ini, kalau dicari penyebabnya, adalah

agama.Agama memberikan persaan yang baik yang memberikan inspirasi kepada

manusia.Andaikata satu bangsa berlangsung tanpa percaya kepada Tuhan?Perasaan dan bentuk

materialisme macam apa yang akan menggantinya?

Dapat dipastikan bahwa materialisme akan melahirkan semangat mementingkan diri

sendiri. Apbila sangsi agama tidak ada , umat manusia berangsur-angsur akan tenggelam dalam

kebuasan dan kebiadaban.Memang kenyataannya, peradaban umat manusia dewasa ini

didasarkan pada agama.Marilah kita meneliti kembali sejarah bangsa-bangsa agar kita

mengetahui bahwa apabila suatu bangsa mulai runtuh, dorongan agama timbul untuk mencegah

kehancuran.

F. Islam Menyatukan Bangsa-bangsa Dunia

Apabila persatuan itu merupakan dasar bagi kebudayaan umat manusia. Tanpa persatuan,

kebudayaan tidak akan timbul. Islam bukan hanya menyatukan suku-suku yang berperang dari

suatu negeri, tetapi menegakkan persaudaraan semua bangsa di dunia ini, bahkan menyatukan

semua orang yang mempunyai perbedaan warna, ras, bahasa,batas geografi, bahkan

kebudayaan.

Dengan itu, Islam telah meletakkan dasar bagi persatuan umat manusia yang agama lain

tidak pernah dapat melakukannya. Islam bukan hanya mengakui persamaan hak manusia, baik

sipil maupun politik, tetapi juga hak-hak rohaniah.

Firman Allah dalam Al-Quran:

“Manusia itu(dahulunya) satu umat…..” (Q.S.Al Baqarah:213)

8
Merupakan doktrin yang pokok, dank arena itulah, setiap bangsa diakui memiliki wahyu

dari Tuhan. Selanjutnya, Al-Quran menyatakan:

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (islam)…. (Q.S.Al-Baqarah:256)

Hal ini menunjukkan betapa Islam menghargai batin orang, sehingga sekalipun yakin yakin

bahwa Islam adalah agama yang paling benar, tidaklah diperkenankan bagi seorang Muslim

untuk memaksakan keyakinan kepada orang lain. Setiap orang bebas berkeyakinan, sedangkan

Islam hanya menyampaikan kebenaran.

G. Sumber-sumber Ajaran Islam

Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui

nabi Muhammad Saw. Sumber ajarannya meliputi berbagai segi dari kehidupan manusia berupa

al-Qur’an dan Hadits dan merupakan bagian pilar penting kajian islam sekaligus pijakan dan

pegangan dalam mengakses wacana pemikiran dan membumikan praktik penghambaan kepada

Tuhan, baik yang bersifat teologis maupun humanistis.

Berbicara tentang islam, paling tidak terdapat tiga ranah penelusuran yang harus dibedakan:

Pertama, teks-teks asli islam, yakni al-qur’an dan otentisitas hadis nabi saw. Kedua, pemikiran

islam yang dapat dianggap sebagai penafsiran dari teks asli yang dapat ditemukan dalam empat

wacana keislaman: hukum, teologi, filsafat, dan mistik (tasawuf). Ketiga, perilaku sosial politik

sebagai manifestasi islam yang berada di beberapa negara dengan latar belakang sosio-

historisnya sendiri-sendiri.12

Dalam sebuah penelitian, ketiga ranah itu mempunyai posisi dan konsentrasi penjelasan

yang berbeda-beda. Teks asli merupakan sumber nilai dan kebenaran, namun ia tidak berdaya,

pasif sebagai dokumen kaku sehingga ia tidak bisa memberikan pemahaman apapun kepada

manusia, kecuali jika diikuti dengan penafsiran. Penafsiran merupakan cara untuk memahami

dan menjelaskan teks. Penafsiran mempunyai metodologinya sendiri dalam konteks paradigma

12
Maftuhin dkk., Nuansa Studi Islam, Yogyakarta: 2010, hlm. 3.
9
yang berkembang. Desain sebuah metode berkaitan erat dengan praktek sosial politik yang

terjadi pada ruang dan waktu, bahkan juga kepentingan yang berbeda-beda.

Ketidaksesuaian antara sistem ideal yang disediakan baik asli dengan implementasinya

serta perbedaan antara teori dan praktek, merupakan faktor yang melahirkan karakter penafsiran

yang beragam. Berbagai kepentingan politis dan ideologis yang dalam penafsiran memberikan

jarak antara hakikat dan kekuasaan. Hal ini terjadi dalam dunia pemikiran islam, sejak masa

klasik hingga modern.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Studi tentang beragama terutama agama islam merupakan wadah untuk menyampaikan

berbagai macam hal tentang memprogram dan mengatur bertata kehidupan secara baik serta

sesuai yang akan dijalani pada kehidupan sehari-hari kepada seluruh lapisan masyarakat.

Mengingat agama bukan hanya milik masyarakat terpelajar atau cendekiawan, melainkan milik

seluruh lapisan makhluk hidup yang ada didalam semesta ini. Ditinjau dari segi keutamaan

umat yang beragama memiliki ciri yang khas yaitu patuh akan aturan atau anjuran yang

tercantum pada masing-masing agama tersebut meskipun demikian mempelajari tentang studi

agama harus didasari pemahaman secara mendalam tidak secara extrim.

Jadi pada intinya kita sebagai makhluk yang diciptakan oleh tuhan yang maha kuasa yang

dipercayai oleh masing-masing agama bertujuan satu yakni selamat di dunia juga pula diakhirat

kelak nanti.

B. Kritik dan Saran

Demikian makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untuk menambah khazanah

keilmuan kita. Kritik dan Saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan penyusunan

makalah ini.

11
Daftar Pustaka

Esposito, John (1988). Islam: The Straight Path (dalam bahasa Inggris). New York: Oxford

University Press. ISBN 9780195043990. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-10. Diakses

tanggal 2021-10-28.

Hackett, Conrad; McClendon, David (5 April 2017). "Christians remain world's largest religious

group, but they are declining in Europe". Pew Research Center (dalam bahasa Inggris).

Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-24. Diakses tanggal 31 Maret 2019.

Wasik, Moh. Ali (2016). ""Islam Agama Semua Nabi" dalam Perspektif Al-Qur'an". ESENSIA:

Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 17 (2). ISSN 1411-3775.

Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-10. Diakses tanggal 10 November 2017.

Cornell, Vincent J. (2007). Voices of Islam: Voices of tradition (dalam bahasa Inggris). 1 (edisi ke-

berilustrasi). Greenwood Publishing Group. ISBN 0-275-98733-7. Diarsipkan dari versi asli

tanggal 2016-08-07. Diakses tanggal 2016-06-01. id, 9780275987336

Syalabi, Muhammad Musthafa (1985). Al-Madkhal fī Fiqh al-Islāmī (dalam bahasa Arab). Beirut:

Addarul Jami'iyyah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-26. Diakses tanggal 2019-04-15.

Al-Asyqar, Umar Sulaiman (1994). Naḥw Ṡaqāfah Islamīyah Aṣīlah (dalam bahasa Arab).

Amman, Yordania: Darun Nafais. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-24. Diakses

tanggal 2019-04-06.

"Islam Explained". Why Islam? (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-

13. Diakses tanggal 2019-04-06.

———— (2010). Mukhtaṣar al-Fiqh al-Islāmī fī Ḍaw’ al-Qur’ān was-Sunnah (dalam bahasa

Arab). Qasim, Arab Saudi: Dar Ashdaa`il Mujtama'. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-

16. Diakses tanggal 2019-04-19.

E. HASSAN SALEH. STUDI ISLAM DI PERGURUAN TINGGI.Pembinaan IMTAQ dan

Pengembangan Wawasan.

Prof. DR. Rosihon Anwar, M.Ag., H. Badruzzaman M. Yunus, M.A. Saehudin, S. Th.I.,Pengantar

studi islam , Bandung: Pustaka Setia, 2009

Menulis karya ilmiah . Dr.H. Dalman, M.Pd.

Tafsir jalalain,karangan Al imam jalaludin as-syuyuthi


12
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam#CITEREFAt-Tuwaijiri2010

13

Anda mungkin juga menyukai