Book Review Dogmatika 5 Ekklesiologi Meitri L.S-02111127
Book Review Dogmatika 5 Ekklesiologi Meitri L.S-02111127
Book Review Dogmatika 5 Ekklesiologi Meitri L.S-02111127
Suardin Gaurifa, M. Th
Halaman : IX+277
Semester : V (Lima)
Buku ini berisi tentang fenomena yang terjadi dalam gereja dan kehidupan
orang Kristen secara keseluruhan. Dalam faktanya gereja telah mengalami
perpecahan yang signifikan dalam berbagai aliran dan denominasi. Buku ini
menguraikan sebab-sebab terjadinya perpecahan dalam gereja yang sudah
berlangsung lama serta beberapa strategi untuk mencegah berlanjutnya perpecahan
tersebut. Dengan demikian, semakin hari imannya bertumbuh sehingga memiliki
kerinduan dan kemampuan untuk menyatukan gereja Tuhan di Indonesia dan
seluruh dunia. Bila kita meyakini bahwagereja belum mengalami perpecahan maka
marilah tetap menjaganya agar tetap utuh selamanya. Sebaliknya, jika kita
mengakui bahwa gereja telah pecah dalam berbagai aliran dan denominasi, maka
kita harus bertanggungjawab untuk menyatukannya kembali.Kondisi gereja saat ini
dapat diibaratkan seperti minyak dan air tidak mungkin bersatu lagi. Akan tetapi,
gereja sangat diharapkan bisa berdampingan satu dengan lainnya dalam berbagai
perbedaan.Betapa mulianya jika kita bersatu dalam kepelbagaian sebelum Tuhan
Yesus datang untuk kedua kalinya.
1
INTISARI BAB 1
EKSISTENSI GEREJA
Belajar tentang kehidupan gereja tidaklah lepas dari benang merah yang
menghubungkan kita dengan sejarah awal kehadiran gereja dalam iman Kristen.
Sejarah kehadiran gereja merupakan modal penting untuk menelusuri akar dari
persoalan yang timbul pada zaman modern ini dalam kehidupan gereja. Peristiwa
lampau tersebut menjadi petunjuk yang berharga untuk kita dalam memahami
secara bijak hal-hal yang akhir-akhir ini menimpa perjalanan sejarah gereja.
Pada awalnya gereja hanyalah merupakan sebuah kelompok kecil yang didominasi
oleh orang Yahudi. Akan tetapi, setelah terjadinya penganiayaan terhadap orang
Kristen maka menyebabkan penyebaran mereka di seluruh daerah pada saat itu.
Situasi itulah yang membuat perkembangan yang pesat dalam kehidupan gereja,
dimana dalam beberapa tempat itu pemberitaan Injil terbuka (Kisah Para Rasul 8-
11). Tentunya ini salah satu realisasi dari perintah pemberitaan Injil yang
disampaikan oleh Yesus sebelum kenaikan-Nya (Mat.28:18-20; Mark. 16:15-18;
Kis.1:8).
REVIEW
2
INTISARI BAB 2
GEREJA YANG MEMBUMI
Pemberian nama gereja tidak terlepas pada konteks budaya atau bahasa setempat.
Istilah “gereja” yang kita kenal saat ini pada awalnya berasal dari bahasa Portugis
yaitu “igreja” yang berarti berkumpul. Dalam bahasa Yunani disebut ekklhsiα
(ekklesia) yang berarti sidang, jemaat, atau kumpulan. Kata “ekklesia” itu sendiri
adalah terjemahan dari kata “qahal” (kahal) atau “qahal YHWH yang berarti umat,
jemaat, atau massa. Dalam Perjanjian Lama (PL) istilah “qahal” berarti Israel
sebagai umat yang dikasihi oleh Allah yang dipanggil supaya menjadi terang dan
berkat bagi bangsa-bangsa lain di sekitarnya (Ulangan 7:6). Pemanggilan Allah
yang istimewa ini bagi umat-Nya dimulai dari pribadi Abraham, Ishak, dan
selanjutnya kepada kedua belas suku Israel. Mereka dipanggil oleh Allah sebagai
umat yang berbakti kepada-Nya. Setelah Allah melihat manusia telah berdosa dan
terus berbuat dosa, maka Allah Bapa mengutus Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus
Kristus ke dalam dunia untuk menebus dosa-dosa umatNya. Pada posisi ini Yesus
seratus persen adalah Allah dan seratus persen sebagai manusia.
REVIEW
3
INTISARI BAB 3
SISTEM KEPEMIMPINAN GEREJA
REVIEW
4
INTISARI BAB 4
KEKUASAAN DALAM GEREJA
Setiap lembaga agama di dunia ini pasti memiliki kekuasaan. Segala bentuk
kekuasaan apabila dilakukan secara tidak benar maka pasti merusak seluruh
sendi-sendi kehidupan manusia. Penggunaan kekuasaan secara berlebihan identik
dengan pemberontakkan. Secara jujur harus diakui bahwa setiap pribadi pemimpin
gereja pasti memiliki kekuasaan. Yesus sendiri memiliki kekuasaan bahkan disebut
sebagai Allah Yang Mahakuasa. Setiap orang percaya teristimewa para pemimpin
gereja pasti mendapatkan kekuasaan dari-Nya. Dia memberikan kuasa dengan
tujuan untuk mengatur, memelihara alam ciptaan, dan jemaat-Nya. Tidak ada satu
pun pemimpin gereja atau lembaga kekristenan yang tidak memiliki kuasa. Apapun
bentuk dan model kekuasaan yang ada pada mereka seharusnya lebih ber- orientasi
untuk menunjang kegiatan pelayanan gerejawi. Hal ini diperlukan untuk
membentuk karakter setiap warga jemaat. Bentuk kekuasaan ini lebih bersifat
rohani dan alkitabiah.
REVIEW
5
INTISARI BAB 5
HUKUM DAN PEMERINTAHAN GEREJA
Hukum gereja bertujuan untuk mengatur tata cara beribadah kepada Tuhan serta
melindungi kepentingan individu dan kelompok masyarakat Kristen secara umum.
Melalui penerapan hukum gereja diharapkan agar setiap pemimpin gereja dan
jemaat dapat hidup dengan harmonis, saling mengasihi, dan menjadi berkat bagi
orang lain. Hukum gereja merupakan implementasi dari segala bentuk hukum-
hukum Tuhan yang ada dalam Alkitab.
REVIEW
6
INTISARI BAB 6
DOKTRIN DALAM GEREJA
REVIEW
7
INTISARI BAB 7
ALIRAN-ALIRAN GEREJA
REVIEW
8
INTISARI BAB 8
AMANAT AGUNG
Amanat Agung secara jelas dituliskan oleh rasul Matius sesuai apa yang
didengarnya dari Tuhan Yesus pada saat itu. Pesan rohani ini disampaikan oleh
Tuhan Yesus sebelum Dia naik ke sorga. Yesus mendekati mereka dan berkata:
“Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman” (Matius 28:18-20; bnd. Markus 16:14-20; Kisah Para Rasul
1:8). Dasar Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid-Nya dan seluruh orang
Kristen untuk memberitakan Injil yaitu karena Dia berkuasa atas sorga dan bumi
ini. Tidak ada seorang pun manusia yang berani mengatakan bahwa sorga dan bumi
menjadi kekuasaannya. Hanya Yesus sendiri yang berhak mengatakannya karena
Dialah pemilik sorga dan seluruh yang ada di dunia ini. Dengan kekuasaan itu
pulalah, Dia tidak ingin manusia di dunia binasa karena dosa mereka. Dia
menyelamatkan setiap manusia sesuai tugas yang diberikan oleh Allah Bapa
kepada-Nya.
REVIEW
9
INTISARI BAB 9
GEREJA MUTLAK BERSATU
Selain Injil Yohanes 17:20-23 yang menjadi tema sentral kebersatuan gereja, maka
surat Paulus kepada jemaat Filipi juga menekankan hal yang sama. Dalam Filipi
2:1-11 memaparkan tentang sikap Paulus menasihati jemaat yang terancam dalam
perpecahan. Jemaat Filipi sudah mulai terbentuk faksi-faksi yang saling
bermusuhan satu sama lain. Dalam situasi itu Paulus menekankan supaya mereka
menjadi satu. Nasihat itu berdasarkan kehendak Kristus agar gereja-Nya utuh dan
bersatu sebelum kedatangan-Nya kembali. Rasul Paulus menasihati agar jemaat
tetap sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, dan satu tujuan, saling merendahkan diri
serta saling mengasihi. Di sinilah Paulus sebagai rasul Kristus minta agar jemaat
jangan menuruti kemanusiaan mereka, tetapi supaya berpikiran, berperasaan, dan
meneladani Kristus Yesus dalam seluruh aspek kehidupannya. Melalui kesatuan
orang Kristen menjadikan dunia ini pun dapat bersatu.
REVIEW
10