Alda Innayah Maulidya-2302153-B-Tablet
Alda Innayah Maulidya-2302153-B-Tablet
Alda Innayah Maulidya-2302153-B-Tablet
Oleh :
2. FORMULASI TABLET
b. Bahan pembantu
Adalah suatu bahan pembantu yang turut memberikan bentuk pada
sediaan. Zat berkhasiat kadang kala memiliki dosis efektif sangat kecil
hanya beberapa mikrogram saja, untuk zat khasiat yang demikian ini
perlu adanya bahan pembantu untuk memperoleh tablet dengan ukuran
yang cocok, sebab tablet yang sangat kecil akibat dosis obat yang juga
sangat kecil juga tidak hanya menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam
penanganannya tetapi juga dapat membahayakan di dalam praktek
penggunaannya, bahan ini meliputi:
Pengisi
Fungsi bahan pengisi dalam formula tablet adalah untuk
memperbesar ukuran tablet, terutama jika tablet mengandung zat
khasiat dalam jumlah kecil. Bahan pengisi yang umum digunakan
adalah laktosa, selulosa mikro kristal atau avicel, kalsium sulfat,
pati (amylum) singkong, pati kentang, pati jagung, dan lain-lain.
Pengikat
Berfungsi untuk mengikat serbuk agar terbentuk granul dan
membuat masa cetak menjadi kohesif. Pemilihan pengikat
disesuaikan dengan daya ikat yang dikehendaki. Pengikat dapat
dalam bentuk kering atau berbentuk mucilago.
Penghancur
Penghancur berfungsi untuk hancurnya tablet bila kontak dengan
cairan. Mekanisme hancurnya tablet berbeda-beda tergantung dari
bahan penghancur yang digunakan, mekanisme tersebut antara lain:
mengembangnya bahan penghancur, terbentuknya gas dan
sebagainya. Fungsinya didalam formula tablet sangat berlawanan
dengan fungsi bahan pengikat sebab bahan penghancur ini
ditambahkan ke dalam formula tablet dengan maksud agar tablet
dapat segera hancur bila kontak dengan air maupun cairan lainnya
sehingga zat khasiat yang dikandungnya dapat dibebaskan dan
memberikan efek terapi. Makin kuat daya ikat bahan pengikat yang
digunakan dipilih bahan penghancur yang daya hancurnya semakin
besar.
1. Mengembangnya bahan penghancur
Mekanisme ini pada umumnya ditunjukkan oleh pati, turunan
selulosa, gom arab, dan alginat. Bahan penghancur ini didalam
air akan mengembang dan pengembangan bahan penghancur
ini akan menyebabkan terjadinya tekanan dari dalam tablet
sehingga tablet pecah.
2. Terbentuknya gas karbondioksida
Mekanisme ini terjadi hanya pada tablet buih (“effervescent”)
yang di dalam formulasinya terdapat kombinasi antara asam
sitrat ataupun asam tartat dengan basa karbonat ataupun basa
bikarbonat. Kombinasi asam dan basa ini di dalam air
membentuk gas karbondioksida yang menyebabkan pecahnya
tablet.
3. Terbentuknya gas oksigen
Mekanisme ini hanya ditemukan pada tablet yang
dipergunakan bukan untuk pengobatan, hasil reaksi antara
magnesium peroksida dengan natrium perborat.
Beberapa cara penambahan bahan penghancur dalam formulasi
tablet:
1. Ditambahkan sekaligus dalam bentuk keringnya kedalam
granul yang telah dikeringkan sebelum proses pencetakan
dilakukan.
2. Ditambahkan sebagian-sebagian dari jumlah totalnya, sebagian
pertama ditambahkan kedalam campuran serbuk sebelum
proses granulasi basah (dikenal sebagai penghancur dalam) dan
sebagian sisanya ditambahkan dalam bentuk keringnya (dikenal
sebagai penghancur luar) ke dalam campuran granul yang telah
dikeringkan sebelum proses pencetakan tablet. Cara ini
merupakan cara yang paling umum didalam melakukan
penambahan bahan penghancur dalam formulasi tablet.
3. Ditambahkan secara total kedalam campuran serbuk sebelum
proses granulasi basah dilakukan. Cara ini kurang
menguntungkan oleh karena beberapa bahan pengahancur
dengan adanya air justru tidak lagi berlaku sebagai bahan
pengahancur tetapi sudah berubah fungsinya menjadi bahan
pengikat seperti misalnya gom arab.
Bahan bahan penghancur yang sering digunakan adalah: pati
dan turunannya, turunan selulosa, avicel, alginat, bentonit, dan
veegum (clays)
Lubrikan
Fungsi utama lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan antara
permukaan tablet dengan dinding dalam ruang cetak selama
pencetakan dan waktu pengeluaran tablet. Penambahan lubrikan
dilakukan pada tahap akhir. Didalam proses pencetakan tablet
senantiasa mempunyai problema tentang: aliran granul, lengketnya
masa cetak pada stempel dan matriks atau acuan (padapunch dan
die), pembebasan tablet secara utuh dari cetakan. Bahan yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah ini dikenal sebagai lubrikan.
Bahan lubrikan atau dikenal juga sebagai bahan pelincir memenuhi
fungsi-fungsi yang berbeda, sehingga bermanfaat, disini dibagi
dalam bahan pengatur aliran, bahan pelican, dan bahan pemisah
bentuk.
1. Bahan pengatur aliran
Bahan ini dikenal juga dengan istilah bahan pengalir, bahan
pelincir dalam artian sempit, glidan (inggris). Bahan ini
bertugas memperbaiki daya luncur dan daya gulir dari bahan
yang akan ditabletasi, karena itu memastikan keteraturan
aliran sepatu (corong) pengisi kedalam lubang ruang cetak.
Mengurangi penyimpanan masa dan meningkatkan ketepatan
takaran dari tablet. Zat atau bahan yang biasa digunakan untuk
tujuan ini adalah talkum, talkum disilikonisasi, kalsium
stearat, magnesium stearat, alumunium stearat, asam stearat,
asam palmitat, pati, aerosol, polietilenglikol, serbuk susu
yang dihilangkan lemaknya, stearil alkohol, setil alkohol,
miristil alkohol, dan lanelle.
2. Bahan pelicin
Disebut juga bahan anti adhesi, bahan pelincir ruang cetak,
lubrikan (inggris). Digunakan untuk mengurangi penggesekan
logam (stempel dalam ruang cetak) dan penggesekan tablet
(atau masa yang ditabletasi)
dan logam. Memudahkan pendorongan keatas dari tablet.
Bahan bahan ini adalah talkum, talkum disilikonisasi, kalsium
stearat, magnesium stearat, alumunium stearat, asam stearat,
serbuk susu yang dihilangkan lemaknya, staril alkohol dan
setil alkohol, pati, polietilen glikol dan paraffin.
3. Bahan pemisah bentuk
Bahan ini juga dikenal dengan antilekat, anti adhesive, zat
anti lengket. Bahan yang diinginkan untuk mengurangi
lekatnya massa tablet atau tablet pada stempel dan dinding
ruang cetak. Membangkitkan kilap cetakan. Bahan yang
sering dipakai adalah talkum, talkum disilikonisasi, asam
stearat, paraffin, kalsium stearat, magnesium stearat, lemak
hidrogenasi dan emulsi silicon.