FIXXX KIA - 3C Graciela Talebong
FIXXX KIA - 3C Graciela Talebong
FIXXX KIA - 3C Graciela Talebong
OLEH :
OLEH :
ii
3
4
5
6
7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Tn “A” Dengan
Diagnosa Medis Infark Miokard Akut di Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Stella Maris Makassar”.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dan keberhasilan penyusunan
Karya Ilmiah Akhir ini telah melibatkan banyak pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung, dan memotivasi
penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini, terutama kepada:
1. Siprianus Abdu, S.Si.,Ns.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Stella Maris Makassar yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menuntut ilmu di STIK Stella Maris Makassar.
2. Fransiska Anita, Ns.,M.kep.Sp.Kep.MB selaku wakil Ketua Bidang
Akademik dan Kerjasama STIK Stella Maris Makassar.
3. Mery sambo, Ns.,M.Kep, selaku ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan dan Profesi Ners STIK Stella Maris Makassar.
4. Mery Solon, Ns., M.Kes selaku pembimbing I yang telah membimbing
dengan sangat baik selama proses penyelesaian Karya Ilmiah Akhir ini.
5. Serlina Sandi, Ns., M.Kep selaku pembimbing II yang telah
membimbing dengan sangat baik selama proses penyelesaian Karya
Ilmiah Akhir ini.
6. Rosdewi, S.Kep., MSN selaku penguji I dan Fransisco Irwandy,
Ns.,M.Kep selaku Penguji II yang telah memberikan saran dan
masukan demi penyempurnaan Karya Ilmiah Akhir ini.
7. Segenap dosen dan staf pegawai STIK Stella Maris Makassar yang
telah membimbing, mendidik dan memberi pengarahan selama penulis
mengikuti Pendidikan.
vii
8
Penulis
viii
9
DAFTAR ISI
ix
10
x
11
DAFTAR GAMBAR
xi
12
DAFTAR TABEL
xii
13
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit kardiovaskuler yang banyak diderita adalah
Penyakit Jantung Koroner (PJK). Penyakit Jantung Koroner (PJK)
merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Di
Indonesia, sekitar sepertiga dari total seluruh kematian yang terjadi
disebabkan oleh PJK yang menjadi penyebab utama (Utama et al.,
2022).
Berdasarkan presentasi klinis yang ditimbulkan, Penyakit Jantung
Koroner (PJK) dibedakan menjadi 2 kategori yaitu Chronic Coronary
Syndrome (CCS) dan Acute Coronary Syndrome (ACS). Acute
Coronary Syndrome merupakan suatu masalah kardiovaskuler yang
utama karena menyebabkan angka perawatan rumah sakit dan angka
kematian yang tinggi. ACS adalah suatu kumpulan gejala ditandai
dengan angina pektoris tidak stabil atau Unstable Angina Pectoris,
infark miokard dengan ST Elevasi (ST Elevation Myocard Infarct/
STEMI). STEMI merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan
kematian sel miosit jantung karena iskemia yang berkepanjangan
akibat oklusi koroner akut. STEMI terjadi akibat stenosis total
pembuluh darah koroner sehingga menyebabkan nekrosis sel jantung
yang bersifat irreversibel (Sirilus et al., 2022).
Infark Miokard Akut (IMA) merupakan suatu keadaan pada
miokard yang disebabkan oleh tidak adanya aliran darah yang cukup
pada waktu yang berkelanjutan. Sehingga terjadi kekurangan oksigen
pada jaringan tersebut yang mengakibatkan kematian jaringan miokard
atau dengan kata lain kematian sel miokard terjadi akibat kekurangan
oksigen yang berkepanjangan. Jika aliran darah terputus atau hantaran
oksigen setelah sekitar 20 menit maka sel miokard mulai mati (Ariska et
al., 2021).
1
2
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah akhir ini adalah:
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan asuhan keperawatan keperawatan gawat
darurat pada Tn “A” dengan diagnosa medis Infark Miokard Akut di
instalasi gawat darurat Rumah Sakit Stella Maris Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada Tn “A” dengan diagnosa medis Infark
Miokard Akut di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Stella Maris
Makassar.
4
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi Rumah Sakit untuk lebih meningkatkan
pelayanan keperawatan di bagian gawat darurat khususnya
mengenai Infark Miokard Akut khususnya di Rumah Sakit Stella
Maris Makassar.
2. Bagi Profesi keperawatan
Sebagai bahan penelitian ini diharapkan akan menjadi acuan untuk
mengevaluasi efektifitas pemberian asuhan keperawatan pada
pasien dengan Infark Miokard Akut.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan penelitian dapat menjadi bahan bacaan dan referensi
bagi mahasiswa keperawatan yang akan melakukan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan Infark Miokard Akut.
5
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan
Karya Ilmiah Akhir ini adalah metode deskriptif dalam membentuk studi
kasus yaitu:
1. Studi Pustaka
Data yang diperoleh berupa referensi buku maupun jurnal yang
terintegrasi dengan kasus yang dijadikan sebagain bahan karya
ilmiah akhir
2. Studi Kasus
Kasus ini merupakan pendekatan proses keperawatan yaitu
yang meliputi pengkajian data, analisa data, penetapan diagnosa,
perencanaan, dan evaluasi dari asuhan keperawatan yang diberikan.
Data dapat diperoleh melalui beberapa cara yaitu:
a. Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab kepada pasien, keluarga, serta
berbagai pihak yang mengetahui keadaan pasien.
b. Pemeriksaan Fisik
Dengan melakukan pemeriksaan langsung dengan pasien mulai
dari kepala sampai kaki melalui inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi.
c. Dokementasi Riwayat Medis Pasien
Catatan riwayat medis yang berhubungan dengan pasien seperti
riwayat penyakit terdahulu, serta riwayat kesehatan pasien.
6
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan studi kasus ini tersusun dari bab I
sampai dengan bab V.
BAB I : Pendahuluan yang menggunakan tentang latar belakang
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan, dan sistematikan penulisan.
BAB II : Bab ini menggunakan tentang teori yang merupakan dasar
dari asuhan keperawatan yaitu konsep dasar medis yang
meliputi pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, tes diagnostik, penatalaksanaan medik,
dan komplikasi. Sedangkan konsep asuhan keperawatan
terdiri pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, discharge planning (perencanaan pulang)
dan patoflodiagram.
Bab III : Tinjauan kasus yang menguraikan tentang pengkajian,
analisa data, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi serta daftar obat pasien.
BAB IV : Pembahasan kasus yang berisi tentang kesenjangan antara
teori dan fakta dari kasus-kasus kelolaan yang ditemukan di
lapangan
BAB V : Simpulan dan saran.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Infark Miokard Akut (IMA) merupakan kematian atau nekrosis
jaringan miokard akibat penurunan secara tiba-tiba aliran darah arteri
koronaria ke jantung atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen
secara tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang cukup. Infark
miokard dapat disebabkan oleh penyempitan kritis arteri koronaria
akibat aterioklerosis atau oklusi arteri komplet akibat embolus atau
thrombus. Penurunan aliran darah koroner dapat disebabkan oleh
syok, hemoragi dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen pada jantung (Kurnia, 2021).
Infark Miokard Akut merupakan gangguan aliran darah ke
jantung yang menyebabkan sel otot jantung mengalami hipoksia.
Pembuluh darah koronaria mengalami penyumbatan sehingga aliran
darah yang menuju otot jantung terhenti, kecuali sejumlah kecil aliran
kolateral dari pembuluh darah di sekitarnya. Daerah otot yang sama
sekali tidak mendapat aliran darah atau alirannya sangat sedikit
sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan
mengalami infark (Nasanah, 2021).
Infark Miokard Akut merupakan kematian sel – sel otot jantung
karena iskemia yang berlangsung lama akibat adanya oklusi di arteri
koroner. Akibat adanya kematian sel – sel miokard dikarenakan
suplai oksigen ke miokard, maka kompensasi dari miokard adalah
dengan melakukan metabolisme anaerob agar jantung tetap
tersuplai oksigen ke seluruh tubuh. Hasil dari metabolisme anaerob
inilah yang menyebabkan peningkatan asam laktat dimana dapat
meningkatkan nyeri dada yang dirasakan pasien infark miokard akut
(Vike, 2019).
7
8
2) Ruang Jantung
Jantung manusia mempunyai empat ruang berongga di
bagian tengahnya yang berfungsi sebagai tempat menampung
darah yang masuk ke jantung dan yang kemudian darah
tersebut akan dikeluarkan dari jantung. Ruang-ruang jantung
tersebut adalah atrium jantung terbagi berdasarkan letaknya,
yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Atrium jantung berfungsi
menampung darah yang masuk ke jantung melalui pembuluh
darah vena pulmonalis untuk atrium kiri dan pembuluh darah
vena cava atrium kanan. Ventrikel jantung Terbagi berdasarkan
letaknya, yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Ventrikel
jantung berfungsi menampung darah yang berasal ari ruang
atrium kemudian memompanya keluar melalui pembuluh darah
aorta untuk ventrikel kiri dan pembuluh darah arteri pulmonalis
untuk ventrikel kanan (Gama, 2019).
3) Katup Jantung
Katup jantung atau yang disebut sebagai valve mempunyai
fungsi sebagai pintu pembatas antara ruang-ruang yang
mempunyai kemampuan membuka dan menutup. Terdapat dua
jenis katup jantung di dalam rongga jantung manusia, yaitu
katup atrioventrikularis adalah katup jantung yang berada di
antara ruang atrium dengan ruang ventrikel. Fungsi katup A.V
adalah mencegah aliran balik darah dari ventrikel kembali ke
atrium selama fase Sistole. Katup ini terbagi atas katup
bikuspidalis/katup mitral yaitu katup jantung yang mempunyai
dua daun katup yang membatasi ruang atrium kiri dengan
ventrikel kiri. Katup trikuspidalis katup jantung yang mempunyai
tiga daun katup membatasi ruang atrium kanan dengan
ventrikel kiri (Gama, 2019).
10
2) Faktor sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari
jantung ke seluruh tubuh hingga kembali lagi ke jantung.
Sehingga hal ini tidak akan lepas dari faktor pemompaan dan
volume darah yang dipompakan. Kondisi yang menyebabkan
gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi.
Stenosis maupun insufisiensi yang terjadi pada katup jantung
(aorta, mitralis, trikuspidalis) menyebabkan penurunan curah
jantung. Penurunan curah jantung diikuti oleh penurunan
sirkulasi yang menyebabkan beberapa bagian tubuh tidak
tersuplai darah dengan adekuat, termasuk dalam hal ini otot
jantung.
3) Faktor darah
Hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut darah,
antara lain anemia, hipoksemia, dan polisitemia.
b. Meningkatkan kebutuhan oksigen
Pada orang yang mengidap penyakit jantung mekanisme
kompensasi justru pada akhirnya makin memperberat kondisinya
karena kebutuhan oksigen makin meningkat, sedangkan suplai
oksigen tidak bertambah. Oleh karena itu segala aktivitas yang
menyebabkan peningkatan oksigen akan memicu terjadinya
infark, aktivitas tersebut misalnya: aktivitas berlebihan, emosi
dan makan terlalu banyak.
c. Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya IMA yaitu:
1) Sumbatan pada arteri coroner
Plak aterosklerosis dapat menyebabkan suatu bekuan darah
setempat (thrombus) dan akan menyumbat arteri
2) Sirkulasi kolateral didalam darah
Bila arteri koronaria perlahan menyempit dalam periode
bertahun-tahun, pembuluh kolateral dapat berkembang pada
saat yang sama dengan perkembangan aterosklerotik. Jika
14
4. Patofisiologi
Infark miokard akut didefinisikan dalam patologi sebagai
kematian sel miokard karena iskemia yang berkepanjangan. Setelah
terjadinya iskemia sedangkan kematian sel histologis tidak langsung
terjadi, tetapi membutuhkan periode waktu yang terbatas untuk
berkembang menjadi plak - sedikitnya 20 menit. Plak aterosklerosis
dalam pembuluh darah koroner akan terjadinya penyempitan lumen
pembuluh darah, plak aterosklerosis dilapisi oleh fibrosa tipis
sehingga sangat rentan ruptur. Ruptur aterosklerotik menyebabkan
inflamasi monosit dan makrofag, pembentukan trombus, dan
agregasi trombosit. Sehingga dapat menyebabkan penurunan
pengiriman oksigen melalui arteri koroner yang akan mengakibatkan
penurunan oksigenasi ke miokardium. Trombus yang menyumbat
pembuluh darah koroner baik parsial maupun total yang
mengakibatkan kematian sel miokard. Nekrosis mulai berkembang
15
c) Takikardi
d) Tekanan darah meningkat/menurun
e) Gelisah
f) Akral dingin
g) Kulit pucat
h) Sianosis
i) Diaphoresis
2) Airway
Pengkajian jalan nafas bertujuan menilai apakah jalan nafas
paten (longgar) atau mengalami obstruksi total atau partial
sambil mempertahankan tulang servikal. Pada pasien IMA
biasanya tidak ditemukan masalah pada jalan napas karena
pasien masuk dengan nyeri yang dirasakan pada daerah
dada, dan biasanya nyeri yang dirasakan cukup lama dan
berlangsung secara terus menerus.
3) Breathing
a) Sesak
b) Retaraksi dada
c) Irama pernapasan tidak teratur
d) Ortopnea
e) Takipnea
4) Disability
Pada pasien IMA biasanya masuk dengan tingkat kesadaran
penuh atau composmentis, reaksi pupil anisokor, reflex
cahaya positif, serta uji kekuatan otot penuh.
5) Exposure
Pada pengkajian exposure biasanya dilakukan ketika pasien
mengalami trauma atau cedera ketika masuk rumah sakit.
Pengkajian dilakukan dengan menanggalkan pakaian pasien
dan memeriksa cidera pada pasien secara head to toe. Jika
pasien diduga memiliki cidera leher atau tulang belakang,
23
b) Data Objektif :
Terjadi pertambahan atau penurunan berat badan, edema,
penggunaan diuretik, terjadi asites, perubahan turgor kulit,
anemia, muntah, mukosa mulut kering dan keringat dingin.
3) Pola aktivitas dan latihan
a) Data Subjektif :
Cepat lelah, sesak napas, kelemahan, nyeri dada dan
penurunan aktivitas
b) Data Objektif :
Kelelahan/ kelemahan terus-menerus sepanjang hari,
insomnia, nyeri dada pada saat beraktivitas, sesak napas,
ortopnea, dyspnea noktural proksimal, gelisah, perubahan
status mental. Misalnya : letargi, tanda-tanda vital berubah
saat beraktivitas, takikardia, batuk non produktif atau
mungkin batuk terus menerus dengan atau tanpa
pembentukan sputum, warna kulit pucat, sianosis dan
peningkatan JVP.
4) Pola istirahat dan tidur
a) Data subjektif :
Kelelahan, susah tidur dan mudah terbangun, terbangun
berkemih pada malam hari.
b) Data objektif :
c) Kelelahan, malaise, gelisah, ortopnea, dyspnea noktural
proksimal, terjadi palpebral inferior berubah warna gelap,
ketidakmampuan dalam mempertahankan posisi tidur dan
nokturia, wajah mengatuk.
5) Pola persepsi dan kognitif
a) Data subjektif :
Rasa nyeri dan sulit berkonsentrasi
26
b) Data objektif :
Kebingungan, gelisah, gangguan proses berfikir, perubahan
daya ingat, penglihatan kabur, disorientasi, gangguan
status mental, penurunan kesadaran.
2. Diagnosis Keperawatan
Dianogsis keperawatan merupakan pernyataan yang jelas
mengenai status kesehatan atau masalah actual atau risiko kedalam
rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan
mengurangi, mencegah, atau mencegah masalah kesehatan klien
yang ada pada tanggung jawabnya (Mardiani, 2019).
a. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung
b. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (iskemia)
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
d. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
3. Menyusun Luaran Sesuai dengan SLKI
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan irama jantung
(D.0008)
Hasil yang diharapkan (SLKI): Curah jantung meningkat
Kriteria hasil (L.02008):
1) Kekuatan nadi perifer meningkat
2) Bradikardia menurun
3) Gambaran EKG aritmia cukup menurun
4) Lelah cukup menurun
5) Dipsnea cukup menurun
6) Tekanan darah cukup membaik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Perawatan jantung (I. 02075)
Observasi :
1) Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
(meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, peningkatan
27
CVP).
R/ untuk mengetahui adanya dyspnea, kelelahan, edema,
ortopea, serta adanya peningkatan CVP.
2) Monitor tekanan darah.
R/ untuk mengetahui tekanan darah.
3) Monitor saturasi oksigen
R/ untuk memantau keseimbangan oksigen dalam darah.
4) Monitor EKG 12 sadapan.
R/ untuk mengukur dan merekam aktivitas jantung serta
memeriksa kondisi jantung.
5) Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi).
R/ untuk memantau adanya kalainan aktivitas dari denyut
jantung yang tidak teratur.
6) Monitor nilai laboratorium jantung mis. elektrolit, enzim
jantung, BNP, NTpro-BNP).
R/ untuk mengetahui kerusakan dari sel otot jantung.
7) Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
pemberian obat (mis. beta blocker, ACE inhibitor, calcium
channel blocker, digoksin).
R/ untuk mengukur efektifitas obat setelah diberikan.
Terapeutik :
nyeri
R/ membantu mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi:
a) Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu.
R/ membantu meredakan nyeri pada pasien.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen (D.0056)
Hasil yang diharapkan (SLKI): Toleransi aktivitas meningkat
Kriteria hasil (L.05047):
1) Frekuensi nadi meningkat
2) Saturasi oksigen meningkat
3) Keluhan lelah menurun
4) Dipsnea saat aktivita menurun
5) Dipsnea setelah aktivitas menurun
6) Frekuensi napas membaik
Intervensi keperawatan
Manajemen energi
Observasi :
1)Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan.
R/ Mengidentifikasi pencetus terjadinya kelelahan dan rencana
tindakan berikutnya yang dapat dilakukan.
2)Monitor kelemahan fisik dan emosional.
R/ Untuk mengetahui koping klien.
3)Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas.
R/ Mengetahui kemampuan dan batasan pasien terkait
aktivitas yang akan dilakukan.
Terapeutik :
1)Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan.
30
Edukasi :
1) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan
dan prognosis.
R/ Untuk dapat memberitahukan kepada klien mengenai
diagnosis dan pengobatan.
2) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi.
R/ Untuk mengetahui perasaan klien dan pendapat klien
mengenai masalah yang sedang dihadapi.
3) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
R/ Untuk menghilangkan ketegangan dari klien mengenai
masalah yang sedang dihadapi.
4. Perencanaan Pulang
Pada tahap perencanaan masalah infark miokard dengan nyeri
dada, ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu : Menentukan
prioritas masalah, menentukan tujuan, menentukan kriteria hasil, dan
merumuskan intervensi dan Evaluasi perkembangan kesehatan
pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya untuk mengetahui
sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan
umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Evaluasi
tentang asuhan keperawatan pada pasien infark miokard dengan
masalah nyeri akut yang mempunyai kriteria hasil menyatakan nyeri
dada hilang/terkontrol, mendemonstrasikan penggunaan teknik
relaksasi, menunjukan menurunnya tegangan, rileks mudah bergerak
(Putra, 2020).
1
1
2
3
35
BAB III
PENGAMATAN KASUS
A. Ilustrasi Kasus
Pasien Tn. A umur 52 Tahun masuk Rumah Sakit Stella Maris
pada tanggal 3 Mei 2023 pukul 08.30 dengan diagnosa Infark Miokard
Akut (IMA). Pasien mengatakan merasa nyeri pada dada sebelah kiri
tembus kebelakang dan menjalar ke lengan kiri, nyeri sudah dirasakan
sudah sejak 3 hari yang lalu dan memberat sejak tadi malam. Pasien
juga mengeluh sering merasa lelah dan lemas terutama ketika sedang
beraktivitas berat dan juga merasa berdebar-debar. Sehingga keluarga
memutuskan untuk mengantar pasien ke Rumah Sakit Stella Maris.
Pada saat pengkajian diperoleh data pasien mengeluh nyeri pada
dada sebelah kiri tembus kebelakang dan menjalar ke lengan kiri,
pasien mengatakan nyeri dirasakan saat beraktivtas dan semakin
bertambah saat bergerak, nyeri yang dirasakan berdurasi sekitar 20
menit lebih disertai sesak, seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 7
(nyeri hebat) dan terasa terus-menerus. Pasien juga mengeluh sering
merasa lelah, lemas terutama ketika sedang beraktivitas, merasa
berdebar-debar, dan merasa sesak. Tampak pasien meringis dan
berkeringat dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD: 165/101
mmhg, Nadi: 112x/menit, S: 36,5 C, P: 26x/menit, SPO2: 96%. Nadi
teraba tidak teratur. Pada pemeriksaan EKG didapatkan sinus
takikardia dan infark miokard dengan aritmia + ST elevasi di lead V1-
V5. Dari hasil analisa data penulis mengangkat 2 masalah keperawatan
pada pasien yaitu: penurunan curah jantung b.d perubahan irama
jantung, nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (iskemia).
35
1
36
B. Identitas Pasien
2. Umur : 52 Tahun
C. Pengkajian
1. Keadaan Umum: Pasien tampak lemah, terpasang infus dengan
cairan RL 20 tpm di tangan kanan, pasien tampak tirah baring
dengan posisi semifowler.
2. Triase
Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4 Prioritas 5
Alasan (kondisi pada saat masuk):
Karena pasien masuk dalam resiko mengancam nyawa dimana
konsdisi pasien dapat memburuk dengan cepat, dapat menimbulkan
gagal organ bila tidak diberikan tatalaksana dalam waktu 10 menit
setelah dating. Pasien masuk dengan nyeri dada sebelah kiri, pasien
lalu dilakukan pemeriksaan rekam jantung (EKG) tampak Aritmia
pada hasil ekg + ST elevasi di lead V1-V5.
3. Penanganan yang telah dilakukan di pre-hospital:
Tidak ada Neck collar Bidai Oksigen Infus RJP
Lainnya:
4. Keluhan Utama: Nyeri dada
Riwayat Keluhan Utama: Keluarga mengatakan pasien masuk
IGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri tembus kebelakang dan
menjalar ke lengan kiri, nyeri sudah dirasakan sudah sejak 3 hari
yang lalu dan memberat sejak tadi malam. Pasien mengatakan nyeri
dirasakan saat beraktivtas dan semakin bertambah saat bergerak,
37
Fraktur servikal
Ya
Tidak
a. Breathing
Frekuensi : 26x/menit
Saturasi Oksigen: 96%
Napas Spontan
Apnea
Orthopnue
Sesak
Tanda distress pernapasan:
Retraksi dada/interkosta
Penggunaan otot bantu napas
Cuping hidung
Irama pernapasan
Teratur
Tidak teratur
Dalam
Dangkal
Pengembangan Dada
Simetris
Tidak Simetris
Suara Napas
Vesikuler
Broncho-vesikuler
Bronkhial
Vocal Fremitus:
Suara Tambahan
Wheezing
Ronchi
Rales
39
Lainnya:…………….
Perkusi
Sonor
Pekak
Redup
Lokasi:……………………..
Krepitasi
Ya
Tidak
Distensi Vena Jugularis
Ya
Tidak
Jejas
Ya
Tidak
Lokasi:………………
Luka/Fraktur
Ya, sebutkan……………
Tidak
b. Circulation
Tekanan Darah: 165/101 mmHg
Suhu:.36,50C
Nadi: 112x/menit
Frekuensi: 26x/menit
Tidak Teraba
Kuat
Lemah
Teratur
Tidak teratur
Mata cekung
40
Ya
Tidak
Turgor kulit
Elastis
Menurun
Buruk
Bibir
Lembab
Kering
Kulit dan ekstremitas
Hangat
Dingin
Sianosis
Pucat
CRT kembali dalam 3 detik
Edema
Lainnya:………………..
Diaphoresis
Ya
Tidak
Perdarahan
Ya, Jumlah………………….cc
Warna…………………..
Melalui………………….
Tidak
Nyeri Dada
Tidak
Ya (Jelaskan PQRST)
P : Pasien mengeluh nyeri hebat pada area dada sebelah kiri tembus
kebelakang, nyeri semakin bertambah saat bergerak dan nyeri
41
4 4
Kesimpulan: Kekuatan kurang dibanding sisi yang lain
42
Lainnya: …………………
Tidak terpasang
Tanda-Tanda Vital:
Nadi : 86x/menit
Tidak ada
Ya. Jelaskan :
Pengkajian Psikososial :
Tidak ada masalah
Cemas
Panik
Marah
Sulit berkonsentrasi
Takut
Merasa Sedih
Merasa bersalah
Merasa putus asa
Perilaku agresif
Menciderai diri
Menciderai orang lain
Keinginan bunuh diri
Lainnya:
- Tampak pasien meringis
- Tampak pasien menahan sakit
44
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektorkardiogram (EKG)
Interpretasi : Aritmia + ST Elevasi di lead V1-V5.
b. Foto rontgen
Cardiomegaly
c. Laboratorium
Parameter Hasil Nilai rujukan
WBC 12.22 4.60 - 10.20
RBC 4.92 4.70 - 6.10
HGB 14.2 g/dL 14.1 - 18.1 g/Dl
HCT 40.6 % 43.5 - 53.7
MCH 28.9 [pg] 27.0 - 31.2
PLT 253 150 - 450
NEUT# 9.26 1.50 – 7.00
LYMPH# 2.26 1.00 – 3.70
d. Troponin T : 602 , Nilai rujukan: <50
9. Farmakoterapi (nama obat /dosis /waktu /jalur pemberian):
a. Trombolitik Fibrion 1.500.000IU/ drips
b. Fasorbid 1 tablet 5mg/oral
c. Aspilet 2 tablet 80mg/oral
d. Clopidogrel 75mg 4 tablet 75mg/oral
e. Infus RL 20 tpm
ANALISIS DATA
3 DS Ketidakseimbangan Intoleransi
1. Pasien mengatakan ia antara suplai dan aktivitas
merasa sesak kebutuhan oksigen (D0056)
2. Pasien mengatakan ia
mudah lelah
DO
1. Tampak kebutuhan
pasien dibantu oleh
keluarga
2. Observasi TTV
TD: 165/101 mmHg
N:112 x/menit
P: 26 x/menit
SPO2: 96%
3. EKG: ST elevasi di lead
V1-V5
47
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I. 08238)
pencedera fisiologis (D.0077) keperawatan selama 1x3 Observasi :
jam diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
menurun dengan kriteria durasi, frekuensi, kualiitas,
hasil : intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
3. Gelisah menurun 4. Identifikasi faktor yang
4. Frekuensi nadi membaik memperberat dan memperingan
(L.08066) nyeri
Terapeutik :
1. Berikan teknik nonfarmakologis
unttuk mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik
3 Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi (1.05178)
dengan ketidakseimbangan antara keperawatan selama 1x3 Observasi:
suplai dan oksigen (D0056) jam diharapkan toleransi 1. Identifikasi fungsi tubuh yang
aktivitas dapat meningkat mengalami kelelahan
dengan kriteria hasil: Terapeutik:
1. Saturasi oksigen 1. Sediakan lingkungan nyaman dan
meningkat rendah stimulus (mis:cahaya, suara,
49
Diagnosa Nama
Tanggal Waktu Implementasi/ Tindakan Keperawatan
Keperawatan Perawat
03 Mei 2023 I, II, III 08.30 Melakukan observasi
TTV :
TD: 165/101 mmhg
Nadi: 112x/menit,
S: 36,50C
P: 26x/menit
SPO2: 96%
II, III 08.30 Mengidentifikasi karakteristik nyeri dada
H : Pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri
tembus belakang menjalar hingga ke lengan kiri,
nyeri bertambah saat begerak dan nyeri terasa
tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 7 (nyeri berat)
I,III 08.35 Monitor EKG
Hasil : tampak aritmia di sertai ST Elevasi pada
hasil EKG di lead V1-V5
I 08.40 Memberikan terapi O2
Hasil: Terpasang O2 nasal kanul 5lpm, pasien
mengatakan sesak berkurang
I 08.40 Memberikan obat antiplatelet, antiangina, dan
antikoagulan
Hasil : Pasien diberikan obat aspilet 80mg/oral,
Clopidogrel 75mg/ oral, dan Fasorbid 5mg /oral
I 08.45 Memasang akses intravena
Hasil : terpasang cairan infus RL 20 tpm
I 08.45 Memberikan obat terapi trombolitik
Hasil : Trombolitik Fibrion 1.500.000 IU/ drips
51
DAFTAR OBAT
(tablet)
d. Cara pemberian obat :
Obat ini diberikan secara oral yaitu diminum pada pagi dan malam
hari 1 tablet
e. Mekanisme kerja dan fungsi obat :
Farsorbid 5 MG merupakan obat anti angina untuk mengatasi gejala
yang timbul pada saat terjadi serangan angina atau serangan jatung
dan gagal jantung kongestif untuk mengurangi sesak dan gejala
lainnya. Farsorbid mengandung isosorbide dinitrate yang berfungsi
untuk melebarkan dinding pembuluh darah. Isosorbide dinitrate juga
dapat menurunkan tekanan darah sehingga dapat digunakan
sebagai anti hipertensi.
f. Alasan pemberian obat pada Pasien yang bersangkutan :
Terapi dan Profilaksis Angina Pektoris.
g. Kontra indikasi :
Glaukoma, anemia, hiperteroid, peningkatan TIK, infark miokardum
h. Efek samping :
Hipotensi ortostatik, wajah atau leher panas dan kemerahan, sakit
kepala, gangguan GI, denyut nadi cepat, ruam kulit (jarang).
58
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal penulis dalam memperoleh
data pasien melalui wawancara langsung kepada pasien dan
keluarga. Selain itu penulis melakukan observasi langsung, melihat
catatan medis dan hasil pemeriksaan penunjang. Pengkajian
merupakan tahap awal penulis terapkan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pasiem dengan Infark Miokard Akut (IMA). Pada saat
pengkajian, sebagian besar data yang ditemukan oleh penulis pada
kasus Tn. A serupa dengan teori kasus IMA. Adapun data yang
diperoleh penulis yaitu pasien mengalami nyeri pada dada sebelah
kiri menjalar ke lengan, nyeri seperti tertusuk-tusuk yang
berlangsung secara terus menerus dengan skala nyeri 7, sesak
napas, teraba dingin pada kaki dan tangan, pusing dan lemas.
Pasien juga tampak memegang dada kirinya dengan ekspresi wajah
meringis.
Pada hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis dengan GCS 15, TD: 165/101 mmhg, Nadi: 112x/menit, S:
36,5 C, P: 26x/menit, SPO2: 96%. Nadi teraba tidak teratur. Pada
58
59
2) Judul Artikel
Efektivitas Terapi Oksigenasi Nasal Kanul Terhadap Saturasi
Oksigen Pada Penyakit Acute Coronary Syndrome (ACS) Di
Instalasi Gawat Darurat RSUD Ulin Banjarmasin
a) Problem dan Populasi
Teknik pengambilan sampel ini menggunakan nonprobability
sampling dengan purposive sampling dan didapatkan sampel
sebanyak 22 responden dengan kriteria inklusi pasien
dengan penyakit ACS dan memiliki penyakit penyerta,
pasien mengalami kekurangan oksigen kurang dari atau
sama dengan 94% di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ulin
Banjarmasin.
b) Intervensi
Penelitian ini menggunakan Alat pengumpulan data dengan
lembar observasi. Pengukuran Skala nyeri menggunakan
Numeric Rating Scale (NRS) dan pengukuran saturasi
oksigen menggunakan oksimetri setelah pemberian terapi
oksigenasi. Untuk mengetahui hubungan nyeri dan saturasi
oksigen data dianalisis menggunakan uji Corelasional
Person. Instrumen penelitian ini yaitu menggunakan alat
saturasi oksigen dan nasal kanul dengan melakukan
pengukuran pre-test dan post-test terhadap responden acute
coronary syndrome (ACS) dengan diberikan terapi nasal
kanul selama 6 jam pengukuran secara berkala.
c) Comparison
Peneliti tidak menggunakan tindakan perbandingan karena
peneliti hanya menggunakan desain eksperimen semu
dengan rancangan one-group pra-post test design, tehnik
purposive sampling menggunakan uji paired t-test, dengan
melakukan pre dan post test
67
d) Outcome
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan tindakan
terapi oksigen pada pasien dengan ACS efektifitas sebelum
dan sesudah pemberian saturasi oksigenasi nasal kanul
terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien acute
coronary syndrome (ACS) dibuktikan dengan melakukan
pengukuran pretes dan posttest saturasi oksigen terhadap
responden acute coronary syndrome (ACS) dengan
diberikan terapi nasal kanul didapatkan nilai rata-rata 91.59
dan setelah diberikan terapi nasal kanul selama 6 jam
pengukuran secara berkala didapatkan nilai rata-rata 93.9.
Hasil analisis pengukuran pada saturasi oksigen sebelum
dan sesudah diberikan terapi nasal kanul didapatkan nilai p
(0.000)< α (0,05).
e) Time
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2019 di Instalasi
Gawat Darurat RSUD Ulin Banjarmasin.
Penulis : Ilmi Darmawan & Milasari
Caring Nursing Jurnal, Vol. 3 No. 2, Hal. 68-73, Oktober
2019
ISSN : 2580-0078
3) Judul Artikel
Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Melalui
Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA)
a) Problem dan Populasi
Responden penelitian ini yaitu pasien Infark Miokard Akut
yang dirawat di ruang IRD RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.
Penelitian ini mengambil 38 responden.
b) Intervensi
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan
rancangan penelitian pra-eksperiment dengan one group pra
68
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan Tn. A dengan infark
miokard akut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil pengkajian diperoleh data Tn. A mengalami nyeri dada
sesuai dengan karakteristik infark miokard akut, hasil rontgen
menyatakan adanya cardiomeghaly, hasil troponin I meningkat
melebihi batas dan juga hasil pemeriksaan EKG menyatakan
terdapat ST elevasi. Dari tanda gejala dan pemeriksaan penunjang
mendiagnosis medis yaitu infark miokard akut.
2. Pada penegakan diagnosis keperawatan Tn. A ditegakkan dua
diagnosis yaitu nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
dan penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama
jantung.
3. Rencana tindakan keperawatan berdasarkan permasalahan
keperawatan yang ada pada studi kasus, dengan mengacu pada
rencana tindakan keperawatan yang ada pada teori dan disesuaikan
dengan keadaan pasien.
4. Implementasi keperawatan dapat dilakukan sesuai dengan intervensi
yang telah dibuat. Dalam melakukan implementasi keperawatan
pada Tn. A dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun.
5. Implementasi keperawatan dilakukan tanpa mengalami hambatan
karena pasien kooperatif terhadap tindakan yang telah diberikan.
70
71
B. Saran
Berdasarkan studi kasus diatas, maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Diharapkan menjadi bahan masukan untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan bagi pelayanan kesehatan
khususnya bagi perawat agar dapat menjalankan tugas dalam
memberikan asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien IMA
secara cepat dan tepat.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan intervensi yang diimplementasikan untuk mencapai
tujuan pembelajaran asuhan keperawatan yang sesuai dengan
standar praktek keperawatan pada pasien IMA serta tindakan yang
diberikan harus sesuai berdasarkan EBN (Evidence Based Nursing)
3. Bagi Penulis
Diharapkan karya ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menilai diri atau
mengevaluasi diri bahwa sejauh mana pemahaman penulis dalam
menyerap dan menerapkan ilmu yang telah diberikan khususnya
dalam melaksanakan proses keperawatan pada pasien dengan IMA.
4. Bagi Insitusi Pendidikan
Diharapkan dapat menunjang pengetahuan bagi peserta didik dalam
memberikan asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien
dengan IMA.
72
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, H., & Afni, A. (2019). Nursing Care On Acute Myocardial Infarction
Patient In Fulfilling The Needs Of Safe And Comfortable. Nursing
Journal. 39(7), 753–757.
Gusti, N., Putu, A., Santika, L., Lestari, A. A. W., Putu, I. W., & Yasa, S.
(2020). Hubungan kadar troponin t (TnT) dan creatinin kinase-
myocardial band (CK-MB) pada pasien infark miokard akut ( IMA )
di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar. E-Jurnal
Medika, 7, 43–48
Nurani, V. B., Setyorini, Y., & Rifai, A. (2020). Gangguan Pola Napas
Tidak Efektif Pada Pasien Acute Myocard Infark (AMI). Interest :
Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(2), 185–197.
Putra, S., Elfi, E. F., & Afdal, A. (2020). Gambaran Faktor Risiko dan
Manajemen Reperfusi Pasien IMA-EST di Bangsal Jantung RSUP
Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(3), 621.
Santosa, A., & Mahayana, P. W. (2020). Risk Factors for Patients with
Coronary Heart Deisease Hospitalized In Sanjiwani Hospital
Gianyar. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. 3–8. Denpasar
Bali
Sirilus, (2022). Analisis Faktor Risiko pada Kejadian Masuk Rumah Sakit
Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Husada Utama
Surabaya. J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 1. p-ISSN: 2303-0267, e-
ISSN: 2407-6082
Sudoyo, A. 2019. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Papdi Edisi Kelima.
Jakarta. Interna Publishing.
RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Pribadi
Nama : Graciela Talebong
Tempat/ Tanggal Lahir : Makassar, 31 Juli 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Alamat : Jl. Mallombassang No. 33
2. Identitas Orang Tua
Ayah/ Ibu : Hendrikus Talebong/ Marsia Sairina
Agama : Katolik
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl. Mallombassang No. 33
3. Pendidikan Yang Telah Ditempuh
TK : Tahun 2006 TK Ananda
SD : Tahun 2006 – 2012 SD St. Yakobus
SMP : Tahun 2012 – 2015 SMP Frater
SMK : Tahun 2015 – 2018 SMK Pratidina
Perguruan Tinggi : Tahun 2018 – 2022 STIK Stella Maris
81
RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Pribadi
Nama : Andi Irma Suryana
Tempat/ Tanggal Lahir : Kendari, 26 Mei 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ir. Sutami Makassar
2. Identitas Orang Tua
Ayah/ Ibu : Andi Ansharullah/ Hartati
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan/ IRT
Alamat : Bone Sul-Sel
3. Pendidikan Yang Telah Ditempuh
TK : Tahun 1996 – 1997 TK. Tunas Makarti Kendari
SD : Tahun 1997 – 2003 SDN 2 Pangkajene - Sidrap
SMP : Tahun 2003 – 2006 SMPN 1 Pare – Pare
SMK : Tahun 2006 – 2009 SMAN 1 Kajuara Bone
Perguruan Tinggi : Tahun 2009 – 2013 Politeknik Kesehatan Makassar