Makalah Struktur Ilmu Pengetahuan
Makalah Struktur Ilmu Pengetahuan
Makalah Struktur Ilmu Pengetahuan
STRUKTUR ILMU
PENGETAHUAN
MATA KULIAH :
IlMU FILSAFAT
Dosen Pembimbing :
KURNIAWATI, S.Kom., M.Pd.
Oleh :
AIS ANANTA ARIFIN
3619110017
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, Sehingga
penulis masih diberi kesempatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik..
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Suri Teladan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi
kita semua.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “FILSAFAT ILMU”. Makalah ini
merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut secara
mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya..
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan.
Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman- teman. Amin...
Demikianlah yang dapat penulis paparkan dalam makalah ini, apabila ada kata
yang kurang dan tidak berkenan mohon di maafkan sekian dan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum, manusia memiliki rasa ingin tahu yang besar dan sulit untuk
terpuaskan. Apabilasatu atau beberapa kebutuhannya tercapai, maka dia akan
berkeinginan untuk meraih kebutuhan lain yang lebih tinggi. Dalam usaha untuk
memenuhi rasa ingin tahu itu banyak jalan yang dapat ditempuh oleh manusia.
Usaha itu antara lain meliputi: penggunaan mitos, prasangka, pengamatan
indrawi, pengalaman pribadi, kata hati dan lain-lain. Usaha-usaha ini kurang
begitu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena hasil dari usaha-usaha
tersebut tidak dapat dikaji ulang, sebab adanya kelemahan dan keterbatasan yang
dimiliki manusia.
1
mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan melalui
suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau
proses penarikannya dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan
kesimpulan ini disebut logika, di mana logika secara luas dapat didefinisikan
sebagai “pengkajian untuk berpikir secara sahih (yang benar)”.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang objek telaahnya adalah dunia
empiris dan proses pendapatkan pengetahuannya sangat ketat yaitu menggunakan
metode ilmiah. Ilmu menggabungkan logika deduktif dan induktif, dan penentu
kebenaran ilmu tersebut adalah dunia empiris yang merupakan sumber dari ilmu
itu sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Teori
Ada banyak ahli yang memberikan definisi teori. Kaerlinger (1973)
4
menyatakan teori adalah sekumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang
saling kait mengkait yang menghadirkan suatu tinjauan secara sistematis atas
fenomena yang ada dengan menunjukkan secara sfesifik hubungan-hubungan
diantara variabel-variabel yang terkait dalam fenomena, dengan tujuan
memberikan ekplnasi dan prediksi atas fenomena tersebut. Gibbs (1972)
mendefinisikan teori sebagai suatu kumpulan tatemen yang mempunyai
kaitan logis, merupakan cermin dari kenyataan yang ada tentang sifat-sifat
atau ciri-ciri suatu khas, peristiwa atau sesuatu benda. Ahli lain Hage (1972)
menyatakan bahwa teori harus mengandung tidak hanya konsep dan statemen
tetapi juga definisi, baik definisi teoritis maupun definisi operasional dan
hubungan logis yang bersifat teoritis dan operasional antara konsep atau
statemen tersebut. Konsep dan definisi harus disusun kedalam “Primitive”
dan “Derived”, statemen dan hubungan harus disusun kedalam premis dan
persamaan.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas dapatlah ditarik
kesimpulan bahwa suatu teori harus :
a. Mengandung konsep, definisi, dan proposisi,
b. Ada hubungan logis antara konsep-konsep, definisi- definisi, dan
proposisi-proposisi,
c. Hubungan-hubungan tersebut menunjukkan atau meruapakan cermin
fenomena sosial,
d. Dengan demikian teori dapat digunakan untuk eksplanasi dan prediksi.
Proposisi merupakan suatu pernyataan yang mengandung dua konsep atau
lebih. Sedangkan sesuatu bisa digunakan untuk eksplanasi dan prediksi atas
sesuatu yang lain. Jikalau antara keduanya ada hubungan yang bersifat
kausal. Dengan demikian berdasarkan definisi- definisi diatas dapatlah
dikembangkan suatu definisi teori, yakni sekumpulan proposisi yang
menunjukkan hubungan kasusal diantara konsep atau variabel-variabel yang
terkandung dalam proposisi tersebut.
Suatu teori dapat diterima dengan dua kriteria a. Kriteria ideal dan b.
Kriteria pragmatis (Black and champion, 1976). Kriteria ideal
mengemukakan bahwa suatu teori akan dapat diakui apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Sekumpulan ide yang dikemukakan mempunyai hubungan logis dan
5
konsisten.
2. Sekumpulan ide-ide yang dikemukakan harus mencakup seluruh variabel
yang diperlukan untuk menerangkan fenomena yang dihadapi.
3. Kumpulan ide-ide tersebut mengandung proposisi- proposisi dimana ide
yang satu dengan yang lain tidak tumpang tindih.
4. Kumpulan ide-ide tersebut dapat dites secara empiris.
Sedangkan kriteria pragmatis mengemukakan bahwa ide-ide dikatakan
sebagai teori kalau ide-ide tersebut memiliki :
1. Asumsi dan paradigma.
2. Frame reference, yakni kerangka fikir yang mengidentifikasi aspek-aspek
kehidupan sosial yang akan diuji secara empiris.
3. Konsep-konsep, yakni abstraksi atau simbol sebagai ujud suatu ide.
4. Variabelm yakni penjabaran konsep yang mengandung dimensi.
5. Proposisi, yakni hubungan antara konsep.
6. Hubungan yang sistematis dan bersifat kausal diantara kosep-konsep dan
proposisi-proposisi tersebut.
2.3 Hipotesis
Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian. Hipotesa berasal dari
penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya
”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan
dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan
menjadi Hipotesa.
6
dicapai setelah penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap
data.
1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variable
penyebab dan variabel akibat.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang
bisa menimbulkan akibat tersebut.
2.4 Logika
Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang membuahkan
pengetahuan. Agar pengetahuan dihasilkan penalaran itu mempunyai
dasar kebenaran maka proses bergikir itu harus dilakukan dengan cara
tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap valid kalaw proses
penarikan kesimpulan itu dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan
kesimpulan ini disebut logika, dimana logika secara luas didefinisikan
sebagai ” pengkajian berfikir secara valid”.
Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan
pemikiran yang lurus, tempat dahn sehat. Logika menurut The Liang Gie
digolongkan menjadi 5 macam yakni:
1. Logika dalam pengertian luas dan sempit
2. Logika deduktif dan induktif
3. Logika formal dan material
4. Logika murni dan terapan
5. Logika filsafati dan matematik
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu timbul berdasarkan atas hasil pengolahan secara metodologi
terhadap pengalaman-pengalaman yang dapat dikumpulkan. Dalam
kaitannya dengan pengetahuan dan metode ilmiah, Gie (1997)
menyatakan bahwa ilmu adalah kesatuan antara pengetahuan, aktivitas,
dan metode. Ketiga hal tersebut merupakan kesatuan logis yang harus ada.
Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas, aktivitas harus dilaksanakan
dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan
pengetahuan yang sistematis. Kesatuan dan interaksi di antara aktivitas,
metode, dan pengetahuan menyusun suatu ilmu.
struktur ilmu pengetahuan ini Terdapat suatu anggota yang luas
bahwa ilmu pada dasarnya adalah metode induktif-empiris dalam
memperoleh ilmu pengetahuan.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa metode keilmuwan
adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan. Suatu rangkaian
prosedur tertentu harus diikuti untuk mendapatkan jawaban tertentu dari
pertanyan tertentu pula. Untuk memperoleh pengetahuan Kerangka dasar
prosedur dalam struktur ilmu pengetahuan antara lain :
1. metode ilmiah
2. logika
3. data informasi
4. pembuktian
5. evaluasi
6. paradigma
10
DAFTAR PUSTAKA
Https://www.rangkumanmakalah.com/struktur-ilmu-pengetahuan/
11