Laporan Kelompok 1 Pt. Mutiara Mutu Sertifikasi
Laporan Kelompok 1 Pt. Mutiara Mutu Sertifikasi
Laporan Kelompok 1 Pt. Mutiara Mutu Sertifikasi
KELOMPOK 1
PENYELENGGARA
PT. MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
JAKARTA, 12 - 25 FEBRUARI
2024
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)........................................2
1.3 Ruang Lingkup.................................................................................................3
1.4 Landasan Hukum..............................................................................................3
BAB II........................................................................................................................6
KONDISI PERUSAHAAN........................................................................................6
2.1 Profil Perusahaan..............................................................................................6
2.2 Gambaran Umum Perusahaan..........................................................................6
2.4 Penerapan Norma K3 Secara Umum Di Perusahaan.......................................8
2.5 Temuan Hasil Observasi...................................................................................9
1.5 4.1 Kesimpulan...............................................................................................29
1.6 4.2 Saran.........................................................................................................29
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat sumber bahaya di tempat kerja dari banyak aspek diantaranya peralatan,
bahan berbahaya, proses pengolahan, dan prosedur pekerjaan. Risiko kegagalan pada
setiap aktivitas pekerjaan dapt disebabkan oleh perencanaan kurang sempurna,
pelaksanaan kurang cermat maupun tidak disengaja. Salah satu risiko pekerjaan yang
terjadi yaitu adanya kecelakaan kerja. Kecelakaan dapat terjadi, seberapapun
kecilnya dapat menyebabkan kerugian. Menurut International Labour Organization
(ILO) setiap tahun ada lebih dari 250 jutakecelakaan di tempat kerja dan lebih dari
160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta
pekerja meninggal akibat kecelakaandan sakit di tempat kerja (Ismara et al., 2014).
Dalam Undang – Undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja dan
Ahli K3 Umum yang bertugas mengawasi atau ditaatinya regulasi yang berlaku. K3
bukan hanya urusan EHS Officer ataupun top management saja, tetapi seluruh
1
tenaga kerja yang berada di perusahaan harus terlibat didalam masalah K3.
2
Terbentuknya suatu kelembagaan K3 yang disebut Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) merupakan wadah bagi perusahaan dan
tenaga kerja untuk membantu mengurangi risiko dan bahaya akibat kerja yang
dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, hal ini tertera dalam Undang-undang
No.50/2012 tentang SMK3.
6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
7
menerapkan
8
manajemen yang baik dengan ddibuktikantersertifikasi ISO 9001 pada tahun
2015, dengan hal tersebut dikatakan memiliki sistem manajemen mutu yang
bermanfaat dalam peningkatan performa organisasi, meningkatkan
kepercayaan pelanggan, dan daya saing organisasi.
PT. Battery Technology Indonesia (TWS) selalu mengikuti praktik
nilai yang berfokus pada pelanggan dan kami berkomitmen untuk
menyediakan solusi inovatif sebagai tanggapan terhadap pertumbuhan pesat
aplikasi baterai lithium-ion yang baru. Dengan memiliki luas area 4.000 m2
dan memiliki kapasitas produksi 500 MWh dengan cara produksi sepenuhunya
otomatis. Produk yang dihasilkan adalah berupa beberapa jenis baterai seperti
baterai smartphone dan salah satu produk barunya mereka berupa baterai
SWAP yang digunakan sebagai sumber energi bagi motor listrik yang
menjalin kerjasama dengan Smoot Motor.
Dalam setiap perusahaan tentu memiliki visi dan misi masing - masing
sebagai panduan dan dasar untuk mencapai tujuan jangka panjang masing -
masing perusahaan. Dengan begitu visi dan misi merupakan elemen sangat
penting bagi perusahaan termasuk perusahaan PT. Battery Technology
Indonesia (Tws), memiliki visi dan misi sebagai berikut :
- Visi PT. Battery Technology Indonesia (TWS) adalah menciptakan
kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
- Misi PT. Battery Technology Indonesia (TWS) adalah menjadi
pemimpin industri dalam sektor solusi energi yang dapat diisi ulang.
9
Gambar 2. 2 Struktur Perusahaan
Disetiap perusahaan tentu memiliki informasi mengenai layout
tempat kerja. Layout perusahaan merupakan organisasi ruang dan tata
letak fisik di dalamsuatu perusahaan atau kantor yang memiliki dampak
signifikan terhadapproduktivitas, efisiensi operasional, dan kesejahteraan
karyawan.
11
Tabel 2. 1 Temuan Hasil Observasi Lapang di PT. (TWS)
12
3. Telah terdapat Emergency Road APAR yang sudah expired
Map di PT. Technology Indonesia
(TWS)
4. Telah tersedia APD yang APAR over pressured
digunakan oleh tenaga kerja yang
telah disesuaikan dengan standar
dan kebutuhan masing-masing
pekerjaan yang akan dilakukan.
5. Petugas K3 dan Ahli K3 pada Pekerja tidak
lingkungan kerja telah memiliki menggunakan APDlengkap.
13
9. Terdapat kebijakan K3 dengan
adanya safety induction beserta
safety talk setiap hari untuk
pekerja baru dan tamu sebelum
memulai pekerjaan.
14
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
Bidang Kelembagaan
1. Organisasi Panitia Struktur organisasi Adanya tim yang 1. P2K3 mengadakan 1. UU No.1 tahun 1970 tentang
Pembina Keselamatan kelembagaan di PT. fokus dalam agenda meeting Keselamatan Kerja pasal 10 ayat 1.
dan Kesehatan Kerja Battery Technology menjalankan secara rutin 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
2. P2K3 membuat No. Per-04/MEN/1987 tentang
(P2K3) di PT. Battery Indonesia (TWS) terdiri program-program
laporan triwulan panitia pembina keselamatan dan
Technology Indonesia dari Ketua, Sekretaris 1, K3 di Perusahaan. kesehatan kerja pasal 5 ayat 1.
kepada Disnaker.
sudah terbentuk dan dan Sekretaris 2. Jumlah 3. Peraturan Pemerintah RI No. 50
telah disahkan oleh tenaga kerja di PT. Tahun 2012 Tentang Penerapan
Dinas Ketenagakerjaan Battery Technology Sistem Manajemen Keselamatan
setempat. Indonesia (TWS) >100 dan Kesehatan kerja dalam
(tidak diperkenankan orang. Pedoman Penilaian Penerapan
SMK3 di 1.4 .4, 1.4.5
disebarkan)
15
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
2. Setiap anggota Sudah ada anggota Pencegahan dan Perusahaan 1. Pencegahan dan Penanggulangan
Kepengurusan memiliki kelembagaan pada Pencegahan dan mempertahankan Keputusan Menteri Tenaga
keahlian pada masing- masing-masing bidang Penanggulangan kepengurusan yang Kerja RI No : KEP -
masing bidang, yaitu : Kebakaran yang memiliki keahlian pada
keahlian di 186/MEN/1999 Tentang Unit
1. Pencegahan dan dibentuk untuk masing-masing bidang.
PT. Technology menangani masalah Penanggulangan Kebakaran Di
penanggulangan
Indonesia penanggulangan Tempat Kerja, Pasal 1, 2, 3, 5, 6,
kebakaran
(TWS) yang terdiri dari kebakaran di tempat 7
2. Kontrol B3
Pencegahan dan kerja yang meliputi dan 8.
3. Tanggap darurat administrasi,
Penanggulangan Peraturan Pemerintah RI No. 50
keseluruhan identifikasi sumber
Kebakaran, Tahun 2012 Tentang Penerapan
bahaya, pemeriksaan
Kontrol Sistem Manajemen
dan perbaikan sistem
Bahan Beracun proteksi kebakaran. Keselamatan dan Kesehatan kerja
Berbahaya (B3), dan dalam Pedoman PenilaianPenerapan
Tanggap Darurat SMK3 di 8.3 Tentang Pemeriksaan
Keseluruhan. dan Pengkajian Kecelakaan
2. Kontrol Bahan Beracun
Berbahaya :
● Keputusan Menteri Tenaga
Kerja RI No. KEP. 187/MEN/1999
Pada pasal 1, 2,3 (a), 6, 20,
● Peraturan Pemerintah RI No.
50 Tahun 2012 Tentang
16
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
kerja dalam Pedoman
Penilaian Penerapan SMK3 di
9.3 Tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya
(BKB)
3. Tanggap Darurat
Peraturan Pemerintah RI No.
50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
kerja dalam Pedoman Penilaian
Penerapan SMK3dalam poin 6.7
Kesiapan Untuk Menangani
Keadaan Darurat
3. Emergency Road Map PT. Battery Technology Mempermudah Membentuk struktur 1. Peraturan Pemerintah RI No. 50
Indonesia (TWS) telah pekerja jika terjadi organisasi emergency Tahun 2012 Tentang Penerapan
memiliki Emergency keadaan darurat dan melakukan latihan Sistem Manajemen Keselamatan
Road Map atau denah
tanggap darurat pada dan Kesehatan kerja dalam
jalur evakuasi
seluruh karyawan
17
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
Pedoman Penilaian Penerapan
SMK3 di 6.7.5
4. APD PT. Battery Technology Melindungi pekerja Melakukan 1. Permenaker Nomor 8 Tahun
(tidak diperkenankan Indonesia (TWS) telah dari bahaya pemeriksaaan berkala 2010 tentang Alat Pelindung
untuk di kecelakaan kerja dan pada pemakaian dan Diri.
menyediakan APD sesuai
dokumentasikan )
dengan kebutuhan masing- lingkungan kerja kelayakan APD yang
masing bidang pekerja digunakan
18
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
Bidang Keahlian
5. Petugas K3 dan Ahli K3 Penunjukan petugas K3 Meminimalisir Petugas K3 dan ahli 1. UU No.1 tahun 1970 tentang 18
dan ahli K3 sebagai
sudah sesuai dengan terjadinya K3 harus tegas dalam undang-undang tentang
upaya perusahaan
kemampuan dan menjalankan Undang- kecelakaan kerja menjalankan undang- Keselamatan Kerja
Undang Keselamatan
keterampilan dan Penyakit undang keselamatan 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Kesehatan Kerja
(tidak diperkenankan (K3) di perusahaan. Akibat Kerja dan kesehatan kerja RI No. Per. 02/MEN/1992
untuk di (PAK), serta di perusahaan. tentang tata cara Penunjukan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
dokumentasikan ) menjalankan Perusahaan konsisten No. Per. 02/MEN/1992 tentang tata
program-program mempertahankan cara Penunjukan Kewajiban dan
Kewenangan Ahli Keselamatan dan
K3 di perusahaan. kualitas para tenaga Kesehatan Kerja
ahli agar pelaksanaan 4. PP No.50 Tahun 2012
poin 1.2.2 dan 1.2.5
K3 berjalan dengan
baik dan terhindar
dari risiko bahaya.
Adanya penambahan
ahli di masing-
masing bidang K3.
19
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
tahun pada
perusahaan tersebut.
6. Petugas P3K PT. Battery Technology 1. Memberikan Penemuan peletakan 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Indonesia memiliki tidakan P3K di kotak P3K R1 No. Per. 15/ MEN/ VIII/
petugas khusus tempat kerja sudah mudah 2008
P3K yang telah 2. Merawat dijangkau dan terlihat tentang Pertolongan pertama
mengikuti fasilitas P3K di sesuai dengan pada kecelakaan di tempat kerja
pelatihan dasar P3K tempat kerja regulasi, namun menteri tenaga kerja dan
yang bertujuan untuk 3. Mencatat kertas ceklis transmigrasi RI. Pasal 1, 2 (1), 3,
memberikan kegiatan P3K pemakaian kotak P3K 4, 6, 9, 10
pertolongan pertama dalam buku sulit terlihat dan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50
terhadap kejadian kegiatan dijangkau Tahun 2012 Tentang Penerapan
kecelakaan kerja. 4. Melaporkan Sistem Manajemen Keselamatan
kegiatan P3K dan Kesehatan kerja dalam
20
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
kepada Pedoman Penilaian Penerapan
pengurus SMK3 di 6.8.2
7. Kinerja pekerja (ISO) PT. Battery Technology Meningkatkan Melaksanakan Lampiran II PP No.50 Tahun 2012
Indonesia melakukan pengetahuan dan pelatihan ISO terbaru tentang Penerapan Sistem Manajemen
pelatihan awareness kemampuan untuk para pekerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
setiap satu tahun sekali kepada para 12.3
dan enam bulan sekali pekerja.
untuk teknis.
8. Surat Izin Operasi (SIO) PT. Battery Technology Melaksanakan Perusahaan PP RI No. 50 Tahun 2012 Tentang
Indonesia telah pengoperasian alat melaksanakan Penerapan Sistem Manajemen
memiliki izin dan sesuai dengan pemeriksaan SIO Keselamatan danKesehatan Kerja Pasal
legalitas dalam standar dan operator secara 10 Ayat 3 huruf b
pengoperasian alat berat peraturan yang berkala.
seperti forklift. ditetapkan oleh
perundang-
undangan yang
berlaku.
Bidang SMK3
21
9. Kebijakan K3 Kebijakan K3 telah Jika tenaga kerja Penambahan PP No.50 Tahun 2012 tentang
disosialisasikan dengan mengetahui tentang baliho/poster tentang Penerapan Sistem Manajemen
adanya safety induction kebijakan K3 dan K3 untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bagi pekerja baru dan pentingnya, maka meingkatkan pasal 8
tamu, dan safety talk dapat mengurangi pengawasan
setiap hari sebelum bahkan kebijakan K3 serta
memulai pekerjaan. menghilangan menerapkan program
terjadinya kecelakaan K3
kerja dan PAK
22
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
10. APAR PT. Battery Technology APAR yang APAR dapat 1. Peraturan Pemerintah No. 50
Indonesia telah dilakukan digunakan untuk tahun2012 pasal 13 ayat 3(f)
memiliki APAR yang pemeliharaan dapat memadamkan api 2. Peraturan menteri 19
cukup dan tersebar dipastikan berfungsi pada mula terjadi ketenagakerjaan RI No. 04
secara merata dengan jika terjadi keadaan kebakaran Tahun 1980 Tentang syarat-
APAR Jenis Powder gawat darurat syarat pemasangan dan
dan CO2. pemeliharaan APAR
3. PP No. 50 Tahun 2012 poin
6.5.1
11. Audit SMK3 internal Dilakukan audit Dilaksanakan untuk Auditor Internal 1. PP No.50 Tahun 2012 tentang
dan eksternal i nternal SMK3 setiap 6 memeriksa SMK3 dilakukan Penerapan Sistem Manajemen
bulan sekali dan audit kesesuaian kegiatan pelatihan khusus Keselamatan dan Kesehatan Kerja
eksternal setiap 1 tahun perencanaan dan yaitu Auditor SMK3 DI 11.1
sekali. untuk menentukan pada PJK3 yang telah 2. Permenaker No. 26 Tahun 2014
efektifitas kegiatan ditunjuk oleh tentang penyelenggaraan penilaian
tersebut. Kemnaker untuk penerapan sistem manajemen
memperoleh lisensi keselamatan dan kesehatan
dan sertifikat kerja(SMK3)
23
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
12. Laporan setiap tiga PT. Battery Technology Kondisi perusahaan Perusahaan harus 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
bulan kepada Disnaker Indonesia (TWS) telah termasuk angka mempertahankan RI No Per-04/MEN/1987 pasal12
melaksanakan kejadian kecelakaan
Prov konsistensi dalam 2. PP No. 50 Tahun 2012 poin
kerja dan penyakit
kewajiban kepada 11.1.3
akibat kerja tercatat melakukan pelaporan
Disnaker Provinsi oleh Disnaker per tiga bulan sekali.
Banten yaitu dengan sehingga Perusahaan juga
melaporkan laporan memudahkan analisa sebaiknya
triwulan K3 termasuk dan evaluasi meningkatkan tindakan
angka kejadian program K3. preventif maupun
kecelakaan kerja dan promotif agar
penyakit akibat kerja meminimalisir
yang terjadi di terjadinya kecelakaan
perusahaan yang kerja maupun penyakit
dilaksanakan per tiga akibat kerja.
bulan sekali.
24
13. Pemeriksaan Kesehatan PT. Battery Technology Memantau dan Perusahaan harus 1. Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan
rutin bagi tenaga kerja Indonesia (TWS) telah mengontrol memastikan bahwa Transmigrasi RI No per-
(MCU) melakukan pemeriksaan kesehatan para pemeriksaan 02/MEN/1980 pasal 2 ayat 2
kepada para pekerja pekerja sehingga kesehatan
setiap satu tahun sekali dapat dilaksanakan rutin
dan sebelum pekerja mengidentifikasi setiap satu tahun
baru mulai bekerja. kemungkinan sekali untuk semua
penyakit akibat pekerja perusahaan,
kerja yang terutama bagi para
timbul. pekerja yang
membutuhkan
pemeriksaan
berdasarkan risiko
pekerjaan atau
kondisi kesehatan
tertentu.
25
Tabel 3. 2 Temuan Negatif di PT. Battery Technology Indonesia (TWS)
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
NEGATIF YANG TIMBUL HUKUM
Bidang Kelembagaan
1 Rambu assembly point yang Assembly point yang Proses evakuasi pekerja Pemindahan 1. Permen PUPR No. 14 Tahun
terhalang. tertutupi dan terhalang akan menjadi sulit saat kandang burung, dan 2017 tentang Persyaratan
kandang burung dalam keadaan darurat menambah line area Kemudahan Pembangunan
sehingga sulit terlihat dikarenakan akses menuju Gedung.
khusus assembly
dan tidak bisa rambu assembly point point
dijadikan terhalang dan tidak terlihat
tempat berkumpul
26
2. Rambu jalur evakuasi Rambu sulit terlihat Dapat menyebabkan Rambu jalur 1. Lampiran II Peraturan
berada dibawah sehingga dan tertutup dengan pekerja kesulitan untuk evakuasi Pemerintah RI No. 50 Tahun
sulit terlihat tumpukan produk. mengakses jalan keluar harus 2012 tentang penerapan SMK3
apabila terjadi situasi berada pada lokasi elemen keamanan bekerja
yang
darurat. berdasarkan SMK3 sub elemen
muda
hterlihat kesiapan untuk menangani
keadaan darurat kriteria 6.7.5.
dan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50
memberikan Tahun 2012 tentang penerapan
petunjuk arah ke SMK3 elemen keamanan
tempat yang aman.
bekerja berdasarkan SMK3 sub
elemen area terbatas kriteria
3. 6.4.4.
27
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
NEGATIF YANG TIMBUL HUKUM
Bidang SMK3
3 APAR yang sudah expired Perusahaan PT. APAR yang sudah expired Pengecekan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Battery Technology tidak dapat digunakan dan APAR harus dan Transmigrasi No. Per-
Indonesia tidak berguna jika terjadi dilakukan secara 04/Men/1980 tentang syarat-
berkala dan harus
sudah menyediakan bahaya kebakaran di syarat pemasangan dan
segera dilakukan
APAR di setiap lokasi tempat kerja penggantian jika pemeliharaan Alat pemadam api
kerja namun masih ditemukan APAR ringan pasal 4 ayat 1.
ditemukan APAR yang sudah
yang sudah expired expired
dan belum dilakukan
penggantian
4 APAR over pressured Ditemukannya satu APAR dengan tekanan Pengecekan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
APAR yang terlalu tinggi dapat APAR harus dan Transmigrasi No. Per-
bertekanan tinggi yaitu mengakibatkan ledakan dilakukan secara 04/Men/1980 tentang syarat-
berkala dan harus
indikasi dari pressure pada APAR syarat pemasangan dan
segera dilakukan
gauge penggantian jika pemeliharaan Alat pemadam api
ditemukan APAR ringan pasal 4 ayat 1.
yang sudah tidak
layak untuk
digunakan.
28
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
NEGATIF YANG TIMBUL HUKUM
pemberian tanda
pemasangan.
5 Pekerja tidak Pekerja tidak lengkap Dapat menyebabkan 1. Alat pelindung 1. Lampiran II Peraturan Pemerintah
menggunakan APD menggunakan APD potensi bahaya karena diri harus RI No. 50 Tahun 2012 tentang
lengkap. khususnya sarung tangan dapat tergores oleh digunakan penerapan SMK3 elemen
(tidak diperkenankan tangan. cutter dan terjepit. secara benar keamanan bekerja berdasarkan
untuk di dokumentasikan ) serta selalu SMK3 sub elemen sistem kerja
dipelihara kriteria 6.1.6
dalam kondisi 3. Lampiran Peraturan Menteri
layak pakai. Tenaga Kerja dan Transmigrasi
2. Pelindung RI No. Per.08/MEN/VII/2010
tangan (Sarung tentang Alat Pelindung Diri
tangan) dapat elemen alat pelindung tangan
melindungi 5.1.
tangan dan jari-
jari tangan dari
pajanan api,
suhu panas,
dingin, radiasi,
arus listrik,
bahan kimia,
benturan,
29
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
NEGATIF YANG TIMBUL HUKUM
pukulan dan
tergores,
terinfeksi, zat
pathogen dan
jasad renik.
30
BAB IV
PENUTUP
1.5 4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapang yang telah dilaksanakan. Kesimpulan dari dari
observasi lapang di PT. Battery Technology Indonesia (TWS) Kota Tangerang
adalah sebagai berikut:
1. Penerapan norma K3 di Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3 di PT.
Battery Technology Indonesia (TWS) telah berjalan dengan baik, dibuktikan
dengan banyaknya temuan temuan positif yang telah di lakukan pada saat
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, dan juga telah dilakukannya penerapan
sistim kerja yang mengedepankan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
telah mengacu pada aturan dan regulasi yang berlaku.
2. Penerapan norma K3 di bidang kelembagaan keahlian dan SMK3 di PT.
Battery Technology Indonesia (TWS) yang berjalan dengan baik, yaitu adanya
organisasi P2K3, memiliki Emergency Road Map, menyiapkan dan
menggunakan APD untuk tenaga kerja maupun untuktamu yang mengunjungi
tempat produksi, sudah memasang rambu Assembly Point, sudah memiliki
Ahli K3, mempuai petugas P3K, mengukur standarpekerja (ISO), menerapkan
kebijakan K3, melakukan Audit internal, melakukan MCU. Sedangkan, yang
perlu perbaikan, yaitu: Rambu assembly point yang terhalang, rambu jalur
evakuasi berada dibawah sehingga sulit terlihat, APAR yang sudah expired,
APAR over pressured, pekerja tidak menggunakan APD lengkap, dan tidak
terdapat jalur evakuasi.
31
4. Pastikan rambu keselamatan terbuat dari bahan yang tahan cuaca dan tahan
lama agar dapat memberikan informasi secara konsisten
5. Peletakan kotak P3K sudah mudah dijangkau dan terlihat sesuai dengan
regulasi, namun kertas ceklis pemakaian kotak P3K sulit terlihat dan dijangkau.
6. Melakukan pembekalan ISO terbaru pada pekerja.
7. Penambahan baliho/poster tentang K3 untuk meingkatkan pengawasan
kebijakan K3 serta menerapkan program K3.
8. Auditor Internal SMK3 dilakukan pelatihan khusus yaitu Auditor SMK3 pada
PJK3 yang telah ditunjuk oleh Kemnaker untuk memperoleh lisensi dan
sertifikat.
9. Perusahaan harus menentukan dan memperketat tindakan preventif maupun
promotif untuk menekan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
10. Identifikasi pekerja yang mungkin membutuhkan pemeriksaan lebih sering
berdasarkan risiko pekerjaan atau kondisi kesehatan tertentu.
11. Meningkatan kapasitas ruang makan dan memasang poster berisi tentang
kebutuhan kalori bagi pekerja
32
DAFTAR PUSTAKA
Darmayani, S., Sa’diyah, A., Supiati, S., Muttaqin, M., Rachmawati, F., Widia, C.,
Pattiapon, M. L., Rahayu, E. P., Indiyati, D., & Sunarsieh, S. (2023). Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3).
Ismara, K. I., Slamet, Hargiyarto, P., Solikhin, M., Yuniarti, N., Sugiyono, L, B., Khayati,
E. Z., Jatmiko, R. D., Fatah, A., Wulandari, B., Hidayat, N., & Wahyuni, I. (2014).
Buku Ajar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3 ). Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta, 62–74.
NurAini, L., & Wardani, R. S. (2018). Kepatuhan Terhadap Peraturan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Hubungannya Dengan Kecelakaan Kerja. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 10(2), 26-34.
Mangkunegara (2002). Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Hal 163.
33