Wa000
Wa000
Wa000
Disusun oleh :
Denixon pakpahan
PENYELENGGARA :
PT. Multikrida Jaya Utama
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia, rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya, sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan di PT. Madu Baru (Madukismo) bidang K3 Mekanik, Pesawat
Uap dan Bejana Tekan.
Pembuatan laporan ini merupakan salah satu syarat dalam
kelulusan pada Pembinaan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna serta
masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dan berguna bagi kami untuk
penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik
kami maupun para pembaca guna meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang memadai.
Denixon Pakpahan.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 2
B. Maksud dan Tujuan 3
C. Ruang Lingkup 4
D. Dasar Hukum 5
1. Dasar Hukum Lingkungan Kerja dan Ergonomi 5
2. Dasar Hukum Bahan Kimia Berbahaya 6
BAB II KONDISI FAKTA PERUSAHAAN 6
A. Gambaran Umum Perusahaan 7
B. Proses Produksi 8
C. Kebijakan K3 8
D. Temuan 8
1. Temuan Positif Terkait Lingkungan Kerja dan Ergonomi 9
2. Temuan Negatif Terkait Lingkungan Kerja dan Ergonomi 9
3. Temuan Positif Terkait Bahan Kimia Berbahaya 9
4. Temuan Negatif Terkait Bahan Kimia Berbahaya 9
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 9
A. Temuan Positif Terkait Lingkungan Kerja dan Ergonomi 9
B. Temuan Negatif Terkait Lingkungan Kerja dan Ergonomi 9
C. Temuan Positif Terkait Bahan Kimia Berbahaya 9
D. Temuan Negatif Terkait Bahan Kimia Berbahaya 9
BAB IV PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang konstruksi, listrik, dan kebakaran
Maka, dengan berbagai macam faktor yang mampu memicu terjadinya kebakaran
diperlukan sebuah desain atau rancangan sarana dan prasarana yang matang
seperti dari segi konstruksi bangunan, listrik, maupun alat-alat pengendali kebakaran
dalam suatu lokasi kerja. Dimana, pada setiap rancangan tersebut harus sesuai
dengan standar mutu yang telah ditetapkan sebagai salah satu bentuk implementasi
dari konsep K3. Sehingga, saat komponenkomponen tersebut sudah sesuai standar
mutu yang telah ditetapkan diharapkan mampu mencegah potensi kebakaran terjadi,
mampu mengendalikan api yang timbul saat kebakaran serta mampu merancang
sarana perlindungan diri bagi karyawan saat kebakaran tersebut terjadi.
1
Pengawasan dan Kesehatan Kerja di Bidang kelembagaan K3 dan SMK3
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan hal yang sangat
penting dalam sebuah pekerjaan, tetapi di masyarakat hal ini dianggap membebani
dalam struktur biaya produksi yang tidak penting, tidak praktis dan masih banyak
yang beranggapan sebagai faktor penghambat dalam melaksanakan pekerjaan.
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) masih kurang mendapatkan.
Perhatian dari para peserta diklat, kondisi ini disebabkan oleh rendahnya
pemahaman dan kesadaran serta kurangnya perhatian dari peserta diklat dalam
menyediakan prosedur dan peralatan Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan
Kerja (K3) di lingkungan kerja. Kurangnya kesadaran terhadap Kesehatan,
Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) disebabkan oleh rendahnya tingkat
pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki oleh peserta diklat. Disatu sisi masih
rendahnya tanggung jawab pengelola sebagai pengguna tenaga kerja terhadap
kesehatan, keamanan dan keselamatan para peserta diklat merupakan salah satu
faktor penghambat K3. Pengelola harus mampu mengatur kebijakankebijakan yang
berkaitan dengan manajemen K3 dari perencanaan hingga pengawasan secara
konsekuen dan konsisten yang mengacu kepada standar dan peraturan yang
berlaku pada Permenaker R1 No:05/MEN/1996 tentang sistem manajemen
keselamatan dan Kesehatan kerja(SMK3) .
Menurut Undang-undang uap tahun 1930, Pesawat uap ialah ketel uap dan alat-alat
lainnya yang dengan peraturan Pemerintah ditetapkan demikian, langsung atau
tidak langsung berhubungan (atau tersambung) dengan suatu ketel uap dan
diperuntukan bekerja dengan tekanan yang lebih besar (tinggi) dari pada tekanan
udara.
2
Menurut Permennakertrans No. 37/MEN/2016, Bejana tekan adalah bejana selain
pesawat uap di dalamnya terdapat tekanan dan dipakai untuk menampung gas,
udara, campuran gas atau campuran udara, baik dikempa menjadi cair dalam
keadaan larut maupun beku.
Menurut Permenakertrans No. 38/MEN/2016, Pesawat Tenaga dan Produksi adalah
pesawat atau alat yang tetap atau berpindah-pindah yang dipakai atau dipasang
untuk membangkitkan atau memindahkan daya atau tenaga, mengolah, membuat
bahan, barang, produk teknis, dan komponen alat produksi yang dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan.
B. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :
1. Pelaksanaan K3 di bidang konstruksi
2. Pelaksanaan K3 di bidang Listrik dan kebakaran
3. Pelaksanaan K3 di bidang Lingkungan kerja
4. Pelaksanaan K3 di bidang ergonomi Bahan kimia berbahaya
5. Pelaksanaan K3 di bidang kesehatan kerja
6. Pelaksanaan K3 di bidang kelembagaan K3 dan SMK3.
7. Pelaksanaan K3 di bidang Mekanik.
8. Pelaksanaan K3 di Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan.
3
D. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie).
3. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening).
4. Permen No. 37/Men/2016 tentang Bejana Tekan.
5. Permen No. 02/Men/1982 tentang Klasifikasi Juru Las.
6. Permen No. 01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator
pesawat Uap.
7. Permen tenaga kerja No. Per 01/MEN/1980 Bab II tentang tempat kerja dan
alat alat kerja.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 38 Tahun 2016 tentang Pesawat Tenaga
& Produksi.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1985 tentang Alat Angkat &
Angkut.
10. Permen No.08/MEN/7/2010 tentang alat pelindung diri.
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 09 Tahun 2010 tentang operator dan
petugas pesawat angkat dan angkut.
12. Permennaker no. 04 Tahun 1995 tentang perusahaan jasa keselamatan dan
kesehatan kerja (PJK3).
13. Permennaker no. 38 Tahun 2016 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
5
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan Kesehatan kerja adalah sehat
tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit tetapi pengertian sehat
mempunyai makna sehat secara fisik, mental, dan sosial.Suatu pelayanan
kesehatan terhadap seseorang didalam pekerjaan yang dimaksudkan untuk
memelihara kondisi kesehatan demi peningkatan produktivitas kerja.
6
Kondisi kesehatan kerja. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009: 162)
bahwa: Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:
7
BAB III
ANALISA DATA
A. TEMUAN
1. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bidang Konstruksi, Listrik
dan Kebakaran
Adapun temuan-temuan positif yang terdapat di PT. Yogyakarta
Tembakau Indonesia adalah sebagai berikut:
a) APAR terlihat dengan jelas dan mudah untuk dijangkau
b) Terdapat jalur evakuasi yang mudah dilihat
c) Terdapat penunjuk arah yang dapat dilihat dengan jelas
d) Terdapat tanda dan pengaman pada sumber bahaya listrik
e) Terdapat petunjuk penggunaan pada APAR
f) Terdapat APAR pada forklift
g) Terdapat label peralatan atau label tanda bahaya
h) Terdapat penyalur petir yang sudah tersertivikasi
i) Terdapat alarm emergency
j) Memiliki kartu tanda kewenangan K3 kebakaran
Selain temuan positif, terdapat juga temuan temuan negatif. Adapun temuan-
temuan negatif yang terdapat di PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat kabel yang melintang di atas tanah
2. APAR pada forklift tidak menggunakan penutup dan pengaman yang
memadai
3. Tidak terdapat panah arah dijalur evakuasi
4. Kartu tanda kewenangan yang sudah kadaluwarsa
5. Penjagaan personal Security berada di bawah panel listrik
6. Instalasi kabel yang terbuka
7. Penyimpanan fuel storage terlalu dekat dengan genset (di dalam satu
ruangan genset)
8
8. Tidak ada penanda Visual pada APAR
9. Inspeksi APAR dilakukan 7 (Tujuh) bulan
9
C. Temuan Negatif
- Tidak ada ruangan khusus P3K;
- Hanya terdapat 5 buah kotak P3K tipe C dengan jumlah karyawan
sebanyak 960
10
3. Pengawasan Bidang Mekanik, Pesawat Uap Dan Bejana Tekan
1. Temuan Positif
Analis
N a
Lokas
o Gambar Temuan Potensi Saran Regulasi
i
Bahay
a
1
3
Boiler Manomet Pertahank Peraturan
3 e an Kementria
r, Sebagai n
alat Tenaga
pengukur Kerja Dan
tekanan Transmigr
dalam a si No. 01
ketel uap Tahu
1982
Bab III
Pasal 10
Analis
a
N
Lokasi Gambar Temuan Potensi Saran Regulasi
o
Bahay
a
4 Head Surat Selalu Peratura
office Pemeriksa diperbarui n
an Ketel setelah Uap
Uap dilakukan Tahun
2017/2018 riksa uji 1930
Pasal
40 ayat 1
2
6 Boiler Gelas Cek Peratura
4 Ukur kondisi n
Level Air secara Uap
berkala 1930
Pasal 12
point e
7 Contro Safety Dipertaha Undang –
l Room Sign nkan undang
No.
1 Tahun
1970
Pasal
14 point
b
2. Temuan Negatif
N Lokasi Gambar Temua Analisa Saran Peraturan
o n Potensi Perundan
Bahaya g an
1 Front House Dapat Sebaikny Peraturan
office crane menyeba a house Menteri
mainten tidak bk an crane Tenaga
a nce terdapat barang perlu Kerja No.
control lock safe yang diganti 05 Tahun
diangkat dengan 1985
terlepas yang baru Pasal
dari house 14 ayat
crane 02
2 Worksho Pekerja Dapat Sebaiknya UU No 1
p Las tidak menyebab mengguna Tahun
Mechani menggun k kan APD 1970
c a kan an yang tentang
fabricati Alat kecelakaa telah Keselama
o n room Pelindun n pada disediakan ta n Kerja
g Diri saat oleh Permen
melakukan perusah No.
3
pekerjaan aa n PER.08/
ME
N/VII/2010
Tentang
APD
Permen
No.
02/Men/
198
2 tentang
Klasifikasi
Juru Las
4
5 Generat Pada Dapat Diberika Peraturan
or Room Generat dioperasik n Uap 1930
or a n Name Pasal 12
Tidak melebihi Plate poin j
Terdapat kapasitas
Name ny
Plate a
5
bahaya fatality Permenak
dilokasi er trans No
kerja 08 tahun
2010
6
4. Pengawasan K3 Bidang Lingkungan Kerja Ergonom Dan Bahan
Kimia Berbahaya.
1. Temuan Positif
a. Toilet sudah pengesahan oleh Dinas Ketenagakerjaan Daerah
Istimewa Yogyakarta
b. Perusahaan telah menyediakan APD, berupa, rompi, helm,
earmuff, guna membantu karyawan dalam menghindari risiko
kecelakaan kerja
c. Terdapat ventilasi di sepanjang ruangan sebelah kiri dan kanan
diseluruh area Perusahaan, dengan kondisi terawat.
d. Perusahaan telah menyediakan : jalur evakuasi, assembly point
e. Perusahaan telah menyediakan ; Papan informasi, EHS, 5R,
serta slogan K3, rambu K3.
f. Perusahaan telah menyediakan fasilitas : kantin, mushola, ruang
laktasi, loker dan poliklinik untuk memfasilitasi kebutuhan tenaga
kerja.
g. Perusahaan telah mendapatkan riksa uji lingkungan kerja dari
Dinas Ketenagakerjaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Temuan Negatif Lingkungan Kerja dan Ergonomi
a. Penempatan alat dan barang yang tidak tepat, contohnya : helm,
sendal, handpallet, tangga, gerobak, sapu.
b. Posisi duduk di area tim produksi, tidak sesuai dengan meja
yang terlalu pendek, sehingga menyebabkan PAK pada tenaga
kerja.
c. Jumlah toilet yang disediakan Perusahaan tidak sebanding
dengan ratio karyawan
7
4. Temuan Negatif Bahan Kimia Berbahaya
Dikarenakan PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia tidak
menyimpan atau menggunakan Bahan Kimia Berbahaya, maka
temuan negatif Bahan Kimia Berbahaya tidak ditemukan di PT.
Yogyakarta Tembakau Indonesia.
8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil survey di lapangan di PT. Madu Baru (Madukismo)
untuk saat ini sudah terdapat beberapa peralatan proteksi aktif untuk K3
Pesawat Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekan. Ada beberapa
temuan antara lain, sebagai berikut :
a. Beberapa alat mekanik tidak dilakukan pengecekan dan
perawatan secara berkala.
b. Kurangnya pengawasan kepada tenaga kerja untuk pemakaian
Alat Pelindung Diri (APD).
c. Banyak operator yang tidak memiliki SOP dan sertifikasi dalam
bidang pekerjaannya.
d. Kurangnya kesadaran pekerja untuk pemakaian Alat Pelindung
Diri pada pekerjaanya.
B. Saran
a. Pastikan semua prosedur kerja sudah dilakukan sesuai dengan
peraturan keselamatan kesehatan kerja yang sudah di atur dan
ditetapkan pada undang undang.
b. Melakukan pengecekan dan perawatan untuk semua alat mekanik
dan mesin produksi.
c. Menerapkan prosedur keselamatan kerja dan APD pada seluruh
peralatan mekanik.
d. Melakukan pelatihan mengenai prosedur penggunaan alat oleh
tenaga kerja.
e. Melakukan pelatihan kepada tenaga kerja untuk
bidang pekerjaanya/Training.
f. Pada safety valve Perlu ditambahkan sekurang-kurangnya 2
tingkap pengaman (Peraturan Uap Tahun 1930 Pasal 12 point (a).
9
g. Pada Name Tag pengenal yang ada pada setiap boiler harus
jelas dan utuh tahun dan tempat pembuat dan dari mana
pembuatnya (sesuai dengan peraturan uap tahun 1930 pasal 12
huruf J ).
h. House crane harus diperiksa dan diuji terlebih dahulu dengan
standar uji yang telah ditentukan selambat-lambatnya 2 tahun
pertama dan pengujian ulang setiap 1 thaun sekali (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No 05 tahun 1985 Bab
VIII Pasal 138 ayat 4).
i. Jumlah boiler yang ada pada PT. Madu Baru adalah total 6 buah,
yang beroperasi 4 buah dan 2 buah stand by berkapasitas 16
ton/jam sehingga membutuhkan operator sebanyak 12 orang yang
terbagi menjadi 4 orang tiap shift. (Peraturan Menteri Tenaga
kerja dan Transmigrasi No 01 tahun 1988 Pasal 9 ayat 1).
j. Generator wajib diuji berkala paling sedikit 5 tahun sekali dan
pemeriksaan 1 tahun sekali (Peraturan Menteri Tenagakerja dan
Transmigrasi No 12 tahun 2015 pasal 11 ayat 1 dan 2).
k. Membutuhkan juru las kelas I (Peraturan Menteri Tenagakerja dan
Transmigrasi 02 tahun 1982 tentang kwalifikasi juru las ditempat
kerja pasal 7 ayat 1).
10