Fariz

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN FISIKA MATERI ENERGI TERBARUKAN

“PLTA”

(Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas ujian praktek mata
pelajaran fisika)

Disusun oleh kelompok 5:


1. Ananda Cetta (02)
2. Fariz Bastian (07)
3. Valensyah Dhio (30)

XII MIPA 7
SMA Negeri 3 JEMBER
Jalan Jendral Basuki Rachmad No.26, Gumuksari, Tegal Besar, Kec.
Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68132
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat,
petunjuk, dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul "Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): Pemanfaatan Energi Air
dalam Perspektif Fisika."

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep dasar fisika yang terlibat
dalam Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai salah satu bentuk
pemanfaatan sumber daya alam secara efisien. PLTA merupakan suatu sistem
yang mengubah energi potensial air menjadi energi listrik melalui berbagai proses
fisika yang terjadi di dalamnya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami berusaha menyajikan informasi yang


komprehensif mengenai prinsip-prinsip fisika yang mendasari PLTA, mulai dari
konversi energi potensial menjadi energi kinetik hingga proses transformasi
energi menjadi listrik.

Kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen


pembimbing, sumber referensi, serta pihak-pihak yang telah memberikan
dukungan dan inspirasi dalam proses penulisan makalah ini. Semua kontribusi dan
bantuan mereka sangat berarti bagi kesuksesan penyusunan makalah ini.

Makalah ini disusun dengan kesadaran bahwa pengetahuan fisika menjadi


kunci utama dalam memahami dan mengoptimalkan pemanfaatan PLTA. Oleh
karena itu, diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
dalam bagi pembaca, terutama dalam konteks pemanfaatan energi terbarukan.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi positif
dan menambah wawasan pembaca mengenai PLTA dari perspektif fisika. Kritik,
saran, dan masukan dari pembaca sangat diharapkan guna perbaikan dan
pengembangan lebih lanjut. Terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang
diberikan.

[Jember, 12 Januari 2024]


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanfaatan energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), menjadi solusi yang menjanjikan dalam mengatasi
keterbatasan sumber daya energi konvensional dan dampak negatifnya
terhadap lingkungan. PLTA menggunakan energi air untuk menghasilkan
listrik, memanfaatkan prinsip-prinsip fisika dalam konversi energi.

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan fisika dalam
PLTA, mulai dari konsep dasar hingga langkah-langkah praktis
pembuatan alat. Beberapa pertanyaan pokok yang akan dijawab meliputi:
Bagaimana konsep fisika bekerja dalam PLTA? Bagaimana langkah-
langkah pembuatan alat PLTA?

1.3 Tujuan
1. Memahami konsep fisika yang mendasari PLTA.
2. Menjelaskan langkah-langkah pembuatan alat PLTA.
3. Menganalisis manfaat penerapan PLTA sebagai sumber energi
terbarukan.

1.4 Manfaat Alat


Alat yang dibuat dalam konteks ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman praktis kepada pembaca tentang cara kerja PLTA secara
fisika. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pemanfaatan energi terbarukan dalam menjaga keberlanjutan
lingkungan.
. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan salah satu bentuk
pemanfaatan energi terbarukan yang memanfaatkan energi air untuk
menghasilkan listrik. Menurut Soehartana dan Suwardi (2010), PLTA adalah
suatu sistem yang memanfaatkan energi potensial air yang diubah menjadi energi
kinetik melalui turbin dan generator. PLTA terdiri dari waduk sebagai tempat
penyimpanan air, saluran air, turbin, dan generator.

2.2 Konsep Dasar Energi Potensial Gravitasi dan Kinetik


Konsep fisika yang mendasari PLTA adalah konversi energi potensial
gravitasi menjadi energi kinetik. Menurut Halliday, Resnick, dan Walker (2013),
energi potensial gravitasi (Ep) dihitung sebagai massa benda (m) dikalikan
percepatan gravitasi (g) dan ketinggian benda di atas suatu titik tertentu (h).
Seiring dengan air mengalir ke bawah melalui turbin, energi potensial gravitasi
berubah menjadi energi kinetik, dan selanjutnya diubah menjadi energi listrik.

2.3 Penerapan Energi Terbarukan dalam Konteks Lingkungan


Penerapan PLTA tidak hanya memiliki dampak ekonomi, tetapi juga
dampak positif terhadap lingkungan. Menurut Lund et al. (2015), PLTA dapat
mengurangi emisi gas rumah kaca dan menurunkan ketergantungan pada sumber
energi fosil. Ini sejalan dengan upaya global untuk menghadapi perubahan iklim
dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan.

2.4 Konsep Fisika


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan salah satu bentuk penerapan
energi terbarukan yang memanfaatkan konsep-konsep fisika untuk mengubah energi
potensial air menjadi energi listrik. Dalam penerapan PLTA, beberapa konsep fisika
mendasar menjadi kunci utama dalam menjelaskan dan memahami mekanisme kerja
serta efisiensi sistem ini.
1. Konversi Energi Potensial Gravitasi menjadi Energi Kinetik:
Penerapan utama fisika dalam PLTA terkait dengan konversi
energi potensial gravitasi menjadi energi kinetik. Menurut hukum
kekekalan energi mekanik, energi potensial gravitasi air yang terkumpul di
waduk diubah menjadi energi kinetik saat air mengalir melalui saluran
turbin. Hubungan antara energi potensial gravitasi (Ep), massa air (m),
percepatan gravitasi (g), dan ketinggian (h) diwakili oleh persamaan energi
potensial gravitasi: Ep = mgh.
2. Hukum Kekekalan Energi Mekanik:
Hukum kekekalan energi mekanik menyatakan bahwa jumlah
energi potensial dan kinetik suatu sistem yang tertutup tetap konstan
selama tidak ada gaya gesek yang bekerja. Dalam PLTA, hal ini berarti
energi potensial gravitasi yang berkurang akan diubah sepenuhnya
menjadi energi kinetik air yang mengalir melalui turbin, dan akhirnya
menjadi energi listrik.
3. Efisiensi Konversi Energi:
Efisiensi konversi energi (η) dalam PLTA mencerminkan sejauh
mana energi potensial air yang awalnya tersimpan dapat diubah menjadi
energi listrik. Efisiensi ini diukur sebagai rasio daya listrik yang dihasilkan
(Pout) dengan daya potensial gravitasi air yang masuk ke turbin (Pin).
Dalam perspektif fisika, efisiensi PLTA dapat dioptimalkan dengan
meminimalkan kerugian energi selama konversi.
4. Prinsip Gerak Turbin dan Generator:
Konsep fisika dalam gerak turbin dan generator menjadi esensial.
Ketika air mengalir melalui turbin, gerak rotasional turbin dihasilkan.
Prinsip fisika mengenai momen inersia dan hukum kekekalan momentum
mekanik menjelaskan bagaimana gerak rotasional ini diubah menjadi
gerakan generator untuk menghasilkan listrik.
5. Dampak Lingkungan dan Keseimbangan Ekosistem:
Penerapan PLTA tidak hanya memanfaatkan konsep fisika dalam
menghasilkan listrik tetapi juga mempertimbangkan dampak lingkungan.
Konversi energi yang efisien dalam PLTA membantu mengurangi emisi
gas rumah kaca dan ketergantungan pada sumber energi fosil, memberikan
kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
Lem Kayu
Pisau Generator dinamo + pulley
Palu Karet dinamo
Kabel
Lampu
Impraboard
Pipa PVC
DVD
Tutup pipa
Paku
3.2 Desain alat

3.3 Cara pembuatan


1. Rekatkan tutup impraboart ke dalam PVC 2 Inch. Lubangi tutup untuk
masukkan kayu
2. Masukkan kayu bulat ke dalam PVC 2 Inch untuk melalui lubang tutup
3. Rekatkan keping DVD kedalam tutup pipa 2 Inch menggunakan lem
4. Tempelkan 6 keping impraboard mengunakan lem ke sekeliling pipa 2
Inch
5. Tempel DVD ke lubang pipa baliknya
6. Tempel pipa PVC 3 Inch ke sisi luar DVD
7. Tempel keping DVD satu lagi ke sisi luar pipa PVC 3 Inch
8. Sekrup kincir ke kerangka balok, pasang di lubamg pipa PVC ½
inch ,kemudian tempel generator / dinamo
9. Atur jarak dinamo dengan kincir sesuai panjang karet yang ada. Tutup
dinamo dengan impraboard
10. Model kincir air mini sudah siap. Lalu selanjutnya mengukur voltase
menggunakan multimeter
11. Lalu sudah bisa dicoba lampu nya, tetapi daya yang dihasilkan biasanya 4-
5 V . namun bisa lebih besar tergantung arus air nya.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa alat yang
kami buat dapat bekerja dengan adanya arus air namun listrik yang dihasilkan
dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya arus air yang mengalir.
Percobaan kincir air yang menghasilkan listrik menyimpulkan bahwa air
dapat dikonversikan menjadi energi listrik melalui turbin dan generator. Hal ini
juga menunjukkan potensi energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan Listrik secara bersih dan amah lingkungan.
4.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini jika ada kekurangan atau kesalahan
dari percobaan ini. Kami berharap pembaca memberikan kritik atau saran
terhadap alat percobaan yang telah kami buat.

TOKOH FISIKA
James adalah putra kedua dari lima bersaudara. Ia berasal dari keluarga
kaya. Ayahnya, Benjamin Joule, adalah seorang pengusaha yang mempunyai
pabrik pembuatan bir. Walaupun berasal dari keluarga kaya, namun James tidak
bisa bersekolah seperti anak-anak umumnya. James kecil menderita penyakit
kelainan tulang belakang, yang membuatnya harus banyak beristirahat di rumah.
Karena tidak bisa bersekolah, maka sang ayah pun mencarikan guru privat untuk
mengajari James di rumah. Karena kondisi kesehatannya buruk, James tumbuh
menjadi seorang yang pendiam dan pemalu.

Sebagai anak pengusaha kaya, James boleh dikatakan dapat melakukan


apapun. Ia bebas membaca berbagai macam buku yang disukainya. James sangat
tertarik pada listrik. Ia kerap kali melakukan percobaan seram dengan
mengalirkan aliran arus listrik kecil ke tubuh pelayan-pelayannya.

Anda mungkin juga menyukai