3.1.a.9. Aksi Nyata - Modul 3.1 Ade Suharto

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Ade Suharto

CGP Angkatan 9
Kabupaten Majalengka

3.1.a.9. Aksi Nyata - Modul 3.1

Kasus yang dipaparkan pada kesempatan ini diambil dari hasil wawancara dengan kepala SMP
Negeri 1 Sumberjaya Kabupaten Majalengka pada hari Senin, 5 Februari 2024.

Pada bulan Maret yang akan datang, SMP Negeri 1 Sumberjaya akan melaksanakan kegiatan
Study Literasi ke Jawa Tengah sesuai dengan program kerja OSIS. Pak Dede Sudrajat selaku
ketua panitia study literasi terus berusaha mendorong semua siswa untuk ikut serta kegiatan ini
dan segera melunasi biaya perjalanannya. Para siswa ada yang sudah melunasinya, ada juga
yang mencicilnya. Peserta yang telah lunas pembayarannya bisa memilih tempat duduk di bis
yang telah dipesan. Panitia berusaha agar para siswa dapat segera melunasinya karena akan
digunakan sebagai uang muka bis agar bisa berangkat sesuai waktu yang telah direncanakan.
Ada beberapa orang tua siswa yang datang ke Pak Dede dan menyatakan ingin ikut serta tetapi
belum bisa melunasi biaya perjalanannya permasalahan dana, dipastikan mereka akan
menyiapkan bekal jajan untuk anaknya terlebih dahulu dan pembayaran biaya studi literasinya
dicicil kemudian. Pak Dede merasa bingung dengan hal ini, karena mereka juga harus melunasi
pembiayaan ke pihak travel yang harus selesai sebelum keberangkatan kalau ada banyak
orang tua seperti itu mungkin kegiatan ini tidak sesuai harapan. Tetapi akhirnya Pak Dede
memberikan kesempatan juga kepada beberapa orang siswa yang orang tuanya tidak mampu.

Mengenali permasalahan yang dihadapi

● Siapa yang menghadapi dilema?


Pak Dede selaku ketua panitia literasi, orang tua yang ingin ikut tetapi tidak memiliki biaya,
panitia study literasi

● Apakah Dua kebenaran yang ada?


1. Benar Jika Pak Dede memberikan keringanan kepada siswa yang tidak mampu
2. Benar Jika Pak Dede tidak memberikan keringanan kepada siswa yang tidak mampu
karena ini adalah bersifat kebutuhan pribadi

● Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini?


Paradigma yang terjadi yaitu Individu melawan kelompok dan Keadilan lawan Rasa Kasihan
● Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bila iya,
yang mana dan mengapa?
Dalam kasus ini terdapat satu dilema, yaitu dilema kepentingan individu (memberikan
kesempatan walaupun belum lunas pembayaran) dan kepentingan kelompok/Kolektif
(Panitia studi literasi di sekolah).

9 Langkah Pengambilan Keputusan

1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada
situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus
tersebut?
Jawaban :
Dalam kasus Pak Dede dan orang tua siswa yang tidak mampu adalah situasi dilema
etika, paradigma yang terjadi pada situasi tersebut adalah paradigma rasa keadilan dan
rasa kasihan. Nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut adalah
memberikan kesempatan untuk ikut kemudian bisa mencicilnya dan tidak memberikan
keringanan karena aturan dari panitia yang sudah lunas baru boleh menentukan tempat
duduk dan ikut berangkat.
2. Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal).
Jawaban :
Uji legal: tidak ada pelanggaran hukum dalam situasi tersebut. Pak Dede yang
memberikan kesempatan kepada siswa yang orang tuanya tidak mampu tidaklah
melanggar aturan hukum. Begitu juga ketika ia tidak memberikan kesempatan juga
tidaklah melanggar hukum.
3. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji
regulasi).
Jawaban :
Uji regulasi: ada pelanggaran peraturan atau kode etik profesi dalam situasi yang
dialami pak Dede ketika tidak memberikan kesempatan, yakni tidak berpihak kepada
murid.
4. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini?
(Uji intuisi).
Jawaban :
Uji intuisi: tidak ada yang salah dalam situasi ini. Pak Dede tidak salah ketika ia
mengambil keputusan untuk memberikan kesempatan kepada orang tua yang tidak
mampu.
5. Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media
cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa
nyaman?
Jawaban :
Jika keputusan yang saya ambil dipublikasikan di media dan viral, saya akan merasa
kurang nyaman karena kasus ini menyangkut urusan pribadi seseorang yang apabila
dipublikasikan akan menimbulkan seolah mempermalukan siswa dan orang tuanya yang
tidak mampu.
6. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi
ini?
Jawaban :
Keputusan yang bisa diambil berdasarkan idola/panutan adalah memberi kesempatan
kepada siswa yang orang tuanya tidak mampu untuk turut serta
7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk
menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
Jawaban :
Investigasi Opsi Trilemma: penyelesaikan kreatif untuk menyelesaikan masalah ini
adalah dengan mengadakan pertemuan terbatas dengan panitia dan kepala sekolah
dan menyampaikan hal yang sebenarnya terjadi, lalu mengajak para pengurus untuk
membuat solusi yang tepat, seperti penggalangan dana untuk siswa yang tidak mampu
baik dari guru ataupun orang tua siswa yang mampu.
8. Apa keputusan yang Anda ambil?
Jawaban :
Keputusan yang saya ambil adalah memberi kesempatan kepada siswa yang orang
tuanya tidak mampu untuk tetap ikut serta dengan langkah kreatif yang telah dijelaskan
di atas yaitu mengadakan penggalangan dana dari guru dan orang tua yang mampu
untuk membantu siswa yang tidak mampu.
9. Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa?
Jawaban :
Prinsip yang saya gunakan dalam mengambil keputusan adalah Care-Based Thinking
atau berpikir berbasis rasa peduli karena dengan prinsip ini membuat saya memikirkan
kepentingan orang lain dan menimbulkan rasa empati.

Anda mungkin juga menyukai