Ilovepdf Merged

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 40

AKSI NYATA

TOPIK MERDEKA BELAJAR


OLEH: SAFARUDDIN HRP, SH
PENGERTIAN PLAT FORM MERDEKA

Platform Merdeka Mengajar adalah platform


edukasi yang menjadi teman penggerak untuk
guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila dan
menunjang guru untuk mengajar, belajar dan
berkarya lebih baik lagi.
• Platform Merdeka Mengajar menyediakan
referensi bagi guru untuk mengembangkan
praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum
Merdeka. Saat ini tersedia lebih dari 2000
referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum
Merdeka.
• Platform tersebut akan ,embantu guru melakukan
analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan
cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran
yang sesuai dengan tahap capaian dan
perkembangan peserta didik.
TOPIK 1
MENGENALI DAN MEMAHAMI DIRI SEBAGAI
PENDIDIK
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung
jawab memberikan pertolongan kepada anak didik
dalam perkembangan baik jasmani maupun
rohaninya
Sementara menurut Ki Hajar Dewantara,
pendidikan adalah memberi tuntunan terhadap
segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak, agar ia
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya, baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat
Ki Hajar Dewantara, bapak Pendidikan Indonesia yang hidup pada abad
18, pernah menjabat sebagai Menteri Pengajaran Republik Indonesia
(1945), bahkan belum tersentuh berbagai teori modern tentang
Pendidikan. Namun beliau mampu menempatkan "Tut wuri
handayani" menjadi semboyan pendidikan, yang artinya "Dari
belakang, seorang guru harus bisa memberikan dorongan pada siswa".
Selanjutnya, Ing madya mangun karsa, yang artinya ditengah
memberi/membangun semangat. Seorang guru harus membersamai
siswanya, untuk memantau gerak tumbuh mereka serta membimbing
dan memberi semangat. Guru harus terus belajar secara mandiri,
membuka akses lebar-lebar dari berbagai sumber informasi, agar
relevan dengan kebutuhan siswa sesuai zamannya.
Semboyan ketiga adalah Ing ngarso sung tulodo, artinya seorang guru
harus mampu menjadi teladan bagi siswanya, baik sikap maupun pola
pikirnya. Dengan demikian, guru haruslah terlebih dahulu
mempersiapkan diri menjadi pribadi yang mampu menjadi sosok
panutan, yang akan dicontoh oleh anak didiknya.
Seorang pendidik memiliki peran yang sangat besar
terhadap masa depan siswa. Jika kita memberi
pujian, atau mencemooh, memberi hukuman, tetap
akan meninggalkan kesan di hati mereka. Hal sekecil
apapun yang kita sampaikan di kelas akan
berkontribusi pada kecakapan hidup anak kelak saat
mereka beranjak dewasa.
Maka kita sebagai guru seharusnya menyampaikan
kebaikan-kebaikan saja kepada peserta didik kita.
TOPIK 2
MENDIDIK DAN MENGAJAR
Seorang pendidik memiliki peran yang sangat
besar terhadap masa depan siswa. Jika kita
memberi pujian, atau mencemooh, memberi
hukuman, tetap akan meninggalkan kesan di
hati mereka. Hal sekecil apapun yang kita
sampaikan di kelas akan berkontribusi pada
kecakapan hidup anak kelak saat mereka
beranjak dewasa.
MENDIDIK MENYELURUH
Pemahaman terhadap kata “pendidikan dan pengajaran”
kadang masih membingungkan. Penggabungan istilah
tersebut dapat mengaburkan pengertian yang
sesungguhnya. Pengajaran adalah suatu cara
menyampaikan ilmu atau manfaat bagi kehidupan anak-
anak secara lahir maupun batin. Maka, pengajaran
merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Sama
halnya dengan mengajar yang merupakan salah satu
bagian dari mendidik. Sementara Pendidikan
adalah tempat menaburkan benih-benih kebudayaan
yang hidup dalam masyarakat sekaligus sebagai
instrumen tumbuhnya unsur peradaban agar kebudayaan
yang kita wariskan kepada anak cucu kita di masa depan
Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan
sebagai tuntunan yaitu tuntunan dalam hidup
tumbuhnya murid. Maka Mendidik
adalah menuntun segala kodrat yang ada pada
murid agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik itu
sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat.
Murid diciptakan sebagai makhluk yang memiliki
kodrat untuk mereka hidup dan tumbuh. Pendidik
tidak dapat menentukan dan berkehendak akan
hidup tumbuhnya murid. Yang bisa pendidik
lakukan adalah menuntun tumbuh atau hidupnya
kekuatan-kekuatan itu dengan mengerahkan segala
daya upaya untuk memajukan perkembangan budi
pekerti, pikiran, dan jasmani murid agar dapat
memperbaiki perilakunya bukan dasar hidup dan
tumbuhnya itu.
PENDIDIKAN SELAMA 1 ABAD
Ibu dan Bapak guru, metode pengajaran di zaman
kolonial Belanda yang menggunakan sistem
pendidikan perintah dan sanksi, tanpa sadar masuk
ke dalam warisan cara guru-guru kita mendidik
murid-muridnya. Bahkan mungkin sampai saat ini
praktek itu masih saja berlangsung. Misalnya masih
ditemukan kasus kekerasan pada murid di sekolah.
Murid mendapat hukuman atau sanksi ketika
mereka belum atau tidak mengerjakan perintah dari
guru.
Contoh lain adalah sistem penilaian atau
penghargaan yang terlalu berorientasi pada
kecakapan kognitif. Misalnya Kapan murid
diukur dari hasil ujian sumatif yang menguji
kecakapan kognitif semata. Akibatnya murid
berusaha keras melatih kecakapannya dengan
mengerjakan kisi-kisi soal ujian hingga
mendapat nilai dan penghargaan dari sekolah.
Ki Hajar Dewantar perkenalkan sistem among yaitu yang
dikenal dengan slogannya Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Ing Ngarso
Sung tulodo artinya seorang guru haruslah berkomitmen
menjadi seorang teladan. Ia harus memberikan contoh
yang baik. Ing Madyo Mangun Karso artinya seorang
guru haruslah membangkitkan atau menguatkan
semangat murid-muridnya bukan orang yang
melemahkan semangat. Dan Tut wuri Handayani
yaitu seorang guru haruslah memberikan dorongan atau
menjadikan murid-muridnya orang-orang yang mandiri
atau orang-orang yang merdeka yang tumbuh kembang
secara maksimal.
Menjadi Manusia (Secara) Utuh
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
memiliki dua bagian utama pada tubuhnya yaitu badan
jasmani atau lahir dan badan rohani atau batin. Atas karunia
Tuhan Yang Maha Esa pula, manusia memiliki akal yang
digunakan untuk berpikir untuk merasa dan berkarya.
Bersatunya pikiran, perasaan, dan kehendak dapat
menimbulkan daya dan memunculkan budi pekerti yang
menandakannya sebagai manusia merdeka yaitu manusia
yang dapat memerintah dan menguasai dirinya atau mandiri
dan itulah kodrat sebagai manusia. Sehingga agar manusia
mengetahui kebutuhan lahir dan batinnya sendiri, kita sebagai
pendidik dapat membantu murid untuk memenuhi kebutuhan
keduanya agar mencapai keseimbangan dalam menjalani
kehidupan.
Kita tidak bisa membantu memenuhi kebutuhan
hanya pada salah satu bagian karena badan lahir
dan pendidik badan batin pada manusia tidak dapat
dipisahkan dan saling mempengaruhi. Maka
pendidikan atau tuntunan seyogyanya mampu
memberikan didikan lahir dan didikan batin kepada
para murid agar terpenuhi kebutuhan kehidupan
dan penghidupannya. Menurut Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah berdaya tempat persemaian
benih-benih kebudayaan. Budaya yang hidup dalam
masyarakat dan daya upaya untuk memajukan
perkembangan budi pekerti pikiran dan jasmani.
TOPIK 3
MENDAMPINGI MURID DENGAN UTUH DAN
MENYELURUH
Kodrat Keadaan
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa "segala
perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan
dengan kodrat keadaan baik alam maupun
zaman". Lalu bagaimana cara kita menghubungkan dasar
pendidikan murid dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam adalah dasar pendidikan murid yang
berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana
mereka berada. Murid dengan kodrat alam perkotaan
sejatinya dilihat sebagai bagian dari masyarakat
perkotaan, maka pembelajaran yang diterima murid
sebaiknya mampu membantu mendekatkannya dengan
konteks atau kodrat alamnya bukan sebaliknya malah
menjauhkannya.
• Guru berperan sebagai penghubung murid dengan sumber-sumber
belajar yang ada di sekitar murid atau di sekolah maupun dengan
sumber-sumber belajar digital yang mengaitkan setiap materi
dengan konteks di mana murid hidup misalnya materi menjaga
kelestarian alam dikontekskan dengan merawat pohon karet agar
produksi getahnya semakin baik dan berkualitas dengan
membersihkan gulma atau tanaman pengganggu pohon karet.
Pembelajaran kontekstual dan peran guru sebagai penghubung
sangat dibutuhkan murid karena itu akan membantu mereka
menguatkan kekuatan-kekuatan kodratnya.
• Sementara kodrat zaman adalah bagian dasar pendidikan murid
yang berhubungan dengan isi dan irama. Isi dan irama pendidikan
bergerak dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Muatan
pendidikan dan cara belajar di kala kita sebagai murid pasti berbeda
dengan zaman saat ini. Pendidikan setelah masa kemerdekaan
tentu juga berbeda dengan pendidikan pada abad ke-21, maka kita
pendidik bergegas beradaptasi terhadap kode zaman untuk
membantu murid mencapai selamat dan bahagia.
Kodrat Alam
• Kodrat alam merupakan bagian dari dasar pendidikan
murid yang berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan
tempat murid berada. Salah satu instrumen untuk
pengembangannya adalah melalui pendidikan atau
tuntunan. Kita sebagai pendidik dapat merencanakan
pengembangan kemampuan berpikir murid agar akal budi
murid terus berkembang sesuai kodrat alamiah.
• Melihat murid sebagai individu yang utuh bagian dari
masyarakat serta lingkungannya menjadi keharusan bagi
tubuh dan hidupnya murid. Kita tidak dapat memandang
murid sebagai bagian yang terpisah dari lingkungannya.
Proses tumbuh dan hidupnya murid sangatlah beragam.
Potensi setiap anak berkembang dari tahapan yang
sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.
Kodrat Zaman
• Pendidikan bergerak sangat dinamis mengikuti perkembangan
zaman. Kodrat zaman merupakan bagian dari dasar pendidikan
murid yang berkaitan dengan isi dan irama. Selain kodrat alam Ki
Hajar Dewantara mengungkapkan dalam melakukan pembaharuan
yang terpadu hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan
anak-anak didik baik mengenai hidup diri pribadinya maupun
kemasyarakatannya jangan sampai meninggalkan segala
kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan baik pada
alam maupun pada zaman.
• Sementara itu segala bentuk isi dan irama yaitu cara
mewujudkannya hidup dan penghidupannya hendaknya selalu
disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas kehidupan kebangsaan
yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat
kemanusiaan. Ki Hajar Dewantara ingin mengingatkan kita para
pendidik untuk menuntun murid mencapai kekuatan-kekuatan
kodratnya sesuai dengan alam dan zaman menggunakan asas trikon
yaitu kontinyu, konvergen, dan konsentris.
Asas Trikon
• Kontinyu, pengembangan yang berkesinambungan
dilakukan terus menerus dengan perencanaan yang
baik. Budaya, kebudayaan, atau cara hidup bangsa
itu bersifat kontinyu bersambung tak putus-putus dari
zaman penjajahan sampai zaman kemerdekaan.
• Konvergen, bersama bangsa lain mengusahakan
terbinanya karakter dunia sebagai kesatuan
kebudayaan umat manusia sedunia, tanpa
mengorbankan nilai/identitas bangsa masing-masing
• Konsentris "Bersikap terbuka, tetapi tetap kritis dan
selektif terhadap pengaruh kebudayaan di sekitar"
MODUL 4
MENDIDIK DAN MELATIH KECERDASAN BUDI
PEKERTI
Menumbuhkan Budi Pekerti
Budi pekerti atau yang disebut watak diartikan
sebagai bulatnya jiwa manusia yang
merupakan hasildari bersatunya gerak pikiran
perasaan dan kehendakatau kemauan
sehingga menimbulkan suatu tenaga budi.
Pekerti juga dapat dimaknai sebagai
perpaduan antara cipta kognitif dan rasa
afektif sehingga menghasilkan karsa
psikomotorik.
"Budi pekerti adalah kemampuan kodrat manusia atau
individu yang berkaitan dengan bagian biologis dan
berperan menentukan karakter seseorang" Ki Hajar
Dewantara
Bagian biologis ada bagian yang berhubungan dengan
rasa seperti rasa takut, cemas, gelisah, putus asa, tidak
percaya diri, senang, bahagia, kecewa, sedih, dan
sebagainya. Di samping itu terdapat juga bagian
intelligible yaitu bagian yang berhubungan dengan
kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir menyerap
pengetahuan. Kedua bagian watak atau budi pekerti
inilah yang dijadikan dasar penjelasan Ki Hajar Dewantara
mengenai kertas yang bertuliskan tulisan samar di dalam
pendekatan teori konvergensi.
Teori Konvergensi dan Pengaruh
Pendidikan
• Yang pertama teori tabularasa yang
beranggapan bahwa kodrat anak ibarat
kertas kosong yang dapat diisi dan ditulis
oleh pendidik dengan pengetahuan dan
wawasan yang diinginkan pendidik .
• Yang kedua teori negatif yang beranggapan
bahwa kodrat anak ibarat kertas yang sudah
terisi penuh dengan berbagai macam coretan
dan tulisan.
MODUL 5
PENDIDIKAN YANG MENGANTARKAN
KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAAN
Mengantarkan Murid Selamat dan
Bahagia
• Sebagai pendidik, sebaiknya bukan hanya memberikan
pengetahuan dan informasi tentang sistem pencernaan
manusia, melainkan juga memberikan pemahaman
kepada murid tentang fungsi dan kegunaannya dalam
kehidupan murid. Selain itu pendidik juga mengenal dan
memahami kekuatan kodrat anak bahwa setiap murid
dapat mengekspresikan dan membuat pemahamannya
sendiri dengan cara yang berbeda.
• Dalam menilai pemahaman murid, pendidik sebaiknya
tidak hanya menggunakan satu jenis alat pengukuran lalu
menyimpulkannya. Tetapi dapat menggunakan alat
pengukuran lainnya yang melibatkan murid untuk
merefleksikan pemahaman dari pengalaman belajarnya,
evaluasi diri.
Kemerdekaan murid dalam belajar merupakan
kunci untuk mencapai tujuan pendidikan yang
mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan.
Jika untuk dirinya sendiri ia tidak bisa mencapai
selamat dan bahagia, bagaimana mungkin ia
akan memelihara dan menjaga dirinya
keluarganya, masyarakat, bangsa, ataupun
alamnya.
Sistem Among
Ki Hajar Dewantara mengenalkan sistem Among sebagai suatu metode
pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran yang dikenal
dengan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, TutWuri
Handayani.
• Ing Ngarso Sung Tulodho, di depan memberi teladan yaitu bagaimana
guru memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu kepada
murid, menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.
• Ing Madya Mangun Karso, di tengah membangun kehendak yaitu guru
diharapkan mampu membangkitkan semangat bersua karsa dan
berkreasi bersama murid dengan membuka dialog dengan murid,
berperan sebagai narasumber dan penuntun.
• Tut Wuri Handayani, di belakang memberi dorongan yaitu guru tidak
sekedar memberikan motivasi tetapi juga memberikan saran dan
rekomendasi dari hasil pengamatannya agar murid mampu
mengeksplorasi daya cipta rasa karsa dan karyanya.
Merdeka Belajar Abad 21
Pesan Ki Hajar Dewantara "Tuntunlah muridsesuai
zamannya".
Sekarang guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber
pengetahuan, tetapi guru berperan sebagai fasilitator
pembelajaran.
Sumber-sumber pengetahuan kini terbuka luas akses dan
beragam bentuknya seperti adanya mesin pencari yang bisa
menyediakan beragam informasi yang kita inginkan, sehingga
cara menuntun dan membimbing murid pun sangat berbeda.
Sebagai fasilitator, guru menempatkan murid menjadi subjek
atau individu aktif dalam pembelajaran untuk mencari dan
membangun pemahamannya sendiri, bukan sebaliknya murid
dianggap objek pembelajaran atau individu pasif yang hanya
tergantung pada apa yang diberikan guru.
Menciptakan Lingkungan
Pembelajaran Terbaik Murid
• Kecenderungan mengandalkan ujian atau evaluasi sumatif tanpa
didasari atas pemahaman tentang penilaian itu sendiri dapat menjadi
bumerang dan sangat merugikan murid bahkan dapat melemahkan
potensi dan kekuatannya. Proses demi proses yang dilalui murid dalam
mencari dan membangun pengetahuan dan pemahamannya juga
sebaiknya menjadi perhatian utama para guru. Dari sanalah guru dapat
melakukan penilaian proses belajar atau formatif yang juga dapat
digunakan untuk membantu merefleksikan pembelajaran yang
disusunnya. Sehingga semangat perbaikan terus-menerus dapat
diinternalisasikan dalam diri dan menjadi pegangan pada setiap pendidik.
• Budaya-budaya seperti memberikan nilai dengan angka dan membuat
peringkat kelas sebaiknya dapat diubah dengan sistem penilaian dan
apresiasi yang tidak membuat harkat dan martabat anak atau murid
terkoyak dan memahami tujuan pengukuran atau penilaian itu
sendiri. Penilaian atau pengukuran dimaksudkan untuk mengukur hasil
atau dampak dari implementasi pembelajaran dari sudut pandang murid.
Peran Keluarga Sekolah dan
Masyarakat
• Tri sentra pendidikan adalah 3 wadah dasar proses pembentukan
pendidikan murid yang terdiri darialam keluarga alam perguruan
dan alam pergerakan pemuda atau komunitas atau
masyarakat. Ketiganya berperan dan berkontribusi
mengembangkan pengetahuan nilai-nilai dan keterampilan murid.
Kita tidak cukup hanya membantu murid dengan wawasan ilmu
pengetahuan dan teladan sikap, tetapi juga dapat membantu murid
untuk dapat menemukan suasana atau atmosfer di mana ia hidup
dan berada.
• "Menghidupkan, menambah dan menggemberikan perasaan
kesosialan tidak akan dapat terlaksana jika tidak didahului oleh
pendidikan diri (pendidikan individu) karena inilah dasarnya
pendidikan budi pekerti yang akan dapat menimbulkan rasa
kemasyarakatan atau rasa sosial." Ki Hajar Dewantara.
wadah dasar proses pendidikan
• Alam Keluarga "Merupkan sistem kecil di mana
anak tinggal dan mendapatkan pendidikan
pertama dan yang terpenting dalam hidupnya.“
• Alam Perguruan "Merupakan wadah yang
memfasilitasi pengembangan intelektual murid
serta menuntun murid menemukan wawasan
ilmu pengetahuan yang lebih luas,“
• Alam Pergerakan Pemuda/
Masyarakat "Merupakan wadah yang
memfasilitasi murid untuk mengaktualisasikan
dirinya dan mengembangkan watak"

Anda mungkin juga menyukai