Bab Iv

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Sekolah


1. Deskripsi Penelitian
a. Lokasi SMK Bina Bangsa Kersana
SMK Bina Bangsa Kersana adalah sekolah menengah kejuruan
yang beralamat di Jl Kersana – Banjarharjo Km 3 Desa Kubangpari,
Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan Hasil penelitian yang dilaksanakan di SMK Bina
Bangsa Kersana dokumen dan perijinan SMK Bina Bangsa Kersana
adalah sebagai berikut:
NPSN : 69839345
Status : Swasta
Pendidikan : SMK
Status Kepemilikan : Hak Milik
Website :www.smkbinabangsa.sch.id
SMK Bina Bangsa Kersana memiliki tiga program studi yaitu
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO), Desain Komunikasi
Visual (DKV) dan Akuntansi Keuangan Lembaga dengan peserta didik
sejumlah 1635 siswa, guru, staff, dan karyawan 71 orang.

b. Visi dan Misi SMK Bina Bangsa Kersana


a. Visi
Terwujudnya SMK Bina Bangsa yang berkualitas untuk
membentuk tamatan berakhlak mulia, religius, disiplin, cerdas,
menguasai IPTEK, kompeten di dunia kerja, berjiwa
kewirausahaan kuat dan peduli terhadap lingkungan

b. Misi
1. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, menarik dan
dinamis.
2. Membentuk tamatan yang religius dan berakhlak mulia
3. Menghasilkan tamatan yang cerdas, kompeten, dan siap
memasuki dunia kerja.
4. Mengembangkan jiwa kewirausahaan yang kuat dan handal.
5. Meningkatkan potensi sekolah yang bernuansa industri dan
berwawasan lingkungan.
59
6. Menenamkan nilai-nilai kedisiplinan, kejujuran,sosial budaya,
dan kebangsaan
7. Menghasilkan tamatan yang dapat mengikuti perkembangan
IPTEK.

2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengajuan Surat Ijin Penelitian
1) Tanggal : 12 Mei 2023.
2) Program : Pengajuan Surat Penelitian dari Universitas Ivet.
3) Tempat : SMK Bina Bangsa Kersana
4) Alamat : Jl. Kersana – Banjarharjo Km 3 Kecamatan
Kersana, Kabupaten Brebes , Provinsi Jawa
Tengah.

b. Pengumpulan Data
1) Tanggal : 22 Mei 2023.
2) Program : Pengumpulan data sekolah, data hasil Praktek Kerja
Lapangan dan hasil data Penguasaan shoft skill
siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana
3) Tempat : SMK Bina Bangsa Kersana
4) Sasaran : Kepala Sekolah, Kaprodi Teknik
Otomotif dan Wali Kelas XII .
c. Subjek Penelitian
1) Tanggal : 05 Juni 2023.
2) Program : Pembagian Angket Penelitian
3) Sasaran : 36 siswa kelas XII TKR A SMK Bina
Bangsa Kersana
60

B. Uji Penelitian dan Uji Analisis


1. Uji validitas dan Realibilitas
Insrumen penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah kuesioner atau angket. Penulis mengambil langkah untuk
melakukan uji validitas untuk mengetahui sebera besar kevalidan dari
alat ukur yang digunakan dengan analisis validitas metode bivariate
correlation product moment dengan bantuan program statistik SPSS.
Berikut adalah hasil uji validitas uji angket Penguasaan shoft skill (Y):

a. Uji validitas pernyataan angket variabel Penguasaan shoft skill (Y)


Pada variabel Penguasaan shoft skill (Y), cara pengujianya
yaitu membandingkan nilai rhitung dengan rtabel pada tingkat
signifikansi 5% untuk N= 36, sehingga diperoleh nilai r tabel sebesar
0,329 untuk mengetahui hasil perhitungan dan keputusan item
untuk variabel penguasaan Penguasaan shoft skill (Y).
Tabel 3.5 Rangkuman Hasil uji validitas variabel Kesiapa Kerja

No Butir R hitung R table Keterangan


Angket N = 36
1 0,529 0,329 VALID
2 0,345 0,329 VALID
3 0,460 0,329 VALID
4 0,584 0,329 VALID
5 0,424 0,329 VALID
6 0,478 0,329 VALID
7 0,464 0,329 VALID
8 0,472 0,329 VALID
9 0,332 0,329 VALID
10 0,810 0,329 VALID
11 0,698 0,329 VALID
12 0,345 0,329 VALID
13 0,601 0,329 VALID
14 0,393 0,329 VALID

Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa uji validitas (Y)


yang di lakukan terhadap 36 responden menghasilkan 14 variabel
61

yang di tanyatakan valid. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat


bahwa setiap variable memiliki rhitung lebih besar dibandingkan rtabel.
Hal ini mengindikasikan bahwa seleruh pernyataan yang di
buat dinilai layak dan dapat digunakan untuk keperluan penelitian.

2. Uji Realiabilitas
Menurut Imam Ghozali (2013) reliabilitas adalah alat untuk
mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas
dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).
Tabel 3.6
hasil Uji Reliabilitas instrumen

VARIABEL CORNBACH’S Keterangan


ALPHA
KESIAPAN 0,779 0,60 Reliabel
KERJA
Keterangan :Reliabel bila nilai Cronbach’s Alpha > 0,60

C. Teknik Analisa Data


1. Analisis Deskriptif Variabel
Untuk mengetahui bagaimana respon atau jawaban dari
penyebaran kuesioner kepada sejumlah 36 siswa SMK Biana Bangsa
Kersana untuk masing-masing variabel. Hasil dari penelitian ini terdiri
dari Satu variabel bebas yaitu variabel Kesiapan Kerja (Y).
Pengelompokan Skor berdasarkan interval tertentu guna
mendeskripsikan data kuantitatif. variabel Status Kesiapan Kerja (Y).
Dikategorikan menjadi empat kriteria yaitu Sangat Setuju, Setuju,
Kurang Setuju, Tidak Setuju. Perhitungan menggunakan rumus
Matematis yang diungkapkan oleh Sutrisnohadi (2005) sebagai berikut :
62

a. Deskripsi variabel Praktik Kerja Lapangan (X2)


Berikut adalah hasil dari analisis variabel Uji Kompetensi skema
servis sepeda motor injeksi dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan hasil praktek kerja lapangan yang diambil dari Daftar
nilai PKL dengan jumlah skor maximum 85, minimum 75 dan range
10.
Tabel 3.10

Deskripsi statistics variabel Praktik Kerja Lapangan (X2)

Statistics Praktik Kerja Lapangan

NILAI
N Valid 36
Missing 0
Mean 80.06
Std. Error of Mean .625
Median 80.00
Mode 80a
Std. Deviation 3.749
Variance 14.054
Range 10
Minimum 75
Maximum 85
Sum 2882
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown

Praktik Kerja Lapangan kelas XII TKR SMK Bina Bangsa


Kersana menggambarkan bahwa nilai jumlah siswa sebanyak 36,
skor rata-rata (mean) 80.06 std error of mean .626 nilai tengah
median 80.00 dengannilai yang sering muncul (mode) 80 nilai
maksimal 85 dan nilai minimum 75.
63

Tabel 3.11 Tabel


Interval Pengelompokan Skor Variabel Bebas (X2)

Amat Baik 90 – 100


Baik 75 – 89
Cukup 60 – 74
Kurang 0 – 59

Deskripsi hasil dari data penelitian masing-masing variabel yang


telah dilakukan olah data dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, nilai maksimal, dan nilai minimal dengan menggunakan
bantuan program SPSS Version 25.0 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.12
Frequensi variabel Praktik Kerja Lapangan (X2)
No. Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 90 – 100 0 0% Amat Baik


2 75 – 89 36 100% Baik
3 60 – 74 0 0% Cukup
4 0 – 59 0 0% Kurang
Jumlah 36 100%

Sumber : Data primer yang diolah


Berdasarkan Tabel 3.12 menunjukan dalam nilai siswa
yang sesuai dengan KKM, 0 nilai siswa (0%) mempunyai kategori
Amat Baik sesuai dengan KKM, 36 nilai siswa (100%) mempunyai
kategori Baik sesuai dengan KKM, 0 nilai siswa (0%) mempunyai
kategori

Cukup sesuai dengan KKM dan 0 nilai siswa (0%) mempunyai


kategori Kurang sesuai dengan KKM. Maka dapat disimpulkan nilai
siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana yang sesuai dengan
KKM yaitu 75 adalah kategori baik sesuai dengan KKM.
64

b. Deskripsi variabel Penguasaan shoft skill (Y)


Berikut adalah hasil dari analisis variabel Uji pengaruh
kedisiplinan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan hasil
angket.
Tabel 3.13
Deskripsi statistics variabel Penguasaan shoft skill (Y)
Statistics

Statistics Kesiapan Kerja JML

N Valid 36
Missing 0
Mean 42.47
Std. Error of Mean .628
Median 43.00
Mode 44
Std. Deviation 3.768
Variance 14.199
Range 17
Minimum 34
Maximum 51
Sum 1529
Kesiapan Kerja siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa
Kersana menggambarkan bahwa responden sebanyak 36, skor rata-
rata (mean) 42.47 std error of mean .628 nilai tengah median 43.00
dengan nilai yang sering muncul (mode) 44 nilai maksimal 51 dan
nilai minimum 34

Skor maksimal ideal = Skor maksimal soal x jumlah soal variabel


= 4 x 14
= 56
Skor minimal ideal = Skor minimal soal x jumlah soal variabel
= 1 x 14
= 14
65

Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan Standart Devisiasi Ideal (Sdi)
a) Nilai rata-rata Ideal (Mi) = ½ (Xmax + Xmin)
= ½ (56 + 14 )
= 35

b) Standart Devisiasi Ideal (SDi) = 1/6 (Xmax – Xmin)


= 1/6 (56 – 14)
=7
Batasan – Batasan Kategori Kecenderungan
a) Sangat Setuju = {Mi + (1,5)SDi} s/d (SImax)
= {35 + (1,5) 7} s/d 56
= (35+ 10,5) s/d 56
= 45.5 s/d 56

b) Setuju = (Mi) s/d {Mi + (1,5)SDi}


= 35s/d {35+ (1,5)7}
= 35 s/d (35 + 10,5)
= 35 s/d 45,5

c) Tidak Setuju = {Mi – (1,5)SDi} s/d (Mi)


= {35 - (1,5)7} s/d 35
= (35 – 10,5) s/d 35
= 24,5 s/d 35
c) Sangat Tidak Setuju = (SImin) s/d {Mi – (1,5)SDi}
= 14 s/d {35 - (1,5)7}
= 15 s/d (35 - 10,5)
= 15 s/d 24,5

Dari Perhitungan diatas didapatkan interval pengelompokan skor yang


di rangkum dalam tabel di bawah ini:
66

Tabel 3.14 Tabel


Interval Pengelompokan Skor Variabel Terikat (Y)

Sangat Setuju 45,5 – 65


Setuju 35 – 44,5
Tidak Setuju 24,5 – 34
Sangat Tidak Setuju 15 – 23,5

Deskripsi hasil dari data penelitian masing-masing variabel yang


telah dilakukan olah data dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, nilai maksimal, dan nilai minimal dengan menggunakan
bantuan program SPSS Version 25.0 dengan rincian sebagai berikut:

Table 3.15
Frequensi variabel Penguasaan shoft skill (Y)
No. Interval Frekuensi Presentase Kategori
1 45,5 – 65 11 34% Sangat Baik
2 35 – 44,5 25 66% Baik
3 24,5 – 34 0 0% Kurang Baik
4 15 – 24,5 0 0% Tidak Baik
Jumlah 36 100%
Sumber : Data Primer Yang Diolah
Berdasarkan Tabel 3.15 menunjukan dalam mengisi pernyataan
angket 11 responden (34%) mempunyai kategori sangat Baik
menyikapi angket tersebut, 25 responden (66%) mempunyai kategori
Baik menyikapi angket tersebut, 0 responden (0%) mempunyai
kategori Cukup Baik menyikapi angket tersebut dan responden (0%)
mempunyai kategori Tidak Baik menyikapi angket tersebut.
Dapat di simpulkan siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa
Kersana mempunyai kategori sangat baik dengan 11 responden (44%)
yang dimana di dalam angket terdapat pemahaman tentang kesiapan
kerja yang dimana harus mempunyai pertimbangan logis dan bisa
bekerja sama dengan orang lain.
67

2. Uji Persyaratan Analisis


Maksud dari uji persyaratan analisis untuk mengetahui apakah
data penelitian yang dikumpulkan memenuhi syarat untuk dianalisis
dengan statistik yang digunakan. Uji persyaratan analisis dalam
penelitian ini meliputi uji normalitas data dan multikolonieritas,
pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 25.0
untuk melihat penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada uraian berikut
:

a. Uji Normalitas
Uji normalitas yaitu untuk mengetahui apakah data penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal
maka hasil perhitungan statistik yang dilakukan dapat
digeneralisasi pada populasi penelitian. Kriteria uji normalitas,
distribusi data ialah terletak pada nilai Skewness. Memberikan
batasan bahwa sebaran data akan berdistribusi normal jika nilai
Skewness berada dalam harga -0,5 (minus nol koma lima) sampai
dengan + 0,5 (plus nol koma lima) dan nilai Kortusis berada dalam
harga -1 (minus satu) sampai dengan 1 (satu). Cara lain untuk
menentukan normalitas data adalah dengan goodness of fit dari
kolmogorof smirnof, P-P plot

Histogram. Apabila nilai asympsig (2-tailed) lebih besar dari 0,05,


maka dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.
68

Dependen variabel : Penguasaan shoft skill

Uji normalitas menggunakan p polt

Gambar 2.3
Uji Normalitas Menggunakan Histrogram

Dengan melihat tampilan grafik histogram terlihat bahwa


normalitas secara simetris membentuk pola kerucut, kondisi
tersebut mengindikasikan bahwa data penelitian mempunyai
distribusi normal, sehingga kesimpulannya data memiliki distribusi
normal. Untuk melengkapi uji normalitas diatas juga dilakukan uji
normalitas dengan normal p-p plot dan kolmogorov smirnov,
berikut adalah hasil pengujiannya.
69

Gambar 2.4 Uji Normalitas Menggunakan P-P Plot

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat


penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Berdasarkan data
diatas disimpulkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal hal ini menunjukan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.

Table 3.16
Uji Normalitas Dengan Kolomogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Praktik kerja
Uji Kompetensi Lapangan Kesiapan Kerja
N 36 36 36
Normal Parameters a,b Mean 447.08 80.06 42.47
Std. Deviation 107.678 3.749 3.768
Most Extreme Differences Absolute .248 .184 .145
Positive .142 .173 .112
Negative -.248 -.184 -.145
Test Statistic .248 .184 .145
c c
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .003 .055c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
70

c. Lilliefors Significance Correction.

Dari hasil uji normalitas berdasarkan nilai Kolmogrov Smirnov untuk


variabel Uji Kompetensi sebesar 0,248 dan signifikan pada nilai
Asymp. Sig. sebesar 0,000, Praktek kerja lapangan memiliki nilai
kolmogrov Smirnov sebesar 0,184 dan signifikan 0,003, Kesiapan kerja
memiliki nilai kolmogrov Smirnov sebesar 0,145 dan signifikan0,055.
Dimana dari uji statistik non parametrik Kolmogrov Smirnovdapat
diketahui bahwa hipotesis Ho = data residual berdistribusi normal, Ha =
data residual tidak berdistribusi normal, hal ini berartiHo diterima
karena kedua hasil dari uji Kolmogrov Smirnov memiliki nilai
signifikasi lebih tinggi dari 0,05 (ɑ = 5%) sehingga dapat disimpulkan
bahwa data peneliti Uji Pengaruh kedisiplinani (X1), Praktek kerja
lapangan (X2),
Penguasaan shoft skill (Y) berdistribusi normal

b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk apakah ada dua variabel yaitu
variabel independen dan dependen mempunyai hubungan yang
linier atau tidak. Uji linieritas dapat menggunakan anova variabel
variabel X dan Y dapat dilihat nilai deviation from linierity X1
terhadap Y, apabila nilai signifikansi (probabilitas) > 0,05 maka
hubungan data tersebut linier, sedangkan apabila nilai signifikasi <
0,05 maka hubungan data tersebut tidak linier. Pengujian linieritas
dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi
25.0, yang mana hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

1)
Uji linieritas variabel Uji Kompetensi Pengaruh Kedisiplinan
(X1), Penguasaan shoft skill (Y). dapat dilihat pada tabel 3.17
71

Table 3.17
Uji Linieritas Uji Kompetensi (X1), terhadap
Penguasaan shoft skill (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Kesiapan Kerja Between (Combined) 418.972 31 13.515 .693 .757
* Uji Groups Linearity 56.055 1 56.055 2.875 .165
Kompetensi Deviation from 362.918 30 12.097 .620 .803
Linearity
Within Groups 78.000 4 19.500
Total 496.972 35
Berdasarkan tabel 3.17 diperoleh nilai signifikansi
deviation from linearity sebesar 0,803 yang mana nilai tersebut
lebih tinggi dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang linier variabel Uji Kompetensi (X1) terhadap
Penguasaan shoft skill (Y).
2)
Uji linieritas variabel Praktik Kerja Lapangan (X 2) terhadap
Penguasaan shoft skill (Y) dapat dilihat pada tabel 3.18

Table 3.18
Uji Lineritas Praktik Kerja Lapangan (X2) Penguasaan shoft skill (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Kesiapan Kerja Between (Combined) 50.472 6 8.412 .546 .769
* Praktik kerja Groups Linearity 2.483 1 2.483 .161 .691
Lapangan Deviation 47.990 5 9.598 .623 .683
from Linearity
Within Groups 446.500 29 15.397
Total 496.972 35

Berdasarkan tabel 3.18 diperoleh nilai signifikansi


deviation from linearity sebesar 0,683 yang mana nilai tersebut
lebih tinggi dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang linier variabel Praktek Kerja Lapangan (X2)
72

terhadap Penguasaan shoft skill (Y).

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.
Adapun output Scatterplot yang dihasilkan adalah sebagai berikut

Gambar 2.5
Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Dari output yang dihasilkan, terlihat bahwa titik-titik data


menyebar secara acak serta tersebar baik di atas ataupun di bawah 0
pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi sehingga model regresi layak digunakan untuk
memprediksi Kesiapan Kerja berdasarkan variabel independent Uji
Kompetensi dan Praktek Kerja Lapangan.

d. Uji Multikolinieritas
Untuk menguji gejala multikolinieritas dilakukan dengan
menggunakan nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation
Factor). Jika nilai tolerance kurang dari 10% dan nilai VIF tidak

melebihi angka 10, maka tidak terjadi gejala multikolinieritas. Maka


73

hubungan antara variabel X1 dan X2 melebihi angka 10 maka X1


dan X2 ada gejala multikolinieritas. Dari data hasil perhitungan
statistik menggunakan SPSS, diperoleh hasil perhitungan
multikolinieritas untuk variabel Uji kompetensi skema servise
sepeda motor injeksi , dapat dilihatpada tabel 3.19

Table 3.19
Table Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
56.320 13.683 4.116 .000
-.012 .006 -.346 -2.114 .042 .990 1.010
-.105 .165 -.105 -.640 .527 .990 1.010
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja

Dalam uji multikolinieritas kita dapat melihat dari nilai VIF


masing-masing variabel independen :
1)
Uji Kompetensi Pengaruh kedisiplinan
Pada variabel Uji Kompetensi diketahui nilai VIF
sebesar 1,010, karena nilai VIF dari variabel < 10 maka
variabel Uji kompetensi terbebas dari multikolinieritas,
dan diketahui nilai tolerance sebesar 0,990 , karena
nilai tolerance dari variabel tersebut >0,10 maka
variabel Uji Kompetensi dari multikolinieritas.

2)
Praktik Kerja Lapangan
Pada variabel Praktek Kerja Lapangan diketahui nilai
VIF sebesar 1,010 karena nilai VIF dari variabel tersebut <
10 maka variabel praktek kerja lapangan terbebas dari
multikolinieritas, dan diketahui nilai tolerance sebesar 0,990,
karena nilai tolerance dari variabel tersebut > 0,10 maka
variabel Praktek Kerja Lapangan terbebas dari
multikolinieritas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian pada
model regresi tidak ditemukan adanya multikolinieritas
antara variabel bebas dalam model regresi.
74

e. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi
yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan
pengamatan lain pada model regresi.

Table 3.20
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .352 .124 .071 3.633 1.603
a. Predictors: (Constant), Praktik kerja Lapangan, Uji Kompetensi
b. Dependent Variable: Kesiapan Kerja

Tabel 3.21
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson

N D DL DU 4-DL 4-DU
36 1.603 1.153 1.376 2.847 2.624

HASIL = DU < D < 4-DU


= 1.376 < 1.603 < 2.624
Kesimpulan = tidak dapat Autokorelasi

f. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan 4 cara, yaitu uji analisis regresi sederhana, berganda,
uji t dan uji F. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 25.0
1. Uji Analisis regresi sederhana
a) Pengaruh Praktek Kerja Lapangan (X2) terhadap
Penguasaan shoft skill (Y)
75
Table 3.23
Pengaruh Praktek Kerja Lapangan (X2) terhadap Penguasaan
shoft skill (Y)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 48.159 13.780 3.495 .001
Praktik kerja Lapangan -.071 .172 -.071 -.413 .682
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja

Dari persamaan regresi tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Y = a + bX2
Y = 48,159 + 0,071 (80,06)
= 48,159 + 5,684
= 53,843

Dimana : Y = Penguasaan shoft skill

a = konstanta

b = koefisien regresi

X2 = Praktek Kerja Lapangan

Dalam hasil persamaan regresi tersebut diperoleh nilai konstanta


variabel partisipasi sebesar 48,159 (dengan tanda positif) yang
artinya dalam variabel kesiapan kerja nilai konstanta sudah lebih
dari

nol sebelum di tambahkan variabel lainnya, dan jika variabel


Praktek Kerja Lapangan dianggap nol atau ditambahkan, maka
Kesiapan Kerja siswa SMK Bina Bangsa Kersana tetap atau tidak
mengalami perubahan. Sedangkan nilai koefisien Praktek Kerja
Lapangan (X2) sebesar 0,071 menunjukan jika Praktek Kerja
Lapangan (X2) semakin baik (dengan asumsi variabel lain tetap),
maka Penguasaan shoft skill (Y) akan meningkat. Artinya setiap
peningkatan Praktek Kerja Lapangan (X2) akan meningkatkan
76

Penguasaan shoft skill (Y) siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa
Kersana.
Guna melihat arah garis yang terbentuk dari Praktek Kerja
Lapangan (X2) terhadap Penguasaan shoft skill (Y) dapat
ditunjukkan dalam gambar 2.7.

Praktek Kerja Lapangan


100
80

60

40
Y = 48,159 + 0,071 (80,06)
20
= 53,843

20 40 60 80 100

Gambar 2.7

Grafik persamaan Regresi Sederhan Praktik

Kerja Laapangan terhadap Penguasaan shoft

skill

Berdasarkan gambar 2.7 Menunjukkan pengaruh variabel


Praktek Kerja Lapangan (X2) terhadap Penguasaan shoft skill
(Y) membentuk garis linear, artinya tinggi Praktek Kerja
Lapangan maka semakin meningkat Penguasaan shoft skill

2. Uji Analisis regresi berganda


Uji regresi dalam penelitian ini digunakan untuk
menguji pengaruh variabel independent (Uji kompetensi dan
Praktik Kerja Lapangan). Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 25.0
77

Tabel 3.24 Regresi berganda


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 56.320 13.683 4.116 .000
Uji Kompetensi -.012 .006 -.346 -2.114 .000
Praktik kerja Lapangan -.105 .165 -.105 -.640 .002
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja

Berdasarkan hasil perhitungan regresi diatas, maka arah


pengaruh antara variabel independent (variabel bebas)
tersebut terhadap variabel dependent (variabel terikat) dalam
persamaan regresi

Y = a + bX1 + bX2

Y = 56,320+ 0,012X1 + 0,105X2

= 56,320+ 0,012(447,08) + 0,105(80,06)

= 56,320+ 5,364 + 8,405

= 70,089

Dari persamaan regresi tersebut, dapat dijelaskan sebagai


berikut :

Dimana : Y = Penguasaan shoft skill

a = konstanta

b = koefisien regresi

X1 = Uji kompetensi Pengaruh

kedisilnan

X2 = Praktik Kerja Lapangan

Dalam hasil persamaan regresi tersebut dapat di jelaskan sebagai


78

berikut :
a = 56,320 dengan tanda positif yang artinya kenaikan variabel
Uji kompetensis Pengaruh kedisilinsn (X1) dan Praktik Kerja
Lapangan (X2) akan meningkatkan Penguasaan shoft skill (Y)
siswa sebesar 56,320 dengan arti dalam variabel kesiapan kerja
nilai konstanta sudah lebih dari nol sebelum di tambahkan variabel
lainnya, dan jika variabel Uji kompetensi skema servise sepeda
motor injeksi dan Praktik Kerja Lapangan dianggap nol atau
ditambahkan, maka Penguasaan shoft skill (Y) siswa SMK Bina
Bangsa Kersana tetap/tidak mengalami perubahan.
b1 = 0,012(447,08) artinya kenaikan satuan pada variabel Uji
Kompetensi Pengaruh Kedisiplinan (X1) akan meningkatkan
Penguasaan shoft skill (Y) sebesar 5,364 satuan, dengan demikian
semakin tinggi Uji kompetensi pengaruh kedisiplinan (X1) (dengan
asumsi variabel lain tetap), maka Penguasaan shoft skill (Y) akan
mengalami peningkatan.
b2 = 0,105(80,06) artinya kenaikan satuan pada variabel Praktek
Kerja Lapangan (X2) akan meningkatkan Penguasaan shoft skill
(Y) sebesar 8,405 satuan, dengan demikian semakin tinggi Praktek
Kerja Lapangan (X2) (dengan asumsi variabel lain tetap), maka
Penguasaan shoft skill (Y) akan mengalami peningkatan..
Dari persamaan regresi dapat disimpulkan setiap peningkatan
Uji Pengaruh kedisiplinan (X1) yang berkaitan dengan uji
kompetensi dan Praktik Kerja Lapangan (X2) yang di laksanakan
siswa akan meningkatkan Penguasaan shoft skill (Y) siswa kelas
XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana sehingga kesiapan kerja siswa
di SMK Bina Bangsa Kersana tidak tergolong rendah lagi.
Guna melihat arah garis yang terbentuk dari Praktek Kerja
Lapangan (X2) terhadap Penguasaan shoft skill (Y) dapat
ditunjukkan dalam gambar 2.8
79

Regresi Berganda
100
80

60

40
Y = 56,320 +0,012 ( 447,08 ) + 0,105 (80,06 )
20 = 70,089

20 40 60 80 100 120 140

Gambar 2.8

Grafik persamaan Regresi berganda Uji kompetensi Pengaruh


Kedisiplinan dan Praktik Kerja Lapangan terhadap
Penguasaan shoft skill

Berdasarkan gambar 2.8 Menunjukkan pengaruh variabel


Praktek Kerja Lapangan (X2) terhadap Penguasaan shoft skill
(Y) membentuk garis linear, artinya tinggi Praktek Kerja
Lapangan maka semakin meningkat Kesiapan Kerja.

3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS versi 25.0. Hasil uji t dapat dijelaskan sebagai
berikut :

Tabel 3.25

Hasil Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 56.320 13.683 4.116 .000
Uji Kompetensi -.012 .006 -.346 -2.114 .000
Praktik kerja -.105 .165 -.105 -.640 .002
Lapangan
80

a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja

a) Hasil uji t Uji kompetensi Pengaruh Kedisiplinan (X1)


terhadap Penguasaan shoft skill (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan uji t yang mana nilai t
hitung untuk variabel Uji kompetensi skema servis sepeda
motor injeksi (X1) sebesar 2,114 dan nilai signifikansi t
sebesar 0,000. Dengan menggunakan (a/2 : n-k-1) sebesar
33 (36-2-1) diperoleh nilai t tabel 1,692. Nilai t hitung
sebesar 2,114 lebih besar dari t tabel (1,692) dan nilai
signifikansi t 0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis
menyatakan “ada pengaruhUji Pengruh kedisiplinan (X1)
terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII TKR SMK
Bina Bangsa Kersana” , Dapat diterima

b) Hasil uji t Praktik Kerja Lapangan (X2) terhadap


Penguasaan shoft skill (Y).
Berdasarkan hasil perhitungan uji t yang mana nilai t
hitung untuk variabel praktik kerja lapangan (X2) sebesar
0,640 dan nilai signifikansi t sebesar 0,002. Dengan (a/2 : n-
k-1) sebesar 33 (36-2-1) diperoleh nilai t tabel 1,692. Nilai t
hitung sebesar 0,640 lebih besar dari t tabel (1,692) dan nilai
signifikansi t 0,002 lebih rendah dari dari 0,05 (α=5%) yang
menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga hipotesis
menyatakan “ada pengaruh praktek kerja lapangan (X 2) dan
terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII TKR SMK Bina
Bangsa Kersana .” dapat diterima.

4. Uji f
Uji F digunakan untuk menguji hasil Uji kompetensi Pengaruh
Kedisiplinan
(X1) dan praktek kerja lapangan (X2) terhadap Penguasaan shoft
skill (Y). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS versi 25.0.
81

Table 3.26
Hasil Uji
F

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 61.459 2 30.729 2.328 .000b
Residual 435.514 33 13.197
Total 496.972 35
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
b. Predictors: (Constant), Praktik kerja Lapangan, Uji Kompetensi

Rumusan hipotesis :
Ha3 : ada pengaruh positif Uji kompetensi (X1) dan Praktek
Kerja Lapangan (X2) terhadap Kesiapan Kerja (Y) siswa
kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana.
Berdasarkan tabel 3.26 diperoleh nilai F hitung sebesar
2,328 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000. Dengan
menggunakan k; n-k , 34 (36-2) diperoleh nilai F tabel 3,28.
Dari hasil tersebut nilai F hitung 2,328 lebih besar dari F
tabel 3,28 dan nilai signifikasi F sebesar 0,000 lebih rendah
dari 0,05 (α=5%) yang menunjukan Ho ditolak dan Ha
diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh
Uji kompetensi (X1) dan praktek kerja lapangan (X2) terhadap
Kesiapan Kerja siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa
Kersana” dapat diterima.

5. Uji Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi digunakan untuk melihat
seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 25.0.
82

1) Koefisiensi determinasi Uji kompetensi Pengaruh


kedisiplinan (X1) terhadap Penguasaan shoft skill (Y)
Uji koefisien Uji kompetensi skema Pengaruh
kedisiplinan (X1) terhadap Penguasaan shoft skill (Y)
dilakukan dengan menggunakan bantuan program
SPSS versi 25.0 yang hasilnya dapat disajikan dalam
tabel 3.27
Tabel 3.27
Koefisien Determinasi Variabel Uji Pengaruh
Kedisiplinan (X1) terhadap Penguasaan shoft
skill (Y)

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .336 .113 .087 3.601
a. Predictors: (Constant), Uji Kompetensi

Berdasarkan tabel 3.27 diperoleh nilai R square


sebesar 0,113. Hasil tersebut mengindikasikan 11,3 %
Penguasaan shoft skill (Y) dapat
dijelaskan/dipengaruhi Uji kompetensi skema servise
sepeda motor injeksi (X1). Artinya bahwa variabel Uji
kompetensi skema servise sepeda motor injeksi (X1)
memberikan pengaruh terhadap variabel Penguasaan
shoft skill (Y) memberikan kontribusi sebesar 11,3 %.
2) Koefisien determinasi praktik kerja lapangan (X2)
terhadap Penguasaan shoft skill (Y)
Uji koefisiensi determinasi praktik kerja lapangan
(X2) terhadap Kesiapan Kerja (Y) dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 25.0 yang
83

hasilnya dapat disajikan dalam tabel 3.28

Tabel 3.28
Koefisien Determinasi Variabel Praktik Kerja
Lapangan (X2) terhadap Penguasaan shoft skill (Y)

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .071 .005 -.024 3.814
a. Predictors: (Constant), Praktik kerja Lapangan

Berdasarkan tabel 3.28 diperoleh nilai R square


sebesar 0,005 Hasil tersebut mengindikasikan 00,5%
Kesiapan Kerja (Y) dapat dijelaskan/dipengruhi oleh
variabel Praktek Kerja Lapangan (X2). Artinya bahwa
variabel Praktek Kerja Lapangan (X2) memberikan
pengaruh terhadap variabel Kesiapan Kerja (Y)
sebesar 00,5%.
3) Koefisiensi determinasi Uji Kompetensis skema
servise sepeda mototr injeksi (X1) dan Praktek Kerja
Lapangan (X2) terhadap Kesiapan Kerja (Y).
Uji koefisien determinasi Uji Kompetensis skema
servis sepeda motor injeksi (X1) dan Praktek Kerja
Lapangan (X2) terhadap Kesiapan Kerja (Y) dilakukan
dengan menggunakan bantuan program SPSS versi
25.0 yang hasilnya dapat disajikan dalam tabel 3.29
84

Tabel 3.29
Koefisien Determinasi Variabel Uji Pengaruh
Kedisiplinan (X1) dan Praktik Kerja Lapangan (X2)
Penguasaan shoft skill (Y)
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .352a .124 .071 3.633
a. Predictors: (Constant), Praktik kerja Lapangan, Uji Kompetensi
Berdasarkan tabel 3.29 diperoleh nilai R square sebesar0,124. Hasil
tersebut menggambarkan sebesar 12,4% Kesiapan Kerja (Y) dapat
dijelaskan oleh variabel Uji kompetensi skema servis sepeda motor injeksi
(X1) dan Praktik Kerja Lapangan (X2),Artinya bahwa variabel pengaruh
Uji kompetensi skema servis sepeda motor injeksi (X1) dan Praktik Kerja
Lapangan (X2) memberikan pengaruh terhadap variabel Kesiapan Kerja
(Y) sebesar 12,4%, sedangkan sisanya 87,6% lainnya dipengaruhioleh
variabel lain yang berada diluar model pengujian data.

C. Pembahasan

1. Uji kompetensi skema servis sepeda motor injeksi Kelas XII TO Di SMK
Ma’arif NU 01 Ketanggungan

Berdasarkan analisis yang dilakukan yaitu mengenai Uji kompetensi skema


servis sepeda motor injeksi Kelas XII TO Di SMK Ma’arif NU 01
Ketanggungan siswa dalam melaksanakan Uji kompetensi yang Kompeten 19
responden ( 53 % ) dan siswa yang belum kompeten yaitu 17 responden ( 47 % ).
Dapat di simpulkan bahwa mayoritas siswa kelas XII TO SMK Ma’arif NU 01
Ketanggungan mempunyai kategori Kompeten dengan 19 responden (53%) yang
menunjukan pemahaman tentang Uji kompetensi skema servis sepeda motor injeksi.
Hal ini selaras dengan yang dikatakan Dobson (2003:18) menyebutkan
pengertian Competency Based Assesment sebagai berikut. “Competency
Based Assessment is the process of collecting evidence and making judgments
against set criteria”, artinya uji kompetensi adalah proses mengumpulkan
bukti dan
85

membuat keputusan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

2. Praktik Kerja Lapangan kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana.
Berdasarkan analisis yang dilakukan mengenai praktik kerjalapangan
kelas
XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana menunjukan dalam nilai siswa yang sesuai
dengan KKM, 0 nilai siswa (0%)mempunyai kategori Amat Baik sesuai dengan
KKM, 36 nilai siswa (100%) mempunyai kategori Baik sesuai dengan KKM, 0
nilai siswa (0%) mempunyai kategori Cukup sesuai dengan KKM dan 0 nilai
siswa(0%) mempunyai kategori Kurang sesuai dengan KKM. Sehingga
dapatdisimpulkan nilai siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana yang
sesuai dengan KKM yaitu 75 adalah kategori baik sesuai dengan KKM.Hal ini
dikarenakan siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana menunjukan
bahwa tanggapan siswa terhadap praktek kerjalapangan baik diketahui siswa
memahami materi PKL sehingga saat pelaksanaan berlangsung secara lancar
menambah pengalaman PKL yang berdampak pada ujian praktek berjalan
dengan sangat baik.
Hal ini selaras dengan yang di katakan Djojonegoro (1998:46) Praktek
Kerja Lapangan merupakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian
kejuruan yang secara sistematik dan singkron antaraprogram pendidikan
disekolah dengan program penguasaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja
langsung didunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian
profesional tertentu.

3. Kesiapan Kerja siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana
Berdasarkan hasil analisis dari variabel Kesiapan Kerja siswa kelas XII TKR
SMK Bina Bangsa Kersana menunjukan dalam mengisi pernyataan angket 11
responden (34%) mempunyai kategori sangat Baik menyikapi angket tersebut, 25
responden (66%) mempunyai kategori Baik menyikapi angket tersebut, 0 responden
(0%) mempunyai kategori Cukup Baik menyikapi angket tersebut dan responden (0%)
mempunyai kategori Tidak Baik menyikapi angket tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa kelas XII TKR SMK Bina
Bangsa Kersana yaitu 66% menunjukan Kesiapan Kerja baik. Hal ini
dikarenakan siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana memiliki
keserasian antara kematangan fisik, mental, serta pengalaman sehingga individu
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam
86

hubungannya dengan pekerjaan atau kegiatan, sehingga bisa meningkatkan


kesiapan kerja di TKR SMK Bina Bangsa Kersana yang tergolong rendah.
Karena kesiapan kerja diperlukan untuk mencetak calon tenaga kerja yang
tangguh dan berkualitas, mempunyai pertimbangan yang logis, bisa bekerja sama
dengan orang lain, dan keberanian untuk menerima tanggung jawab.

Hal ini selaras dengan yang di katakan (Agus Fitri Yanto (2006:9-11)
siswa yang memliki kesiapan kerja harus mempunyai pertimbangan yang logis
dan obyektif, mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan
orang lain, memiliki sikap kritis, mempunyai keberanian untuk menerima
tanggung jawab, mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan,
dan mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan di
bidang keahliannya.

4. Hasil pengaruh Uji Pengaruh kedisiplinan (X1) tehadap Kesiapan Kerja siswa
(Y) kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana
Berdasarkan analisis yang dilakukan mengenai Uji Pengaruh kedisiplinan
(X1) tehadap Penguasaan shoft skill (Y) kelas XII TKR SMK Bina Bangsa
Kersana . Dari persamaan garis regresi sederhana nilai konstanta sebesar 47,727
dengan Nilai koefesien regresi variabel Uji Pengaruh kedisiplinan (X1)
menunjukkan sebesar 0,012. Berdasarkan hasil analisis mengindikasikan
semakin meningkat Uji kompetensis skema servis sepeda motor injeksi maka
Kesiapan Kerja semakin meningkat, dengan hasil regresi sederhana Y = a + bX1
atau Y= 47,727 + 0,012(447,08) = 53,091 yakni kesiapan kerja akan mengalami
peningkatan sebesar 0,012 x (447,08) = 5,364. Hasil persamaan regresi diperoleh
nilai konstanta 47,727 (dengan tanda positif) yang artinya dalam variabel
kesiapan kerja nilai konstanta sudah lebih dari nol sebelum di tambahkan
variabel lainnya, dan jika variabel Uji Kompetensis skema servise sepeda motor
injeksi dianggap nol atau ditambahkan, maka Kesiapan Kerja siswa kelas XII
TKR SMK Biana Bangsa Kersana tetap/tidak mengalami.
Nilai koefisien regresi Uji Pengaruh kedisiplinan (X1) sebesar 0,012
(dengan tanda positif) menunjukan setiap peningkatan Uji kompetensi maka
penguasaan shoft skill akan mengalami peningkatan.
87

Uji kompetensi skema servis sepeda motor injeksi (X 1) memiliki pengaruh


terhadap Kesiapan Kerja (Y) dengan hasil tersebut menggambarkan bahwa nilait
hitung 2,114 > t table 1,692. Hasil uji hipotesis (uji t) menunjukan variabel Uji
pengaruh kedisplinan (X1) memiliki pengaruh signifikan (nyata) terhadap
Penguasaan shoft skill (Y), dengan nilai signifikant sebesar 0,000 lebih rendah
dari 0,05 (α=5%) yang menunjukan Ha diterima. Sehingga hipotesis menyatakan
“ada pengaruh Uji kompetensis skema servis sepeda motor injeksi terhadap
Kesiapan Kerja siswa kelas XII TKR MK Bina Bangsa Kersana ”.
Hasil pengujian ini dapat diartikan bahwa Uji Kompetensi berpengaruh
terhadap timbulnya kesiapan kerja siswa, karena dalam uji kompetensi skema
servise sepeda mototr injeksi memiliki pengaruh secara langsung terhadap
kesiapan kerja siswa.

Hasil penelitian ini selaras dengan teori Dobson uji kompetensi harus
memenuhi prinsip: (1) fair, (2) valid, (3) reliable, dan (4) flexible. Dobson
menyebutkan bahwa uji kompetensi dikatakan fair jika asesi memahami
transparansi bukti kompetensi yang diambil pada saat proses uji kompetensi,
tidak diskriminasi, memiliki kriteria performa yang jelas, dan
memberikankesempatan asesi untuk berdiskusi untuk menentukan keputusan.
Valid yaitu “Focusing on the areas described in the relevant competency
standard” artinya focus pada kriteria yang relevan dengan standar kompetensi.
Reliable artinya memberikan hasil yang konsisten jika dilakukan uji kompetensi
berulang dengan situasi danwaktu yang berbeda adalah hasil uji kompetensi
dapat diakses oleh asesi dan memberikan kesempatan asesi untuk mengetahui
bagaimana cara mendapatkan atau mencapai kompetensi tersebut.
Hasil uji hipotesis secara determinasi menyebutkan bahwa variabel
kesiapan kerja siswa dipengaruhi oleh Uji kompetensi skema servise sepeda
mototr injeksi karena output program SPSS versi 25.0 diketahui nilai R Uji
kompetensis skema servise sepeda motor injeksi (X1) sebesar 0,329, nilai ini
menunjukan bahwa variasi kesiapan kerja siswa dapat dijelaskan / dipengaruhi
oleh variabel Uji kompetensi sekema servise sepeda motor injeksi sebesar
32,9%.
88

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian santiyadnya (2011)


“Implementasi uji kompetensi dan pengaruhnya terhadap kulaitas Lulusan SMK
Negri Bidang Teknologi di Provinsi Bali ” yang mana perhitungan corraletion
Uji kompetensi sig 0,000 < 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa ada hubungan
antara Uji kompetensi terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negri
Bidang Teknologi di Provinsi Bali .
Dari Penelitian yang saya lakukan dapat disimpulkan memiliki perbedaan
dengan penelitian Santiyadnya ( 2011 ) Yaitu , dengan nilai signifikant sebesar
0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang menunjukan Ha diterima. Sehingga
hipotesis menyatakan “ada pengaruh Uji kompetensis skema servis sepeda motor
injeksi terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa
Kersana ”, Sedangkan Penelitian yang dilakukan Santiyadnya ( 2011 ) memiliki
perhitungan corraletion Uji kompetensi sig 0,000 < 0,05 maka dapat di
simpulkan bahwa ada hubungan antara Uji kompetensi terhadap kesiapan kerja
siswa kelas XII SMK Negri Bidang Teknologi di Provinsi Bali .

5. Hasil pengaruh Praktik Kerja Lapangan (X2) tehadap Penguasaan shoft skill
siswa (Y) kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana
Berdasarkan analisis yang dilakukan mengenai praktek kerja lapangan (X2)
tehadap Penguasaan shoft skill (Y) kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana .
Dari persamaan garis regresi sederhana nilai konstanta sebesar 48,159 dengan
Nilai koefesien regresi variabel praktek kerja lapangan (X2) menunjukkan
sebesar 0,071. Berdasarkan hasil analisis mengindikasikan semakin meningkat
praktek kerja lapangan maka kesiapan kerja semakin meningkat dengan hasil
regresi sederhana Y = a + bX2 atau Y= 48,159 + 0,071 (80,6) = 53,843
yaknikesiapan kerja akan mengalami peningkatan sebesar 0,071 x (80,) =5,722.
Hasil persamaan regresi diperoleh nilai konstanta 48,159 (dengan tanda positif)
yang artinya dalam variabel kesiapan kerja nilaikonstanta sudah lebih dari nol
sebelum di tambahkan variabel lainnya,dan jika variabel praktek kerja lapangan
dianggap nol atau ditambahkan, maka Kesiapan Kerja siswa SMK Bina Bangsa
Kersana tetap/tidak mengalami perubahan.
Nilai koefisien regresi praktek kerja lapangan (X 2) sebesar 0,071 (dengan
tanda positif) menunjukan setiap peningkatan praktek kerja lapangan maka
89

kesiapan kerja siswa akan mengalami peningkatan.


Praktik Kerja Lapangan (X2) memiliki pengaruh terhadap penguasaan shoft
skill (Y) dengan hasil tersebut menggambarkan bahwa nilai t hitung 0,640 > t
table 1,692.
Hasil uji hipotesis (uji t) menunjukan
variable Praktek Kerja Lapangan (X2) tmemiliki pengaruh signifikan (nyata)
terhadap penguasaan shoft skill (Y), dengan nilai signifikan t sebesar 0,002 lebih
rendah dari 0,05 (α=5%) yang menunjukan Ha diterima.Sehingga hipotesis
menyatakan “ada pengaruh praktek kerja lapanganterhadap kesiapan kerja siswa
kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana ”. Hasil pengujian ini dapat diartikan
bahwa praktek kerja lapangan berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa kelas
XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana yang dimana PKL berujuan untuk
memilikipengetahuan keterampilan dan sikap sebagai sikap di dunia kerja, dan
diketahui siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana memahami materi
PKL sehingga saat pelaksanaan berlangsung secara lancar menambah
pengalaman PKL.

Hasil penelitian ini selaras dengan teori Oemar Hamalik (2007:16)


mengemukakan secara umum pelatihan bertujuan mempersiapkan dan membina
tenaga kerja, baik struktural maupun fungisional, yang memiliki kemampuan
berdisiplin yang baik.
Hasil uji hipotesis secara determinasi menyebutkan bahwa variable
kesiapan kerja siswa dipengaruhi oleh variabel praktek kerja lapangan karena
output program SPSS versi 25.0 diketahui nilai R2 praktek kerja lapangan (X2)
sebesar 0,24 %, nilai ini menunjukan bahwa variabel kesiapan kerja dapat
dijelaskan / dipengaruhi oleh variabel praktek kerja lapangan sebesar 24 %.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Riki Maulana (2018) yang
berjudul “Pengaruh Praktek Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan Kerja Siswa
Kelas XII Teknik Kendaraan Ringan Tahun Ajaran 2018/2019 di SMK PGRI 1
Cimahi” yang mana perhitungan corraletion praktek kerja lapangan bahwa sig
0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan adanya pengaruh antara Praktik Kerja
Lapangan terhadapKesiapan Kerja siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan
TahunAjaran 2018/2019 di SMK PGRI 1 Cimahi.
90

Dari Penelitian yang saya lakukan dapat disimpulkan memiliki perbedaan


dengan penelitian Riki Maulana (2018) Yaitu dengan nilai signifikan t sebesar
0,002 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang menunjukan Ha diterima.Sehingga
hipotesis menyatakan “ada pengaruh praktek kerja lapanganterhadap kesiapan
kerja siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana”Sedangkan Penenlitian
Riki Maulana ( 2018 ) yang mana perhitungan corraletion praktek kerja lapangan
bahwa sig 0,000 < 0,05 maka dapatdisimpulkan adanya pengaruh antara Praktek
Kerja Lapangan terhadapKesiapan Kerja siswa kelas XII Teknik Kendaraan
Ringan TahunAjaran 2018/2019 di SMK PGRI 1 Cimahi.

6. Hasil Pengaruh Uji Pengaruh Kedisiplinan (X1) dan Praktik Kerja Lapangan (X2)
terhadap penguasaan shoft skill (Y) kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana
Hasil uji hipotesis secara simultan menunjukan bahwa ada pengaruh
secara simultan variable Uji Pengaruh kedisiplinan (X1) dan Praktek Kerja
Lapangan (X2) terhadap pengaruh shoft skill (Y) kelas XII TKR SMK Bina
Bangsa Kersana, karena dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung
dengan diperoleh nilai F hitung sebesar 2,328 dan nilai signifikansi F sebesar
0,000. Dengan menggunakan k; n-k , 34 (36-2) diperoleh nilai F tabel 3,28. Dari
hasil tersebut nilai F hitung 2,328 lebih rendah dari F tabel 3,28 dan nilai
signifikasi F sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang menunjukan Ho
ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh Uji
pengaruh kedisiplinan (X1) dan praktek kerja lapangan (X2) terhadap Penguasaan
shoft skill siswa kelas XII TR SMK Bina Bnagsa Kersana” dapat diterima..
Hasil uji hipotesis secara determinasi menyebutkan bahwavariabel
kesiapan kerja siswa dipengaruhi oleh variabel Uji Kompetensi skema servise
sepeda motor injeksi dan praktek kerja lapangan karena output program SPSS
versi 25.0 diketahui nilai R2 Uji Kompetensis skema servis sepeda motor injeksi
(X1) dan praktek kerja lapangan (X2) sebesar 0,071 atau 71 % nilai
inimenunjukan bahwa variasi variabel kesiapan kerja siswa dapat dijelaskan oleh
variabel Uji kompetensi skema servis sepeda motor injeksi dan variable praktik
kerja lapangan sebesar 71 % sedangkan sisanya 29% dipengaruhi oleh variabel
lain
91

yang berada diluar model pengujian data. Hal ini selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fathurrochim , tahun 2017 yang memiliki judul “ Pelaksanaan uji
kompetensi di tempat uji kompetensi teknik kendaraan ringan Lembaga
Sertifikasi Propesi Sekolah Menengah Kejuruan Se Kota Yogyakarta ”

Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa unit kompetensi yang paling
banyak dinyatakan kompeten adalah pada unit kompetensi melaksanakan
pemeliharaan/servis komponen. Peserta yang belum kompeten pada unit
kompetensi memiliki kesulitan pada aspek pengetahuan terbanyak terdapat pada
skema sertifikasi pemeliharaan/servis chasis sedangkan untuk aspek keterampilan
terbanyak pada skema sertifikasi Tune Up Sistem Injeksi di LSP yang sama (55%
peserta memiliki kesulitan).

Dari Penelitian yang saya lakukan dapat disimpulkan memiliki perbedaan


dengan penelitian Fathurrochim ( 2017 ) ,Yaitu nilai signifikasi F sebesar 0,000
lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang menunjukan Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh Uji pengaruh kedisiplinan (X1)
dan praktek kerja lapangan (X2) terhadap penguasaan shoft skill siswa kelas XII
TKR SMK Bina Bangsa Kersana ” dapat diterima, Sedangkan Penelitian
Fathurrochim ( 2017 ) bahwa unit kompetensi yang paling banyak dinyatakan
kompeten adalah pada unit kompetensi melaksanakan pemeliharaan/servis
komponen. Peserta yang belum kompeten pada unit kompetensi memiliki kesulitan
pada aspek pengetahuan terbanyak terdapat pada skema sertifikasi
pemeliharaan/servis chasis sedangkan untuk aspek keterampilan terbanyak pada
skema sertifikasi Tune Up Sistem Injeksi di LSP yang sama (55% peserta memiliki
kesulitan).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh serta hasil analisis yang telah


dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Adanya Pengaruh kedisiplina (X1) tehadap penguasaan shoft skill (Y)


kelas XII TKR SMK Bina Bngsa Kersana dari Hasil uji hipotesis (uji
t) nilai t hitung 2,114 > t table 1,692 dan nilai signifikan t sebesar
0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%), diketahui nilai R2 Uji pengaruh
kedisiplinan (X1) sebesar 0,087, nilai ini menunjukan bahwa variasi
kesiapan kerja siswa dapat dijelaskan / dipengaruhi oleh variabel Uji
pengaruh kedisiplinan sebesar 87 %.
2. Adanya Pengaruh Praktik Kerja Lapangan (X2) tehadap penguasaan
shoft skill siswa (Y) kelas XII TKR SMK Bina Bngsa Kersana dari
Hasil uji hipotesis (uji t) nilai t hitung 0,640 > t table 1,692. Hasil uji
hipotesis (uji t) menunjukan variable Praktek Kerja Lapangan (X2)
memiliki pengaruh signifikan (nyata) terhadap penguasaan shoft skill
(Y), dengan nilai signifikan t sebesar 0,002 lebih rendah dari 0,05
(α=5%), diketahui nilai R2 praktek kerja lapangan (X2) sebesar 0,24 ,
nilai ini menunjukan bahwa variabel kesiapan kerja dapat dijelaskan /
dipengaruhi oleh variabel praktek kerja lapangan sebesar 24%.
3. Adanya keisiplinan (X1) dan Praktik Kerja Lapangan (X2) terhadap
penguasaan shoft skill siswa (Y) kelas XII SMK Bina Bangsa Kersana
dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitungsebesar 2,328 dan
nilai signifikansi F sebesar 0,000, diperoleh nilai F tabel 3,28. Dari
hasil tersebut nilai F hitung 2,328 > F tabel 3,28 dan nilai signifikasi F
sebesar 0,000 lebih rendah dari dari 0,05 (α=5%), diketahui nilai R2 Uji
pengaruh kedisiplinan (X1) dan praktik kerja lapangan (X2) sebesar 0,071
atau 71% nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel penguasaan shoft skill
siswa dapat,

95
96

dijelaskan oleh variabel pengaruh kedisiplinan dan


variabel praktik kerja lapangan sebesar 71%
sedangkan sisanya 29% dipengaruhi oleh variabel lain
yang berada diluar model pengujian data.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan mengenai
pengaruh kedisiplinan dan Praktik Kerja Lapangan Terhadap
penguasaan shoft skill kelas XII SMK Bina Bangsa Kersana ,
adapun saran- saran sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan untuk
mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi
yang terkait pengaruh kedisiplinan dan praktik
kerja lapangan terhadap penguasaan shoft skill
siswa agar hasil penelitianya dapat lebih baik dan
lengkap lagi.

2. Bagi Sekolah

Dapat menciptakan siswa yang mempunyai


keaktifan dan keantusiasan yang baik di
sekolahan, serta pembentukan suasana belajar
yang kondusif.

3. Bagi Guru
Dapat mendidik sikap siswa baik, dan
motivasi siswa dalam pembelajaran yang efektif.

4. Bagi Siswa
Kepada Siswa untuk lebih meningkatkan
keaktifan dan keantusiasan pada saat proses
belajar.

Anda mungkin juga menyukai