Bab Iv
Bab Iv
Bab Iv
BAB IV
b. Misi
1. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, menarik dan
dinamis.
2. Membentuk tamatan yang religius dan berakhlak mulia
3. Menghasilkan tamatan yang cerdas, kompeten, dan siap
memasuki dunia kerja.
4. Mengembangkan jiwa kewirausahaan yang kuat dan handal.
5. Meningkatkan potensi sekolah yang bernuansa industri dan
berwawasan lingkungan.
59
6. Menenamkan nilai-nilai kedisiplinan, kejujuran,sosial budaya,
dan kebangsaan
7. Menghasilkan tamatan yang dapat mengikuti perkembangan
IPTEK.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengajuan Surat Ijin Penelitian
1) Tanggal : 12 Mei 2023.
2) Program : Pengajuan Surat Penelitian dari Universitas Ivet.
3) Tempat : SMK Bina Bangsa Kersana
4) Alamat : Jl. Kersana – Banjarharjo Km 3 Kecamatan
Kersana, Kabupaten Brebes , Provinsi Jawa
Tengah.
b. Pengumpulan Data
1) Tanggal : 22 Mei 2023.
2) Program : Pengumpulan data sekolah, data hasil Praktek Kerja
Lapangan dan hasil data Penguasaan shoft skill
siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana
3) Tempat : SMK Bina Bangsa Kersana
4) Sasaran : Kepala Sekolah, Kaprodi Teknik
Otomotif dan Wali Kelas XII .
c. Subjek Penelitian
1) Tanggal : 05 Juni 2023.
2) Program : Pembagian Angket Penelitian
3) Sasaran : 36 siswa kelas XII TKR A SMK Bina
Bangsa Kersana
60
2. Uji Realiabilitas
Menurut Imam Ghozali (2013) reliabilitas adalah alat untuk
mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas
dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).
Tabel 3.6
hasil Uji Reliabilitas instrumen
NILAI
N Valid 36
Missing 0
Mean 80.06
Std. Error of Mean .625
Median 80.00
Mode 80a
Std. Deviation 3.749
Variance 14.054
Range 10
Minimum 75
Maximum 85
Sum 2882
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
Tabel 3.12
Frequensi variabel Praktik Kerja Lapangan (X2)
No. Interval Frekuensi Persentase Kategori
N Valid 36
Missing 0
Mean 42.47
Std. Error of Mean .628
Median 43.00
Mode 44
Std. Deviation 3.768
Variance 14.199
Range 17
Minimum 34
Maximum 51
Sum 1529
Kesiapan Kerja siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa
Kersana menggambarkan bahwa responden sebanyak 36, skor rata-
rata (mean) 42.47 std error of mean .628 nilai tengah median 43.00
dengan nilai yang sering muncul (mode) 44 nilai maksimal 51 dan
nilai minimum 34
Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan Standart Devisiasi Ideal (Sdi)
a) Nilai rata-rata Ideal (Mi) = ½ (Xmax + Xmin)
= ½ (56 + 14 )
= 35
Table 3.15
Frequensi variabel Penguasaan shoft skill (Y)
No. Interval Frekuensi Presentase Kategori
1 45,5 – 65 11 34% Sangat Baik
2 35 – 44,5 25 66% Baik
3 24,5 – 34 0 0% Kurang Baik
4 15 – 24,5 0 0% Tidak Baik
Jumlah 36 100%
Sumber : Data Primer Yang Diolah
Berdasarkan Tabel 3.15 menunjukan dalam mengisi pernyataan
angket 11 responden (34%) mempunyai kategori sangat Baik
menyikapi angket tersebut, 25 responden (66%) mempunyai kategori
Baik menyikapi angket tersebut, 0 responden (0%) mempunyai
kategori Cukup Baik menyikapi angket tersebut dan responden (0%)
mempunyai kategori Tidak Baik menyikapi angket tersebut.
Dapat di simpulkan siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa
Kersana mempunyai kategori sangat baik dengan 11 responden (44%)
yang dimana di dalam angket terdapat pemahaman tentang kesiapan
kerja yang dimana harus mempunyai pertimbangan logis dan bisa
bekerja sama dengan orang lain.
67
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yaitu untuk mengetahui apakah data penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal
maka hasil perhitungan statistik yang dilakukan dapat
digeneralisasi pada populasi penelitian. Kriteria uji normalitas,
distribusi data ialah terletak pada nilai Skewness. Memberikan
batasan bahwa sebaran data akan berdistribusi normal jika nilai
Skewness berada dalam harga -0,5 (minus nol koma lima) sampai
dengan + 0,5 (plus nol koma lima) dan nilai Kortusis berada dalam
harga -1 (minus satu) sampai dengan 1 (satu). Cara lain untuk
menentukan normalitas data adalah dengan goodness of fit dari
kolmogorof smirnof, P-P plot
Gambar 2.3
Uji Normalitas Menggunakan Histrogram
Table 3.16
Uji Normalitas Dengan Kolomogorov-Smirnov
b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk apakah ada dua variabel yaitu
variabel independen dan dependen mempunyai hubungan yang
linier atau tidak. Uji linieritas dapat menggunakan anova variabel
variabel X dan Y dapat dilihat nilai deviation from linierity X1
terhadap Y, apabila nilai signifikansi (probabilitas) > 0,05 maka
hubungan data tersebut linier, sedangkan apabila nilai signifikasi <
0,05 maka hubungan data tersebut tidak linier. Pengujian linieritas
dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi
25.0, yang mana hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
1)
Uji linieritas variabel Uji Kompetensi Pengaruh Kedisiplinan
(X1), Penguasaan shoft skill (Y). dapat dilihat pada tabel 3.17
71
Table 3.17
Uji Linieritas Uji Kompetensi (X1), terhadap
Penguasaan shoft skill (Y)
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Kesiapan Kerja Between (Combined) 418.972 31 13.515 .693 .757
* Uji Groups Linearity 56.055 1 56.055 2.875 .165
Kompetensi Deviation from 362.918 30 12.097 .620 .803
Linearity
Within Groups 78.000 4 19.500
Total 496.972 35
Berdasarkan tabel 3.17 diperoleh nilai signifikansi
deviation from linearity sebesar 0,803 yang mana nilai tersebut
lebih tinggi dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang linier variabel Uji Kompetensi (X1) terhadap
Penguasaan shoft skill (Y).
2)
Uji linieritas variabel Praktik Kerja Lapangan (X 2) terhadap
Penguasaan shoft skill (Y) dapat dilihat pada tabel 3.18
Table 3.18
Uji Lineritas Praktik Kerja Lapangan (X2) Penguasaan shoft skill (Y)
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Kesiapan Kerja Between (Combined) 50.472 6 8.412 .546 .769
* Praktik kerja Groups Linearity 2.483 1 2.483 .161 .691
Lapangan Deviation 47.990 5 9.598 .623 .683
from Linearity
Within Groups 446.500 29 15.397
Total 496.972 35
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.
Adapun output Scatterplot yang dihasilkan adalah sebagai berikut
Gambar 2.5
Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
d. Uji Multikolinieritas
Untuk menguji gejala multikolinieritas dilakukan dengan
menggunakan nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation
Factor). Jika nilai tolerance kurang dari 10% dan nilai VIF tidak
Table 3.19
Table Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
56.320 13.683 4.116 .000
-.012 .006 -.346 -2.114 .042 .990 1.010
-.105 .165 -.105 -.640 .527 .990 1.010
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
2)
Praktik Kerja Lapangan
Pada variabel Praktek Kerja Lapangan diketahui nilai
VIF sebesar 1,010 karena nilai VIF dari variabel tersebut <
10 maka variabel praktek kerja lapangan terbebas dari
multikolinieritas, dan diketahui nilai tolerance sebesar 0,990,
karena nilai tolerance dari variabel tersebut > 0,10 maka
variabel Praktek Kerja Lapangan terbebas dari
multikolinieritas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian pada
model regresi tidak ditemukan adanya multikolinieritas
antara variabel bebas dalam model regresi.
74
e. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi
yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan
pengamatan lain pada model regresi.
Table 3.20
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .352 .124 .071 3.633 1.603
a. Predictors: (Constant), Praktik kerja Lapangan, Uji Kompetensi
b. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
Tabel 3.21
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson
N D DL DU 4-DL 4-DU
36 1.603 1.153 1.376 2.847 2.624
f. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan 4 cara, yaitu uji analisis regresi sederhana, berganda,
uji t dan uji F. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 25.0
1. Uji Analisis regresi sederhana
a) Pengaruh Praktek Kerja Lapangan (X2) terhadap
Penguasaan shoft skill (Y)
75
Table 3.23
Pengaruh Praktek Kerja Lapangan (X2) terhadap Penguasaan
shoft skill (Y)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 48.159 13.780 3.495 .001
Praktik kerja Lapangan -.071 .172 -.071 -.413 .682
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
Y = a + bX2
Y = 48,159 + 0,071 (80,06)
= 48,159 + 5,684
= 53,843
a = konstanta
b = koefisien regresi
Penguasaan shoft skill (Y) siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa
Kersana.
Guna melihat arah garis yang terbentuk dari Praktek Kerja
Lapangan (X2) terhadap Penguasaan shoft skill (Y) dapat
ditunjukkan dalam gambar 2.7.
60
40
Y = 48,159 + 0,071 (80,06)
20
= 53,843
20 40 60 80 100
Gambar 2.7
skill
Y = a + bX1 + bX2
= 70,089
a = konstanta
b = koefisien regresi
kedisilnan
berikut :
a = 56,320 dengan tanda positif yang artinya kenaikan variabel
Uji kompetensis Pengaruh kedisilinsn (X1) dan Praktik Kerja
Lapangan (X2) akan meningkatkan Penguasaan shoft skill (Y)
siswa sebesar 56,320 dengan arti dalam variabel kesiapan kerja
nilai konstanta sudah lebih dari nol sebelum di tambahkan variabel
lainnya, dan jika variabel Uji kompetensi skema servise sepeda
motor injeksi dan Praktik Kerja Lapangan dianggap nol atau
ditambahkan, maka Penguasaan shoft skill (Y) siswa SMK Bina
Bangsa Kersana tetap/tidak mengalami perubahan.
b1 = 0,012(447,08) artinya kenaikan satuan pada variabel Uji
Kompetensi Pengaruh Kedisiplinan (X1) akan meningkatkan
Penguasaan shoft skill (Y) sebesar 5,364 satuan, dengan demikian
semakin tinggi Uji kompetensi pengaruh kedisiplinan (X1) (dengan
asumsi variabel lain tetap), maka Penguasaan shoft skill (Y) akan
mengalami peningkatan.
b2 = 0,105(80,06) artinya kenaikan satuan pada variabel Praktek
Kerja Lapangan (X2) akan meningkatkan Penguasaan shoft skill
(Y) sebesar 8,405 satuan, dengan demikian semakin tinggi Praktek
Kerja Lapangan (X2) (dengan asumsi variabel lain tetap), maka
Penguasaan shoft skill (Y) akan mengalami peningkatan..
Dari persamaan regresi dapat disimpulkan setiap peningkatan
Uji Pengaruh kedisiplinan (X1) yang berkaitan dengan uji
kompetensi dan Praktik Kerja Lapangan (X2) yang di laksanakan
siswa akan meningkatkan Penguasaan shoft skill (Y) siswa kelas
XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana sehingga kesiapan kerja siswa
di SMK Bina Bangsa Kersana tidak tergolong rendah lagi.
Guna melihat arah garis yang terbentuk dari Praktek Kerja
Lapangan (X2) terhadap Penguasaan shoft skill (Y) dapat
ditunjukkan dalam gambar 2.8
79
Regresi Berganda
100
80
60
40
Y = 56,320 +0,012 ( 447,08 ) + 0,105 (80,06 )
20 = 70,089
Gambar 2.8
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS versi 25.0. Hasil uji t dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Tabel 3.25
Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 56.320 13.683 4.116 .000
Uji Kompetensi -.012 .006 -.346 -2.114 .000
Praktik kerja -.105 .165 -.105 -.640 .002
Lapangan
80
4. Uji f
Uji F digunakan untuk menguji hasil Uji kompetensi Pengaruh
Kedisiplinan
(X1) dan praktek kerja lapangan (X2) terhadap Penguasaan shoft
skill (Y). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS versi 25.0.
81
Table 3.26
Hasil Uji
F
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 61.459 2 30.729 2.328 .000b
Residual 435.514 33 13.197
Total 496.972 35
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
b. Predictors: (Constant), Praktik kerja Lapangan, Uji Kompetensi
Rumusan hipotesis :
Ha3 : ada pengaruh positif Uji kompetensi (X1) dan Praktek
Kerja Lapangan (X2) terhadap Kesiapan Kerja (Y) siswa
kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana.
Berdasarkan tabel 3.26 diperoleh nilai F hitung sebesar
2,328 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000. Dengan
menggunakan k; n-k , 34 (36-2) diperoleh nilai F tabel 3,28.
Dari hasil tersebut nilai F hitung 2,328 lebih besar dari F
tabel 3,28 dan nilai signifikasi F sebesar 0,000 lebih rendah
dari 0,05 (α=5%) yang menunjukan Ho ditolak dan Ha
diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh
Uji kompetensi (X1) dan praktek kerja lapangan (X2) terhadap
Kesiapan Kerja siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa
Kersana” dapat diterima.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .336 .113 .087 3.601
a. Predictors: (Constant), Uji Kompetensi
Tabel 3.28
Koefisien Determinasi Variabel Praktik Kerja
Lapangan (X2) terhadap Penguasaan shoft skill (Y)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .071 .005 -.024 3.814
a. Predictors: (Constant), Praktik kerja Lapangan
Tabel 3.29
Koefisien Determinasi Variabel Uji Pengaruh
Kedisiplinan (X1) dan Praktik Kerja Lapangan (X2)
Penguasaan shoft skill (Y)
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .352a .124 .071 3.633
a. Predictors: (Constant), Praktik kerja Lapangan, Uji Kompetensi
Berdasarkan tabel 3.29 diperoleh nilai R square sebesar0,124. Hasil
tersebut menggambarkan sebesar 12,4% Kesiapan Kerja (Y) dapat
dijelaskan oleh variabel Uji kompetensi skema servis sepeda motor injeksi
(X1) dan Praktik Kerja Lapangan (X2),Artinya bahwa variabel pengaruh
Uji kompetensi skema servis sepeda motor injeksi (X1) dan Praktik Kerja
Lapangan (X2) memberikan pengaruh terhadap variabel Kesiapan Kerja
(Y) sebesar 12,4%, sedangkan sisanya 87,6% lainnya dipengaruhioleh
variabel lain yang berada diluar model pengujian data.
C. Pembahasan
1. Uji kompetensi skema servis sepeda motor injeksi Kelas XII TO Di SMK
Ma’arif NU 01 Ketanggungan
2. Praktik Kerja Lapangan kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana.
Berdasarkan analisis yang dilakukan mengenai praktik kerjalapangan
kelas
XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana menunjukan dalam nilai siswa yang sesuai
dengan KKM, 0 nilai siswa (0%)mempunyai kategori Amat Baik sesuai dengan
KKM, 36 nilai siswa (100%) mempunyai kategori Baik sesuai dengan KKM, 0
nilai siswa (0%) mempunyai kategori Cukup sesuai dengan KKM dan 0 nilai
siswa(0%) mempunyai kategori Kurang sesuai dengan KKM. Sehingga
dapatdisimpulkan nilai siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana yang
sesuai dengan KKM yaitu 75 adalah kategori baik sesuai dengan KKM.Hal ini
dikarenakan siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana menunjukan
bahwa tanggapan siswa terhadap praktek kerjalapangan baik diketahui siswa
memahami materi PKL sehingga saat pelaksanaan berlangsung secara lancar
menambah pengalaman PKL yang berdampak pada ujian praktek berjalan
dengan sangat baik.
Hal ini selaras dengan yang di katakan Djojonegoro (1998:46) Praktek
Kerja Lapangan merupakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian
kejuruan yang secara sistematik dan singkron antaraprogram pendidikan
disekolah dengan program penguasaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja
langsung didunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian
profesional tertentu.
3. Kesiapan Kerja siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana
Berdasarkan hasil analisis dari variabel Kesiapan Kerja siswa kelas XII TKR
SMK Bina Bangsa Kersana menunjukan dalam mengisi pernyataan angket 11
responden (34%) mempunyai kategori sangat Baik menyikapi angket tersebut, 25
responden (66%) mempunyai kategori Baik menyikapi angket tersebut, 0 responden
(0%) mempunyai kategori Cukup Baik menyikapi angket tersebut dan responden (0%)
mempunyai kategori Tidak Baik menyikapi angket tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa kelas XII TKR SMK Bina
Bangsa Kersana yaitu 66% menunjukan Kesiapan Kerja baik. Hal ini
dikarenakan siswa kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana memiliki
keserasian antara kematangan fisik, mental, serta pengalaman sehingga individu
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam
86
Hal ini selaras dengan yang di katakan (Agus Fitri Yanto (2006:9-11)
siswa yang memliki kesiapan kerja harus mempunyai pertimbangan yang logis
dan obyektif, mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan
orang lain, memiliki sikap kritis, mempunyai keberanian untuk menerima
tanggung jawab, mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan,
dan mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan di
bidang keahliannya.
4. Hasil pengaruh Uji Pengaruh kedisiplinan (X1) tehadap Kesiapan Kerja siswa
(Y) kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana
Berdasarkan analisis yang dilakukan mengenai Uji Pengaruh kedisiplinan
(X1) tehadap Penguasaan shoft skill (Y) kelas XII TKR SMK Bina Bangsa
Kersana . Dari persamaan garis regresi sederhana nilai konstanta sebesar 47,727
dengan Nilai koefesien regresi variabel Uji Pengaruh kedisiplinan (X1)
menunjukkan sebesar 0,012. Berdasarkan hasil analisis mengindikasikan
semakin meningkat Uji kompetensis skema servis sepeda motor injeksi maka
Kesiapan Kerja semakin meningkat, dengan hasil regresi sederhana Y = a + bX1
atau Y= 47,727 + 0,012(447,08) = 53,091 yakni kesiapan kerja akan mengalami
peningkatan sebesar 0,012 x (447,08) = 5,364. Hasil persamaan regresi diperoleh
nilai konstanta 47,727 (dengan tanda positif) yang artinya dalam variabel
kesiapan kerja nilai konstanta sudah lebih dari nol sebelum di tambahkan
variabel lainnya, dan jika variabel Uji Kompetensis skema servise sepeda motor
injeksi dianggap nol atau ditambahkan, maka Kesiapan Kerja siswa kelas XII
TKR SMK Biana Bangsa Kersana tetap/tidak mengalami.
Nilai koefisien regresi Uji Pengaruh kedisiplinan (X1) sebesar 0,012
(dengan tanda positif) menunjukan setiap peningkatan Uji kompetensi maka
penguasaan shoft skill akan mengalami peningkatan.
87
Hasil penelitian ini selaras dengan teori Dobson uji kompetensi harus
memenuhi prinsip: (1) fair, (2) valid, (3) reliable, dan (4) flexible. Dobson
menyebutkan bahwa uji kompetensi dikatakan fair jika asesi memahami
transparansi bukti kompetensi yang diambil pada saat proses uji kompetensi,
tidak diskriminasi, memiliki kriteria performa yang jelas, dan
memberikankesempatan asesi untuk berdiskusi untuk menentukan keputusan.
Valid yaitu “Focusing on the areas described in the relevant competency
standard” artinya focus pada kriteria yang relevan dengan standar kompetensi.
Reliable artinya memberikan hasil yang konsisten jika dilakukan uji kompetensi
berulang dengan situasi danwaktu yang berbeda adalah hasil uji kompetensi
dapat diakses oleh asesi dan memberikan kesempatan asesi untuk mengetahui
bagaimana cara mendapatkan atau mencapai kompetensi tersebut.
Hasil uji hipotesis secara determinasi menyebutkan bahwa variabel
kesiapan kerja siswa dipengaruhi oleh Uji kompetensi skema servise sepeda
mototr injeksi karena output program SPSS versi 25.0 diketahui nilai R Uji
kompetensis skema servise sepeda motor injeksi (X1) sebesar 0,329, nilai ini
menunjukan bahwa variasi kesiapan kerja siswa dapat dijelaskan / dipengaruhi
oleh variabel Uji kompetensi sekema servise sepeda motor injeksi sebesar
32,9%.
88
5. Hasil pengaruh Praktik Kerja Lapangan (X2) tehadap Penguasaan shoft skill
siswa (Y) kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana
Berdasarkan analisis yang dilakukan mengenai praktek kerja lapangan (X2)
tehadap Penguasaan shoft skill (Y) kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana .
Dari persamaan garis regresi sederhana nilai konstanta sebesar 48,159 dengan
Nilai koefesien regresi variabel praktek kerja lapangan (X2) menunjukkan
sebesar 0,071. Berdasarkan hasil analisis mengindikasikan semakin meningkat
praktek kerja lapangan maka kesiapan kerja semakin meningkat dengan hasil
regresi sederhana Y = a + bX2 atau Y= 48,159 + 0,071 (80,6) = 53,843
yaknikesiapan kerja akan mengalami peningkatan sebesar 0,071 x (80,) =5,722.
Hasil persamaan regresi diperoleh nilai konstanta 48,159 (dengan tanda positif)
yang artinya dalam variabel kesiapan kerja nilaikonstanta sudah lebih dari nol
sebelum di tambahkan variabel lainnya,dan jika variabel praktek kerja lapangan
dianggap nol atau ditambahkan, maka Kesiapan Kerja siswa SMK Bina Bangsa
Kersana tetap/tidak mengalami perubahan.
Nilai koefisien regresi praktek kerja lapangan (X 2) sebesar 0,071 (dengan
tanda positif) menunjukan setiap peningkatan praktek kerja lapangan maka
89
6. Hasil Pengaruh Uji Pengaruh Kedisiplinan (X1) dan Praktik Kerja Lapangan (X2)
terhadap penguasaan shoft skill (Y) kelas XII TKR SMK Bina Bangsa Kersana
Hasil uji hipotesis secara simultan menunjukan bahwa ada pengaruh
secara simultan variable Uji Pengaruh kedisiplinan (X1) dan Praktek Kerja
Lapangan (X2) terhadap pengaruh shoft skill (Y) kelas XII TKR SMK Bina
Bangsa Kersana, karena dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung
dengan diperoleh nilai F hitung sebesar 2,328 dan nilai signifikansi F sebesar
0,000. Dengan menggunakan k; n-k , 34 (36-2) diperoleh nilai F tabel 3,28. Dari
hasil tersebut nilai F hitung 2,328 lebih rendah dari F tabel 3,28 dan nilai
signifikasi F sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) yang menunjukan Ho
ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh Uji
pengaruh kedisiplinan (X1) dan praktek kerja lapangan (X2) terhadap Penguasaan
shoft skill siswa kelas XII TR SMK Bina Bnagsa Kersana” dapat diterima..
Hasil uji hipotesis secara determinasi menyebutkan bahwavariabel
kesiapan kerja siswa dipengaruhi oleh variabel Uji Kompetensi skema servise
sepeda motor injeksi dan praktek kerja lapangan karena output program SPSS
versi 25.0 diketahui nilai R2 Uji Kompetensis skema servis sepeda motor injeksi
(X1) dan praktek kerja lapangan (X2) sebesar 0,071 atau 71 % nilai
inimenunjukan bahwa variasi variabel kesiapan kerja siswa dapat dijelaskan oleh
variabel Uji kompetensi skema servis sepeda motor injeksi dan variable praktik
kerja lapangan sebesar 71 % sedangkan sisanya 29% dipengaruhi oleh variabel
lain
91
yang berada diluar model pengujian data. Hal ini selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fathurrochim , tahun 2017 yang memiliki judul “ Pelaksanaan uji
kompetensi di tempat uji kompetensi teknik kendaraan ringan Lembaga
Sertifikasi Propesi Sekolah Menengah Kejuruan Se Kota Yogyakarta ”
Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa unit kompetensi yang paling
banyak dinyatakan kompeten adalah pada unit kompetensi melaksanakan
pemeliharaan/servis komponen. Peserta yang belum kompeten pada unit
kompetensi memiliki kesulitan pada aspek pengetahuan terbanyak terdapat pada
skema sertifikasi pemeliharaan/servis chasis sedangkan untuk aspek keterampilan
terbanyak pada skema sertifikasi Tune Up Sistem Injeksi di LSP yang sama (55%
peserta memiliki kesulitan).
95
96
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan mengenai
pengaruh kedisiplinan dan Praktik Kerja Lapangan Terhadap
penguasaan shoft skill kelas XII SMK Bina Bangsa Kersana ,
adapun saran- saran sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan untuk
mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi
yang terkait pengaruh kedisiplinan dan praktik
kerja lapangan terhadap penguasaan shoft skill
siswa agar hasil penelitianya dapat lebih baik dan
lengkap lagi.
2. Bagi Sekolah
3. Bagi Guru
Dapat mendidik sikap siswa baik, dan
motivasi siswa dalam pembelajaran yang efektif.
4. Bagi Siswa
Kepada Siswa untuk lebih meningkatkan
keaktifan dan keantusiasan pada saat proses
belajar.