Salsabila Nur Anggraeni - Modul 5
Salsabila Nur Anggraeni - Modul 5
Salsabila Nur Anggraeni - Modul 5
PENDAHULUAN
PT. Voksel Electric Tbk mengalami penurunan kualitas atau terjadinya defect
pada produk yang dihasilkan (Suherman, Adek, 2019). Setelah dilakukan penelitian
menggunakan metode seven tools, diperlukan peningkatan kualitas agar nantinya
kualitas produk yang dihasilkan bagus. Dengan begitu, tingkat defect pun
berkurang.Hasil yang diperoleh adalah adanya penurunan kualitas twisted cable
karena kegagalan dalam proses produksi serta penurunan waktu rework. Adapun jenis
cacat yang paling utama adalah karena serbuk material. Setelah dilakukan analisis,
didapatkan hasil bahwa untuk dapat meningkatkan kualitas produk, maka peneliti
menyarankan kepada perusahaan untuk melakukan QCC sebanyak 2 kali dalam 1
tahun. Didapatkan hasil cacat paling banyak adalah terletak pada cacat dimensi
sebesar 49,75%. Setelah dianalisis menggunakan metode FMEA, diperoleh usulan
perbaikan berupa pemberian informasi kepada operator mengenai cara kerja mesin,
pelatihan penggunaan mesin, pemberian buku panduan penggunaan mesin,
penambahan waktu istirahat operator, pengawasan dan pengontrolan sebelum proses
produksi.
Metode seven tools yang dilakukan pada PT. Bosya Cipta Communica
dilakukan untuk membantu perusahaan dalam mengetahui permasalahan kualitas
serta peningkatan kualitas (Radianza, Jaka, 2020). Berdasarkan hasil analisis, faktor
penyebab turunnya kualitas produk adalah karena kurang kompeten SDM, setting
mesin yang tidak sesuai prosedur, penyimpanan material yang kurang baik. Oleh
karena itu, diberikann usulan berupa pembuatan SOP, pelatihan, dan penyediaan
lingkungan yang baik
2.2.9 Histogram
Histogram merupakan alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam
proses. Histogram menunjukkan karakteristik dari data yang dibagi menjadi kelas-
kelas.
BAB III
METODOLOGI
No
Nama Kegiatan Minggu ke-10 Minggu ke-11
.
1. Praktikum
Studi literatur
2.
pengendalian kualitas
3. Mengumpulkan data
4. Pengolahan data
Penyusunan laporan
5.
praktikum
6. Asistensi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karat dimiliki oleh mur karena mur terbuat dari bahan logam tanpa di cat atau
dilapisi bahan anti karat. Karat merupakan jenis defect yang paling banyak karena
hampi seluruh mur mengalami defect berjenis karat besi. Asimetris terjadi karena
posisi serta ukuran lubang antar besi dan papan MDF berbeda, sehingga ketika dirakit
terjadi ketidaksesuaian ukuran (asimetris). Jenis defect longgar terjadi karena mur dan
baut dirakit kurang kuat, sehingga susunan besi dan papan MDF longgar dan mudah
lepas. Defect kasar terjadi pada papan MDF karena kayu yang digunakan tidak halus
sehingga kemungkinan terburuknya dapat melukai pengguna. Terkelupas terjadi pada
besi dimana lapisan cat pada besi terkelupas. Kemudian jenis defect tergores terjadi
pada komponen papan MDF.
Berdasarkan gambar 3.1, diketahui bahwa 80% akibat terjadi karena asimetris,
karat, dan kasar. Adapun asimetris terjadi karena ketidaksesuaian ukuran dan lubang
antar besi dengan papan MDF. Karat terjadi pada komponen mur. Kasar terjadi pada
komponen papan MDF dimana permukaan kayu tidah rata dan dapat melukai
pengguna. Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan praktikan
untuk dapat menghilangkan jenis defect paling banyak. Karena tidak semua jenis
defect dapat dihilangkan sekaligus, maka praktikan hanya perlu berfokus untuk
menghilangkan 3 jenis defect yang telah disebutkan sebelumnya meliputi asimetris,
karat, dan kasar.
Solusi untuk jenis defect asimetris adalah pembuata SOP secara rinci
mengenai ukuran serta jarak lubang untuk keseluruhan komponen. Kemudian solusi
dari jenis defect karat adalah dengan memberi lapisan anti karat pada mur dan baut,
ataupun mengecat mur dan baut dengan warna yang senada. Solusi untuk jenis defect
kasar adalah dengan meng-amplas atau memperhalus permukaan papan MDF.
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum mengenai pengendalian mutu produk lampu hias, didapatkan
kesimpulan bahwa pengendalian kualitas berperan penting untuk memastikan bahwa
produk tersebut layak dan dapat digunakan semaksimal mungkin. Salah satu metode
untuk melakukan pengendalian kualitas adalah dengan menggunakan metode seven
tools. Seven tools terdiri dari tujuh alat bantu untuk analisis mengenai kelayakan
produk serta defect apa saja yang ada pada produk. Berdasarkan hasil analisis
menggunakan check sheets, ditemukan bahwa komponen mur memiliki jenis defect
paling banyak berjumlah 14 defect. Kemudian dengan menggunakan diagram pareto,
ditemukan jenis cacat paling banyak meliputi asimetris, karat, dan kasar. Selanjutnya
praktikan menganalisis fish-bone diagram untuk mengetahui penyebab defect seperti
tidak adanya SOP, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, kerusakan mesin, serta
keterbatasan bahan baku. Berdasarkan hal tersebut, maka penyebab defect dapat
dihilangkan dengan cara memberi solusi seperti pembuatan SOP, pengadaan training
atau pelatihan, penjadwalan dan pengadaan bahan baku yang cukup, kesiapsiagaan
perbaikan mesin atau pengadaan mesin baru.
5.2 Saran
Saran untuk Praktikum Terintegrasi 1 adalah lebih kondusif serta persamaan
persepsi dan tata cara praktikum antara asisten praktikum yang satu dengan yang lain.