28888-Article Text-87193-1-10-20220630

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

ISAFIR

Islamic Accounting and Finance Review ISSN 2797-166x


Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022

KAJIAN ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


BERBASIS MAQASIDU SYARIAH
Rifqah Alfiyyah1*, Lince Bulutoding2, Muslimin Kara3
1,2,3Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

[email protected], [email protected],
[email protected]

Abstract, This study aims to understand ethics in the preparation of financial statements
and interpret the ethics of preparing financial statements based on maqashid sharia at the
National Amil Zakat Agency (BAZNAS) Bone Regency. This research is a type of descriptive
qualitative research using a phenomenological approach. Sources of data used in this
study are primary data and secondary data. Primary data in the form of information and
data obtained during observations and interviews in the research process. While secondary
data is in the form of additional information or data obtained from trusted institutions or
sources which have then been published to the general public for reprocessing in
research. The results of this study indicate that with regard to the ethics of preparing
financial statements carried out by BAZNAS, Bone Regency, it is in accordance with the
existing rules in the implementation of financial statement disclosures which are also
carried out every 6 months in accordance with Government Regulation of the Republic of
Indonesia Number 14 of 2014 concerning the Implementation of Law No. Law Number 23
which regulates the Standard Operating Procedure (SOP). Then BAZNAS Bone Regency has
also carried out its responsibilities in accordance with maqasidu sharia, namely by
bridging the obligations of muzakki and mustahiq needs with a full sense of moral
responsibility to Allah Subhanahu Wata'ala. Disclosure of financial reports carried out by
BAZNAS Bone Regency has also covered several aspects such as physical, mental and
spiritual aspects.

Keywords: Maqasidu syariah, ethics, financial reports, responsibility, BAZNAS

Abstrak, Penelitian ini bertujuan untuk memahami etika dalam penyusunan laporan
keuangan serta memaknai etika penyusunan laporan keuangan tersebut berdasarkan
maqashid syariah pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Bone.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan
pendekatan fenomenologi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi maupun data yang diperoleh
pada saat melakukan pengamatan dan wawancara dalam proses penelitian. Sedangkan
data sekunder berupa informasi maupun data tambahan yang diperoleh dari lembaga
atau sumber terpercaya yang kemudian telah dipublikasikan kepada khalayak umum
untuk diolah kembali dalam penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
berkenaan dengan etika penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh BAZNAS
Kabupaten Bone telah sesuai dengan aturan yang ada dalam pengimplementasian
pengungkapan laporan keuangan yang juga dilakukan oleh setiap 6 bulan sekali sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 yang mengatur tentang Standard Operating
Procedure (SOP). Kemudian BAZNAS Kabupaten Bone juga telah melakukan
tanggungjawabnya sesuai dengan maqasidu syariah, yakni dengan menjembatani
kewajiban muzakki dan kebutuhan mustahiq dengan penuh rasa tanggungjawab moral
kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Pengungkapan laporan keuangan yang dilakukan
oleh BAZNAS Kabupaten Bone juga telah mencakup beberapa aspek seperti aspek fisik,
mental maupun spiritual.

Keywords: Maqasidu syariah, etika, laporan keuangan, tanggungjawab, BAZNAS

*Koresponden

ISAFIR - 102
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022

PENDAHULUAN

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang memiliki arti karakter,
kepribadian, watak, kebiasaan dan adat sehingga seseorang melakukan sesuatu sesuai
dengan hati dan perasaannya. Nilai dan norma mengenai sikap individu ke individu
lainnya yang terdapat pada diri seseorang dikenal dengan sebutan etika. Kelakuan
manusia dan cara manusia melakukan sebuah tindakan sangat berkaitan dengan etika
yang memiliki dua hal yang berbeda yaitu positif dan negatif (Syahputra, 2019). Perilaku
pribadi dilingkungan kerja dapat dipengaruhi oleh etika. Sebuah bisnis akan berjalan
dengan baik apabila entitas tersebut mematuhi etika maupun moral bisnis dan dapat
bersaing dengan entitas lain tanpa menyakiti berbagai pihak (Rahimaji, 2019). Perilaku
etis atau tidak etis dapat ditentukan dari suatu tindakan maupun perilaku seseorang
dengan memerhatikan moral dan nilai sosial yang dimilikinya.
Perbuatan yang baik dan benar merupakan perilaku etis yang dapat menunjukkan
bahwa kegiatan sosial tersebut diterima oleh keyakinan seseorang. Begitupun sebaliknya
perbuatan yang buruk dan salah merupakan perilaku tidak etis yang menunjukkan
bahwa kegiatan sosial tersebut tidak dapat diterima oleh keyakinan seseorang (Rahimaji,
2019). Perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh seseorang disuatu entitas
berkaitan dengan istilah etika bisnis. Pada saat sekarang ini setiap pekerjaan
mensyaratkan untuk memiliki etika dalam segala sesuatu yang dikerjakan. Individu
yang memiliki etika yang baik dalam profesinya dapat memberikan dampak yang baik
disekitar dan lingkungan ia berkerja (Shantanu dkk., 2014).
Etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik dibicarakan untuk saat ini. Tanpa
etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia
informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis
(Widaryanti, 2007). Perilaku tidak etis seharusnya tidak bisa diterima secara moral
karena mengakibatkan bahaya bagi orang lain dan lingkungan. Profesi akuntansi
menjadi perbincangan saat ini karena banyaknya kasus pelanggaran etika yang
dilakukan oleh akuntan dan menjadi sorotan tajam dikalangan masyarakat (Ratnawati
dkk., 2016). Pemahaman yang kurang mengenai standar akuntansi keuangan tentang
etika penyusunan laporan keuangan akan menimbulkan kesalahan maupun
penyimpangan dalam pencatatan. Sikap yang lemah pada konsumen tidak dapat
menghindari peran akuntansi dalam melakukan manipulasi. Salah satu yang dapat
menimbulkan manipulasi ialah karena adanya sifat serakah yang dimiliki instansi
maupun individu itu sendiri (Ratnawati dkk., 2016). Penghargaan pada profesi akuntan
dan penghargaan atas dilema etika merupakan pengetahuan pendidikan akuntansi dan
hal kecil yang dapat dilakukan untuk menghindari keserakahan dalam profesi.
Laporankeuangan memiliki peran yang sangat penting bagi pengguna internal dan
eksternal. Pentingnya laporan keuangan menuntut penyajian laporan keuangan yang
baik dan benar (Murni & Lestari, 2011). Namun yang sebaliknya terjadi adalah tidak
semua entitas bisnis menyajiakan laporan keuangan secara benar dan sesuai dengan
kondisi keuangan yang sebenarnya. Pemilihan kebijakan akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan tidak terlepas dari perilaku seorang manajer dari sebuah perusahaan
(Mahmud, 2008). Proses penyajian laporan keuangan entitas syariah harus sesuai
standar akuntansi syariah yang dijadikan solusi dalam menjaga akuntabilitas laporan
keuangan. Cara untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan memperbaiki
sistem pelaporan keuangan di Indonesia yaitu dengan memahami sikap positif dan etika
yang berlandaskan pada integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian,
kerahasiaan, dan perilaku professional. Pihak manajemen diberi kesempatan dalam
penyusunan laporan keuangan yang berlandaskan pada Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) (Wiadnyana dkk., 2017).
Kebahagian di dunia dan akhirat dapat dicapai dengan berpedoman terhadap
hukum-hukum Allah yang telah ditetapkan. Secara bahasa kata maqashid berasal dari
maqashad yang artinya sebuah target atau tujuan. Asy-Syatibi mengemukakan konsep
yaitu sesungguhnya syariah bertujuan untuk mewujudkan kemashlahatan dunia dan
akhirat. Pemahaman tentang maqashid syariah menjadi penting agar kiranya bisa
memberikan penilaian dan mengambil sikap dalam setiap transaksi, kejadian, hal, dan
keadaan yang terus berkembang dalam konteks ekonomi, keuangan, dan bisnis (Hardiati
& Rusyana, 2021). Dengan hadirnya maqashid syariah dalam penyusunan laporan

ISAFIR - 103
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…

keuangan dimaksudkan mampu mengimbangkan kepentingan strategi suatu entitas


dengan tuntunan moralitas. Penelitian ini kemudian memiliki tujuan untuk melihat
pemahaman etika dalam menyusun laporan keuangan dan memaknai etika penyusunan
laporan keuangan tersebut berdasarkan maqashid syariah pada Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Kabupaten Bone.
Peneltian ini juga diharapkan mampu memberikan sumbangan dan bacaan baru
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yaitu pada saat penyusunan laporan
keuangan secara umum, dan lebih rinci kepada para pembaca serta adanya penerapan
nilai yang terkandung padamaqashid syariah yaitu rahasia didalam ketetapan pada
hukum syariah untuk memenuhi kebutuhan maupun manfaat bagi para hamba dan
memberikan manfaat dan dihindarkan dari segala sesuatu yang dapat menimbulkan
kerugian (mudharat) kemudian didukung oleh teori akuntansi positif sebagai perkiraan
suatu kejadian atas segala kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh manajer
perusahaandan melihat tindakan seorang manajer terhadap standar akuntansi yang
ada. Pada penelitian ini dimaksudkan agar kiranya dapat dijadikan referensi pada
penelitian yang akan datang dan dapat mengembangkan bacaan tentang etika pada
penyusunan laporan keuangan yang dikaji dari segi maqashid syariah.

TINJAUAN LITERATUR

Maqasid Syariah
Maqashid syariah secara bahasa terdiri dari dua kata yaitu Maqashid artinya sebuah
tujuan dan al-syariah artinya sebuah jalan menuju sumber air. Jadi maqashid syariah
diartikan sebagai tujuan untuk mewujudkan kemudaratan seluruh umat yang ada di
dunia maupun diakhirat (Ramadhan dkk., 2018). Segala sesuatu yang telah digariskan
oleh Allah kemudian dibebankan kepada ummat muslimin agar dipatuhi juga sebagai
penghubung antara Allah dengan mahkluk yang diciptakan (Sulistyawati dkk., 2020).
Dharuriyat (kebutuhan primer), hajiyat (kebutuhan sekunder), dan tahsiniyah
(kebutuhan tersier) merupakan tiga tingkatan yang terdapat dalam maqashid syariah.
Maqashid syariah dalam etika penyusunan laporan keuangan yakni adanya
keseimbangan dan sikap adil dalam melakukan penyusunan, sesuai dengan bisnis yang
mengikuti syariat islam dengan cara tidak memiliki ego yang akan menguntungkan diri
sendiri dan merugikan pihak lain. Didalam islam kita mengakui adanya sifat untuk
mementingkan diri sendri atau self interest dan belajar banyak tentang amalan
kebaikan, salah satunya yaitu nilai keadilan. Maka dari itu, sudah fitrahnya kita sebagai
manusia untuk berbuat adil. Adil juga termasuk perbuatan terpuji atau kebaikan yang
akan menghindarkan kita dari segala sesuatu yang akan menimbulkan kerugian, seperti
dalam melakukan aktivitas di perusahaan (Sulistyawati dkk., 2020). Penyusunan
laporan keuangan yang baik dapat mengadopsi konsep maupun tujuan yang telah
ditetapakn pada maqashid syariah, agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan bisnis yang berbasis syariat dapat memberikan dampak yang baik bagi
perusahaan itu sendiri (Yafiz, 2015).

Positive Accounting Theory (PAT)


Teori positif akuntansi ada sejak tahun 1960 yang dicetuskan oleh Ross L. Watts
dan Jerold L. Zimmerman. Tujuan dari positive accounting theory untuk
mendeskripsikan apa saja informasi keuangan disajikan yang kepada para pengguna
informasi akuntansi dimasa sekarang dan perkiraan bagaimana akuntansi di masa yang
akan datang (Primastiwi dkk., 2021). Teori ini berusaha mengungkap fenomena praktik
akuntansi yang terjadi dilapangan, dengan apa adanya, sesuai dengan aturan dan tidak
membuat pertimbangan atau interpretasi yang seharusnya terjadi. Penelitian yang
dilakukan pada bidang akuntansi banyak yang dilandasi positive accounting theory.
Membuat sebuah prediksi yang baik dapat dilihat dari peristiwa yang terjadi pada dunia
nyata dan merujuk kepada sebuah teori dengan istilah “positif”. Perkiraan suatu
kejadian atas segala kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh manajer perusahaan dan
melihat tindakan seorang manajer terhadap standar akuntansi yang ada merupakan
definisi dari positive accounting theory (Gumilar, 2020).

ISAFIR - 104
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022

Laporan Keuangan
Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dan hasil
dari akhir segala proses pencatatan yang dikumpulkan dari beberapa ringkasan
transaksi yang terjadi dalam satu tahun buku atau dalam periode tertentu biasa dikenal
dengan istilah laporan keuangan. Semakin baik menangani aspek keuangan dari sebuah
entitas, maka semakin baik pula bahasa bisnis yang mereka gunakan (Subrata dkk.,
2018). Menyediakan laporan penting periodik bagi penerima informasi seperti
manajemen, investor, kreditur, dan pihak lainnya merupakan fungsi utama dari
akuntansi. Laporan keuangan yang lengkap yaitu neraca, laporan rugi laba, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Kemunduran
dan kemajuan usaha pada suatu perusahaan dapat diketahui dengan melihat laporan
keuangan.

Kualitas Laporan Keuangan


Kegunaan laporan keuangan adalah untuk membandingkan ralisasi belanja,
pendapatan, transfer, dan pembiayaan yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektivitas dan efesiensi laporan keuangan dan mengikuti peraturan
perundang-undangan dengan ketaatannya dalam pelaporan (Adhi & Suhardjo, 2013).
Karakteristik kualitatif fundamental yang harus dimuat agar informasi dalam laporan
keuangan menjadi berguna adalah relevansi, materialitas, representasi tepat, dan
penerapan karakteristik kualitatif fundamental. Laporan keuangan berkualitas harus
memiliki empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan (Rusmanto, 2008).
Pertama laporan keuangan dapat dipahami artinya, suatu informasi yang diberikan
harus berkualitas sehingga akan lebih mudah dimengerti oleh pembacanya. Kedua
relevan yaitu pemberian informasi dapat memberikan pengaruh dalam pengambilan
sebuah keputusan. Ketiga kendalan yakni informasi berkualitas yang diberikan dapat
dipercaya, tidak adanya kekeliruan dan kesalahan material dalam penyusunannya, dan
sesuai dengan apa yang terjadi untuk dapat disajikan secara wajar. Terakhir dapat
dibandingkan yaitu laporan keuangan pada periode sekarang dapat dijadikan acuan
atau perbandingan pada laporan keuangan sebelum maupun sesudahnya untuk melihat
bagaimana kinerja yang dilakukan perusahaan dari periode ke periode.

Etika Penyusunan Laporan Keuangan


Tingkah laku atau perbuatan masyarakat yang sudah menjadi kebiasaan dan
selalu dilakukan dalam setiap aktivitas adalah arti etika secara umum. Etika terbagi
menjadi dua macam yaitu deskriptif dan normatif. Etika deskriptif memberi fakta
sebagai dasar untuk mengambil sebuah keputusan tentang perilaku atau sikap yang
mau diambil, sedangkan etika normatif memberikan penilaian sekaligus memberikan
norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan (Syahputra, 2019).
Dengan demikian upaya yang dilakukan untuk merealisasika moralitas adalah
pengertian dari etika. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat
harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip moral untuk mengatur
tentang perilaku profesional (Rahimaji, 2019). Para akuntan yang professional dituntut
untuk menjalakan kewajibannya sesuai dengan kode etik dan standar profesi yang
berlaku. Profesi akuntansi yang memiliki etika yang baik didalam melakukan
kegiatannya akan memberikan dampak yang positif ditempat ia berada dan akan
membangun relasi yang baik dengan hubungan bisnis yang akan dijalankan maupun
dengan rekan profesionalnya yang memberikan jasa yang sama. Di Indonesia, kode etik
akuntan telah dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Berdasarkan kode etik
akuntan ini, akuntan profesional harus mematuhi prinsip dasar etika yaitu integritas,
objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku
profesional.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian


ini dilakukan untuk menganalisis penyusunan laporan keuangan dengan prinsip syariah
itu sendiri dengan menekankan pada kebaikan didunia maupun akhirat yang senang
tiasa berlaku adil dan penuh keseimbangan untuk kepentingan umum. Lokasi penelitian

ISAFIR - 105
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…

dilakukan dengan mengumpulkan data-data pada Kantor Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yang beralamatkan Jl. Ahmadyani Kelurahan Macanang Kecamatan Tanete
Riattang Barat Kabupaten Bone. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi
yang mempelajari makna, dimana makna itu lebih luas dari hanya sekedar bahasa yang
mewakilinya. Pemilihan pendekatan fenomenologi karena peneliti mengharapkan
penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam
kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural, kompleks dan rinci. Peneliti
akan mengkaji secara mendalam etika penyusunan laporan keuangan pada Kantor
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sesuai dengan ketentuan, agar dapat menciptakan
laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa
informasi maupun data yang diperoleh pada saat melakukan pengamatan dan
wawancara dalam proses penelitian. Sedangkan data sekunder berupa informasi
maupun data tambahan yang diperoleh dari lembaga atau sumber terpercaya yang
kemudian telah dipublikasikan kepada khalayak umum untuk diolah kembali dalam
penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Etika Penyusunan Laporan Keuangan pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kabupaten Bone
Pada dasarnya etika penyusunan laporan keuangan terdiri 4 item penting yaitu
pengungkapan laporan keuangan, keseimbangan antara beban dan manfaat, tanggung
jawab dalam penyajian laporan keuangan, dan kecenderungan salah saji. Berdasarkan
hasil wawancara terhadap Ketua, Wakil Ketua III, dan Bendahara BAZNAS Kabupaten
Bone diketahui etika penyusuan laporan keuangan yang berlaku adalah sebagai berikut:
a. Pengungkapan laporan keuangan
Agar dapat mendalami makna etika penyusunan laporan keuangan untuk
mewujudkan laporan keuangan yang layak, maka peneliti melakukan wawancara
dengan narasumber kemudian mengajukan wawancara mengenai pemahaman
pentingnya etika penyusunan laporan keuangan. Pada pernyataan awal (noema) yang
dilontarkan ketiga narasumber dan mulai mendapatkan bayangan tentang etika
penyusunan laporan, tetapi peneliti ingin mengetahui maksud dari pernyataan yang
diberikan. Menurut narasumber pertama yaitu Bapak H. Zainal etika penyusunan
laporan keuanganmenegaskan bahwa etika penyusunan laporan keuangan (sangat
dibutuhkan) dalam kantor ini. Serangkaian prinsip yang mengatur untuk menyusun
laporan keuangan merupakan dasar etika penyusunan laporan keuangan. Selanjutnya
peneliti mengajukan pertanyaan kepada narasumber mengapa etika penyusunan
laporan keuangan dianggap (sangat dibutuhkan) pada kantor BAZNAS, kemudian
narasumber memberikan jawaban sebagai berikut:
“Karena eee paling diperhatikan itu nak dalam penyusunan laporan keuanganta
apakah sudah sesuai atau tidak seperti kalau ada orang berzakat kita wajib tuliski
atau catatki kemudian kita salurkan kepada orang yang membutuhkan bisa ki tau
sudah betulmi kah penyusunan laporan keuanganta dengan cara diaudit, jadi
tidak bisa kita seenaknya” (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09
November 2021).

Pernyataan narasumber menunjukkan bagaimana etika penyusunan laporan


keuangan dijadikan sebagai hal yang berpengaruh pada kantor ini. Pada saat
narasumber memberikan pernyataan terdapat gerakan tambahan yang dilakukan oleh
narasumber yaitu terdapat jeda waktu pada saat ingin menjawab. Selanjutnya peneliti
mengajukan pertanyaan kepada narasumber tentang mengapa etika penyusunan
laporan keuangan dianggap (paling utama) pada kantor BAZNAS, kemudian narasumber
memberikan jawaban sebagai berikut:
“Kesenangan untuk diri sendiri itu nak misalnya dalam pelaporan keuangan kita
bisa memastikan bahwa hal-hal yang dilaporkan sesuai dengan yang sebenarnya.
Jika kita menyajikan laporan yang layak dan benar maka ada kepuasan sendiri
untuk diri pribadi seperti yang selalu kita dengar nak “aga di taneng, yamato tuo”

ISAFIR - 106
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022

artinya apa yang kita tanam itulah yang tumbuh” (Wakil Ketua III BAZNAS
Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).

“Mengelola dan melaporkan zakat menganut dimana seluruh karyawan percaya


bahwa sosialisasi mengenai zakat dan memberdayakan masyarakat melalui
bantuan modal usaha dapat memberikan manfaat dalam peningkatan
pengumpulan zakat, infaq atau sedekah, yang kemudian didistribusikan kepada
mustahik agar bisa mengurangi beban begitumi alur kerja BAZNAS” (Bendahara
BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).

Dasar yang dijadikan acuan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Standar
Akuntansi Keuangan yang memiliki tujuan agar pengguna maupun pembaca informasi
dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang laporan keuangan yang telah disusun.
Peneliti mengajukan pertanyaan mengenai pengungkapan pada kantor BAZNAS:
“Karena pelaporan itu selain kerjaan kita, itu juga kayak gambaran awal untuk
dapatki data yang tepat supaya terhindarki dari kasus kecurangan. Asalkan
dilaporkan sesuai dengan apa adanya nak” (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone,
Wawancara, 09 November 2021).

“yaaaa kita menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan pedoman” (Wakil Ketua
III BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).

“Sesuai sama ketetapan saja ndi’ tidak belok belok, jalankan kewajiban sesuai
yang diaturkan” (Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November
2021).

Peneliti kemudian melakukan wawancara lebih mendalam terkait motivasi apa


yang mendorong untuk melakukan pengungkapan dikantor BAZNAS Kabupaten Bone:
“selain dari kesadaran diri sendiri tentu poin penting lainnya adalah perlunya
sebuah pengetahuan dalam diri agar pengimplementasiannya juga dapat berjalan
dengan sebagaimana mestinya” (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09
November 2021).

“karena banyak orang yang punya pendidikan yang tinggi tetapi etikanya tidak ada
berarti itu tidak seimbang dan semaumaunya saja membuat laporan, jika ada
etika, mereka akan takut sama Allah, dan tanggung jawab yang diberikan dan
akan melaporkan dengan sebenar-benarnya” Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten
Bone, Wawancara, 09 November 2021).

“Dapatki Award dari pusat karena laporan yang kita kirim terus meningkat,
memang dilihat masih ada diatasnya kita, tapi kita ini dari yang rendah perlahan
naik terus dan tidak pernah turun alhamdulillah. Etika pengetahuan yang baik
untuk membukukan laporan keuangan dan setiap tahun dilakukan audit oleh
akuntan publik.”(Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November
2021).

Mengembangkan perusahaan diperlukan adanya rasa tanggung jawab disetiap


kegiatan yang dikerjakan agar entitas dapat bertahan dan berkembang. Selain tanggung
jawab hal yang diperlukan dari entitas adalah etika pemahaman dan etika bisnis karena
entitas maupun orang yang bekerja di entitas tersebut akan lebih mudah dipercaya dan
memiliki hubungan yang baik kantar sesama.
Waktu pelaporan laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat pasal 72 yang berbunyi “BAZNAS wajib
menyampaikan laporan pelaksanaan Pengelolaan Zakat, infak, sedekah, dan dana sosial
keagamaan lainnya kepada Menteri setiap 6 (enam) bulan dan akhir tahun” (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014). Selain ketepatan waktu dan
transparansi dalam pengungkapan laporan keuangan, Ketua BAZNAS Kabupaten Bone

ISAFIR - 107
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…

juga menambahkan bahwa dibutuhkan kesadaran diri bagi tiap individu pegawai
BAZNAS Kabupaten Bone. Berikut penuturannya:
“selain dari kesadaran diri sendiri tentu poin penting lainnya adalah perlunya
sebuah etikapengetahuan dalam diri agar pengimplementasiannya juga dapat
berjalan dengan sebagaimana mestinya…” (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone,
Wawancara, 09 November 2021).
Dalam implementasi pengungkapan laporan keuangan, Ketua BAZNAS Kabupaten
Bone memberikan keterangan sebagai berikut:
“Dengan cara pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang
berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat di interprestasikan dengan
benar, serta penyajian informasi yang dilakukan secara relevan…” (Ketua BAZNAS
Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa etika
pengungkapan laporan keuangan yang berlaku di BAZNAS Kabupaten Bone tidak hanya
tentang ketepatan waktu dan transparansi saja namun, juga diperlukan etika kesadaran
diri dan pengetahuan dari pelaku pengungkapan laporan keuangan. Dalam
implementasi pengungkapan laporan keuangan tetap mengikuti peraturan yang berlaku
dan diperiksa oleh audit eksternal setiap tahunnya. Pengungkapan laporan keuangan
BAZNAS Kabupaten Bonetelah meliputi aspek fisik, mental dan spiritual.

b. Keseimbangan antara beban dan manfaat


Terkait dengan keseimbangan antara beban dan manfaat perusahaan harus
mengungkapkan laporan keuangan secara benar walaupun dalam pencatatan terdapat
beban yang dikeluarkan cukup besar. Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan
menjaga keseimbangan antara beban dan manfaat pada BAZNAS Kabupaten Bone
disampaikan sebagai berikut:
“Lagi-lagi karena pekerjaan dan niat kita nak, niat yang baik pasti kita dapat juga
hal yang baik. Misalnya sekarang susah cari kerja jadi sebaiknya orang yang kerja
harus memperbaiki diri dengan melaporkan apa apa saja yang terjadi di kantor
sesuai dengan sebenar-benarnya” (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara,
09 November 2021).
“Sesuai anu yang ada saja nak, jalani pekerjaan, laporkan yang ada tidak dilebih-
lebihkan dan tidak dikurangkan nak” (Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten Bone,
Wawancara, 09 November 2021).
“Sesuai sama ketetapan saja ndi’ tidak belok belok, jalankan kewajiban sesuai
yang diaturkan” (Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November
2021).
Kegunaan laporan keuangan adalah untuk membandingkan ralisasi belanja,
pendapatan, transfer, dan pembiayaan yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektivitas dan efesiensi laporan keuangan dan mengikuti peraturan
perundang-undangan dengan ketaatannya dalam pelaporan. Perbedaan kepentingan
terhadap laporan keuangan akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan, karena
keserakahan individu dan korporasi, independensi yang rendah, dan menghindari
aturan merupakan kelemahan yang terdapat pada akuntan. Peneliti kemudian
melakukan wawancara lebih mendalam terkait motivasi apa yang mendorong untuk
melakukan keseimbangan antara beban dan manfaat berikut pernyataan narasumber:
“Dianjurkan untuk selalu mengikuti pengedukasian serta pelatihan dalam
penyusunan laporan keuangan agar lebih efektif dalam pengimplementasian
kegiatan di kantor memercayai kekuatan sebuah sistem sosialisasi entah secara
dalam jaringan maupun diluar jaringan, namun tidak berhenti hanya pada
kepercayaan, tentunya harus melazimkan proses dalam pengimplementasian
untuk meningkatkan pengumpulan zakat, infaq atau sedekah, kemudian
melakukan pendistribusian kepada mustahik (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone,
Wawancara, 09 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa etika


kepercayaan dilakukan dalam menjaga keseimbangan antara beban dan manfaat pada
BAZNAS Kabupaten Bone. Selain itu, pengungkapan laporan telah disajikan dengan
benar sesuai realitanya bahwa meskipun beban BAZNAS Kabupaten Bone, tetapi mereka

ISAFIR - 108
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022

memiliki strategi yang dapat mengurangi beban seperti melakukan sosialisasi dan
pemberdayaan masyarakat agar dapat meningkatkan manfaat yang didapatkan oleh
BAZNAS Kabupaten Bone berupa zakat, infaq / sedekah. Etika kepercayaan dapat
berpotensi zakat yang dikumpulkan jauh lebih besar karena kepercayaan masyarakat
terhadap BAZNAS. Untuk itu, BAZNAS harus memiliki Laporan keuangan yang
merupakan cerminan dari pengelolaan keuangan yang sesuai dengan realita.
c. Tanggung jawab dalam penyajian laporan keuangan
Tanggungjawab dalam penyajian laporan keuangan yang informatif bagi
penggunanya, artinya pihak manajemen harus membuat laporan sesuai dengan
kenyataan sebenarnya sehingga dapat memberikan informasi bagi penggunanya. Bentuk
tanggungjawab dalam penyajian laporan keuangan disampaikan oleh Ketua, Wakil Ketua
III, dan Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone sebagai berikut:
“Semua pekerjaan itu punya tanggung jawab. Bukan cuman pekerjaan tapi kita
juga nak di kehidupan sehari-hari punya tanggung jawab masing-masing.” (Ketua)
“Kita semua punya tanggung jawab. Untuk keluarga, diri sendiri, dan Allah.
Semuanya yang kita kerjakan akan berdampak ke tanggung jawab yang saya
sebutkan tadi nak” (Wakil Ketua III)
“Waktu mencari kerja dulu kita selalu janji sama dirita untuk menekuni pekerjaan
mana yang nanti menjadi rezeki ta jadi sudah sepantasnyami juga bertanggung
jawabki dipekerjaanta” (Bendahara)
Proses penyajian laporan keuangan entitas syariah harus sesuai standar
akuntansi syariah yang dijadikan solusi dalam menjaga akuntabilitas laporan keuangan.
Penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh entitas syariah dapat
memaksimalkan fungsi dan perannya dengan cara islami yang berujung pada kebaikan.
Peneliti tertarik untuk mengetahui motivasi apa yang mendorong untuk melakukan
tanggung jawab, begini tanggapan narasumber:
“Yaaah karena saya fikir kembali saya diberi tanggung jawab berarti saya di
percaya dikantor ini nak saya juga menjadikan Bone lebih baik, bukan cuman dari
lingkup sosialnya tetapi untuk keagamaannya dengan memiliki perilaku yang
sopan dan santun.Otomatis jika dari dalam baik maka akan berpengaruh diluar
juga seperti memberikan pelayan terbaik, menyajikan informasi yang baik juga toh
nakTanggung jawab sebagai ketua itu tidak mudah, nanti saya perlihatkanki nak
tugas dari ketua itu bagaimana berkerja dengan sepenuh hati, mengikuti
“Standard Operating Procedure” SOP atau dalam bahasa indonesia Prosedur
Operasional Standar sesuai dengan yang telah di tentukan kantor(Ketua BAZNAS
Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).

“Yah tanggung jawab itu saya rasa itu harus dilakukankarena kita bisa menjadi
manusia kalua kita memanusiakan orang lain. Kalau orang berzakat berarti kita
sebagai lembaga punya tanggung jawab untuk memberikan kepada orang yang
membutuhkan. misalnya dikantor ini ada dibagian pengumpul, jadi tanggung
jawabnya mengumpulkan, dibagian pelaporan juga memiliki tanggung jawab
untuk melaporkan, sebab jika tidak melalukan itu sama saja kita lari dari
tanggung jawab” (Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09
November 2021).
“Rekan kerja sering memberikan edukasi bagaimana itu zakat dan pentingnya
zakat. Banyak yang berzakat banyak juga saudara/i kita bantu. Bekerja sesuai
dengan SOP kantor BAZNAS Kab. Bone” (Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone,
Wawancara, 09 November 2021).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggungjawab
dalam penyajian laporan keuangan di BAZNAS Kabupaten Bone telah diatur dalam
Standard Operating Procedure (SOP) BAZNAS Kabupaten Bone. SOP tersebut menjadi
pedoman bagi seluruh pegawai yang berhubungan dengan etika penyajian laporan
keuangan. Pada dasarnya ada empat bidang kerja dalam lembaga pengelola zakat yang
seharusnya memiliki standard operating procedure, yaitu manajemen penghimpunan
dana, manajemen keuangan dan back office, manajemen sumberdaya manusia, serta
manajemen pendayagunaan atau pendistribusian dana zakat.

ISAFIR - 109
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…

d. Kecenderungan salah saji


Kondisi perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan, oleh karena itu etika
dalam penyusunan laporan keuangan dalam melakukan pencacatan perusahaan
maupun manajer dilarang untuk melakukan salah saji yang disengaja dengan alasan
apapun. Pandangan Ketua, Wakil Ketua III, dan Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone
tentang kasus kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan disampaikan sebagai
berikut:
“Kembali kejawaban saya tadi nak. Niat yang baik agar mendapat yang baik, tetapi
kalau dari awal niat tidak baik pasti ada ada saja yang kita dapat” (Ketua)

“Jawaban saya hampir sama dengan sebelumnya nak. Apa yang kita kerjakan
akan berdampak kembali kepada kita” (Wakil Ketua III)
“Karena memang tidak mau ambil resiko, untuk apa juga ndi harusnya bersyukur
sama apa yang kita punya sekarang” (Bendahara)
Berdasarkan pendapat informan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pandangan terhadap tindak kecurangan laporan keuangan merupakan perilaku yang
merugikan banyak pihak. Hasil ini mengindikasikan bahwa pengelola BAZNAS
Kabupaten Bone telah bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab moral kepada Allah
SWT dan sosial kepada umat secara transparan. Ketika manajemen qolbu yang di
dalamnya ada sifat amanah, fathonah, shiddiq, dan tabliq menjadi pondasi yang selalu
menyertai setiap langkah dan tugas para pengurus dan pengelola BAZNAS, maka
seluruh regulasi dan standar yang ada menjadi sangat mudah dan lancar untuk
dilaksanakan. Kemudian dapat pula disepakati bahwa faktor penyebab terjadinya kasus
kecurangan laporan keuangan meliputi, kurangnya kesadaran, etika, pengetahuan, dan
ketaatan agama yang dimiliki oleh pelaku tindak kecurangan. Kecenderungan salah saji
pada BAZNAS hampir tidak berakibat fatal dan masih dalam batasan wajar.
sebagaimana penuturan Ketua, Wakil Ketua III, dan Bendahara BAZNAS Kabupaten
Bone berikut:
“Menurut informasi yang telah saya ekstraksi sejauh ini tidak pernah ada
kesalahan, karena setiap bulannya selalu melakukan evaluasi pelaporan bersama
staf dan pimpinan…” (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November
2021).

“Alhamdulillah, barangkali kalau kesalahan itu kecil karena kami juga diaudit
hairunnissa makassar, kami punya audit eksternal tetapi juga diaudit internal
setiap satu tahun saldo dilihat cocok uang yang ada kemudian pelaporannya
sudah cocokkah, pengeluaran cocokkah...” (Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten
Bone, Wawancara, 09 November 2021).
“Tidak pernah. Karena setiap bulan kami melakukan evalusi pelaporan bersama
staf dan pimpinan…” (Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09
November 2021).
Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa BAZNAS
Kabupaten Bone tidak memiliki kecenderungan salah saji saat pelaporan keuangan. Hal
ini dikarenakan sistem integrasi yang baik antara staff, pimpinan, dan auditor eksternal.
Selain itu, etika karyawan BAZNAS Kabupaten Bone sesuai dengan nilai-nilai keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT, etos kerja, etika kerja dalam mencari rezeki yang
halal dan baik, serta nilai-nilai zakat yang terkait dengan pembangunan karakter
manusia (character building) sebagai insan yang harus memberi manfaat bagi sesama.
Tabel 2. Penerapan Etika Penyusunan Laporan Keuangan
No. Etika Penyusunan Laporan Penerapan Etika Penyusunan Laporan
Keuangan Keuangan
1. Pengungkapan Pada Kantor Baznas Kabupaten Bone
pengungkapan laporan keuangan dilakukan
dengan tepat waktu dan transparan yaitu
setiap semester (6bulan) dari bulan Januari-
Juni kemudian dilanjutkan pada bulan Juni-
Desember. Untuk rencana dana yang masuk
maupun keluar misalnya biaya operasional
pelaporannya menggunakan SIMBA.

ISAFIR - 110
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022

2. Beban dan Manfaat Beban biaya dalam operasional juga tercover


diSIMBA sesuai dengan fungsinya masing-
masing, seperti bagian SDM jumlah beban
biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pada,
pengumpulan dan pendistribusian tetapi
tetap melakukan pencatatan.
3. Tanggung Jawab Bekerja sesuai Standard Operating Procedure
(SOP). Melakukan pencatatan sesuai dengan
apa yang terjadi seperti pada bidang SDM
(Sumber Daya Manusia) program yang
dijalankan yaitu mendahulukan program
ekonomi dibandingkan program manusia.
Program kemarin hanya memberi sembako
untuk sekarang memperdayakan dengan
memberi modal untuk usaha, jadi otomatis
dana yang dikeluarkan lebih besar dari pada
kemarin. Kantor BAZNAS tetap mencatat
laporan keuangannya sesuai dengan apa
yang dikeluarkan.
4. Kecenderungan Salah Saji Penerapan SIMBA pada Kantor BAZNAS
pencatatan laporan kas masuk maupun kas
keluar saat itu juga, tidak melakukan
kesalahan pencatatan dan memberikan
laporan keuangan yang efisien dan
akuntabel. Pengauditan tiap tahun yaitu
audit internal dan eksternal.

Penerapan Etika Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Maqashid Syariah


Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Bone
Maqashid syariah dalam etika penyusunan laporan keuangan yakni adanya
keseimbangan dan sikap adil dalam melakukan penyusunan, sesuai dengan bisnis
yang mengikuti syariat islam dengan cara tidak memiliki ego yang akan
menguntungkan diri sendiri dan merugikan pihak lain. Ketua dan Wakil Ketua III
BAZNAS Kabupaten Bone memaknai maqashid syariah sebagai berikut:
“Iya saya pernah mendengar kata tersebut, Maqashid Syariah itu sendiri
adalah tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari suatu penetapan hukum,
pengertian yang bersifat umum seperti maksud ALLAH dalam menurunkan
ayat hukum, atau maksud RASULULLAH dalam mengeluarkan hadits
hukum…” (Ketua dan Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara,
09 November 2021).
Dalam implementasi nilai-nilai Islam pada kegiatan BAZNAS Kabupaten
Bone, bendahara BAZNAS Kabupaten Bone menyampaikan sebagai berikut:
“Setiap bulan kami melaksanakan evaluasi yang terdapat didalamnya
nasehat-nasehat Islami dalam melaksanakan kegiatan, baik pengumpulan,
pendistribusian, pelaporan maupun administrasi…” (Bendahara BAZNAS
Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).
Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten Bone menambahkan sebagai berikut:
“Iya alhamdulillah, makanya kita dikantor ini selalu kita tekankan pada
anak-anak, staff-staff bahwa sholat jamaah, dhuhah kemudian begitu juga
ketika membantu org-orang yg dilapangan kita selalu sampaikan bahwa rajin
menjalankan ibadah…” (Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten Bone,
Wawancara, 09 November 2021).
Lebih lanjut Ketua, Wakil Ketua III, dan Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone
menyampaikan bentuk implikasi maqashid syariah dalam penyusunan laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
“Dengan melaksanakan apa yang telah menjadi sebuah syariat Islam sesuai
dengan ketentuan ALLAH SWT yang dimana untuk mencapai suatu tujuan
yang tertentu yang didasari dengan sumber hukum Islam, begitu juga dengan
penyusunan laporan keuangan senantiasa menjalankan apa yang telah

ISAFIR - 111
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…

diamanahkan sesuai dengan ketentuan serta syariat negara…” (Ketua, Wakil


Ketua III, dan Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09
November 2021).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Seluruh karyawan BAZNAS Kabupaten Bone memahami makna dari Etika
Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan Maqashid Syariah sebagai tujuan yang
harus dicapai dengan menjalankan kegiatan operasional seperti pengumpulan zakat,
pendistribusian zakat, dan pelaporan keuangan berdasarkan syariat Islam dan
hukum Islam. Etika penyusunan laporan keuangan yang berlaku di BAZNAS
Kabupaten Bone sudah sesuai dengan maqashid syariah menurut Ketua dan Wakil
Ketua III, BAZNAS Kabupaten Bone sebagaimana penuturannya berikut:
“Sejauh ini pandangan saya terhadap kantor BAZNAS di Kabupaten Bone
telah melaksanakan Maqashid Syariah dalam penyusunan laporan
keuangan…” (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November
2021).
“Iya, harus beriringan semua etika itukan ada sistemnya kalau tidak
dibarengi dengan agama maka dia tidak akan tahu sistemnya. Apalagi
dikantor ini, baznaskan badan amil zakat mengelola tentang zakat berarti
agama yang ada didalamnya karena yg mau dijalankan disini adalah rukun
islam yang ke tiga…” (Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara,
09 November 2021).
Ketua, Wakil Ketua III, dan Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone menjelaskan
kelebihan menggunakan nilai-nilai keislaman maqashid syariah dalam etika
penyusunan laporan keuangan sebagai berikut:
“Menurut saya tidak hanya mengenai kegiatan kualitas peningkatan laporan
keuangan saja, akan tetapi semua kegiatan yang lakukan jika berjalan sesuai
dengan nilai-nilai keIslaman Insya Allah pasti akan terlaksana dengan baik
dan sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya bahkan seringkali
terjadi diluar ekspektasi manusia yang hanya memikirkan sekian persen
namun diberi lebih oleh ALLAH SWT. Saya berharap dengan adanya
Maqashid Syariah dapat meningkatkan kualitas BAZNAS di Kabupaten Bone
terlebih dalam proses penyusunan keuangan, serta memberikan manfaat
kepada orang-orang yang turut andil dalam kegiatan ini…”(Ketua BAZNAS
Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).
“Iye bah ketika kita membuat suatu laporan itu tentunya ada etika, agama
sebab jika kita tidak beretika dan beragama lari juga ke kuturunan, siapa
saja yang mengambil dan membiayai untuk keluarganya kemudian itu
menjadi darah tentunya api neraka membasminya. Etika bekaitan dengan
pendidikan atau ilmu tetapi jika tidak dibarengi dengan agama bisa rusak,
bisa dilihat dari tv banyak prof banyak dokter, etikanya mungkin yang
kurang. Agama dan etika itu yang paling utama yang menjadi motor
penggerak kita, jika ini tidak ada mungkin kita tidak terarah…” (Wakil Ketua
III BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).
“Dalam melaksanakan kegiatan apapun, jika dilandasi nilai-nilai keislaman
maka Insya Allah akan mampu meningkatkan kualitas. Semoga dengan
adanya maqashid syariah dapat memberi peningkatan kualitas BAZNAS
Kabupaten Bone, khususnya dalam penyusunan laporan…” (Bendahara
BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).
Berdasarkan hasil wawancara informan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
etika penyusunan laporan keuangan berdasarkan maqashid syariah dapat berdampak
baik terhadap kualitas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh BAZNAS Kabupaten
Bone. Implementasi etika penyusunan laporan keuangan berdasarkan maqashid syariah
yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Bone telah meliputi: pencapaian agama,
memelihara kualitas hidup, memelihara kualitas ilmu, memelihara keturunan,
memelihara kekayaan. Maqashid syariah dalam etika penyusunan laporan keuangan
yakni adanya keseimbangan dan sikap adil dalam melakukan penyusunan, sesuai
dengan bisnis yang mengikuti syariat islam dengan cara tidak memiliki ego yang akan
menguntungkan diri sendiri dan merugikan pihak lain. Didalam Islam kita mengakui
adanya sifat untuk mementingkan diri sendri atau self interest dan belajar banyak

ISAFIR - 112
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022

tentang amalan kebaikan, salah satunya yaitu nilai keadilan. Maka dari itu, sudah
fitrahnya kita sebagai manusia untuk berbuat adil. Adil juga termasuk perbuatan terpuji
atau kebaikan yang akan menghindarkan kita dari segala sesuatu yang akan
menimbulkan kerugian, seperti dalam melakukan aktivitas di perusahaan. Setiap
perusahaan dalam melakukan transaksi harus dengan penerapan dan etika penyusunan
laporan keuangan harus ditujukan untuk mencapai maslahah. Penyusunan laporan
keuangan yang baik dapat mengadopsi konsep maupun tujuan yang telah ditetapakn
pada maqashid syariah, agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan bisnis
yang berbasis syariat dapat memberikan dampak yang baik bagi perusahaan itu sendiri.
Tabel 3 Etika Penyusunan Laporan berbasis Maqasidu Syariah
No. Maqasidu Syariah Perwujudan Program Pelaksanaan
(Dharuriyat)
1 Agama • Penyaluran dan pengumpulan zakat
kepada masyarakat Kabupaten Bone.
2 Jiwa • Memelihara nama baik tempat bekerja
dengan menghindarkan diri dari
perbuatan yang merugikan diri sendiri
dan orang lain.
• Bekerja dengan sepenuh hati, tidak ada
keterpaksaan dalam menjalankan
tanggungjawab pekerjaan yang
diberikan.
• Jaminan kesehatan kepada para
karyawan dan karyawati
3 Akal • Pemberian beasiswa kepada siswa dan
mahasiswa
• Pemberian pelatihan kapada karyawan
dalam upaya meningkatkan skil
4 Harta • Memelihara harta dengan cara
melakukan audit internal dan
eksternal.
• Menjalankan program bone peduli
dengan memberikan bantuan modal.

KESIMPULAN

Etika penyusunan laporan keuangan BAZNAS Kabupaten Bone telah sesuai


dengan aturan yang adadalam implementasi pengungkapan laporan keuangan ketepatan
waktu pengungkapan laporan keuangan dilakukan setiap 6 bulan sekali sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 23 juga diatur dalam Standard Operating Procedure (SOP).
Melakukan pengauditan internal maupun eksternal setiap tahunnya untuk
mendapatkan opini dari akuntan publik bahwa laporan keuangan yang disusun telah
wajar Sesuai dengan tujuan dari positive accounting theory untuk mengungkap fenomena
praktik akuntansi yang terjadi dilapangan, dengan apa adanya, sesuai dengan aturan.
Karyawan juga menerapkan nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, etos
kerja, etika kerja dalam mencari rezeki yang halal dan baik, yang terkait dengan
pembangunan karakter manusia sebagai insan yang harus memberi manfaat bagi
sesama.
BAZNAS Kabupaten Bone juga telah melakukan tanggungjawabnya sesuai
dengan maqasidu Syariah dengan menjembatani antara kewajiban muzakki dan
kebutuhan mustahiq, dengan penuh rasa tanggung jawab moral kepada Allah SWT dan
sosial kepada umat secara transparan. Memelihara agama, hidup, ilmu, keturunan dan
kekayaan dengan mengamalkan sifat sepertih amanah, fathonah, shiddiq, dan tabliq
menjadi pondasi yang selalu menyertai setiap langkah dan tugas para pengurus dan
pengelola BAZNAS Bone. Dapat dikatakan bahwa pengungkapan laporan keuangan telah
meliputi aspek fisik, mental dan spiritual.

ISAFIR - 113
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahan.


Adhi, D. K., & Suhardjo, Y. (2013). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan
Keuangan (STUDI Kasus pada Pemerintah Kota Tual). Jurnal STIE Semarang, 5(3),
93–111.
Adinugraha, H. H., & Mashudi. (2018). Al-Maslahah Al-Mursalah dalam Penentuan
Hukum Islam. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 63–75.
Astuti, M. (2018). Peran PSAK 109 Dalam Peningkatan Akuntabilitas Dan Transparansi
Pelaporan Zakat Di Indonesia. Jurnal Akuntansi Bisnis, 10(1).
Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian
Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, 10(1), 46–62.
Gojali, D. (2019). Implementasi Hukum Ekonomi Syariah pada Lembaga Keuangan
Syariah. Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah, 1(02), 129–144.
Gumilar, A. I. (2020). Pengaruh Indikator Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba.
AKUNESA: Jurnal Akuntansi Unesa, 8(02), 1–8.
Hakim, I. (2021). Al-Baqarah. Tafsirweb.com. http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-
al-baqarah-ayat-277-282.html
Hardiati, N., & Rusyana, A. Y. (2021). Etika Bisnis Rasulullah SAW Sebagai Pelaku
Usaha Sukses dalam Perspektif Maqashid Syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,
7(01), 513–518.
Hisamuddin, N. (2017). Telaah Penerapan Sistem Informasi Manajemen pada Badan Amil
Zakat Infaq dan Shadaqoh. ZISWAF: Jurnal Zakat dan Wakaf, 3(1), 166-185.
Idrus, M., & Dunakhir, S. (2021). Era Covid-19, Bagaimana Penerapan Akuntansi Zakat
dan Infak/Sedekah BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan. In Seminar Nasional LP2M
UNM.
Jusvitasari, Y., Ruslan, M., & Mariantha, I. N. (2020). Persepsi Mahasiswa Program Studi
Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan (Studi Pada Mahasiswa
Universitas Bosowa dan Universitas Fajar). Economics Bosowa Journal, 6(002), 133–
146.
Katsir, I. (2021). Al-Anbiya. Quranhadits.com. https://quranhadits.com/quran/21-al-
anbiya/al-anbiya-ayat-107/
Kadir, A., Hakim, M. R., Syam, F., & Karim, M. S. (2020). Pengunaan Dana Zakat Pada
Korban Covid-19 Perspektif Maqashid Syariah. Al-Tafaqquh: Journal of Islamic
Law, 1(2), 107-116.
Kusumaningtyas, D., & Puspita, E. (2019). Sebuah pencarian, mahasiswa akuntansi
yang akuntansi. Jurnal Akuntansi & Ekonomi, 4(3), 42–53.
Mahmud, A. (2008). Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Etika Penyusunan
Laporan Keuangan. Lembaran Ilmu Pendidikan, 37(2), 100–106.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Murni, S. A., & Lestari. (2011). Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus
Kas Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Equilibrium, 9(1), 67–81.
Oktaviyanti, P. M., Herawati, N. T., & Atmadja, A. W. T. (2017). Pengaruh Pengendalian
Internal, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Dan Budaya Etis Organisasi Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus Koperasi Simpan Pinjam Di Kecamatan
Buleleng). e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 8(2), 1–10.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
Primastiwi, A., Wardani, D. K., & Agustin, E. A. (2021). Corporate Social Responsibility
sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Aggressiveness
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2019) Corporate. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial
Indonesia, 4(2), 15–24.
Rahimaji, A. (2019). Etika Bisnis pada Perusahaan PT XYZ. Jurnal Ilmu Manajemen
Terapan, 1(2), 146–152.
Ramadhan, M. I. B., Abdurahim, A., & Sofyani, H. (2018). Modal Intelektual Dan Kinerja
Maqashid Syariah Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan

ISAFIR - 114
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022

Islam, 6(1), 5–18.


Ratnawati, T., Salean, D., & Maqsudi, A. (2016). Mendeteksi Kecurangan Laporan
Keuangan Perusahaan. JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, 1(1), 121–132.
Shantanu, M. P. S., Sinarwati, N. K., & Atmaja, A. T. (2014). Persepsi Mahasiswa
Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1 dan Program Diploma 3 Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha,
2(1), 1–10.
Shihab, Q. (2021a). Al-Baqarah. Tafsirq.com. https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-188
Shihab, Q. (2021b). An-Nahl. Tafsirq.com. https://tafsirq.com/16-an-nahl/ayat-90
Subrata, I. W., Yasa, G. W., & Astika, I. B. P. (2018). Pengaruh Sistem Pengendalian
Intern, Kemampuan Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pada Kualitas Laporan Barang Milik Daerah. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, 7(2), 477–508.
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif (Alfabeta (ed.)).
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta.
Sulistyawati, A. I., Ati, H., & Santoso, A. (2020). Telisik Faktor Pengaruh Kinerja
Maqashid Syariah Bank Syariah Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02),
142–150.
Syahputra, A. (2019). Etika Berbisnis Dalam Pandangan Islam. At-Tijarah: Jurnal
Penelitian Keuangan dan Perbankan Syariah, 1(1), 21–34.
Wiadnyana, I. P. O., Herawati, N. T., & Sulindawati, N. luh G. E. (2017). Penyusunan
Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi Kasus
UD Adhikari Mandiri). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 8(2), 1–11.
Widaryanti. (2007). Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan. Fokus Ekonomi, 2(1), 1–10.
Yafiz, M. (2015). Internalisasi Maqâshid al-Syarî’ah dalam Ekonomi Menurut M. Umer
Chapra. Ahkam, XV(1), 103–110.

ISAFIR - 115

Anda mungkin juga menyukai