28888-Article Text-87193-1-10-20220630
28888-Article Text-87193-1-10-20220630
28888-Article Text-87193-1-10-20220630
[email protected], [email protected],
[email protected]
Abstract, This study aims to understand ethics in the preparation of financial statements
and interpret the ethics of preparing financial statements based on maqashid sharia at the
National Amil Zakat Agency (BAZNAS) Bone Regency. This research is a type of descriptive
qualitative research using a phenomenological approach. Sources of data used in this
study are primary data and secondary data. Primary data in the form of information and
data obtained during observations and interviews in the research process. While secondary
data is in the form of additional information or data obtained from trusted institutions or
sources which have then been published to the general public for reprocessing in
research. The results of this study indicate that with regard to the ethics of preparing
financial statements carried out by BAZNAS, Bone Regency, it is in accordance with the
existing rules in the implementation of financial statement disclosures which are also
carried out every 6 months in accordance with Government Regulation of the Republic of
Indonesia Number 14 of 2014 concerning the Implementation of Law No. Law Number 23
which regulates the Standard Operating Procedure (SOP). Then BAZNAS Bone Regency has
also carried out its responsibilities in accordance with maqasidu sharia, namely by
bridging the obligations of muzakki and mustahiq needs with a full sense of moral
responsibility to Allah Subhanahu Wata'ala. Disclosure of financial reports carried out by
BAZNAS Bone Regency has also covered several aspects such as physical, mental and
spiritual aspects.
Abstrak, Penelitian ini bertujuan untuk memahami etika dalam penyusunan laporan
keuangan serta memaknai etika penyusunan laporan keuangan tersebut berdasarkan
maqashid syariah pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Bone.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan
pendekatan fenomenologi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi maupun data yang diperoleh
pada saat melakukan pengamatan dan wawancara dalam proses penelitian. Sedangkan
data sekunder berupa informasi maupun data tambahan yang diperoleh dari lembaga
atau sumber terpercaya yang kemudian telah dipublikasikan kepada khalayak umum
untuk diolah kembali dalam penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
berkenaan dengan etika penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh BAZNAS
Kabupaten Bone telah sesuai dengan aturan yang ada dalam pengimplementasian
pengungkapan laporan keuangan yang juga dilakukan oleh setiap 6 bulan sekali sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 yang mengatur tentang Standard Operating
Procedure (SOP). Kemudian BAZNAS Kabupaten Bone juga telah melakukan
tanggungjawabnya sesuai dengan maqasidu syariah, yakni dengan menjembatani
kewajiban muzakki dan kebutuhan mustahiq dengan penuh rasa tanggungjawab moral
kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Pengungkapan laporan keuangan yang dilakukan
oleh BAZNAS Kabupaten Bone juga telah mencakup beberapa aspek seperti aspek fisik,
mental maupun spiritual.
*Koresponden
ISAFIR - 102
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022
PENDAHULUAN
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang memiliki arti karakter,
kepribadian, watak, kebiasaan dan adat sehingga seseorang melakukan sesuatu sesuai
dengan hati dan perasaannya. Nilai dan norma mengenai sikap individu ke individu
lainnya yang terdapat pada diri seseorang dikenal dengan sebutan etika. Kelakuan
manusia dan cara manusia melakukan sebuah tindakan sangat berkaitan dengan etika
yang memiliki dua hal yang berbeda yaitu positif dan negatif (Syahputra, 2019). Perilaku
pribadi dilingkungan kerja dapat dipengaruhi oleh etika. Sebuah bisnis akan berjalan
dengan baik apabila entitas tersebut mematuhi etika maupun moral bisnis dan dapat
bersaing dengan entitas lain tanpa menyakiti berbagai pihak (Rahimaji, 2019). Perilaku
etis atau tidak etis dapat ditentukan dari suatu tindakan maupun perilaku seseorang
dengan memerhatikan moral dan nilai sosial yang dimilikinya.
Perbuatan yang baik dan benar merupakan perilaku etis yang dapat menunjukkan
bahwa kegiatan sosial tersebut diterima oleh keyakinan seseorang. Begitupun sebaliknya
perbuatan yang buruk dan salah merupakan perilaku tidak etis yang menunjukkan
bahwa kegiatan sosial tersebut tidak dapat diterima oleh keyakinan seseorang (Rahimaji,
2019). Perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh seseorang disuatu entitas
berkaitan dengan istilah etika bisnis. Pada saat sekarang ini setiap pekerjaan
mensyaratkan untuk memiliki etika dalam segala sesuatu yang dikerjakan. Individu
yang memiliki etika yang baik dalam profesinya dapat memberikan dampak yang baik
disekitar dan lingkungan ia berkerja (Shantanu dkk., 2014).
Etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik dibicarakan untuk saat ini. Tanpa
etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia
informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis
(Widaryanti, 2007). Perilaku tidak etis seharusnya tidak bisa diterima secara moral
karena mengakibatkan bahaya bagi orang lain dan lingkungan. Profesi akuntansi
menjadi perbincangan saat ini karena banyaknya kasus pelanggaran etika yang
dilakukan oleh akuntan dan menjadi sorotan tajam dikalangan masyarakat (Ratnawati
dkk., 2016). Pemahaman yang kurang mengenai standar akuntansi keuangan tentang
etika penyusunan laporan keuangan akan menimbulkan kesalahan maupun
penyimpangan dalam pencatatan. Sikap yang lemah pada konsumen tidak dapat
menghindari peran akuntansi dalam melakukan manipulasi. Salah satu yang dapat
menimbulkan manipulasi ialah karena adanya sifat serakah yang dimiliki instansi
maupun individu itu sendiri (Ratnawati dkk., 2016). Penghargaan pada profesi akuntan
dan penghargaan atas dilema etika merupakan pengetahuan pendidikan akuntansi dan
hal kecil yang dapat dilakukan untuk menghindari keserakahan dalam profesi.
Laporankeuangan memiliki peran yang sangat penting bagi pengguna internal dan
eksternal. Pentingnya laporan keuangan menuntut penyajian laporan keuangan yang
baik dan benar (Murni & Lestari, 2011). Namun yang sebaliknya terjadi adalah tidak
semua entitas bisnis menyajiakan laporan keuangan secara benar dan sesuai dengan
kondisi keuangan yang sebenarnya. Pemilihan kebijakan akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan tidak terlepas dari perilaku seorang manajer dari sebuah perusahaan
(Mahmud, 2008). Proses penyajian laporan keuangan entitas syariah harus sesuai
standar akuntansi syariah yang dijadikan solusi dalam menjaga akuntabilitas laporan
keuangan. Cara untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan memperbaiki
sistem pelaporan keuangan di Indonesia yaitu dengan memahami sikap positif dan etika
yang berlandaskan pada integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian,
kerahasiaan, dan perilaku professional. Pihak manajemen diberi kesempatan dalam
penyusunan laporan keuangan yang berlandaskan pada Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) (Wiadnyana dkk., 2017).
Kebahagian di dunia dan akhirat dapat dicapai dengan berpedoman terhadap
hukum-hukum Allah yang telah ditetapkan. Secara bahasa kata maqashid berasal dari
maqashad yang artinya sebuah target atau tujuan. Asy-Syatibi mengemukakan konsep
yaitu sesungguhnya syariah bertujuan untuk mewujudkan kemashlahatan dunia dan
akhirat. Pemahaman tentang maqashid syariah menjadi penting agar kiranya bisa
memberikan penilaian dan mengambil sikap dalam setiap transaksi, kejadian, hal, dan
keadaan yang terus berkembang dalam konteks ekonomi, keuangan, dan bisnis (Hardiati
& Rusyana, 2021). Dengan hadirnya maqashid syariah dalam penyusunan laporan
ISAFIR - 103
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…
TINJAUAN LITERATUR
Maqasid Syariah
Maqashid syariah secara bahasa terdiri dari dua kata yaitu Maqashid artinya sebuah
tujuan dan al-syariah artinya sebuah jalan menuju sumber air. Jadi maqashid syariah
diartikan sebagai tujuan untuk mewujudkan kemudaratan seluruh umat yang ada di
dunia maupun diakhirat (Ramadhan dkk., 2018). Segala sesuatu yang telah digariskan
oleh Allah kemudian dibebankan kepada ummat muslimin agar dipatuhi juga sebagai
penghubung antara Allah dengan mahkluk yang diciptakan (Sulistyawati dkk., 2020).
Dharuriyat (kebutuhan primer), hajiyat (kebutuhan sekunder), dan tahsiniyah
(kebutuhan tersier) merupakan tiga tingkatan yang terdapat dalam maqashid syariah.
Maqashid syariah dalam etika penyusunan laporan keuangan yakni adanya
keseimbangan dan sikap adil dalam melakukan penyusunan, sesuai dengan bisnis yang
mengikuti syariat islam dengan cara tidak memiliki ego yang akan menguntungkan diri
sendiri dan merugikan pihak lain. Didalam islam kita mengakui adanya sifat untuk
mementingkan diri sendri atau self interest dan belajar banyak tentang amalan
kebaikan, salah satunya yaitu nilai keadilan. Maka dari itu, sudah fitrahnya kita sebagai
manusia untuk berbuat adil. Adil juga termasuk perbuatan terpuji atau kebaikan yang
akan menghindarkan kita dari segala sesuatu yang akan menimbulkan kerugian, seperti
dalam melakukan aktivitas di perusahaan (Sulistyawati dkk., 2020). Penyusunan
laporan keuangan yang baik dapat mengadopsi konsep maupun tujuan yang telah
ditetapakn pada maqashid syariah, agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan bisnis yang berbasis syariat dapat memberikan dampak yang baik bagi
perusahaan itu sendiri (Yafiz, 2015).
ISAFIR - 104
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022
Laporan Keuangan
Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dan hasil
dari akhir segala proses pencatatan yang dikumpulkan dari beberapa ringkasan
transaksi yang terjadi dalam satu tahun buku atau dalam periode tertentu biasa dikenal
dengan istilah laporan keuangan. Semakin baik menangani aspek keuangan dari sebuah
entitas, maka semakin baik pula bahasa bisnis yang mereka gunakan (Subrata dkk.,
2018). Menyediakan laporan penting periodik bagi penerima informasi seperti
manajemen, investor, kreditur, dan pihak lainnya merupakan fungsi utama dari
akuntansi. Laporan keuangan yang lengkap yaitu neraca, laporan rugi laba, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Kemunduran
dan kemajuan usaha pada suatu perusahaan dapat diketahui dengan melihat laporan
keuangan.
METODE PENELITIAN
ISAFIR - 105
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…
dilakukan dengan mengumpulkan data-data pada Kantor Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yang beralamatkan Jl. Ahmadyani Kelurahan Macanang Kecamatan Tanete
Riattang Barat Kabupaten Bone. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi
yang mempelajari makna, dimana makna itu lebih luas dari hanya sekedar bahasa yang
mewakilinya. Pemilihan pendekatan fenomenologi karena peneliti mengharapkan
penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam
kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural, kompleks dan rinci. Peneliti
akan mengkaji secara mendalam etika penyusunan laporan keuangan pada Kantor
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sesuai dengan ketentuan, agar dapat menciptakan
laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa
informasi maupun data yang diperoleh pada saat melakukan pengamatan dan
wawancara dalam proses penelitian. Sedangkan data sekunder berupa informasi
maupun data tambahan yang diperoleh dari lembaga atau sumber terpercaya yang
kemudian telah dipublikasikan kepada khalayak umum untuk diolah kembali dalam
penelitian.
Etika Penyusunan Laporan Keuangan pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kabupaten Bone
Pada dasarnya etika penyusunan laporan keuangan terdiri 4 item penting yaitu
pengungkapan laporan keuangan, keseimbangan antara beban dan manfaat, tanggung
jawab dalam penyajian laporan keuangan, dan kecenderungan salah saji. Berdasarkan
hasil wawancara terhadap Ketua, Wakil Ketua III, dan Bendahara BAZNAS Kabupaten
Bone diketahui etika penyusuan laporan keuangan yang berlaku adalah sebagai berikut:
a. Pengungkapan laporan keuangan
Agar dapat mendalami makna etika penyusunan laporan keuangan untuk
mewujudkan laporan keuangan yang layak, maka peneliti melakukan wawancara
dengan narasumber kemudian mengajukan wawancara mengenai pemahaman
pentingnya etika penyusunan laporan keuangan. Pada pernyataan awal (noema) yang
dilontarkan ketiga narasumber dan mulai mendapatkan bayangan tentang etika
penyusunan laporan, tetapi peneliti ingin mengetahui maksud dari pernyataan yang
diberikan. Menurut narasumber pertama yaitu Bapak H. Zainal etika penyusunan
laporan keuanganmenegaskan bahwa etika penyusunan laporan keuangan (sangat
dibutuhkan) dalam kantor ini. Serangkaian prinsip yang mengatur untuk menyusun
laporan keuangan merupakan dasar etika penyusunan laporan keuangan. Selanjutnya
peneliti mengajukan pertanyaan kepada narasumber mengapa etika penyusunan
laporan keuangan dianggap (sangat dibutuhkan) pada kantor BAZNAS, kemudian
narasumber memberikan jawaban sebagai berikut:
“Karena eee paling diperhatikan itu nak dalam penyusunan laporan keuanganta
apakah sudah sesuai atau tidak seperti kalau ada orang berzakat kita wajib tuliski
atau catatki kemudian kita salurkan kepada orang yang membutuhkan bisa ki tau
sudah betulmi kah penyusunan laporan keuanganta dengan cara diaudit, jadi
tidak bisa kita seenaknya” (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09
November 2021).
ISAFIR - 106
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022
artinya apa yang kita tanam itulah yang tumbuh” (Wakil Ketua III BAZNAS
Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).
Dasar yang dijadikan acuan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Standar
Akuntansi Keuangan yang memiliki tujuan agar pengguna maupun pembaca informasi
dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang laporan keuangan yang telah disusun.
Peneliti mengajukan pertanyaan mengenai pengungkapan pada kantor BAZNAS:
“Karena pelaporan itu selain kerjaan kita, itu juga kayak gambaran awal untuk
dapatki data yang tepat supaya terhindarki dari kasus kecurangan. Asalkan
dilaporkan sesuai dengan apa adanya nak” (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone,
Wawancara, 09 November 2021).
“yaaaa kita menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan pedoman” (Wakil Ketua
III BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).
“Sesuai sama ketetapan saja ndi’ tidak belok belok, jalankan kewajiban sesuai
yang diaturkan” (Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November
2021).
“karena banyak orang yang punya pendidikan yang tinggi tetapi etikanya tidak ada
berarti itu tidak seimbang dan semaumaunya saja membuat laporan, jika ada
etika, mereka akan takut sama Allah, dan tanggung jawab yang diberikan dan
akan melaporkan dengan sebenar-benarnya” Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten
Bone, Wawancara, 09 November 2021).
“Dapatki Award dari pusat karena laporan yang kita kirim terus meningkat,
memang dilihat masih ada diatasnya kita, tapi kita ini dari yang rendah perlahan
naik terus dan tidak pernah turun alhamdulillah. Etika pengetahuan yang baik
untuk membukukan laporan keuangan dan setiap tahun dilakukan audit oleh
akuntan publik.”(Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November
2021).
ISAFIR - 107
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…
juga menambahkan bahwa dibutuhkan kesadaran diri bagi tiap individu pegawai
BAZNAS Kabupaten Bone. Berikut penuturannya:
“selain dari kesadaran diri sendiri tentu poin penting lainnya adalah perlunya
sebuah etikapengetahuan dalam diri agar pengimplementasiannya juga dapat
berjalan dengan sebagaimana mestinya…” (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone,
Wawancara, 09 November 2021).
Dalam implementasi pengungkapan laporan keuangan, Ketua BAZNAS Kabupaten
Bone memberikan keterangan sebagai berikut:
“Dengan cara pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang
berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat di interprestasikan dengan
benar, serta penyajian informasi yang dilakukan secara relevan…” (Ketua BAZNAS
Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa etika
pengungkapan laporan keuangan yang berlaku di BAZNAS Kabupaten Bone tidak hanya
tentang ketepatan waktu dan transparansi saja namun, juga diperlukan etika kesadaran
diri dan pengetahuan dari pelaku pengungkapan laporan keuangan. Dalam
implementasi pengungkapan laporan keuangan tetap mengikuti peraturan yang berlaku
dan diperiksa oleh audit eksternal setiap tahunnya. Pengungkapan laporan keuangan
BAZNAS Kabupaten Bonetelah meliputi aspek fisik, mental dan spiritual.
ISAFIR - 108
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022
memiliki strategi yang dapat mengurangi beban seperti melakukan sosialisasi dan
pemberdayaan masyarakat agar dapat meningkatkan manfaat yang didapatkan oleh
BAZNAS Kabupaten Bone berupa zakat, infaq / sedekah. Etika kepercayaan dapat
berpotensi zakat yang dikumpulkan jauh lebih besar karena kepercayaan masyarakat
terhadap BAZNAS. Untuk itu, BAZNAS harus memiliki Laporan keuangan yang
merupakan cerminan dari pengelolaan keuangan yang sesuai dengan realita.
c. Tanggung jawab dalam penyajian laporan keuangan
Tanggungjawab dalam penyajian laporan keuangan yang informatif bagi
penggunanya, artinya pihak manajemen harus membuat laporan sesuai dengan
kenyataan sebenarnya sehingga dapat memberikan informasi bagi penggunanya. Bentuk
tanggungjawab dalam penyajian laporan keuangan disampaikan oleh Ketua, Wakil Ketua
III, dan Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone sebagai berikut:
“Semua pekerjaan itu punya tanggung jawab. Bukan cuman pekerjaan tapi kita
juga nak di kehidupan sehari-hari punya tanggung jawab masing-masing.” (Ketua)
“Kita semua punya tanggung jawab. Untuk keluarga, diri sendiri, dan Allah.
Semuanya yang kita kerjakan akan berdampak ke tanggung jawab yang saya
sebutkan tadi nak” (Wakil Ketua III)
“Waktu mencari kerja dulu kita selalu janji sama dirita untuk menekuni pekerjaan
mana yang nanti menjadi rezeki ta jadi sudah sepantasnyami juga bertanggung
jawabki dipekerjaanta” (Bendahara)
Proses penyajian laporan keuangan entitas syariah harus sesuai standar
akuntansi syariah yang dijadikan solusi dalam menjaga akuntabilitas laporan keuangan.
Penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh entitas syariah dapat
memaksimalkan fungsi dan perannya dengan cara islami yang berujung pada kebaikan.
Peneliti tertarik untuk mengetahui motivasi apa yang mendorong untuk melakukan
tanggung jawab, begini tanggapan narasumber:
“Yaaah karena saya fikir kembali saya diberi tanggung jawab berarti saya di
percaya dikantor ini nak saya juga menjadikan Bone lebih baik, bukan cuman dari
lingkup sosialnya tetapi untuk keagamaannya dengan memiliki perilaku yang
sopan dan santun.Otomatis jika dari dalam baik maka akan berpengaruh diluar
juga seperti memberikan pelayan terbaik, menyajikan informasi yang baik juga toh
nakTanggung jawab sebagai ketua itu tidak mudah, nanti saya perlihatkanki nak
tugas dari ketua itu bagaimana berkerja dengan sepenuh hati, mengikuti
“Standard Operating Procedure” SOP atau dalam bahasa indonesia Prosedur
Operasional Standar sesuai dengan yang telah di tentukan kantor(Ketua BAZNAS
Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November 2021).
“Yah tanggung jawab itu saya rasa itu harus dilakukankarena kita bisa menjadi
manusia kalua kita memanusiakan orang lain. Kalau orang berzakat berarti kita
sebagai lembaga punya tanggung jawab untuk memberikan kepada orang yang
membutuhkan. misalnya dikantor ini ada dibagian pengumpul, jadi tanggung
jawabnya mengumpulkan, dibagian pelaporan juga memiliki tanggung jawab
untuk melaporkan, sebab jika tidak melalukan itu sama saja kita lari dari
tanggung jawab” (Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09
November 2021).
“Rekan kerja sering memberikan edukasi bagaimana itu zakat dan pentingnya
zakat. Banyak yang berzakat banyak juga saudara/i kita bantu. Bekerja sesuai
dengan SOP kantor BAZNAS Kab. Bone” (Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone,
Wawancara, 09 November 2021).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggungjawab
dalam penyajian laporan keuangan di BAZNAS Kabupaten Bone telah diatur dalam
Standard Operating Procedure (SOP) BAZNAS Kabupaten Bone. SOP tersebut menjadi
pedoman bagi seluruh pegawai yang berhubungan dengan etika penyajian laporan
keuangan. Pada dasarnya ada empat bidang kerja dalam lembaga pengelola zakat yang
seharusnya memiliki standard operating procedure, yaitu manajemen penghimpunan
dana, manajemen keuangan dan back office, manajemen sumberdaya manusia, serta
manajemen pendayagunaan atau pendistribusian dana zakat.
ISAFIR - 109
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…
“Jawaban saya hampir sama dengan sebelumnya nak. Apa yang kita kerjakan
akan berdampak kembali kepada kita” (Wakil Ketua III)
“Karena memang tidak mau ambil resiko, untuk apa juga ndi harusnya bersyukur
sama apa yang kita punya sekarang” (Bendahara)
Berdasarkan pendapat informan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pandangan terhadap tindak kecurangan laporan keuangan merupakan perilaku yang
merugikan banyak pihak. Hasil ini mengindikasikan bahwa pengelola BAZNAS
Kabupaten Bone telah bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab moral kepada Allah
SWT dan sosial kepada umat secara transparan. Ketika manajemen qolbu yang di
dalamnya ada sifat amanah, fathonah, shiddiq, dan tabliq menjadi pondasi yang selalu
menyertai setiap langkah dan tugas para pengurus dan pengelola BAZNAS, maka
seluruh regulasi dan standar yang ada menjadi sangat mudah dan lancar untuk
dilaksanakan. Kemudian dapat pula disepakati bahwa faktor penyebab terjadinya kasus
kecurangan laporan keuangan meliputi, kurangnya kesadaran, etika, pengetahuan, dan
ketaatan agama yang dimiliki oleh pelaku tindak kecurangan. Kecenderungan salah saji
pada BAZNAS hampir tidak berakibat fatal dan masih dalam batasan wajar.
sebagaimana penuturan Ketua, Wakil Ketua III, dan Bendahara BAZNAS Kabupaten
Bone berikut:
“Menurut informasi yang telah saya ekstraksi sejauh ini tidak pernah ada
kesalahan, karena setiap bulannya selalu melakukan evaluasi pelaporan bersama
staf dan pimpinan…” (Ketua BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09 November
2021).
“Alhamdulillah, barangkali kalau kesalahan itu kecil karena kami juga diaudit
hairunnissa makassar, kami punya audit eksternal tetapi juga diaudit internal
setiap satu tahun saldo dilihat cocok uang yang ada kemudian pelaporannya
sudah cocokkah, pengeluaran cocokkah...” (Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten
Bone, Wawancara, 09 November 2021).
“Tidak pernah. Karena setiap bulan kami melakukan evalusi pelaporan bersama
staf dan pimpinan…” (Bendahara BAZNAS Kabupaten Bone, Wawancara, 09
November 2021).
Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa BAZNAS
Kabupaten Bone tidak memiliki kecenderungan salah saji saat pelaporan keuangan. Hal
ini dikarenakan sistem integrasi yang baik antara staff, pimpinan, dan auditor eksternal.
Selain itu, etika karyawan BAZNAS Kabupaten Bone sesuai dengan nilai-nilai keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT, etos kerja, etika kerja dalam mencari rezeki yang
halal dan baik, serta nilai-nilai zakat yang terkait dengan pembangunan karakter
manusia (character building) sebagai insan yang harus memberi manfaat bagi sesama.
Tabel 2. Penerapan Etika Penyusunan Laporan Keuangan
No. Etika Penyusunan Laporan Penerapan Etika Penyusunan Laporan
Keuangan Keuangan
1. Pengungkapan Pada Kantor Baznas Kabupaten Bone
pengungkapan laporan keuangan dilakukan
dengan tepat waktu dan transparan yaitu
setiap semester (6bulan) dari bulan Januari-
Juni kemudian dilanjutkan pada bulan Juni-
Desember. Untuk rencana dana yang masuk
maupun keluar misalnya biaya operasional
pelaporannya menggunakan SIMBA.
ISAFIR - 110
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022
ISAFIR - 111
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…
ISAFIR - 112
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022
tentang amalan kebaikan, salah satunya yaitu nilai keadilan. Maka dari itu, sudah
fitrahnya kita sebagai manusia untuk berbuat adil. Adil juga termasuk perbuatan terpuji
atau kebaikan yang akan menghindarkan kita dari segala sesuatu yang akan
menimbulkan kerugian, seperti dalam melakukan aktivitas di perusahaan. Setiap
perusahaan dalam melakukan transaksi harus dengan penerapan dan etika penyusunan
laporan keuangan harus ditujukan untuk mencapai maslahah. Penyusunan laporan
keuangan yang baik dapat mengadopsi konsep maupun tujuan yang telah ditetapakn
pada maqashid syariah, agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan bisnis
yang berbasis syariat dapat memberikan dampak yang baik bagi perusahaan itu sendiri.
Tabel 3 Etika Penyusunan Laporan berbasis Maqasidu Syariah
No. Maqasidu Syariah Perwujudan Program Pelaksanaan
(Dharuriyat)
1 Agama • Penyaluran dan pengumpulan zakat
kepada masyarakat Kabupaten Bone.
2 Jiwa • Memelihara nama baik tempat bekerja
dengan menghindarkan diri dari
perbuatan yang merugikan diri sendiri
dan orang lain.
• Bekerja dengan sepenuh hati, tidak ada
keterpaksaan dalam menjalankan
tanggungjawab pekerjaan yang
diberikan.
• Jaminan kesehatan kepada para
karyawan dan karyawati
3 Akal • Pemberian beasiswa kepada siswa dan
mahasiswa
• Pemberian pelatihan kapada karyawan
dalam upaya meningkatkan skil
4 Harta • Memelihara harta dengan cara
melakukan audit internal dan
eksternal.
• Menjalankan program bone peduli
dengan memberikan bantuan modal.
KESIMPULAN
ISAFIR - 113
Alfiyyah, Bulutoding, Kara. Kajian Etika Penyusunan Laporan Keuangan…
DAFTAR PUSTAKA
ISAFIR - 114
ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review
Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2022
ISAFIR - 115