Sawi Caisim
Sawi Caisim
Sawi Caisim
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sayuran adalah salah satu komponen dari menu makanan yang sehat,
maka tidak heran jika kebutuhan sayuran dewasa ini semakin meningkat sejalan
jenis sayuran yang dapat dibudidayakan, tanaman sawi (Brassica juncea L.)
tinggi. Budidaya tanaman sawi relatif mudah untuk dilaksanakan, sehingga dapat
dilakukan oleh petani ataupun pemula yang ingin menekuni agrobisnis budidaya
tanaman ini. Budidaya tanaman sawi juga sangat cepat menghasilkan karena
tanaman ini memiliki umur relatif pendek (genjah), mulai dari awal pertanaman
hingga siap panen. Tanaman sawi hijau dapat dipanen setelah berumur 30 hari
setelah tanam sedangkan Masa panen pada tanaman pakcoy termasuk singkat.
Rata-rata, sawi sendok ini bisa dipetik hasilnya setelah berumur 45-60 hari sejak
tinggi karena kaya akan serat, kandungan gizinya tinggi, dan juga tanaman ini
dipercaya mempunyai khasiat obat. Bagian tanaman dari sawi yang dikonsumsi
adalah daun-daunnya yang masih muda. Mengingat manfaat dan kegunaan dari
tanaman sawi yang begitu besar, sebaiknya mulai saat ini budidaya tanaman sawi
perlu untuk dikembangkan dalam upaya ikut serta menjaga kesehatan masyarakat
g berat basah tanaman sawi berupa protein (2,3 g), lemak (0,3 g),
karbohidrat (4,0 g), Ca (220,0 g), P (38,0 g), Fe (2,9 g), vitamin A (1.940
mg), vitamin B (0,09 mg), dan vitamin C (102 mg). Tanaman sawi kaya
balita. Kandungan nutrisi lain pada tanaman ini berguna juga dalam
ton dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 565,636 ton (BPS, 2009)
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2010, Provinsi Riau merupakan salah
satu daerah di Indonesia yang mengembangkan tanaman sawi ini. Produksi sawi
di daerah Riau mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan disertai luas
penanaman yang juga meningkat pada tahun 2007 yaitu 454 ha dan
produktivitasnya 4,03 ton/ha, sedangkan pada tahun 2008 luas tanamnya 403 ha
dengan produktivitasnya 4,05 ton/ha. Daerah penghasil sawi di Provinsi Riau
yaitu Indragiri Hilir, Bengkalis, Rokan Hilir, Kepulauan Riau dan Pekanbaru
(BPS, 2010).
tersebut baik secara kuantitas maupun kualitas, oleh karena itu usaha ke arah
tersebut perlu dilakukan, misalnya pemilihan pupuk untuk tanaman. Pupuk yang
digunakan sebaiknya pupuk organik, karena di era serba organik seperti sekarang
digunakan tidak tercemar oleh bahan kimia serta mempunyai aksesibilitas yang
B. Tujuan Pratikum
C. Manfaat Pratikum
2. TINJAUAN PUSTAKA
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kandungan gizi yang terdapat dalam 100 g
berat basah caisim yaitu protein 2,3 g; lemak 0,3 g; karbohidrat 4,0 g; Ca 220,0
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Klasis : Dicotyledoneae
Genus : Brassica
daun panjang, berwarna putih kehijauan, daun lebar memanjang tipis dan
berwarna hijau, rasanya renyah segar dengan sedikit sekali rasa pahit, mempunyai
cm (Zulkarnain, 2013) . Akar menghisap air dan zat makanan serta menguatkan
berdirinya batang tanaman (Rukmana, 1994). Akar serabut yang tumbuh dan
berkembang secara menyebar ke semua arah di sekitar permukaan tanah,
Batang caisim lunak dan berair (Herbaceus), pendek sekali dan beruas-ruas
hingga tidak kelihatan yang berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun
(Rukmana, 1994). Sawi memiliki batang sejati pendek dan tegap yang terletak di
bagian dasar yang berada dalam tanah. Batang sejati bersifat tidak keras dan
Daun caisim merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah
daun. Menurut Rosanti (2013), daun sawi termasuk daun tunggal karena hanya
terdapat satu helaian. Bentuk daun bulat atau bulat panjang (lonjong) ada yang
berdaun lebar dan sempit, ada yang berkerut (keriting), tidak berbulu, berwarna
hijau muda, hijau keputih-putihan sampai hijau tua (Cahyono, 2003). Selain itu
Bunga caisim merupakan bunga banci atau bunga berkelamin dua, dalam satu
bunga terdapat alat kelamin jantan (benangsari) dan alat kelamin betina (putik).
Menurut Rukmana (1994), Struktur bunga caisim tersusun dalam tangkai bunga
yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga
terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota, daun berwarna
kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua.
memanjang dan berongga. Tiap polong berisi dua hingga delapan butir biji. Biji
kecil, permukaan licin mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat kehitaman.
Tanaman caisim dapat tumbuh baik di daerah dataran tinggi maupun dataran
rendah. Meskipun begitu, tanaman caisim lebih baik jika ditanam di dataran
tinggi. Daerah penanaman yang cocok mulai dari ketinggian 5 m sampai dengan
1.200 m dpl (di atas permukaan laut) dengan curah hujan 200 – 300 mm per bulan
Waktu tanam yang tepat yaitu pada musim hujan atau awal musim kemarau.
Selama pertumbuhannya tanaman ini harus cukup air (Sutarya, dkk., 1995).
Tanah yang cocok untuk ditanami caisim adalah jenis lempung berpasir
seperti tanah andosol, banyak mengandung humus, subur, serta drainase yang
Haryanto, E., S. Tina., dan R. Estu. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya.
Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Hal 12-
Lembang