Kunci Soal Latihan PG Bastraind Xi - Genap - Novel

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

SOAL LATIHAN PG – BASTRAIND XI – GENAP – NOVEL - 2023

Bacalah penggalan novel berikut dengan cermat!


Di kelas, sebelum pelajaran dimulai, aku ngobrol sebentar dengan Rani dan Wati, soal kejadian Dilan berantem
dengan Anhar dan resiko yang akan didapat oleh Dilan berupa pemecatan. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan.
Aku cuma bisa bingung!
(Dilan 2, Pidi Baiq)
1. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam penggalan novel tersebut adalah ....
a. orang pertama pelaku utama (akuan sertaan)
b. orang pertama pelaku sampingan (akuan tak sertaan)
c. orang ketiga serbatahu (diaan serbatahu)
d. orang ketiga sebagai pengamat (diaan terbatas)
e. scenic, cerita disampaikan dalam bentuk dialog antartokoh

Bacalah penggalan novel berikut dengan cermat!


Dulu, anak-anak geng motor, hampir pasti adalah anak dari keluarga ekonomi menengah ke atas karena faktanya
hanya kalangan merekalah yang mampu beli motor. Berbeda dengan sekarang, rasanya hampir semua orang sudah bisa
beli motor. Udah pada kaya atau karena jaman sekarang sudah ada kemudahan kredit.
Berarti, dengan begitu, pada zaman dulu, syarat untuk bisa menjadi anggota geng motor adalah, selain mau, harus
punya orangtua dengan ekonomi berkecukupan.
(Dilan 2, Pidi Baiq)
2. Penggalan novel tersebut secara dominan menggambarkan nilai kehidupan ....
a. sosial-budaya
b. religi (keagamaan)
c. psikologis (kejiwaan) novel
d. akidah (moral)
e. didaktis (pendidikan)

Bacalah penggalan novel berikut dengan cermat!


Teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 3 dan 4.
Idrus duduk di atas kursi rotan, menatap jalan raya. Punggungnya kena sinar lampu dalam yang menembus
jendela kaca yang dihiasi tirai tipis. Pemuda itu telah meninggalkan jejak hidup dengan cukup pengabdian pada
perjuangan kemerdekaan. Ia pernah ikut bertempur di daerah Depok, lalu disambungnya dengan mempertahankan
kemerdekaan melawan tentara Sekutu di daerah Bogor dan Sukabumi. Dia pernah mengawal beberapa tokoh politik dari
daerah tersebut ke Yogyakarta, melalui pengalaman yang istimewa menimpa dirinya.
(Royan Revolusi, Ramadhan K.H.)
3. Tema dari penggalan novel tersebut adalah ....
a. Perjuangan merebut kemerdekaan.
b. Perjuangan melawan nafsu dalam diri sendiri.
c. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
d. Perjuangan mempertahankan hak sebagai warga negara.
e. Perjuangan mengawal kemerdekaan.

4. Watak tokoh Idrus dalam penggalan novel tersebut digambarkan melalui ....
a. bentuk fisik tokoh
b. reaksi tokoh terhadap suatu kejadian
c. ucapan tokoh
d. dialog antartokoh
e. analisis langsung pengarangnya.

Bacalah penggalan novel berikut dengan saksama!


Karangsoga adalah sebuah desa di kaki pegunungan vulkanik. Sisa-sisa kegiatan gunung api masih tampak pada
ciri desa itu berupa bukit-bukit berlereng curam, lembah-lembah atau jurang-jurang dalam yang tertutup berbagai jenis
pakis dan paku-pakuan. Tanahnya yang hitam dan berhumus tebal mampu menyimpan air sehingga sungai-sungai kecil
berbatu-batuan dan parit-parit alam gemercik sepanjang tahun.
(Bekisar Merah, Ahmad Tohari)
5. Latar yang digambarkan pada penggalan novel tersebut adalah ....
a. waktu pagi di sebuah kaki Pegunungan Karangsoga
b. kedamaian penduduk di Desa Karangsoga
c. Karangsoga sebuah desa yang gersang dan tandus
d. keadaan fisik Desa Karangsoga
e. Desa Karangsoga yang selalu hujan sepanjang tahun
Bacalah penggalan novel berikut dengan saksama!
“Sebenarnya saya belum berpikir tentang segala macam itu. Saya malu. Saya masih punya suami. Dan hati saya
belum tenang dari kesusahan yang saya bawa dari kampung. Lagi pula, apa betul Pak Han mengharapkan saya? Bu,
saya cuma perempuan dusun yang miskin dan hanya tamat sekolah desa jadi apa yang diharapkan Pak Han dari orang
seperti saya?”
(Bekisar Merah, Ahmad Tohari)
6. Berdasarkan penggalan novel tersebut, tokoh Lasi (saya) berwatak ....
a. baik hati, menerima apa adanya, rendah hati
b. baik hati, peduli sesama, teguh pendirian
c. baik hati, tidak teguh pendirian, pesimis
d. baik hati, dermawan, gengsian
e. lambat berpikir, pemalu, religius

Bacalah penggalan novel berikut dengan saksama!


Eyang Mus yang sering mendapat sebutan santri kuno, mahir memainkan gambang tunggal untuk mengiringi bait-
bait “suluk” yang biasa ditembangkannya dalam irama “sinom” dan “dhandhanggula”. Bagi seorang santri kuno seperti
Eyang Mus, “suluk” yang diantar oleh irama gambang tak lain adalah tangis rindu seorang kawula akan Gustinya; tangis
seorang pengembara yang ingin menyatu kembali dengan asal mula dan tujuan akhir segala yang ada, “sangkan
paraning dumadi”.
(Bekisar Merah, Ahmad Tohari)
7. Nilai budaya yang digambarkan pada penggalan novel tersebut adalah ....
a. gaya Eyang Mus sebagai santri kuno
b. tradisi menembang yang ditujukan kepada Tuhannya
c. memainkan gambang tunggal untuk mengiringi bait-bait “suluk”
d. nembang sinom dengan diiringi gambang tunggal
e. nembang dhandanggula diiringi dengan gambang tunggal

Bacalah penggalan novel berikut dengan saksama!


"Beliau memaksaku untuk menikah dengan gadis itu. Gadis yang sama sekali tak kukenal. Sedihnya, aku tiada
berdaya sama sekali untuk melawannya. Aku tak punya kekuatan apa-apa untuk memberontaknya. Sebab setelah ayah
tiada, bagiku ibu adalah segalanya."
(Pudarnya Pesona Cleopatra, Habiburrahman El Shirazy)

8. Berdasarkan isinya, penggalan novel tersebut merupakan struktur alur pada tahap ....
a. Introduction, paparan
b. Inciting moment, rangsangan
c. Rising action, gawatan
d. Climax, klimaks
e. Catastrophe, selesaian

Bacalah penggalan novel berikut dengan saksama!


Teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 9 dan 10.
Dan dengan mata berkaca-kaca Raihana diam, menunduk, tak lama kemudian ia menangis terisak-isak sambil
memeluk kedua kakiku, "Kalau Mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai isteri kenapa Mas ucapkan akad nikah
itu? Kalau dalam tingkahku melayani Mas masih ada yang tidak berkenan kenapa Mas tidak bilang dan menegurnya.
Kenapa Mas diam saja? Aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan Mas? Aku sangat mencintaimu Mas. Aku
siap mengorbankan nyawa untuk kebahagiaan Mas."
(Pudarnya Pesona Cleopatra, Habiburrahman El Shirazy)

9. Pernyataan yang menunjukkan bahwa Raihana rela berkorban untuk kebahagiaan suaminya adalah....
a. Dan dengan mata berkaca-kaca Raihana diam, menunduk, tak lama kemudian ia menangis terisak-isak sambil
memeluk kedua kakiku,
b. Kalau dalam tingkahku melayani Mas masih ada yang tidak berkenan kenapa Mas tidak bilang dan menegurnya.
c. Aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan Mas?
d. Aku sangat mencintaimu Mas.
e. Aku siap mengorbankan nyawa untuk kebahagiaan Mas.

10. Nilai religi yang digambarkan pada penggalan novel tersebut adalah ....
a. Cinta dan bakti seorang istri terhadap suaminya dengan ikhlas.
b. Kepandaian seorang istri merayu suaminya.
c. Seorang istri yang selalu mengalah kepada suaminya.
d. Seorang istri yang selalu menasihati suaminya.
e. Seorang istri yang selalu membahagiakan sujaminya.
Bacalah penggalan novel berikut dengan saksama!
“Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku sangat pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku sedang merasakan cinta yang membara
pada Raihana, ia telah tiada. Ketika aku ingin menebus semua dosa yang kuperbuat padanya, ia telah meninggalkanku.
Ketika cintaku padanya membuncah-buncah. Rinduku padanya menggelegak-gelegak. Aku sudah terlambat. Dia telah
tiada. Dia telah meninggalkanku untuk selamanya tanpa memberikan kesempatan kepadaku untuk sekedar minta maaf
dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan rasa bersalah tiada terkira.“
(Pudarnya Pesona Cleopatra, Habiburrahman El Shirazy)

11. Nilai moral yang digambarkan pada penggalan novel tersebut adalah ....
a. Menangis karena hatinya pilu ditinggal pergi istri.
b. Jiwanya remuk merasakan cinta kekasihnya telah tiada.
c. Keinginan menebus dosa bila istrinya mau memaafkan atas pengkhianatannya.
d. Ketika cintaku padanya membuncah-buncah, istrinya telah tiada.
e. Penyesalan dan rasa bersalah yang amat dalam seorang suami kepada istrinya yang telah tiada.

Bacalah penggalan novel berikut dengan saksama!


“Yang jelas, pada setiap malam hari-hari yang dianggap keramat oleh orang Jawa. misalnya, malam Selasa Kliwon
atau Jum’at Kliwon, banyak orang pada “kungkum”, berendam di sungai itu. Tentu lagi saya tidak tahu apakah orang-
orang yang pada “kungkum” itu berharap akan kejatuhan wahyu terpilih sebagai Ratu Adil itu.”
(Para Priyayi, Umar Kayam)

12. Nilai budaya yang tidak tersirat pada penggalan novel tersebut adalah ....
a. Masih ada orang Jawa yang mempertahankan mitos.
b. Masih ada orang Jawa yang menganggap keramat malam hari-hari tertentu.
c. Sebagian orang Jawa masih menganggap setiap malam hari sebagai waktu yang keramat.
d. Masih ada orang Jawa yang mengeramatkan malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon.
e. Masih ada orang Jawa yang “kungkum” pada malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon demi mengharapkan wahyu.

Bacalah penggalan roman berikut dengan saksama!


Di kampung Ranah, di kota Padang adalah sebuah rumah kayu, beratapkan seng. Letaknya jauh dari pohon-
pohon kayu yang rindang. Jika ditilik perkakas rumah ini dan susunannya nyatalah rumah ini suatu rumah yang tiada
dipelihara benar-benar, karena sekalian yang ada di dalamnya terlalu tua kotor dan tempatnya tiada teratur dengan baik.
Di serambi muka hanya ada sebuah lampu gantung macam lama yang telah berkarat besi-besinya.
(Siti Nurbaya, Marah Rusli)

13. Unsur intrinsik yang dideskripsikan pada penggalan roman tersebut adalah ....
a. latar waktu
b. latar alat
c. latar suasana
d. latar tempat
e. latar budaya

Bacalah penggalan novel berikut dengan saksama!


Tuti dan Maria dua kakak beradik. Keduanya putri R. Wiriatmaja, bekas wedana di daerah Banten. Meskipun Tuti
dan Maria bersaudara, sifat mereka sangat berbeda, Tuti seorang pendiam, ia selalu berhati-hati dalam bertingkah. Ia
lebih banyak menggunakan akal dan pikiran dari pada perasaan. Sebaliknya Maria gadis yang lincah dan periang mudah
tertawa tapi juga mudah murung. Gadis ini lebih banyak menurutkan perasaannya. Sifat kedua kakak beradik yang
berlainan menyebabkan keduanya sering tidak sependapat.
(Lay ar Terkembang, Sutan Takdir Alisyahbana)
14. Unsur intrinsik yang digambarkan pada penggalan novel tersebut adalah ....
a. latar
b. konflik
c. gaya berceritera
d. penokohan
e. amanat

Bacalah penggalan novel berikut!


Tini lagi berbaring di sofa membaca buku. Kedua belah tangannya memegang buku itu ke atas, supaya terang
kena cahaya lampu dari belakangnya. Kepalanya berbantalkan tiga buah bantal sofa, supaya tinggi, badannya seolah-
olah setengah bersandarkan bantal itu.
Biasanya dia sudah tidur, atau sudah berbaring di tempat tidur, seolah-olah sudah nyenyak, tetapi dia sebenarnya
menunggu-nunggu Kartono pulang.
Sepeninggal nyonya Rusdio tadi dia mengganti pakaiannya menggunakan kimono, lalu baring di sofa, kedua belah
tangannya bersilang di bawah kepalanya, matanya menengadah memandangi loteng.
(Belenggu, Armyn Pane)
15. Latar yang digambarkan pada penggalan novel tersebut adalah ....
a. di kamar tidur
b. di kamar tamu
c. di ruang tunggu
d. di teras rumah
e. di ruang keluarga

Bacalah penggalan novel berikut!


Kubantu Ibu satu “tampah sego gudhangan lawuh gereh sepat” dan kerupuk. Lalu pesuruh kami membawanya ke
masjid di Sekayu, bertemu dengan modin. Dia memanggil beberapa tetangga terdekat. Mereka mengelilingi kenduri kecil-
kecilan itu dan berdoa supaya keluargaku, khususnya suamiku, dikaruniai kekuatan, kesehatan, dan keselamatan. Lalu
dibagikan sampul kecil-kecil berisi selawat, sekadar uang sumbangan buat modin bersama tetangga, juga untuk isi kas
masjid. Modin meminta kami membuang pakain lama suamiku bersama “kembang telon” dengan cara “dilabuh”,
dilemparkannya ke sungai yang mengalir ke laut.
(Dari Fontenay ke Magallianes, Nh. Dini)

16. Unsur ekstrinsik yang ditonjolkan pada penggalan novel tersebut adalah ....
a. Sosial, membagi-bagikan nasi tumpeng dan amplop berisi uang kepada para tetangga yang ikut berdoa di masjid.
b. Budaya, adat (kebiasaan orang Jawa) menggunakan kembang dan sedekah dalam ritual mengirim doa.
c. Religi, berdoa kepada Tuhan untuk memohon kekuatan, kesehatan, dan keselamatan keluarga dan suami.
d. Psikologis, bila mendapatkan permasalahan/ kekalutan hidup, berdoa (mengadu) kepada Tuhan.
e. Moral, menyelesaikan permasalahan tanpa dengan kekerasan.

Bacalah penggalan novel berikut!


Telaga mulai membuka bajunya. Dia hanya menggenakan “kemben”, kain sebatas dada. Seorang pemangku
mengucapkan mantra-mantra. Kaki perempuan tua itu diletakkan pada kepala Telaga, tepat di ubun-ubun. Air dan bunga
menyatu. Kali ini, Telaga merasakan air dan bunga tidak bersahabat dengannya. Air menusuk-nusuk tubuhnya, bunga-
bunga mengorek lebih dalam lukanya. Sebuah upacara harus dilakukan demi ketenangan keluarganya.
(Tarian Bumi, Oka Rusmini)

17. Unsur ekstrinsik yang dominan digambarkan pada penggalan novel tersebut adalah ....
a. nilai sosial
b. nilai budaya
c. nilai keagamaan
d. nilai psikologis
e. nilai moral

Bacalah penggalan novel berikut!


Perempuan senior itu tak habis-habisnya memaki ibu. Kata-kata kasar dan sumpah serapah yang tidak jelas
maknanya selalu meluncur teratur dari bibir tuanya yang selalu terlihat merah. Sebagai perempuan junior, ibu hanya bisa
menunduk. Ibu tak pernah melawan nenek. padahal seringkali kata-kata nenek menghancurkan harga diri ibu sebagai
perempuan.
(Tarian Bumi, Oka Rusmini)

18. Perwatakan tokoh Perempuan Senior dan tokoh Ibu pada penggalan novel tersebut digambarkan melalui ....
a. langsung dianalisis oleh pengarang
b. ucapan tokoh tersebut
c. reaksinya terhadap peristiwa
d. dialog tokoh lain
e. bentuk fisik tokoh tersebut

Bacalah penggalan novel berikut!


Mereka tak dapat berkata, sesuatu apa, hanya Pak Haji saja yang perlahan-lahan membacakan ayat-ayat Qur'an
untuk menenangkan hati Pak Balam dan juga hati mereka semua.
Kemudian Pak Balam tiba-tiba memutar kepalanya dan memandang pada Wak Katok, dan sinar matanya berubah jadi
kencang, kuat, dan keras. Dia berkata dengan suara gurau: "Karena engkaulah Wak Katok, aku harus menebus dosaku
dulu seperti ini..."
(Harimau! Harimau!, Muchtar Lubis)

19. Nilai religi yang tersurat dalam kutipan novel tersebut adalah ....
a. memberikan wasiat sebelum meninggal dunia
b. menebus dosa dengan cara yang tidak baik
c. membaca ayat suci untuk menenangkan hati
d. tidak boleh berkata kenceng dan keras-keras
e. melakukan ibadah ke tanah suci untuk mengakui dosa

Bacalah penggalan novel berikut!


Dia tampak amat canggung dan gamang. Gerak-geriknya serbakikuk sehingga mengundang rasa kasihan.
Kepada komandan, Karman membungkuk berlebihan. Kemudian dia mundur beberapa langkah, lalu berbalik. Kertas-
kertas itu dipegangnya dengan hati-hati, tetapi tangannya bergetar. Karman merasa yakin seluruh dirinya ikut terlipat
bersama surat-surat tanda pembebasannya itu. Bahkan pada saat itu Karman merasa totalitas dirinya tidak semahal apa
yang kini berada dalam genggamannya.
(Kubah, Ahmad Tohari)

20. Berdasarkan penggalan novel tersebut, Karman memiliki watak ....


a. kurang percaya diri
b. penakut
c. sangat pemalu
d. sangat optimis
e. pengecut

Bacalah penggalan novel berikut!


Tidak gampang menemukan kalimat yang pantas untuk melukiskan perasaan Karman ketika ia melihat
pemandangan di dalam sana. Seorang perempuan muda sedang duduk berdoa di atas sajadah yang digelar di lantai.
Rifah masih dalam pakaian sembayang.
Wajah itu dibatasi oleh kain putih yang melingkari wajahnya dengan ketat. Mata itu setengah terpejam. Bibir
kecil itu meruncing di kedua ujungnya, bergerak-gerak menggetarkan doa. Wajah yang damai, alami, nyaris tanpa
ekspresi apa pun. Tetapi ada sepasang intan airmata yang membiaskan sinar lampu di depannya.
(Kubah, Ahmad Tohari)

21. Nilai religi yang tersurat dalam kutipan novel tersebut adalah ....
a. Kebiasaan seorang perempuan salat dengan menggunakan mukena dan sajadah.
b. Berdoa dengan komat-kamit, tanpa mengeluarkan suara.
c. Seorang hamba yang selalu terjaga wudunya terpancar pada airmukanya.
d. Bila seorang hamba berdoa dengan sungguh-sungguh niscaya Allah akan mengabulkan.
e. Seorang hamba yang tengah menjalankan salat dan berdoa kepada Allah.

Bacalah penggalan novel berikut!


Perasaannya seakan meruah, mengisi seluruh sanubarinya. Ia begitu mencintainya. Ia sangat menyayanginya.
Ia tidak akan pernah melukai perasaannya, apalagi hatinya. Ia tidak pernah luput bersyukur kepada Tuhan telah diberi
jodoh perempuan sesempurna Talyda.
(Pintu Terlarang, Sekar Ayu Asmara)
22. Majas penegasan yang digunakan penulis pada penggalan novel tersebut adalah ....
a. pleonasme
b. totum pro parte
c. hiperbola
d. tautologi
e. klimaks

Bacalah penggalan novel berikut!


Malam sedang terang benderang, ketika ia menanyakan perihal hidupnya itu. Bulan seperti keluar dari
sarangnya, lalu menghampiri biliknya. Cahanya demikian pekat padanya, sampai bulan itu terasa menari-nari di
hadapannya. Disapanya bulan dengan mesra, seolah kekasihnya, “Sejak kita berpisah, betapa aku ingin kau datang
kembali padaku. Ternyata kau hanya datang dalam mimpiku. Sungguhkah kau datang, dan mau bersama dengan aku di
dalam bilikku?
(Putri Cina, Sindhunata)
23. Penggalan novel tersebut didominasi dengan penggunaan majas ....
a. hiperbola dan klimaks
b. personifikasi dan hiperbola
c. eufemisme dan metafora
d. simile dan personifikasi
e. metafora dan pleonasme

Bacalah penggalan novel berikut!


Ketika aku berpapasan dengan murid-muridku yang rata-rata sudah beruban dan berjenggot, mereka kemudian
memperlihatkan sikap yang “mundhuk-mundhuk” dengan badan mencoba dibungkukkan sedikit sambil melewatiku.
Ayah menasihatiku untuk jangan suka diperlakukan oleh murid-muridku dengan cara yang aneh seperti itu, kata
ayah, kita ini manusia dan punya kedudukan sama di mata Tuhan, hanya ketakwaan yang akan membedakannya.
(Orang Miskin Dilarang Sekolah, Wiwid Prasetyo)
24. Nilai religi yang terdapat dalam penggalan novel tersebut adalah ....
a. Manusia mempunyai kedudukan yang sama di mata Tuhan, hanya ketakwaan yang membedakannya.
b. Seorang muslim disunatkan untuk memelihara jenggot seperti Rasulullah.
c. Seorang siswa harus bersikap sopan kepada gurunya, membungkukkan badannya bila lewat di depannya.
d. Seorang muslim harus menghormati gurunya sebagaimana dia menghormati kedua orangtuanya.
e. Seorang siswa tidak perlu menghormati gurunya dengan cara membungkkan badan bila lewat di depannya.

Bacalah penggalan novel berikut!


Maka menerima hukuman apapun dari Pak Mustar, Jimbron ikhlas saja. Disuruh berakting, ya, ia berakting sebaik
mungkin, tak ada alasan untuk main-main.
(Sang Pemimpi, Andrea Hirata).
25. Berdasarkan penggalan novel tersebut, Jimbron memiliki watak ....
a. patuh dan pekerja keras
b. ikhlas dan rajin
c. patuh dan ikhlas
d. suka beralasan
e. suka main-main

Cermatilah penggalan novel berikut!


Jantung menggila ini terasa mendadak tak lagi berdenyut mendengar lengking tawa Annelies. Lambat-lambat
kunaikkan pandang padanya. Giginya gemerlapan, nampak, lebih indah dari semua mutiara yang tak pernah kulihat.
Ahoi, philogynik, dalam keadaan begini pun kau masih sempat mengagumi dan memuja kecantikan.
"Mengapa pucat?" tanya Annelies seperti sedang memberi ampun. "Pribumi juga baik," katanya masih tertawa.
Pandang Robert Mellema sekarang tertuju pada adiknya, dan Annelies menantangnya dengan pandang terbuka. Sang
abang menghindari. Permainan sandiwara apakah semua ini ? Robert Suurhof tak bicara sesuatu. Robert Mellema juga
tidak. Apakah dua pemuda itu sedang bermain mata memaksa aku untuk minta maaf? Hanya karena aku tak punya nama
keluarga dan Pribumi pula? Puh! mengapa aku harus melakukannya? Tidak!
"Pribumi juga baik," ulang Annelies bersungguh. "Ibuku juga Pribumi - Pribumi Jawa. Kau tamuku, Minke,"
suaranya mengandung nada memerintah. Baru aku menghembuskan nafas lega.
"Terimakasih."
"Nampaknya kau tak suka pada sepakbola. Aku pun tidak. Mari duduk di tempat lain," ia berdiri menyilakan.
mengulurkan tangan dengan manjanya minta digandeng. Aku berdiri, mengangguk minta maaf pada abangnya dan
Suurhof. Mereka ikuti kami dengan pandang. Annelies menoleh dan meninggalkan senyum maaf pada tamu yang
ditinggalkannya. Ruang tamu luas itu kami lintasi. Terasa olehku, langkahku tidak tetap.
Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer

26. Pernyataan dalam penggalan novel tersebut yang menunjukkan bahwa Annelies tidak membeda-bedakan kebangsaan
tamunya adalah ....
a. "Mengapa pucat?" tanya Annelies seperti sedang memberi ampun.
b. Pandang Robert Mellema sekarang tertuju pada adiknya, dan Annelies menantangnya dengan pandang terbuka.
c. Apakah dua pemuda itu sedang bermain mata memaksa aku untuk minta maaf? Hanya karena aku tak punya nama
keluarga dan Pribumi pula?
d. "Pribumi juga baik," ulang Annelies bersungguh. "Ibuku juga Pribumi - Pribumi Jawa. Kau tamuku, Minke,"
e. "Nampaknya kau tak suka pada sepakbola. Aku pun tidak. Mari duduk di tempat lain," ia berdiri menyilakan.
mengulurkan tangan dengan manjanya minta digandeng.

Bacalah penggalan novel berikut dengan saksama!


Dulu Biyung dengan perilakunya, bukan dengan kata-katanya, selalu mengajari Kabul agar jangan berbuat
sesuatu yang menyebabkan orang lain menderita. Dengan perilakunya juga Biyung mengajari bagaimana membantu
orang lain lepas dari penderitaan.
.......
Orang-Orang Proyek: Ahmad Tohari
27. Niilai sosial yang digambarkan dalam penggalan novel tersebut adalah ....
a. Menolong orang yang membutuhkan
b. Mengingat nasihat orangtua
c. Menahan lapar saat hidup prihatin
d. Menyimpan makanan saat paceklik
e. Menasihati orang yang berbuat salah

Bacalah penggalan novel berikut!


Ndoro Seten, menurut bapak, begitu saja menghadiahi nama kepada embok saya waktu diketahuinya embok hamil
tua, “Nanti kalau anakmu itu laki-laki nama dia Soedarsono,” kata Ndoro Seten. Embok saya terkejut mendengar nama itu.
Sesungguhnya embok ingin memberi nama yang islami (meskipun kami tidak sembahyang) seperti Ngali atau Ngusman.
Bukankah nama bapak saya juga Kasan? Tetapi bapak saya meyakinkan embok untuk menerima saja pemberian nama
itu. Embok masih bimbang, “Jangan-jangan nama itu terlalu berat bagi bayi seorang anak desa. Jangan-jangan jadi
pendek umur anak itu nanti,” begitu kekhawatiran Embok. Tetapi bapak terus membujuk dan meyakinkan embok bahwa
kita tidak perlu khawatir akan mengalami bencana itu, “Wong paringan hadiah priyayi tinggi kok dikhawatirkan,” tutur
bapak.
Para Priyayi karya Umar Kayam
28. Pernyataan yang menunjukkan bahwa watak Embok dalam kutipan novel tersebut peragu (penuh kekhawatiran)
adalah ....
a. Embok saya terkejut mendengar nama itu.
b. Sesungguhnya embok ingin memberi nama yang islami (meskipun kami tidak sembahyang) seperti Ngali atau
Ngusman.
c. Bukankah nama bapak saya juga Kasan?
d. Embok masih bimbang, “Jangan-jangan nama itu terlalu berat bagi bayi seorang anak desa.”
e. “Wong paringan hadiah priyayi tinggi kok dikhawatirkan.”

Bacalah penggalan novel berikut dengan saksama!


“Tidak. Aku hanya tidak senang gunjingan laki-laki yang duduk santai di kedai kopi setiap pagi. Sementara aku
harus kerja keras, kaki-kaki mereka terangkat di kursi. Tubuh mereka hanya tertutup kain yang begitu lusuh. Para laki-
laki itu aku yakin belum mandi. Aneh sekali tingkah mereka. Setiap hari dari pagi sampai siang hanya duduk mengobrol.
Mata mereka begitu liar serta sering menggodaku. Rasanya aku ingin melempar kayu bakar ke mata mereka.”
Tarian Bumi karya Oka Rusmini
29. Nilai budaya yang digambarkan dalam penggalan novel tersebut ....
a. Kebiasaan di warung dengan kaki diangkat di kursi sambil menggunjing wanita.
b. Kebiasaan kaum lelaki nongkrong di warung sambil menggunjing tanpa memikirkan kerja.
c. Kaum lelaki yang tidak mau bekerja dan tak pernah berpakaian rapi.
d. Kebiasaan kaum lelaki yang jorok, tidak pernah mandi dan ganti baju.
e. Kebiasaan kaum lelaki nongkrong di warung sambil menggoda wanita yang lewat.

Cermatilah penggalan novel berikut!


Perahu adalah impian tertinggiku, yang berlayar dalam kepalaku nan penuh pada malam-malam panjang
aku tak bisa tidur, dan kini perahu itu karam sudah. Akan aku kemanakan mukaku di kampung? Aku akan
dicela habis-habisan oleh Eksyen dan kelompoknya.
Getir. Aku menutup wajahku dengan tangan. Perahu Mapangi telah menekukku hingga aku lumpuh. Aku
telah dekat sekali dengan perasaan putus asa. Tiba-tiba, tak tahu dari mana, kudengar suara yang riang
gembira.
“Ikal! Kau bisa membuatnya, percayalah….”
Aku terperanjat, menoleh ke kiri-kanan, tak ada siapa-siapa.
“Bukankah kau selalu bisa membuat apa pun, Boi?”
Lembut, senang, membesarkan hati. Tapi, tak tampak siapa pun bicara.
“Apa susahnya membuat perahu? Geometri terapan, ilmu ukur dasar-dasar saja.”
Aku berkeliling mencari-cari sumber suara yang masih bersembunyi.
“Ada sedikit fisika, biar laju perahunya, tidak susah hitungannya, gampang saja….”
Hatiku mengembang. Suara siapakah itu? Aku penasaran. Sekonyong-konyong satu sosok meloncat ke
atas tumpukan balok di depanku. Ia menggigit ilalang, rambutnya kuning keriting, wajahnya ceria selalu, mata
cerdasnya berkilauan, dan aku berteriak.
“Lintang!!”
Dikutip dari: Andrea Hirata, Maryamah Karprov, Yogyakarta, Bentang Pustaka, 2008
30. Sinopsis yang sesuai dengan isi novel tersebut adalah ….

A. Tokoh Ikal adalah seorang nelayan. Tokoh Ikal merasa malu karena perahunya karam dan tidak dapat
memperbaiki kapalnya. Namun, tokoh Lintang bersedia membantunya membuat kapal.
B. Tokoh Ikal mempunyai perahu yang karam. Tokoh Ikal merasa malu jika tidak mempunyai perahu.
Tiba-tiba datang tokoh Lintang yang menyemangati tokoh ikal membuat perahu.
C. Tokoh Lintang merupakan sahabat tokoh Ikal. Tokoh Lintang meminta tokoh Ikal membantunya
membuat perahu. Tokoh Ikal merasa malu karena tidak dapat membuat perahu.
D. Tokoh Lintang yang telah lama hilang akhirnya menemui tokoh Ikal. Tokoh ikal merasa terkejut dengan
kedatangan tokoh Lintang. Tokoh Lintang akan membantu Tokoh Ikal membuat perahu.
E. Tokoh Ikal seorang yang pemalu. Tokoh Ikal tidak mempunyai keberanian untuk kembali ke
kampungnya. Tokoh Lintang datang untuk menyemangati tokoh Ikal agar kembali ke kampung.
*****

Anda mungkin juga menyukai