Makalah Aik 1
Makalah Aik 1
Makalah Aik 1
AIK 1
THAHARAH
DOSEN PENGAMPU :
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Thaharah............................................................................................... 2
B. Wudhu’................................................................................................. 3
C. Tayammum........................................................................................... 3
D. Hal – hal yang Membatalkan Wudhu dan Tayammum........................ 5
E. Mandi Junub.......................................................................................... 9
F. Syarat dan Ketentuan Mandi Junub......................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah itu bersih dan suci. Untuk menemuinya, manusia harus
terlebih dahulu bersuci atau disucikan. Allah mencintai sesuatu yang
bersih dan suci. Dalam hukum Islam bersuci dan segala seluk beluknya
adalah termasuk bagian ilmu dan amalan yang penting terutama karena
diantaranya syarat-syarat sholat telah ditetapkan bahwa seseorang yang
akan melaksanakan sholat, wajib suci dari hadas dan suci pula badan,
pakaian dan tempatnya dari najis. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak
terlepas dari sesuatu (barang) yang kotor dan najis sehingga thaharah
dijadikan sebagai alat dan cara bagaimana mensucikan diri sendiri agar sah
saat menjalankan ibadah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari thaharah?
2. Apa pengertian dari wudhu’?
3. Apa pengertian dari tayammum?
4. Apa saja hal-hal yang membatalkan wudhu dan tayamum?
5. Apa pengertian dari mandi junub?
6. Apa saja syarat dan ketentuan mandi junub?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari thaharah
2. Untuk mengetahui pengertian dari wudhu’
3. Untuk mengetahui pengertian dari tayammum
4. Untuk mengetahui apa saja hal-hal yang membatalkan wudhu dan
tayamum
5. Untuk mengetahui pengertian mandi junub
6. Untuk mengetahui apa saja syarat dan ketentuan dari mandi junub
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Thaharah
Thaharah berarti kebersihan dan kesucian dari berbagai kotoran
atau bersih dan suci dari kotoran atau najis yang dapat dilihat (najis hissi)
dan najis ma’nawi (yang tidak kelihatan zatnya) seperti aib dan
kemaksiatan. Sedangkan dalam buku yang lain secara etimologi
“thaharah” berarti “kebersihan” ketika dikatakan saya menyucikan pakaian
maka yang dimaksud adalah saya membersihkan pakaian. Dalam buku
Fiqh ibadah secara bahasa ath-thaharah berarti bersih dari kotoran-kotoran,
baik yang kasat mata maupun tidak.
Sedangkan menurut istilah atau terminologi thaharah adalah
menghilangkan hadas, menghilangkan najis, atau melakukan sesuatu yang
semakna atau memiliki bentuk serupa dengan kedua kegiatan tersebut.
Dalam buku yang lain mengatakan bahwa thaharah adalah bersih dari najis
haqiqi yakni khabast atau najis hukmi yakni hadast, devenisi yang dibuat
oleh mazhab maliki dan hambali sama dengan devenisi yang digunkan
oleh ulama mazhab hanafi mereka mengatakan bahwa thaharah adalah
menghilangkan apa yang menghalangi sholat yaitu hadats atau najis
dengan menggunakan air ataupun menghilangkan hukumnya dengan
tanah.
Al-Imam ibnu Qodamah al Maqdisi mengatakan bahwa thaharah
memiliki 4 tahapan yakni :
1. Menyucikan lahir dari hadats, najis-najis, dan kotoran-kotoran.
2. Menyucikan anggota tubuh dari dosa dan kemaksiatan.
3. Menyucikan hati dari akhlak-akhlak tercela dan sifat-sifat buruk.
4. Menyucikan hati dari selain Allah.
Kebersihan lahir ialah bersih dari kotoran dan hadats, kebersihan
dari kotoran, cara menghilangkan dengan menghilangkan kotoran itu pada
tempat ibadah, pakaian yang dipakai pada badan seseorang. Sedangkan
kebersihan dari hadats dilakukan dengan mengambil air wudhu dan mandi.
2
3
Thaharah dari hadats ada tiga macam yakni mandi, wudhu, dan
tayammum. Alat yang digunakan untuk mandi dan wudhu adalah air dan
tanah(debu) untuk tayammum. Dalam hal ini air harus dalam keadaan suci
lagi menyucikan atau di sebut dengan air muthlak sedangkan tanah/debu
harus memenuhi beberapa syarat yang di tentukan.
B. Wudhu’
Menurut bahasa, pengertian wudhu berasal dari kata wadha’ah
yang berarti kebersihan dan baik. Sederhananya pengertian wudhu adalah
salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air. Hal ini berkaitan
dengan seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan
salat. Berwudu bisa pula menggunakan debu yang disebut dengan
tayammum.
Pengertian wudhu merupakan tindakan yang wajib dilakukan oleh
umat Muslim, terumata ketika hendak melakukan ibadah salat, thawaf di
kakbah dan menyentuh Al-Qur’an. Berikut ayat Al-Qur’an yang
mewajibkan seorang Muslim untuk berwudu sebelum hendak melakukan
salat. Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman jika kalian berdiri untuk
(mendirikan) salat maka cucilah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan
kalian hingga ke siku-siku dan basuhlah kepala-kepala kalian den
(cucilah) kaki-kaki kalian hingga kedua mata kaki..." (QS. Al-Maidah
[5]:6)
C. Tayammum
1. Pengertian Tayammum
Tayammum adalah mengusapkan debu ke muka dan kedua tangan
sampai sikut dengan rukun dan syarat tertentu. Tayammum adalah
pengganti wudhu dan mandi sebagai rukhsoh (keringanan) untuk orang
yang tidak dapat menggunakan air karena sebab-sebab sebagai berikut:
a) Tidak adanya air.
4
5. Menyentuh Kemaluan
Menyentuh kemaluan tanpa ada batas, baik itu kemaluan
sendiri atau kemaluan orang lain, adalah hal yang membatalkan
wudhu. Dalam hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban, Rasulullah
SAW bersabda,
Artinya: "Siapa yang membawa tangannya ke
kemaluannya, tanpa ada yang membatasi, maka wajib berwudhu."
(HR Abu Daud, An Nasa'i, dan Tirmidzi)
Perlu dicatat, bagi perempuan yang tidak sengaja
menyentuh kemaluan dengan penghalang, seperti kain atau
sebagainya maka hal itu tidak membatalkan wudhu. Berikut juga
perempuan yang menyentuh kemaluan bayinya.
6. Tertawa Terbahak-bahak
Tertawa terbahak-bahak ketika sholat. Menurut Mazhab
Hanafi, tertawa dalam sholat dapat membatalkan wudhu. Pasalnya,
perbuatan ini bertentangan dengan keadaan sedang bermunajat
kepada Allah SWT.
Namun, masih ada perbedaan pendapat mengenai hal ini.
Ada pendapat yang menyebut hal ini tidak membatalkan wudhu
karena lemahnya dalil yang ada.
Melainkan, ada dalil dari sahabat nabi yang dianggap lebih
kuat derajatnya menyebutkan bahwa orang yang tertawa hanya
perlu mengulangi salat (HR Bukhari). Dalam artian, tidak perlu
mengulangi wudhunya.
7. Makan Daging Unta
Menurut Syaikh Muhammad Al-Utsaimin dalam buku
Syarah Riyadhus Shalihin (Jilid II) memakan daging unta baik
dalam keadaan matang maupun mentah dapat membatalkan wudhu.
Hal ini didasarkan dari sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan
dari Jabir bin Samurah RA berikut. Ia berkata,
8
E. Mandi Junub
Mandi junub adalah mandi wajib yang harus dilakukan untuk
menghilangkan hadas besar. Mandi junub adalah salah satu praktik
penyucian diri yang wajib dilakukan bagi mereka yang dalam keadaan
junub.
Selain itu, mandi junub adalah sesuatu yang juga diwajibkan bagi
wanita yang telah selesai masa haid maupun nifas. Mandi junub adalah
sesuatu yang penting untuk diketahui, karena terkait dengan persoalan
ibadah dalam agama Islam.
Hal itu terkait dengan sejumlah syarat sah ibadah yang mewajibkan
seseorang harus dalam keadaan suci dari hadas besar maupun hadas kecil.
Dengan kata lain, orang yang dalam keadaan junub dilarang melaksanakan
sholat, berdiam diri atau duduk di masjid, thawaf atau mengelilingi
Ka'bah, melafalkan ayat Alquran dan menyentuh mushaf.
10
13
14
B. Saran
Setelah penulis mencoba sedikit menguraikan hal – hal mengenai
thaharah, penulis berharap semoga dapat diterima dan dipahami oleh para
pembaca. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan
kesadaran baik bagi penulis sendiri ataupun para pembaca tentang betapa
pentingnya thahara dalam kehidupan sehari – hari. Karena segala amal
sesuatu didahului dengan thaharah, baik thaharah secara fisik mauapun
secara batin.
DAFTAR PUSTAKA
Husnul, A. (2021, November 13). Pengertian Wudhu, Rukun, dan Tata Caranya
Sesuai Sunah. Retrieved from LIPUTAN6:
https://www.liputan6.com/hot/read/4709911/pengertian-wudhu-rukun-dan-
tata-caranya-sesuai-sunah
Indonesia, t. C. (2022, Juni 09). Pengertian dan Macama-macam Thaharah dalam
Islam. Retrieved from CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220607142004-289-
805857/pengertian-dan-macam-macam-thaharah-dalam-islam
Tomi, S. (2022, November 30). Sama Seperti Wudhu, Begini Cara dan Hal yang
Membatalkan Tayamum. Retrieved from krjogja.com:
https://www.krjogja.com/berita-lokal/read/483012/sama-seperti-wudhu-
begini-cara-dan-hal-yang-membatalkan-tayamum
15