Makalah Wudhu Tayamum Dan Mandi Besar
Makalah Wudhu Tayamum Dan Mandi Besar
Makalah Wudhu Tayamum Dan Mandi Besar
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqih
Dosen pengampu :
Disusun oleh:
Kelompok 4
1
Kata Pengantar
Piji syukur kehadirat tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-nya terutama nikmat sehat jasmani maupun rohani sehingga kita dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Wudhu, Tayamum dan Mandi Besar. Dan
sholawat serta salam kita sampaikan kepada nabi muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Wudhu...................................................................................................5
B. Tayamum..............................................................................................7
C. Mandi Besar..........................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bersuci hukumnya wajib, bersuci itu sendiri terbagi menjadi 2, yaitu
bersuci batin (mensucikan diri dari dosa dan maksiat) dan lahir (bersih dari
kotoran dan hadast). Kebersihan dari kotoran cara menghilangkan dengan
menghilangkan dengan menghilangkan kotoran itu pada tempat ibadah, pakaian
yang dipakai, dan pada badan seseorang. Sedangkan kebersihan hadast dilakukan
dengan kebersihan dari hadas dilakukan dengan mengambil wudhu, bertayamum,
dan mandi.
Dari masing-masing cara bersuci tersebut, memiliki ketentuan-ketentuan
yang harus diketahui dan ditaati. Namun kenyataanya, banyak di antara kita yang
memiliki banyak kekurangan tentang ketentuan-ketentuan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud wudhu?
2. Apa syarat sahnya wudhu, rukun dan sunah wudhu dan hal-hal yang
membatalkan wudhu?
3. Apa yang dimaksud dengan tayamum?
4. Apa syarat sahnya tayamum, rukun, dan sunah tayamum dan hal-hal yang
membatalkan tayamum dan hukum melihat air bagi orang yang
bertayamum?
5. Apa yang di maksud mandi?
6. Bagaimana alasan diwajibkan mandi, rukun, sunah-sunah mandi?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi wudhu, rukun, sunnah, hal-hal yang menghendaki
wudhu
2. Mengetahui ketentuan-ketentuan bertayamum.
3. Untuk mengetahui bagaiman alasan mandi, rukun,dan sunah-sunah mandi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Wudhu
Dalam istilah lughah (bahasa), wudhu berarti bersih atau indah. Sedangkan
menurut syara’ adalah bersuci dari hadast kecil menggunakan air dengan cara
membasuh bagian-bagian tertentu menurut syariat islam. Berwudhu adalah
kewajiban bagi orang-orang yang akan melakukan ibadah sholat, tawaf. Sebab
wudhu adalah salah satu dari syarat sahnya sholat, dan tidak sah ibadah seseorang
jika dilakukan tanpa berwudhu terlebih dahulu. Allah SWT telah menerangkan
tentang wudhu dalam surat al-Maidah ayat 6:
“Hai orang-orang beriman apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basulah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.”
1. Kewajiban Berwudhu
Wudhu merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah.
Kewajiban tersebut sudah di tetapkan melalui tiga dalil, yaitu :
Dalil pertama adalah ayat al-quran. Dimana allah SWT telah
berfirman: “wahai orang-orang yang beriman. Apabila kalian hendak
mengerjakan sholat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke
siku. Kemudian sapulah kepala kalian dan basulah kaki kalian sampai
pada kedua mata kaki”. (Al-Maidah:6).
Yang yang kedua adalah hadist rosulullah yang di riwayatkan oleh
abu hurairah RA. Dimana nabi SAW pernah bersabda : ”Allah tidak
akan menerima sholat seseorang diantara kalian apabila berhadast,
sehingga ia berwudhu”(H.Ral-Bukhari, muslim, abu daud dan at-
Tirmidzi).
Dalil yang ketiga Ijma ulama. Ijma ulama menetapkan kewajiban
wudhu dari sejak masa rosulullah SAW sampai sekarang ini hingga hari
akhir.
1
Muhyiddin Abdusshomad, Fiqh Tradisionalis, ( Malang : Pustaka Bayan, 2014 ) hal. 71.
5
3. Rukun wudhu
a. Niat
b. Membasuh muka: yaitu dengan mengalirkan air padanya karena
tujuan membasuh itu adalah mengalirkan air dan tidak cukup dengan
mengusap saja. Batas muka yang wajibuntuk dibasuh adalah mulai
dari puncak kening ke tulamg dagu bagian bawah, dan yang ada di
antara telinga kiri dan telinga kanan.
c. Membasuh kedua tangan sampai siku.
d. Menyapu kepala: dalam hal ini cukup untuk menyapunya saja dan
tidak sampai mengalirkan air.
e. Membasuh kedua kaki sampai pada mata kaki.
f. Tertib: yakni melakukan rangkaian-rangkaian wudhu tanpa yang
terdebut dia atas secara berurutan mulai dari niat sampai akhir
membasuh kedua kaki.
4. Sunnah wudhu
a. Membaca “basmalah”.
b. Bersiwak atau menggosok gigi.
c. Mencuci kedua telapak tangan ketka hendak memulai berwudhu.
d. Berkumur-kuur dan istinsak (memasukan air kedalam hidung
kemudian mengeluarkannya) sebanyak 3x.
e. Menyela-nyela jenggot.
f. Menyilang-nyilang jari-jari.
g. Menyapu kedua telinga.
h. Membasuh anggota wudhu 3x
i. Sederhana, yakni tidak boros dalam menggunakan air pada waktu
berwudhu, sekalipun air itu di ambil dari laut.
6
B. Tayamum
Menurut pengertian lughowi (bahasa), tanyammum adalah “menyengaja”.
Sedangkan menurut syara’ adalah :bersuci dari hadas kecil atau besar dengan
mengusao tanah (debu) ke muka dan tangan sebagai pengganti air karena alasan
tertentu yang ditetapkan oleh syariat.”
“tayammum adalah keringanan yang diberikan kepada orang-orang yang
tidak mendapatkan air, atau untuk orang yang tidak bisa menggunakan air karena
udzur (halangan) tertentu yang bisa membahayakannya jika ia menggunakan air.
Adapun udzur yang di bolehkan untuk bertayammum adalah:
2. Rukun tayamum
a. Niat. Orang yang akan melakukan tayammum hendaklah terlebih
dahulu mengawali dengan niat untuk mengerjakan shalat dan
sebagainya, dan tidak hanya sekedar untuk menghilangkan hadast
semata.
b. Mengusap muka dengan telapak tangan.
c. Mengusap kedua punggung telapak tangan hingga ke pergelangan.
d. Tertib. Yakni mendahulukan muka dari tangan.
3. Sunnah tayamum
a. Membaca basmalah sebelum tayammum. Ini berdasarkan hadist
mengenai wudhu, karena tayammum merupakan pegganti wudhu.
b. Menipiskan debu dengan meniupnya pada dua telapak tangan.
c. Membaca doa setelah selesai bertayammum selayaknya orang
berwudhu.
7
sebelum sholat, maka batallah tayamumnya, dan ia wajib wudhu
dan kemudian sholat.
C. Mandi Besar
Orang yang terkena hadast besar diwajibkan untuk mandi. Namun, mandi
yang di lakukan adalah untuk menyucikan diri dari hadast besar, tidak seperti
mandi yang biasa di lakukan setiap hari. Oleh karena itu, mandi yang di
maksudkan oleh syariat islam adalah ” bersuci dengan menyiramkan air keseluruh
tubuh mulai dari ujung rambut hingga kaki menurut syara’ dengan niat ikhlas
karena Allah SWT untuk menyucikan dirinya dari hadast besar. Mandi wajib ini
disebut juga dengan mandi janabat, yakni mandi yang khususnya diwajibkan bial
seseorang berhadast besar atau junub.
2
M. Khalilurrahman al-Mahfani, Buku Pintar Shalat ( Jakarta : Wahyu Media, 2007 ), hal. 28
8
a. Keluar mani yang disertai syahwat baik pada waktu tidur ataupun
tidak, baik laki-laki maupun wanita. Ada pengecualian tentang
keluarnya mani ini sebagai berikut:
- Bila mani itu keluar tanpa syahwat, tetapi karena hawa dingin
atau karena sakit, maka tidak wajib mandi.
- Bila seseorang bermimpi tetapi ia tidak menemukan mani, maka
tidak wajib mandi.
- Bila seseorang merasakan hendak keluar mani lalu menahannya
hingga tidak jadi keluar, maka tidak wajib mandi. Akan tetapi,
jika setelah itu keluar, maka diwajibkan mandi.
b. Hubungan kelamin (jima’), walau tidak mengeluarkan mani
c. Terhentinya haid dan nifas
d. Mati. Bila seseorang telah mencapai ajalnya, maka wajib di
mandikan.
e. Orang kafir yang masuk islam.
2. Rukun mandi
Mandi yang dilakukan untuk menyucikan hadast besar harus terpenuhi
rukun-rukun yang telah ditentukan oelh syariat islam yakni :
a. Niat, yakni berniat hendak mandi karena Allah semata untuk
menghilangkan hadast.
3. Sunnah-sunnah mandi
Suatu perbuatan akan lebih baik dan afdhal jika memerhatikan contoh-
contoh yang diajarkan oleh Rosulullah SAW. Demikian pula halnya
dengan mandi janabat, akan lebih baik jika memerhatikan sunnah-
sunnahnya yakni:
a. Dimulai dengan membaca “ basmallah”
b. Mencuci tangan sebanyak 3x
c. Membasuh kemaluan
d. Berwudhu secara sempurna seperti wudhu untuk shalat, namun
dapat menangguhkan membasuh kedua kaki.
e. Menuangkan air diatas kepala sebanyak 3x seambil menyela
rambut agar air sampai ke pangkal rambut.
f. Mengalirkan keseluruh tubuh dengan di awali sebelah kanan lalu
sebelah kiri, tanpa mengabaikan dua ketiak, bagian dalam
9
telingan, pusat, jari-jari kaki, serta menggosok anggota tubuh yang
dapat di gosok.
g. Bagi wanita haid atau nifas disunanhkan untuk memngambil kapas
dan membubuhkan minyak wangi lalu menggosokannya pada
bekas darah agar menjadi harum dan bau tidak sedapnya
menghilang.
3
Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqih Wanita, ( Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2008 ), hal.96.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam istilah lughah (bahasa), wudhu berarti bersih atau indah. Sedangkan
menurut syara’ adalah bersuci dari hadast kecil menggunakan air dengan cara
membasuh bagian-bagian tertentu menurut syariat islam.
Sudah di jelaskan dalam makalah syarat sahnya wudhu, rukun dan sunah
wudhu dan hal-hal yang membatalkan wudhu.
Menurut pengertian lughowi (bahasa), tanyammum adalah “menyengaja”.
Sedangkan menurut syara’ adalah :bersuci dari hadas kecil atau besar dengan
mengusao tanah (debu) ke muka dan tangan sebagai pengganti air karena alasan
tertentu yang ditetapkan oleh syariat.
Syarat sahnya tayamum, rukun, dan sunah tayamum dan hal-hal yang
membatalkan tayamum dan hukum melihat air bagi orang yang bertayamum
sudah terdapat pembahasan di dalam makalah.
Mandi yang di maksudkan oleh syariat islam adalah ” bersuci dengan
menyiramkan air keseluruh tubuh mulai dari ujung rambut hingga kaki menurut
syara’ dengan niat ikhlas karena Allah SWT untuk menyucikan dirinya dari
hadast besar.
Alasan diwajibkan mandi, rukun, sunah-sunah mandi didalam makalah
sudah di jelaskan mengenai perkara di atas.
11
DAFTAR PUSTAKA
12